BOBOIBOY:LOVE STORY [FANG X B...

By LYZ_LYN_EYN_EYNI

51.5K 1.9K 267

Cerita tentang cinta antara Boboiboy dan Fang. BACALAH CERITA INI. More

CHAPTER 1
CHAPTER 2
CHAPTER 3
CHAPTER 4
CHAPTER 5
CHAPTER 6
CHAPTER 7
CHAPTER 9
CHAPTER 10
CHAPTER 11
CHAPTER 12
CHAPTER 13

CHAPTER 8

2.9K 125 16
By LYZ_LYN_EYN_EYNI

Boboiboy: Alasan Terbesar

Boboiboy © Animonsta Studio, Malaysia

Fanfiction by widzilla

Warning! Genderber alert! Countain OOC. Fang x Fem Boboiboy Pairing!.

Bahasa Melayu + Bahasa Indonesia.

[][][][][][][][][][][][][][]

Boboiboy berjalan tak bersemangat menuju ke sekolahnya sendirian. Yaya dan Ying harus berangkat lebih pagi ke sekolah karena tugas piket perpustakaan mereka. Boboiboy sama sekali tak keberatan untuk berjalan sendirian, hanya saja ia berharap untuk tidak bertemu Fang. Bisa saja cokelat darinya kemarin justru menyinggung Fang dan membuat cowok itu lebih marah padanya. Semakin berjalan mendekati rumah Fang, hati Boboiboy semakin gelisah.

Begitu sampai di sebelah rumah yang berkesan angker itu, Boboiboy mempercepat langkahnya. Sampai di tangga tanjakan setelah melewati rumah Fang, Boboiboy kembali memperlambat langkahnya dan melanjutkan berjalan menuju sekolahnya.

Sayang sekali, tentu saja di kelas Boboiboy harus bertatap muka dengan Fang yang duduk tepat di belakang bangkunya. Seperti biasa, Fang datang lebih pagi dari yang lain, menunggu kelas dimulai dengan duduk diam menopang dagu memandangi pemandangan di luar jendela. Berusaha tak melakukan kontak mata, Boboiboy langsung duduk di bangkunya. Tas Yaya dan Ying sudah ada di bangku mereka masing-masing. Boboiboy tahu keduanya sedang di perpustakaan dan bisa saja ia menyusul, hanya saja ia tak mau mengganggu piket rutin mereka. Suasana kelas yang sunyi, terlebih hanya mereka berdua yang baru hadir di ruang kelas membuat Boboiboy semakin tak nyaman.

Untuk menghilangkan kegelisahannya, Boboiboy mengeluarkan beberapa bukunya. Ia baru ingat ada pekerjaan rumah yang sama sekali tak ia mengerti ketika mengerjakannya, dan ia tak sempat bertanya pada Yaya atau Ying. Tentu saja Boboiboy tak bisa bertanya pada Fang seperti dulu lagi. Ia tahu Fang tak akan mungkin mau mengajarinya. Kini ia telah membaca soal yang sama berulang kali dan tetap bingung bagaimana memecahkan soal matematika di bukunya itu. Rasa gelisah semakin menghantui Boboiboy seiring berjalannya waktu. Ia berharap dapat menyelesaikannya sebelum guru datang. Setidaknya menunggu Yaya atau Ying datang agar ia bisa menanyakan soal tersebut.

Tiba-tiba seseorang mengambil buku Boboiboy membuat gadis itu terkejut melihat Fang yang tengah berdiri di samping bangkunya, membaca soal yang ada di buku tugasnya. Tanpa berkata apa-apa, Boboiboy hanya menunduk. Ia tahu Fang akan mengejeknya karena tak bisa mengerjakan sebuah soal. Hatinya telah siap menerima hinaan dan cacian dari Fang seperti biasanya…

"Kau salah tu…"

"….Eh?"

