BOBOIBOY:LOVE STORY [FANG X B...

De LYZ_LYN_EYN_EYNI

50.2K 1.9K 267

Cerita tentang cinta antara Boboiboy dan Fang. BACALAH CERITA INI. Mais

CHAPTER 1
CHAPTER 2
CHAPTER 3
CHAPTER 5
CHAPTER 6
CHAPTER 7
CHAPTER 8
CHAPTER 9
CHAPTER 10
CHAPTER 11
CHAPTER 12
CHAPTER 13

CHAPTER 4

4K 150 17
De LYZ_LYN_EYN_EYNI

Boboiboy © Animonsta Studio, Malaysia

Fanfiction by widzilla

Warning! Genderbender alert! Contain OOC. Fang x fem!Boboiboy pairing.

Bahasa Melayu + Bahasa Indonesia.

[][][][][][][][][][][][][][][][][][][]

Sudah tiga hari sejak kejadian yang menegangkan serta mengejutkan itu, Boboiboy belum pernah nampak di sekitar Desa Rintis dan SD tempatnya bersekolah. Bahkan Tok Aba tak membuka kedai untuk sementara waktu itu. Semua orang dibuatnya penasaran dan khawatir akan keadaan Boboiboy dengan kondisi tubuh dan gendernya yang baru.

Boboiboy selalu menghindar jika teman-temannya datang menjenguk maupun menelepon. Ia selalu mengunci diri di kamarnya. Guru yang turut mengunjungi merasa tak sanggup membuatnya keluar kamar. Semua orang berusaha meyakinkan bahwa mereka sungguh maklum dan mengerti keadaan Boboiboy yang baru itu. Tubuh barunya itu pun juga disebabkan karena Boboiboy berjuang melindungi para penduduk. Namun usaha semua orang bagai sia-sia. Bocah itu tetap mengurung diri.

"Macam mana ni...? Boboiboy tak bolehlah kunci diri kat bilik terus..." Yaya terduduk bingung di bangkunya. Teman-teman sekelas yang lain nampak putus asa tak dapat membujuk Boboiboy, namun Yaya, Ying, Gopal, dan Fang masih berusaha.

"Haiyo... Ya la ma... kitorang mesti bujuk dia keluar... tapi Boboiboy pastilah malu..." Ying menggelengkan kepalanya tak kalah bingung dengan sahabatnya yang berjilbab.

"Macam mana kalau kita bujuk dia dengan makanan? Siapa tau dia nak keluar?"

"Ei, Gopal! Itu kamu ma...! Jangan samakan Boboiboy dengan perut korang ma...!"

"Aish, kita kena dobrak dan seret saja dia orang keluar bilik! Tak sabar lagi aku tengok dia macam tu!"

"Oi, Fang... Itu boleh buat dia takut dan makin kunci diri... Kitorang mesti sabar..." ujar Yaya.

"Ye la tu! Cuba tengok kalau korang tetiba berubah jadi perempuan macam mana? Malu' kan kau? Malu' kan? Kan?" Gopal menyudutkan Fang yang akhirnya berpikir ulang atas sarannya itu.

"Apa salahnya dengan perempuan, HAH?" Kini Fang dan Gopal hanya meringis takut tersudut menghadapi amarah Yaya karena pembahasan gender yang mereka permasalahkan tadi. Ying membuat Yaya kembali tenang dengan menarik tangannya sambil meminta gadis itu bersabar.

"Haiyo, sudahlah ma... Kita mesti bujuk dia sekali lagi je... Nanti kita minta tolong Atok lagi... Yang penting kita tak boleh menyerah...!" Semua setuju dengan saran Ying yang membuat akhirnya mereka berencana ke rumah Tok Aba setelah pulang sekolah.

Siang hari, keempat sahabat itu berjalan di gang menuju rumah Boboiboy. Namun sebelum mereka sampai, nampak di depan gerbang rumah Tok Aba sebuah mobil. Keempat anak itu penasaran dan melanjutkan perjalanan mereka mendekati rumah tua tersebut.

Kini pemandangan lain membuat anak-anak itu kembali terheran. Nampak Adu Du dan Probe sedang berbincang dengan dua orang yang sepertinya sepasang suami istri. Tok Aba duduk di antara mereka di ruang tengah. Ragu, keempat anak itu memutuskan menunggu dan sedikit menguping pembicaraan mereka dari pintu depan.

