A Redemption (Sudah Terbit)

By honeydee1710

829K 60.5K 3.2K

(FINALIS WATTPADLIT AWARDS 2017 KATEGORI ROMANCE DEWASA) Aku Lee Bexter, perjaka, tiga puluh tahun, tampan... More

1
2
3
4
5
6
7
The Ultimate Bachelor; A Redemption as a Nominee in Adult Romance category
9
Getting Closer: Lee Bexter
10
11
12
13
14
15
16
17
Getting Closer; Iris
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
Getting Closer: Allison Bowie
29
30
31
32
33
34
35
36
37
For you who really want to kiss Lee Bexter

8

20.7K 1.5K 19
By honeydee1710

Dear Readers,

Maaf, yah lama banget ngelanjutinnya.

Saya lagi menyelesaikan editing untuk naskah Suicide Buddies yang diminta oleh editor  dari penerbit ... (uhm... ntar aja deh. saya maluuu... hehehe...) Syukurlah, sudah selesai dan besok mau baca ulang untuk touch up. hihihi... Doakan saya, yah.

Untuk Wattpadlit Awards, Lee Bexter belum bisa menang. Tapi, sampai di posisi ini aja saya udah luar biasa sekali senengnya. Sudah ada rencana mau dibawa ke mana naskah ini. Tapi, sepertinya nanti baru saya eksekusi karena saya sedang mengerjakan naskah lain dan kebetulan ada tawaran untuk menjajal nulis buat TV. Duhhh... belum deal. Saya masih butuh doa yang sangat banyak sekali. Bantu saya, yah...

Oh, yaaa...

Saya ingin refresh cover buku-buku Wattpad. Yah, sebagai pemilik akun yang tiap hari melihat gambar yang sama, rasanya kan bosen juga. Hehehe... Menurut Readers, apakah cover The Ultimate Bachelor; A Redemption juga lebih baik diganti?

Mohon masukannya, yah.

Terima kasih banyak, ya.

***

Coba tebak, ke mana aku membawa Iris?

Vivid. Kafe di atas bukit yang sangat romantis, salah satu milikku yang sangat kubanggakan.

Aku menemukan lokasi ini sepuluh tahun lalu. Sejak itu aku bertekad untuk menjadikannya sesuatu. Empat tahun lalu, jadilah kafe ini.

Tapi, Vivid bukan hanya sekedar kafe. Vivid bisa jadi tempat berpesta orang-orang yang ingin menghamburkan uang, ada kolam renang yang bisa kau penuhi dengan gadis-gadis seksi, ada lounge yang diisi sofa-sofa empuk dan bar yang bisa memuaskan keinginanmu. Sebut saja!

Kau bisa membuat sendiri aturan untuk pestamu.

Di malam hari, tidak ada tempat sebaik Vivid. Kalau kau mencari tempat romantis untuk melamar pacarmu, Vivid tempatnya. Pesankan dia makanan terbaik, minuman yang enak, dan katakan kepada pelayan kalau kau ingin melamarnya, maka kau akan mendapat servis terbaik dari kru Vivid.

Beberapa pasangan selebriti memilih Vivid sebagai tempat paling romantis untuk mengadakan pesta pribadi. Buka saja Youtube kalau tidak percaya!

Reaksi Iris saat melihat Vivid, hampir sama dengan reaksi gadis-gadis yang dilamar oleh kekasihnya.

Tidak. Aku tidak pernah membawa gadis manapun ke tempat ini. Aku juga tidak mengajak Allie bertunangan di tempat ini. Aku tdak suka membiarkan karyawanku melihatku sebagai laki-laki yang begitu tunduk pada perempuan. Tapi, Iris ....

Ah, sudahlah. anggap saja ini usaha maksimalku untuk mendapatkannya.

"Lee Bexter! Kejutan sekali." Mark, manajer Vivid, menyalamiku.

"Mark, ini Iris. Kami akan makan malam di sini."

Mark menatap Iris yang tersenyum sopan. Jelas sekali dia tertarik pada Iris.

Sudah kubilang Iris menarik. Dia tidak terlalu cantik, tapi ada aura di dalam dirinya yang membuat siapapun tidak ingin melewatkannya begitu saja. Apalagi bentuk tubuh dan senyumnya yang memesona. Kalau Cupid ingin menembakkan panah padanya, kurasa dia akan ngiler dulu melihat sasarannya.

Iris menjabat tangannya dan tersenyum sopan. Dia tidak terlihat salah tingkah. Reaksinya seolah memang harusnya seperti itulah pandangan orang terhadapnya. Tapi, orang bisa melihat pipi merahnya menceritakan lebih banyak. Anggun sekali. 

"Ah, Lee, kau bercanda. Lakukan apa yang ingin kau lakukan. Kau adalah bosnya," ucap Mark sambil menyentuh bahuku dengan ekspresi santun yang jelas. 

Aku akan mengingat hal tersebut sebagai pertimbangan untuk menaikan gajinya.

Mark mengantar kami di meja di ruang terbuka dengan cahaya tepat untuk melihat seluruh kehidupan malam California.

Iris melihatku dengan takjub.

"Kau punya tempat terbaik. Ini romantis sekali."

Terima kasih, Mark.

Lilin, cahaya remang-remang, dinginnya angin malam, cahaya lampu kota yang menjadi satu dengan cahaya bintang, live music dan pelayanan yang baik. Ini perpaduan yang bagus untuk membuat gadisku terkesan.

"Aku mempersiapkannya hanya untukmu," ucapku membual. 

Iris mengangkat alis dan berdecak. "Pembohong! Lee, dengar. Aku tidak ingin kau salah sangka." Iris mengambil napas dalam. "Aku menerima ajakanmu sebagai teman. Tapi, kau malah memberi lebih dari yang kuharapkan."

"Memangnya, apa yang kau harapkan?"

"Kupikir kita hanya duduk di tempat biasa dan mengobrol biasa."

"Tempat biasa tidak pantas untuk Lady sepertimu. Kau pantas mendapatkan yang terbaik."

Iris menggeleng. "Semua terasa berlebihan, Lee." Alis Iris berkerut sekarang. "Apapun yang ada di pikiranmu sekarang, aku hanya ingin menegaskan kalau aku sedang tidak ingin menjalin hubungan. Aku tidak ingin kau mendapat harapan palsu."

"Satu-satunya hal yang kuinginkan adalah berduan denganmu, telanjang dan bersenang-senang. Kita akan melakukannya, baby."

Iris melotot. "Astaga, semua ini hanya untuk itu?" Dia mendengus, kelihatan kesal. Namun, sinar matanya tetap indah. "Ya, seharusnya aku tahu, itulah laki-laki. Urusan laki-laki tidak pernah jauh dari isi celananya."

"Lalu, kenapa kau berlama-lama?"

Iris mengerutkan alis. "Sudah kubilang, Lee, aku tidak ingin berhubungan dengan siapapun. Lihat posisiku sekarang, Lee."

"Kau tidak harus terikat kontrak untuk sebuah kesenangan."

Iris mengamatiku dengan mata hitamnya yang tajam.

Apa aku salah ucap?

Dia menghela napas pendek. "Kalau kamu memang sesakit itu, aku bisa pergi sekarang."

Aku menarik tangannya dengan cepat.

"Iris, tolong. Jangan ke mana-mana. Kasihanilah aku," rengekku tiba-tiba.

Apa aku punya mental disorder? Kepribadian ganda? Kenapa mulutku mengeluarkan kata-kata yang tidak kukehendaki?

Dia menatapku lagi. Lalu kembali duduk di tempatnya.

Perempuan punya sifat dasar yang manis. Mereka suka sekali dibutuhkan. Mereka senang membantu dan mudah terenyuh melihat orang lain yang dalam masalah. Itulah kenapa perempuan banyak yang terjebak dengan lelaki berengsek.

Iris melipat tangannya di meja dengan wajah tegang. Dia seperti anak sekolah yang menunggu penjelasan gurunya. Aku membayangkan film porno. Aku adalah guru yang mengajarkan murid yang lugu untuk bercinta. Kami akan melakukannya perlahan-lahan dan menyenangkan.

Seorang pelayan cantik datang untuk menyerahkan buku menu. Iris memesan minumannya, Virgin Margarita. Aku meminta minuman yang sama. Aku ingin memberi kesan kepadanya. Aku berada di pihaknya. Aku menurut kepadanya. Aku miliknya.

Menyedihkan, ya?

Aku tidak punya ide lagi. Aku tidak tahu apa lagi yang harus kulakukan untuk merayunya. Apa lagi yang bisa kulakukan untuk mendapatkan simpatinya?

"Terima kasih," ucap Iris ramah. Dia tidak merasa lebih tinggi karena sedang makan malam dengan pemilik tempat pelayan itu bekerja.

Aku makin mengaguminya.

Tiba-tiba, aku merasa tergelitik untuk bertanya, "Apa yang terjadi dengan 'Yang Kemarin'?" Aku terlalu muak untuk menyebutnya laki-laki.

"Kemarin?" Iris memiringkan kepalanya, berpikir. "Oh, Tommy?" tanya Iris sambil tersenyum lebar.

Jadi, bajingan itu punya nama? Bagus! Itu bisa membantu saat aku membuat grafir di nisannya nanti.

Iris menghela napas panjang. "Tommy itu teman SMA-ku. Kami bertemu di pameran. Aku benar-benar tidak menyangka dia masih mengenalku. Dia tampan sekarang."

"Kalian bertemu di pameran? Aku tidak berpikir dia mampu membeli satu pintu mobil yang kau jual. Apa yang dilakukannya di tempat itu?"

"Astaga, kau ini kenapa, Lee?" Iris mengerutkan dahi, lalu tertawa. "Kau melihat kami? Kau mengikutiku?" Iris tertawa sinis.

"Kau benar-benar sakit jiwa. Kalau kau memutuskan menjadi stalker, jangan sakit hati kalau orang itu melakukan sesuatu yang tidak kau suka."

"Iris, kalau kau bicara soal sakit hati, Aku sudah merasakannya sejak pertama melihatmu."

"Sungguh? Aku menyakitimu? Dengan apa?"

"Kau memperlakukanku seperti ... seperti sesuatu yang tidak berharga."

"Oh, kau merasa harga dirimu diinjak-injak karena aku tidak melompat ke pangkuanmu?"

"Harusnya kau bisa membuat semua ini jadi mudah, Iris."

"Bagaimana? Dengan membuka kakiku untukmu?"

"Begitu juga bisa, kalau kau tidak suka foreplay. Tapi, bisa kupastikan kalau permainanku tidak bisa cepat." Aku mendekatkan diri kepadanya. "Aku lama dan intens. Kau akan menyukainya."

Iris menatapku dengan mata berapi. Jantungku berdetak abnormal lagi. Aku ingin mengoreksi kalimatku. Aku ingin menggigit lidahku. Aku menyesali semua yang kukatakan.

"Jadi ini rencanamu, hah?! Kau ajak aku ke tempatmu untuk mengintimidasi? Kau ingin membalas dendam?" Iris merendahkan suaranya yang penuh dengan kemarahan. Suaranya mirip desisan ular sekarang, pelan, dan menyakitkan. "Kau tahu, Mister Bexter, aku tidak akan terpengaruh sekalipun kau ajak ke bulan."

Pelayan datang membawa dua gelas tinggi minuman dingin.

Kami diam saat pelayan menyajikan minuman di meja dan menyapa kami dengan ramah. Iris sempat memaksakan senyum dengan ucapan terima kasih saat pelayan itu beranjak pergi.

Aku terus mengamati wajahnya, menyesal lagi atas apa yang kukatakan.

"Iris," ucapku sambil mendekatkan kursi dan mencondongkan tubuh ke arahnya. "Aku tidak punya niat buruk kepadamu. Mari kita ulangi lagi. Tadi aku cuma menyampaikan kenyataan. Temanmu itu tidak mampu. Kau tidak bisa membandingkannya denganku. Bukan salahku kalau kau merasa tidak nyaman pada apa yang kusampaikan."

Tolong, siapapun, hentikan mulutku!

"Lee, aku belum pernah melihat lelaki seegois, senarsis, dan sekeras kepala dirimu."

"Mendekatlah, Iris. Kau akan tahu bagaimana nikmatnya 'keras kepala' itu. Di dalam celanaku ada yang lebih keras lagi. Aku tahu kau sudah lama menginginkannya. Tidak mudah menghabiskan malam sendirian."

Ini saranku, kalau kau berniat menyakiti hati perempuan, sebaiknya jauhkan benda-benda yang bisa dijadikan senjata lempar, seperti asbak, bolpoin, sepatu, atau gelas berisi minuman dingin.

Iris menyiramkan minuman dingin ke wajahku.

"Dinginkan kepalamu, Lee."

"FUCK!" Aku berteriak terkejut.

Iris pergi. Ya, pergi begitu saja. Persis seperti pembeli tidak tahu diri yang melemparkan barang setelah ditawar. Aku ingin menulis besar-besar di dinding 'SIALAN'.

Orang-orang melihat ke arah kami, bahkan pemain band akustik menghentikan nyanyiannya. Hal yang tidak kuinginkan terjadi di kafe ku sendiri.

Refleks, aku menarik serbet di meja untuk membersihkan wajahku yang basah. Tapi pelayan bodoh itu meletakkan minuman di atas serbetku, sehingga minuman dingin kedua tumpah ke celanaku. Gelas terjatuh hingga pecah berkeping. Aku terkejut dan mengumpat lagi.

Kepalaku berdenyut menyakitkan saat membersihkan mata dari margarita yang masih menetes. Tak kuhiraukan pelayan yang menawariku lap kering lainnya. Tidak ada lap yang bisa membersihkan rasa malu dari diriku. Tidak ada lap yang bisa membereskan kehancuran ini.

Daripada berlari mengejar Iris untuk meminta maaf atau berusaha mendapatkannya kembali, si bodoh Lee malah berjalan gusar ke arah bar.

Orang-orang yang kulewati menatap prihatin.

Ya, malam yang buruk, semua karena mulut besarku.

Entah kenapa aku tidak bisa mengendalikan ucapanku sendiri. Aku tidak ingin menyakiti Iris. Tapi, kalimatnya memprovokasi, membuatku kehilangan kendali dan ingin sekali melakukan hal yang lebih menyakitkan.

Sekarang dia sudah pergi. Mungkin, dia tidak akan mau menemuiku selamanya.

Lalu, apa peduliku? Besok aku akan mendapatkan yang baru atau aku akan mencobanya lagi. Aku akan memaksanya. Aku akan merebutnya. Aku Lee bexter, laki-laki yang tidak menerima kekalahan begitu saja. 

***

Continue Reading

You'll Also Like

5.9M 310K 58
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...
1.2M 59.4K 68
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...
478K 51K 23
Karmina Adhikari, pegawai korporat yang tengah asyik membaca komik kesukaannya, harus mengalami kejadian tragis karena handphonenya dijambret dan ia...
2.6M 129K 56
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _𝐇𝐞𝐥𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐢𝐝𝐞