The Last Samurai

By Oryo_chan

4.5K 251 44

Kumpulan cerita pendek untuk memperjelas setiap episode di Anime dan Manga Gintama yg ng' jelas dengan versik... More

Meet Shouyou Sensei
Jump Manga
A Small General
Gintoki Plan
Katsura Kotarou Biography

Story in Rain

530 38 10
By Oryo_chan

Title ❄ The Last Samurai

Disclaimer ❄ Gintama by Sorachi Hideaki

Author ❄ Aika Licht Youichi

Genre ❄ Slice of Life, Friendship, etc.

Warning ❄ Semi Canon, OoC, typo, alur kecepatan, etc.

•∞•∞•∞•∞•∞•

Katsura Kotarou, anak laki-laki dengan rambut diikat ekor kuda ini sedang memeriksa satu persatu pohon di sekitar Sekolah dan pinggir desa. Bukan untuk mencari kumbang tanduk untuk diadu atau sarang burung untuk dijual telur atau anak burungnya, tapi sedang mencari Gintoki.

Setelah pelajaran selesai, Gintoki langsung saja pergi tanpa ada yang melihatnya. Jadi saat Kotarou selesai membantu Shouyou, dia segera pergi mencari anak dengan surai perak dan keriting tersebut. Lalu menemukannya di pinggir sawah, sedang tidur di atas pohon sembari memeluk pedangnya.

"Gintoki?" Panggil Kotarou sekali, tapi tak ada pergerakan berarti bagi yang dipanggil. "Gintoki, bangun." Panggilnya lagi.

Gintoki perlahan membuka matanya, dia melirik ke bawah. "Ada apa, Zura?" Lalu turun dari pohon dengan sekali melompat.

"Sudah kubilang namaku Katsura, bukan Zura." Kesal Kotarou.

Gintoki tidak ingin dengar protesnya. "Lalu, ada apa kau ke sini?"

"Aku mencarimu."

"Kenapa mencariku?"

"Aku ingin memotong rambutmu."

"Haa?!" Gintoki tersentak. "Kenapa tiba-tiba, kau membuatku merinding."

Bicara dengan Gintoki memang butuh kesabaran lebih, Kotarou merasa dia dianggap seperti hantu yang sangat ditakuti oleh bocah perak itu. "Karena kau terus mengeluh saat kalah dari Takasugi dan menyalahkan rambut keritingmu[1], makanya aku ingin memotong rambutmu."

Wajah Gintoki berangsung-angsur pulih dari keterkejutan, menyadari bahwa Kotarou berkata sungguh-sungguh. "Memangnya kau bisa potong rambut?"

"Aku sering memotong rambut Nenekku dulu, bahkan rambutku sendiri aku yang potong."

Gintoki mengangguk, menyetujui keinginan Kotarou. Mereka pun pergi ke rumah kecil beratap jerami yang dekat dari sana karena sepertinya akan turun hujan, dan Kotarou memulai kegiatannya memotong rambut Gintoki.

Mereka terus diam sampai beberapa menit kemudian, Kotarou terus memperhatikan gerak-gerik Gintoki yang cukup tenang untuk anak yang nakal sepertinya. Mungkin dia takut kalau bergerak sedikit saja Kotarou akan salah memotong rambutnya.

Tapi ada yang Kotarou herankan dari anak berambut keriting ini, yaitu pedang yang sedang dipeluknya sekarang. Sejak awal bertemu dengan Gintoki, dia juga membawa pedang itu dan terlihat bisa menggunakannya dengan baik. Namun kenapa saat menyingkirkan Pejabat Pemerintahan dia juga membawa bokutou[2]? Gintoki memang terlihat bisa menggunakan pedang asli tapi tidak ingin menggunakannya. Apa karena dia masih di bawah umur?

Meskipun ini zaman Samurai, anak kecil tetap tidak lazim membawa pedang asli kemana-mana. Lagi pula mana ada orang dewasa yang mau memberikan pedang asli ke seorang anak, atau mungkin dia mengambilnya dari orang-orang? Tidak, jika itu terjadi Shouyou pasti telah mengamankannya.

Karena terlalu banyak berpikir, berbagai pertanyaan mulai muncul di otak Kotarou. Jadi dari pada terus memikirkannya, kenapa tidak bertanya langsung pada orangnya? "Gintoki, boleh aku bertanya sesuatu?"

Gintoki diam sejenak sebelum menjawab dengan gumaman. "Umm."

"Kenapa kau selalu membawa pedang kemanapun kau pergi? Kalau yang kau bawa itu bokutou, mungkin aku tidak bertanya seperti ini." Kotarou berpindah ke samping Gintoki dan melanjutkan memotong rambut bersamaan saat hujan turun.

Gintoki menggenggam erat pedangnya sebelum menjawab. "Karena aku akan gelisah jika tidak membawa pedang. Sudah menjadi kebiasaan, abaikan saja."