"Maafkan saya, pakcik dan makcik... saya akan berusaha membuat tubuh Boboiboy kembali macam semula... Ini salah saya..." Adu Du menunduk diikuti Probe yang juga nampak merasa bersalah.

Pria yang duduk di depan mereka nampak hanya menghela napas tanpa berkata apa-apa. Tapi wanita di sisinya tersenyum dan berlutut menepuk bahu Adu Du.

"Adu Du... saya dah diceritakan banyak oleh Boboiboy dan Atok... bahkan para penduduk Pulau Rintis ni... Kalian dah lindungi Boboiboy yang nyaris kehilangan nyawanya... Justru saya berterima kasih pada kalian berdua... tapi saya pun memohon agar kau mencari cara tuk boleh kembalikan tubuh anak kami macam semula..."

"Baik, makcik! Saya akan berusaha semampu saya! Saya pasti boleh kembalikan Boboiboy ke semula!"

"Iya, makcik! Incik Boss pastilah boleh kembalikan Boboiboy ke semula! Percayalah padanya!" Probe nampak begitu bangga dan mempercayai Adu Du pada ibunda Boboiboy yang tersenyum lega. Wanita itu terlihat benar-benar sangat pengertian.

"Adu Du... saya berharap sangat darimu..." Adu Du mengangguk tegas pada ayah dari sahabatnya. Tok Aba tersenyum lega, dan baru menyadari teman-teman cucunya masih berdiri di depan pintu.

"Hey, kalian... kenapa tak salam? Ayo, masuklah... kenalkan, ini orang tua Boboiboy..." Keempat anak tersebut masuk setelah melepas alas kaki dan memberi salam penuh sopan pada orang tua dari sahabat mereka.

"Ah, ini pasti lah teman-teman yang Boboiboy pernah cerita pada kita orang..." ibu Boboiboy tersenyum senang menyambut anak-anak yang tersenyum malu itu. Bergantian mereka mencium punggung tangan bapak dan ibu Boboiboy dengan santun.

Tok Aba memperkenalkan mereka satu per satu pada pasangan suami istri tersebut. Akhirnya Yaya angkat bicara mengenai tujuan mereka ke rumah Tok Aba.

Orang tua Boboiboy jatuh terdiam saling berpandangan mendengar alasan keempat anak itu. Mereka meminta anak-anak tersebut duduk di samping Adu Du dan Probe untuk berbicara, sementara Boboiboy masih mengunci diri di kamarnya di lantai atas.

"Terima kasih banyak, kalian dah besuk Boboiboy dan perhatian padanya... Tapi, saya dan suami saya nak bawa dia kembali ke kota tuk sementara... Ini juga permintaan Boboiboy... Dia nampak malu untuk jumpa siapapun di sini..."

"Eh? Nak balik ke kota? Balik ke sini lagi tak?" seru Gopal serta merta diikuti teman-temannya yang tak kalah terkejut.

"Iya... tenang... Hanya sementara je... Nanti lepas dia tenang kembali, Boboiboy boleh kembali bersekolah lagi kat sini... Kami orang tuanya pun juga khawatir dan ingin kat dekatnya... maka dari tu, kami nak inginkan dia di sisi kami dulu sementara..."

Yaya, Ying, Gopal, dan Fang berpandangan. Mereka mengerti keinginan dan keputusan orang tua yang begitu menyayangi dan mengkhawatirkan anak mereka yang tiba-tiba berubah.

"Sementara Boboiboy nak rehat kat rumah... Saya nak usahakan membuat senjata pembalik lagi!"

"Ei? Kenapa dengan senjata pembalik yang kemarin tu? Tak boleh gunakan lagi kah?" tanya Ying.

"Tak boleh... dah rusak dan banyak komponen yang susah dicari... Mesti la saya buat baru... ini pun butuh masa lama... Nanti saya nak langsung kabari pakcik dan makcik selama prosesnya... Dan saya pun nak minta diberi kabar macam perkembangan Boboiboy... saya khawatir ada efek sampingnya..." Orang tua Boboiboy mengangguk tanpa bisa menyembunyikan kekhawatiran dalam senyum mereka.

"Mm, bolehkah kami nak besuk Boboiboy...?" tanya Yaya agak menunduk. Semua temannya juga memohon pada kedua orang tua Boboiboy.

"Tentu saja... Kita nak cuba bujuk dia keluar bilik, ya?"

