MOS

SashaAnastasya

31.6K 3K 915

Cerita fantasi author tentang Shiota Nagisa yang menjalani MOS serta gangguan kejailan dari sang kakak OSIS... Еще

Chapter 1: Hari Pertama (PART I)
MOS hari pertama Part II
CHAPTER 4: MOS hari kedua part II
MOS HARI KETIGA ( LAST CHAPTER )

Chapter 3: MOS hari kedua PART I

5.4K 574 181
SashaAnastasya


Kring... Kring...

Lelaki berambut biru langit itu membuka matanya serentak, kedua manik safirnya menyipit menyesuaikan saat sinar matahari masuk melalui cela-cela kamarnya. Bangun dari tidurnya, Nagisa Shiota mulai melangkahkan kaki masuk ke dalam kamar mandi. Lelaki berumur 15 tahun itu menatap datar pantulan dirinya di cermin, kemudian lelaki itu menepuk wajahnya. Wajahnya memerah.

"Kyaaaaaaaa!!!! Akabane Karmaa!! Kamprettt! Ugh!! Kusooo!! Maho Cap Gurita!!" seru Nagisa ooc ganas. Sial! Nagisa benar-benar kesal setengah mati pada pemuda berambut merah yang merupakan kakak kelasnya yang sangat jahil itu. Si Wasabi Akabane itu benar-benar membuatnya kesal sekaligus malu. Ingatan saat Mos kemarin saat- argh! Demi setumpuk doijin Yaoi milik Kayano, dia harap si Akabane itu mati keselek biji buah salak.

"Ughh... Doushi yo.. Aku sudah malu mau berangkat ke sekolah." Ya ialah malu, coba bayangkan kalian di taksir sama kakak kelas di hari pertama MOS, di minta nomor Hp dan alamat e-mail, terus di kasi 'kissing' di tempat umum! Asdfghjkl! Ya ampun! Akabane itu Lelaki! Catat! L-E-L-A-K-I! Karma Akabane Lelaki! Dirinya lelaki! OMG! Dia tidak menyangka akan menjadi calon Doijin Yaoi milik Kayano.

"Gue Normal, please! Tapi- kenapa kau (author) tidak membuat salah satu dari kami menjadi perempuan!?" tanya Nagisa kesal pada sang author. Author hanya bisa senyum unyu-unyu setan. Maap Nagisa-kun! Author cinta kalian berdua saat kalian adalah laki-laki. Ok! Stop! Back to Story!

"Sial! Ugh- tapi.. Dia ganteng juga." Gumam Nagisa memerah.

"Gyaaa!! Tidak! Ughh!" serunya menyela lagi.

"Ugh.. Apapun yang akan terjadi selanjutnya, Kami-sama! Onegai!" gumam Nagisa pasrah. Ya- Nagisa-chan. Tantangan MOS hari kedua dan Akabane Karma sudah menunggumu. Xoxoxoxo

.

.

.

"Apa tidak mau di antar?" nyonya Shiota bertanya sambil menatap putranya yang sedang memakai sepatu sekolah.

"Iya- tidak apa-apa kok Kaa-chan. Ah! Aku sudah hampir terlambat." Nagisa berdiri lalu mengecup pipi ibunya.

"Ohayou Gozaimasu! Ittekimashu!" seru Nagisa lalu keluar dari rumah.

"Itterashai!" balas ibu Nagisa.

"Ohayou, Nagisa-kun!" seru Kayano saat melihat Nagisa keluar dari rumahnya. Nagisa tersenyum dan mempercepat langkahnya mendekati Kayano.

"Yo! Ohayou, Kayano." Ucap Nagisa. Kayano tersenyum manis membuat Nagisa merinding sekaligus bingung.

"Y-yamete yo, Kayano. Koae dakara." Ucap Nagisa datar. Kayano hanya tertawa. Keduanya berjalan santai menuju sekolah mereka.

"Hehehe... wari-wari. Ah! Souda- Nagisa-kun, bagaimana dengan Akabane-senpai?" wajah Nagisa memerah. Ow-ow Kayano tersenyum iblis. KaruNagi sekarang adalah pasangan paling dia sukai sekarang. Kayano berjanji, akan melakukan apapun asalkan kedua orang itu bersama. Khekhekhe... Otak para Fujo plus Fangirl husbando tampan sungguh berbahaya~

"A-apa? Tentu saja aku dengan si Akabane itu t-tidak terjadi apa-apa." Jawab Nagisa.

"Heee... Souka?" tanya Kayano dengan nada menggoda. Wajah Nagisa memerah. Mana mungkin dia menceritakan sebuah hal memalukan antara dirinya dan Karma. Oke! Sasha yakin Readers penasaran apa yang terjadi pada Nagisa dan Karma. Mari kita berflashback-ria.

Flashback On

'Seishu.. Satsubatsuron-'

Nagisa yang masih asik mengeringkan rambut biru sepunggungnya karena basah sehabis mandi menatap bingung saat mendengar ringtone panggilan masuk di handphonenya. Nagisa segera mengambil hpnya dan menatap bingung melihat beberapa angka yang tercetak jelas di layar touchcreen yang menelpon ke nomornya.

