Ilmu Pedang Pengejar Roh - Mo...

由 JadeLiong

54.5K 921 5

Novel karya Mong Long ini cukup unik, alur ceritanya rasanya belum pernah cayhe temui dalam cinkeng lain. Pa... 更多

Jilid 1
Jilid 2
Jilid 3
Jilid 4
Jilid 5
Jilid 6
Jilid 7
Jilid 8
Jilid 10
Jilid 11
Jilid 12
Jilid 13
Jilid 14
Jilid 15
Jilid 16
Jilid 17
Jilid 18
Jilid 19
Jilid 20
Jilid 21
Jilid 22
Jilid 23
Jilid 24
Jilid 25
Jilid 26
Jilid 27
Jilid 28
Jilid 29
Jilid 30
Jilid 31
Jilid 32
Jilid 33
Jilid 34
Jilid 35
Jilid 36
Jilid 37
Jilid 38
Jilid 39
Jilid 40
Jilid 41
Jilid 42
Jilid 43
Jilid 44
Jilid 45
Jilid 46
Jilid 47
Jilid 48
Jilid 49
Jilid 50
Jilid 51
Jilid 52
Jilid 53
Jilid 54
Jilid 55 (TAMAT)

Jilid 9

1.5K 20 0
由 JadeLiong

Pengurus Wisma Bai-ma Zheng Yu sekarang terpaksa harus menunjukkan jati diri yang sebenarnya, nama sebenarnya adalah Shen Yu.

Orang-orang di dunia persilatan menjulukinya dengan sebutan si Sempoa Dewa. Dia bersama dengan si Tangan Racun Guan Yin Shu Yu-zhu adalah murid Yin Shan Lao Mo.

Sewaktu masih di perguruan, mereka sudah saling mencintai. Karena Lao Mo Mu Rong Kai juga ingin memiliki Shu Yu-zhu, maka mereka berdua melarikan diri dari perguruan dan bersembunyi di tempat terpencil.

Karena takut Yin Shan Lao Mo mengejarnya, maka dia menyembunyikan dirinya di dalam kelompok pedagang kemudian berdagang untuk mencari nafkah.

Entah dari mana, Mu Rong Kai bisa mengetahui keberadaan Shen Yu. Dia menyuruh Yin-shan Wu-mo mencegat dan membunuhnya, tapi saat itu dia bertemu dengan Lu Yi-feng....

Untuk menghindari bencana, dia mengganti namanya menjadi Zheng Yu dan berlindung di bawah perlindungan Lu Yi-feng.

Begitu melihat harta benda Lu Yi-feng begitu banyak, timbul nafsunya ingin memiliki semuanya, dia juga memaksa menikahi adik angkat Shu Yu-zhu yaitu LU Siu Yan, demi harta benda dia rela mengorbankan Shu Yu-zhu supaya menjadi istri muda Lu Yi-feng.

Tapi ilmu silat Lu Yi-feng sangat tinggi, ketiga putra dan kedua muridnya juga bukan pesilat biasa. Dalam jangka pendek dia tidak bisa melaksanakan rencananya.

Hari demi hari dia lalui sambil menunggu waktu yang tepat. Untung Lu Yi-feng kecanduan berlatih ilmu silat, dia tidak begitu mementingkan hubungan suami istri, karena itu Shu Yu-zhu dan Zheng Yu sering bertemu juga sering berhubungan intim.

Semenjak Yin Shan Lao Mo Mu Rong Kai meninggal, Shen Yu bersekongkol dengan Dewa Kematian Enam Jari, Guo Shi Luo, sedikit demi sedikit mereka memangkas sayap Lu Yi-feng. Walaupun tidak sulit, tapi membutuhkan waktu sepuluh tahun lebih.

Lama-lama dia takut Lu Xiu Yan membuka kedoknya, hal ini menjadi peringatan kepadanya bahwa dia harus bergerak dengan cepat membereskan Lu Yi-feng.

Secara kebetulan Yin-shan Wu-mo begitu lancar membunuh putra dan murid Lu Yi-feng, membuat Shen Yu merasa tidak ada penghalang lagi....

= oo OO oo =

Sebetulnya dengan ilmu Zhui Hun Duo Ming-jian, dalam beberapa jurus Ma Zao-ling bisa mengambil nyawa Shu Yu-zhu, tapi dia berpendapat, walau bagaimanapun Shu Yu-zhu adalah ibu dari Lu Yue-juan, dia tidak tega untuk membunuhnya....

