MAFIA CANTIK (ON EDITING)

By dhe_tiyassayu

3.1M 142K 2.1K

Gadis biasa yang terpaksa menjalani kehidupan gelap karena di darahnya teraliri oleh keturunan terkutuk .. K... More

perkenalan
chapter 1
chapter 2
chapter 3
chapter 4
chapter 5
chapter 6
chapter 7
chapter 8
chapter 9
chapter 10
chapter 11
chapter 12
chapter 13
chapter 14
CUMA MAU TANYA
chapter 15
chapter 16
chapter 17
chapter 18
chapter 19
chapter 20
chapter 21
chapter 22
chapter 23
chapter 24
chapter 25
chapter 26
chapter 27
chapter 28
chapter 29
chapter 30
chapter 31
chapter 32
chapter 33
chapter 34
chapter 35
chapter 36
chapter 37
chapter 38
chapter 39
chapter 40
chapter 41
chapter 42
chapter 43
chapter 44
chapter 45
chapter 46
chapter 47
chapter 48
chapter 49
chapter 50
chapter 51
chapter 52
chapter 53
chapter 54
chapter 55
chapter 56
chapter 57
chapter 58
chapter 59
chapter 60
chapter 61
chapter 62
chapter 63
chapter 64
chapter 65
chapter 66
chapter 67
chapter 68
chapter 69
chapter 70
chapter 71
chapter72
chapter 73
chapter 74
capter 75
chapter 76
chapter 77
chapter 78
chapter 79
chapter 80
chapter 81
chapter 82
chapter 83
chapter 84
chapter 85
chapter 86
chapter 87
chapter 88
chapter 89
part 90
chapter 91
chapter 92
chapter 93
chapter 94
chapter 95
chapter 96
chapter 97
chapter 98
chapter 99
chapter 100
EPILOG
just Question
xtra part 2
BUKAN EXTRA PART
story baru
WARNING
xtra part 3

xtra part 1

35K 882 47
By dhe_tiyassayu

holla mafia cantik .
siapa yang kangen Mini ?? Angkat tangan
siapa yang kangen fyco !! Angkat sepanduk
siapa yang kangen penulis ?? Angkat kertas , timpukin 😂😂
pada kangen sama cerita Mini gak gaes ?
hahaha
sok-sokan nih si penulis.
dhe mau ngasih bonus-bonus buat kalian karena banyak sekali peminat mafia cantik sampek sekarang.
i hope so semoga sampe jutaan yang bacanya.
haha
.
.
.
langsung aja ya, cek this out.

.
.
"mini, kamu beneran mau tinggal sendiri dengan Prince ?" tanya Flo sedikit khawatir.

"iyaa ,, aku ingin tinggal di villa kita. Biar aku bisa deket dengan dev dan mark." ucap Mini

Flo hanya menghela nafas, "yasudah kalo itu mau kamu. Jaga diri kalian ya.." Mini hanya mengangguk.

Flo berjongkok di depan Prince. "princr jaga diri ya, jangan nyusahin mama."

"pasti mom.. Prince bakal jagain mama." Flo terkekeh, bagaimana anaknya yang masih kecil ini bisa menjaga ibunya.

"mama sehat-sehat yaaa." ucap Prince mengusap pipi Flo seakan orang yang ingin meninggalkan kekasihnya. Flo langsung memeluk prince.

"momy bakalan kangen banget sama prince," ucap Flo sendu.

"prince udah tinggal sama momy dari prince lahir, sekarang giliran prince tinggal sama mama." Flo tersenyum, begitupula Mini yang mendengarnya. Bagaimana bisa anak sekecil Prince berbicara layaknya orang dewasa. Flo melepaskan pelukannya.

"prince pergi dulu ya mom. Kalo momy kangen, momy kesana yaa" ucap Prince lalu menggandeng Mini. Mereka masuk kedalam mobil lamborgini pinknya.

"siap sayang ?" ucap Mini.

"siap mama." Mini mengusap rambut Prince lalu melajukan mobilnya menuju ke villa mereka.

Sesampainya di villa, Prince dan Mini masuk kedalam. Villa mereka sudah direnovasi sesuai kebutuhan Prince dan Mini.

"ayo Prince kita ke kamar." ajak Mini menggandeng tangan Prince ke lantai atas. Mini membuka kamar prince.

"gimana prince ?"

"i like it maa." ucap Prince masuk kedalam. Prince memang masih berusia 4 tahun setengah. Namun pemikirannya terkadang melampaui umurnya. Itu membuat Flo maupun Mini tidak terlalu kerepotan mengurus Prince.

****

"Princee.. Ayo makan malam sayang" teriak Mini dari arah tangga bawah.

"iyaaa maaa" teriak balik Prince dari atas. Prince langsung turun

"pelan-pelan aja prince turunnya." ucap Mini.

Baru sampai pertengahan tangga, Prince merentangkan tangannya Pertanda ingin digendong. Mini hanya tersenyum lalu menggendong Prince yang lumayan berat.

"kita makan apa ma ?" tanya Prince.

"sup iga dan ayam kecap kesukaan prince." Prince langsung bertepuk tangan senang.

Tingtong tingtong

Mini mengernyit saat mendengar suara bel pintu. Siapa yang kesini malam-malam.

"bentar ya prince. Mama lihat dulu." Prince mengangguk tak menghiraukan Mini, ia lebih berminat pada paha ayam di tangannya. Mini berjalan kearah pintu dan membukanya. Pandangan Mini langsung berubah datar.

"ngapain lo disini."

"numpang makan." jawab Fyco langsung menyelonong masuk tanpa meminta persetujuan Mini.

"heeey !!" pekik Mini kesal karena Fyco menyelonong masuk.

"siapa yang ngizinin lo masuk." protes Mini mengikuto Fyco yang berjalan menuju ruang makan.

"emang harus yaa izin masuk sama tunangan sendiri." cibir Fyco duduk disamping Prince. Mini hanya mencembik saja. Memang sudah 6 bulan sejak acara pertunangan mereka.
.
.
"lo yakin tinggal disini?" tanya Fyco setelah acara makan selesai.

"emangnya kenapa ? Disini enak kok." jawab Mini.

"lo tau kan status lo apa. Lagipula apa gak bahaya buat Prince ?" Mini melihat Prince yang sedang asik bermain dengan lego-nya.

"gue bisa jaga dia"

"terserah lo dah." ucap Fyco kembali menonton Tv. Mini hanya melirik sebal kearah Fyco.

"Prince. Sudah malam, ayo tidur." ajak Mini. "mending lo pulang aja. Gue juga mau tidur."

"kata siapa gue pulang, gue tidur sini kok." jawab Fyco santai.

"prince, kamu ke kamar dulu ya. mama mau bicara sama uncle. Nanti mama susul keatas."ucap Mini. Prince mengangguk.

"night uncle."

"night jagoan." setelah Prince naik keatas, Mini berdiri dan berkacak pinggang.

"pulang sono .." usir Mini

"ogaah. Gue mau nginep disini. Titik. "ucap Fyco ngotot sambil bersidekap

"trus lo tidur dimana kalo lo nginep."

"sama lo lah." jawabnya enteng membuat Mini langsung melotot kearahnya.

"kita belum mukhrim !! Gimana kata tetangga ntar."

"tetangga lo kan rumah kosong semua."

"gue gak mau tidur sama lo !!"

"yaudah gue tidur sama prince."

"ranjang prince kecil !!"

"yaudah gue tidur di sofa sini." Mini hanya mendengus kesal.

"tapi kan gue gak punya baju ganti lo buat besok !!" keukeh Mini

"udah gue bawa, ada dimobil." balas Fyco tak mau kalah

"pokoknya ga-"

"mamaaaaaaa.." teriak Prince dari atas.

"arrgghh, serah lo dah..." Mini menghentak-hentakkan kaki sambil menaiki tangga pertanda ia sedang kesal. Fyco hanya senyum penuh kemenangan, ia merebahkab dirinya pada sofa yang lumayan besar itu.

"ugghh" erang Fyco saat tiba-tiba sesuatu menimpa tubuhnya. Fyco menatap Mini kesal sedangkan Mini tersenyum miring.

"tuh selimut. Disini dingi kalo malem." ucap Mini ketus lalu kembali ke lantai atas. Fyco tersenyum dan segera memakai selimutnya.

****

"unclee..unclee.." panggil Prince mengguncang tubuh Fyco yang masih tertidur.

"teriak aja ditelinganya biar dia bangun prince." suruh Mini, Prince mengangguk dan menarik napas.

"uncleeeeee !!!" teriak Prince tepat di telinga Fyco.

"aaaaaaa" Fyco terbangun dengan panik, sedangkan Prince dan Mini tertawa terbahak-bahak.

"princeeee !! Kok teriak di telinga uncle sih.." sungut Fyco menepuk-nepuk telinganya yang berdenging.

"kata mama suruh teriak aja biar bangun" jawab Prince polos. Fyco langsung menoleh cepat dengan tatapan tajam ke arah Mini, sedangkan Mini berpura-pura menata piring di meja.

"prince, uncle sudah bangun ? Kalau sudah suruh dia mandi lalu sarapan." ucap Mini berlagak tidak tahu.

