Aliando Prilly - Fanfic Onesh...

Por diaryzizi

249K 13.1K 255

Semua berasal dri khayalan dan juga dari baca2an story, maaf klu msalnya ada kesamaan cerita dan sbgainya tpi... Mais

My Valentine Day - Short Story
Secret Love ~ Fanfic OneShot
The Promise of Love - Fanfic Oneshot
Rindu - Fanfic Oneshot
Sentimentil ~ Fanfic Oneshot
Sentimentil 2 - Fanfic Oneshot
Bahagia ~ Fanfic Oneshot
Love Story - Fanfic Oneshot
Happiness~ Fanfic Oneshot
Happiness 2 - Fanfic Oneshot
The Day ~ Fanfic Oneshot
Mine ~ Fanfic Oneshot
Konser - Fanfic Oneshot
Boring ~ Fanfic Oneshot
Don't Say Goodbye - Fanfic Oneshot
Baper ~ Fanfic Oneshot
Dedek Gemas ~ Fanfic Oneshoot
Black for Love - Fanfic Oneshoot
Wrong? ~ Fanfic Oneshot
Prilly B'day ~ Fanfic Oneshoot
Super Late Birthday! ~ Fanfic Oneshot
Miss You ~ Fanfic Oneshoot
Surprise! ~ Fanfic Oneshot
Bioskop ~ Fanfic Oneshot
Friend, Foe or what? ~ Fanfic Oneshot
Gossip ~ Fanfic Oneshot
Insiden ~ Fanfic Oneshot
Premiere ~ Fanfic Oneshot
Fine ~ Fanfic Oneshot
Pengumuman~~
Attention Please~

Liburan~ Fanfic Oneshot

6.9K 361 3
Por diaryzizi

Hi, makasih-makasih, udah buat cerita ini jadi reading list kalian. senang banget banyak dari kalian membaca cerita gaje aku. hehehe. tapi aku juga lebih senang kalian juga ikut berkomentar dan tidak hanya vote. itu benar-benar membantu aku sebagai penuli abal-abal bisa memperbaiki gaya penulisan aku yang masih berantakan. dan satu lagi! kalian juga ga harus berkomentar tentang cerita aku tapi bisa juga memberikan aku ide cerita. hehehe.

dan hp aku rusak jadinya dari kemarin cerita yang aku ini sempat berantakan dan awalnya ga sependek ini, ide aku hilang tenggelam dan tak ditemukan lagi karena kejadian hp ku rusak. hahaha. dan judulnya juga bukan itu. itu sebenarnya mau bilang akunya yang liburan. bukan fanfic tentang liburan. hahaha #apasihgajelasbanget.

o,iya! buat kalian yang merayakan. Selamat Lebaran ya! maaf baru ngucapain, dan mohon maaf lahir dan batin ya kalau misalnya aku punya sama kalian-kalian semua. hahaha.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Aku tidak sepintar dirimu membuat puisi, juga tidak pandai membuat sajak indah, tapi aku bisa membuat sebuah kisah cinta dan kaulah yang menjadi pemeran utamanya, dan hingga kamu saja yang menjadi pemeran utama satu-satunya dan tidak akan tergantikan. Jadi, jangan lupakan aku!
- Ali-

Apakah aku bisa melupakanmu? jika angin saja terus membawa aroma tubuhmu dan suara burung dilangit selalu membisikkan kalimat untuk terus bersamamu.
- Prilly -

~  Zizi ~

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Seseorang gadis sedang asik dengan kegiatan paginya hari ini. Dia adalah Prilly. Siapa yang tak kenal dia, aktris yang sedang digandrungi anak remaja sekarang. Ia sibuk membantu mamanya di rumah untuk merayakan hari lebaran yang jatuh pada tanggal 6 Juli ini.

"Pril, bantuin mama bentar,nak," teriak mamanya dari bawah.

"Iya, Ma, bentar ily lagi ambil baju," teriak Prilly balik.

Prilly berlari turun, setelah selesai menggunakan dress yang ia beli bersama dengan mamanya kemarin.

"Mama," teriak Prilly sambil memeluk mamanya sayang.

"Prilly, kamu ngangetin aja, nih bantuin mama bawa ke mobil, bentar lagi kita ke rumah oma," ucap Mama Prilly.

