Friends

By Churniekova

121K 7.6K 835

Ini tentang 2 murid laki-laki yang berteman dan merasakan sesuatu yang aneh diantara keduanya TANPA mereka sa... More

Foreword
Part 1: First Day
Part 2: Friend!
Part 3: My Friend's Boyfriend
Part 4: Extracurricular
Part 5: Basketball
Part 6: Change
Part 7: Night Club and Drunk
Part 8: Heartbeat
Part 9: First Match
Part 10: Lotte World!
Part 11: Adventure
Part 12: Rival
Part 13: Captains
Part 14: First Kiss
Part 15: Boyfriend
Part 16: Misunderstand
Part 17: Sorry (1)
Part 18: Sorry (2)
Part 19: Summer Sunshine
Part 20: Jeju Love Land
Part 21: Romance
Part 22: True Love
Part 23: Confrontation
Part 24: Confession
Part 25: Christmas
Part 26: Broken Vow
Part 27: Fast Forward
Part 28: Meet Again
Part 29: Wedding
Part 30: Sweet Dreams
Part 31: Negotiation & Deal
Part 32: Moms Say No
Part 33: Decision
Part 34: Separation
Epilog
Extra Ch. 1: A Year Of Beginning
Extra Ch. 2: Wedding Ceremony
Extra Ch. 4: The Best Birthday Ever
Extra Ch. 5: Road To CEO!
Extra Ch. 6: Game Over
Extra Ch. 7: Down The Isle

Extra Ch. 3: Family Blessing

1.9K 170 21
By Churniekova

~Kyuhyun~

Sepertinya keputusanku memaksa Sungmin ikut menghadiri pesta pernikahan hyung memang salah, kehidupan damai yang kami bangun secara perlahan selama 1 tahun ini jadi hancur dan kembali terusik, kami harus memulai lagi dari awal untuk membangun kedamaian.

Selama pemberkatan Sungmin terlihat melamun memandangi altar, aku berusaha menggodanya tapi dia seperti tidak mendengarkanku. Saat acara pesta dia juga hanya diam, memang tidak banyak yang bisa dia lakukan karena semua tamu hanya para pengusaha dan tidak ada bawahan yang dia kenal. Ini tempat yang asing baginya. Aku sengaja duduk terpisah dari meja keluargaku karena aku tidak mungkin membiarkan Sungmin merasa tidak nyaman. Aku sudah putuskan untuk keluar dari keluargaku jadi aku tidak akan menjilat ludahku sendiri tapi sebagai adik aku tetap memberikan pidato ucapan selamat untuk hyung, lagipula semua orang tidak tahu apa yang terjadi dalam keluarga kami.

Saat mempelai kembali ke ruang tunggu aku ajak Sungmin keluar untuk menemui mereka di ruang tunggu.

"kita pamit pada hyung baru kita pulang"

"tapi Yesung hyung cuma ganti pakaian kan, pestanya belum selesai"

"kulihat kau sudah lelah, kau butuh istirahat"

"aku baik-baik saja" aku genggam tangannya dan kubuka pintu.

"oh.. Kyuhyun, ada apa?"

"hyung.. aku rasa kami harus pulang sekarang"

"kenapa pulang sekarang? Masih ada sesi foto di akhir acara" Dr. Moon protes.

"bagaimana kalau kita foto disini saja? Kau manager WO? bisa tolong foto kami?" kuberikan ponsel pada manager WO.

"tunggu.. maksudku foto.." Dr. Moon pasti ingin foto dokumentasi.

"say kimchiiii" aku berucap sambil pose dan flash menyala, "terimakasih" aku ambil ponsel dan kumasukkan ke saku, "kami pulang dulu, selamat berbahagia dan berbulan madu, cepat-cepat berikan aku keponakan agar aku dipanggil samchon"

"terimakasih banyak..." Dr. Moon senyum tipis.

"kau kesini pakai mobil?" Yesung hyung bertanya sambil buka jas.

"aku pakai taxi"

"kau bisa minta mobil hotel mengantarmu"

"limosin? tidak usah.. belokan gang rumah Sungmin tidak cukup untuk mobil sepanjang itu" Sungmin tersenyum mendengarnya, "kami pergi dulu".

