Baby Sitter In Love ✔

By kurangaqua

307K 6.6K 194

Kekayaan dan ketampanan diluar batas membuatnya lupa diri. Hidupnya yang serba sempurna membuat dia masuk ked... More

Prolog
Bagian 1
Bagian 2
Bagian 4
Bagian 5
0. Announcement

Bagian 3

14.4K 1K 19
By kurangaqua

Ali memasukan beberapa buku kedalam tas milik Prilly dengan mata yang masih berat untuk terbuka. Setelah selesai, dia melirik Prilly yang masih tertidur pulas.

Demi apapun, ini adalah hari terpagi dia bangun. Tepat saat alarm berbunyi nyaring pukul 05.00 WIB, pria itu segera membuka matanya dan menyiapkan perlengkapan sekolahnya dan Prilly. Yap! Hari ini hari pertama mereka masuk sekolah setelah libur semester. Ali menduduki kelas sebelas, sedangkan Prilly kelas sepuluh.

Ali kini berjalan kearah lemari baju Prilly. Mengambil seragam sekolah baru milik Prilly dan membawanya keluar. Berniat untuk menggosok seragam itu sekaligus seragamnya.

"Mas Ali? Mau ngapain?"Tanya Bi Darsih saat berpapasan dengan Ali ditangga.

"Ini. Mau gosok seragam saya sama Prilly, Bi"Jawab Ali sambil mengangkat sedikit dua pasang seragam yang ada ditangannya.

"Yaudah, biar bibi aja"Tawar Bi Darsih.

"Eh, gak usah Bi"Tolak Ali walaupun dia tak yakin bisa menggosok baju itu dengan mulus.

"Biar Bibi aja. Mas Ali lebih baik siapin bekalnya Non Prilly"

Ali berpikir sejenak. Bi Darsih ada benarnya. Dia bisa terlambat jika harus menggosok baju itu terlebih dahulu, karena dia juga harus menyiapkan bekal Prilly.

"Yaudah, Bi. Maaf ya ngerepotin"Ucap Ali sedikit tak enak.

Ternyata, baru tiga hari menjadi Babby Sitter Prilly sedikit sudah merubah sikapnya. Ya.. Walaupun agak terpaksa karena takut dipecat.

Sebenarnya, Ali sudah tak betah kerja seperti ini. Tapi mau bagaimana lagi, dia tak diberi pilihan.

Sambil menyiapkan bekal untuk Prilly, pria itu melamun. Membayangkan kejadian dua hari lalu saat dia menelfon sang sahabat meminta bantuan. Namun lagi-lagi dia ditimpah kesialan. Saat dia mengeluarkan suara melas meminta tolong, Brandon malah menjawab dengan kalimat yang membuat Ali naik darah.

"Bukan gue gak mau bantu. Tapi.. Loe kalah cepet. Bokap loe udah ngancem gue duluan. Sorry ya"

Dan setelah mengeluarkan kalimat itu, sambungan telefon terputus begitu saja. Tak memberi kesempatan Ali untuk bicara. Dan saat itu juga, ponselnya rusak parah karena dengan emosi yang meluber, dia membanting ponsel tak bersalah itu hingga terbelah berkeping-keping. Lalu, sedetik setelah itu dia mencak-mencak sendiri. Merasa bodoh karena menghancurkan barang mewah satu-satunya yang masih Ali punya.

.....

Ali Pov

Dengan muka yang bener-bener suntuk, gue masuk kedalem kamar Prilly. Gue ngelirik pintu kamar mandi saat telinga unyu gue ngedenger percikan air.

Tuh bocah baru mandi. Gak nyadar banget ini udah jam setengah tujuh. Setengah jam lagi bel masuk, tapi dia baru mandi? OMG! Ali gak kuat, Tuhan!!

Gue ngambil tas Prilly yang ada diatas meja. Meriksa tas itu sebentar dan gue langsung keluar kamar. Bahaya kan kalo dia keluar dari kamar mandi tapi gue masih ada dikamarnya. Duh.. Ali! Gue gak mau ngiler kayak tiga hari lalu.

