BOBOIBOY:LOVE STORY [FANG X B...

Galing kay LYZ_LYN_EYN_EYNI

50.2K 1.9K 267

Cerita tentang cinta antara Boboiboy dan Fang. BACALAH CERITA INI. Higit pa

CHAPTER 1
CHAPTER 2
CHAPTER 3
CHAPTER 4
CHAPTER 5
CHAPTER 6
CHAPTER 7
CHAPTER 8
CHAPTER 10
CHAPTER 11
CHAPTER 12
CHAPTER 13

CHAPTER 9

2.7K 122 17
Galing kay LYZ_LYN_EYN_EYNI

Boboiboy: Alasan Terbesar

Boboiboy © Animonsta Studio, Malaysia

Fanfiction by widzilla

Warning! Genderbender alert! Contain OOC. Fang x fem!Boboiboy pairing.

Bahasa Malaysia + Bahasa Indonesia

[][][][][][][][][][][][][][][][][][][]

Keesokan harinya, subuh-subuh Boboiboy sudah bangun membuka seluruh jendela rumah agar udara segar masuk. Di dapur, gadis itu membuat sarapan untuk Tok Aba, Ochobot, dan dirinya sendiri. Agak aneh memang melihat sebuah robot bisa memakan makanan manusia dengan lahap. Tapi mengingat pengaktifan Ochobot sendiri menggunakan cokelat Tok Aba, hal-hal yang ajaib seperti demikian bisa dimaklumi.

Usai membuat bekal untuk dibawa ke sekolah, Boboiboy langsung menghampiri kakeknya di kedai cokelat untuk membantu-bantu sebelum berangkat ke sekolah nanti. Membersihkan dan menyusun cangkir, gelas, dan piring serta peralatan membuat cokelat, mengelap meja, menyeduh air panas, menyiapkan cokelat-cokelat di rak, dan pekerjaan rutin lainnya.

Begitu semua sudah beres, Boboiboy kembali pulang ke rumah sebentar untuk berganti seragam sekolah dan mengambil tas serta bekalnya. Jendela dan pintu ia kunci sebelum meninggalkan rumah, kemudian berjalan menuju kedai Tok Aba kembali untuk berpamitan. Ada satu hal yang tak pernah ia lihat sebelumnya di situ. Pemandangan yang membuat gadis itu terkejut dengan senyuman di wajahnya.

Fang tengah duduk sambil meminum hot kokospecial Tok Aba. Cowok itu melambaikan tangannya, menyadari kehadiran Boboiboy dari kejauhan. Dengan berbunga-bunga gadis bertopi tersebut berlari kecil menghampiri orang yang paling disayanginya. Fang berdiri untuk menyambut Boboiboy yang mendekat. Namun Boboiboy sedikit tak hati-hati ketika sampai di hadapan Fang. Kakinya sedikit terantuk sehingga tubuhnya terjatuh ke depan. Sebelum hal itu terjadi, Fang telah sigap menangkap, memeluk tubuh Boboiboy ke dalam pelukannya.

Tok Aba dan Ochobot yang menyaksikannya mengangkat alis mereka terkejut. Bukan terkejut karena Boboiboy yang nyaris jatuh, tapi ketika Fang menangkap tubuh Boboiboy hingga beberapa detik berlalu menjadi menit, keduanya sama sekali belum melepas pelukan dan pandangan mereka satu sama lain.

Tok Aba dan Ochobot berpandangan hingga mereka saling melempar senyum "Ehem…" Fang dan Boboiboy langsung membetulkan posisi berdiri mereka dengan wajah merah dan kikuk.

Tok Aba berjalan keluar kedainya mendekati Fang "Kau ni, Fang… tak tahukah kami ni rindu sangat padamu… Tak kunjungi kedai lagi, macam dah pergi jauh je… Apa kabarmu, Fang…?" Tok Aba menepuk pundak anak laki-laki yang tersenyum agak canggung itu. Ia sempat khawatir Tok Aba akan memarahinya karena pernah membuat Boboiboy sedih. Namun orang tua yang bijaksana itu tak pernah menyalahkan siapa pun dan selalu baik pada semua orang. Termasuk Fang. Tok Aba tahu benar sifat anak lelaki tersebut dan ia yakin bahwa Fang akan menyadari apa yang harus ia lakukan.