Sungmin membungkuk seperti dia berada di perusahaan saja, baru kemudian aku menggandengnya.

"kenapa sih kau buru-buru sekali?"

"aku lapar.. ayo kita cari makan"

"bukannya ada banyak makanan di dalam?"

"haah.. kau sendiri tidak mau makan disana" dia berhenti berjalan dan aku menoleh padanya.

"jadi.. kau buru-buru pulang karena aku?" sifat sensitifnya tidak berubah, "kita bisa kembali dan menikmati pesta sampai selesai, aku akan makan semua hidangan"

"sayang.. aku tahu kau sedang bad mood, lebih cepat pergi akan lebih baik"

"Kyu... kau sudah jauh-jauh datang kesini untuk menghadiri pernikahan kakakmu, aku tidak mau mengacaukannya"

"kita sudah mengikuti upacara sampai selesai, aku juga sudah berpidato, yang tersisa hanya acara makan dan foto, itu tidak penting, kita sudah berfoto sendiri dan itu cukup, ayo pergi" aku ulurkan tangan lalu akhirnya Sungmin meraih tanganku dan kami bergandengan menuju lift.

Keluar dari hotel kami putuskan untuk jalan kaki, di sekitar hotel ada macam-macam restoran jadi aku ajak Sungmin masuk ke salah satu restoran.

"sudah lama tidak makan makanan Korea di restoran Korea" aku duduk berhadapan dengan Sungmin dan dia tersenyum.

Aku pesan bulgogi tentu saja, samgyeopsal dan galbi, serba daging.

"kau suka?" aku bertanya pada Sungmin.

"hm... enak sekali"

"besok kita makan bertiga dengan omma, pasti menyenangkan" aku tersenyum padanya dan dia mengeluarkan senyum dan kali ini.. bukan senyum palsu. Semoga moodnya membaik.

Sudah tengah malam dan aku panggil taxi untuk pulang. Sungmin menyandar di pundakku sudah mengantuk. Begitu sampai rumah kami langsung ke kamar karena omma sudah tidur.

"Kyu ayo cuci muka dulu" dia keluar kamar tapi aku tidak perduli, aku merebahkan tubuh keatas ranjang.

Entah berapa lama aku terpejam Sungmin sudah kembali ke kamar dan menindihku membuatku terbangun, sepertinya aku tertidur.

"kau akan jadi pria gendut yang cepat tua kalau kau langsung tidur setelah makan"

"hmm... tapi kau tetap cinta padaku kan?"

"aku tidak janji" dia mau bangun tapi kutarik lagi dan kutahan di dadaku.

"katakan padaku yang sejujurnya, apa ada yang mengganggu pikiranmu selama kita di tempat pesta tadi?" dia diam memandangku, "kau mengeluarkan senyum palsu waktu itu, aku tahu Sungmin.."

Dia memainkan kancing di dadaku, "dia... ibumu hanya belum menerimaku dan aku paham, aku tidak merasa keberatan dengan hal itu aku hanya... sedih, Kyu... kau sudah mengorbankan segalanya demi aku, segalanya... aku tidak akan mengecewakanmu, selamanya aku akan tetap di sampingmu"

"kau tidak perlu mengatakannya, aku sudah tahu" aku tersenyum dan kuraih tengkuk lehernya lalu kudorong kepalanya turun untuk menciumku tapi dia hanya mengecup lalu melepaskan bibirku.

Sungmin tidur di lenganku dan aku beringsut ke samping untuk memeluknya.

"kau tidak mau melepas jasmu?"

"ahh...." aku terpaksa bangun.

Aku lepas semuanya hanya meninggalkan celana dalam. Sekarang aku lebih suka memakai celana dalam bukan boxer, karena Sungmin bilang dia lebih suka melihatku memakai celana dalam, lebih jelas terlihat bentuknya kkkk..

Aku kembali berbaring dan kucium bibirnya, kugigit pelan bibir bawahnya serta kujilat.

"kita hanya akan tidur kan?"

"kau boleh meminta lebih"

"kau lelah, kita lelah, perjalanan dari New York butuh waktu 25 jam, tidak bagus untuk reproduksi sel sperma saat ini, aku takut nanti kita bisa impoten"

"kau berlebihan.. dengan kemampuanku mustahil aku akan impoten" dia tertawa seperti aku ini sedang melucu di depannya.

"sudah ayo tidur".

***

Pagi hari kedua di Seoul sekitar jam 11, mungkin ini termasuk sudah siang, aku keluar bertiga dengan Sungmin dan omma, kami mau makan bersama. Tadinya mau sarapan tapi mungkin sudah waktunya makan siang. Aku tidur pulas jadi aku bangun kesiangan dan istriku itu... tidak mau membangunkanku. Kami pergi menuju jalan raya dengan jalan kaki jadi santai sambil mengobrol.

"kau tidak menelpon teman-temanmu yang berisik itu?"

"aku sudah beritahu mereka di group chat dan mereka akan mengunjungi kita, mereka mengajak kita pergi mengunjungi Jia yang baru melahirkan!"

"oh.. dia sudah punya anak?"

"ya, baru beberapa bulan, aku tidak sabar untuk mengunjungi mereka"

"kalau begitu aku akan beritahu Jonghyun juga untuk ikut"

"Jimin sudah mengajaknya, dia kan pacar Jimin"

"oh ya.. aku lupa, mereka belum putus?"

"aissh.. kau ini menyumpahi mereka apa kau mau disumpahi uh?" aku cuma tersenyum.

Sampai di jalan raya aku merangkul pundak omma sambil mengajak menyeberang. Satu omma di sisi kiri, satu Sungmin di sisi kanan.

"Kyuhyun apa kau ingin makan sesuatu hari ini? biar omma masak untukmu"

"apapun yang omma masakkan untukku pasti lezat"

"kau bisa saja"

Kami masuk ke restoran seberang jalan, tidak jauh-jauh, restoran ini cuma restoran pinggir jalan, sepertinya sesekali aku harus bawa omma ke restoran mewah.

"omma pesan saja, aku yang traktir"

"oh.. baik sekali, keadaan keuangan kalian di Amerika membaik?"

"iya, Kyuhyun sudah diangkat menjadi manager, tapi aku masih saja tidak bisa bekerja"

"bersabarlah.." omma membelai kepala Sungmin.

"omma aku sudah sering mengatakan padanya, dia tidak perlu bekerja karena aku bisa membiayai kehidupan kami berdua tapi dia bandel"

"aku kan tidak mau terus-terusan memakai uangmu"

"kau kan istriku jadi itummp..." Sungmin menutup mulutku dan aku meliriknya tapi dia hanya melotot, aku baru ingat kami ada di Korea dan tidak bisa sebebas saat kami di Amerika.

"kalian sudah menikah?"

"be..belum omma.. Kyuhyun cuma..." Sungmin melirikku, "jaga mulutmu" dia mengomeliku tapi aku hanya angkat bahu.

"aku kan sudah melamarmu di depan omma, omma juga pasti sudah tahu kalau aku berniat untuk serius, omma.. tidak keberatan dengan soal itu kan?"

"aku sudah membiarkanmu memanggilku omma kan?"

"aww.. omma is so cool, you see? my mom is so cool"

"my mom.. okay?"

"my mom too" aku peluk Omma yang duduk di samping kiriku walau agak jauh karena mejanya tipe 4 kursi. Sebuah mobil yang terparkir di samping restoran berjalan pergi, saat sekilas kulihat nomor mobilnya sepertinya aku mengenali mobil itu. Atau mungkin aku hanya teringat mobil-mobil yang pernah kulihat saat aku masih di Seoul?

Selesai makan kami berniat untuk mengantar omma ke bakery yang letaknya di seberang restoran, tapi belum sempat kami keluar aku mendapat telpon. Aku lihat nomornya tidak kukenal, bukankah nomorku hanya Yesung hyung yang tahu? Aku pakai roaming data, tidak perduli berapa banyak kuhabiskan uang, ini hanya sesekali saat aku di Korea.

"halo?"

"tidak sopan, apa seperti ini kau diajarkan untuk menjawab telpon?" suaranya terdengar tua dan memakai bahasa Korea, tiba-tiba menceramahiku.

