Mengukir Kenangan

By Pahlawanpenakut

61.2K 2.6K 449

Kertas, Pena, & juga Rindu. Mana yang harus kutumpahkan lebih dulu? Tinta atau air mata. More

2# : Hujan
3# : Merelakan(mu)
4# : Perihal Menunggu.
5# : Hujan reda
6# : Tanda tanya?
7# : Perasaan
Tulisan ke 7 : Hujan penantian
Tulisan ke 8 : Aku [pernah] Ingin Diinginkan
10# : Rindu
11# Mengulang Rasa
12# Hujan Yang Sama
13# Cinta dalm diam.
13# Cinta adalah ketidak pastian
#14 Tanda tanya
15# Menemukanmu

1# : Pengagum Rahasia

14.2K 533 125
By Pahlawanpenakut

Bab 1

-Dalam diam mengagumimu-

Menginginkan seseorang, yang tidak mungkin untuk dimiliki. Cinta terlalu buta untuk melihat sebuah ketidak mungkinan.

*

Ada yang masih kulakukan secara sembunyi-sembunyi. Ada yang sedang mengharapkan sesuatu yang ketiadaannya masih sanggup dimengerti.

Ada sewujud doa yang kuungkap setiap mengawali pagi, untuk ia yang belum juga tahu tentang apa yang kulakukan setiap hari, di sini.

Ada yang kesulitan mengatur debar napas, seusai segaris bibirmu mengembang bebas. Sebutlah aku pengaggummu.

Entah sampai kapan aku hanya sebagai sosok transparan yang memelukmu dengan doa dan harapan. Entah sampai kapan rasa ini tak terutarakan.

Entah sampai kapan aku harus
menyimpan perasaan yang tak beralaskan alasan. Rasanya dengan ketidak tahuanmu tentang pengetahuanku tentangmu lebih baik untuk sementara waktu.

Bukannya aku tidak sedang mengharapkan akan sebuah temu perasaan, namun hanya berusaha memaklumi segala keterbatasan keterbatasan yang ada.

Bukan aku tidak ingin turut dirindukan, namun hanya menghindari hati ini dari kemungkinan dikecewakan.

Karena hanya dengan melihatmu, sepertinya sudah cukup untuk membantu menenangkan tumpukan rindu yang sudah sejak lama menunggu.

Mungkin seluruh penjuru pikirmu meragu tentang seberapa besar perasaanku, tapi sungguh ini bukan sebatas rasa penasaranku.

Mungkin menurutmu aku pengecut, tapi waktu yang tepat hanya belum menjemput.

*

Dari sisi yang sama sekali tidak terlihat, aku senang memandangimu sebagai suatu ciptaan yang sejak awal sudah indah terpahat.

Biarkan aku mengagumimu sekuat yang aku mampu, biarkan aku mengagumimu selama yang aku mungkin.

Tak perlu pedulikan sebesar apa rasa yang semestinya kau balas. Tak perlu, acuhkan saja. karna bagiku, memandangimu saja mampu membuatku puas.

Nampaknya aku terlalu malu menunjukkan perbuatanku akan perasaan ini. Mungkin aku takut ketika suatu waktu kamu tahu, lalu seluruh perasaanku terhenti karena kamu berlalu. Menunggu hanya satu-satunya aksi statis yang menurutku begitu manis.

Aku mungkin hanya terlalu siap untuk menerima bahwa kita bukanlah untuk menjadi nyata. Maka aku akan sembunyikan rasa yang ada selama yang aku bisa.

Meski memang selalu ada keinginan semoga kita diciptakan untuk saling menemukan, namun aku sadar tak perlu berharap pada sebuah ketidakmungkinan.

Untuk rindu-rindu yang akhirnya berlarian menujumu saat tatap mata kita bertemu, aku menyelipkan sekecil doa di situ.

*

Aku mengagumimu tanpa suara, mungkin dalam menenangkan rindu harus dengan cara yang sama.

Meski tanpa isi hati yang bersuara, aku bukannya seorang penipu rasa. Tapi mungkin aku telah dihadiahi porsi mengagumi dengan cara tersembunyi.

Mungkin cinta lebih baik tersimpan dibalik saku Tuhan, hati yang semakin jatuh perlahan dan kamu yang dipenuhi ketidaktahuan.

Jangan pernah berpikir bahwa aku lelah dengan cerita rahasia ini, karena sungguh aku menikmati peran ini. Mengagumi adalah hal yang masih bisa kulakukan. Tak ingin bicara soal ketetapan, tapi selama bahagia masih berdatangan seluruh cerita tinggal Tuhan yang melanjutkan.

Semoga, pengaggum rahasia ini diperbolehkan bahagia saat Tuhan menghadiahi "kita".

*

Namun kini, Aku ingin istirahat mengingatmu, tapi kepalaku sayangnya sudah jadi kamar tidurmu jauh sebelum aku mengenal namamu.


jangan pernah berpikir bahwa aku lelah dengan cerita rahasia ini, karena sungguh aku menikmati peran ini. Barangkali kamu tak menyadari betapa aku memperhatikanmu.

Kau memang tak perlu tahu. Cukuplah kupastikan hidupmu mulus berjalan dan tak kekurangan. Hanya memandangmu dari jauh pun, aku tak pernah keberatan.

Kadang aku heran, apakah cinta memang selalu segila ini? Pikiranku seperti pohon natal yang bercabang. Di setiap ujung tangkainya, kau lah yang jadi muara penantian panjang.


Kuakui. Sesekali pikiranku melayang begitu saja ke suatu tempat yang kuharap bisa dinamai "Kita".

Orang bilang pengharapan adalah sumber sakit hati yang paling tak terelakkan.

Namun kini, kau telah menjadi sebuah harapan(hope), harapan yang selalu menjadi semoga- semoga, yang aku semogakan kepada Tuhan.

Dan aku, adalah orang keras kepala yang rela pasang badan untuk menerima sakit yang kelak berdatangan. Jujur, aku seringembayangkan bagaimana rasanya jika kelak kita bisa bersama.

Menyatukan 2 ke-aku-an kita jadi satu "kita" yang tak terpisah spasi dan jeda. Sesekali aku suka mengamatimu tanpa kau sadar.

Andai, aku berani kesisimu. Menemani jenuhmu yang mungkin saja tiba-tiba menyerang.

Jika saja aku bisa menemanimu makan siang. Akan kupilihkan menu makanan yang wajib mengandung sayuran. Sembari makan, kita bisa banyak berbincang.

bercerita maupun membahas tentang sesuatu hal yang mengasikan. Aku akan mendengarkan, sembari sesekali menimpali dan memberi candaan.

Saat lelah dengan topik serius, kita bisa bertukar cerita soal film dan lagu yang kini jadi bahan pembicaraan. Apapun
topik yang kau bawa ke meja perbincangan, aku akan dengan senang hati mendengarkan.

Jika "kita" itu memang ada. Kuharap, langkah yang kuambil saat ini memang mengarah ke
sana. Kau memang selalu mengisi pikiranku.

Aku ingin melakukan ini dan itu. Tapi pada akhirnya jalan terbaik menurutku adalah diam, mengamatimu, sembari terus membawa namamu dalam dawai-dawai doa nan bisu.

*


Mengenalmu adalah hal yang tak bisa kuelakkan dalam hidupku. Aku yakin ada kekuatan Maha Besar yang telah mengatur pertemuan kita didalam catatan rahasiaNya.

Mungkin kau tak tau, kau adalah sumber inspirasi terbesarku, sosokmu adalah wajah yang terbayang di ufuk mataku ketika alfabet berlalu lalang dengan gamang di alam pikiranku.