"uncle sudah bangun maa.. Uncle cepetan mandi, terus kita sarapan." ucap Prince mengguncang lengan Fyco. Fyco hanya berdecak sebal dengan kelakuan Mini.

"iya prince. Bilangin ke mama kamu, uncle mandi di kamar mama." ucap Fyco.

"prince,, bilang uncle, kalo dia gak boleh mandi di kamar mandi mama."

"prince,, bilang mama kamu, kalo uncle gak mandi di kamar mama. Uncle mandi dimana ?"

"prince bilang ke uncle. Suruh nyebur ke danau aja."

"prince bi-"

"stooop !! Kenapa uncle sama mama gak ngomong aja sendiri sih. prince kan mau lihat spongebob" sungut Prince sambil menggembungkan pipinya. Mini dan Fyco saling berpandangan lalu terkekeh sendiri.

"yaudah uncle mandi dulu." Fyco mengusak rambut Prince lalu beranjak menuju lantai atas. Sedangkan Prince mulai menyalakan tv untuk acara kesukaannya.

"Miniiii" teriak Fyco dari atas, Mini berpura-pura menulikan telinganya.

Drapdrapdrap

"minii,, kenapa gue panggil gak jawab." omel Fyco.

"lo manggil gue?" tanya Mini mengaduk supnya.

"Minii.." Mini berdecak kesal dan menatap Fyco tajam, namun sedetik kemudian matanya membelalak.

"Fycoo !! Kenapa lo ga pake baju !!"pekik Mini saat melihat Fyco hanya berlilitkan handuk. Fyco hanya mendengus kesal.

"maka dari itu gue teriak panggil lo. Ambilin baju gue yang ada di mobil."

"ambil sendiri, gak usah. Ngerepotin orang." omel Mini.

"pake handuk doang gini ?"

Mini hanya menggendikkan bahu.

"Minii..."

"mamaa.. Unclee .. Kalian ganggu prince lihat tv." lerai Prince kesal.

"Mini ambilin baju gue. Trus kita sarapan. Kasihan prince laper."

"iyaa mama.. Prince sudah lapar." Mini hanya berdecak kesal, lagi-lagi Fyco hanya tersenyum penuh kemenangan. Mini berjalan menuju mobil Fyco dan membuka bagasinya.

"Minii..." Mini menoleh keasal suara.

"mama vaniaa." ucap Mini senang. Mini langsung memeluk tante Vania.

"lohh , kamu tinggal disini ?" tanya Tante Vania. Mini mengangguk.

"baru aja pindah kemarin ma."

"sama siapa tinggal disini ?" tanya Tante Vania.

"sama Prince ma,"

"prince ada disini ?" tanya Tante Vania senang, Mini hanya mengangguk.

"maaa... Kata un-. Omaa" ucap Prince berlari kearah tante Vania.

"cucu oma yang paling ganteng." Tante Vania langsung memeluk Prince dan membawanya ke dalam gendongan.

"prince mau main sama kak loly ?" Prince mengangguk semangat.

"Minii.."Mini menoleh malas dan mendapati hanya kepala Fyco yang muncul dari balik pintu.

"apaan sihh. Ngapain lo kaya gitu. Keluar aja."

"Fyco disini ?"

"kemaren nginep sini ma. Tau tuh anak." sungut Mini

Mama Vania hanya tersenyum, "gak boleh gitu sayang. Gimanapun juga dia kan tunangan kamu." nasihat Tantr Vania, Mini semakin mencembik kesal.

"Miniii..."

"apaan sih !!"

"baju gueee !! Lo nyuruh gue naked seharian.." ucap Fyco kesal. Mini menepuk jidatnya. Ia mengambil kantung baju Fyco lalu berjalan mendekati Fyco. mini hanya membalas wajah kesal Fyco dengan cengiran tanpa dosanya.

"lupaa."

"dasar emak-emak. Gosip mulu kerjaannya." cibir Fyco masuk kedalam rumah.

"apaa lo bilang !!" pekik Mini kesal.

Mini berjalan kearah Prince dan Tante Vania.

"prince, sarapan dulu yuk." prince mengangguk dan beralih dalam gendongan Mini.

"ma. Kita sarapan dulu ya. Abis Itu Mini kesana." Tante Vania mengangguk dan tersenyum.

"beneran ya.."

"iya maa." Mini dan Prince masuk kedalam rumah, bersamaan dengan Fyco yang baru saja turun tangga.

Mereka langsung menuju meja makan.

"prince mau makan seberapa ?"

"sedikit aja ma."

"segini cukup ?" Prince mengangguk. Fyco menodongkan piring kosongnya pada Mini. mini hanya menatap fyco seolah berkata mau apa.

"ambilin nasi buat gue." ucap Fyco akhirnya.

"ambil sendiri." tolak Mini.

"lo harus ngambilin gue, itung-itung belajar jadi istri ntar." ucap Fyco. Mini hanya berdecak kesal. Ia menuangkan nasi banyak ke piring Fyco

"ehh cukup !! Lo kira gue kuli apa makan segini banyak." omel Fyco menarik piringnya.

"biar lo kuat kerja dan ngasilin duit banyak buat gue." ucap Mini sambil tersenyum mengejek.
.
.
"gue ke rumah mama vania dulu." ucap Mini.

"ngapain ?" tanya Fyco yang sedang menonton TV.

"maen kesana, Prince ngajak maen kesana."

"gue sengaja libur, eh bukannya nemenin gue dirumah malah pergi sendiri." gerutu Fyco.

"salah sendiri siapa yang nyuruh libur." cibir Mini. "yaudah, gue nganter prince dulu. Ntar sebelum makan siang gue balik lagi."

"serah lo dah." sungut Fyco.

"ma udah siap" ucap Prince turun dari tangga. "uncle, prince kerumah oma dulu yaa." pamit Prince.

"hati-hati prince. Kalo ada semut minggir. Kalo ada truk ke tengah" ucap Fyco asal dan mendapati tatapan bingung oleh Prince sekaligus pelototan oleh Mini meski ia tak tahu karena ia fokus menonton TV.

"udah yuk prince. Gak perlu dengerin omongan uncle yang gak jelas." Mini menggandeng Prince keluar.

Mereka berjalan kaki menuju rumah Mama Vania yang memang tidak jauh dari villa mereka.

Toktoktok

"omaaa..." teriak Prince dari luar rumah. Tak lama Mama Vania membuka pintu.

"haloo cucu kesayangan oma." ucap Mama Vania membawa Prince kedalam gendongannya. "masuk sayang." ajak Mama Vania pada Mini. Mini mengikuti mama Vania dari belakang namun langkahnya terhenti saat melihat foto keluarga. Foto dari kekasihnya, ayah dari buah hatinya. Ia mengambil salah satu foto devan yang berjajar rapi diatas meja.

"anakmu datang dev." ucap Mini lirih sambil menatap sendu foto Devan.

"Mini.." Mini menghapus setitik air matanya yang keluar, ia menoleh kearah Mama Vania.

"kamu kangen ya sama Dev ?" mendengar ucapan Mama Vania, air mata Mini dengan lancang keluar. Mama Vania langsung memeluk Mini yang sudah ia anggap seperti putrinya sendiri.

"mini kangen dev ma.."

"mama juga kangen sekali dengan Dev nak." Mama Vania ikutan menangis.

"maaaa..." mini cepat-cepat menghapus air matanya dan melepas pelukannya pada mama vania.

"iya sayang ?"

"mama nangis ?" Mini berjongkok di depan Prince.

"enggak kok sayang, mama gak nangis." tiba-tiba Prince memeluk Mini.

"mama jangan nangis. Kan ada Dev disini." ucap Prince membuat Mini terkesiap.

"Prince..."

"mama kalau kangen ayah dev, panggil aja prince dev." air mata Mini kembali menggenang. Ternyata anaknya sangat tahu bagaimana isi hati ibunya.

"kalau mama sedih, prince juga sedih, ayah dev pasti juga sedih. Mama jangan sedih lagi yaa.." Mini mengangguk dalam pelukan Prince.

Prince melepaskan pelukannya dan mengacungkan jari kelingkingnya. "promise.."

"promise.." ucap mini sambil tersenyum.

mama Vania begitu bahagia melihat pemandangan ibu dan anak di depannya ini. Prince benar-benar mirip kamu nak. Dia paling tidak suka melihat wanita yang ia kasihi bersedih.

"prince main lagi gih sama kak loly." ucap Mini. Prince mengangguk dan berlari ke taman belakang dimana kakaknya tadi ia tinggal.

"prince mirip dev ya mini." Mini hanya mengangguk.

"iya ma. Kadang aku seperti merasa prince itu reinkarnasi Dev." ucap Mini melihat anak satu-satunya yang saat ini sedang bermain bersama kakaknya.

****

"maa.. Aku pulang dulu ya, mau masak buat makan siang. Kan Fyco ada dirumah."

"iya mini, prince biar makan siang disini aja ya." ucap Mama. Mini mengangguk dan berjalan menghampiri Prince.

"prince,, mama pulang dulu ya. Mama mau masak buat uncle."

"prince ikut, prince antar mama pulang." ucap Prince sambil berdiri.

"prince disini aja ama kak loly. Oma udah masak kesukaan prince loh." ucap Mini membuat prince cemberut.

"nanti kalo mama kenapa-kenapa gimana." Mini hanya terkekeh mendengar sifat protektif anaknya. Benar-benar mirip Devan.