Kelegaan luar biasa dirasakan Fang begitu Tok Aba tersenyum hangat padanya sambil merangkul pundak cowok berkacamata tersebut, dan pundak cucunya yang berdiri di samping dengan senyuman manis di wajahnya.

Sebelum berangkat ke sekolah, kedua anak tersebut berbincang menemani Tok Aba dan Ochobot yang masih menunggu pelanggan datang. Begitu melihat jam yang terpajang di kedai, Boboiboy berpamitan mencium punggung tangan kakeknya. Fang turut mengikuti, berpamitan pada Tok Aba.

Begitu sang kakek menepuk punggung Fang bagai penuh harap, ia merasakan kasih sayang keluarga dari Tok Aba. Orang tua tersebut mempercayai cucu satu-satunya tersayang itu pada Fang. Tanggung jawab yang dipikul Fang seakan membuat dirinya menjadi bagian dari keluarga Boboiboy tanpa adanya perjanjian yang tertulis maupun terucap untuk membuktikannya. Keluarga yang ada di hadapannya menerima Fang tanpa syarat apapun. Hati Fang bagaikan berada di sebuah tempat yang hangat penuh bunga. Tak pernah ia rasakan sebelumnya.

Boboiboy berjalan berdampingan dengan Fang meninggalkan kedai. Tok Aba melihat kedua anak tersebut berlalu hingga tak terlihat di belokan taman dengan senyum di wajahnya.

-----------------------------------------

Waktu berlalu begitu cepat amat sangat tak diinginkan Fang sejak Yaya dan Ying memberi tahu bahwa Adu Du siap mencoba senjatanya untuk mengembalikan Boboiboy.

Fang terdiam sejak mereka berjalan dari gerbang sekolah. Sementara Yaya, Ying, dan Gopal mengobrol seru dan bersemangat bahwasannya Boboiboy akan kembali ke wujud semula, Boboiboy sendiri hanya bisa tersenyum masam. Dalam dirinya terus dilanda keraguan memilih dua pilihan yang sulit. Rasa ingin kembali seperti semula demi keluarga dan teman-teman yang berharap besar, namun rasa sayang pada Fang bagai menahan pilihan tersebut.

Tak terasa sudah, kelima anak tersebut kini telah berdiri di depan markas kotak Adu Du setelah pulang sekolah. Dalam markas, Adu Du telah siap dengan senjata pembaliknya yang telah direparasi. Probe dengan bangga memuji-muji incik bossnya.

"Oke! Jom kita cuba lagi senjata ni!"

"Tu, tunggu! Macam mana kau yakin senjata tu dah lagi betul…? Kalau ada apa-apa pada Boboiboy… macam mana?" semua menyetujui kata-kata Fang. Adu Du sendiri turut menjadi ragu dan mengambil keputusan untuk mencobanya dulu dengan menembakkannya pada sebuah batu.

"Jika kita tembakkan senjata ni pada sebuah benda… maka benda tu akan memiliki sifat kebalikannya… Sama halnya masa Boboiboy terkena tembakan senjata pembalik! Anak laki-laki mesti la jadi anak perempuan… Seiring jalannya masa, seluruh molekul-molekul pada benda yang ditembakkan mesti menjadi sifat baru yang dimiliki dan tak boleh berubah lagi setelah lewat masa tiga puluh hari meski telah ditembakkan lagi… Nah! Kita cuba pada batu ni! Mestilah jadi kenyal dan ringan…!"

Semua orang menjadi tegang begitu senjata tersebut mengeluarkan sinar terang yang menuju lurus pada batu besar di tengah lapang. Begitu tembakan selesai, kelima anak serta alien dan robot tersebut langsung berlari mendekati batu yang menjadi uji coba.