"Non Prilly dimana, Mas?"Tanya Bi Darsih saat gue udah sampai di lantai dasar.

"Masih mandi, Bi"Jawab gue langsung lanjutin langkah ke arah dapur.

Gue masukin kotak bekal Prilly yang isinya adalah maha karya gue yang pertama. Sanwich pertama seorang Rendall Aliando Malvin. Dan semoga.. Ini makanan enak. Kalo enggak, bisa ditendang gue dari sini.

"Mas Ali, ini minumnya Non Prilly"

Gue nengok. Dan sumpah demi apa, mulut gue sekarang ini lagi nganga lebar banget.

Ini Bibi gak salah ngasih? Masa dia nyodorin botol minum anak kecil warna pink ditambah gambar Princess.

"Bi, yang bener aja. Masa anak SMA botol minumnya begini"Ucap gue geli.

"Non Prilly gak mau pake botol biasa, Mas"

Gue mendengus kesel. Lalu ngambil dengan kasar botol yang biasa dibawa anak TK itu.

"Kak Ali!!"Suara teriakan itu bikin gue jadi makin gak semangat.

Okay, Ali. Penderitaan loe akan dimulai saat ini juga.

"Kak Ali?"

Ini yang paling bikin gue bete. Dengan suara dia yang mirip anak TK minta permen sambil narik-narik ujung seragam gue.

"Hmm"

"Liat Prilly, Kak Ali!"

Gue nengok kearah Prilly dengan ogah-ogahan.

Tapi..

Ya Tuhan! Kenapa ini anak cantik banget pake seragam begini. Coba aja kalo dia normal, gue pasti-

Yaampun Ali! Mikir apa sih gue! Masa iya gue demen sama si Prilly. Gak mungkin banget.

"Kak!"

Gue tersentak kaget. Yaampun, ini anak bisa gak kalo ngomong pelan dikit.

"Yaudah. Kita berangkat sekarang aja"Ujar Gue sambil bawa tas Prilly dan tas gue sendiri.

***

Normal Pov.

Sebuah mobil mercy merah berhenti diarea parkir Light High School.

Ali dengan agak repot keluar dari mobil itu karena dirinya sibuk membawa dua tas yang tak bisa dibilang enteng.

"Ali! OMG! Masih ganteng aja!"

"Ali, I Miss You!"

"Akhirnya gue liat Ali!"

Ali meringis mendengar suara-suara gadis dilapangan parkir itu. Dia berpikir, apakah mereka masih tetap menggilainya jika tau status baru Ali. Baby Sitter.

Ali segera tersadar dari lamunannya, lalu berjalan kearah pintu mobil sebelah kiri. Membukakan pintu untuk Prilly.

"Astaga! Ali bawa cewe!"

"Anjir! Itu ceweknya Ali?!"

"OMG! Gue kalah cantik sama pacarnya Ali!"

Ali hanya menghela nafas pasrah mendengar pekikan-pekikan para wanita yang menggilainya itu.

Pandangannya beralih kearah Prilly yang memasang wajah polos.

"Gue anter ke kelas"

"Kak!"

Ali menggeram dalam hati saat Prilly menahan tangannya sambil bersuara dengan kesal. Pria itu tau dia salah bicara. Ralat. Sedikit.

"Kakak anter ke kelas, ya"Ujar Ali dengan suara lembut yang dibuat-buat.

Prilly mengangguk antusias lalu memeluk lengan Ali erat. Membuat Ali berjengkit kaget. Bukan hanya Ali, namun seluruh gadis yang ada di lapangan parkir itu.

Tak mau pusing dengan teriakan-teriakan histeris disitu, Ali segera meninggalkan parkiran dengan Prilly yang masih memeluk lengannya.

Saat Ali sudah sampai didepan kelas sepuluh IPA 1, dia melirik Prilly. Perempuan itu menatap Ali dengan wajah ketakutan.