Karena Gintoki bilang begitu, Kotarou jadi berpikir tentang masa lalu teman Sekolahnya ini. "Apakah pedang itu pemberian dari seseorang yang berharga bagimu?"

"Ya, pedang ini pemberian Shouyou."

Kotarou menyisir rambut Gintoki lagi. Sekarang semuanya jelas. Alasan Gintoki selalu membawa pedang dan terlihat tidak bisa hidup tanpa pedang tersebut dan alasan kenapa Shouyou membiarkannya.

"Lagi pula, anak itu sedikit spesial. Agar bisa hidup, agar bisa bertahan hidup, dia dipaksa untuk menjadi lebih kuat."

Setidaknya Kotarou tahu bahwa Gintoki telah mengalami kehidupan yang keras dari pada dirinya, karena itu kenapa Gintoki mengganggap pedang sebagai jimat pelindungnya.

"Nah, sudah selesai." Kotarou menepuk kepala Gintoki sekali. "Aku hanya memotong satu senti meter saja, ini pertama kali bagiku memotong rambut keriting." Saat sedang membereskan gunting dan sisirnya, Kotarou berbalik begitu merasa dirinya sedang ditatap. "Kenapa?"

"Sekarang giliran aku yang bertanya." Kotarou mengerutkan kening. "Kenapa kau memanjangkan rambutmu? Apakah semua Jenderal seperti itu?"

Kotarou mendudukkan dirinya di samping Gintoki dan menjawab dengan memejamkan mata. "Ini style-ku, gaya berpenampilanku. Seperti kau---"

"Rambut keritingku bukan style." Potong Gintoki.

Kotarou mengangkat pundak dan tersenyum. "Anggap saja ini bushido-ku, aku ingin menjadi Samurai dengan mempertahankan rambut panjangku. Dan setelah bertemu Shouyou Sensei, aku jadi semakin yakin."

Gintoki mengangguk. "Shouyou juga punya rambut yang panjang sih, jadi aku yakin kalian memiliki pemikiran yang sama."

"Pemikiran?"

"Ya, kalian pasti berpikir seharusnya dilahirkan sebagai anak perempuan dengan wajah seperti itu, tapi---"

Kotarou melancarkan serangan di kepala Gintoki hingga membuatnya berhenti bicara.

"Kenapa memukulku?"

"Karena Shouyou Sensei akan melakukan hal yang sama jika dia mendengarmu bicara seperti itu."

Gintoki tiba-tiba terdiam, antara melamun atau sedang memikirkan sesuatu. Hujan tak kunjung reda dan mereka terus berada dalam keheningan menunggu hujan berhenti turun.

"Takasugi pernah mengatakan padaku---" Gintoki angkat suara setelah lama terdiam "---kalau kau menjadi kepala keluarga sejak orangtuamu meninggal, tapi aku tidak mengerti apa maksudnya. Apa karena hanya kau yang mewarisi nama Katsura? Kalau begitu aku juga sudah jadi kepala keluarga donk."

Kotarou tersenyum. "Itu juga termasuk alasannya, tapi sebagai pewaris nama Katsura yang terakhir, aku punya kewajiban untuk terus menghidupkan nama keluargaku."

"Kenapa?"

"Karena aku seorang bangsawan[3]. Aku sudah berjanji, sesulit apapun hidupku, meski harus menangis dan kehilangan banyak darah, aku tidak akan mati sampai aku bisa mewariskan nama ini pada keturunanku. Nama Katsura tidak akan kubiarkan mati."

Gintoki dapat melihat kilat keyakinan di mata Kotarou, matanya begitu tajam saat mengucapkan kalimat terakhirnya. Kotarou itu kuat, dia pintar dan hampir bisa melakukan semua yang tidak bisa dilakukan anak seusianya. Jadi Gintoki tidak akan meragukan bahwa Kotarou bisa hidup sampai semua rambutnya memutih.

"Karena itu aku akan menjadi Jenderal yang memimpin kalian untuk mengangkat kembali namaku."

"Hey, kau sudah lupa ya." Gintoki mengangkat satu alisnya dan menatap remeh pada Kotarou yang kebingungan. "Kemarin aku sudah bilang, jika kau bersama kami yang jadi Jenderalnya adalah aku atau Takasugi."

Kotarou hampir saja melupakannya, tapi apa maksud dari tatapan Gintoki itu? Apa dia sedang diremehkan?

"Aku kasihan padamu yang selalu bilang bahwa dirimu seorang Jenderal. Ya, kuakui kemampuanmu memang setara dengan Takasugi meski tidak sehebat diriku. Tapi apa kau tidak merasa tersiksa?"

Sekarang gantian Kotarou yang mengangkat alis. "Apa maksudmu?"

"Karena ucapan sumpahmu itu kau tidak bisa bersenang-senang, kau itu masih anak-anak, yang wajar saja menyukai makanan manis dan majalah Jump. Jangan bilang kalau duel kita kemarin tidak membuatmu terhibur sama sekali?"

