Gelato // [cth] ✔

Door myvapourx

27.6K 4.8K 1.5K

Loving, forgetting, forgiving. Myvapourx 2016 Meer

Blurb
0.1 Gelato dan Lelaki Bernama Calum
0.2 Mali dan Pilihan Basic
0.3 Emoji dan Aroma Buku
0.4 (A) Foto dan Rahasia
0.4 (B) Foto dan Rahasia
0.5 Nicholas Sparks dan Kopi
0.7 Tawa dan Cemburu
0.8 Awalnya dan Pilek
0.9 Cerita Michael dan Paksaan
1.0 Teman baru dan Bayangan
1.1 Om dan Permainan
1.2 Kenangan dan Kehidupan
1.3 Selesai dan Permulaan
1.4 Luke dan Strawberry
1.5 Sore dan Dua Batang Rokok
1.6 Es Teh dan Hal Baru
1.7 Wonder Woman dan Luke (2)
1.8 Dufan dan Hysteria
1.9 Calum dan Vanila
2.0 Halloween dan Labirin
2.1 Tante Joy dan Rumah
2.2 Lelaki Brengsek dan Bunga Lily
2.3 Bluee dan Foto Lama
2.4 Penjelasan dan Surat
2.5 Kelulusan dan Cerita
2.6 Selesai, Woy!
EPILOGUE
BONUS CHAPTER (1)
THANK YOU

0.6 Langit Kota dan Bangunan

947 197 34
Door myvapourx

HEY DADDY U LOOK SO FINE

#6 - Bacio*
Bah-chyo

⭕⭕⭕

"Kenapa Kat?" tanyaku saat melihat Katherine -sepupuku yang berumur 5 tahun-keluar dari kamarnya sambil berlari kepelukanku.

"Kat.." ia terisak. "Mimpi jelek. Kat takut," lanjutnya pelan.

Aku memeluknya erat, "Cup cup. Jangan nangis ah, kan sekarang ada kakak. Bobok lagi ya? Nanti Katherine capek."

Katherine menggeleng, "Takut. Mommy manaaa?" Rengeknya.

Mampus.

Mata hitamnya yang bulat berair sementara rambut panjangnya yang juga berwarna hitam legam tetap terasa lembut.

"Mommy belum pulang sayang." Aku mengusap air matanya. "Bobok ya? Nanti pas Kat bangun, kakak janji mommy udah ada di samping Kat, Oke?"

Katherine terdiam lama sambil masih sesenggukkan. "Sama kak Calummm.." pintanya.

Calum-yang dari tadi duduk di sofa- mendengarnya dan segera berdiri, mengambil Kathrine dari pelukanku dan kemudian menggendongnya.

"Jangan nangis lagi ah," ucapnya lembut. "Bunny aja ga nangis, nanti Kat kalah sama Bunny." Ia tersenyum sambil memainkan rambut Katherine dengan sayang. "Bobok ya?"

"Mamauuu..Mo left me." Ucap Katherine polos sambil menggelengkan kepalanya.

"Mo siapa sayang?" tanya Calum pelan.

"Friend. Mo diambil bad monster." Rengek Katherine.

Aku tahu Mo adalah teman khayalan Katherine.

"Tapi 'kan ada kakak?" Calum berjalan kearah kamar Katherine. Sebelum ia menutup pintu kamar milik Katherine, aku bisa mendengar Calum berucap pelan,"Kalau ada monster, pasti kalah sama kakak. Jadi bobok lagi ya? Nanti Katherine capek sayang."

⭕⭕⭕

Malam Sabtu ini aku dan Calum sedang menjaga sepupu-ku yang sedang ditinggal sendirian di apartmentnya, alias apartment milik Tante Sandra dan Om Jo. Untung saja Katherine anak yang tidak rewel, bahkan jam 8 ia sudah tertidur lelap.

"Caa," panggil Calum tiba-tiba. "Sini. Keluar."

Aku melangkahkan kakiku menuju balkon apartment Tante Sandra. "Gedung-gedungnya bagus." Ucap Calum.

Aku memandangi pemandangan kota dari lantai 17 apartment ini. Suasananya ramai sekali, seperti tidak ada waktu istirahatnya bahkan sejenak saja. "Lights pollution." ucapku.

"Kamu ngerusak suasana." Tegur Calum sambil cemberut.

Aku menatapnya sambil tersenyum, "Kat udah tidur?"

"Udahlah." Calum tertawa, "Anak kecil mana sih yang enggak suka sama aku?" tanyanya bangga.

"Iyain." Balasku singkat. Suka males sama Calum kadang.