-------------------------------------

Kini semua orang berdiri dan mengetuk pelan pintu kamar Boboiboy "Boboiboy... Sayang, teman-temanmu datang besuk kau ni..."

"Ja, jangan masuk! Aku tak mau korang lihat aku macam ni!"

Semua orang saling pandang dan bingung. Mereka merasa tak memiliki cara lain untuk membujuknya keluar bertemu dengan teman-temannya.

Ibunda Boboiboy menghela napas dan menatap satu per satu wajah teman-teman anaknya "Maafkan kami... nampaknya kami pun tak sanggup bujuk dia keluar..."

Yaya, Ying, dan Gopal menunduk kecewa. Yaya baru sadar Fang tak ada di antara mereka "Ei? Mana Fang?"

Boboiboy meringkuk di tempat tidurnya sambil menutupi diri dengan selimut. Rasa malu dan sedih akan perubahan dirinya membuat bocah itu semakin menutup diri tak ingin orang-orang menilai dirinya. Ia tahu niat baik para penduduk dan teman-temannya. Tapi kondisi tubuhnya yang berubah drastis itu membuat ia merasa sangat aneh. Bahkan lebih aneh dibanding ketika ia mendapat tiga kekuatan dalam dirinya.

Suara yang berasal dari jendela kamar Boboiboy membuat bocah itu menyadari ada sebuah benda hitam menjulur-julur di jendelanya seperti berusaha masuk. Boboiboy ketakutan dan mulai waspada pada benda yang nampak seperti bayangan itu. Dan ia akhirnya sadar, bahwa itu adalah Jari Bayang milik Fang yang kini sedang berada di atas Elang Bayang miliknya di luar jendela untuk memaksa masuk ke kamar Boboiboy.

"Fa, Fang? Apa yang nak kau...!"

Jari Bayang milik Fang berhasil membuka jendela Boboiboy dan akhirnya Fang dengan mudahnya masuk ke kamar sahabatnya itu melalui jendela sementara Elang Bayang menghilang bagai asap.

Fang kini hanya berdiri diam menatap Boboiboy yang menyembunyikan tubuhnya dengan selimut. Kedua alis bocah berambut biru gelap itu mengernyit sembari menatap dengan pandangan agak mengejek. Pandangan yang paling Boboiboy benci dari Fang.

"Apa kau? Nak ejek aku? Silahkan je! Tak peduli lagi aku kau jadikan bahan gurau!"

"Heh, kau ni... Tubuh berubah tapi kepala kau macam tetap keras je... Tak tahu kah kau? Orang tua kau dan teman-teman semua kena tunggu kau keluar dari bilik ni! Dasar manja..."

"Manja? Kau tak tahu macam mana rasa tubuh kau dah berubah jadi perempuan! Aku...! Aku...! Ukh... huuuu..."

Fang terkejut melihat rivalnya itu menangis. Kini yang berada di hadapannya itu adalah seorang anak perempuan, bukan lagi anak laki-laki yang biasa ia jadikan bahan usil maupun ledekan. Panik dan gugup, Fang berusaha menghentikan tangisan Boboiboy yang meringkuk melindungi tubuhnya dengan selimut. Namun tak ada sepatah kata pun yang bisa dikeluarkan dari mulut sang pengendali bayangan tersebut.

"Kau ni selalu je ganggu aku! Aku benci kau, Fang! Pasal apa dah aku buat yang bikin kau suka ganggu aku? Huhuuu... Sekarang tubuh aku dah berubah macam ni! Kau seronok kan? Puas kan? Pergilah! Jangan ganggu aku lagi...!"

Fang terdiam lalu mendekati Boboiboy perlahan. Tangisan sahabatnya itu perlahan semakin pelan begitu Fang mengelus kepala Boboiboy yang tak pernah lepas dari topi kuning kesayangannya.

"Dahulu... aku memang benci kau... Kau lagi populer dariku... Tapi sekarang ni aku... aku bukan suka ganggu kau karena benci... Kau tahu kan kalau aku dah anggap kau macam rivalku? Aku memang nak kepopuleran kau... Tapi macam manapun, aku akan selalu anggap kau rivalku... Aku tak peduli kau ni laki-laki atau perempuan... Boboiboy tetaplah Boboiboy... Aku, aku minta maaf, Boboiboy..."

