30

8.3K 738 38
                                    

Catty menjerit dan menjerit hingga tenggorokannya sakit saat melihat apa yang dilakukan oleh Benyamin di depannya.

"Kau sudah berjanji, Ben. Kau sudah berjanji." Jerit Catty, membuat Ben memejamkan matanya dengan kesal sebelum berbalik pada Catty.

"Percayalah, Manis, aku tahu aku sudah berjanji, karena itu aku belum membunuhnya." Bentak Benyamin menunjuk pada Junior yang tergantung dengan tangan terentang terantai di dinding dan kepala tertunduk lemah. Keringat menetes dari ujung-ujung rambutnya dan kakinya tertekuk lemah seolah untuk menopang berat badannya sendiri sudah melampaui batas. Kini Junior sudah tidak mengenakan pakaian lagi dan hanya tersisa celana boxer hitamnya, yang menunjukkan luka memar dan jahitan yang menyisakan darah kering di bahunya.

Catty mencengkeram jeruji besi pintu sel itu untuk menahan guncangan tubuhnya yang nyeri melihat tubuh Junior yang bernapas berat seolah menahan rasa sakit di sekujur badannya, namun tidak berhasil mengangkat kepalanya untuk menatap Catty.

"Kau akan membunuhnya jika terus menerus menyiksanya, Berengsek."

Benyamin mendengus menahan tawanya saat mendekat pada Junior dan menepuk pipinya dengan keras, "dan mungkin dia memang pantas mati." Lalu kembali berpaling pada Catty, "kau tahu apa yang membuatku sangat kesal padanya?"

Catty menatap tajam pada Benyamin dan menolak untuk menangis, "kau tidak butuh alasan untuk menyiksa seseorang karena kau memang seperti itu. Kau selalu menjadi pria kejam. Seperti ayahmu." Kata Catty dingin, membuat rahang Benyamin mengeras sebelum berpaling dengan cepat dan mencengkeram bahu Junior tepat di tempat luka jahitannya terbuka. Catty merosot ke lantai dengan lemah seolah hancur saat Junior menjerit kesakitan. "Aku minta maaf. Maaf. Maafkan aku, Ben. Aku akan menutup mulutku. Aku bersumpah." Mohon Catty membiarkan air matanya akhirnya terlepas menyesali kata-katanya justru membuat Junior semakin di siksa tanpa ampun.

Benyamin mengibaskan tangannya yang tertutup darah, sebelum mengelap pada celananya. "Kau seharusnya tahu untuk tidak membuatku semakin kesal." Dan membuat Catty mengangguk patuh saat Benyamin memutuskan untuk keluar dari dalam sel. Berdiri di depan Catty yang menggigil, sebelum melemparkan sebuah benda kecil ke depan Catty, "dia membawa alat pelacak kemari, dan aku ingin kau jujur padaku untuk apa?"

Catty menatap benda kecil itu dengan ngeri sebelum berpaling pada Junior yang tetap menunduk di balik rambutnya, lalu mendongak pada Benyamin, "aku... aku tidak tahu."

"Dan aku akan meledakkan otaknya jika sampai besok kau tidak tahu kenapa dia membawa alat pelacak. Untuk siapa dia bekerja, dan siapa yang dia tuntun untuk kemari." Ancam Benyamin sebelum berderap untuk keluar dari dalam ruangan bawah tanah itu dengan kesal.

Benyamin sangat kesal karena penolakan Catherine bahkan saat Catherine sudah mendengar masa lalunya yang menyebalkan. Membahas itu dan membandingkan dirinya dengan ayahnya adalah langkah yang salah. Benyamin merasa dirinya tidak sekejam ayahnya karena saat Loki ingin berhenti bekerja dengan Benyamin, maka Benyamin membebaskan Loki tanpa membunuhnya seperti yang selalu di lakukan oleh ayahnya. Benyamin tahu Loki akan menerima hukuman yang sangat berat jika membocorkan lokasi Benyamin, dan Loki juga tahu akan konsekuensi itu jika mengkhianati Benyamin.

Benyamin membanting pintu ruang kontrol cctv dengan kesal, "terus pantau mereka berdua dan laporkan padaku apapun yang mencurigakan." Lalu berbalik pada meja yang memonitor cctv di sekitar gedung, "dan kau. Laporkan padaku jika ada mobil dengan plat yang sama, mondar-mandir di sekitar gedung, atau mungkin mobil polisi." Perintah Benyamin dan membuat dua anak buahnya mengangguk patuh.

"Oke, Bos."

Benyamin memijit batang hidungnya pelan saat sentakan rasa kesal membuatnya pusing, "siapa yang dibawa oleh bajingan sialan itu?"

Hank (D)over Jr (Seri Dover Family 2)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant