Friends

By Churniekova

120K 7.6K 835

Ini tentang 2 murid laki-laki yang berteman dan merasakan sesuatu yang aneh diantara keduanya TANPA mereka sa... More

Foreword
Part 1: First Day
Part 2: Friend!
Part 3: My Friend's Boyfriend
Part 4: Extracurricular
Part 5: Basketball
Part 6: Change
Part 7: Night Club and Drunk
Part 8: Heartbeat
Part 9: First Match
Part 10: Lotte World!
Part 11: Adventure
Part 12: Rival
Part 13: Captains
Part 14: First Kiss
Part 15: Boyfriend
Part 16: Misunderstand
Part 17: Sorry (1)
Part 18: Sorry (2)
Part 19: Summer Sunshine
Part 20: Jeju Love Land
Part 21: Romance
Part 22: True Love
Part 23: Confrontation
Part 24: Confession
Part 25: Christmas
Part 26: Broken Vow
Part 27: Fast Forward
Part 28: Meet Again
Part 29: Wedding
Part 30: Sweet Dreams
Part 31: Negotiation & Deal
Part 32: Moms Say No
Part 34: Separation
Epilog
Extra Ch. 1: A Year Of Beginning
Extra Ch. 2: Wedding Ceremony
Extra Ch. 3: Family Blessing
Extra Ch. 4: The Best Birthday Ever
Extra Ch. 5: Road To CEO!
Extra Ch. 6: Game Over
Extra Ch. 7: Down The Isle

Part 33: Decision

2.1K 160 22
By Churniekova


~Sungmin~

Omma melarangku keluar dari rumah, bahkan untuk pergi ke bakery pun tidak boleh. Aku benar-benar dikurung di dalam rumah. Omma melakukan aksi diam, biasanya dia sangat ceria tapi kali ini dia sangat diam, omma tidak bicara padaku selain memberitahu poin-poin penting kalau aku tidak boleh menerima atau menelpon Kyuhyun dan melarangku keluar rumah. Seumur hidupku aku sangat menuruti apa saja kata omma, aku tidak pernah melawan karena aku tidak mau melihat omma sedih, Kyuhyun terus menelponku tapi omma mengawasiku jadi aku terpaksa mereject panggilan saat kulihat itu dari Kyuhyun. Dia pasti khawatir jika omma memarahiku sementara itu aku tidak bisa memberinya kabar.

Setelah makan malam omma pergi untuk menutup bakery, omma memberitahuku jika omma pulang nanti aku harus tetap ada di rumah, padahal dia cuma akan keluar selama 10 menit. Apa omma pikir aku akan kabur?

Aku duduk di sofa menonton tv tanpa konsentrasi pada apa yang kutonton. Kemudian pintu dibuka dan omma masuk.

"apa aku benar-benar harus keluar dari pekerjaanku?" aku ikuti omma yang berjalan ke dapur.

"hmm" omma hanya menjawab dengan menggumam.

"tapi aku tidak bisa menghilang begitu saja, aku harus memberikan surat pengunduran diri omma.."

"kau bisa memberikannya via email kan?" omma tidak memandangku, omma tahu jaman sudah canggih dan semua bisa dilakukan tanpa harus secara langsung.

"tapi itu tidak sopan" aku terkesan seperti mencari alasan dan omma tidak merespon lagi, aku hanya bisa menarik nafas "baiklah, melalui email juga bisa, nanti aku akan coba" aku hanya bisa menunduk.

"kau harus melalukan ini" omma meraih tanganku dan menggenggamnya "kau harus belajar dari pengalaman agar tidak jatuh ke lubang yang sama, kenapa kau tidak bilang sejak awal kalau kalian sudah bertemu lagi?"

"aku tahu omma akan marah jadi aku merahasiakannya, maafkan aku" aku tidak berani memandang omma.

"omma sayang padamu, omma tidak ingin melihatmu terluka, jika dia bisa meninggalkanmu sekali bukan tidak mungkin dia bisa meninggalkanmu lagi, apapun janji manis yang dia katakan sekarang jangan pernah kau jatuh ke dalam jebakannya lagi" jebakan? Kyuhyun bukannya sengaja memperdayaku lalu meninggalkanku, dia pergi karena dia tidak punya pilihan, "omma ingin seseorang yang bisa dipercaya, kau boleh cari laki-laki lain, banyak laki-laki yang lebih baik dari dia" aku tahu perasaan omma, aku sangat berharga bagi omma dan omma tidak akan membiarkan aku berada di tangan orang yang pernah menyakitiku, Kyuhyun pernah menghianati kepercayaan omma sekali dan itu cukup membuat omma tidak bisa mempercayainya lagi. Aku juga tidak boleh egois dan mementingkan perasaanku.

