" Rasa ini ada tanpa diminta,
perlahan mekar dengan sendirinya"
Disa Pramesita
Hari yang begitu cerah, namun tak secerah pagi Disa sekarang. Ia masih terpikir harus memberi jawaban dari pernyataan Davka kemarin,
ia berniat mengungkapkan semuanya hari ini juga.
"Pagi semua. Apa semua sudah berkumpul?" tanya Pak Adi sembari mengamati semua murid di ruang kelas .
Disa lantas mencari keberadaan Davka, yang sedari tadi tidak terlihat batang hidungnya. Keduanya tidak berangkat bersama hari ini.
"Disa, dimana temen kamu Davka?" tanya Pak Adi padanya tiba-tiba.
Disa langsung kelimpungan harus menjawab apa karena semua mata beralih menatapnya.
"Jawab Disa" seru Pak Adi
Disa hanya terdiam, dan kebingungan harus menjawab apa.
"Pagi Pak " celetuk seorang yang tengah menjadi bahan pembicaraan saat ini. Ia muncul dengan wajah tak berdosa.
Pak Adi naik pitam ketika melihat perlakuan Davka yang tetlihat santai, tidak takut dengan hukuman.
"Kamu itu ya ini udah jam berapa Davka?!!" jelasnya dengan wajah ganas dan tangan yang sudah dikepal di atas.
"Yaelah, Pak. Baru telat 5 menit" cerca Davka sambil beranjak menuju ke samping Disa
Dia sempat tersenyum hangat pada temannya itu. Entah kenapa Disa refleks membalasnya dengan senyum yang tak jauh hangat.
"5 menit juga waktu, Davka Wardana!!..." disela-sela pembicaraan, Pak Adi menarik napas yang sempat tersenggal, berusaha mengatur emosinya sendiri.
"... Hmm-- untuk kali ini Bapak toleransi. Tetapi, satu kali lagi kamu ketahuan telat!! Tidak ada ampun Davka"
"Mengerti, Davka?" tukasnya lagi.
"Iya iya pak" jawabnya
***
"Kemana aja sih Dav?" tanya Disa saat keduanya berada di kantin
Davka tersenyum manis ,
" Aku kerumahmu dulu mau jemput kamu Sa, terus aku mau nagih jawaban dari pernyataan ku kemarin"
Disa meminum es jeruk yang telah ia pesan, mencoba untuk menetralkan kegugupan nya.
" Kan aku udah kabarin Dav mau berangkat sendiri hari ini"
Di ambilnya buku catatan yang sedari tadi sudah ia persiapkan untuk sebuah kejujuran.
Davka Wardana, ini aku tulis saat kita belum ada ikatan apa apa . Hingga sekarang, kamu ingin memperjelas hubungan . Jadi sekarang kamu boleh membaca nya dengan kesungguhan.
" Rasa ini ada tanpa diminta,
perlahan mekar dengan sendirinya"
Kata Disa memberanikan dirinya sendiri.
Davka terdiam, tidak percaya lebih tepatnya. Ia tidak menyangka Disa telah sedari lama memendam rasa terhadapnya.
" Disa maaf aku tidak mengungkapkan sedari awal, aku bukannya tidak memiliki rasa yang sama . Tetapi aku takut merusak persahabatan kita yang sudah lama" kata Davka memperjelas semuanya.
Disa mengangguk paham, ia menyadari diantara keduanya sudah memendam rasa sedari lama yang baru terungkapkan sekarang.
" Bagus ya puisi buatan kamu" kata Davka kembali mencairkan suasana.
" Iyalah dari hati" jawab Disa dengan gelak tawa.
Diambilnya puisi tersebut dan disimpan Davka di dalam tas nya.
" Kok kamu ambil sih Dav?" tanya Disa.
" Ini merupakan bukti penting yang harus diamankan" jawabnya sambil tertawa.
Keduanya larut dalam kebahagiaan
***
Jam sekolah sudah usai, hari ini memang lebih awal karena persiapan untuk ujian
" Mau kemana nih?" Tanya Davka sambil melihat Disa lewat kaca spionnya.
" Ke Timezone yuk refreshing sebelum ujian " ajak Disa dengan penuh gembira.
Davka mengiyakan dan mereka berangkat menuju ke sana.
Setibanya, mereka langsung asyik untuk bermain bersama
" Ayok pacar kita main " ajak Davka yang sedang memainkan salah satu permainan disana.
Disa tertawa , temannya sudah memanggil ia dengan sebutan pacar.
Di sela sela asyiknya mereka bermain, Davka mengambil ponselnya dari saku dan berkata,
" Momen pertama kali udah jadi pacar harus diabadikan nih" katanya.
Disa hanya tertawa melihat kelakuan Davka dan mengiyakan sambil tertawa
" Mbak minta tolong fotoin sama pacar saya ya?" Kata Davka kepada salah satu petugas.
" Cie sama pacar " kata Disa dengan gelak tawa.
" Baik , 1 ... 2... 3 foto "
" Gemes banget " kata Davka sambil menunjukkan hasil fotonya.
" Iya gemes ya , apalagi aku" Kata Disa .
" Pacarnya Davka Wardana" jawab Davka, dan keduanya melanjutkan bermain bersama.
***
Keduanya beralih ke foodcourt untuk membeli makanan karena sedari tadi sudah kelaparan.
" Makan yang banyak ya" kata Davka sambil menyapkan sup ke Disa.
Keduanya sangat bahagia hari ini , sudah mengungkapkan kejujuran yang sedari lama dipendam sendirian.
***