Bukannya menjadi kenyal, tapi batu tersebut justru kini menjadi sebuah patung berbentuk Probe, membuat robot ungu yang rajin melayang-layang di samping tuannya menjadi terkagum-kagum pada patung tersebut "Ohooo! Ini sungguh berjaya, incik boss! Berjaya buat sayaaa!" Tapi ia langsung murung begitu patung tersebut hancur dengan sedikit sentilan dari Gopal.

"Gagal? Macam mana gagaaal?" Adu Du menghela napas panjang. Ia memutuskan untuk memperbaikinya lagi. Yaya, Ying, dan Gopal saling berpandangan dan menghibur Adu Du serta Boboiboy. Namun diam-diam kegagalan tadi membuat gadis tersebut justru menarik napas lega. Begitu pula dengan Fang.

Pada akhirnya kelima anak tersebut mengajak Adu Du dan Probe ke kedai Tok Aba untuk istirahat melupakan beban mereka sementara. Yaya dan Ying menceritakan apa yang telah terjadi pada Tok Aba dan Ochobot yang penasaran melihat Adu Du tergeletak lemas di kursi. Tak disangka, orang tua tersebut malah hanya mengangguk dan memberikan ice kokopada Adu Du, bereaksi begitu santai pada kegagalan uji cuba pertama senjata pembalik "Baru satu kali je… janganlah kau risau macam tu, Adu Du… Bolehlah korang kena cuba lagi…"

"Bolehlah, Atok… Tapi masa tubuh Boboiboy berubah tinggal lima hari lagi je…! Kita mesti cepat la ni!" Adu Du menggeleng-gelengkan kepala kotaknya panik. Tok Aba hanya kembali tersenyum tenang "Dah la tu… kenalah kitorang bersabar… Eish, susu segar dah habiskah, Ochobot? Atok tak boleh buat ice koko milk lagi ni…"

"Dah habis, tok… Baru mau beli ni…" Ochobot mengeluarkan dompet dari tempat penyimpanan uang. Boboiboy menghentikan robot kuning tersebut "Tak payahlah, Ochobot… Kau kan dah bantu Atok sejak pagi… Biar aku je…"

"Ah, biar aku saja ma… Lagi cepat!" Ying menawarkan diri namun dijawab Boboiboy dengan gelengan kecil dan senyuman "Tak payahlah, Ying… biar aku yang bantu atokku… Kau hiburlah Adu Du… kasihan dia…" Ying akhirnya melakukan apa yang diminta Boboiboy. Sementara gadis bertopi terbalik tersebut telah berpamitan pada Ochobot dan kakeknya untuk pergi membeli susu segar yang dipesankan.

"Macam mana ni… Aku dah hubungi orang tua Boboiboy… dah cakap senjata tu nak siap dicuba lagi… Mestilah mereka kecewa sangat…" Adu Du sudah akan memaksakan diri lagi untuk memperbaiki senjatanya, untung saja Yaya dan Ying bisa membujuk alien teman mereka untuk beristirahat dahulu "Sudahlah, Adu Du… mereka pasti mengerti kau dah berusaha… Nanti kita cuba lagi je… Sekarang kau mesti rehat dulu…"

"Nah, betul itu… Lepas penat pikir tak baiklah kau paksakan diri… Nanti kitorang boleh bantu kau…! Ya' kan, teman-teman?" Yaya dan Ying mengangguk tegas pada saran Gopal. Namun mereka menyadari… Fang tak ada di antara mereka.

"Fang…? Ke mana dia pergi?"

Boboiboy berjalan sudah agak menjauh dari taman tempat kedai kakeknya. Rok yang dikenakannya sedikit terkibar karena angin yang berhembus lembut. Di dalam rok yang dikenakannya ada celana legging hitam yang melindungi kaki gadis itu hingga di bawah lutut. Boboiboy menyadari, ia sudah mulai nyaman dan terbiasa mengenakan pakaian perempuan berkat Yaya dan Ying yang banyak berjasa memilihkan busana untuknya ketika belanja dahulu. Sekarang yang ia pikirkan adalah, apakah dirinya akan merasa kembali aneh jika ia kembali ke wujud asal? Dan yang terpenting lagi, apakah perasaannya pada Fang akan turut berubah, atau sebaliknya… Apakah Fang akan tetap bersikap seperti sekarang ini pada dirinya nanti…?