"Tak boleh la kau hitung bagian ini dulu… kena la kau hitung perkaliannya dulu…"

Boboiboy tak bisa berkata-kata begitu Fang menarik kursi ke sebelah mejanya "Nah, cuba kau hitung yang ni dulu…" Boboiboy langsung mengikuti perintah Fang tanpa bertanya meski ia masih bingung. Hanya dalam beberapa menit, soal yang susah bagi Boboiboy telah terpecahkan dengan bantuan Fang.

"Te, terima kasih, Fang…"

Bocah berkacamata tersebut masih terdiam tanpa bergerak dari sebelah Boboiboy "…Kokokemarin… terima kasih…"

Boboiboy nyaris tak percaya dengan apa yang didengarnya dari mulut Fang. Ia berterima kasih.

"Dah lama aku tak minum koko Tok Aba…" Fang tak berani melakukan kontak mata dengan Boboiboy yang hanya mengangguk kecil menjawabnya.

Keduanya kembali terdiam lama. Tak satupun yang memulai obrolan lagi setelah Fang berhenti bicara. Sebelum suasana kembali tak mengenakkan, Fang memutuskan untuk menyeret tempat duduknya ke belakang meja kembali. Tapi sebelum ia hendak menjalankan niatnya, justru suara lembut Boboiboy terdengar pelan menghentikannya.

"Kau… masih marah padaku…?"

Fang semakin terdiam sambil menyandarkan punggung pada sandaran kursinya kembali. Ia menggaruk-garuk kepala, bingung apa yang akan ia katakan untuk menjawab pertanyaan Boboiboy.

"Aku… aku tak marah sama sekali… aku hanya… ng…" mata Fang bertemu dengan mata Boboiboy yang menunjukkan ada kesedihan di dalamnya. Fang baru sadar warna cokelat dari mata yang bening tersebut begitu lembut memandangnya. Kini ia merasa begitu bersalah telah membuat mata itu meneteskan air mata penuh kekecewaan dan kesedihan. Fang menutup matanya dan menunduk tak berani lagi membalas sorotan mata tersebut.

"Aku… Maafkan aku, Boboiboy… Aku macam… kecewa kau dah berubah… aku rasa kecewa kau dah tak boleh lagi bersaing denganku… Aku pun dah khianati kau… khianati kata-kataku sendiri…" Keduanya kembali terdiam hingga Fang melanjutkan lagi kata-katanya "Kalau... kau dah benci padaku… itu tak apa… aku mengerti..."

"Aku tak benci kau… sama sekali tidak…"

Fang mengangkat kepalanya dan kembali memandang Boboiboy. Wajah gadis itu melukiskan sebuah kelegaan luar biasa. Meski kecil, senyuman di wajah Boboiboy begitu lembut bagai cahaya yang menghangatkan kembali perasaan Fang "Aku… memang dah berubah, tapi aku tetaplah Boboiboy yang dulu… aku tetap teman kau… Dan seandainya Fang pun berubah, kau tetap temanku… Aku… nak inginkan kita berteman macam dulu lagi… Boleh?"

Pertanyaan sederhana dari Boboiboy dibalas anggukan dari Fang. Sebuah anggukan yang membuat senyuman di wajah gadis itu semakin lebar. Fang tak berani membayangkan seperti apa wajahnya sekarang, karena ia merasakan panas menyelimuti wajah hingga telinganya. Bahkan membuat jantungnya berdegup kencang. Tentu saja Boboiboy menanyakan keadaan Fang yang wajahnya merah padam. Untuk menghalau pertanyaan tersebut Fang mencari kata-kata agar mengalihkan perhatian Boboiboy ke yang lain.

"Ka, kau… manis kalau tersenyum…"

Kalimat yang terlontar spontan dari Fang itu justru membuat keduanya semakin terdiam membisu berjuta-juta bahasa. Boboiboy terkejut hingga matanya melebar mendengar kata-kata yang tak pernah ia duga akan muncul dari mulut Fang. Sementara Fang bersumpah ia ingin sekali menggali lubang yang dalam lalu mengubur dirinya dalam-dalam. Ia tak percaya justru kalimat demikian yang ia ucapkan. Keduanya menunduk panik dengan wajah memerah.