"prince, mama kan udah besar. Lagipula mama bisa beladiri, kamu inget kan." prince hanya mengangguk paham.

"maa.. Ntar kalo ada semut minggir, kalo ada truk ke tengah yaa.." ucap Prince menirukan Fyco saat Mini hendak Pergi.

"prince .. Jangan dengerin kata uncle." sungut Mini kesal.

"prince, kalo ada truk ke tengah, nanti mama kamu ditabrak truk dong. Yang baik itu kalo ada truk ke pinggir." nasihat Loly.

"gitu ya kak, mama kalo ada truk minggir ya.." ucap Prince akhirnya. Mini hanya menggeleng kepala saja melihat kelakuan anaknya. Fyco bener-bener mengkontaminasi pikiran anak gue. Awas aja ya ntar.

Mini berjalan ke Villanya melewati jalan setapak di belakang rumah.

"fycc !! " panggil Mini saat memasuki Villanya.

"fycc !! " Mini kembali memanggil namun tidak mendengar sahutan dari Fyco, bahkan orangnyapun tidak ada didalam villa. Mini melihat ke halaman depan dan tidak mendapati mobil fyco terparkir disana.

"kemana tuh anak." gumam Mini heran. Mini mengambil hpnya yang sengaja ia tinggal di dalam kamar dan mendapati pesan dari Fyco.

Gue ke kantor, ada urusan mendadak. Ntar makan siang gue balik.

Mini hanya Berdecih, gak balik juga gapapa, batinnya. Ia berjalan ke dapur dan memulai aktifitas memasaknya.

Sedang asik dia menggoreng tiba-tiba sebuah tangan kekar melingkar di perutnya, tanpa ia melihat siapa orangnya ia sudah tahu karena parfum yang tercium.

"fyc !! Lepas gak." omel Mini.

"Prince mana ? " tanya Fyco semakin mengeratkan pelukannya dan menyembunyikan wajahnya di lekukan leher Mini tanpa menghiraukan omelannya.

"auuuhhhh !! " pekiknya tiba-tiba menarik tangannya lalu meniup-niup tangannya karena Mini menitikkan minyak panas pada tangannya.

"Mini panas !! Lo sengaja yaa" sungut Fyco sambil menggosok-gosok tangannya.

"sengaja apaan sih ? Lo kena minyak panas ?? Makanya jangan ganggu orang lagi goreng-goreng." ucap Mini pura-pura tidak tahu.

"dasar, istri yang kejam"

"perlu diralat , calon istri !!" ucap Mini mengacungkan spatula yang panas ke depan wajah Fyco membuat Fyco beringsut menjauh. "iyaa..iyaa calon istri,, tapi bentar lagi bakal gue hapus tuh kata calon." ucap Fyco sambil menjauh.

"in your dream mister !! " balas Mini saat Fyco sudah hilang dari pandangan. Ia terkekeh melihat muka ketakutan Fyco tadi. Itu merupakan balasan karena sudah mengajari Prince hal yang tidak-tidak.

Mini melihat Fyco sudah duduk di meja makan sambil memegang sendok dan garpu. Mini hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan Fyco.

Mini meletakkan piring berisi ayan goreng di atas meja makan. Fyco menyodorkan piring kosongnya, tanpa banyak bicara Mini menuangkan nasi kedalam piring Fyco.

"lo gak makan ?" tanya Fyco. Mini menggeleng. "udah makan tadi di ruma-" ucapan Mini berhenti saat tiba-tiba Fyco menyuapinya makanan. Membuatnya hanya melotot kesal.

"alah boongan deh." ucap Fyco santai lalu kembali melahap makanannya. Bahkan ia menambah lagi.

"lo kayak orang gak makan 2 hari tau nggak."ucap Mini menggeleng.

"tepatnya gak makan tiap hari. Apa sih yang cowo apartemen bisa lakuin kalo sendirian. Paling juga makanan DO, itupun paling pizza kalo gak cfc" ucap Fyco sambil melayang-layangkan sendoknya.

"jadi bisa makan makanan kaya gini tuh udah bisa bikin nafsu makan gue bertambah berkali-kali lipat." lanjutnya lagi.

"kalo makan tuh jangan sambil ngomong kali." cibir Mini saat tiba-tiba fyco tersedak, ia menyerahkan segelas air putih yang langsung ditenggak habis oleh Fyco.

"prince mana ? " tanya Fyco mengambil piring ketiga. Mini hanya menggeleng kepala.

"prince ada diruma-"

"mamaaaaa" teriak Prince berlari kecil menghampiri Mini.

"lohh prince. Kok udah pulang."

"prince gak mau makan dirumah mama, mini." ucap Mama Vania dibenarkan prince dengan Anggukan.

"kenapa nak ? "

"prince mau makan ama mama aja." ucap prince lalu duduk disamping Mini.

"ini mama bungkusin sop iganya prince."

"makasih ma.." ucap Mini.

"yaudah, mama pulang dulu ya mini, fyco, kasihan loly dirumah sendirian." ucap tante Vania. Mini mengangguk

"hati-hati ma. Makasih udah anter prince pulang." mama Vania mengangguk dan tersenyum. Fyco hanya membalas dengan anggukan dan lambaian tangan karena di mulutnya masih tersumpal nasi.

"uncle !! Jangan habisin ayam gorengnya !!"seru prince saat melihat ayam goreng hanya tinggal 2 dan fyco mengambil lagi

"kan prince udah punya sup iga. Ayam gorengnya buat uncle aja." ucap Fyco.

"gak mau !! Prince maunya makan ayam goreng mama.."

"fyccc !!" tegur Mini.

"iyaa-iyaa." sungut Fyco mengembalikan ayam goreng ke tempat semula.

Setelah makan siang yang penuh kegaduhan. Mereka memilih menemani prince menonton acara tv.

"prince, gak bosen apa dirumah terus. Jalan-jalan ke mall yuk. Uncle beliin mainan." bujuk Fyco. Prince hanya bergeming dan tetap fokus pada tvnya

"gak usah manjain anak gue." ucap Mini. Fyco hanya mencembik saja.

"prince, ke mall yuk. Om beliin es krim." mendengar kata es krim, prince langsung menoleh.

"es krim vanilla ?" tanya prince antusias. Fyco mengangguk.

"yang jumbo?" Fyco kembali mengangguk.

"prince gak mau, di kulkas sudah ada. Prince mau nonton spongebob aja." fyco hanya menghela nafas sedangkan Mini terkekeh geli.

"ayolah prince.. Uncle bosen nih.. Prince maunya apa, ntar uncle beliin."

Prince terlihat terdiam dan mengetuk dagunya.

"prince mau nonton finding dorry." ucap Prince.

"finding dorry ?" Fyco mengerutkan keningnya.

"ituloh uncle !! Temennya nemo."

"nemo ?" Fyco menatap Mini minta penjelasan. Sedangkan mini hanya menggendikkan bahu.

"nemo uncle, nemo.. Clown fish.."

"ohhh nemo.. Iya-iya uncle tau" ucap Fyco berpura-pura paham, padahal aslinya dia tidak paham sama sekali. Mini hanya terkikik melihat ekspresi fyco.

"yaudah yuk kita nonton finding nori."

"dorry uncle, bukan nori." ralat Prince.

"iyaa. Dorry itu maksud uncle. Prince siap-siap sama mama. Uncle pesenin tiket." ucap Fyco." Prince mengangguk semangat lalu menarik Mini untuk pergi ke kamarnya.

"dandan yang cantik mini." teriak fyco saat Mini menaiki tangga.

Fyco menelepon Bram asistennya. "bram,, pesenin tiket nonton finding nory."

"apa bos ?finding nory ? Film apa itu"

"film tentang ikan badut,"

"hah ? Ikan badut ?" Fyco berdecak kesal.

"film tentang memo memo ikan badut itu loh. Nah sin nory itu temennya si memo"

"ohh. Dorry bos bukan norry, dan ikan badut itu namanya nemo bukan memo." ralat Bram

"iya itulah apa namanya. Pokoknya cariin 3 tiket sekarang."

"siap bos, gak sekalian popcronnya ?"

"terserah." fyco menutup teleponnya.

"dorry ? Nemo ? Ahh tau ahh.. Hanya prince dan bram serta tuhanlah yang tahu apa itu dory dan nemo." gumam Fyco kesal.

"ayoo uncle.." ucap Prince menuruni tangga. Terlihat Mini di belakangnya mengenakan dress maroon selutut sedangkan prince kaos hitam dengan celana selutut warna maron. Kalo jadi anak gue bener-bener bisa gue pamerin ke temen-temen gue nih. Batin Fyco.

"ayo uncle." ucap Prince saat melihat fyco hanya terdiam menatapnya saja.

Mereka bertiga langsung masuk kedalam mobil fyco dan menuju ke mall dimana bram sudah menunggu.

"mini, biar gue gendong ya prince." tawar fyco.

"terserah lo."

Mini berjalan terlebih dahulu, "prince." bisik Fyco.

"ya uncle.?"

"karena uncle bentar lagi jadi papanya prince, prince panggil uncle hari ini papa ya.. Nanti prince uncle beliin es krim vanilla jumbo. Trus uncle beliin mobil-mobilan remote control yang gede." bujuk Fyco berusaha menyogok prince.