"Masuk. Didalem udah ada guru"Ujar Ali pelan. Namun Prilly menggeleng kuat.

Ali menghela nafas, lalu memgetuk pintu yang terbuka itu. Membuat semua menoleh kearahnya.

"Permisi, Bu"Sapa Ali dengan senyum paksa. Karena demi apapun, dia tak pernah sama sekali tersenyum dan bersikap manis pada guru.

"Ada apa, Ali?"Tanya Bu Risa ketus. Guru itu terlihat tak menyukai Ali.

"Ini.. Saya mau nganter Prilly"

Bu Risa melirik Prilly yang masih ketakutan dibelakang tubuh Ali. Guru itu menurunkan sedikit kacamatanya untuk meneliti Prilly lebih jelas. Dan itu malah membuat Prilly semakin takut. Dia tak pernah ditatap orang seperti itu.

"Prilly?"Tanya Bu Risa sambil kembali menatap Ali.

Beberapa detik hening. Namun seketika, mata Bu Risa membulat. Dia menatap Ali tak percaya.

"Prilly... Anaknya Pak Alan William?"

Ali mengangguk.

Siapa yang tak kenal seorang Alan William. Dia adalah pengusaha yang sangat terkenal. Dan ditambah, tiga hari lalu pria itu datang dengan khusus ke sekolah untuk mendaftarkan anaknya. Itu yang membuat semua guru tahu jika Prilly adalah anak dari Alan. Alan juga sempat menceritakan latar belakang sifat Prilly.

"O-Oh. Terus kamu kenapa masih disini? Kelas kamu kan di atas"

Ali cengengesan. Dia menunjuk tangan Prilly yang masih memeluk lengannya erat.

"Ehm. Prilly, ayo masuk nak. Kita mulai belajar ya"Ajak Bu Risa seraya menarik tangan Prilly pelan. Namun Prilly menolak.

"Gak mau. Kak Ali temenin Prilly"

Dua orang itu melotot. Lalu saling pandang.

"E.. Prill. Gak bisa. Gu- maksudnya kakak juga mau belajar"Ujar Ali berusaha membujuk Prilly. Dan lagi-lagi, Prilly menolak.

"Yaudah. Kakak belajar disini juga, bareng Prilly"

"Kita beda kelas, Prill. Kak Ali kelas dua kalo Prilly kan kelas satu"

"Pokoknya temenin Prilly!"Seru Prilly dengan wajah cemberut.

Ali menghela nafas. Tampaknya hari ini dia terlalu banyak menghela nafas karena lelah dengan kelakuan Prilly.

Pria itu menatap Bu Risa yang terbengong. Bagaimana tidak. Disekolah ini Ali dikenal sebagai siswa yang bandel dan tak pernah bersikap baik, namum kali ini berbeda.

"Bu"Panggil Ali sambil menggoyahkan tangannya kedepan Bu Risa. Bu Risa tersentak.

"Yasudah. Untuk hari ini kamu tidak usah mengikuti pelajaran, Ali. Temani Prilly, tapi cukup diluar kelas"Ucap Bu Risa.

"Gimana? Gak papa ya kakak diluar kelas. Dari pada gak kakak temenin?"

Dengan terpaksa, Prilly mengangguk. Lalu berikutnya, Bu Risa menarik Prilly memasuki kelas.









Malam ☺Maaf kalo hasilnya berantakan. Dan maaf juga kalo aneh. Ini pertama kalinya aku nulis pake Point Of View tokoh dalam cerita. Maklumin aja ya kalo buruk jadinya. Semoga ini bukan produk gagal 😜😂😂

Continue Reading

You'll Also Like

45.3K 9.3K 12
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 21+ ‼️ Apa jadinya jika si berandal Jasper Ryker yang dijuluki sebagai raja jalanan, tiap malam selalu ugal-ugalan dan babak...
61.2K 5.5K 47
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
194K 9.5K 31
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
74K 7.2K 20
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG