BOBOIBOY:LOVE STORY [FANG X B...

By LYZ_LYN_EYN_EYNI

50.2K 1.9K 267

Cerita tentang cinta antara Boboiboy dan Fang. BACALAH CERITA INI. More

CHAPTER 1
CHAPTER 2
CHAPTER 3
CHAPTER 4
CHAPTER 5
CHAPTER 6
CHAPTER 7
CHAPTER 8
CHAPTER 9
CHAPTER 10
CHAPTER 11
CHAPTER 12

CHAPTER 13

4.5K 149 36
By LYZ_LYN_EYN_EYNI

Boboiboy: Alasan Terbesar

Boboiboy © Animonsta Studio, Malaysia

Fanfiction by widzilla

Warning! Genderbender alert! Contain OOC. Fang x fem!Boboiboy pairing.

Bahasa Melaysia + Bahasa Indonesia.

(Untuk chapter kali ni BoBoiBoy sudah berumur 16 tahun)

[][][][][][][][][][][][][][][][][]

Boboiboy melangkah menuju lapangan basket yang terletak di samping lapangan sepak bola sekolahnya. Semasa ia masih SD, lebih banyak anak-anak lebih tertarik bermain sepak bola. Hanya ada satu anak yang ia kenal begitu suka bermain basket, bahkan tak peduli sendiri di lapangan.

Kini, di usia remaja, Boboiboy mengenal anak itu sebagai pemain basket di tim SMU-nya. Pada awalnya hanya karena Fang rajin bermain sendirian, hingga pada akhirnya para senior sekolah melihat kepiawaiannya bermain basket. Maka ditariklah ia menjadi anggota tim.

Boboiboy bangga melihat tunangannya menjadi pemain kebanggaan sekolah. Menjuarai banyak pertandingan bersama tim basketnya. Cita-cita Fang untuk menjadi populer terkabulkan dengan mudahnya.

Perempuan mana yang tak tergoda dengan wajah tampan dan keahliannya dalam bermain basket, serta nilai-nilai pelajaran yang tinggi? Banyak laki-laki yang iri pada Fang. Tapi mereka hanya bisa mengakui kemampuan Fang di segala bidang.

Boboiboy terkadang merasa ia hanya bisa berdiri diam di belakang semua itu. Berdiri diam di belakang punggung Fang yang dielu-elukan ramai.

Cemburu?

Hanya senyuman kecut yang nampak dari wajah gadis bertopi tersebut.

Kini Boboiboy mendapati Fang tengah bermain basket sendirian di lapangan sepi. Berusaha tak mengganggu, Boboiboy duduk di bangku penonton samping lapangan. Ada tas dan jaket Fang di situ tergeletak dengan cueknya. Tangannya perlahan menggapai jaket yang tercium parfum pria khas wangi dari tubuh Fang yang kini telah dewasa. Ia memeluk jaket tersebut sembari menghirup lembut wangi yang membawa kenangan perjalanan cinta mereka sejak berusia dua belas tahun.

Dari kejauhan Boboiboy bisa melihat perubahan jelas yang terjadi pada fisik Fang.

Memang sejak kecil ia lebih tinggi dari Boboiboy, tapi kini jelas terlihat tinggi cowok tersebut bertambah seiring melebarnya bahu dan punggung Fang. Ketika cowok tersebut dalam seragam tim basketnya, Boboiboy bisa melihat jelas otot yang menonjol pada lengan dan kaki Fang. Leher kekar dan tubuh yang tegap gagah seakan menambah ketampanan yang tampak dari wajah dingin dan sorotan mata yang tajam dari balik kacamata berbingkai ungu. Jika Boboiboy berdiri di samping Fang, ia hanya setinggi bahu pria tersebut.

Perempuan mana yang tidak tertarik pada Fang? Semua gadis di sekolah tergila-gila padanya. Setiap Fang berjalan, pandangan dari para mata yang cantik banyak yang mengikutinya. Semua gadis rela melakukan apa saja demi mendapatkan perhatian Fang.

Dalam lamunannya Boboiboy mulai berpikir bahwa ia tidak pantas untuk Fang…

Gadis-gadis yang ingin sekali menjadi pendamping Fang banyak yang memiliki paras rupawan. Mereka begitu cantik dan tahu bagaimana berdandan.