"yoboseyo, nugusimnika?" ('siapa?' dengan bentuk formal)

"kau sudah lupa siapa aku? cucu kurang ajar" aku hampir menjatuhkan ponselku tapi aku menggenggamnya erat, aku lirik Sungmin yang ternyata tidak dengar percakapanku.

"mm.. iya.. kenapa?"

"anak ini memang.. datang ke rumahku sekarang juga!"

"rumah?? e.." Sungmin menoleh, "e... kediaman? bukankah anda tinggal di tempat yang jauh?"

"rumah di Seoul juga masih rumahku kan?"

"aku tidak akan pergi ke tempat itu"

"kenapa kau sangat keras kepala, apa tidak cukup aku sudah mengundangmu secara pribadi?"

"kita bisa bertemu di luar?" Sungmin menungguku untuk menyeberang dan aku beri tanda untuk menunggu.

"aku ada di rumah menantu Lee bukan di rumah apartmen ibumu"

"ah.. kalau begitu aku harus pakai taxi, mahal sekali"

"biar aku yang bayar, kau ini banyak alasan"

"ya..ya.. baiklah.." aku tutup telpon, "ini.. hm.. seorang CEO penting, dia minta bertemu denganku sekarang, tidak apa-apa kan kau pergi dengan teman-temanmu tanpa aku?"

"hm... ya, tapi Zhoumi pasti.."

"kalau kalian masih disana saat urusanku selesai aku akan menyusul kesana, kau beritahu saja alamatnya"

"ya baiklah"

"hati-hati di jalan Kyuhyun" omma melambai.

"iya, kalian hati-hati menyeberang" aku stop taxi di tepi jalan lalu masuk dan mereka menyeberang.

~Sungmin~

Sunkyu datang menjemput saat aku menunggu di bakery.

"mana Kyuhyun?"

"dia tiba-tiba ada urusan jadi tidak bisa ikut"

"oh... kalau begitu kita pergi sekarang?"

"Jimin pergi dengan Jonghyun?" Sunkyu mengangguk, "ya sudah ayo pergi"

Aku datang hanya berdua dengan Sunkyu, Jimin dan Jonghyun sudah sampai baru saja keluar dari ruang basement, kami bertemu di lobby dan naik lift bersama.

"bukankah Kyuhyun akan ikut?" Jonghyun bertanya padaku.

"dia ada urusan mendadak"

"urusan apa? bukankah dia disini hanya untuk menghadiri pernikahan CEO?" Jimin ikut menyambung.

"mm... aku tidak tahu"

"kau tidak tahu apa urusan dia??" Jimin geleng kepala.

"tidak masalah kan, bukan soal perempuan kan?" aku menoleh pada Jonghyun seketika mendengar ucapannya, "e.. iya, kan?"

"aku tidak tahu.. dia hanya bilang itu dari CEO"

"aku yakin Kyuhyun tidak berani untuk main perempuan, tenang saja.." Sunkyu berusaha menenangkanku.

"seperti kau tahu saja" Jimin mencibirnya.

"aku pernah menginap di rumah mereka saat di New York, kalian harus lihat kehidupan mereka, mereka sudah seperti suami istri, jadi Kyuhyun tidak mungkin lagi main-main"

"aaww... aku juga ingin melihat kalian saat di rumah" Jimin memeluk lenganku.

"kita sudah sampai, lepaskan tanganku, dadamu yang menonjol itu menyentuhku, menjijikan"

"haha.." Jonghyun bukannya marah malah tertawa dan Jimin memukul lengan Jonghyun.

Kami sampai di rumah Jia dan Zhoumi, Zhoumi membukakan pintu untuk kami.

"anak-anak...." Jia menggendong bayinya dan sepertinya habis menangis.

"hai... omma baru" kami memeluk Jimin bergantian, walau hanya bisa memeluk dari samping.

"dia lucu sekali, hidungnya besar seperti Zhoumi!"

"mana Kyuhyun?" Zhoumi bertanya padaku.