Setelah dia berpikir seperti itu dia hanya menendang. Menendang Shu Yu-zhu sehingga jatuh beberapa meter. Karena tendangannya mengenai urat nadi kaki, begitu Shu Yu-zhu terjatuh, dia tidak bisa segera bangun.

Di luar sudah terdengar sangat kacau dan ramai kemudian bercampur dengan suara siulan yang aneh.

Kemudian para penjaga rumah berdatangan. Mereka melihat nona mereka berkelahi dengan pengurus wisma yang masih mengenakan baju yang tidak rapi. Mereka terpaku, tidak ada yang berani maju dan bergerak.

Begitu suara siulan aneh itu berhenti, si Enam Jari, Guo Shi Luo sudah membawa Yu Wen-bing dan Yu Wen Huan masuk ke kamar.

Begitu mereka mendengar nama Ma Zao-ling, mereka sama sekali tidak berani mendekat. Mereka bersama-sama mendekati Lu Yue-juan.

Guo Shi Luo membentak, "Kakak, gadis ini biar kami yang menghadapi."

Shen Yu melihat Shu Yu-zhu terluka, dia ingin menolong tapi Lu Yue-juan mengira Shen Yu ingin membunuh ibunya, dia segera mengayunkan pedang, sasarannya adalah jalan darah yang mematikan.

Tangan Yu Wen Huan yang berhasil dilukai oleh Lu Yue-juan, sampai sekarang belum sembuh. Sekarang saat dia bertemu kembali dengan Lu Yue-juan, dia merasa sangat marah. Dengan gerakan cepat dia menyerang ke pinggang dan pundak Lu Yue-juan dengan kaitnya.

Karena Lu Yue-juan sedang bertarung dengan Shen Yu, dia tidak melindungi posisinya dari serangan arah lain. Kait yang bergerak sudah membawa hembusan angin kencang kemudian menyerang Lu Yue-juan.

Shen Yu berteriak, "Jangan melukai putriku!"

Suara Shen Yu belum selesai, sudah mendengar suara teriakan yang keras dan darah langsung bermuncratan.

Sebilah pedang panjang sudah masuk ke pundak kiri Yu Wen Huan dan keluar dari pundak kanannya. Tubuh Yu Wen Huan yang besar pun terjatuh.

Ternyata Ma Zao-ling melihat musuh begitu banyak dan pihaknya berjumlah sedikit.

Guo Shi Luo dan yang lainnya sudah tidak mau menurut aturan dunia persilatan lagi. Mereka berramai-ramai mengepung adik seperguruan. Dia marah dan mengeluarkan serangan ganas. Yu Wen Huan pun segera mati di bawah pedangnya.

Begitu Yu Wen Huan mati, Ma Zao-ling membawa pedang yang bernoda darah itu dan mulai menyerang Guo Shi Luo.

Perubahan yang terjadi begitu cepat seperti kilat, membuat orang menjadi kaget dan berdiri dalam keadaan bengong.

Shen Yu pun kaget hingga terpaku. Lu Yue-juan mengambil kesempatan ini, dia terus menyerang Shen Yu. Dengan jurus Tabib Bodoh Berobat, dia menyerang Shen Yu.

Shen Yu tahu bagaimana kelihaian jurus ini. Dia mundur beberapa langkah tapi tidak disangka Lu Yue-juan mengganti jurusnya dengan jurus Dewa Kematian Melempar Pena. Dia melepaskan pedangnya seperti senjata rahasia.

Karena tidak sempat menghindar lagi pundak kiri Shen Yu akhirnya terkena tusukan pedang dan darah pun bermuncratan.

Shen Yu marah dan berkata, "Anak durhaka, kau berani melukai ayah kandungmu?"

Begitu Lu Yue-juan mendengar Shen Yu mengatakan bahwa dia adalah ayahnya, Lu Yue-juan bertambah marah lagi. Tapi pedang sudah dilepaskan olehnya. Dengan tangan kosong benar-benar sulit menahan serangan Shen Yu. Lu Yue-juan terdesak mundur.

Ma Zao-ling melihat keadaan seperti itu, dengan cepat dia berlari kesisi Lu Yue-juan dan berkata, "Adik, sambutlah pedang ini!"

Pedang itu adalah pedang pusaka Yu-quan-guan. Memotong besi seperti memotong tanah. Karena Biksu Yuan Chen sudah memerintahkan Ma Zao-ling agar membantu Wisma Bai-ma, maka pedang ini dipinjamkan kepadanya.