Setiap bercermin Boboiboy tak melihat semua itu pada dirinya. Tubuh kecil, dandanan dan wajah yang begitu sederhana, rambut yang tak biasa ia beri aksesoris selain topi yang terbalik. Sering kali ia meminta tolong Yaya untuk mendandaninya. Tapi sahabat berjilbab tersayangnya itu hanya mengatakan bahwa Boboiboy lebih cocok make upnatural.

Apalah itu? Aku hanya inginkan tampil cantik di depan Fang!

Boboiboy merasa putus asa tak dapat tampil cantik seperti para bidadari yang ingin mendekati Fang di sekolahnya.

Setiap berjalan pulang belanja kebutuhan kedai ataupun kebutuhan rumah tangga, Boboiboy terkadang melihat teman-teman perempuannya tengah berbelanja baju, aksesoris, alat dandan untuk mempercantik diri mereka. Mereka duduk-duduk di café, hendak menonton di bioskop, belanja barang-barang yang mereka inginkan. Di tangan lentik dan ramping para gadis itu tergantung tas-tas belanja barang-barang ber-merk, tas-tas kecil cantik dengan logo manis menghias.

Boboiboy tahu segala kewajiban yang harus ia jalani. Dan ia tak pernah mengeluhkan semua apa yang ia lakukan. Tapi bagi seorang gadis normal, ada rasa iri dalam hati kecilnya. Ada rasa ingin melakukan hal-hal yang biasa dilakukan gadis-gadis tersebut.

Setiap Boboiboy bercermin pada kaca-kaca etalase toko yang mempertontonkan baju dan barang-barang mewah di baliknya, gadis itu selalu merasa dirinya adalah sebuah debu yang dengan mudahnya tertiup dan terbang entah ke mana, dibandingkan para gadis-gadis bagai bidadari yang duduk di dalam café, di balik kaca-kaca tersebut.

Boboiboy berdiri melihat sosok dirinya yang menggendong barang belanjaan berisi sayur, daging, bahan-bahan masak lain, dan bahan-bahan kimia pembersih rumah. Hanya kaos dan rok jeanssederhana yang menutupi hingga bawah lutut, tubuhnya dilindungi sweaterwarna gading. Rambutnya hitam sedikit terkibar tertiup angin.

Apa yang membuat Fang mencintaiku? Apa Fang masih mencintaiku? Ataukah hatinya sudah berpindah pada perempuan lain yang lebih cantik, yang ia temui setelah aku...?

Apakah... pilihanku tepat ketika memilih untuk tetap menjadi perempuan seperti yang diinginkan Fang dahulu...?

Perasaan khawatir dan takut seakan menghantuinya setiap saat. Setiap ia melihat punggung Fang.

"Bengong je?"

Boboiboy sedikit tersentak. Ia melihat wajah Fang yang tersenyum hangat padanya. Wajah yang dibanjiri peluh keringat setelah bermain basket. Usil, cowok itu mencolek hidung Boboiboy dan membuat gadis tersebut tertawa kecil.

"Dah lama tunggu? Maaf, aku tak sadar kau dah kat sini..."

"Tidak... baru je..."

Fang menghela napas melihat senyuman di wajah tunangannya "Ada apa...? Kau sembunyikan sesuatu...?"

Boboiboy menggeleng sambil memberikan handuk pada Fang "Lagi baik kau ganti baju... Nanti sakit kau, Fang..."

Fang terdiam. Ia tahu jika ia terus bertanya, Boboiboy tetap akan menjawab dengan gelengan yang sama. Tanpa ragu cowok tersebut mencium dahi kekasihnya. Boboiboy menikmati sentuhan bibir Fang yang menempel cukup lama pada dahinya.

Dari tasnya, Fang mengambil selembar kaos berwarna ungu gelap, warna kesukaannya. Tanpa ragu, cowok itu membuka baju membiarkan tubuh bagian atasnya terekspose di hadapan Boboiboy. Keringat bercucuran membasahi tubuh tegap gagah tersebut. Boboiboy tak bisa mengalihkan pandangannya dari tubuh Fang. Namun apa yang ia pikirkan sebelumnya justru membuat gadis itu semakin merasa bahwa Fang terasa begitu jauh digapai. Wajah Boboiboy semakin menunduk sedih.

Fang telah menutupi tubuhnya kembali dengan kaos yang kering. Ia menyadari kondisi kekasihnya yang duduk termangu di hadapannya. Kesedihan tersirat setiap wajah itu menunduk.