"Boboiboy…!"

Boboiboy mendengar namanya dipanggil dari kejauhan. Ia berbalik ke belakang mencari sumber suara yang ternyata Fang tengah berlari mengejar meninggalkan kedai Tok Aba menyusul dirinya.

"Fa, Fang…? Apasal kau di sini…?"

Fang berusaha mengontrol napasnya sambil menjawab pertanyaan Boboiboy "Aku… aku nak temani kau… Bolehkah?"

"E, eh? Tak payahlah… Aku boleh sendiri je…"

Tapi Fang tak mengindahkan kata-kata Boboiboy dan langsung menggandeng tangan gadis tersebut dengan ramah "Jom, kita pergi bersama…!"

Boboiboy tersipu merasakan hangat tangan Fang menggandeng tangannya. Ia tertegun menatap wajah tampan Fang yang begitu bersinar terkena cahaya matahari sore sambil berjalan mendampingi tanpa segan menggandeng tangan gadis itu. Perlahan Boboiboy menunduk kecil tersipu, tapi tak lama sebuah senyuman manis menghias wajahnya.

Tanpa segan, Boboiboy membalas gandengan tangan Fang dengan genggaman erat di antara jemari mereka sambil menyenderkan kepalanya pada bahu Fang, membuat jantung anak lelaki itu berdegup kencang dengan rona merah di wajah yang tak sanggup ia sembunyikan. Bahkan gadis itu memeluk hangat tangan Fang yang menggandeng seakan tak akan melepaskannya, membuat Fang merasa di awang-awang mencium wangi manis dari gadis di sisinya. Wajah manis Boboiboy yang kontras dengan aroma tubuhnya semakin membuat Fang yakin bahwa ia memang jatuh cinta pada sahabatnya.

"Hhh, sudah kuduga…"

Tanpa diketahui kedua insan yang tengah diselimuti suasaha hangat nan manis, Yaya, Ying, dan Gopal bersembunyi di balik semak-semak memperhatikan keduanya dari kejauhan.

"Eikh? Apa yang korang ketahui?" tanya Gopal bego. Yaya memutar matanya "Kau tengok tu… mereka tu dah suka satu sama lain…"

Ying nyaris tak percaya dengan apa yang dilihatnya, tapi ia sendiri sebenarnya juga sudah mulai menyadari sejak perlakuan Fang yang berbeda kepada Boboiboy "Aiyo… Bila masa mereka dah saling suka macam itu…? Bolehkah ni…?"

Yaya menghela napas. Perlahan senyuman maklum muncul di wajahnya "Yah… kita mesti doakan yang terbaik je untuk mereka berdua… Kalau sudah pasal perasaan… tak bolehlah kita turut campur paksa…" Ying mengangguk setuju. Sementara Gopal mematung tak percaya dengan apa yang dilihat dan didengarnya "Me, me, mereka berdua… dah jatuh cinta? Macam mana ni terjadiiiii?" Yaya dan Ying memutar mata mereka melihat Gopal histeris tak bisa menerima kenyataan secara dramatis.

---------------------------------------

Sudah beberapa hari pada waktu yang sama sepulang sekolah, kelima anak tersebut selalu kembali mengunjungi Adu Du yang sudah memperbaiki senjatanya. Namun hanya kegagalan lagi dan lagi yang mereka temui setelah uji coba. Alien kotak tersebut nyaris putus asa.

Pantang menyerah, kelima anak tersebut menghibur dan memberi semangat Adu Du untuk memperbaikinya lagi. Waktu tetap berjalan tanpa memberi pengampunan pada siapapun. Adu Du semakin panik. Tapi Boboiboy menepuk bahu teman aliennya untuk bersabar. Kata-kata Boboiboy membuat Adu Du semakin ingin berjuang demi gadis itu…

"Adu Du… jika memang senjata tu tak boleh berjaya… Tak apa-apa… sungguh… Aku boleh terima tubuhku macam ni… Aku kan tetap Boboiboy kawan kau… Aku tak kan salahkan dan benci pada kau … Kitorang ni nak tetap kawan baik' kan…?"

Adu Du terdiam membisu penuh kekaguman dan haru. Pada akhirnya alien itu berjanji akan berusaha terus meski gagal ratusan kali sebelum batas waktu tubuh Boboiboy yang datang tinggal satu hari lagi.

Setelah meyakinkan Adu Du untuk berjuang lagi, kelima anak tersebut kembali ke rumah masing-masing. Yaya, Ying, dan Gopal kembali membahas kerisauan hati mereka jika seandainya senjata Adu Du tak berhasil lagi hingga batas waktu habis. Boboiboy dan Fang hanya diam berjalan berdampingan di belakang. Tanpa kata-kata terucap mereka tahu isi hati satu sama lain.

---------------------------------------

Begitu Boboiboy sampai rumah, kedua orang tuanya menyambut bahagia anak tunggal mereka. Tentu saja Boboiboy terkejut melihat keduanya ada di rumah Tok Aba, tapi mengingat Adu Du pernah mengatakan bahwa ia telah mengabari kedua orang tua Boboiboy kalau ia sudah menyelesaikan senjatanya, Boboiboy hanya bisa tersenyum ragu, mengetahui kenyataan bahwa sudah berulang kali mereka mengalami kegagalan dalam uji coba senjata tersebut.

Malam itu Boboiboy telah siap dalam piyamanya sembari duduk termangu di tempat tidur. Ia terus memikirkan kata-kata Yaya. Seberapa yakin dirinya pada perasaan yang ia miliki kepada Fang. Apakah boleh ia teruskan perasaan itu. Apakah perasaan itu akan terus membesar, sementara waktu perubahan yang terjadi dalam dirinya hanya tinggal besok satu hari saja…

"…jika kau ada rasa suka pada Fang, kau mestilah putuskan pilihanmu sebelum Adu Du uji cuba senjatanya padamu… Kau tak boleh lagi suka pada Fang kalau kau dah kembali wujud semula… Aku tak inginkan kau menyesal pada pilihanmu nanti…"

Sebuah ketukan di pintu menyadarkan Boboiboy kembali dari lamunan. Tak lama ibunda tersayang dari gadis berambut pendek tersebut memasuki kamar dengan senyuman dan kain berwarna putih bersih di tangannya "Eish… dah nak tidur…? Masih pukul tujuh ni… Apa mama dah ganggu kau, sayang?"

Boboiboy menggeleng sebagai jawaban. Matanya masih tertuju pada kain putih yang dibawa sang ibunda. Wanita tersebut menyadari pandangan anaknya, maka ia menyodorkan apa yang ada di tangannya kepada Boboiboy "Nah… cuba kau pakai… mama nak tengok kau pakai ini…"

Meski bertanya-tanya dalam kepala, tanpa banyak bicara Boboiboy melakukan apa yang ibunya minta.

Kini di cermin besar yang tergantung pada dinding kamar merefleksikan seorang gadis dengan tubuh ramping mengenakan gaun putih tanpa aksesoris yang mendampingi sama sekali. Gaun putih sederhana yang menutupi tubuh Boboiboy hingga bawah lututnya itu mengingatkan gadis itu bahwa gaun tersebut adalah milik ibunya ketika masih muda dulu. Boboiboy ingat pernah membantu kakeknya membereskan gudang, lalu menemukan album serta peti tua yang berisi baju-baju lama yang masih terawat milik kedua orang tuanya sebelum ia lahir.

Sang ibu tersenyum lebar penuh kerinduan melihat anaknya mengenakan gaun tersebut. Boboiboy kini duduk mendampingi ibunya di tepi tempat tidur, membiarkan sang ibunda mengelus lembut pipi anak satu-satunya itu "Dahulu, mama inginkan sangat anak perempuan… Tapi ketika kau lahir, mama tak ada rasa kecewa sama sekali… mama sangat sayang padamu, Boboiboy… Jujur, mama lagi terkejut mendengar kabar kau dah berubah dari Atok… tapi mama rasa ini kesempatan yang dah diberikan untuk mama … mama boleh rasakan punya anak perempuan… Sebelum kau kembali lagi ke wujud semula… mama nak inginkan lihat kau pakai baju ni… boleh…?" bisikan lembut ibunda Boboiboy dibalas senyuman hangat dan pelukan dari anaknya.

"Kau tahu, Boboiboy…? Selama papa dan mama tak boleh bersama kau masa kau berubah ni… Risau hati mama fikirkan kau… Tapi atok selalu telepon papa dan mama, yakinkan kita bahwa semestinya kau baik je… Atok lagi banyak cerita tentang kau… Papa dan mama lega mendengarnya… Bahkan papamu rasa lagi seronok punya anak perempuan macam kau… Rajin bantu Atok, boleh masak lagi sedap, baik dan lembut hati… Mama tak sabar ingin jumpa kau… Kawan kau si Adu Du kabari kami dia dah boleh kembalikan lagi senjata pembaliknya tu, mama tak boleh lagi tunggu untuk kemari… Besok kita mesti temui dia untuk cuba senjatanya lagi, ya…? Jangan risau, Boboiboy… tubuhmu akan kembali awal semula…"

Hati Boboiboy kembali gundah. Mana yang akan ia pilih? Apa yang terbaik bagi semua orang dan dirinya sendiri? Ia tak ingin ada orang yang bersedih karena dirinya. Tapi apa boleh ia memilih kebahagiaan dirinya bersama Fang…?

Fang…

Ketukan di pintu membuat sang ibu melepaskan pelukan dari anaknya. Munculah wajah sang ayah yang nampak sedikit… terganggu?

"Boboiboy… ng… ada temanmu… ingin bertemu…"

Boboiboy dan ibunya berpandangan. Siapa yang malam-malam begini datang berkunjung?

Tanpa berganti baju, Boboiboy menuruni tangga menemui tamu untuknya dengan kedua orang tua tersayangnya mengikuti penuh rasa penasaran. Begitu sampai di bibir pintu depan, sang ibu terbelalak menarik napas dalam melihat seorang anak laki-laki berkacamata yang tampan dan gagah tengah berdiri di pintu pagar dengan jaket melindungi tubuhnya dari dingin. Ia ingat jelas anak lelaki tersebut ada di antara teman-teman Boboiboy ketika berkunjung dulu untuk menjenguk dan memaksanya keluar kamar. Hanya anak tersebut yang bisa membuat Boboiboy keluar dari kamarnya yang terkunci.

Boboiboy kaget melihat sahabatnya mengunjungi malam-malam dengan senyum kecil yang terlihat jelas di wajahnya karena penerangan dari lampu di dalam rumah dan lampu jalan "Fang…? Ada apa malam begini…?" tanya Boboiboy lembut sembari mengenakan alas kaki dan berjalan mendekati Fang.

Fang nyaris tak bisa bernapas melihat sosok bergaun putih bersih di depannya. Ia bersumpah bagai salah jalan ke rumah seorang bidadari. Tapi ia tahu betul pemilik wajah dan suara itu benar-benar Boboiboy "Kau… cantik sangat…" tanpa sadar sebuah bisikan terlontar begitu saja membuat Boboiboy tersipu sambil menyisir kecil rambutnya ke belakang telinga dengan jemarinya.

Sementara ibunda Boboiboy terkagum ria melihat anaknya tengah berdiri berdampingan bersama seorang pemuda tampan di depan rumah, sang ayah merasa agak terganggu dan bertanya-tanya siapa teman Boboiboy ini. Sebelum ayah Boboiboy mengeluarkan suara untuk bertanya langsung pada teman anaknya, Tok Aba dan Ochobot muncul dari dapur setelah menikmati teh panas. Robot kuning tersebut langsung melayang dengan ceria mendekati Fang "Fang!" Cowok tersebut serta merta memeluk robot kecil tersebut dan mengelus kepala bundarnya yang licin.

Atok Aba turut menyambut Fang dengan senang. Orang tua tersebut berjalan mendekati kedua insan di dekat pagar "Eikh, Fang… Malam begini kau berkunjung… Kenapa tak telepon dulu…? Nah, masuklah dulu… Atok buatkan hotkoko untukmu…"

"Ng… tak payahlah, tok… aku… aku nak bicara dengan Boboiboy sambil jalan… boleh…?"