Akhirnya isak tangis Boboiboy berhenti tergantikan sesenggukan kecil. Matanya yang masih basah karena air mata menatap Fang yang memberi senyuman kecil. Tak pernah ia lihat tatapan Fang selembut itu padanya. Boboiboy tahu Fang sedang berusaha menghentikan kesedihannya dan perlahan mulai berhasil.

"Korang tetaplah Boboiboy sahabat kami... Itu macam mana pun tak akan pernah berubah... Dan aku akan selalu menjadi rivalmu, ingat tu! Aku akan kalahkan kau, Boboiboy..."

Bocah yang masih membiarkan tubuhnya ditutupi selimut itu kini tersenyum dan menghapus air mata yang tersisa mengalir kecil di pipinya. Ia mengangguk pada rival yang tak menyerah membuat dirinya tak bersedih lagi.

"Terima kasih, Fang..."

Fang tersenyum lagi sambil memberi kode lewat matanya agar Boboiboy membukakan pintu untuk orang-orang yang menunggunya di luar kamar "Nah, bukakan pintu tu... Kasihan orang tua kau dan teman-teman yang nak bertemu kau..."

Akhirnya Boboiboy menuruti kata-kata Fang. Kedua orang tua Boboiboy langsung memeluk anak semata wayangnya. Yaya, Ying, dan Gopal turut memeluknya ramai-ramai begitu Boboiboy melepas pelukan orang tuanya yang kini senyum-senyum geli melihat Boboiboy sesak napas dipeluk erat oleh teman-temannya.

Sebuah tepukan hangat mendarat di bahu Fang. Bocah itu mendangak menatap wajah ibu dan bapak dari Boboiboy yang tersenyum padanya "Terima kasih banyak, Fang... Kami dengar cakap kalian di dalam tadi... Berkat kau dia nak keluar tuk jumpa dengan kitorang..."

Fang mengangguk kecil dengan sedikit rona merah di wajahnya karena pujian tersebut.

---------------------------------------

Sore hari itu, kereta tengah sampai di stasiun Pulau Rintis. Yaya, Ying, dan Gopal memasang wajah sedih mengantarkan Boboiboy dan keluarganya untuk meninggalkan Pulau Rintis. Ini ke dua kalinya mereka mengantarkan kepergian sahabat mereka itu. Tentu besar harapan para bocah tersebut Boboiboy akan kembali lagi "Kau mesti kembali lagi, Boboiboy..."

Boboiboy hanya diam sambil mengeratkan jaketnya, tak nyaman dengan tubuh barunya itu, dan memasang wajah sedih. Ia tak yakin masih memiliki muka untuk betemu dengan orang-orang yang ia kenal di desa tersebut.

"Boboiboy... semua orang justru berterima kasih padamu ma... Kau dah selamatkan kitorang... tak usah kau pikirkan apa yang terjadi pada tubuhmu... Adu Du akan kembalikan tubuh kau itu ma..."

"Betul itu, Boboiboy! Aku akan betulkan lagi ni senjata pembalik! Aku mesti tanggung jawab!" Adu Du berusaha meyakinkan bocah yang sudah menerima dirinya dan Probe itu menjadi teman. Probe turut meyakinkan Boboiboy bahwa boss-nya itu akan menepati janji.

"Tenang je, Boboiboy! Aku hajar siapapun yang ejek kau nanti!"

"Ya tu ma! Aku pun akan jaga kau!"

"Jangan khawatir, Boboiboy! Namamu tetap 'Boy' meski badan perempuan!"

Krik... krik...

Yaya dan Ying melirik sebal pada Gopal ketika bocah berbadan besar itu membuat gurauan yang tak membuat mereka tertawa sama sekali. Tapi setidaknya Boboiboy memasang senyum kecil di wajahnya "Terima kasih, teman-teman..."

Bergantian, ketiga sahabat Boboiboy memeluknya erat. Tok Aba memeluk erat cucu satu-satunya itu bergantian dengan Ochobot yang seandainya saja kalau ia bisa mengeluarkan air mata layaknya manusia pasti sudah beberapa ember. Robot kecil kuning yang setia melayang-layang di samping Boboiboy kini harus berpisah sementara untuk kedua kalinya demi menjaga Tok Aba atas permintaan Boboiboy. Kedua orang tua Boboiboy tersenyum bahagia melihat betapa sayangnya sahabat-sahabat Boboiboy pada anak mereka itu.