"Boboiboy...?" Fang duduk di samping dan merangkul kekasihnya. Kembali, hanya sebuah senyuman yang membalas.

"Nak balik...? Yuk..." bujuk Boboiboy sembari berdiri dan menenteng tas di bahunya. Fang semakin khawatir melihat kekasihnya.

Keduanya berjalan berdampingan dengan tangan saling menggenggam bergandengan.

Tanpa Boboiboy sadari, Fang sesekali mencuri-curi pandang, melihat wajah kekasihnya yang cerah terkena sinar matahari sore. Sang pria terdiam menikmati sentuhan lembut jemari lentik di tangannya yang bersarung tangan ungu gelap.

Tanpa sepengetahuan sang gadis, ada rasa khawatir menyelimuti hati kekasihnya.

Rasa khawatir... bahwa gadis yang begitu dicintainya, yang kini tengah berjalan mendampinginya akan pergi meninggalkan diri sang pengendali bayang.

Fang yang kini populer di sekolah, justru bukan merasa bangga maupun puas. Justru ada ketakutan dalam dirinya.

Seorang Fang? Takut?

Fang kini harus berlatih basket rutin dengan teman-teman tim-nya. Tak urung ia terganggu dengan suara teriakan-teriakan para gadis yang mendukungnya. Suara yang benar-benar membuyarkan konsentrasi. Tentu saja dengan tega ia menutup pintu lapangan basket indoordan mengunci para gadis itu di luar. Kegiatan rutin tersebut membuat dirinya tak bisa lagi memiliki waktu luang bersama gadis pujaannya.

Ia mulai ketakutan, Boboiboy mulai bosan padanya yang tak lagi sempat memiliki waktu bersama dirinya. Seandainya Boboiboy mulai merasa tak diperhatikan Fang. Sedangkan, sebisa mungkin Fang menyapa gadis itu setiap hari, memperlihatkan kepeduliannya pada sang pujaan.

Fang selalu mendapati para laki-laki di sekolahnya tengah membicarakan seorang gadis yang serba bisa. Gadis yang selalu dapat diandalkan, begitu ramah, ceria, dan bersemangat. Wujudnya yang sederhana selalu mencolok. Wajahnya yang polos tanpa make uptebal justru membuatnya begitu bersinar cantik. Terlebih ketika ia tak mengenakan topinya.

Rambut hitam legam pendek tersisir angin membuat pemandangan segar bagi mereka. Matanya bulat lebar penuh semangat dan senyum ramah bagai menggoda setiap laki-laki yang melihat wajahnya. Bibir yang nampak begitu lembut selalu memasang senyum menghangatkan hati siapapun.

Gadis yang tak pernah segan menolong siapapun yang membutuhkan bantuan. Tak seperti gadis-gadis lain yang selalu mengeluhkan akan merusak kuku atau kulit mereka. Ketika pelajaran PKK ia bisa memasak dengan lihai, menjahit dengan rapi, dan bagai seorang ibu pada siapapun. Calon istri dan calon menantu idaman siapapun yang mengenalnya.

Pengetahuannya luas ketika diajak bicara. Terang saja, setiap hari gadis itu rajin membantu kakeknya menjalani usaha di kedai. Tak urung ia bertemu dengan banyak orang dari kalangan manapun dan mengobrol bersama mereka. Tak seperti gadis-gadis lain yang hanya membicarakan fashion, film, atau artis kesukaan mereka. Gadis yang tahu beretika dan sopan.

Fang tahu jelas sudah berapa banyak cowok yang berusaha mendekati bahkan ingin mengutarakan perasaannya pada gadis tersebut. Namun, sang serigala penjaga tak pernah membiarkan mereka menjalani niat untuk mendekati majikannya.

Fang takut. Takut bahwa ia tak lagi memiliki kesempatan menjaga Boboiboy dari para penggemar rahasianya, gadis yang selalu menjadi buah bibir di sekolah, bahkan di Pulau Rintis. Takut Boboiboy akan menjauh darinya. Takut ia tak sanggup menggapai gadis pujaannya. Takut Boboiboy akan meninggalkan dirinya.

Sekuat tenaga, Fang berjuang untuk mendapatkan lagi waktu berharga yang ia miliki agar bisa meluangkan waktu bersama Boboiboy. Hanya pada saat jam istirahat sekolah dan pada saat membantu di kedai Tok Aba ia bisa bersama dengan Boboiboy.

