Hank (D)over Jr (Seri Dover F...

Arthemis14 által

723K 66.1K 2.8K

Sudah tujuh tahun lamanya Hank Jr akhirnya kembali kekota kelahirannya dan berharap bertemu dengan orang tua... Több

1
2
3
4
5
6
7
8 (pilihan ke 1)
8 (pilihan ke 2)
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
EXTRA PART

30

8.3K 738 38
Arthemis14 által

Catty menjerit dan menjerit hingga tenggorokannya sakit saat melihat apa yang dilakukan oleh Benyamin di depannya.

"Kau sudah berjanji, Ben. Kau sudah berjanji." Jerit Catty, membuat Ben memejamkan matanya dengan kesal sebelum berbalik pada Catty.

"Percayalah, Manis, aku tahu aku sudah berjanji, karena itu aku belum membunuhnya." Bentak Benyamin menunjuk pada Junior yang tergantung dengan tangan terentang terantai di dinding dan kepala tertunduk lemah. Keringat menetes dari ujung-ujung rambutnya dan kakinya tertekuk lemah seolah untuk menopang berat badannya sendiri sudah melampaui batas. Kini Junior sudah tidak mengenakan pakaian lagi dan hanya tersisa celana boxer hitamnya, yang menunjukkan luka memar dan jahitan yang menyisakan darah kering di bahunya.

Catty mencengkeram jeruji besi pintu sel itu untuk menahan guncangan tubuhnya yang nyeri melihat tubuh Junior yang bernapas berat seolah menahan rasa sakit di sekujur badannya, namun tidak berhasil mengangkat kepalanya untuk menatap Catty.

"Kau akan membunuhnya jika terus menerus menyiksanya, Berengsek."

Benyamin mendengus menahan tawanya saat mendekat pada Junior dan menepuk pipinya dengan keras, "dan mungkin dia memang pantas mati." Lalu kembali berpaling pada Catty, "kau tahu apa yang membuatku sangat kesal padanya?"

Catty menatap tajam pada Benyamin dan menolak untuk menangis, "kau tidak butuh alasan untuk menyiksa seseorang karena kau memang seperti itu. Kau selalu menjadi pria kejam. Seperti ayahmu." Kata Catty dingin, membuat rahang Benyamin mengeras sebelum berpaling dengan cepat dan mencengkeram bahu Junior tepat di tempat luka jahitannya terbuka. Catty merosot ke lantai dengan lemah seolah hancur saat Junior menjerit kesakitan. "Aku minta maaf. Maaf. Maafkan aku, Ben. Aku akan menutup mulutku. Aku bersumpah." Mohon Catty membiarkan air matanya akhirnya terlepas menyesali kata-katanya justru membuat Junior semakin di siksa tanpa ampun.

Benyamin mengibaskan tangannya yang tertutup darah, sebelum mengelap pada celananya. "Kau seharusnya tahu untuk tidak membuatku semakin kesal." Dan membuat Catty mengangguk patuh saat Benyamin memutuskan untuk keluar dari dalam sel. Berdiri di depan Catty yang menggigil, sebelum melemparkan sebuah benda kecil ke depan Catty, "dia membawa alat pelacak kemari, dan aku ingin kau jujur padaku untuk apa?"

Catty menatap benda kecil itu dengan ngeri sebelum berpaling pada Junior yang tetap menunduk di balik rambutnya, lalu mendongak pada Benyamin, "aku... aku tidak tahu."

"Dan aku akan meledakkan otaknya jika sampai besok kau tidak tahu kenapa dia membawa alat pelacak. Untuk siapa dia bekerja, dan siapa yang dia tuntun untuk kemari." Ancam Benyamin sebelum berderap untuk keluar dari dalam ruangan bawah tanah itu dengan kesal.

Benyamin sangat kesal karena penolakan Catherine bahkan saat Catherine sudah mendengar masa lalunya yang menyebalkan. Membahas itu dan membandingkan dirinya dengan ayahnya adalah langkah yang salah. Benyamin merasa dirinya tidak sekejam ayahnya karena saat Loki ingin berhenti bekerja dengan Benyamin, maka Benyamin membebaskan Loki tanpa membunuhnya seperti yang selalu di lakukan oleh ayahnya. Benyamin tahu Loki akan menerima hukuman yang sangat berat jika membocorkan lokasi Benyamin, dan Loki juga tahu akan konsekuensi itu jika mengkhianati Benyamin.