"Eikh? Boboiboy? Fang? Kalian dah baikankah?"

Sapaan yang berupa pertanyaan terlontar dari arah pintu begitu Yaya masuk kelas dan menemukan kedua temannya duduk berdampingan hanya berdua di ruang kelas. Namun tingkah laku Boboiboy dan Fang yang nampak begitu kikuk dan canggung justru membuat Yaya bingung. Fang buru-buru menarik kursinya dan kembali duduk di belakang sambil berusaha menyembunyikan wajahnya yang merona. Sama halnya dengan Boboiboy yang membuat dirinya sendiri sibuk memasukkan buku-bukunya kembali dalam tas.

Yaya mengrenyitkan alis berusaha membaca situasi. Tentu saja bagi gadis pintar seperti Yaya, tak membutuhkan waktu lama menyadari, bahwa ada sesuatu yang muncul di antara kedua temannya. Sesuatu yang membuat keduanya kini terdiam dengan wajah merah padam. Yaya mengangkat sebelah alisnya dengan senyuman di bibir tanpa berkata apa-apa "Eikh…? Apasal wajah kalian merah sangat macam tu…?" goda gadis berjilbab dengan nada menggoda keduanya.

Boboiboy dan Fang semakin panik berusaha menyembunyikan wajah mereka. Yaya semakin kegelian sambil berjalan menuju bangkunya yang berada tepat di depan Boboiboy. Ying, Gopal, dan teman-teman sekelas lainnya mulai memasuki ruang kelas sebelum bel sekolah berbunyi beberapa menit lagi.

--------------------------------------

Beberapa jam pelajaran membuat Gopal mengeluh kelaparan. Tentu saja sebenarnya ia sudah mengeluh sedari jam pelajaran kedua dimulai. Keluhannya terdengar sampai di telinga Ying yang duduk di depannya persis, membuat gadis yang paling muda di antara teman sekelasnya itu protes.

Bel tanda istirahat membuat Gopal bersorak dan buru-buru ke kantin membeli banyak jajanan hingga ditegur Yaya karena boros. Boboiboy dan Ying tertawa melihat Gopal yang berlari ketakutan karena Yaya mengamuk ketika dijuluki 'Singa Pelit' oleh Gopal. Ying dan Yaya turut mengantri untuk membeli beberapa makanan yang cukup membuat mereka tak lapar lagi ketika beberapa jam pelajaran selanjutnya nanti. Sementara Boboiboy duduk sendirian di bangku taman dekat kantin menunggu teman-temannya.

Fang baru saja keluar dari kantin dengan donat lobak merah di tangannya. Mata Fang langsung tertuju pada Boboiboy yang duduk sendirian. Agak ragu, Fang mendekati sahabatnya, berharap ia tak keberatan untuk disapa.

"Kau tak beli makan…?"

Fang jelas terlihat agak canggung ketika berdiri di samping Boboiboy. Senyuman ramah bersinar di wajah Boboiboy melihat Fang mau kembali menyapanya. Sementara Fang penuh perjuangan menahan rona merah di wajah dan degupan detak jantungnya. Ia merasa bahkan Boboiboy bisa mendengarnya.

"Tidak… aku dah bawa bekal…" Boboiboy menunjukkan kotak bekal miliknya dengan termos di atas meja. Ia menggeser duduknya mempersilahkan Fang duduk di samping. Meski agak ragu, Fang pada akhirnya menerima tawaran tersebut.

