I Love Baekkie Oppa (Chanbaek...

By bluetousca

778K 69.7K 7.1K

Gais sumpah ini udh 2021 dan kalian masih baca bahkan vote cerita ini? ( ・ั﹏・ั) notif aku setiap hari sampe 9... More

Park Chanhee
Nae Eomma
Married?
Drunk
Wedding
As hell
On Public
Old Friend
Rival
Jealous
Old Friend 2
How Dare You
OMG
Seulgi's Plan
You are the witch!
Scandal
Scandal 2
The Begin (Good Version)
Our Family
SEKUELLL

Asdfghjkl

29K 3.2K 360
By bluetousca

Baekhyun menguap lagi untuk yang ketiga kalinya saat menunggu Chanyeol yang sedang memasak air untuk susunya.

"Apa masih lama?"

"Kenapa tidak kau buat sendiri saja susumu? Jangan menyuruhku jika kau tidak sabaran."

"Aku kan hanya tanya." Baekhyun merengut dan bersandar pada sofa untuk mulai mengganti channel tv yang menarik.

Chanyeol hanya diam tak membalas dan sibuk memasukkan bubuk susu ke gelas Baekhyun.

"Chanyeol, memangnya benar jika wanira itu sekretaris barumu?"

"Bukan aku yang memintanya."

"Sayang sekali.. padahal dia tipe-tipe sekretaris cantik."

"Jika kau mau kau boleh mengambilnya. Aku tidak butuh hama dalam perusahaanku."

Baekhyun membulatkan matanya terkejut. Suara sendok yang bertabrakan dengan gelas mengalihkan pandangan Baekhyun.

Chanyeol menyerahkan susu yang masih panas itu pada Baekhyun.

"Hmm, aroma susu favoritku."

"Itu masih pa-" Chanyeol yang hendak mencegah Baekhyun agar tidak meminumnya dulu nyatanya kalah cepat dari Baekhyun yang sudah meminum susu panas itu.

"Aww! Lidahke! Lidahke terbeker!" Baekhyun mengipasi lidahnya yang terasa panas.

"Aishh kau ini!" Chanyeol meraih kedua pipi Baekhyun dan mengarahkan wajahnya padanya.

"Makanya jadi orang jangan rakus." Chanyeol mendekatkan wajahnya pada wajah Baekhyun dan mulai meniupi lidah Baekhyun yang terjulur keluar.

"Huhuhu.."

"Huuff.. huufff.. Apa masih panas?"

Baekhyun mengangguk.

Saat Chanyeol sedang sibuk meniup lidah Baekhyun, tanpa mereka ketahui pintu utama apartement mereka terbuka dan menampilkan Ny. Park yang cukup terkejut dengan pemandangan yang dilihatnya.

"Huuff.. apa masih- Eomma?!" Chanyeol segera mendorong wajah Baekhyun menjauh saat tau ada ibunya yang berdiri di depan pintu.

"S-sepertinya Eomma datang di waktu yang salah." Goda Ny. Park. Baekhyun segera menunduk malu dengan muka merah sedangkan Chanyeol memasang wajah angkuhnya.

"Yang benar saja? Memang Eomma pikir kami sedang apa?"

"Kenapa tanya pada Eomma? Tanya pada diri kalian masing-masing." Ny. Park melangkah menuju dapur setelah menutup pintunya. Wanita itu terlihat masih berusia kepala dua karena penampilannya.

"Eomma dengar dari Chanyeol, kau sakit hm?" Tanya Ny. Park pada menantunya.

"Ya hanya flu dan demam biasa. Besok juga pasti sembuh." Jawab Baekhyun.

"Semoga saja. Karena besok, Eomma akan mengajakmu bertemu dengan Appa Chanyeol."

Baekhyun dan Chanyeol bersamaan menoleh ke wanita itu.

"Abeonim?"

"Ya. Sejak kalian menikah, Baekhyun belum bertemu dengan Appa Chanyeol. Iya kan?"

"Memangnya Abeonim ada di mana?" Tanya Baekhyun.

Ny. Park berjalan menuju anak dan menantunya setelah selesai menaruh cemilan yang baru dibelinya ke dalam toples.