"dia ada urusan, dia bilang akan menyusul kesini jika urusannya sudah selesai"

"oh... kalian sudah makan siang? ayo kita makan dulu, ada banyak makanan chinese"

"aku baru saja makan, kalian makan saja dulu, biar aku yang jaga bayinya, letakkan dia di tempat tidur Jia"

"hmm.. sepertinya kau ingin punya anak uh?" aku melirik Sunkyu dan Jimin memukul kepalanya, "aww.. maksudku kan adopsi.. dia juga bisa adopsi anak kan?"

"ooh.. aku tidak terpikir hal itu, aku menikmati hidup kami berdua, lagipula.. Kyuhyun tidak suka anak kecil, dia canggung menghadapi anak kecil"

"kau benar-benar tidak ikut makan dengan kami?" Jia menata meja dengan piring-piring.

"hm... aku masih kenyang"

"baiklah, ayo makan.."

Setelah mereka makan kami duduk berkumpul mengobrol, terutama tentang kenangan masa lalu dan Sunkyu jadi bulan-bulanan karena di antara gank kami hanya dia yang gagal mendapatkan gank Kyuhyun.

Sampai sore Kyuhyun baru muncul, walaupun sangat terlambat tapi kami belum akan berpamitan.

"maaf... urusanku cukup lama" dia mencium kepalaku dan duduk di sampingku.

"sebenarnya ada apa?" aku masih tidak percaya dia pergi menemui CEO karena Kyuhyun tidak mungkin menuruti permintaan seseorang setunduk itu hanya karena dia seorang CEO.

"tidak ada apa-apa, hanya sedikit pembicaraan"

"semuanya baik-baik saja?" Zhoumi seperti ikut cemas karena kami tampak berbisik-bisik.

"semuanya baik-baik saja, apa yang sudah kulewatkan?"

"hm.. kau melewatkan kesempatan untuk menyumbangkan nama~ kami sudah memberikan ide untuk nama bayi mereka" ucap Sunkyu semangat.

"oh.. aku yakin mereka tidak akan memilih namamu"

"apa kau bilang??"

"karena nama pilihanmu pasti aneh atau terlalu kekanak-kanakan"

"haha.. iya benar" kami tertawa karena Sunkyu memang selalu memberikan ide-ide ajaib yang tidak masuk akal.

Kuperhatikan Kyuhyun tampak tertawa lepas, dia tampak bahagia? Ya sudah, selagi pembicaraan itu tidak membuatnya sedih atau stres itu berarti semua baik-baik saja.

Menjelang malam kami pamit dan pulang dengan tujuan masing-masing, aku dan Kyuhyun memilih naik taxi dan Sunkyu pergi sendiri.

"aku lapar sekali, apa kalian sudah makan di tempat Zhoumi tadi?"

"iya, Zhoumi menghidangkan makan siang tapi aku juga tidak makan, jadi kita sama-sama lapar sekarang"

"kau mau makan apa?"

"hmm... bukankah omma menawarkanmu untuk makan di rumah?"

"oh ya.. kalau begitu kita pulang sekarang" Kyuhyun menggandengku sambil dia menyetop taxi.

~Kyuhyun~

Haraboji menyuruhku datang menemuinya, ini sangat mengejutkan. Apalagi nada bicaranya kini kembali seperti sebelumnya, penuh canda dan ramah. Aku tidak mengerti.

Tadinya aku menolak jika aku harus mendatanginya di rumahku, karena aku sudah keluar dari rumah itu jadi aku tidak akan mau kembali kesana. Tapi Haraboji bilang dia ada di rumah samchon jadi aku bisa datang menemuinya.

Sampai di kediaman Samchon di daerah Gangnam aku turun dari taxi dan masuk. Pelayan segera membukakan pintu untukku. Kulihat semua orang ada di ruang tengah dengan haraboji duduk di sofa tunggal kemudian halmoni dan imo duduk di sofa panjang, samchon duduk di sofa berhadapan dengan imo.

"duduklah" haraboji menunjuk sofa di hadapannya dan akupun duduk.

"dimana Donghae dan Eunhyuk?"

"mereka punya pekerjaan, kau tidak menanyakan orang yang ada di depanmu malah menanyakan orang yang tidak ada"

"aku kan bisa lihat sendiri haraboji baik-baik saja"

"siapa bilang aku baik-baik saja uh? kau tidak pernah melihatku sama sekali selama 1 tahun ini, bagaimana bisa kau bilang aku baik-baik saja?"