"tapi Kyuhyun.. dia mau meninggalkan keluarganya dan perusahaannya demi aku"

"dia juga pernah membuatmu merasa bahagia dulu, tapi nyatanya dia meninggalkanmu, omma sudah tidak percaya pada janji-janjinya" omma sangat tegas, aku tidak pernah melihat sisi ini dari dirinya sebelumnya, ini membuatku merasa kalau aku terlalu lemah, aku kembali pada Kyuhyun dengan begitu mudah.

Aku pergi ke kamarku untuk membuat surat pengunduran diri dengan memakai komputerku, aku menulis email pengunduran diriku pada Manager Human Resource. Kebetulan belum terlalu malam jadi email langsung terbaca, dia sudah menerima surat pengunduran diriku. Aku beranjak dari komputerku untuk berganti pakaian, pakaianku di rumah hanya sedikit, aku harus mengambil pakaianku dari rumah Kyuhyun. Bunyi suara email masuk membuatku terkejut, biasanya surat pengunduran diri tidak perlu balasan, Manager akan mengeprint dan menyerahkannya pada bagian tempat kerjaku.

Aku buka email balasan dan tertulis sebuah kalimat.

The resignation permission is rejected.
사직서를 거부됩니다. (Sajikseoreul geobudwemida: Surat pengunduran diri ditolak)

Bagaimana bisa?? Bukankah bagian HR hanya mengurus penerimaan pegawai dan pengunduran diri? Mereka tidak punya alasan mencegah seseorang untuk keluar kecuali Manager departmen bagian tempatku bekerja memintaku secara langsung, tapi aku tidak mengenal Manager lab, tentu saja aku mengenal Manager lab sebelumnya tapi pertengahan minggu kemarin Kyuhyun sudah pindah jabatan. Kenapa pengunduran diriku ditolak? Aku kan belum lama bekerja disana, tidak mungkin perusahaan berat hati melepasku.

Ponselku berbunyi dan aku ambil, kulihat panggilan dari Kyuhyun, aku menoleh ke arah pintu dan memastikan omma tidak bisa mendengarnya.

"halo.." aku bicara dengan nada rendah.

"kau benar-benar mengundurkan diri dari perusahaan?"

"bagaimana kau tahu??"

"Manager HR memberitahuku"

"kenapa dia memberitahumu?? apa dia mengenal kita?"

"aku mengatakan padanya agar segera melapor padaku jika ada orang yang memberikan surat pengunduran diri, aku tidak menyangka kau benar-benar akan mengundurkan diri"

"jadi surat pengunduran diriku ditolak karena kau yang memintanya??"

"iya, tentu saja, kau tidak boleh berhenti bekerja"

"kau tidak bisa mencegah seorang pegawai mengundurkan diri hanya karena kau seorang bos"

"kalau begitu aku meminta kau tidak mengundurkan diri sebagai pacarmu, bisa kan?"

"Kyu aku harus melakukannya"

"itu artinya kau ingin putus dariku?" aku tidak tahu kalau ini bisa disebut putus atau tidak.

"Kyu... aku tidak bisa melukai omma, aku tidak bisa meninggalkannya begitu saja disaat dia tidak setuju"

"iya aku tahu, jika aku jadi kau aku juga tidak akan tega melukainya, imo orang yang sangat baik"

"kau masih memuji omma walaupun omma sudah menamparmu?"

"mungkin aku pantas mendapatkannya"

"maafkan aku.. aku tidak bisa mengobati lukamu, aku tidak bisa menghubungimu atau menerima telpon darimu jika di depan omma"

"lalu sekarang kau ada dimana?"

"aku ada di kamar, bicara dengan berbisik"

"kenapa hubungan kita sangat sulit?" Kyuhyun menanyakan pertanyaan yang baru saja terpikir olehku.

"cinta sejati sulit untuk diraih kan, kita harus memperjuangkannya"

"tapi kau sudah menyerah"

"aku tidak menyerah, aku masih disini kan, aku tidak akan mencintai orang lain, walaupun aku tidak bersamamu bukan berarti aku berhenti mencintaimu kan?"

"lalu apa yang harus kulakukan?" dia terdengar frustrasi.

"kalau kau mau bersamaku lagi kau harus buktikan pada omma kalau kau sungguh-sungguh"

"bagaimana caranya?"

"entahlah Kyu.. aku tidak tahu apa yang bisa meluluhkan hati omma"

"Sungminnie, kau sudah tidur?" pintu kamarku diketuk.

"e.. iya omma.. sebentar lagi aku tidur, aku sedang ganti baju, ada apa omma?" pintu kamar dibuka, aku sudah sembunyikan ponsel di sampingku dan aku angkat piyama yang baru kuambil.

"tidak ada apa-apa, bagaimana surat pengunduran dirinya?"

"sudah kukirimkan dan... sudah disetujui"

"baguslah kalau begitu, sekarang istirahatlah.." omma pergi dan menutup pintu.

Aku biarkan line terbuka jadi Kyuhyun pasti dengar apa yang kukatakan.