"Appa Chanyeol ada di rumah sakit. Beliau koma sejak lima bulan yang lalu karena penyakitnya." Tutur wanita itu.

"Ahh aku minta maaf-"

"Tidak. Tidak Baekhyunie.. kau memang harus tau tentang Appa Chanyeol."

Baekhyun terdiam tidak tau harus berkata apa. Pantas saja saat pernikahan mereka tidak ada sosok ayah Chanyeol di sana. Ternyata Tn. Park sedang koma di rumah sakit.

"Aku akan ikut menemui Abeonim besok." Ujar Baekhyun.

..
..

Keesokan harinya, setelah menjemput Chanhee di sekolahnya, Chanyeol dan Baekhyun langsung menuju rumah sakit tempat ayah Chanyeol dirawat.

Chanhee tertidur di kursi belakang memeluk boneka rilakkuma yang dibelikan Baekhyun padanya.

"Bagaimana harimu di kantor?" Mulai Baekhyun.

"Biasa saja."

"Seulgi?"

Chanyeol diam beberapa saat lalu kembali berkata. "Anak itu benar-benar seperti hama. Aku sangat tidak suka dengan wanita itu."

"Memangnya apa yang dilakukanya?"

"Bisakah kita tidak membahas ini?!" Chanyeol mengerutkan kening.

"Baiklah." Baekhyun menyerah untuk mengajak bicara Chanyeol karena takut akan membuat anak itu badmood lebih jauh. Ia merogoh sakunya dan mengeluarkan ponselnya. Mengabaikan Chanyeol yang sedang menyetir dan memilih stalking instagramnya.

Baekhyun tertawa kecil saat melihat postingan dari Junki muncul di berandanya.

"Aigoo.. tampannya.."

Baekhyun mengetikkan komentarnya sambil tertawa, membuat Chanyeol cukup terganggu.

"Siapa itu?"

Baekhyun memandang sekilas pada Chanyeol dan kembali berkutat dengan ponselnya.

"Seseorang." Jawabnya singkat.

"Aku tanya siapa. Dan itu berarti kau harus menjawabnya dengan nama. Apa otakmu benar-benar sudah beku?"

Baekhyun mencibir. "Lee Junki. Paham?!"

"Cih. Pria itu lagi." Desis Chanyeol.

"Memangnya ada apa dengan 'pria itu lagi'? Sepertinya kau punya dendam pribadi dengannya?"

"Memang iya! Kau ini bodoh atau apa?! Dia dan perusahaannya itu saingan HOLO dan kau dekat dengan dia padahal kau tau suamimu tidak menyukainya."

"Itu kan masalahmu dengannya. Sedangkan aku tidak punya masalah dengannya."

"Tapi kau istriku! Jadi kau harus berada di pihakku! Jika aku menyuruhmu untuk menjauhinya maka kau harus melakukan itu!"

"Kenapa kita justru membahas ini?!"

"Karena kau yang memulai!"

"Aku tidak memulainya jika kau tidak terlalu penasaran dengan siapa yang ada di ponselku."

Chanyeol terdiam. Benar juga, pikirnya.

"Aku benar kan?"

"Sudah diam."

Baekhyun menggerutu dalam hati. Giliran dia yang salah malah menyuruhku diam. Giliran aku yang salah justru dia marah-marah.

Mobil yang mereka tumpangi telah memasuki area rumah sakit. Setelah Chanyeol memarkirkan mobilnya, Baekhyun segera membangunkan Chanhee dan anak itu merengek minta digendong olehnya.

"Biar aku yang gendong." Chanyeol mencegah Baekhyun yang akan menggendong Chanhee.

Mereka memasuki rumah sakit dan Chanyeol membawa mereka ke sebuah ruangan ICCU di ujung lorong. Ada Ny. Park yang duduk di depan ruang ICCU bersama dengan seorang wanita yang diketahui Chanyeol sebagai bibinya.

"Annyeong Bibi." Sapa Chanyeol.

"Wah Chanyeol! Sudah lama kita tidak bertemu. Kau sudah setinggi ini."