Atok mengangkat alisnya. Ia tahu Fang ingin membicarakan hal yang serius dengan Boboiboy. Bahkan mata cucunya juga menyorot memohon meski ia belum tahu apa yang akan dibicarakan Fang "Hmm, boleh… tapi kau mestilah minta izin dengan orang tua Boboiboy dahulu…"

Tok Aba melirik sambil nyengir kepada kedua orang tua Boboiboy yang dengan serunya mengintip dari balik pintu, penasaran pada Fang. Keduanya keluar dan mendekati Boboiboy serta Fang sambil tersenyum-senyum canggung.

"Ah, ma, maafkan saya… Ng… Perkenalkan, saya Fang… teman sekelas Boboiboy sejak masa dia pindah kemari…" Fang menunduk dan memberi salam pada kedua orang tua Boboiboy, berusaha tak memberi kesan buruk. Ibu Boboiboy tak bisa menyembunyikan senyumannya setiap ia melihat anaknya berdiri didampingi temannya yang berkacamata tersebut. Tentu saja sang ayah tahu apa yang dipikirkan istrinya, sementara ia merasa sedikit waspada pada teman lelaki anaknya itu.

"Pakcik, makcik! Fang ni juga sama macam Boboiboy…! Dia juga punya kuasa…! Kuasa Bayang…!" jelas Ochobot memperkenalkan Fang dengan penuh kebanggaan "Dia ni satu tim dengan Boboiboy sebagai pahlawan…!"

Ibu Boboiboy semakin berdecak kagum membuat sang suami mendengus kesal pada istrinya.

"Eng… Pakcik, makcik… bolehkah saya ajak Boboiboy jalan sebentar je… ada yang nak saya bicarakan padanya…"

Baru saja ayah Boboiboy menarik napas untuk mengeluarkan suara, ibunda yang hatinya penuh dengan bunga langsung menyerobot mengijinkan permohonan Fang "Oh! Boleh sangat! Hati-hati ye… Sudah gelap ni…!"

Fang mengangguk "Baik, makcik… nak ke taman sebelah rumah je…"

Kedua orang tua Boboiboy, Tok Aba, dan Ochobot memperhatikan kedua anak yang kini berjalan menuju taman sebelah rumah Tok Aba di mana kakek itu biasa berjualan cokelat di kedainya. Baru beberapa langkah dari depan pagar, Fang membuka jaketnya dan memakaikannya pada Boboiboy agar lengan gadis itu tak terkena dinginnya udara malam. Rona merah tipis nampak di pipi Boboiboy menyambut jaket yang menghangatkan dirinya itu. Fang tersenyum kecil padanya sambil memasukkan kedua tangan ke dalam kantong celana jeansnya. Boboiboy tersipu kembali melihat senyuman di wajah tampan Fang. Namun kali ini rona merah tersebut membuat wajah gadis itu semakin manis dengan senyumannya.

Ibu Boboiboy semakin kegirangan memasuki rumah dan langsung menuju kamar anaknya di lantai dua. Jendela kamar Boboiboy memperlihatkan jelas pemandangan di luar termasuk taman lapang di samping rumah. Tentu saja sang suami dan Tok Aba mengikuti penuh dengan rasa penasaran.

"Oyoyoy… Apasal ni… semua orang mengintip Boboiboy dan Fang…" ledek Ochobot.

---------------------------------------

Di taman, Fang membersihkan bangku dan mempersilahkan Boboiboy duduk, barulah ia duduk di samping gadis itu. Keduanya terdiam agak lama. Namun keduanya benar-benar menikmati waktu mereka di mana tak ada orang lain yang mengganggu. Keduanya tak lagi bingung perasaan apa yang mereka miliki terhadap satu sama lain. Keduanya telah yakin dengan apa yang mereka rasakan di malam yang dingin itu.

Begitu Fang hendak mengeluarkan suara, bagai tercekat, suaranya tak keluar ketika ia menyadari wangi manis vanilla yang tercium dari bahu kirinya. Boboiboy menyandarkan kepalanya dengan lembut di bahu Fang, membuat cowok tersebut gelagapan dengan rona merah.