Benyamin membanting pintu ruang kontrol cctv dengan kesal, "terus pantau mereka berdua dan laporkan padaku apapun yang mencurigakan." Lalu berbalik pada meja yang memonitor cctv di sekitar gedung, "dan kau. Laporkan padaku jika ada mobil dengan plat yang sama, mondar-mandir di sekitar gedung, atau mungkin mobil polisi." Perintah Benyamin dan membuat dua anak buahnya mengangguk patuh.

"Oke, Bos."

Benyamin memijit batang hidungnya pelan saat sentakan rasa kesal membuatnya pusing, "siapa yang dibawa oleh bajingan sialan itu?"

***

"Kau bisa melakukannya?"

Wanita itu mengangguk dan menurunkan pistolnya, "cukup menyenangkan jika pelurunya bersarang di tempat yang tepat." Lalu berputar untuk menatap pria di belakangnya, "tapi kenapa kita harus melakukan ini?"

Pria itu mengendik tak acuh, "tentu saja untuk kebaikan kita berdua. Kita akan punya banyak sekali uang untuk memulai hidup baru," dan menyeringai, "kau suka hidup baru?"

Wanita itu mengangguk dan tersenyum manis, "aku suka melakukan apapun jika bersamamu."

"Yeah. Kau akan menyukainya juga kali ini." Bisik pria itu dengan mendekat dan mengambil pistol dari tangan wanita itu untuk meletakkannya di atas meja, sebelum memeluk wanita itu dengan mesra, dari belakang untuk menjilat telinga wanita itu. Wanita itu menggeliat di tubuhnya dengan liar saat getaran gairah membutakan matanya.

"Aku mohon..." Rengek wanita itu saat pria itu menangkup payudaranya dan meremas pelan.

"Kau suka?"

"Oh, yeah... kau tahu aku suka." Desah wanita itu dan membuat tubuh pria itu mengeras saat menekan bokong wanita itu.

Pria itu terkekeh saat wanita itu meraba tubuhnya yang berdenyut, "dasar, Wanita Jalang." Hina pria itu, dan tahu wanita itu suka saat dirinya mencemooh saat mereka bercinta, yang justru membuat wanita itu semakin bergairah. Pria itu mengangkat rok mini yang dikenakan wanita itu dan memukul bokong kenyalnya dengan keras, membuat wanita itu memekik sebelum mengerang senang.

Pria itu mendorong wanita itu untuk menelungkup di atas sofa, sebelum menyatukan tubuh mereka dengan keras dan kasar, membuat mereka mengerang bersamaan.

Pria itu tahu apa yang harus di lakukan untuk memanfaatkan wanita yang kini ditidurinya ini, dan menidurinya termasuk langkah yang harus di lakukan, selain menguntungkan dirinya sendiri juga akan menjadi bagian dari kebohongan yang coba ditampilkannya agar wanita itu percaya bahwa pria itu menginginkan wanita itu.

Mereka bergelung di atas sofa setelah mencapi pelepasan yang memuaskan kedua belah pihak, sebelum wanita itu beranjak dari sofa dengan kembali merapikan gaunnya.

"Aku harus pulang."

Pria itu mengangguk dan mengedip, "jadi kita sudah sepakat untuk semua ini?"

"Akan aku pikirkan."

***

Savage menelepon kembali ponsel Gabby dan mendengus kesal saat panggilannya dialihkan ke kotak suara. Lalu mencoba menghubungi ponsel Clarysta, namun mendapatkan hal serupa pada ponsel Clarysta.

"Aku tidak bisa tersambung pada ponsel Gabby atau Clarysta. Sebenarnya mereka kemana?" Keluhnya Savage menatap pada Hank.

Hank berpaling menatap Savage dan memasang wajah datar, "Gabby bilang akan pulang sebentar dan Clarysta sedang berbelanja bahan makanan. Kenapa kau ingin sekali tahu dimana mereka?"