"Secret Number? Siapa sih yang menelpon malam begini." Ucap Nagisa setengah jengkel dan mengangkat telepon itu.

"Halo?"

'Halo, Nagisa-kun.' Saffir Nagisa membulat saat mendengar suara yang amat di kenalnya. Tidak mungkin, kan!? Pasti bukan dia!

"A-ano.. Ini siapa ya?" Nagisa bisa mendengar orang yang menelponnya itu sedang tertawa kecil. Apa ada yang lucu?

'Duh.. Nagisa-kun.. Kau lucu sekali. Aku suka.' Nagisa merasakan wajahnya memanas. Oh dia sudah yakin dengan siapa dia berbicara sekarang ini!

"Ano.. Apa kau.. Akabane.. senpai?" dengan takut-takut Nagisa bertanya. Oh ayolah semoga saja dia salah-

'Yup! Ini aku!'

- menebak.

Gawat. Nagisa segera mengakhiri acara telpon-telponan itu. Nagisa segera menaru kembali Hpnya ke meja kecil di samping ranjangannya. Pemuda berambut biru itu segera melompat menenggelakan wajahnya di bantal miliknya. Wajah pemuda imut itu memerah bagaikan tomat kesukaan suami author dari fandom Naruto.

"Gawat!! Aku malu sekali." Nagisa sudah tidak menyadari kalau sifatnya sudah seperti seorang gadis yang terlalu malu saat telpon-telponan dengan cowok idaman. Geteran di handphonenya membuat Nagisa mencengkram selimutnya dengan gugup. Dengan berlahan dia mengambil hpnya dan melihat kalau Nomor yang baru saja menghubunginya beberapa detik yang lalu tercetak jelas di layar hpnya. Mencoba tenang, Nagisa mengangkat kembali panggilan itu.

"Halo?"

'Kenapa kau tiba-tiba memutuskan telponku?' Nagisa menahan nafas. Otaknya dengan cepat mencari alasan yang logis. Tidak mungkin'kan dia menjawab 'Aku terlalu gugup saat senpai menelponku. Apakah ini cinta, senpai?" Nagisa segera mungkin mencekik leher author karena terlalu banyak berdelusi. Nagisa berdehem.

"Ano.. Maaf senpai. Tadi handphoneku tiba-tiba mati, ternyata tadi lowbet, dan aku segera mengchangernya." Oke! Alasan yang sempurna.

'Oh begitukah? Baiklah. Dan Nagisa by the way, kau sedang apa?'

"Sedang bersantai sehabis mandi kok, senpai."

'benarkah? Pantasan dari tadi aku mencium bau harum ternyata 'kesayanganku' baru saja habis mandi ya.' Wajah Nagisa memerah. Nagisa hanya bergumam tidak jelas karena tidak tahu harus menjawab apa.

'Nagisa.. ada sesuatu hal yang penting yang ingin ku katakan padamu.' Nagisa mengangkat sebelah alisnya.

"Apa itu senpai?"

'Itu.. ummhh.. Gimana mengatakannya ya..'

"Katakan saja senpai."

'Tapi aku takut berdampak 'sesuatu' padamu.' Nagisa semakin penasaran. Apa yang ingin di katakan senior kejamnya itu.

"Katakan saja senpai! Tidak apa-apa kok!" Nagisa mulai sabaran.

'Tapi.. Aku takut nanti kau kaget dan hubungan kita akan jadi kaku nanti.' Nagisa mulai gerah. Apa sih yang ingin di katakan pemuda itu.

"Tidak apa-apa senpai. Aku janji tidak akan menjauh dari senpai!" ucap Nagisa menyakinkan Karma.

'Benarkah? Tapi aku masih ragu.. Nagisa.. Itu.. Ughh..' Nagisa jadi gemas. Apa sih hal penting yang akan Karma katakan.

"Tidak apa-apa senpai. Aku akan menerimanya, dan aku tidak akan menjauh darimu dan membuat hubungan kita kaku." Loh- Hayo Nagisa! Apa sih yang kau katakan! Tapi bodoh amatlah, asalkan dia menyakinkan pemuda itu dan pemuda itu mengatakan isi kepalanya, maka hatinya akan tenang.

'Beneran?' Sial! Akabane Karma membuatnya gemas.

"Iya! Beneran kok Senpai!"

"Baiklah. Begini-"

"Ya..?" Nagisa menunggu dengan tidak sabaran kelanjutan kata dari karma.

'Aku mau mengatakan..-'

".. Yaaa? Mengatakan apa senpai?"

'- Selamat tidur dan aku mencintaimu.'

-Tuut.

"AKABANE KARMA!!! MATI KAUU!!!!"

Flashback Off

"Halo! Nagisa! Nyawamu masih ada di dalam tubuhmu kan?" seru Kayano menyadarkan Nagisa dari lamunannya.

"Ah- ya Kayano? Kau ngomong apa?" Kayano mengembungkan pipinya kesal.