Wanita itu mengalihkan perhatiannya pada Baekhyun yang berdiri di belakang Chanyeol.

"Whooa ini istrimu?"

Chanyeol mengangguk.

"Cantik sekali hm? Maafkan aku karena aku tidak bisa hadir di pernikahan kalian." Ujar wanita itu penuh penyesalan.

"Tak masalah bibi. Lagipula, eumm kami tidak merayakannya secara besar-besaran."

Ny. Park meringis mendengar jawaban putranya.

"Ayo Baekhyunie, lebih baik sekarang kau dan Chanyeol masuk." Saran Ny. Park

Chanyeol menyerahkan Chanhee pada wanita paruh baya itu sebelum mengajak Baekhyun masuk ke ruang ICCU.

Mereka mengenakan pakaian steril yang telah disediakan di sana terlebih dahulu. Chanyeol lebih dulu berjalan menghampiri ayahnya yang masih belum sadar dari koma dengan disertai beberapa infus di tubuhnya.

Baekhyun memandang prihatin mertuanya yang nampak menyedihkan.

"Abeoji.." Suara Chanyeol bergetar saat memanggil ayahnya. Baekhyun berdiri di sisi kanan suaminya, mengelus pundaknya untuk memberikan kekuatan.

"Mungkin kau tidak percaya ini tapi, aku salah satu penyebab dia berada di sini sekarang."

Chanyeol memandang sedih ayahnya.

"Kenapa?"

"Abeoji memiliki riwayat penyakit jantung. Ia tidak boleh terlalu menguras tenaga untuk menjaga jantungnya tetap stabil. Tapi ia terus bekerja mengurus perusahaan.."

Baekhyun terdiam untuk mendengar kelanjutan cerita Chanyeol.

"..Abeoji memintaku untuk menggantikannya, tapi aku terus menolak. Abeoji juga memintaku untuk menikah lagi, tapi aku tidak mau. Hidupku hanya ada hura-hura, aku bahkan tidak mengurusi anakku. Sampai suatu ketika Abeoji marah padaku karena aku mengajak seorang jalang ke apartement. Dia marah lalu pingsan, aku membawanya ke rumah sakit meninggalkan jalang itu. Sejak saat itu aku tak dapat melihat Abeoji membuka matanya. Aku benar-benar merasa menjadi anak dan ayah yang sangat buruk."

"Tidak juga. Menurutku kau sudah berusaha untuk memperbaiki kesalahanmu."

"Abeoji sangat ingin melihatku menikah lagi. Bahkan ia membebaskan aku untuk memilih siapa yang akan menjadi istriku."

"Yeah.." Baekhyun mengalihkan perhatiannya pada sang mertua. "Setidaknya kau beruntung ada aku yang mau menikah denganmu. Jadi, Abeonim ayo bangun. Menantumu ada di sini."

Suara EKG yang awalnya lambat menjadi sedikit lebih cepat dari sebelumnya. Chanyeol memandang takjub kearah Baekhyun.

"Lakukan itu lagi."

"Apa?"

"Lakukan apa yang kau lakukan tadi."

Butuh beberapa detik bagi Baekhyun untuk mengerti apa yang dimaksud Chanyeol.

"Ah! Geurae." Baekhyun berdehem sebentar sebelum kembali berucap.

"Abeonim.." suaranya ia buat semanja mungkin. "Abeonim, ini aku Park Baekhyun. Aku istri anakmu yang bandel ini. Bangunlah Abeonim, agar kau bisa melihat aegyo ku."

Chanyeol melirik Baekhyun aneh.

"Tidak seperti itu juga. Kau jadi tampak seperti sedang menggoda ayahku."

"Kau terlalu banyak komentar ya?"

"Terserah."

"Abeonim.. aku akan melakukan apa saja yang kau inginkan. Bangunlah please.. istri, anak, menantu, dan cucumu menunggumu."

Chanyeol mengerjabkan matanya tidak percaya saat jari-jari sang ayah terlihat bergerak seperti ingin merespon sesuatu.

"B-baek! Abeoji! Jarinya bergerak!"