Savage mengendik tak acuh, "hanya kebiasaan. Kau tahu. Aku selalu memiliki jiwa itu."

"Apa?"

"Melindungi para wanita." membuat Hank serta Yves dan Noah tergelak keras hingga Yves hampir saja membuat kursinya sendiri terjengkang.

"Kenapa kau tidak jujur saja?" Olok Noah pada Savage dan membuat Savage memelototi Noah saat Noah menatap pada Hank.

"Jujur soal apa?" Tanya suara feminin dari pintu perpustakaan, membuat para pria berpaling dan melongo saat melihat Clarysta dengan rok mini hitamnya melangkah masuk untuk kemudian mengenyakkan bokong seksinya di kursi samping Savage yang tersedak saat menelan ludanya sendiri.

"Kau dari mana saja? Tidak biasanya kau berpakaian seperti itu." Tanya Hank, membuat Clarysta memuntir rambutnya dengan gaya manja.

"Apa aku terlihat meyakinkan? Aku berencana akan pergi dengan Gabby ke kelab tempat Benyamin."

"Dan rencana siapa itu? Kenapa kami tidak ada yang tahu?" Tanya Savage setelah pulih dari rasa syoknya.

"Aku." Jawab Gabby. Masuk kedalam perpustakaan dengan gaun hitam mininya dan membuat Yves serta Noah kini yang tersedak.

Hank mendengus melihat penampilan mereka berdua, "dan tidak ada yang memberitahu kami soal ini. Ada apa dengan kalian berdua?" Lalu menunjuk pada baju mini mereka, "kalian terlihat seperti..."

"Wanita jalang." Jawab Clarysta dan Gabby bersamaan.

"Aku mau bilang, wanita yang menyerahkan diri untuk diculik dan dijadikan wanita penghibur." Koreksi Hank membuat mereka berdua memutar mata mereka seolah tidak percaya.

Clarysta berdiri dari duduknya dan menggandeng lengan Gabby, sebelum mereka melambaikan tangan pada para pria, "kami pergi dulu. Mungkin kami akan pulang sangat larut karena kami akan bersenang-senang."

"Dan kenapa tidak ada alat pelacak di tubuh kalian?" Protes Noah.

"Oh, ayolah. Kalian lebih dari tahu dimana kami berada. Lagipula kami akan pergi bersenang-senang dan bukan kesana untuk melakukan sesuatu yang berbahaya." Jelas Gabby sebelum mereka meninggalkan perpuatakaan dan memeriksa senjata yang sudah terekat kuat di bawah jok mobil mereka.

Para pria berpandangan dengan tegang, "kenapa aku punya firasat tidak enak?" Kata Savage.

"Itu karena kau punya jiwa itu." Jawab Yves.

"Melindungi para wanita." Sambung Hank dan membuat mereka tergelak walaupun mereka semua tahu ada yang akan mengacaukan rencana pembebasan mereka. Perasaan itu terlalu kuat untuk diabaikan, tapi menjadi panik tidak akan ada gunanya.

Akan ada seorang pengkhianat.

Olvasás folytatása

You'll Also Like

1M 91.2K 40
✫ 𝐁𝐨𝐨𝐤 𝐎𝐧𝐞 𝐈𝐧 𝐑𝐚𝐭𝐡𝐨𝐫𝐞 𝐆𝐞𝐧'𝐬 𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐒𝐚𝐠𝐚 𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 ⁎⁎⁎⁎⁎⁎⁎⁎⁎⁎⁎ She is shy He is outspoken She is clumsy He is graceful...
1.3M 31.4K 46
When young Diovanna is framed for something she didn't do and is sent off to a "boarding school" she feels abandoned and betrayed. But one thing was...
1.1M 29K 41
While moonlighting as a stripper, Emery Jones' mundane life takes a twisted and seductive turn when she finds herself relentlessly pursued by reclusi...
3.9M 246K 100
What will happen when an innocent girl gets trapped in the clutches of a devil mafia? This is the story of Rishabh and Anokhi. Anokhi's life is as...