"kau dengar tadi kan? sebenarnya surat pengunduran diriku bisa langsung disetujui kan?" dia diam saja, "mulai besok aku tidak akan masuk kerja"

"bagaimana dengan baju-bajumu?"

"aku akan ambil nanti.. sampai nanti Kyu.. sampai jumpa, aku tutup sekarang.. bye"

"aku mencintaimu" aku dengar dia mengatakannya saat aku hampir menekan tombol end, aku diamkan sambungan karena aku tidak bisa menekan tombol end, tetesan air jatuh ke screen ponselku dan tanpa kusadari aku menangis.

Kami sudah melewati banyak hal selama satu bulan ini, dari sejak pertama kami bertemu hingga kami tinggal bersama. Aku terisak dan tangisku makin bersuara. "Sayang? Sayang.. kenapa kau menangis?" Kyuhyun masih belum menutup telponnya. Aku segera hapus airmataku dan mengatur nafasku. "aku masih disini, aku bisa datang padamu sekarang juga, kau baik-baik saja?"

"kau.. kau masih disini? dimana?"

"di ujung blok belakang, apa kau mau aku datang kesana?"

"tidak perlu, aku baik-baik saja" aku tarik nafas dalam-dalam.

"lalu kenapa kau menangis?"

"karena aku sangat mencintaimu" aku tidak tahan untuk menangis lagi.

"aku tahu itu, jangan menangis lagi, aku tidak mau kau menangis..aku mohon" aku seka airmataku dengan tersedu.

"Kyu.. aku tidak bermaksud putus denganmu"

"aku tahu sayang.. aku akan memikirkan cara agar kita bisa bersama lagi"

"aku percaya padamu, aku akan menunggumu".

Kami mungkin terpisah, tapi kami bisa tetap saling mencintai.

~Kyuhyun~

Aku duduk di balik kemudi mobilku di ujung blok sampai tengah malam, sekarang sudah jam 22.30, aku tidak makan apa-apa tapi aku tidak merasa lapar. Seharian aku coba menelpon Sungmin tapi dia terus mereject telpon dariku, aku sangat khawatir. Sampai akhirnya aku dapat telpon dari Manager HR yang memberitahuku kalau Sungmin benar-benar mengundurkan diri, aku suruh dia menolak pengunduran diri Sungmin walaupun alasanku jelas sangat pribadi dan aku tidak punya hak menahannya. Dia tetap ingin mengundurkan diri saat aku berusaha merayunya untuk tetap bekerja, aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi jadi kukabulkan keinginannya.

Sungmin bilang agar aku meyakinkan imo, tapi cara apalagi yang bisa kulakukan untuk membuktikan kalau aku sungguh-sungguh? Imo tidak akan percaya jika hanya dengar dari mulutku. Apa yang bisa kulakukan untuk mendapatkan Sungmin kembali?

Aku sandarkan kepalaku yang pusing ke jok mobil dan kulihat jam tanganku menunjukkan pikul 22.46. Besok aku harus berangkat kerja untuk mengurus kontrak yang baru, aku harus pulang sekarang.

Aku menguap berkali-kali saat menyetir di jalanan bebas hambatan, jalanan sudah sepi dan audiku melaju kencang. Aku sangat mengantuk. Aku tidak sadar jika lebar jalan semakin menyempit, aku tidak melihat pembatas di depanku. Sial. Aku banting steer dan honk berbunyi kencang dari belakangku. Sial... aku injak rem dan pejamkan mataku. Aku rasakan benturan dari belakang mobilku.

***

"kalau kau mati tidak akan ada yang merugi, kalau mau mati ya sudah mati saja sana, tapi jangan membuat orang yang masih hidup ini merugi, aku harus membayar berapa juta won untuk kerusakan mobil itu huh? kau sudah dewasa apa perlu kucabut mobilmu huh?" sial..sial..sial.. aku sudah sial, apa kau masih perlu memarahiku?

Aku hanya bisa menarik nafas, pundakku sakit karena penahan seatbelt saat aku terguncang akibat benturan, beruntung aku taat peraturan jadi aku tidak melayang ke depan dan tembus ke kaca. Punggungku sakit. Kepalaku juga sakit. Aku tidak tahu nasib Audi R8 V10 plus milikku. Kalau dia rusak aku harus membayar ratusan juta won (milyaran rupiah), mobil mahal sialan, tapi tunggu.. aku masih punya asuransi mobil mewah. Ah.. uang tabunganku masih selamat. "polisi menjelaskan kau hampir menabrak pembatas jalan dan saat kau banting steer mobil di belakangmu terkejut hingga menabrakmu jadi orang itu menuntut ganti rugi kerusakan mobilnya"

"kau bisa memotong gajiku" aku masih duduk di ranjang rumah sakit, hyung memakai jaket olahraganya dengan bawahan celana rumah dan sandal, dia pasti baru bangun tidur.

"kau mau menginap disini?"

"mana mungkin, aku hanya pegal-pegal" aku bangun dari ranjang rumah sakit, "antarkan aku pulang ke apartmenku"

"aku tidak tahu apartmenmu, pulang saja ke rumah"

"aku bisa bicara jadi aku bisa menunjukkan jalannya, kau ini cari alasan saja"

"omoni sangat khawatir, dia ingin melihatmu"

"katakan aku baik-baik saja" aku berjalan keluar, ah punggungku. Aku jalan sambil melihat sekeliling, dimana rumah sakit ini? "dimana ini?"

"Gangnam Severance Hospital" (Rumah Sakit gawat darurat)

"yang benar saja, aku cuma terbentur, kau bawa aku ke rumah sakit khusus UGD?" aku geleng-geleng kepala, "apa rumah sakit ini bekerjasama dengan kita?"

"tidak" hyung membayar bill di konter.

"ini rumah sakit yang sangat besar, apa saja yang aboji lakukan selama ini membiarkan rumah sakit sebesar ini lolos dari genggaman?"

"jangan bicara seperti itu tentang orang yang sudah meninggal"

"aku akan mendatangi rumah sakit ini lagi dan kuajukan proposal besok" aku lihat jam rumah sakit sudah menunjukkan pukul 23.40an.

"tunggu dulu.. Tuan.." seseorang datang mendekat, aku menoleh dengan bingung, "anda belum dapat persetujuan dariku, anda tidak boleh pulang begitu saja" dia memakai baju putih-putih, dia pasti dokter.

"aku tidak mengalami patah tulang, aku cuma pegal-pegal"

"sepertinya kalian lebih muda dariku, aku sedang memeriksa hasil rontgen-mu, beruntung tidak ada tanda-tanda gegar otak ringan ataupun berat"

"sudah kubilang kan aku baik-baik saja"

"jangan meremehkan akibat kecelakaan, ini resep obat yang harus diminum"

"tidak usah, aku sudah bilang aku baik-baik saja" dia meraih tanganku dan meletakkan secarik kertas di tanganku.

"selamat jalan, semoga lekas sembuh" dia bungkuk lalu pergi.

Aku lihat kertas yang dia berikan, "Dokter Moon Geun Yong?" ada nama dokter di bagian atas resep "dia.. lumayan cantik kan"

"sudah cepat jalan sana" aku terkekeh, hyung diam saja sejak tadi apa dia memperhatikan dokter itu? Kalau dia jadi kakak iparku lumayan juga.

Aku sampai di Pavilion dan naik sendirian karena sudah malam hyung tidak mau naik keatas, Audiku masuk bengkel karena rusak parah, besok aku harus pakai bus atau memanggil driver ahjussi. Aku langsung masuk ke kamar tanpa mandi, aku malas, lagipula malam ini aku tidur sendirian.

Bangun tidur aku rasakan seluruh tubuhku seperti baru saja dihantam truk, semua sakit. Sepertinya aku memang harus minum obat. Aku ambil resep yang diberikan dokter semalam, nanti aku tebus resepnya di kantor, aku kan pemilik perusahaan obat, tidak perlu pergi ke apotik.

Sampai di kantor aku minta asistenku menebus obat di bagian produksi karena aku harus buru-buru ikut meeting. Aku masuk ruang meeting yang sudah dihadiri anggota direksi maupun produksi.

"selamat pagi semuanya, langsung saja kita mulai meetingnya" hyung datang dan langsung menyuruh kami mulai meeting sebelum kami sempat berdiri memberinya hormat. "di tanganku sudah ada 10 berkas kontrak yang baru, untuk menggantikan kontrak dengan Cheil General Hospital yang gagal, Manager PR Cho Kyuhyun silakan jelaskan"

"baik.." aku berdiri dan jalan menuju white board di pojok ruangan, "ke 10 kontrak tersebut bernilai 1,6 Milyar won dengan sasaran produksi mencapai 1 juta butir, ini cukup untuk menggantikan 590.000 butir pesanan milik Cheil General Hospital yang gagal kirim, kita masih bisa memakai stok tersebut dan menambahkan sisanya dengan meningkatkan jumlah produksi bulan ini, demikian laporan dari saya" aku bungkuk dan kembali ke kursiku.

"sudah jelas, dengan demikian kegagalan kontrak dengan Cheil General Hospital tidak berpengaruh bagi perusahaan kita, aku ingin dewan direksi tenang terhadap situasi sekarang dan aku ingin bagian produksi melakukan produksi seperti biasanya, berikan overtime pada pegawai dan atur produksi sebaik mungkin, mengerti?"

"iya, kami mengerti"

"demikian meeting hari ini, silakan kalian lalukan meeting dengan bagian kalian masing-masing" hyung berdiri dan kami semua berdiri, kami membungkuk padanya dan dia balas membungkuk lalu pergi diiringi ajudannya.

Aku beranjak untuk keluar dari ruang meeting dan kulihat Manager HR juga beranjak.

"Manager Lim" aku panggil dia.

"iya, Tuan Cho" dia membungkuk padaku.

"apa.. kau sudah menyampaikan surat pengunduran diri Lee Sungmin pada laboratorium?"

"sudah Tuan Cho, baru saja sebelum meeting dimulai"

"baiklah, aku cuma mau tanya itu, terimakasih".

Aku jalan keluar dari ruang meeting dan kulihat ponsel tanpa ada pesan atau miscall darinya.

"Tuan Cho ini obat anda, air putihnya sudah ada di dalam"

"terimakasih" aku masuk dan kuambil obat untuk langsung kuminum. Aku coba telpon Sungmin tapi tidak diangkat. Apa saja yang dia lakukan jika tidak bekerja? Apa dia di bakery? Apa dia makan dengan baik?

Telpon kabel di mejaku berdering, "ya?"

"Tuan Cho, CEO ada di line 1"

"oh, hubungkan aku segera"

"baik" kudengar bunyi tut kemudian aku langsung terhubung.

"ada apa hyung?"

"kau bilang mau mengajukan proposal ke Gangnam Severance Hospital?"

"ah ya, mungkin sebelum atau setelah jam makan siang, aku belum minta asistenku membuat janji dengan manager mereka"

"aku sudah menyuruh asistenku untuk menghubungi mereka dan mereka ada waktu saat makan siang ini"

"oh.. cepat sekali, hyung bahkan turun tangan? Aku heran.." ada apa dengan dia?

"sudah diam, lebih baik kau kesana sekarang juga"

"mau kusampaikan salam pada Dr. Moon?" dia menutup sambungan begitu saja, benar-benar tidak sopan.

Baiklah aku akan coba memberikan proposalku pada mereka. Aku segera pergi ke Gangnam Severance Hospital sebelum jam makan siang. Untuk sementara aku teralihkan dari masalahku karena kesibukanku.

Sesampainya di rumah sakit aku langsung pergi menuju lantai teratas untuk bertemu Manager rumah sakit. Seorang perempuan mengantarku masuk lift hingga sampai di depan ruang meeting.

"silakan tunggu sebentar" aku masuk dan duduk di salah satu kursi. Tidak lama kemudian seorang wanita masuk dan aku segera berdiri membungkuk sopan berbasa basi.

"selamat siang, saya Manager Public Relation Daesang Group Cho Kyuhyun"

"silakan duduk"

"maksud kedatangan saya kesini ingin menunjukkan proposal kerja sama, seperti yang anda ketahui Daesang group adalah produsen obat-obatan nomor 1 di Korea yang sudah terjamin dan terakreditasi, akan sangat disayangkan jika rumah sakit sebesar ini tidak memiliki kerjasama dengan perusahaan kami, anda bisa melihat nama-nama rumah sakit yang sudah bekerjasama dengan perusahaan kami" aku berikan sebuah dokumen yang menunjukkan pemetaan rumah sakit-rumah sakit yang dikuasai Daesang Group.

"saya tahu Daesang group adalah perusahaan besar, tapi kenapa saya dengar Cheil General Hospital memutuskan kontrak kerjasama dengan perusahaan anda? Apa produksi perusahaan anda buruk?"

"oh.. itu tidak benar, alasan putusnya kontrak kerjasama itu dikarenakan alasan pribadi, salah satu putra pewaris Daesang Group memutuskan pertunangan dengan putri Presdir Cheil General Hospital, saya rasa itu tidak ada hubungannya dengan produksi perusahaan sama sekali, benar kan?"

"oh.. begitu? Apa alasannya? Apakah karena Putra pewaris Daesang Group bermasalah dengan hukum atau bagaimana?"

"tidak ada masalah sama sekali, putra pewaris Daesang Group tersebut sangat baik, dia juga sangat tampan, anda pasti akan jatuh hati jika melihatnya"

"oh.. anda terlalu baik hati memuji bos anda"

"tentu saja, saya pegawai yang rendah hati, jadi bagaimana menurut anda? apa anda tertarik dengan kerja sama ini?"

"aku rasa akan sangat baik jika kami bisa kerjasama dengan Daesang Group, daftar obat-obatan kalian lengkap dan kalian sudah terkenal sebagai perusahaan yang besar, aku akan berikan kontrak kerjasama kami dengan kalian senilai 2 Milyar won" wowwww.... rumah sakit besar memang beda dengan rumah sakit kecil, hanya dengan 1 kali kontrak saja sudah melebihi 10 kali kontrak yang kudapat sebelumnya.

"terimakasih banyak" aku menjabat tangan Manager wanita itu. Aku ambil berkas presentasi yang ditandatangani dan membungkuk lalu segera keluar, "hyung, aku berhasil mendapatkan kontrak, kau tahu berapa banyak nilai kontrak ini? 2 milyar won(22 milyar rupiah) keren kan?" aku telpon hyung sambil masuk dalam lift.