Boboiboy membuka kotak bekalnya yang berisi beberapa roti isi telur dan daging yang ia buat tadi pagi sebelum berangkat. Begitu ia melihat Fang telah menghabiskan donat di tangannya, gadis itu menawarkan sebuah roti isi pada Fang yang tersipu menerimanya "Nah, kalau cuma makan donat je, kau lapar lagi nanti…"

Ying dan Gopal yang hendak mendekati meja Boboiboy terdiam dengan wajah terkejut dari kejauhan. Mulut keduanya terbuka lebar lupa tertutup, sementara Yaya yang sudah mengerti situasi di antara Boboiboy dan Fang memasang senyuman kecil di wajah.

"A, a, apasal ni…? Macam mana Fang dah jadi baik pada Boboiboy? Atau dia nak usil lagi padanya? Ni mestilah rencana jahat Fang…!" ujar Gopal dan membuat Ying panik nyaris mempercayainya.

"Hush! Tak baik kau cakap macam tu…! Cakap sembarangan je, tak periksa lagi… Kalau Fang punya niat baik, eloklah kita bantu agar keduanya kembali berteman… Kan? Kan? Kan?" Ying jadi memikirkan lagi kata-kata Yaya meski ia agak ragu akan kebaikan hati Fang.

------------------------------------

Boboiboy berjalan dengan tumpukan buku di tangannya dari ruang guru. Nasib tak begitu baik membuat dirinya dimintai tolong oleh cikgu Papa Zola yang suka menyuruh siapa saja yang lewat dekat ruang guru untuk membawakan buku-buku tugas menuju ruang kelas. Padahal guru lain protes padanya karena Boboiboy adalah anak perempuan, seharusnya anak laki-laki yang mengerjakan tugas seperti demikian. Tapi Boboiboy tetap melakukan tugas tersebut dengan senyum, meski ia merasa aneh juga karena cikgu Papa selalu beralasan encoknya kambuh kalau membawa buku padahal ia selalu ngotot disebut superhero tiada tandingan.

Dengan kerepotan, Boboiboy membetulkan posisi tangannya yang kelelahan di bagian bawah buku yang bertumpuk. Tiba-tiba sepasang tangan mengambil lebih dari separuh tumpukan buku yang dibawa Boboiboy sehingga menjadi jauh lebih ringan di tangan sang gadis bertopi. Fang menghela napas dan berjalan di samping Boboiboy sambil membawa separuh tumpukan buku yang ia ambil dari tangan Boboiboy "Kenalah kau minta tolong… tak elok bawa sendirian…"

Boboiboy jelas melihat rona merah di wajah Fang yang berusaha menutupi wajahnya dengan buru-buru melihat arah lain. Gadis itu tersenyum senang berjalan berdampingan dengan Fang menuju kelas mereka membawa buku-buku tersebut. Ia bisa melihat Fang yang lebih tinggi darinya benar-benar telah berubah menjadi lebih ramah padanya meski kadang nada bicaranya yang dingin susah diubah.

Kini di mata Boboiboy Fang tampak begitu gagah dan tampan, bahkan keren. Tak heran banyak anak-anak perempuan yang ingin sekali akrab dengannya. Gadis itu nyaris tak bisa mempercayai pandangan dan perasaannya terhadap Fang. Ia berharap perasaan itu hanya sebuah perasaan kagum. Tak berani ia melebihi dari itu. Yang Boboiboy tahu, Fang masih mengejar dirinya yang bertubuh laki-laki sebagai rival. Dan ia hanya bisa menunggu senjata pembalik Adu Du agar bisa seperti dulu lagi.

Namun keberadaan dan sifat Fang padanya kini… justru membuat gadis itu ragu.

Apa benar ia inginkan keadaan kembali seperti dulu lagi?

Apakah perasaannya kepada Fang yang muncul itu disebabkan karena perubahan dirinya menjadi perempuan?

Apakah kalau ia berubah menjadi seperti semula perasaan itu akan ikut berubah?

Fang menyadari Boboiboy berjalan dalam diam di sampingnya. Tak biasanya gadis itu tak mengajak ngobrol selama mereka berduaan "Boboiboy? Ada apa? Macam risau je…?'

Gadis tersebut dengan cepat menggeleng dan memberi tahu bahwa sebentar lagi mereka sudah harus masuk kelas. Begitu memasuki ruang kelas, Ying dan Gopal menyambut keduanya dengan wajah kaget. Fang tak pernah mau membantu siapapun, bahkan ia tersenyum pada Boboiboy yang berterima kasih padanya setelah menaruh tumpukan buku dari tangannya di atas menja guru.

Tentu saja tak hanya Ying dan Gopal. Seluruh teman-teman sekolah Fang dan Boboiboy terheran melihat perubahan sikap Fang pada gadis manis tersebut. Banyak yang menebak bahwa Fang kini terpukau pada wajah manis Boboiboy. Fang mengacuhkan kabar tersebut, karena dalam hatinya ia memang mengakuinya. Meski sebenarnya lebih dari itu Fang rasakan.

Fang yang kesepian ingin berteman dengan sahabat-sahabatnya seperti dulu lagi. Dan Boboiboy dengan senang menerima kembali dirinya, membukakan pintu hatinya lebar-lebar untuk Fang. Sikap Boboiboy yang ramah dan terbuka membuat Fang begitu nyaman, bahkan pada akhirnya secara perlahan bocah berkacamata itu kerap terlihat bersama gadis bertopi yang kini selalu memperlihatkan wajah tersenyumnya.

Yaya menyadari, Boboiboy tak pernah memasang wajah begitu bahagia seperti sekarang ketika Fang bersikap dingin padanya. Semua berubah sejak Fang kembali ke sisi para sahabatnya. Boboiboy tak pernah terlihat bersedih lagi. Sama halnya dengan Fang. Bocah berkekuatan bayang tersebut biasa tersenyum sinis dan dingin kepada siapapun. Tapi hanya kepada Boboiboy ia selalu tersenyum ramah dan hangat. Bahkan terkadang ia tak segan mengelus kepala yang tak pernah absen dari topi berwarna kuning, membuat Boboiboy tersenyum bahagia. Mudah bagi Yaya mengetahui kedua sahabatnya memiliki perasaan yang saling bersambut.

Ketika jam istirahat, Boboiboy selalu duduk di bangku taman dekat kantin, menunggu Fang yang datang dengan donat kesukaannya. Ia selalu membagi setengah atau membelikan jajanan yang sama untuk diberikan pada Boboiboy, dan gadis itu juga selalu memiliki porsi lebih dari bekalnya untuk Fang. Sama halnya dengan ketika jam istirahat kedua, Boboiboy selalu berlari kecil menuju lapangan basket sambil menenteng termos berisi cokelat panas atau terkadang dingin, menemui Fang yang asyik bermain basket sendirian. Keduanya saling menunggu, tahu bahwa mereka akan bertemu.

--------------------------------

"Kau suka pada Boboiboy, Fang?"

Fang membeku. Matanya melotot lebar dengan donat lobak merah masih tergantung di mulutnya ketika Yaya tiba-tiba bertanya di tengah-tengah jam istirahat di mana Yaya dan Fang duduk berdua menunggu Ying, Gopal, dan Boboiboy sedang membeli sesuatu di kantin. Wajahnya merona semakin merah padam "Ca! Ca! Ca! Ca! Ca! Ca! Cakap apa kau, Yaya? A, aku! Aku ni tak…! E! Anu!"

Melihat Fang semakin panik dan kikuk dengan wajah yang juga semakin memerah, gadis berjilbab merah muda tersebut semakin yakin akan perasaann Fang "Aish… Kau ni… nampak jelaslah kalian ni saling suka…"

Fang terdiam mendadak. Hatinya kini berdegup kencang penasaran. Tanpa berpikir lagi, sebuah pertanyaan dengan nada penuh harap memaksa keluar dari mulutnya "Saling suka…? Be, benarkah tu?"

Yaya menghela napas "Iye la tu… Masa kau tak tampak? Boboiboy selalu nampak seronok kalau ada kau, Fang…! Dia orang dah mulai rajin bersolek agar tampak elok di depan kau seorang je…! Kalau kau puji dia, mestilah dia tersipu seronok… Kau tak bisa tengok tu ke?"

Sebenarnya Fang menyadari sejak lama, hanya saja ia tak berani berharap lebih jauh. Sejak ia menyadari ada perasaan lain yang tumbuh sedikit dalam dirinya, sejak sebuah senyuman membuat hangat kembali hatinya yang telah membeku dulu, sejak Boboiboy memperlihatkan wajahnya yang bercahaya melelehkan gunung es dalam diri Fang. Diterima kembali sebagai sahabat saja sudah membuatnya senang, apalagi lebih dari itu. Dirinya dianggap seseorang yang paling spesial di hati Boboiboy.

"Aku nak ingatkan kau, Fang… Bolehlah kalian saling suka… tapi kau mesti ingat bahwa Boboiboy mesti kembali macam dulu lagi… Sekarang, Boboiboy dah jadi perempuan sejati. Tapi dia mesti balik ke asal sebelum tiga puluh hari sejak masa dia terkena senjata Adu Du tu… Kau tak boleh suka padanya lagi kalau dia dah kembali jadi laki-laki…"

Peringatan Yaya membuat Fang terdiam. Ia nyaris lupa kenyataan yang terjadi saat itu. Boboiboy adalah rivalnya, dan saat ini tubuh dan hati Boboiboy sudah berubah menjadi perempuan sehingga mempengaruhi perasaannya.

"Aku… tak salahkan kalian dah macam saling suka… Aku lagi seronok tengok Boboiboy macam sekarang… Dia dah lebih bahagia bersamamu, Fang… Tapi, mestilah kita ingat bahwa dia tu mesti kembali menjadi anak laki-laki…"

Fang menunduk diam tak menjawab ataupun membalas perkataan Yaya. Begitu Boboiboy, Ying, dan Gopal kembali, Fang kembali memasang senyumnya untuk gadis bertopi kesayangannya. Fang tahu pembahasan yang dibicarakan Yaya tadi tak bisa ia bahas bersama Boboiboy.

--------------------------------------

Sepulang sekolah, kelima anak tersebut memutuskan menjenguk Adu Du. Ingin mengetahui sampai mana alien itu telah menyelesaikan senjatanya, mengingat batas waktu tubuh Boboiboy berubah menjadi perempuan tulen tinggal beberapa hari lagi. Begitu Probe menyambut mereka, robot ungu itu menunjukkan senjata pembalik yang telah diselesaikan Adu Du dalam lemari kaca agar terjaga dengan aman. Adu Du sendiri akhirnya bisa tertidur pulas setelah berminggu-minggu mengerjakannya "...namun senjata ni belum sempurna… Masih dalam masa isi energi… Kita belum boleh cuba lagi… Nanti kita boleh cuba lepas incik boss bangun…!"

Yaya dan Ying tersenyum senang memberi Boboiboy semangat bahwa tak lama lagi ia akan kembali seperti semula. Gopal juga menjadi bersemangat ingin lekas tahu hasil percobaannya. Hanya Fang yang terdiam memandangi senjata pembalik yang berada dalam lemari kaca terkunci di markas Adu Du. Kelima anak tersebut berpamitan pulang, tak ingin mengganggu istirahat Adu Du.

Dalam perjalanan, Yaya dan Ying mengobrol sambil berjalan dengan Gopal yang memohon-mohon agar mereka mau mengajarinya untuk ulangan minggu depan. Sabetan rotan dari ayahnya menjadi alasan ketakutan Gopal setiap jika akan menghadapi ulangan. Tentu saja kedua gadis tersebut mengomel karena Gopal tak pernah serius jika diajari. Sedangkan Boboiboy dan Fang berjalan berdua agak jauh dari ketiga teman mereka di belakang. Tak ada sepatah kata keluar dari mulut mereka. Sejak dari markas Adu Du keduanya sama sekali tak mengeluarkan suara.

Boboiboy menunduk dalam, pikirannya melayang, kepalanya penuh pertanyaan yang membuat ragu hatinya sendiri. Fang memperhatikan dalam diam. Cowok tersebut tahu apa yang dipikirkan Boboiboy. Tak diduga Boboiboy, Fang mendekatkan tubuhnya dan menggandeng tangan kanan gadis itu diam-diam berusaha tak terlihat ketiga teman mereka yang berjalan di depan. Tentu saja Boboiboy gelagapan malu dan bingung.

"Kau… rasa seronok balik seperti sedia kala ke…?"

Pertanyaan Fang membuat gadis itu terdiam. Bagai mantra yang membuat bibirnya terkunci. Banyak pertanyaan yang muncul di dalam hatinya setelah sebuah pertanyaan dilontarkan Fang padanya.

Gopal, Ying, dan Fang berjalan terpisah dari Yaya dan Boboiboy untuk kembali ke rumah mereka masing-masing. Boboiboy hanya bisa terdiam memperhatikan punggung Fang ketika cowok itu memasuki gerbang rumahnya. Yaya tahu jelas pandangan Boboiboy.

Selama perjalanan menuju rumah, Yaya mengajak ngobrol sahabatnya. Tapi gadis itu tahu bahwa kata-katanya tak sampai ke telinga Boboiboy, hingga sebuah pertanyaan kembali membuat Boboiboy tertegun mendengarnya.

"Macam mana perasaanmu kepada Fang…?"

Bingung, terkejut, semua perasaan bercampur aduk membuat Boboiboy tak bisa menjawab pertanyaan Yaya. Ekspresi kebingungan dan cemas Boboiboy membuat Yaya tersenyum. Gadis berjilbab itu mengelus bahu sahabatnya agar tenang "Boboiboy… jika kau ada rasa suka pada Fang, kau mestilah putuskan pilihanmu sebelum Adu Du uji cubakan senjatanya padamu… Kau tak boleh lagi suka pada Fang kalau kau dah kembali wujud semula… Aku tak inginkan kau menyesal pada pilihanmu nanti, Boboiboy…"

Boboiboy mengangguk terdiam sambil menggigit bibir bawahnya. Yaya sungguh sahabat yang begitu bijaksana bagi Boboiboy. Gadis berjilbab itu selalu memberi saran dan senantiasa tahu apa yang harus dilakukan. Tapi kali ini Yaya hanya memberikan senyuman hangat untuk menenangkan sahabatnya yang kebingungan sebelum keduanya berpisah menuju rumah mereka masing-masing yang saling bersebelahan.

~~T.B.C.~~

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 30.6K 32
1st Romance Beku. Sombong. Kerek. Tipikal seorang Arden Mikael. Perjanjian yang berlangsung selama tiga bulan itu menarik hati Ryana untuk mendekati...
1.7M 84.5K 47
BOOK 1 MRS. RAYYAN [NEW VERSION] Full of dark side. "Dia, first love aku. Dia, seorang gadis yang berjaya membuatkan hati aku yang tak pernah tertari...
114K 8.4K 24
๐ŸŒง๏ธ [ ๐Ÿ…ฒ๐Ÿ…พ๐Ÿ…ผ๐Ÿ…ฟ๐Ÿ…ป๐Ÿ…ด๐Ÿ†ƒ๐Ÿ…ด๐Ÿ…ณ ] ๐ŸŒง๏ธ โ‡› า“แดแดœส€แด›สœ ส™แดแดแด‹ โ‡š Berlakunya kisah di mana BoBoiBoy dikhianati oleh rakan-rakan seperjuangannya bila mana Adudu menyebar...
782K 2.4K 2
BOOK 2 [OG | NEW VERSION] MRS. ARYAN : HIS LOVE โDon't touch the person I lovedโž Story of Aryan Ivan Ezkiel and Raihana Haneesya. [Coming soon for...