Aku dan Calum berdiri sambil menikmati keheningan dan angin malam yang bertiup lembut. Setiap malam datang, entah seberat apapun masalahnya, rasanya aku jadi yakin bahwa hari esok akan datang dan semua akan baik-baik saja.

"Jadi inget kakak." ucap Calum tiba-tiba.

"Kak Mali?" tanyaku.

Calum mengangguk. "Dulu yang jago main musik di rumah itu cuma kakak. Semua jenis musik dia dengerin, bahkan lagu-lagu lama juga dia tau. Tapi favoritnya tetep RnB sih," Calum terkekeh, mata cokelatnya memandang lurus gedung-gedung pencakar langit di depan kami.

"Umur 8 tahun, aku di les in piano. Tapi enggak suka, karena menurut aku piano itu terlalu girly. Akhirnya milih gitar. Itu juga ogah-ogahan, karena lebih suka futsal." Calum menundukkan kepalanya. "Papa bilang aku anak bandel. Enggak kayak kakak, yang setiap ikut lomba pasti menang. Kalau ketemu temen papa di mana aja, pasti yang ditanya kak Mali dulu."

"Kamu cemburu?" Tanyaku menahan tawa.

"Enggak juga sih. Kakak emang anaknya berani tampil. Mau solo, band, paduan suara, semuanya diikutin." Calum tertawa. "Sekitar kelas 2 SMP, aku baru bener-bener main musik. Disitu aku sadar, mungkin, mungkin aja musik juga passion aku."

Aku menatap Calum, "Kamu keren juga sih kalo main futsal."

"Jangankan futsal, ngupil juga aku keren." jawab Calum sekenanya.

Aku terkekeh. "Kak Mali punya pacar?"

"Nah itu dia." Calum menggeleng, "Enggak punya. Waktu SMA dia pernah bawa satu cowok ke rumah. Tapi kayaknya cowok itu juga yang malah ngebuat kakak jadi, apa ya, heartless? Kayak bentuk balas dendam karena pernah dikhianatin? I don't know." Calum tersenyum prihatin.

"Sekarang dia mau fokus kuliah dulu katanya. Mau keliling dunia sendirian, nikah belakangan." Calum tersenyum. "Kakak itu aneh. Tapi berani orangnya. Tipikal perempuan yang bakal nangis kalau marah atau kesel, bukan nangis karena sedih."

Aku meraih tangan Calum, menggenggamnya erat. "Coba aku punya kakak atau adek."

Calum tersenyum sambil balas menggenggam tanganku. "Walaupun aku jarang ngomong langsung ke dia, pokoknya dia harus tau kalau aku sayang banget sama dia. I hope someday she meet a guy who will love her as much as i do. Yang bakal jagain dia kalau aku enggak ada."

"Mali beruntung punya adek kayak kamu." ucapku tulus. "Comblangin aja Cal, sama temen kamu." Aku tertawa.

"Ashton."

"Ashton?"

"Ashton pernah bilang dia cantik. Tapi enggak bisa. Bro code." Calum tertawa.

"Apaan? Masa enggak boleh macarin kakak atau adek temen sendiri?" tanyaku penasaran.

"Bayangin aja Ca." Calum mengusap rambutku. "Pasti bakal awkward lah."

Aku mengangguk-angguk saja. Sepertinya malam ini akan menjadi satu dari malam biasanya; mengobrol tentang apa saja.

"Tante Sandra pulang jam berapa?" tanya Calum tiba-tiba.

"Enggak tahu." Aku mengangkat bahu, "Paling bentar lagi."

"Caaaaaaa..." panggil Calum dengan suara manjanya. "Liat sini."

Aku menoleh kearah Calum dan kini kami berhadap-hadapan. "Aku harap, suatu hari aku bisa berhenti ngeliat bintang di langit. Terus..ganti ngeliat bintang di mata kamu. Terang banget Ca."

Aku menarik tanganku dari tangan Calum, "Jijik."

"No seriously." Calum menarik tanganku lagi. "I think i can see it, Ca."

"Whattttt?" Aku berusaha menutupi pipiku yang pasti sudah memerah.

Wajah Calum terlihat serius,tatapan matanya tajam, bahkan rasanya bisa membunuhku kapan saja.

"I think i can see it, Ca." Calum mengulang kalimatnya. "There." Calum menatap mataku. "deep in your eyes, i think i can see my future."

⭕⭕⭕

You taught me bout ur past
Thinkin ur future was me :)

Mba Arzay, highlightnya tolong ugh :)

Don't be siders pls, aku ga suka. Hehe
Pls pls
Votes or comments lha
Hehe

Ga verder met lezen

Dit interesseert je vast

1M 84K 29
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
302K 22.9K 104
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
126K 10K 87
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
46.4K 6.8K 12
"so what? she just wants to be my text bud."