"bagus, kalau sudah selesai segera kembali ke kantor"

"aku mau pergi makan siang dengan Dr. Moon"

"apa kau bilang??"

"oh..kau cemburu? haha.. aku hanya bercanda, kau mau aku menemuinya untuk menyampaikan salam?" lift sampai di lantai 1 dan pintu terbuka, "Dr. Moon! apa kabar" pas sekali kulihat Dr. Moon di depanku menunggu lift, aku rangkul dia pergi dan dia melihatku dengan kebingungan. "kakakku ingin bicara denganmu" aku serahkan ponselku padanya.

"eh?? tapi.." dia terlihat ragu tapi akhirnya dia memakai ponselku, "halo? ini aku Moon Geun Yong" aku mengamati ekspresi Dr. Moon, "adikmu?" dia melirikku, kenapa hyung bertanya tentangku? "sepertinya dia baik-baik saja, dia terlihat sehat" dia melirilku lagi, "ya, aku mau istirahat makan siang dan tiba-tiba bertemu... adikmu, ya sama-sama, selamat siang"

"hanya seperti itu?" dia mengembalikan ponselku, "apa dia tidak mengajakmu makan siang? kencan?"

"apa maksudmu?"

"dia memang tidak pandai soal perempuan"

"apa??"

"kalau kau ada waktu, tolong datang ke L'Espoir restaurant, di Cheongdam-dong, Gangnam-Gu malam nanti, ini kartu namaku sebagai jaminan, kau boleh melaporkanku ke polisi kalau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, percayalah padaku kau tidak akan menyesal" dia melihat kartu namaku, "aku pergi, sampai jumpa lagi"

"tunggu dulu... hei kau!".

Hyung benar-benar payah, aku bahkan harus membuatkan kencan untuknya, kalau dia menyia-nyiakan kesempatan ini akan kulempar dia dari atas gedung Daesang.

Hari ini aku pergi ke kantor memakai mobil keluarga dengan driver ahjussi jadi sekarang pun aku bersama ahjussi pergi dari rumah sakit. Apa Sungmin sudah makan siang? Oh ya aku lupa aku meninggalkan satu berkas di kamarku.

"ahjussi tolong pergi ke Pavilion aparment di Jeongja-dong"

"baik Tuan"

Sampai di pavilion aku langsung naik ke lantai 20 dan saat aku mau buka pintu memakai kartu ternyata pintu tidak terkunci, apa Sungmin ada disini?

~Sungmin~

Aku membujuk omma agar aku boleh keluar untuk mengambil baju-baju yang masih di apartmen, tentu saja aku tidak bilang kalau aku tinggal dengan Kyuhyun, tapi aku datang kesini saat siang sengaja agar aku tidak bertemu Kyuhyun. Omma juga hanya memberiku waktu kurang dari sejam jadi aku harus buru-buru. Aku sudah memasukkan peralatan perawatanku, tidak banyak seperti milik perempuan hanya biospray, lotion, facial foam, deodorant, dan bubble soap yang kuambil dari kamar mandi. Sekarang aku sedang ambil baju-bajuku, saat aku memasukkan baju ke dalam tas dari sudut mataku kulihat bayangan seseorang dan aku menoleh, ternyata Kyuhyun berdiri di mulut pintu memperhatikanku, sejak kapan dia disana?

Melihatnya memandangku seperti itu membuatku lemas, dia melipat tangan di dada dan memandangku dengan diam.

"kau mau keluar dari rumah ini?" dia tidak mendekat padaku, mungkin dia marah melihatku mengemas baju-bajuku.

"aku... butuh baju-bajuku, itu saja" aku menunduk tidak berani memandangnya. Aku dengar suara langkah mendekat. Dadaku berdebar, aku ingin sekali memeluknya mengatakan aku sangat mencintainya, aku tidak akan pernah bisa jatuh cinta lagi pada orang lain selain dia.

Dia memelukku "apa kau rindu padaku? Kau datang kesini hanya untuk ambil baju? bukan karena kau rindu padaku?".

"hmm.. aku sangat rindu padamu"

"aku juga sangat rindu padamu sayang"

"kau tidak marah padaku?"

"hm? kenapa?"

"aku pikir kau marah padaku karena aku mengambil baju-bajuku" dia mencium kepalaku.

"aku sangat mencintaimu, aku tidak pernah bisa marah padamu" dia memegang pipiku mendongakkan wajahku memandangnya. "berapa lama kau boleh disini?"

"aku hanya sebentar disini, aku tidak bisa lama-lama"

"aku mengerti" dia menciumku dan aku dengan spontan membalas ciumannya, ciuman yang sangat kurindukan seperti kami sudah berpisah berbulan-bulan.