"beneran uncle ?" Fyco mengangguk.

"promise ?" prince mengacungkan jari kelingkingnya.

"kalo sesama cowo tuh janjinya gak gitu prince." Prince menatap Fyco bingung.

"janji cowo tuh gini." fyco menyalami prince lalu menggenggam tangan prince, yang terakhir fyco mengajak prince adu kepalan.

"nahh gitu janji cowo." ucap Fycom prince hanya mengangguk antusias.

"kalian ngomongin apaan sih lama banget." sungut Mini

"ngomongin janji cowo ma." jawab Prince polos. Mini hanya mengerutkan keningnya dan menatap fyco seolah berbicara. 'lo ajarin anak gue apa lagi?'

Fyco hanya menjawab dengan gendikan bahu. Membuat Mini menatap kesal. Tanpa mereka sadari sedari tadi mereka menjadi pusat perhatian. Dengan Fyco yang masih terbalutkan setelan jas kantor dengan Prince yang ada di gendongannya serta Mini yang ada di depannya. Terlihat seperti seorang laki-laki sibuk yang masih bisa meluangkan waktunya demi keluarga.

Sesampainya di bioskop, terlihat bram melambaikan tangannya. Fyco dan Mini segera menghampiri Bram.

"filmnya masih satu jam lagi bos." ucap Bram memberikan 3 tiket dan satu popcorn jumbo pada Mini."

"kita jalan-jalan dulu yuk.. Bram gue hari ini bolos ya."

"terserah bos lah, orang itu juga perusahaan bos sendiri. Lagipula gak ada jadwal ketemu klien kok."

"asisten pinter." ucap Fyco terkekeh

"bos.. Kalian kalo bersanding kaya gini kaya keluarga bahagia deh. Cocok banget." puji Bram

"serius ?"

"beneran bos."

"bram... Bulan ini gaji kamu aku beri 2x lipat."

"seriusan bos.."

"yayaya seriuslah." Mini hanya menggeleng saja, ia memilih memfokuskan dirinya pada prince yang sedang memakan popcronnya.

"prince, jangan dimakan terus popcornnya nanti habis pas nonton film"

"habiskan saja prince, kalo mau lagi ntar papa beliin, kalo perlu sekalian mbak-mbaknya penjual popcorn."

"dasar bossy." sindir Mini.

"boss .. Saya pamit kerja lagi ya."

"yayaya, pergi sana. Mengganggu saja." ucap Fyco.

"mari boss, mari bu boss." ucap Bram lalu pergi.

"bram tuh orangnya lucu ya." ucap Mini.

"kenapa lo naksir ?dia udah mau merrid."

"apaan sih.. Jalan-jalan aja yuk prince" cibir Mini. Fyco hanya terkekeh dan mengikuti mereka berdua dari belakang.

Mini mampir butik. Di dalam butik, semua pengunjung melihat Fyco yang memang berdiri tidak jauh dari Mini dan Prince dengan pandangan terpesona.

"prince, kalo ada mbk-mbk cantik lihatin uncle, prince bilang apa ?" ucap Fyco lirih namun masih bisa didengar oleh Mini dan prince.

"papa !! Gendong !!" teriak Prince merentangkan tangannya. Dengan sigap Fyco langsung menggendong prince sambil senyum-senyum sendiri lalu melakukan salaman ala cowo seperti tadi. Mini menggeleng kepala melihat kelakuan Prince dan Fyco. Ia melihat tatapan kecewa beberapa pengunjung.

Setelah membeli beberapa pakaian, Mini berjalan keluar diikuti Fyco dan Prince.

Terlihat di sepanjang jalan, Mini menjadi pusat perhatian beberapa laki-laki. Itu membuat Fyco sedikit cemburu. "prince, kalo mama dilihatin banyak cowo prince bilang apa ?" bisik Fyco

"mamaaa Gendong !! Kasihan papa capek.." teriak Prince membuat Mini menoleh. Prince langsung beralih ke gendongan Mini membuat Fyco tersenyum penuh kemenangan saat melihat pandangan kekecewaan beberapa laki-laki.

Setelah sedikit lebih jauh, Prince minta diturunkan dan berjalan sendirian. "lo ngajarin anak gue apaan." geram Mini menatap Fyco tajam ?"

"gue ? Gue cuma ngajarin prince jaga mamanya." ucap Fyco santai. Mini hanya mendengus kesal.

"papa mama ayoo !!" teriak Prince yang sudah sedikit jauh didepan mereka.

"prince manggil lo papa ?"

"emang gue papanya kan." jawab Fyco memeletkan lidahnya lalu berjalan menyusul Prince. Mini hanya mendengus kesal.

"udah hampir jamnya. Yuk ke bioskop." ajak Fyco menggandeng prince. Mini ikutan menggandeng Prince karena memang Prince anaknya, jadi dia yang lebih berhak menggandeng anaknya. Begitu sampai di bioskop ternyata banyak yang sudah mengantri berdesak-desakan untuk masuk kedalam gedung teater 2 tempat film diputar. Dengan sigap Fyco langsung menggendong Prince dan menggandeng Mini. Terlihat ia begitu menjaga Mini dan Prince, tak ayal Mini tersenyum mendapat perlakuan khusus Fyco. Sepertinya betul kak ucapanmu, ada beberapa hal dimana aku membutuhkan laki-laki untukku dan untuk prince.

Mereka sudah sampai di bioskop dan duduk di tempatnya. Film mulai diputar.

"nori yang mana ?" bisik Fyco yang memang duduk disamping Mini.

"dorry bukan nori, itu tuh ikan biru. Ini film terusan nemo yang pertama." ucap Mini, Fyco mengangguk.

"kalo nemo ?" mini hanya rolling eyes.

"ikan garis-garis oranye putih."

"bukannya itu ikan badut ?"

"emang, nemo itu emang ikan badut."

"terus nemo yang mana."

"udah gue bilang ikan blaster oranye." geram mini kesal namun tetap pelan.

"bukaan. Maksud gue nemo yang mana, disitu kan ada dua."

"nemo itu ikan yang kecil, yang gede itu ayahnya nemo."

Fyco kembali manggut-manggut. "namanya siapa ?"

"fyco..." jawab Mini asal.

"lahh, kayak nama gue dong ?"

"bodo ahh.." jawab Mini kesal. Ia memutuskan melihat film tanpa menggubris ucapan Fyco lagi. Karena masih penasaran. fyco mengirim pesan pada Bram.

Bram, cariin kaset film nemo.

Buat apa bos

Buat bahan rapat. Ya buat ditonton lah

Hehe. Siap bos

Fyco memasukkan HPnya lalu ikut menonton finding nemo

(skip)

"gimana prince ?seru ?" tanya Fyco setelah mereka keluar dari gedung bioskop, prince mengangguk senang.

"abis ini kita kemana ?" tanya Mini, ia melihat jam tangan ternyata sudah menunjukkan waktu pukul 4 sore.

"beli eskrim sama beli mobil-mobilan !!" seru Prince.

"besok aja ya prince, kita belinya." ucap Mini.

"ndak mau, papa udah janji. Janji harus ditepati. Ya kan pa." Fyco mengangguk mantap. Mini melotot kearah Fyco membuat Fyco hanya nyengir.

"ayo kita beli es krim, abis itu beli mobil-mobilan." ucap Fyco di setujui oleh Prince. Mini hanya berdecak kesal saat melihat mereka begitu kompak. Tapi bukannya Mini harus senang ?setidaknya dia tidak perlu susah-susah mendekatkan mereka jika ia dan fyco benar-benar menikah. Apalagi Fyco terlihat tulus menyayangi Prince layak anak kandungnya sendiri, padahal diluaran sana banyak wanita cantik yang masih single yang mengantri untuk Fyco , tapi Fyco lebih memilih dirinya. Bukankah dia sangat beruntung. Ya , aku harus mulai menerima fyco di dalam hidupku. Mark, dev, maafin aku, aku harus membagi tempat kalian dengan fyco di hatiku.

"mama.. Ayo..." ucap Prince, Mini menatap Fyco yang juga tersenyum padanya. Mini berjalan mendekati mereka. Ya, laki-laki ini pantas aku cintai. Dia sudah menungguku sekian lama, sejak aku dengan dev sampai aku dengan mark.

Mereka masuk kedalam kedai es krim.

"prince mau apa ?" tanya Fyco.

"vanilla,"

"stoberry." sahut Mini seperti anak kecil. Fyco hanya terkekeh.

Tak berapa lama, fyco datang membawa nampan berisi eskrim jumbo vanila, cokelat dan stoberry.

"kalian belepotan." ucap Fyco mengelap mulut Mini dan Prince. Prince dan Mini hanya terkekeh.

Setelah es krim selesai Mini sebenarnya langsung ingin mengajak mereka pulang. Tapi Prince ngotot ingin beli mobil-mobilan.

"udah, kita beli sebentar aja." ucap Fyco masuk kedalam toko mainan. Mini hanya menghela nafas kasar dan terpaksa ikut masuk.

"prince mau yang mana ?" tanya Fyco.

Mini membisikkan sesuatu ke Prince, "mau yang paling bagus dan paling mahal." celetuk Prince. Pelayan toko itu semangat menunjukkan mainan-mainan yang bagus.