Sekarang tangan Lu Yue-juan telah memegang pedang pusaka Yu-quan-guan, seperti seekor harimau yang bertambah dua buah sayap. Dia bertarung lagi dengan Shen Yu.

Walapun Shen Yu bersembunyi di Wisma Bai-ma cukup lama dan dia secara sembunyi-sembunyi memelajari ilmu Zhui Hun Duo Ming Jin Fa, tapi dia tidak benar-benar seluruhnya paham, sekarang saat ini dia sudah terluka. Karena itu dia hanya bisa bertarung secara seimbang dengan Lu Yue-juan.

Ma Zao-ling yang sudah memberikan pedang kepada Lu Yue-juan. Dia berjalan mengelilingi bangunan, kemudian dari salah seorang penjaga rumah yang tampak masih terbengong-bengong, dia mengambil sebilah pedang. Dengan jurus Lima Setan Melempar Garpu, pedangnya sudah meluncur keluar.

Yu Wen-bing yang sedang membereskan mayat adiknya tiba-tiba mendengar suara senjata yang tertiup angin dan tampak kilauan putih seperti petir datang kearahnya. Rohnya merasa melayang, nyawanya terancam sekali.

Untung Guo Shi Luo yang sejak tadi mengawasi keadaan itu sama sekali tidak bisa mengambil keuntungan. Dia juga tidak bisa ikut bertarung, dia berada disisi mayat Yu Wen Huan.

Dia melihat pedang melayang ke arah mereka, segera dia mengayunkan pedang menyapu pedang itu hingga terjatuh.

Segera dia berteriak, "Pendekar Ma, kami mengaku kalah. Harap Pendekar Ma mau melepaskan kami!"

Sebenarnya Ma Zao-ling juga tidak ingin membunuh, tapi dia juga takut bila Lu Yue-juan dirugikan.

Sekarang setelah mendengar kata-kata Guo Shi Luo, dia segera menjawab, "Kalau begitu, kalian pergilah!"

Guo Shi Luo berterima kasih. Kemudian dia bersama dengan Yu Wen Huan pergi membawa mayat Yu Wen-bing.

Walaupun Shu Yu-zhu sudah terluka, tapi dia sangat sadar. Melihat keadaan yang terjadi disana, dia tahu bila mereka terus bertarung Shen Yu akan terbunuh.

Dia sudah tidak ingat dengan rasa malu lagi, dengan sekuat tenaga dia berteriak, "Anak Juan, jangan bertarung lagi! Dia adalah ayah kandungmu!"

Awalnya Ma Zao-ling hanya curiga. Sekarang begitu terbukti, dia malah tidak tahu apa yang harus dilakukan olehnya.

Lu Yue-juan juga bengong, dia berhenti menyerang, dia berpikir, "Ibu tidak tahu malu ayah baru saja meninggal, dia sudah berani mencintai orang lain, mungkin ini hanya untuk melindungi orang jahat ini."

Dia melihat Shen Yu hanya terpaku diam di tempat. Lu Yue-juan bertambah marah lagi, dia langsung menusuk ke dada Shen Yu.

Karena Shen Yu tidak konsentrasi, melihat Lu Yue-juan menusuk ke arahnya dengan pedang, dia hanya menahan dengan pedang. Dia lupa bahwa bahwa pedang yang dipegang oleh Lu Yue-juan adalah pedang pusaka.

Begitu kedua pedang itu beradu, pedang yang dipegang pun terputus dan potongannya jatuh, terlihat pedang yang berkilau lagi sudah menusuk ke dada Shen Yu, darah pun mengalir dari dada Shen Yu.

Shen Yu menahan rasa sakit, dengan sedih dia berkata, "Anak Juan, aku.... bersalah kepadamu, kau.... sudah.... membunuhku...."

Dia roboh kemudian mati.

Shu Yu-zhu melihat Lu Yue-juan sudah membunuh Shen Yu. Dia terpaku kemudian menangis sejadi-jadinya.

"dosa, benar-benar dosa. Walaupun dia bersalah, tapi dia tetap ayah kandungmu.... kau, mengapa kau membunuh dia!" Dia menangis sambil mendekati Lu Yue-juan dan berteriak, "Sekalian bunuh juga aku!"