"maaf haraboji tapi ini bukan salahku kan.. kalian yang tidak menginginkanku"

"kau ini... sejak kapan kami bilang kami tidak menginginkanmu?"

"haraboji membiarkan saja saat aku ditunangkan dengan perempuan yang haraboji sangat tahu tidak kucintai, itu jelas kan karena haraboji tidak menginginkan diriku yang seperti ini?"

"jadi kau dendam uh? kau mau mengacuhkanku selamanya?"

"mana mungkin~ aku sayang kalian semua" mereka tampak heran, "kenapa?"

"tidak.. hanya saja.. kau tidak pernah mengatakan hal seperti itu secara terus terang"

"aku sudah berubah, aku sudah jadi orang yang penuh kasih sayang, kalian saja yang tidak tahu, Sungmin membuatku jadi orang yang jauh lebih baik"

"kau... apa kau benar-benar sudah tidak suka perempuan?"

"aku suka perempuan haraboji, aku tetap suka perempuan, tapi jika untuk menemaniku seumur hidupku aku hanya ingin Lee Sungmin, dan itu tidak bisa dikompromi"

"tidak bisa kompromi... sepertinya kau sudah sangat yakin, apa itu hanya egomu yang tinggi? Sampai kapan kalian akan menjalani hubungan yang tidak pasti seperti itu?"

"kenapa tidak pasti? aku hanya perlu hidup berdua dengannya"

"kau tidak akan bosan?"

"kenapa aku bosan? Jika aku menjalani hubungan hanya untuk menggantikan kebosanan, dengan perempuan pun aku bisa merasa bosan kan?"

"lalu bagaimana dengan keturunan? kau harus memberikan keturunan untuk meneruskan keluarga ini"

"kalian bisa mendapatkannya dari Yesung hyung" aku menjawab seolah-olah itu hal yang sangat mudah.

Haraboji diam sejenak kemudian menarik nafas, yang lain tidak berani komentar hanya mendengarkan kata-kata haraboji.

"apa kau benar-benar tidak mau memimpin perusahaan? punya kekuasaan, kekayaan, dan jabatan?"

"aku tidak menyesal melepaskan semuanya haraboji, Sungmin mengajarkanku untuk tidak bergantung pada kekayaan dan kenikmatan duniawi"

Haraboji mengangguk pelan, "baiklah kalau begitu, meskipun haraboji menyetujui ini apa kau tetap tidak akan kembali?"

Haraboji setuju? Tidak akan menentang? Aku memandangnya tak percaya begitu juga semua orang yang duduk disini.

Tapi aku memikirkan pertanyaan ini baik-baik, "bukan aku yang ingin pergi, jika Sungmin tidak diterima akupun tidak perlu tinggal disini, Aboji memang sudah tidak ada tapi omoni... dia jelas tidak mau menerima kenyataan ini, aku senang kalian mau memahamiku dan mau menerima Sungmin, itu sudah cukup bagiku"

"kau masih keras kepala, hanya karena pertengkaranmu dengan ibumu lalu kau pergi meninggalkanku?"

"haraboji... aku tidak ingin menjilat ludahku sendiri, aku tidak akan kembali dan tidak akan memimpin perusahaan jika omoni tidak menerima keputusanku, aku tidak butuh rumah atau perusahaan, jika omoni mau menerima Sungmin hadir dalam hidupku baru aku mau kembali, aku ingin keputusanku diterima itu saja" aku berdiri "aku berterimakasih haraboji, halmoni dan semuanya sudah mau mengerti dan menerima keputusanku" aku bungkuk, "sampai jumpa lagi, kalau aku punya waktu aku akan mengunjungi haraboji saat berlibur"

"kau pasti sudah mengalami kehidupan yang berat di Amerika sana" halmoni berucap sambil berdiri lalu imo membantunya.

"jika yang halmoni maksud tentang keadaan keuanganku aku baik-baik saja, memang aku hanya tinggal di apartmen jelek dan berangkat bekerja dengan bus tapi aku bahagia, halmoni tidak pernah melihat aku sebahagia ini" aku tersenyum.