"Whooa benar! Abeonim, ayo bangun.. Apa kau tidak merindukan Chanhee?"

Tangan-tangan yang keriput itu lebih banyak bergerak. Tanpa menunggu lama Chanyeol memencet bel untuk memanggil dokter. Beberapa menit kemudian, dokter yang menangani ayahnya datang dan menyuruh mereka untuk menunggu di luar.

Ny. Park terlihat cemas saat melihat keduanya keluar dengan nafas menggebu-gebu.

"Ada apa Chanyeol? Abeoji mu baik-baik saja kan?"

"Sepertinya Abeoji akan sadar, Eomma. Baekhyun tadi berbicara padanya dan aku melihat dengan jelas tangan Abeoji bergerak merespon Baekhyun."

Ny. Park tersenyum penuh haru. Selama koma, suaminya jarang sekali melakukan respon terhadap siapapun. Tapi Baekhyun, menantunya itu berhasil untuk mengajaknya bicara.

Wanita itu memeluk erat Baekhyun. "Terima kasih Baekhyun-ah. Sepertinya kau memang pembawa keberuntungan bagi keluarga kami."

"Jangan Eommanim, jangan bicara seperti itu. Aku ini adalah bagian dari keluarga kalian. Ingat?"

Ny. Park tersenyum lembut dan mengusap pipi menantunya sayang. "Suamiku pasti senang punya menantu sepertimu."

..
..

Setelah lima belas menit pemeriksaan, akhirnya dokter beserta asistennya keluar menemui mereka semua. Ny. Park yang pertama kali antusias bertanya tentang keadaan suaminya.

"Bagaimana keadaannya?"

"Tn. Park sudah sadar dari komanya. Tapi, beliau masih sangat lemas. Itu dikarenakan selama lima bulan ia tidak melakukan apapun dan hanya tertidur. Kalian bisa mulai mengajaknya berbicara secara perlahan. Dan jangan berkata apapun yang bisa membuatnya syok untuk saat ini."

"Baiklah kami mengerti." Jawab Chanyeol.

Setelah kepergian dokter itu, Ny. Park lebih dahulu masuk menemui suaminya.

Tiba-tiba saja Baekhyun merasa begitu gugup. Bagaimana jika nanti Tn. Park tidak menyukainya? Tapi kemudian ia teringat ucapan Chanyeol yang mengatakan bahwa ayahnya setuju siapapun yang akan menjadi istrinya kelak.

Baekhyun menggenggam kedua tangannya erat.

"Aku merasa gugup."

Chanyeol menoleh padanya. "Tenang saja. Abeoji orang yang baik. Kalian akan cocok nanti."

"Terima kasih."

"Hanya saja, jangan pernah mengatakan alasan sebenarnya kenapa kita bisa menikah. Jika Abeoji bertanya, katakan saja kau mencintaiku sehingga kau mau menikah denganku. Mengerti?"

Baekhyun mengangguk namun sedetik kemudian ia mengerutkan kening tidak setuju.

"Bukankah itu terkesan seperti hanya aku yang ingin menikah denganmu?"

"Sudahlah turuti saja jangan banyak bicara."

Baekhyun cemberut. "Seenaknya saja." Gumamnya.

Pintu ruangan ICCU terbuka dan menampilkan Ny. Park yang tersenyum. "Abeoji ingin menemui kalian."

"Chanhee dimana Eomma?"

"Bibimu membawanya jalan-jalan. Ayo cepat, Abeoji menunggu."

Chanyeol segera menggenggam tangan Baekhyun yang entah kenapa terasa dingin dan berair.

"Kau seperti akan menjalani sidang skripsi."

Chanyeol dan Baekhyun kembali memasuki ruang perawatan ayahnya. Chanyeol dapat melihat sang ayah yang masih terbaring lemah. Hanya saja saat ini matanya benar-benar telah terbuka

"Suamiku, Chanyeol dan istrinya ada di sini sekarang." Ujar Ny. Park lembut.

Chanyeol mendekat kearah ayahnya dan menggenggam tangan kanannya.

"Abeoji, ini aku."