Tiba-tiba suara gemuruh terdengar dari langit mendung. Warna kelabu menggantikan warna kemerahan dengan tiba-tiba. Fang langsung menarik tangan Boboiboy menuju rumahnya yang berkesan angker. Begitu mereka memasuki pintu, hujan deras langsung mengguyur bumi.

Fang merangkul Boboiboy dan mengajaknya memasuki ruang tamu "Boboiboy... kau lagi baik berteduh kat sini je... Aku akan cuba telepon Tok Aba memberi kabar..."

Boboiboy mengangguk. Fang langsung menghubungi Ochobot yang setia selalu bersama sang kakek melalui jam kuasanya. Memberi kabar keadaan Boboiboy yang tak bisa pulang sore itu karena hujan. Fang berjanji akan mengantarnya jika hujan sudah reda. Namun Tok Aba berkata lain...

"Fang, tolong ijinkan Boboiboy menginap di rumahmu je... Hujan ni nampaknya akan lama... Besok ni kan Ahad... Mestilah kalian belajar bersama... Boboiboy cakap ada soalan Matematik yang dia tak mengerti tu... Tolong bantu dia, ya..." Tanpa bisa menolak, Fang mengiyakan permintaan kakek dari kekasihnya itu.

Boboiboy menghela napas mendengar permintaan kakeknya. Ia tahu jelas Tok Aba sangat mempercayai dan mengandalkan Fang untuk menjaga dirinya "Maaf, Fang... aku jadi repotkan kau..."

"Eish, apalah kau ni... Tak repot sama sekali...! Aku lagi rasa seronok kau datang... Dah lama kau tak main kat rumahku yang macam rumah hantu ni..." Boboiboy tertawa kecil mendengar gurauan Fang mengenai rumahnya.

Benar apa kata Tok Aba, hujan itu justru semakin deras seiring langit berubah gelap.

Sore mulai mendekati malam. Fang yang sudah mandi dan berganti baju memandangi langit dari jendela kamarnya dengan wajah khawatir. Meski Tok Aba mengijinkan, tapi ia merasa tak enak jika Boboiboy harus tidur di rumah yang berantakan itu. Selama ia mandi dan berganti baju, entah apa yang Boboiboy lakukan di ruang bawah. Fang sudah mengijinkan gadis itu boleh berkeliling ke manapun ia mau, tapi nampaknya sedari awal mereka masuk rumah, Boboiboy tak menaiki tangga sekalipun.

Wangi masakan membuyarkan lamunan Fang. Ada suara dari arah dapur. Ia menuruni tangga mendapati ruang tamu yang tadinya berdebu kini telah bersih bagai rumah baru. Dan ia baru menyadari seiring menuruni tangga, tangannya yang mengelus sandaran tangga sama sekali tak menghitam karena debu. Justru kayu yang melindungi sandaran tangga kini telah bersih mengkilat. Begitu memasuki ruangan yang menjadi sumber wangi tersebut, Fang mendapati dapurnya telah bersih dan rapi. Sebuah panci berisi bahan makanan tengah mendidih membiarkan isinya larut dengan bumbu yang telah dicampur dan diaduk. Nasi berwarna putih bersih mengeluarkan uap panas dalam rice cooker.

Boboiboy memotong-motong sayur dengan celemek melindungi seragam sekolah yang masih dikenakannya sejak sore tadi.

Fang terkagum-kagum, sejak kapan Boboiboy membersihkan semua itu dengan cepat dan teliti. Ia tahu sejak Boboiboy mengurus segala rumah tangga kakeknya serta kedai Tok Aba, ia terlatih dan terbiasa mengerjakan segala pekerjaan rumah dengan telaten. Inilah yang dipuji-puji para cowok di sekolahnya.

"Ah, Fang... dah mandi? Aku dah buatkan makan malam... Semoga kau cocok dengan masakanku..." senyum ramah terpasang di wajah gadis tersebut. Fang tersenyum membalasnya.

"Masih panas, ni... Macam mana kalau kau mandi dulu... Kita makan bersama... Kau boleh pakai bajuku. Akan kusiapkan..."