"Kyu... maaf karena aku tidak bisa menentang omma"

"aku mengerti, kau anak yang baik, sejak awal aku mengenalmu kau memang begitu, karena itulah aku suka padamu" Kyuhyun menciumku dan aku membalas ciumannya sambil tanganku membalas pelukannya, dia mendorongku mundur dan aku jatuh ke atas ranjang lalu dia melepas jas dan membuka kancing kemejanya.

"tunggu dulu... Kyu aku harus buru-buru kembali aku tidak bisa ..mmpp" dia tidak membiarkanku bicara, dan aku pun tidak menyia-nyiakan ciumannya. Dia melepaskan jaketku, lalu menarik kaosku sambil meraba kulit tubuhku membuatku terasa terbakar. Apa kami benar-benar akan melakukannya sekarang? di siang hari seperti ini??

"aku butuh melakukannya agar aku tahu kita masih saling mencintai" kulihat Kyuhyun membuka celananya, ini benar-benar akan terjadi. Aku bisa melihat tubuhnya dengan cahaya matahari yang terang.

Dia menciumku lagi sambil tangannya membuka celana jeansku. Aku tidak melawan dan tidak menolak, aku terima semuanya. Kami cuma punya sedikit waktu jadi harus kami manfaatkan dengan baik.

Kyuhyun tidak membuka celanaku sepenuhnya, dia hanya menariknya turun sebatas paha jadi kakiku tidak bisa terbentang dengan bebas karena itu dia memiringkan tubuhku. Karena kami buru-buru dia langsung memulainya tanpa foreplay dan akupun tidak memprotesnya. Dia menusukku dan aku hanya bisa terpejam menarik nafas menerima gerakan tiba-tiba itu, dia menciumi leherku dan meraba tubuhku membuatku merasa panas.

"lakukan sekarang Kyu.." aku memintanya dan dia mulai bergerak, "aaah... mmmm..." bibirku tertutup bibirnya dan lidahnya menjulur masuk mulutku.

Aku bisa merasakan keputus-asaan di tiap gerakan Kyuhyun, kami benar-benar tidak ingin terjadi seperti ini, melakukannya di saat yang tidak tepat karena kami tidak tahu kapan bisa bersama lagi.

Aku lepas ciuman dan kutarik kepalanya mendekat lalu kujilat leher Kyuhyun agar menaikkan gairahnya, merangsangnya. Aku juga berusaha mendesah menikmatinya agar Kyuhyun tahu aku tidak merasa terpaksa.

"terus Kyu... berikan padaku milikmu sepenuhnya... aaahhh, aku merindukannya, aku rindu terisi olehnya"

"kau boleh memilikinya kapanpun kau mau.." dia menjilat leherku dan terus bergerak.

"Kyu... aku sudah dekat"

"baiklah..." dia mempercepat gerakannya sambil memegang milikku hingga akhirnya aku keluar dan bersamaan dengannya dia juga keluar. Kami berpandangan lalu berciuman.

***

Aku kembali ke bakery tepat waktu, omma tersenyum melihatku membawa tasku, aku balas tersenyum malu merasa seperti aku sudah mencuri sesuatu, mencuri waktu dan melakukan hal yang 'rahasia'.

"omma aku mau pulang saja, aku mau makan"

"oh.. ya, apa kau mau cake? cupcake? redvelvet atau chocolate?" aku lihat etalase, ada banyak kue yang menarik, aku tertarik melihat menu baru redvelvet cake dan redvelvet cupcake.

"aku mau cupcake saja" omma mengambilkan redvelvet volcano cupcake dan chocolate moise cupcake. Dinamai volcano karena cream redvelvet meleleh dari ujung cupcake hingga ke badan kue, sementara chocolatenya dinamai Moise Chocolate karena adonan cream chocolatenya dibuat menjadi sangat lembut bukan sekedar lelehan coklat disiramkan diatas cupcake.

Perutku lapar, padahal sejak pagi aku tidak makan karena tidak nafsu makan, mungkin karena baru saja melakukan itu aku jadi kurang energi sehingga merasa lapar.

"kenapa setelah kau pergi mengambil baju kau baru bernafsu untuk makan? sejak kemarin kau tidak nafsu makan, apa kau bertemu dengan dia?" omma jadi sangat sensitif dan terus curiga padaku?

"aku ambil baju di apartmenku, tidak mungkin aku bertemu Kyuhyun, lagipula dia sedang bekerja" aku terpaksa berbohong. "omma aku mau pulang untuk meletakkan baju-bajuku" aku mencari alasan untuk segera pergi.

~Kyuhyun~

Malam hari aku di pavilion sendirian, aku menyalakan tv cukup kencang agar aku tidak merasa kesepian dan sambil minum wine aku makan camilan. Bel pintu berbunyi dan aku jadi terkejut, tidak ada orang lain yang pernah datang kesini, cuma aku dan Sungmin, teman-teman Sungmin tidak mungkin datang kesini kalau tidak ada keperluan mendadak, mereka bisa saja janjian dengan Sungmin lebih dulu kalau mau bertemu. Apa itu Sungmin?