"Kau tadi melamun? Apa yang kau lamunkan hah? Sampai tidak mendengarkan ceritaku. Ah- kau memikirkan Akabane-senpai'kan?" Wajah Nagisa seketika memerah.

"Sudahlah! Tidak jadi Ayo cepat kita ke sekolah, bisa-bisa kita terlambat." Ucap Nagisa mengalihkan pembicaraan. Kayano terus tersenyum menggoda ke arah teman seangkatannya itu.

"Oya~ Oya~ Ne, nagisa.. Sebelum itu, liat ini dulu." Nagisa memandang Kayano bingung.

"Mite nani?" tanya Nagisa. Dengan santai Kayano menunjukan layar touchscreen handphonenya, menunjukan wallpaper seorang lelaki berambut merah sedang mencium pipi pemuda berambut biru di ikat dia. Nagisa memerah malu. Oh Ayolah! Itu foto dirinya saat Akabanepret me-me-me-me- Ashu! Kampret!

"Ha-hapus!!! Kayano! Hapus itu! Gyaaa!!!" Nagisa mencoba merebut handphone milik gadis berambut hijau itu. Dengan lihai, Kayano menghindari tangkapan Nagisa ke arah handphone miliknya.

"Gak usah malu, Nagisa. Toh! Ini keren banget! Udah! Gue berdoa hubungan kalian semakin maju! Kyaaaaa!!! Ku harap selanjutnya bukan ciuman di pipi again, tapi- You-Know-that. Teehee.." ucap Kayano.

"Tidak Akan!" seru Nagisa sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Kayano tersenyum mengejek.

"Oh ya? Jangan pernah meremehkan 'Feeling seorang gadis' apalagi yang seorang Fujo, Nagisa-kun. Mau bertaruh?"

"Cih! Tidak! Lagian itu tidak akan terjadi, jadi berhentilah berharap." Ucap Nagisa dengan nada sombongnya. Kayano tersenyum.

"Baiklah! Aku yakin sehabis MOS ini kau yang akan kalah! Ingat Nagisa-kun! Kalau aku menang, pokoknya kau mencium Akabane-senpai di depan umum!" ucap Kayano.

"Baik! Dan ku yakin kau yang akan kalah. Karena aku tidak akan terjerat pesona si Akabanepret itu!"

"Cih! Liat saja! Aku mendukung Akabane-senpai 1000%. Dan jangan meremehkan dirinya, aku yakin kau yang akan terjatuh." Ucap Kayano sambil tersenyum miring.

"Oke! Kita lihat saja nanti."

.

.

.

"Ohayou, Nagisa-kun." Demi tumpukan buku yaoi milik Kayano, Nagisa harus menahan mati-matian rona merah di kedua pipinya saat melihat sosok si senior Tercinta. Tunggu!? Tercinta!? Double cuih. Nagisa tersenyum *paksa*.

"Ohayou, Akabane-senpai." Balas Nagisa. Akabane Karma menyipitkan kedua matanya saat seulas senyum manis tercipta di bibirnya. ASDFGHJKL- ya ampun! Ganteng banget!' jerit Nagisa dalam hati. Kayano sudah tidak ada di sampingnya, sepertinya dia ngancir secepat kilat saat Akabane itu datang, dan seperti mempersilahkan dirinya untuk bermesraan dengan si Senior tercinta. Whut the f*ck! Nagisa menggelengkan kedua kepalanya, Karma yang melihat tingkah Nagisa hanya menyeringai miring. Dia mendekati tubuh mungil lelaki berambut bagaikan langit di siang hari yang cerah. Nagisa yang melihat Karma semakin dekat dengan dirinya, mengepalkan kedua tangannya gugup. Oh ya ampun! Apa yang ingin di lakukan lelaki berambut merah ini!?

Nagisa mengedarkan pandangannya sekeliling Aula, bisa di lihat beberapa pasang mata memperhatikan dirinya dan Karma. Nagia mundur berlahan, dirinya begitu gugup saat sosok itu mendekat dengan seringai tampan yang tercipta di bibirnya.

"Nee.. Nagisa-kun..?" panggil Karma. Sekarang lelaki berambut biru itu sudah terpojok antara dinding dan tubuh kekar Akabane Karma. Nagisa tersenyum memaksa.

"Y-ya senpai?" semua siswa-siswi OSIS dan para anggota MOS terdiam kaku saat melihat acara LIVE KARUNAGI YAOI.

"Berpacaran denganku yuk?"

"EHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH!!!!!!!!!!!!!!!???????

.

.

.

TBC

Продолжить чтение

Вам также понравится

39.3K 5K 43
[DISCLAIMER!! FULL FIKSI DAN BERISI TENTANG IMAJINASI AUTHOR. SEBAGIAN SCENE DIAMBIL DARI STREAM ANGGOTA TNF] "apapun yang kita hadapi, ayo terus ber...
335K 27.9K 39
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
316K 23.9K 108
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
1.7M 18.4K 40
Sebelum membaca, alangkah baiknya kalian untuk follow akun wp gw ya. WARNING 🔞!!! Yg penasaran baca aja Ini Oneshoot atau Twoshoot ya INI HASIL PEMI...