Lu Yue-juan melihat keadaan itu dengan diam terpaku, akhirnya dia percaya bahwa Shen Yu benar-benar ayah kandungnya, tapi dia juga malu dengan kelakuan ibunya, apalagi saat ini disana ada Ma Zao-ling dan pelayan-pelayan Wisma Bai-ma, dia merasa lebih malu lagi.

Dia menangis dan berkata, "Jelaskan apa yang telah terjadi sebenarnya!"

Ma Zao-ling melihat keadaan disana, dia menyuruh pelayan-pelayan itu keluar dari kamar.

Dengan terpatah-patah Shu Yu-zhu menceritakan semuanya. Karena Shen Yu menginginkan harta benda Wisma Bai-ma, pada waktu dia sudah menjadi pengurus wisma, dia menjadikan Shu Yu-zhu yang pada waktu itu sedang hamil muda menjadi istri Lu....

Belum habis ceritanya, Lu Yue-juan sudah marah membentak, "Kenapa kalian bisa melakukan perbuatan yang rendah seperti ini...."

Lu Yue-juan sedih dan menangis sejadi-jadinya.

Shu Yu-zhu melihat putrinya yang tidak mau memaafkan ibunya, dengan putus asa dia hanya bisa menangis, "Lebih baik aku mati saja!"

Dia mengangkat tangannya dan memukul ke arah kepalanya kemudian roboh.

Lu Yue-juan terkejut. Dia tahu karena malu ibunya bunuh diri. Dengan menangis dia berkata, "Kalian semua harus mati, mati di tanganku, aku yang membunuh ayah kandung juga membuat ibuku bunuh diri. Aku malu hidup di dunia ini. Ibu, kau jangan cepat pergi, tunggulah putrimu ini...."

Kedua matanya dipejamkan, pedang sudah mendekat kepada lehernya.

Tapi pada waktu itu juga ada bayangan yang bergerak cepat seperti burung masuk lewat jendela. Suatu tenaga seperti angin besar sudah mendorong tangannya. Pedang panjang itu pun terjatuh kelantai.

Dalam hembusan angin yang kencang itu, Lu Yue-juan terdorong mundur beberapa langkah dan hampir terjatuh. Dia membalikkan badannya untuk melihat, Ma Zao-ling sudah berada disisinya.

Lu Yue-juan marah, "Kau, kau kenapa....?"

Dengan santai Ma Zao-ling menjawab, "Tidak apa-apa, kau satu perguruan denganku, melihat keadaanmu seperti ini, sudah tentu aku harus menolongmu."

"Ini adalah urusanku, aku tidak mau kau ikut campur!"

Kata Ma Zao-ling, "Aku memang tidak mau ikut campur urusan keluargamu, hanya tolong jelaskan kepadaku mengapa kau harus bunuh diri?"

"Apakah kau benar-benar tidak tahu, mereka adalah ayah dan ibu kandungku? Sekarang mereka sudah mati di tanganku, apakah aku masih berharga hidup didunia ini?"

Kata Ma Zao-ling, "Itu adalah jalan yang sudah mereka pilih, bukan kesalahanmu...."

Tiba-tiba Ma Zao-ling mencium bau benda terbakar, dia berlari ke arah jendela untuk melihat keadaan diluar. Ternyata wisma sudah terbakar di beberapa tempat.

Ma Zao-ling terkejut. Dia tahu ini adalah ulah orang-orang yang sengaja membakar. Ini bukan hal yang baik.

Dia berteriak, "Adik, wisma sudah terbakar, mari kita pergi dari sini!"

Lu Yue-juan mendengarnya, dia tertawa terbahak-bahak. Suara tawanya terdengar sedih dan dia berkata, "Bakar saja! Bakar, habiskan semuanya, habiskan semua kotoran dan dosa ini!"

Ma Zao-ling tahu bagaimana pukulan batin ini terhadap perasaan Lu Yue-juan yang terlalu berat. Dia tidak akan pergi meninggalkan tempat ini.

Ma Zao-ling sedikit ragu, kemudian menotok Lu Yue-juan dan dengan cepat dia sudah menenteng Lu Yue-juan meninggalkan tempat ini keluar melewati jendela.

Sekeliling bangunan sudah habis terbakar, bau asap menusuk hidung. Keadaan ini sangat buruk dan berbahaya.

Ma Zao-ling dengan ilmu meringankan tubuhnya yang paling cepat, dia tidak memperhatikan ke arah pelayan-pelayan yang sedang ribut disana. Hanya dalam waktu singkat mereka sudah berada diluar wisma.