Entah asap dupa apa yang telah kau tiupkan hingga tak mampu lagi kugantikan sosok lain sebagai sumber inspirasiku dalam merangkai kata.

Tapi aku terlalu malu untuk mengejawantahkan isi hatiku, perasaan perasaanku hanya meresap menjadi alunan kata dan nada yang teronggok di file rahasia dalam memoriku.

Semua kusimpan rapat rapat, sesenyap ufuk senja saat malam datang menjemput.

Saat ini, cukuplah aku menghidupkanmu dalam mimpi mimpiku, dalam pengharapan-pengharapanku, yang nyata walau tampak sekilas fana, bahwa semua akan terjadi tepat pada waktunya.

Semua akan dipersandingkan
sesuai catatan rahasiaNya. Hingga semua pengharapanku tak lagi berkalang semu di matamu Maka biar aku menjaga rinduku, biar aku menjadikanmu inspirasi dalam tiap nada dan alfabetku.

Biar rindu rinduku tumbuh sendiri bagai perdu di tengah hutan, yang subur tanpa pupuk pupuk dusta.

Sampai suatu saat, Tuhan menunjukkanmu perasaan yang selama ini kusimpan dalam diam.

7

Menyayangimu tanpa pernah
mengungkapkannya membuatku tahu:

cinta yang paling baik adalah cinta yang tetap sederhana, Bersama atau tidaknya kita nanti, kau tetap perlu tahu. Kehadiranmu tak pernah kusesali.

Keberadaanmu mengajarkanku banyak hal yang harus kusyukuri Sebagai manusia biasa, tentu aku ingin kita bisa bersama. Sudah terbayangkann betapa menyenangkannya hari-hari waktu kamu selalu bisa ditemukan di sisi.

Tapi jika pun rencana dan harapan itu tak terwujud, keberadaanmu tak pernah kusesali.

Kau mengajarkanku bahwa cinta adalah perkara memberi. Menjadi sebaik-baik pribadi, tanpa perlu khawatir apakah kasih yang sebesar itu akan kembali.

Kehadiranmu membuatku percaya. Bahwa cinta selalu berada di bawah tanganNya yang paling
kuasa.

Beberapa hal perlu diusahakan, termasuk kamu. namun hasil akhirnya hanya butuh diserahkan pada semesta.

Mencintaimu dalam diam sekian lama membuat mataku terbuka: begitu banyak bentuk usaha yang bisa dilakukan di luar merayu dan mengobral janji manis belaka.

Terima kasih, sudah pernah ada. Terima kasih atas pelajaran yang kau bawa tanpa harus mencekokiku dengan ceramah yang berentet panjangnya.

Jika kelak kita bersatu, tak perlu kau khawatir. Kau mendapatkanku, orang yang selama ini dalam diam terus mendoakan berbagai kebaikan untukmu.

Namun jika takdir kita memang bukan jadi satu, kau pun harus camkan ini dalam kepalamu.

Doa-doa itu tak pernah hilang.
Apapun yang terjadi, kamu tak akan kehilangan seorang pemohon kebaikan yang handal.

Selamat melanjutkan perjalanan. Semoga kelak kita bertemu di satu persimpangan yang memang telah tertakdirkan.

Depok, 22|11|2016.

Continue Reading

You'll Also Like

216K 12.8K 41
Judul sebelumnya: mengejar cinta-Nya Sudah terbit di penerbit Teori Kata cerita ini murni pikiran saya sendiri,biasakan follow sebelum membaca ** seb...
1K 108 7
Menceritakan Dua sahabat yang bekerja sebagai Idol JKT48 . Perjalanan mereka selama ini baik baik saja , Tapi Di pertengahan Ada masalah dari Antara...
2.2K 291 36
Tak pernah Kinara bayangkan ia akan menjadi seorang istri dari orang seaneh Leon sekaligus agen rahasianya. Meski pernikahan mereka hanya berlandask...
699K 7.6K 91
Setiap cerita akan menjadi kenangan