"lo yang pengaruhin prince ya." bisik Fyco saat Prince memilih-milih mainan.

"kenapa ?lo gak mau beliin anak gue mainan mahal ?" cibir Mini. Fyco justru tersenyum.

"justru gue mau berterimakasih ke elo. Nilai plus gue nambah satu dimata prince. Calon papa yang royal." ucap Fyco membuat Mini mencembik.

"siap-siap aja lo bangkrut."

"beli satu toko ini gak buat kekayaan gue berkurang."

"sombong..." cibir Mini.

"gue gak sombong, tapi ini semua berkat lo juga, karena stress lo hilang gue jadi gila kerja biar gue gak selalu mikirin elo." ucapan Fyco membuat Mini terdiam.

"maaf,," sesal Mini. fyco memegang bahu Mini. "gak perlu nyesal, karena bagi gue semuanya emang sudah garisan takdir. Kesuksesan gue juga karena elo. Gue kerja keras juga buat elo Dan semuanya akan jadi milik elo sebentar lagi." Fyco sedikit kaget saat Mini menampilkan senyum tulus untuknya.

"mama !! Aku mau ini !! Mirip punya mama" ucap Prince menunjuk mainan mobil-mobilan remote controle bentuk lamborgini pink.

"ambil saja prince." ucap Fyco.

"aku juga mau ini." prince menunjuk mobil-mobilan aki yang berbentuk lamborgini putih.

"ambil saja prince. Uang papa kamu di bank masih banyak." ucap Mini, membuat Fyco terkekeh.

"beli semua yang kamu mau prince." ucap Fyco.

"aku juga mau ini yaa.." prince menunjukkan sepeda roda tiga. Fyco mengangguk. Prince berjalan menuji kearah Mini.

"udah itu aja prince ?" prince mengangguk. Fyco segera berjalan menuju kasir dan membayar belanjaannya yang mencapai 5 juta lebih itu.

Fyco menelepon asisten setianya,

"Hallo bram, bisa ke mall sebentar ?"

"kenapa bos ? Aku baru sampai rumahku."

"ambil mainan prince di toko mainan, ntar gue kasih tau nama tokonya. Gue juga udah pesen ke kasirnya kalo elo yang ngambil. Dan bawa pickup perusahaan. Kayaknya gak bakal muat deh kalo pake mobil copper elo."

"hahh ? Emang lo beli apaan bos ? Lo borong setoko-tokonya."

"ya enggak lah. Tapi beberapa barang yang ukurannya lumayan besar. Udah dulu. Gue mau pulang, gue tunggu di villa mini." ucap Fyco mematikan teleponnya tanpa membiarkan Bram protes.

"mainannya ?" tanya Mini saat Fyco menghampiri mereka.

"ntar di ambil bram." jawab Fyco.

.
.

"mini,, kita mau makan malam diluar sekalian ?" ucap Fyco, ia menoleh kearah Mini karena sedari tadi Mini hanya terdiam. Ia melihat baik Prince maupun Mini sudah tertidur di kursi. fyco tersenyum dan merendahkan sandaran kursi agar mereka lebih nyaman tidur. Fyco menjalankan mobilnya kembali kerumah.

Sesampainya dirumah, ia mengambil prince pelan-pelan lalu menggendongnya sampai kedalam rumah dan merebahkannya di kasur kecilnya. Ia kembali turun dan kini gantian menggendong Mini masuk kedalam rumah. Fyco merebahkan Mini ke atas kasurnya. Ia berjalan menuju ke meja Rias Mini, ia mengambil kapas dan cleanser untuk membersihkan make up mini. Untung gue sering ngelihat mytha pake ini kalo mau tidur. Dengan hati-hati Fyco membersihkan makeup Mini. Setelah selesai Fyco langsung menyelimuti Mini lalu beranjak pergi, kini giliran Prince yang harusia urus.

Ia tahu seharian ini prince pasti lelah, ia melepas semua pakaian prince beserta pampers yang dipakai seharian. kali ini ia agak kesulitan. Mengurus prince karena memang ia tidak pernah berurusan dengan anak kecil. fyco mencoba menelepon Flo.

"halo kak flo, bisa bantuin gue gak ?"

"kenapa ?"

"ini tentang prince."

"prince kenapa ?prince sakit ?atau apa ?" terdengar nada panik di suara flo.

"bukan kak. Kita abis jalan-jalan seharian, dan sekarang prince tidur, dia belum mandi dari tadi sore. Sekarang gue udah ngelepas semua pakaiannya biar gak gerah. Tapi gue bingung gue harus ngapain ?" ucap Fyco.

"owhh.. Mini mana ?"

"mini juga tidur, kayaknya dia juga capek ngurus rumah plus jalan-jalan tadi. Jadi gue gak tega bangunin dia." ucap Fyco.

"ohh,, jadi ceritanya lo mau jadi suami siaga gitu." goda Flo, fyco hanya terkekeh.

"bantuin gue ya kak."

"yaudah ambil baskom, terus isi pake air hangat. Terus juga anduk kecil, biasanya ditaruh di laci prince." Fyco mengambil baskom dari dapur dan berjalan menuju kamar mandi untuk mengisi air hangat. Setelah itu ia membawanya ke kamar prince, ia mencari handuk kecil.

"terus gue harus ngapain ?"

"celupin handuknya ke air hangat, terus peras, setelah itu basuh ke seluruh badan Prince. Jangan kelewatan satu incipun." Fyco dengan telaten mengelap badan Prince.

"udah semuanya kak."

"gak kelewat satu incipun ?"

"iya kak."

"abis itu ambil minyak kayu putih dan bedak tabur prince." Fyco terlihat celingukan mencari apa yang dimaksud kak Flo.

"udah dapet terus ?"

"balurin minyak kayu putih ke perut prince, usap lembut. Terus abis itu bedakin prince." fyco menuruti perintah kak Flo tanpa kurang satu apapun.

"abis itu ambil pampers dan piyama prince" Fyco beralih ke almari prince. Ia mengambil pampers prince.

"kak pampersnya ada dua ? Gue pake yang mana ?"

"harusnya sih pake yang perekat, tapi karna lo gak bisa, pake pampers celana aja."

"pampers perekat ya ?gue coba pakein itu deh. Abis pake pampers terus pake baju kan ? Udah itu doang kan ?"

"iya udah itu doang." tanpa menjawab Fyco langsung mematikan teleponnya.

"gimana caranya gue makein nih pampers ya ?" gumam Fyco. Ia mencpba membuka youtube tentang cara memakai pampers. Dengan hati-hati ia memakaikan pada Prince agar Prince tidak terbangun.

Fyco bertepuk tangan sendiri namun segera ia pelankan begitu ia bisa memasngkannya pada prince. "bagus fyc, lo udah kayak bapak sungguhan." fyco segera memakaikan Prince pakaiannya setelah selesai Fyco menyelimuti prince.

"selamat tidur jagoan." ucap Fyco mengecup kening Prince. Tanpa ia sadari, semua kelakuannya tadi dilihat oleh seseorang. Yaitu Mini.

Mini terbangun dari tidurnya dan mendapati dirinya sudah ada di atas ranjang. mini segera beranjak melihat prince, namun langkahnya terhenti saat melihat Fyco yang membasuh prince sambil menelepon kakaknya. Mini akhirnya memilih untuk melihat Fyco mengurus prince. Prince memang butuh figur ayah, andai kamu disini dev. Dan andai fyco itu kamu. Pasti pemandangan indah ini akan lebih indah lagi.

Mini langsung bersembunyi saat Fyco keluar dan menutup pintu kamar Prince.

"apa kak ? Susu ? Gimana gue buatnya ? Ajarin ya.." pinta Fyco turun ke bawah, sepertinya ia sedang disuruh Flo membuatkan susu untuk prince.

Mini memutuskan masuk kedalam kamar prince. Terlihat baskom berisi air dan handuk tergeletak di lantai bersama semua baju kotor prince.

"dia bisa ngurus prince, tapi dia gak bisa ngebersihin kamar anak gue." gumam Mini menggelengkan kepala.

Setelah membereskan ulah Fyco, Mini memutuskan untuk menyusul Fyco di bawah. Ia melihat Fyco sedang kebingungan.

"udah pas belum ya."

"buat apa lo ?"

fyco terlonjak kaget karena kemunculan Mino tiba-tiba. "elo, ngapain lo disini. Udah tidur sana." usir Fyco.

"gue tanya lo lagi ngapain ?"

"gue lagi bikin susu buat anak gue."

"sini gue cobain." mini menyahut susu yang ada di tangan Fyco.

"fyco ini panas !! lo mau buat lidah anak gue melepuh" omel Mini.

"masak sih panas, yaudah direndem di air es aja."

"kalo direndam malah jadi gak enak. udah sini-sini biar gue aja yang bikinin."

"gak mau. Pokoknya gue yang bikinin. Ini juga ntar jadi tugas gue." keukeh Fyco

"tapi-"

"lo tinggal arahin gue. Gampang kan." ucap Fyco. mini hanya mendengus kesal, akhirnya ia mengarahkan fyco cara membuat susu yang benar. setelah jadi, fyco tampak sangat puas.

"udah,, lo taroh diatas meja prince sana. Abis itu lo mandi. Gue masakin makan malam" suruh Mini.