'Aku tidak ingin dengar sesama anak kecil menceramahiku.'

Tidak, bukan begitu. Kotarou senang bisa melawan Gintoki dan Shinsuke sekaligus untuk pertama kalinya, itu juga pertama kalinya dia melanggar aturan yang dibuatnya sendiri untuk tidak melakukan pertarungan yang percuma.

"Karena itu jangan memaksakan dirimu untuk jadi anak yang berbeda dari yang lainnya. Kalau bersama kami, kau bisa menjadi apa yang kau inginkan."

Kotarou mengalihkan tatapannya pada langit yang bertambah gelap. Sepertinya mereka telah lama terjebak hujan hingga tak terasa sebentar lagi malam. Hujan agak sedikit reda bersamaan dengan bergeraknya Gintoki dari tempat duduknya.

"Ayo kembali." Kata Gintoki, dia sepertinya tidak menunggu respon Kotarou atas perkataannya tadi.

"Hujan belum reda, Gintoki."

"Sudah mau malam, aku tidak mau terjebak di sini dengan perut lapar."

Gintoki menembus hujan dan mendekati pohon pisang terdekat, dipotongnya salah satu daun tersebut dan kembali pada Kotarou. "Payung dadakan." Katanya sambil menyodorkan daun pisang tersebut. "Kau yang pegang."

Kotarou menerimanya dan bangkit berdiri. Daun pisang itu cukup lebar dan panjang untuk mereka berdua. Karena ini jalan setapak di pinggir sawah, Kotarou yang memimpin jalan sedangkan Gintoki dengan santai berjalan di belakangnya.

Jarak ke Shouka Sonjuku tidak terlalu jauh, jadi pakaian mereka tidak akan terlalu basah saat sampai. Lagi pula Gintoki memutuskan untuk pulang bukan karena lapar semata, dia tidak ingin kalau Shouyou harus pergi demi mencarinya.

"Gintoki?" Panggil Kotarou, Gintoki yang tadinya menatap hamparan padi di sampingnya kini menoleh, menatap punggung sang murid baru di depannya yang rambutnya terus bergerak-gerak seiring langkahnya. "Terimakasih." Katanya.

Gintoki tidak tahu kata terimakasih yang baru saja diucapkan Kotarou itu untuk apa? Seharusnya dia yang harus berterimakasih karena telah dipotongkan rambutnya, tapi Gintoki hanya tersenyum dan berkata. "Kalau kau begitu berterimakasih padaku, belikan aku parfait saja."

Kotarou menghela. "Aku akan membuatkanmu Onigiri."

Dan Gintoki berdecak.

•∞•∞•∞•∞•∞•

Episode 5


•∞•∞•∞•∞•∞•

[1]

Gambar di atas dari episod 5 dimana Katsura pertama kali muncul, jadi kurasa sejak kecil Gintoki selalu menyalahkan rambutnya jika ada sesuatu yg tidak diinginkannya terjadi. Shinpachi juga pernah berkata begitu, tapi aku lupa ada di episod berapa.

[2] Bokutou adalah pedang kayu.

[3] Meskipun tidak ditekankan secara jelas tentang keluarga Katsura di Manga, tapi bisa dipastikan kalau dia itu bangsawan. Kyouran no Kikoushi adalah salah satu julukan Kotarou yg artinya Bangsawan Kejam.

Halo, apa kabar? Seharusnya aku upload fiction ini 3 minggu yg lalu, tapi selama itu pula aku ng' aktif sama sekali di dumay. Yah, banyak yg terjadi.

Sebenarnya fict ini tidak dibuat dari Arc atau episod manapun, hanya sebuah kata² yg aku ubah ke dalam sebuah fiction rampung sama seperti chapter 2.

Di sini Gintoki dan Kotarou belum terlalu akrab karena baru saja kenal, tapi Gintoki terlihat mengakrabkan diri ke Kotarou di Manga chapter 563 dengan memanggilnya Zura dan mengajaknya latih tanding. Yah, Gintoki orangnya memang gitu.

Selamat menikmati Anime Gintama yg mulai tayang bulan ini ya, jangan lupa vote dan comment~ (≧∇≦)

29 January 2017

Continue Reading

You'll Also Like

1.6K 113 11
"Layaknya Bentala yang berusaha menggapai Nabastala" Sampul original buatan gw. Ini kisah Myanmar yang ingin membalaskan dendam kematian Indonesia My...
1M 62.2K 36
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...
142K 13.1K 31
Sudah tamat~ 💞💞 Dan terimakasih untuk @//DikaKhatulistiwa untuk memperbaiki kesalahan dan membuat cerita saya lebih menarik!! Thanks, guru!! Apa y...
21.1K 1K 60
💞[sudah tamat]💫 indo ini kenapa berubah, dia habis di hina sama keluarga asean seluru dunia di benci Indonesia, terus hari ke 4 ASEAN pun untuk ind...