Begitu Ma Zao-ling menggendong Lu Yue-juan keluar dari lautan api, ada seseorang yang turun dari dinding wisma yang tinggi itu. Dia seperti setan lari ke gunung kecil itu, kakinya sedikit pincang tapi larinya sangat cepat.

Di depan adalah bentangan hutan. Dia menghentikan langkahnya dan membalikkan badan untuk melihat. Wisma Bai-ma sudah menjadi lautan api. Wajahnya tersenyum, senyum puas, dia adalah Chu Zheng.

Di sisi hutan terlihat ada dua ekor kuda yang terikat. Di sisi kuda berdiri seorang anak.

Melihat Chu Zheng, dia tertawa dan berkata, "Paman Chu, api membakar bangunan dengan sangat baik."

Wajah Chu Zheng sangat senang, dia berkata, "Didalam wisma terdengar sangat kacau, aku juga tidak tahu apa yang sudah terjadi disana. Keadaan seperti itulah kesempatan untukku membakar. Sepertinya tidak ada yang bisa mematikan api. Wisma Bai-ma akan musnah di dunia persilatan."

Anak itu tak lain adalah Shen Zhong-yuan. Dia tertawa dan berkata, "Sudah terbakar semuanya! Paman Chu kita pergi!"

Walaupun merasa sedih sehingga Lu Yue-juan sampai ingin bunuh diri, tapi begitu dia melihat sendiri lautan api yang membakar wisma Bai-ma, dia tetap merasa kaget.

Begitu dia digendong oleh Ma Zao-ling, tangannya dilemaskan. Ketika totokannya mulai terbuka, dia ingin melepaskan diri dari gendongannya. Tapi dia juga kaget karena disana banyak asap. Dia merasa lemas di dalam gendongan di punggung Ma Zao-ling.

Mereka bisa lepas dari lautan api, bau asap sudah tidak tercium tapi tiba-tiba dia mencium bau yang lainnya.

Bau seperti ini belum pernah dia rasakan sebelumnya, karena itu dia merasa aneh. Bau ini bisa membuat hati bergetar juga sangat aneh terasa dihidungnya. Bau ini terasa enak dicium, dan bau ini juga sangat menggoda.

Dia menarik nafas panjang untuk mencium bau ini, semua benar-benar membuat hatinya bergetar, bersamaan dengan itu wajah dia sudah memerah. Karena dia tahu bahwa bau itu berasal dari tubuh Ma Zao-ling.

Mungkin yang biasa tertulis di dalam buku-buku, bau itu adalah bau khas seorang laki-laki.

Pikiran Lu Yue-juan memberitahu kepada dia agar dengan cepat menjauhkan diri dari bau ini, tapi dia juga tidak rela meninggalkan bau ini.

Tapi begitu dia menenangkan pikirannya, dia berkata, "Kakak Ma, biarkan aku turun." Suaranya terdengar malu.

Ma Zao-ling berhenti melangkah dan menurunkannya. Dia berkata, "Adik, tadi sungguh sangat berbahaya."

Bau yang menggoda itu segera menghilang.

Lu Yue-juan mulai merasa sedih lagi, dia berkata, "Ayah dan ibu sudah meninggal, wisma sudah terbakar habis, aku.... aku tidak tahu harus bagaimana sekarang?" Air mata Lu Yue-juan menetes.

继续阅读

You'll Also Like

62.3K 1.5K 57
Golok ada yang lurus ada pula yang melengkung, yang kita ceritakan sekarang adalah sebilah golok yang melengkung, melengkung bagaikan alis mata Cing...
11K 1.9K 12
❝𝐁𝐚𝐠𝐚𝐢𝐦𝐚𝐧𝐚 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝐚𝐤𝐮 𝐦𝐞𝐧𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚𝐢𝐦𝐮 𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐑𝐨𝐦𝐞𝐨 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚𝐢 𝐉𝐮𝐥𝐢𝐞𝐭 ? ❞ ━━━━━━━━━━━━━━...
422K 20.7K 35
[Follow dulu untuk bisa membaca part yang lengkap] Tarima Sarasvati kira akan mudah baginya menjadi istri bayaran Sadha Putra Panca. Hanya perlu mela...
225K 3.1K 55
Lanjutan "Dewi Maut". Tokoh utama : Cia Sin Liong atau Pendekar Lembah Naga adalah anak di luar nikah dari pendekar sakti Cia Bun Houw, ibunya bernam...