"oke bos." ucap Fyco mengacungkan jempolnya lalu beranjak dari dapur.

tak berapa lama, fyco hanya turun sambil mengusak rambutnya. ia hanya mengenakan boxer hitam tanpa memakai kaos.

"kenapa ga pakek kaos !!"

"gerah banget. Ntar juga gue pake kaosnya." ucap Fyco. mini hanya menggeleng kepala melihat kelakuan Fyco.

toktoktok

"itu pasti Bram." ucap Fyco berjalan keluar.

tak berapa lama Bram masuk bersama Fyco.

"Bos, barang-barangnya mau ditaruh dimana ?" tanya Bram pada Fyco yang duduk di meja makan.

"taruh situ saja Bram." ucap Fyco menyendokkan nasi ke piringnya.

"Bram. sudah makan ?" tanya Mini pada Bram yang telah memasukkan semua mainan Prince.

"belum bu bos."

"yuk ikutan makan sekalian." ajak Mini.

"apaan sih min, biar dia beli diluar saja." tolak Fyco.

"Bram sudah rela bawain barangnya Prince. masak dia gak boleh makan." omel Mini, "yuk Bram sini makan." ajak Mini.

"wah beneran nih bu bos. maaf loh ya ngerepotin." ucap Bram duduk tanpa menghiraukan tatapan cemburu Fyco.

"maaf bos, hati sebenarnya tidak enak tapi perut berkata lain. kalo dikantor lo memang bos gue, kalo diluar, mending bu bos deh yang jadi bos gue." celetuk Bram. Mini hanya terkekeh mendengar gurauan Bram, Fyco hanya cemberut namun tetap melanjutkan makannya.

Setelah makan malam selesai Bram langsung berpamitan pulang.

"makasih ya bu bos makanannya." ucap Bram. Mini hanya tersenyum sambil mengangguk.

"gue anter Bram pergi dulu." ucap Fyco. Namun belum saja ia keluar rumah, sesuatu menimpuk kepalanya.

"pakai kaos lo,. lo kira gak dingin apa diluar." ucap Mini lalu menaiki tangga.

"bu bos itu meski judes tapi perhatian ya bos." ucap Bram disetujui anggukan oleh Fyco.

"Bram.."

"ya bos,,"

"beli villa depan itu buat gue. gue mau tinggal disini." ucap Fyco.

"kenapa gak Villa samping saja bos ? kalo Villa samping kan bos bisa jebol temboknya atau pagarnya buat dijadiin pintu penghubung."

"bagus juga ide lo bram. oke, beli Villa itu sekarang. pokoknya besok gue mau tempatin itu Villa."

"siap bos." ucap Bram, "tapi kalo harganya mahal ?"

"lo tau kan apa yang harus dibutuhkan."

"yayaya,, siasat licik kan."

"lo memang asisten terbaik gue." ucap Fyco menepuk pundak Bram

"jadi, kalo begitu bulan depan gajinya dua kali lipat lagi ya bos?" Fyco langsung melotot kearah Bram.

"ayolah bos, buat modal nikah.." bujuk Bram

"yaudah-yaudah. bulan depan gaji dua kali lipat."

."yesss.. makasih bos.. selamat bermalam jum'atan dengan bu bos" goda Bram lalu melajukan mobilnya.

"emang ini malam jum'at ya." gumamnya heran lalu masuk kedalam rumah.

"Miniii... Minnn.." Fyco mencari Mini di lantai atas.

"ssstt jangan berisik !! Prince nanti terbangun." omel Mini dengan suara berbisik. Fyco hanya diam terpaku menatap Mini.

"kenapa ?"

"lo mau nguji mental dan iman gue?" tanya Fyco. Mini melihat kearah dirinya sendiri dan langsung membungkus dirinya dengan jubah tidurnya.

"apaan sih gak usah ngaco deh." omel Mini.

"hmmhh kayaknya gue harus pulang sekarang deh?"

"sekarang ? kenapa ?"

"dan kayaknya gue terakhir tidur disini hari ini." Mini mengerutkan keningnya.

"maaf ya sudah ngerepotin. dan makasih makanannya selama ini."

"lo kenapa sih?"

"jaga diri lo baik-baik. gue pergi dulu." ucap Fyco membuat Mini semakin bertanya-tanya.

"Fycc.." Fyco tidak menggubris ucapan Mini dan langsung memasukkan barangnya ke bagasi mobil

"Fyc, lo marah ya sama gue?" tanya Mini

"enggak kok.. gue sayang sama lo, mana mungkin gue bisa marah sama lo."

"apa gara-gara gue judes setiap hari ke elo?"

"enggak kok, bukan karena itu."

"terus kenapa lo tiba-tiba pulang ?"

"gue inget kok tempat gue dimana. lagian besok gue juga harus pindah rumah."

"hahh lo pindah rumah ? dimana ?"

"kalo udah tiba waktunya gue bakalan kasih tahu elo."

"tapi Fyc,.."

"jaga diri lo ya. gue sayang lo." Fyco mencium kening Mini dan masuk kedalam mobil

"Fyccc... Fycooo" panggil Mini saat mobilnya mulai berjalan pergi.

"kenapa sih tuh anak." batin Mini bingung.

karena ucapan Fyco, Mini jadi tidak bisa tidur semalaman, ia terus memikirkan apa yang salah dengan dirinya. namun ia mengingat semua perbuatannya selama ini

"apa Fyco sudah capek dengan semua sikap gue? apa dia udah nyerah sama gue. tapi mana mungkin, hamppir 6 tahun lebih dia nungguin gue. masak gara-gara sikap jutek gue dia jadi nyerah. tapi kan 6 tahun bukan waktu yang bentar, sapa tau dia udah di ambang batar terus gara-gara gue cuek dia jadi lelah. duh Mini begoo." Mini merutuki sikapnya selama ini yang terkesan jutek pada Fyco.

"gue harus minta maaf sama Fyco, apa gue bikinin sarapan saja ya buat Fyco." gumam Mini, ia melihat jarum jam berada di angka 5 pagi. ia memilih membasuh mukanya dengan air segar daripada dia harus tidur dan nantinya kesiangan, bagaimanapun juga dia hanya berdua dengan Prince.

Mini memilih untuk masak sarapan pagi ini sembari membuat bekal sarapan untuk Fyco.

"mamaaaa." ucap Prince mengucek matanya dan memeluk boneka beruang pemberian Loly untuknya. boneka beruang itu juga loly dapatkan dari almarhum Dev.

"kamu sudah bangun nak, pas sekali. sarapannya juga sudah siap. mandi dulu yuk sama mama." ajak Mini. Prince hanya mengangguk namun masih menguap pertanda dia masih mengantuk. Mini segera menggendong Prince lalu mengajaknya mandi bersama.

Setelah selesai mandi saat akan memakaikan baju untuk Prince tiba-tiba Fyco dengan pakaian lengkapnya untuk kekantor langsung menerobos masuk.

"pagi,.."

"elo ?" ucap Mini.

"hmmmm lo abis mandi? sini biar prince gue aja yang makein baju. lo pake baju aja dulu sana" ucap Fyco menggeser Mini yang saat ini memang masih mengenakan bathrope. Mini langsung berlari ke kamarnya dan segera memakai bajunya.

setelah ia memakai baju, ia kembali ke Prince. terlihat Prince juga sudah selesai di dandani oleh Fyco.

"lo ngapain kesini ?" tanya Mini

"mau ngajak elo lihat rumah baru gue." jawab Fyco enteng

"uncle beli rumah baru?" tanya Prince. Fyco mengangguk mantap.

"sekarang ? tapi kita belum sarapan." ucap Mini.

"ntar saja juga bisa, deket kok." ucapan Fyco membuat Mini mengernyit.

mereka berjalan keluar.

"kita gak pake mobil?" tanya Mini saat melihat Fyco keluar dari gerbang berjalan kaki.

"kenapa pake mobil ?" kini gantian Fyco balik bertanya. Mini hanya terbengong saja.

"kenapa harus pake mobil kalo rumah gue disitu." tunjuk Fyco pada villa samping rumah Mini.

"apaa !! lo pindah kesitu?" ucap Mini

Fyco mengangguk saja.

"terus maksud lo kemarin malem gak mau ngerepotin gue apa?"

"oh itu, iya gak ngerepotin tidur di rumah lo karena gue sekarang tidur dirumah gue sendiri disitu." ucap Fyco polos.

"lo ngerjain gue?"

"ngerjain ? enggak tuh." ucap Fyco masuk kedalam villa.

"bagaimana Prince, bagus kan? nanti uncle buat sini jadi taman bermain buat prince. nanti halaman belakang om jebol biar taman prince jadi besar dan prince bisa main sepeda di belakang." Prince terlihat antusias dengan penjelasan Fyco.

"terus lo bilang makasih buat makanannya?" Mini masih keukeh menanyakan soal semalam.

"ohh,, soalnya gue sama pembantu gue bi darmi pindah ke sini, terus gue juga ada tukang kebun suami bi darmi. jadi ntar dia yang nata kebun gue sama kebun elo." jawab Fyco. "ntar gue juga bakalan buat pintu penghubung rumah kita." ucapan terakhir Fyco sukses membuatnya melotot.