Tn. Park tersenyum kecil dan membalas genggaman anaknya meskipun lemah.

"Abeoji, aku membawa istriku." Chanyeol mengaitkan tangan Baekhyun padanya. "Ini istriku, namanya Baekhyun."

Tn. Park memandang sejenak pada Baekhyun yang mana itu berdampak pada detak jantung anak itu yang bertalu-talu. Segala pikiran negatif mulai menyeruak ke dalam otaknya, namun semua itu sirna saat tangan Tn. Park justru meraih tangannya dengan pelan.

"B-baek..hyun?"

"Ne, Abeonim."

"Aku bertemu denganmu di dalam mimpiku." Ujar Tn. Park lirih lalu menatap anaknya. "Abeoji senang kau menikahi pria manis ini, nak."

"Abeoji pernah memimpikan dia?" Tanya Chanyeol.

"Iya, aku melihatnya dalam mimpi saat aku koma. Sepertinya Tuhan memang menjodohkan kalian berdua."

Ny. Park tersenyum lebar mendengar itu. Berbanding terbalik dengan isi hati kedua anak muda yang dimaksud.

"Ee- Abeoji jangan terlalu banyak bicara dulu."

Tn. Park menggeleng. "Aku sudah tidur terlalu lama." Ia mengalihkan perhatiannya pada Baekhyun. Sepertinya masih penasaran akan sosok Baekhyun.

"Aku melihatmu bersama Chanyeol dan Chanhee. Aku juga seperti melihatmu sedang...hamil.."

Baekhyun melotot. "Mwo?!"

"A-abeoji ini bicara apa sih?" Sembur Chanyeol.

Ny. Park lebih mendekat pada suaminya. "Yeobo, jangan mengada-ada. Lagipula itu kan hanya mimpi. Baekhyun adalah laki-laki, tak mungkin bisa hamil. Mungkin itu efek masa kritismu."

Tn. Park terdiam sejenak, namun kemudian berkata. "Coba saja dulu. Mungkin.. mungkin malam pertama belum berhasil, coba di malam selanjutnya."

Baekhyun belum bisa mengembalikan matanya yang melotot, dan kini ganti Chanyeol yang ikut melototkan matanya.

Abeoji ini bicara apa sih? Malam pertama? Malam selanjutnya? Bahkan aku saja malas menyentuhnya, gimana mau hamil.

"Lagipula, Abeoji juga ingin menggendong bayi. Chanhee sudah berat, Abeoji tidak kuat menggendongnya hehehe.."

"Benar juga." Celetuk Ny. Park langsung membuat Chanyeol dan Baekhyun kompak menatap kearahnya.

"Beri kami cucu yang tampan Chanyeol-ah.. Baekhyun-ah.. Chanhee juga butuh seorang adik." Ujar Ny. Park enteng dan diangguki oleh suaminya.

Ya Tuhan.. tidak anak tidak orang tua, sama-sama aneh.

"Apa aku dapat adik?!" Suara Chanhee yang nyaring memenuhi ruangan itu. Membuat Baekhyun memijat pelipisnya.

Ya Tuhan.. tidak anak tidak orang tua tidak cucunya, sama-sama aneh.

..
..
Tobecontinue
..
..
..

Promote bentar :D Jangan lupa baca work aku yang lain ya :* Baekhyunnya kembar wkwk

And I think this ff will be m-preg. Kkk

Continue Reading

You'll Also Like

225K 17.2K 29
keseharian baby dari pasangan Hunkai. Lanjutan cerita dari 'MY HUSBAND'.
13K 2.3K 5
Sulit bagi Baekhyun untuk move on dari crush-nya, empat tahun berlalu setelah kabar pernikahan Chanyeol dia dengar, kini dia dipertemukan kembali den...
3.1K 333 16
Selamat datang di suatu cerita :v Warning : bad words I don't own the chara. I don't own the pict.
28.3K 2.3K 6
[COMPLETED] Baekhyun hanya memiliki Chanyeol. Dan Chanyeol menawarkan kebahagiaan padanya. Baekhyun kecewa karena nyatanya Chanyeol hanya menyakitiny...