Aku segera buka pintu tapi yang kulihat bukan yang kuharapkan.

"ada apa kau kesini?"

"harusnya aku yang tanya, kau ini.. apa sih maksudmu menyuruh Dr. Moon makan malam denganku?" hyung mendorong pintu dan memaksa masuk, "kau menyalakan tv kencang sekali, apa kau tuli?"

"aku kesepian.." aku raih remot dan kukecilkan.

"mana pacarmu? bukannya kau tinggal dengan pacarmu?"

"tiba-tiba saja terjadi hal yang tidak diinginkan dan kami harus berpisah untuk sementara" aku tuangkan wine dan kuberikan pada hyung, "makanya selagi hyung masih punya kesempatan, kejar dia sampai dapat, jangan sia-siakan waktumu, hyung akan menyesal jika keadaan berubah dalam sekejap mata hanya karena hyung terlambat"

"oh.. jadi sekarang kau penasehat cinta? sejak kapan kau pandai bicara tentang cinta?"

"pengalaman mengajarkan segalanya".

"ck.. aku tahu, tadi aku sudah antarkan Dr. Moon ke rumahnya dan aku akan mengajaknya nonton weekend ini"

"itu baru bagus! kau memang hyungku!"

"jadi kenapa tiba-tiba kalian berpisah lagi?"

"hanya salah paham, orang tua pacarku masih berpikir kalau aku tidak bisa bertanggungjawab karena dulu aku sempat meninggalkan pacarku"

"kalau begitu buktikan kalau sekarang kau sungguh-sungguh"

"Sungmin juga bilang begitu.. tapi aku tidak tahu bagaimana caranya untuk membuktikannya, berlutut selama sehari semalam saja tidak cukup membuat orang tuanya percaya"

"untuk membuktikan kalau kau serius memacari anak seseorang, lamar dia pada orang tuanya" melamar?

"hyung.. Sungmin bukan perempuan"

"jadi? kau mau berpacaran dengan anak orang tanpa tujuan?? Mana mungkin orang tuanya akan percaya padamu kalau kau tidak serius akan bersama anaknya selamanya"

"bagaimana kami bisa menikah? bukankah melamar itu sudah pasti bertujuan untuk menikah?"

"kalian memang tidak bisa menikah jika disini, tapi kalian bisa menikah di tempat lain" wow.. hyung sangat santai membicarakannya seolah pernikahan sejenis itu biasa, tapi... aku sudah rela meninggalkan keluarga dan perusahaanku, apalagi tujuanku jika bukan untuk menikahi Sungmin, iya kan? Aku tidak akan mengajak Sungmin kabur begitu saja tanpa tujuan kan?

"itu masuk akal, pernikahan sejenis sudah resmi di Amerika dan beberapa negara Eropa, tapi Kanada belum meresmikannya"

"kalau begitu kalian tidak perlu di Kanada" aku berpikir tentang Kanada karena aku sudah lama hidup di Kanada dan sudah mengenal kehidupan disana, aku punya banyak teman dan untuk memulai sebuah kehidupan yang baru disana akan lebih mudah, tapi jika bukan di Kanada lantas dimana? Aku tidak pernah memikirkan pergi ke suatu tempat yang asing untuk memulai hidup yang baru.

Aku duduk di sofa sendirian setelah hyung sudah pulang sejam yang lalu, aku sedang berpikir, berpikir tentang masa depanku dengan Sungmin, yang pasti tidak hanya bagaimana kami bisa bersama lagi tapi bagaimana akhir hubungan kami karena memang tidak mungkin kami hanya akan berpacaran selamanya, pacaran bukan status resmi yang punya kekuatan hukum dan abadi. Setelah ucapan hyung aku baru terpikir soal melamar.

Tapi masalahnya apa Imo rela membiarkan Sungmin hidup bersamaku selamanya? Bagaimana kalau lamaranku ditolak? Meski aku serius ingin menikahi Sungmin tapi kalau Imo tidak percaya lagi padaku bagaimana?

***

Aku sudah siapkan cincin yang kupesan dari Swarovski. Aku genggam kotak cincin dengan nerves, duduk dalam mobil di ujung blok. Jantungku berdebar.

Apa imo akan memberikan persetujuan? Aku tidak memberitahu Sungmin soal ini, entah apa dia akan shock atau bahagia?

___________________

Masih belum bisa tamat.... next chapter must be end. Udah ada judulnya. Judulnya 'perpisahan', juga masih ditambah epilog cerita. Semoga kalian ga minta sequel ==", karena ini aja udah panjang banget :D

Continue Reading

You'll Also Like

124K 9.8K 87
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
452K 45.7K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
393K 4.2K 84
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
23.7K 1.8K 10
Di suatu malam, saat turun hujan, Alfred menyelamatkan seorang gelandangan yang dikeroyok oleh berandalan setempat. Tapi setelah ditolong, gelandanga...