"eloo !! gue sebel sama elo .. gara-gara sikap aneh lo gue sampek gak bisa tidur !! gue bahkan buatin bekal permohonan maaf buat lo !! ternyata lo cuma jahilin gue. gue sebel sama lo." omel Mini kesal lalu berlari kerumah.

"uncle, mama marah ? uncle buat mama marah?" tanya Prince tidak suka.

"nggak prince, uncle juga gak tahu kenapa mama marah." ucap Fyco panik, "ayo kita balik ke rumah." Fyco langsung menggendong Prince lalu berjalan kembali kedalam rumah.

"maaaa. mamaaa.." panggil Prince.

"Miniiii" Fyco ikut-ikutan memanggil Mini.

"prince, sarapan." ucap Mini tiba-tiba dari arah dapur. "dan hari ini elo yang tugasnya jagain Prince, gue mau tidur." ucap Mini kesal sambil menunjuk Fyco dengan spatula panas.

"ta-tappi gue. harus ada meeting." ucap Fyco.

"gue gak mau tau. lo yang bikin gue gak bisa tidur semalaman. lo harus tanggung jawab." Mini meletakkan piring lauk di atas meja.

"prince, hari ini main sama uncle ya.. mama mau tidur." Prince hanya mengangguk saja. Mini berjalan keatas.

"prince, kalo mama atau Momy pergi, biasanya bawa apa?"

"bawa tas prince." ucap Prince polos sambil memakan sarapannya.

"yasudah, prince disini dulu ya makan."

Fyco menelepon Flo

"ada apa Fyc, pagi-pagii telepon?"

"kak, gue butuh bantuan lo lagi nih."

"bantuan apa?"

"kalo kakak pergi sama prince, kakak biasanya bawa apa?"

"bawa setelan baju satu, pampers, minyak telon sama bedak tapi biasanya sudah ada di dalam tas sih. terus bawa susu bubuk, dot sama termos" ucap Flo. "emangnya kenapa?"

"prince mau gue bawa ke kantor."

"emangnya kenapa ? mini kemana?"

"mini ngambek ke gue, hukumannya gue suruh ngasuh prince. tapi gue harus ke kantor. jadinya gue bawa saja prince ke kantor."

"hah !! apa !! gak boleh . bawa aja kesini, biar gue yang urus prince."

"gak bisa kak. ntar kalo Mini tahu, dia tambah marah ke gue."

"ntar biar gue yang urus."

"gak bisa kak, ntar kalo dia marah ke gue, dia jadi ngejauh. ini juga salah satu strategi gue buat deketin mini, kalo gue bisa ngurus prince, Mini bisa jadi lebih percaya ke gue. tenang aja, gue sudah pernah kok bawa prince ke kantor. dan prince gak rewel dulu." ucap Fyco.

"terserah kalian deh." ucap Flo kesal. "bawain dia mainan aja, biar dia sibuk sendiri jadi gak ganggu pekerjaan elo. dan bawa boneka beruangnya, kalo prince ngantuk, dia gak bakal bisa tidur tanpa boneka beruangnya" ucap Flo.

"betul juga, makasih ya sarannya kak." ucap Fyco.

Fyco segera membawa tas beruang milik Prince dan membawa boneka beruang prince, ia turun kelantai bawah.

"prince udah siap? hari ini kita ke kantor uncle ya. mama mau tidur, kasihan jangan di ganggu." Prince hanya mengangguk saja. Fyco membawa kotak bekal yang disiapkan Mini dan menggandeng prince menuju mobilnya.

"Prince duduk disini dulu ya." ucap Fyco mengenakan Prince seatbelt, ia lalu membawa mobil-mobilan remote controlnya dan sepeda roda tiganya dan memasukkannya kedalam bagasi.

"siap berangkat prince." Prince mengangguk semangat. mobil melaju santai menuju ke kantor.

"Prince, kalau kita dikantor, prince manggil uncle apa?"

"papaa." ucap Prince senang. mereka saling ber tos Ria, Fyco turun dari mobilnya.

"ia mengambil mainan Prince."

"biar saya saja tuan." ucap satpam menawarkan diri.

"tidak usah pak, biar saya yang bawa sendiri." ucap Fyco menggendong prince lalu membawa mainan Prince. meski berat tapi ia ingin menunjukkan sifat keayahannya pada semua orang.

Lagi-lagi pemandangan yang serupa ditujukan padanya setelah dulu ia bersama Mini berjalan ke kantornya, namun saat ini ia tengah menggendong Prince dan membawa kotak mobil-mobilan Prince dan menggotong sepeda roda tiganya. turun,, turun deh wibawa gue, batin Fyco. untung saja ia mempunyai lift khusus direksi. "papa... prince mau turun." pinta Prince saat mereka ada di pintu masuk lift, terlihat beberapa orang karyawan melihat kearah mereka berdua.

"prince mau turun? baiklah." Fyco berjongkok lalu menurunkan Prince.

"hayy tante cantik. kenapa lihatin papanya prince" goda Prince membuat Fyco terbengong, wanita yang dimaksud itu langsung salah tingkah dan langsung menundukkan kepalanya.

Prince dan Fyco lalu masuk kedalam lift. "prince tidak suka melihat wanita itu menatap uncle. uncle milik mama, jadi tidak boleh ada yang menyukai uncle . you understand uncle." seperti terhipnotis, Fyco hanya mengangguk. ia masih saja terbengong dengan sifat ajaib prince. kadang ia seperti anak dewasa kadang ia bisa seperti anak seusianya yang tidak mengerti urusan orang dewasa. anak lo bener-bener ajaib dev, puji Fyco dalam hati.

Sesampainya di lantai tempatnya, Fyco dan prince langsung keluar.

"papa, i want to ride." ucap Prince. Fyco segera membantu Prince menaiki sepedanya.

"push me slowly." ucap Prince, Fyco mendorong prince pelan-pelan sesuai perintah prince. Prince hanya ingin menunjukkan bahwa Fyco adalah miliknya dan milik mama. dengan Fyco menunjukkan sifat keayahannya Prince berharap tidak ada yang mendekati Fyco kecuali mamanya.

Prince dengan mengendarai sepeda roda 3 nya didorong oleh Fyco pelan-pelan menuju keruangan kantornya merupakan pemandangan langka bagi para karyawannya mereka semua benar-benar terkejut dengan tingkah laku bosnya saaat ini. bahkan tatapan syok karyawannya tidak hilang saat Fyco sudah memasuki ruangan. terlihat Prince mencoba mengendarai sepeda roda tiga, namun sedikit kesulitan karena ruangan Fyco yang tidak besar.

"prince belajar sepeda di lorong depan ya?" ucap Fyco. Prince mengangguk. "Mia, tolong awasi Prince main sepeda."

"baik tuan." ucap Mia.

Fyco mencoba menyelesaikan beberapa berkasnya.

"bos,, ruangan sudah siap. Mr.Frans sudah datang." ucap Bram. Fyco hanya mengangguk lalu berjalan keluar sambil membawa beberapa berkasnya.

"papa mau kemana?" tanya Prince.

"papa mau rapat jagoan." ucap Fyco mengusak rambut Prince. Mia yang tadinya biasa saja ikutan melongo mendapati bosnya yang begitu lembut dan hangat pada saat berbicara pada Prince.

"prince ikut boleh?" tanya Prince. "prince takut disini sendirian gak ada mama." pinta Prince memasang pupy eyes. Fyco terdiam. "baiklah, ayo ikut."

"tapi boss." Bram tidak jadi menjawab, karena mendapati pelototan dari Fyco.

"mia, kamu ikut rapat, tapi awasi prince. aku akan mengambil perlengkapan prince dulu"

"baik tuan." Prince sangat senang sekali, ia menaiki sepeda roda tiganya dan mengayuhnya menuju ruang rapat. semua berdiri dari duduknya namun mereka tertegun saat melihat seorang anak kecil masuk kedalam ruang rapat dengan menggunakan sepeda.

"anak siapa ini !! hey kamu !! ini anak kamu !! kenapa kamu bawa anak kemari." tegur seorang karyawan senior. Mia hanya menunduk takut.

"dia adalah anak dari CEO kita, Mr. Alegra." bela Bram masuk kedalam. semua terkesiap mendengar penjelasan Bram

"ada apa ini? kenapa semuanya berdiri." ucap Fyco yang masuk dengan membawa tas beruang, lagi-lagi membuat semuanya kaget.

Fyco menyerahkan tas ke Mia. "mari kita mulai rapatnya," ucap Fyco duduk disebelah Mr.Frans.

"maaf Mr.Frans, lagi-lagi saya harus membawa anak saya. ibunya sedang tidak sehat dirumah. dan saya tidak memiliki pengasuh." ucap Fyco "tapi saya pastikan Prince tidak akan mengganggu." ucap Fyco.

"saya paham Mr.Alegra." ucap Mr.Frans tersenyum. Selama rapat, terlihat Prince mondar mandir mengelilingi meja rapat dengan sepedanya. meski ia tidak bersuara, namun tak ayal aksinya mendapat perhatian beberapa anggota rapat. sehingga mereka tidak bisa konsentrasi pada rapat mereka. namun beberapa saat kemudian Prince menyudahi aksinya berkeliling ruang rapat. Prince berjalan mendekati Fyco dan menarik lengan jas Fyco membuat konsentrasi Fyco terpecah, sejenak karyawan divisi perancangan produksi menghentikan penjelasannya. Fyco menoleh kearah Prince

tanpa banyak bicara Prince langsung naik kepangkuan Fyco, akhirnya Fyco mengalah dan menjunjung Prince agar naik ke pangkuannya.