Boboiboy menurut menerima handuk yang dipinjamkan Fang. Semetara cowok itu mencari-cari baju yang bisa ia pinjamkan pada Boboiboy. Ada kaos dan celana panjang yang sudah kekecilan bisa ia pinjamkan pada tunangannya.

"Boboiboy... ini baju kau..." Fang mengetuk pintu kamar mandi. Nyaris meledak jantungnya melihat wajah dan bahu Boboiboy dibasahi air mandi. Rambutnya turut basah menempel pada kulit leher dengan begitu sensual di mata Fang. Bibir yang basah nampak begitu menggoda Fang untuk mengulumnya "Ah, terima kasih, Fang..."

Begitu pintu kamar mandi kembali tertutup. Fang menahan punggungnya bersandar di dinding. Tak kuasa ia menahan detak jantungnya ketika tiba-tiba melihat kulit Boboiboy yang basah bersembunyi di balik pintu. Wajahnya memanas hingga ke telinga.

Sekuat tenaga, cowok itu berusaha bangun dan menuju kamarnya. Barulah ia sadar ruangan tersebut berantakan dengan bola basket, tas, baju kotor, dan buku-buku yang berserakan.

Dengan cepat semua itu ia bereskan sebelum Boboiboy memasuki kamarnya. Semua buku ia rapikan dalam rak, bola basket pada tempatnya, tas tergantung di sebelah meja belajar, baju kotor ia masukkan ke dalam keranjang baju, dan tempat tidur ia rapikan. Berusaha menyempatkan diri Fang membersihkan kaca jendela kamarnya.

"Fang...? Boleh aku masuk...?" suara lembut terdengar dari balik pintu kamarnya. Boboiboy telah selesai mandi, tak berani memasuki kamar yang menjadi ruangan pribadi Fang "Ma, masuklah! Tak apa-apa!"

Begitu gadis tersebut memasuki ruangan kamar Fang, sebuah pemandangan manis begitu membuat Fang kembali merona. Ia tak menyangka kaosnya yang kekecilan tetap terlihat longgar di tubuh mungil tunangannya. Namun baju tersebut tergantung dan membalut manis tubuh Boboiboy. Rambut yang masih basah terbasuh handuk dengan rapi tersisir jari. Wajah dan kulit gadis itu terlihat begitu segar dipandang mata. Wangi sabun yang biasa Fang gunakan membersihkan tubuh kini tercium dari tubuh gadis idamannya.

Boboiboy berjalan mendekati Fang yang tertegun penuh kekaguman "Fang...? Kau baik je?"

Leher Boboiboy terlihat begitu segar. Fang bagai merasakan dirinya seorang vampir yang siap menghisap darah dari leher korban yang menatap lembut di hadapannya. Tanpa ragu, tangan Fang menyentuh leher Boboiboy dengan lembut. Ia menundukkan kepalanya dan menempelkan bibir di leher gadis tersebut.

"Ah... Fa, Fang...?" tersipu, Boboiboy terheran begitu kekasihnya mencium dan memeluk tubuh dirinya. Hidung Fang mengendus wangi dari tubuh Boboiboy, membuat gadis itu merona malu. Jantungnya mulai berdegup kencang begitu Fang meraba punggung Boboiboy.

"Fang...? A, ah... oh..."

Penuh kesadaran, Fang mendorong tubuh Boboiboy perlahab ke tempat tidur dan memeluknya sembari berbaring. Boboiboy hanya bisa diam membiarkan Fang menenggelamkan wajahnya di rambut gadis pujaannya yang masih sedikit basah.

"Boboiboy... Aku mencintaimu... Sungguh..." gadis berambut pendek tersebut tertegun. Ia mengelus punggung lebar Fang "Cakap apa kau ni...? Kenapa tiba-tiba...?"

"Kau... Apa kau mencintaiku juga...? Kau... tak akan meninggalkanku' kan?"

Tentu saja sang gadis terkejut. Pertanyaan dengan nada penuh kekhawatiran dan ketakutan dari Fang tak ia sangka keluar dari diri orang yang paling ia cintai di seluruh alam semesta. Justru selama ini dirinyalah yang merasakan ketakutan itu. Dirinyalah yang memiliki pertanyaan yang sama seperti demikian. Seorang Fang? Menanyakan hal yang Boboiboy pertanyakan setiap harinya akan perasaan Fang pada dirinya?