Sementara Fang hanya berdiri diam di belakang mereka, Boboiboy melirik sedikit pada rivalnya itu. Ia berjalan mendekati bocah yang lebih tinggi darinya itu sambil tetap menggenggam erat jaketnya. Fang menghela napas sedikit sambil menepuk pundak Boboiboy.

"Awas kalau kau tak kembali kemari... Aku ambil semua kepopuleran kau di sini..."

Boboiboy cekikian sambil mengangguk "Doakan aku je, Fang..."

Adu Du kembali menegaskan dirinya akan berusaha pada orang tua Boboiboy. Namun ibu Boboiboy justru tersenyum dan membuat suaminya menggeleng "Ini pun tak buruk, Adu Du... Aku rasa seronok boleh rasakan punya anak perempuan... hehehe"

Semua orang di situ terdiam heran pada kata-kata ibunda yang tersenyum-seyum sendiri sambil memeluk anaknya yang tentu saja malu dipeluk di depan para sahabatnya.

"Makcik ni... santai sangat orangnya ye..." komentar Probe.

------------------------------------------

Esok paginya dengan penuh semangat dan kenyentrikannya yang seperti biasa, Cikgu Papa menyapa para murid-muridnya. Begitu melihat bangku kosong Boboiboy ia menghela napas sedih.

"Hhh, macam mana dia ni pindah ke kotanya kembali...? Padahal kitorang pun rindu dia..."

"Cikgu, mestilah dia malu pada tubuhnya yang baru tu... Boboiboy dah berubah tubuhnya jadi perempuan..." Yaya masih agak sebal mengenai permasalahan gender yang dibahas Gopal sedari kemarin, tapi anak perempuan itu merasa mengerti apa yang dirasakan Boboiboy. Dia memang pasti malu sekali "Padahal kitorang tak bakal ejek dia... Kasihan Boboiboy..."

"Ah, ye la tu... tak baik ejek teman sendiri... Mana boleh ejek-ejek teman! Kau ni memang sungguh bijak... wahai anak muda..." puji cikgu Papa dengan gayanya yang seperti biasa menghias di depan kelas.

"Aish... padahal dulu Cikgu papa pernah ejek dia 'Gigirgirl' masa Fang gurau hias meja Boboiboy lepas hari menghias kelas tu!" protes Yaya membuat gurunya terkekeh malu.

"Cikgu! Satu minggu lagi mesti ada pemeriksaan lagi ma...! Macam mana Boboiboy boleh ikut pemeriksaan juga?" tanya Ying. Anak perempuan yang lebih muda setahun dari teman-teman sekelasnya itu mulai mengkhawatirkan pelajaran-pelajaran yang harus ditinggalkan temannya selama ia kembali ke kota asalnya. Seminggu lagi akan ada ujian kenaikan kelas. Besar harapan mereka bisa kembali sekelas di tingkat selanjutnya bersama Boboiboy.

"Tak perlu risau, wahai anak muda... Mama Zila akan menghantarkan soal-soal dan mendampingi Boboiboy selama pemeriksaan di rumahnya di kota sana... Mama Zila istriku yang penyayang tu juga khawatir pada Boboiboy... Maka ia dah bahas pasal ni dengan saya lepas sekolah kemarin... Orang tua Boboiboy pun dah beri kabar, bahwasanya ia mendapatkan les private di rumahnya sana..."

Semua anak sekelas mengangguk. Setidaknya Boboiboy akan tetap mengikuti ujian kenaikan kelas meski tak melaksanakannya bersama-sama teman sekelas yang lain.

[][][][][][][]~~T.B.C.~~[][][][][][][]

Continue lendo

Você também vai gostar

71.3K 4.3K 23
Hai...assalammualaikum... Memandangkan ff see you again telah pun melabuhkan tirainya semalam.... Sye nak buat ff bru tpi still ada exo(sbb sis ska e...
51.2K 1.5K 19
Mengisahkan tentang sasuke yang mencintai naruto. lanjukkan bacanya😊 Let's goo👉🏻
27K 759 49
[ KARYA PERTAMA ] -Amnesia -Balas dendam Singkat dan padat hehe Total words :
4.9K 551 9
pernah tak korang terfikir untuk mencintai lelaki yang malu(takut) dengan perempuan ? Q/changmin(The Boyz) ft. You/saerin(readers) nilah cerita yang...