"anak ini... jangan menunggu sampai kau berlibur baru mengunjungi kami, sebelum kau berangkat datanglah kesini bersama seseorang yang kau puji-puji itu"

Aku bungkuk sekali lagi lalu pergi.

***

Aku menceritakan apa yang terjadi saat itu dan apa saja yang haraboji katakan, Sungmin tidak percaya memandangku sambil ternganga, kami berbaring di ranjang.

"serius?"

"iya.. aku senang sekali haraboji dan halmoni mau menerima kita, itu yang terpenting bagiku, aku sempat kehilangan kepercayaanku pada mereka dan itu membuatku sangat sedih, sekarang akhirnya aku bisa kembali percaya pada mereka".

"tapi kau tetap tidak mau kembali?"

"omoni keras kepala, mungkin kekeraskepalaanku ini menurun darinya, sekeras aku ingin dia menerima kita sekeras itu juga dia akan menolak kita, aku tidak akan memohon padanya hanya untuk warisan atau perusahaan, kita bisa hidup sendiri dan tetap bahagia tanpanya, sejak awal aku memang tidak perduli padanya, orang tuaku yang sesungguhnya adalah haraboji dan halmoni, jadi kau juga jangan perdulikan apapun yang dia katakan padamu.. jangan sedih hanya karena itu" aku peluk Sungmin ke dadaku.

Sungmin mendongak menatapku dan aku tidak tahan untuk menunduk dan mengecup bibirnya.

"sudah berapa hari kita tidak bercinta?"

"jangan sekarang, aku tidak mau mengganggu omma"

"tahan suaramu" aku berbisik di telinganya lalu aku beralih keatasnya.

"Kyu..."

"apa kau tidak rindu hm? kau tidak mau bertemu Big Cho?" aku cium lehernya.

"hmm... aku rindu padanya tapi.."

"tidak ada tapi" aku tersenyum menggodanya yang mengakui dengan jujur. Kulepas celanaku dengan mendorongnya turun saja.

"kau serius?"

"tahan suaramu" aku tarik celana tidurnya pelan dan tidak memakai pemanasan lama-lama aku langsung memasukkannya. Sungmin menggigit bibirnya sekuat tenaga agar tidak bersuara. Dan tiap kali aku tarik dan dorong dia hanya membuka mulut tanpa suara dengan tangannya mencengkeram leher kaosku.

Hmm... aku sangat rindu melakukan ini saat malam sebelum tidur, dulu ini adalah kebiasaan kami untuk mengucapkan selamat tidur, tapi karena aku semakin sibuk dan lelah saat pulang kerja jadi kami jarang melakukannya saat menjelang tidur, kami hanya melakukannya saat weekend. Sekarang sepertinya cocok jika kami lakukan saat kami memiliki banyak waktu luang di Korea seperti ini.

Sungmin menahan desahannya, benar-benar tidak mau bersuara. Padahal aku yakin omma akan paham jikapun dengar suara kami kan? Kami kan memang suami istri.

Aku mencium bibir Sungmin saat aku melepaskan cairanku di dalam lubangnya yang hangat. Sungmin lalu mendorongku pelan.

"aku mau bersihkan diri dulu" dia mengambil baju di lemari lalu keluar dan aku benahi celanaku lagi.

=========================

You are amazing reader.. let's make it 30.000 views! sedikit lagi hampir 30K. Biar happy ending ayo cepet read, cepet vote~~~

Continue Reading

You'll Also Like

2.9M 191K 16
"Oh rupanya yang meretas sistem kita adalah bayi mungil ingusan?" "Brengsek. Lepaskan aku!!" "Oh tidak semudah itu babe. Sekarang, mari kita menghuku...
479K 11.7K 23
Ini cerita bxb please jangan salah lapak sengaja ga pake deskripsi biar penasaran hehe happy reading. Pict from pinterest
1M 18.5K 26
Pernah terbayangkan akan sebuah pernikahan yang terjadi di antara dua remaja SMA yang kini berada di tahun terakhir masa putih abu-abu? Seohyun Adiba...