"hayy jagoan kecil." sapa Mr.Frans

"selamat siang mister." sapa Prince sopan.

"woww anak Anda sopan sekali mr.Alegra." Fyco hanya tersenyum tipis namun tetap terlihat bangga pada sopan santun Prince.

"bisa saya lanjutkan penjelasan saya?" tanya orang itu.

"ya." jawab Fyco singkat. Fyco melirik Prince yang terlihat sedang memainkan tab presentasi hari ini. Fyco memilih membiarkan prince dan fokus pada penjelasan di depan.

"sekian presentasi saya mengenai produk bulan September hari ini. apa ada pertanyaan."

"jelek.." semua orang menoleh kearah prince, tak terkecuali Fyco dan Mr.Frans

"apa maksudnya prince?"

"jelek papa. kurang pas. prince tidak suka." karyawan di depan tampak tersinggung dengan ucapan Prince.

"maaf ya adek, ini sedang rapat. jadi-" karyawan itu menghentikan protesnya karena mendapat pelototan dari Fyco.

"apanya yang kurang jagoan?"

"ini tidak cantik, ini tidak tampan seperti prince." Prince terus menggeser layarnya.

"ini tidak cocok, motifnya jelek, ini gak pas."

"prince jangan bercanda, ini sudah bagus."

"ini tidak bagus papa. harusnya baju kuning ini tidak di pas kalau memakai celana hijau." keukeh Prince.

"Prince..."

"kita dengar saja ucapan anak anda tuan. sepertinya anak Anda tahu betul dengan Fashion."

"of course mister. karena aku tinggal di LA. momy selalu memadu madankan pakaianku sehari-hari. kata momy agar aku terlihat seperti artis oliwud. dan sejak kecil aku sering jadi model di majalah anak-anak di Amerika."

"hollywood prince." ralat Fyco.

"ya itu maksudku. jadi ini tidak pas. dan motifnya terlalu kekanakan semua."

"tapi mereka kan memang anak-anak prince." ucap Mr.Frans

"apa anak-anak tidak boleh memakai motif orang dewasa mister. anak-anak juga ingin memakai pakaian yang fashionable." semua hanya melongo mendengar ucapan anak berusia 5 tahun itu. ia seakan berbicara tentang makanan yang ia makan sehari-hari.

"prince tidak suka melihat anak-anak seusia prince hanya memakai pakaian jelek dan tidak pas. itu menurut prince. papa, prince mau tidur. prince ngantuk." ucap Prince setelah menjelaskan semuanya panjang lebar, bahkan terlihat masih menggantung karena prince tidak memberi solusinya.

Mia dengan sigap memberikan prince botol susunya. Prince langsung meminum susunya sambil tidur di pelukan Fyco yang masih menatap Prince dengan pandangan yang sulit dipercaya.

"pak, bagaimana ? apakah kita lanjutkan?" tanya karyawannya.

"batalkan semua rancangan kalian. sepertinya benar apa yang dikatakan prince. kita harus mengubah pangsa pasar kita jika kita ingin mendapat perhatian masyarakat modern saat ini. apalagi kita termasuk produk pakaian anak yang masih baru. saya juga tidak mau menginvestasikan dana saya hanya untuk rancangan tidak bagus dan menurut saya tidak mendapatkan prospek. karena betul kata prince. anak-anak juga perlu fashionable. jadi kalau baju kita fashionable tentu orang tua pasti akan lebih tertarik membeli pakaian kita kan." ucap Mr.Frans. Fyco hanya terbengong saja.

"mr.Alegra,, anak Anda betul-betul luar biasa, penilaian penjualannya betul-betul seperti orang yang berpengalaman, bahkan saya juga terkejut perkataan itu keluar dari anak yang berumur 5 tahun. tapi sepertinya Anda harus membujuk Prince untuk membantu kita dalam menentukan mana yang cocok dan mana yang tidak, untuk model. kenapa kita tidak memakai anak anda saja, tentu saja anak Anda akan menambah nilai plus dalam penjualan ini.

.

.

.

"nggak Fyc !! kamu gila nyuruh prince kerja !!" tolak Mini mentah-mentah. ia datang ke kantor saat makan siang, dan mendapati penjelasan tidak realistis oleh Fyco tentang rapat tadi.

"gimana mungkin prince bisa seperti itu. elo emang calon ayah prince, tapi lo gak bisa ngejual anak gue seenaknya saja."

"gue gak ngejual prince mini. gue cuma ngajak Prince buat jadi model poject terbaru gue. lagipula ini semua juga karena ide prince yang tiba-tiba menolak hasil rapat. bahkan gue harus rela memecat orang yang sudah lama kerja di kantor gue cuma karena dia protes tentang ucapan Prince yang mempengaruhi hasil rapat. Klien gue juga mengusulkan hal sama. lagipula brand ini juga diganti dengan nama d'prince."
"tapi lo tetep saja ngejual anak gue. nggak !! gue gak setuju !!"

"prince udah setuju kok."

"anak gue gak mungkin setuju. enggak, pokoknya enggak. kalo lo maksa lagi mending kita gak usah nikah sekalian."

"kok gitu.." protes Fyco.

"bodo amat." Mini memalingkan mukanya kesal. begitu juga Fyco.

Fyco beranjak dari duduknya dan memanggil Prince yang bermain remote control diluar bersama Mia.

"Prince,, sini nak." panggil Fyco. Prince menyerahkan remote controlnya pada Mia dan ikut masuk kedalam

"ya pa."

"sini papa tunjukin sesuatu." Fyco memangku Prince lalu duduk di dekat Mini, ia menunjukkan tablet desain produk bajunya.

"diam dan lihat." ucap Fyco memperingati Mini membuat Mini hanya mendengus kesal.

"Prince, menurutmu gimana?"

"warnanya jelek, jelek, jelek, motifnya jelek, lumayan, jelek,jelek,jelek, lumayan, bagus, jelek,, jelek, gak pas, gak pas, ini ga cocok pa. ini jelek" ucap Prince memberi penilaian.

"terus yang bagus yang mana prince?" tanya Fyco

"ini harusnya dengan ini pa. terus di tambah ini." Prince terus menggulir tab ke kanan dan ke kiri sambil terus bicara sedangkan Fyco hanya mencatat. Mini hanya diam saja melihat kelakuan keduanya.

Fyco langsung memanggil mia dan menyerahkan kertas hasil penilaian Prince.

"saya tunggu sampai jam tiga." Mia mengangguk lalu pergi.

"see, hanya ini pekerjaan prince. dia hanya perlu bilang jelek atau bagus dan mana yang harus diperbaiki. cuma itu saja." ucap Fyco

"tapi tetep saja Prince kerja, dan gue gak suka. dia cuma anak kecil, dia polos. jangan buat dia dewasa sebelum waktunya." omel Mini. Fyco menurunkan prince.

"lo gak tau min, kelakuan anak lo kadang ajaib ? kadang dia bisa polos, kadang dia bahkan bisa lebih dewasa dari kita." Mini hanya terdiam.

Fyco menunjukkan rekaman yang sengaja direkam oleh bram saat Prince sedang bermain di ruang rapat.

"lo bawa prince rapat." Mini membelalakkan matanya. "lihat sampai akhir." omel Fyco, benar saja, Mini hanya bisa melongo mendengar jawaban Prince.

"itu kan, lo saja yang emaknya kaget apalagi gue yang calon bapaknya. prince secara gak sengaja dengan sukarela menawarkan dirinya. gue bisa apa kalo prince udah minta kaya begitu. dan soal model, kan kita bisa diskusiin lagi. mungkin aja bisa photoshot kaya model potho endorse, jadi gak harus ke studio untuk foto, tapi sambil kita jalan-jalan mungkin." ucap Fyco. Mini hanya diam saja.

"kita coba aja dulu Mini, sekali, kalo prince bilang gak suka, kita gak akan maksa dia. gimana?"

"yaudah terserah lo.."

beberapa minggu kemudian, Prince benar-benar menjadi model untuk pakaian anak-anak Fyco dan ternyata Prince tidak menolak dengan pekerjaannya saat ini, yaitu model sekaligus jalan-jalan kemanapun mencari tempat yang bagus.

koleksi foto prince

Continue Reading

You'll Also Like

3.7K 89 15
Rahma adalah anak yang sangat cuek sama orang lain, terutama sama anak laki - laki. Ia tidak peduli terhadap apa yang di lakukan oleh orang -orang di...
1.1M 41.4K 33
Alexsandra Jennifer Ria Addison, biasa dipanggil Alexa cewe cantik, putih, mancung dan juga blasteran Jerman. Dulu hidupnya begitu bahagia sampai akh...
25.1K 1K 17
Cerita ini hanya berisi lika-liku percintaan seorang cewek tomboy dengan seorang cowok yang tak disangka akan dicintainya yaitu cowok badboy. Awalny...
935 77 8
Ciara Rosalind Amorgan adalah seorang gadis yang memiliki sifat cuek, kejam,dan keras kepala.walau begitu Ciara memiliki kecantikan yang hampir sempu...