"Fang…"

Suara lembut yang memanggil namanya, membuat Fang hanya bisa diam menikmati wangi manis yang tercium dari sampingnya. Namun cowok itu berusaha menjawab dengan nada tenang "Ya…?"

"Nampaknya… aku tahu apa yang nak kau bicarakan…"

Fang sama sekali tak mengeluarkan suaranya, terdiam berjuta bahasa. Penuh harap dalam dirinya, agar Boboiboy mengerti perasaannya. Tapi Fang tahu betapa egois dirinya jika ia meminta Boboiboy tetap dalam wujudnya yang sekarang ini.

"Aku… tak tahu mesti macam mana… Kedua orang tuaku mestilah inginkan aku kembali… Tapi…"

Kalimat Boboiboy terputus begitu ia merasakan sebuah elusan dari tangan yang hangat di rambutnya. Terlebih ketika ia sadar, Fang tengah mencium keningnya.

"Aku mencintaimu, Boboiboy… Apapun keputusanmu… aku akan selalu menghargainya… Dan perasaanku padamu tak kan berubah…" tanpa melepaskan bibirnya dari kening gadis yang dicintainya, Fang berbisik dengan nada begitu serius dan tegas. Boboiboy semakin gundah. Ia memejam matanya erat-erat.

Kini jelas sebuah pilihan yang amat sangat ia yakini, bahwa itu lah pilihan yang ingin sekali ia ambil…

"Aku… aku pun mencintaimu, Fang…! Aku… tak nak kembali ke semula…! Perasaanku dah tak boleh lagi berubah…! Aku… aku…!" akhirnya air mata mengalir di pipi Boboiboy.

Keduanya merasa begitu egois. Ada pilihan yang ingin sekali mereka ambil, tapi mereka tahu ada orang-orang yang lebih bahagia jika mereka memilih jalan lain yang bukan keduanya inginkan.

Fang tak sanggup lagi menahan hasratnya untuk memeluk tubuh ramping sambil mengelus rambut hitam pendek lembut gadis tersebut. Boboiboy memeluk erat tubuh gagah Fang dan terisak dalam pelukan laki-laki yang disayanginya itu. Beberapa menit keduanya merasakan kehangatan tubuh masing-masing. Perlahan Boboiboy melepas pelukannya untuk menghapus air mata yang tak berhenti mengalir dari matanya.

Tanpa diduga, Fang menyentuh dagu gadis tersebut. Bibir keduanya saling mendekat dan akhirnya bertemu. Fang tak menyangka bibir bagai kelopak bunga merah muda tersebut terasa lembut dan manis.

Sebuah ciuman penuh kasih sayang dan keluguan bagi kedua anak yang masih berusia dua belas tahun. Sebuah ciuman yang merupakan ciuman pertama dalam seumur hidup bagi kedua anak tersebut. Keduanya tak berani membuka mata hingga bibir mereka saling menjauh.

Boboiboy membuka matanya perlahan, menemukan mata Fang menatapnya dengan lembut. Sebuah ciuman kembali terasa di kening Boboiboy untuk kedua kalinya.

~~T.B.C.~~

Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

18K 519 16
"we meet again my love" -Tengku Adrian Arasyah Seorang jejaka Yang merupakan musuhnya ketika waktu kecil muncul kembali Dalam hidup Mikayla. Dipaks...
149K 7.5K 51
✦✧✧ 🄲🄾🄼🄿🄻🄴🅃🄴🄳 ✧✧✦ Warning⚠⚠⚠ Ini yaoi...Kalau anda tak suka,janganlah baca...😂Ada mature content weh😂🔨 Sinopsis⤵⤵⤵ Highschool AU!! Ali Gh...
3.1K 106 7
Cerita ini tetang (fem ali) yang berkerja di sebuah kafe yang agak cantik dan ade jugak rudi yang berkerja sebagai perkerja ceo bagi sebuah syarikat...
27.3K 773 50
[ KARYA PERTAMA ] -Amnesia -Balas dendam Singkat dan padat hehe Total words :