Tak sadar, air mata menetes di pipi Boboiboy. Namun gadis itu menyembunyikannya sembari memeluk erat Fang "Aku... mencintaimu, Fang... Aku... akan terus mencintaimu... Aku tak akan meninggalkanmu..."

Fang terdiam dengan senyum lega di wajahnya. Senyum yang muncul seiring hilangnya rasa takut dan khawatir dalam dirinya setelah mendengar beberapa patah kata dari gadis dalam pelukannya.

"Aku pun tak akan pernah meninggalkanmu... apapun yang terjadi... Aku tak akan biarkan kau menjadi milik orang lain... Kau milikku seorang... Boboiboy..." pelukan Fang semakin erat.

Bagai mantra yang menghilangkan semua perasaan risau dalam hati Boboiboy, gadis yang meneteskan air mata itu kini tersenyum lega.

Keduanya memberikan rasa aman dan nyaman satu sama lain. Memberikan kepercayaan dan keyakinan untuk satu sama lain. Tanpa segan, Fang mendekatkan bibirnya pada bibir Boboiboy. Sebuah ciuman manis dan dalam menghangatkan hati mereka di tengah melodi hujan yang terdengar dari luar jendela.

Boboiboy mulai berpikir berapa lama lagi Fang akan membiarkannya bernapas. Bibir Fang bagai tak ingin lepas dari bibirnya. Begitu sedikit menjauh, Boboiboy mengambil napas. Wajahnya terasa begitu panas hingga ke tubuh. Tanpa ragu lagi, Fang mendaratkan bibirnya pada leher Boboiboy dan semakin turun ke dada gadis yang sedikit terlihat karena kaos Fang yang longgar. Tangan Fang yang besar meraba-raba tubuh Boboiboy membuat gadis itu semakin merasa panas sembari berbaring di atas tempat tidur Fang. Tangannya meraba dada bidang Fang yang menghimpit tubuhnya.

Boboiboy menyadari... di hadapannya bukanlah seekor anjing yang ingin bermanja-manja, tapi seekor serigala besar yang kelaparan akan kasih sayang pujaannya...

"F, Fang... hhh..."

Fang hanya diam sambil terus menikmati aroma tubuh Boboiboy. Sampai akhirnya gadis itu memeluk kepala Fang untuk menahan agar Fang tak semakin turun menghirup aroma tubuhnya.

"...makan malamnya nanti tak hangat lagi... makan, yuk..."

Fang mendengus kecil, tapi pada akhirnya serigala itu mengangguk menyetujui saran majikannya untuk makan malam... sebelum ia 'memakan' Boboiboy karena nafsunya...

--------------------------------------

SKIP TIME!!!

(BOBOIBOY WAKTU UMUR 20 TAHUN)

Fang dengan gagah mengucapkan janji untuk membahagiakan sang pengantin yang kini mendampinginya. Kain tipis yang menutupi wajah Boboiboy sama sekali tak menghalangi para tamu undangan melihat kebahagiaan dari wajahnya. Keluarga dan para sahabat keduanya tak sanggup lagi menahan haru bahagia menjadi saksi pernikahan yang bernuansa putih suci.

Kebahagiaan tersebut terlihat begitu jelas ketika Fang membuka kain putih dan menatap mata Boboiboy. Tatapan dan senyuman kebahagiaan penuh kehangatan yang mereka lemparkan satu sama lain terasa begitu abadi.

Sejak mereka saling mengucapkan janji ketika harus memilih sebuah keputusan besar. Dan menyadari bahwa mereka memiliki satu sama lain sebagai alasan terbesar dalam hidup mereka.

END

Continue Reading

You'll Also Like

1.7K 107 6
"Tunggu lahh !!" Jerit seorang pemuda sekolah menengah berambut jingga kearah rakan karibnya yang sudah jauh dihadapan . "BOKE JALAN LA CEPAT SIKIT...
9.9K 537 5
[COMPLETE] A VERRRRRYYY SHORT STORY HaliGem of course! Damn yaoi! MPreg! Ya' gonna cursing for me after this. uwu idc Cover book by : Pinterest
27K 759 49
[ KARYA PERTAMA ] -Amnesia -Balas dendam Singkat dan padat hehe Total words :
131K 3.9K 20
Special Edition Faizul x Hafiz Hafiz Zafrin lari dari Zafrin Family sebab taknak uruskan syarikat family hey!aku masih 19 tahun kot!aku nk happy2 t...