"Sip bu, laksanakan!" ucap Prilly langsung berlari keluar membawa beberapa barang di atas meja makannya.

"Jangan lari, sayang!" teriak Mama Prilly sekali lagi, ia takut anaknya terjatuh karena kecerobohannya anaknya sendiri.

Prilly yang tadinya berlari langsung memelankan langkahnya sepelan mungkin agar mamanya tidak marah pagi-pagi begini. Ia berjalan cepat keluar melihat Papa dan Adiknya sibuk di teras rumah memasukkan barang ke dalam mobil.

"Pa, ini," ucap Prilly menyerahkan barang yang ia bawa tadi.

"Yaelah, kak, apa susahnya sih, masuk mobil habis itu ditaruh," ucap Raja kesal.

"Ish, apa sih lo, Ja, baru sembuh malah nyebelin banget," ucap Prilly kesal sambil menjulurkan lidahnya.

"Udah, udah, kalian pagi-pagi malah berantem, kemarin aja ngepost foto sayang-sayang gitu,"ucap Papa Prilly menyindir kedua anaknya.

"Itu sih Raja,Pa, ga mau ngaku kalau dia sayang sama Prilly," ucap Prilly sombong.

"Pas lo ngomong tadi, gue langsung pengen hapus tuh foto sekarang," bohong Raja untuk membuat sang kakak kesal.

"Ih, pencitraan dasar!"

"Ih, kok gue, lo noh!" marah Raja balik.

"Udah, ayo naik mobil, kita mau ke rumah opa nih," ucap Mama Prilly yang baru datang melerai kedua anaknya yang berantem jika bertemu tapi saling cari kalau salah satunya tak ada.

***

Prilly memasuki rumah kediaman opa omanya dengan bahagianya ia masuk dan berteriak membuat sedikit keributan di sana. Dan sudah ada beberapa wartawan yang stay di depan rumah tersebut. Wartawan tersebut datang untuk meliput kemeriahan lebaran keluarga Prilly.

"Oma," teriak Prilly menghambur ke pelukan omanya.

"Mohon maaf lahir dan batin ya, oma, maaf kalau Prilly ada salah," ucap Prilly.

"Iya sayang, apapun selalu oma maafkan."

"Eh, cucu kesayangan oma ga bawa gandengannya," goda Oma Prilly. Siapa yang tak tahu maksudnya oma Prilly yang jelas sahabat yang selalu setia dikaitkan dengan dirinya. Aliando.

"Ih, oma, entar ya, oma maunya mau aja atau mau banget," tawa Prilly pecah mendengar ucapannya sendiri.

"Oma mau banget, oma tunggu loh, oma kangen sama Digo," ucap Oma Prilly lagi.

"Ehm, gimana ya oma, ntar ya aku teleponin Digo dulu kali aja mau datang, eh, ga deh jangan, ada wartawan," ucap Prilly semakin kecil dan diakhiri dengan tawa bahagianya.

"Opa, mohon maaf lahir dan batin ya," ucap Prilly yang melihat Opanya mendekat kemudian memeluk.

"Cerita apa sama oma, bahagia banget?" tanya Opa Prilly mengelus kepala Prilly sayang.

"Ehm, opa mau dengar gosip juga, jangan opa, ga baik," ucap Prilly sedangkan omanya menggeleng sambil tertawa geli.

Sebelum Opa Prilly menjawab teriakan Sarah, sepupu Prilly, mengalihkan perhatian semua orang termasuk Oma dan Opanya Prilly. Prilly langsung berlari mendekati Sarah cepat.

"Ah! Kangen sumpah!" teriak Prilly saat sudah memeluk Sarah, sepupunya tersebut.

"Ck, lo mah, pura-pura kangen aja kan?"

"Ga ya, gue serius kangen sama sepupu gue yang tingginya kurang lebih sama gue," tawa Prilly.

"Dasar, gue balas lo ntar," canda Sarah.

"Bales aja kalau bisa!"

"Gue bales ya, mumpung ada wartawan nih, langsung K.O lo adanya," ucap Sarah.

"Jangan-jangan! Becanda sayang, Sarah cantik, Sarah imut," ucap Prilly cepat memegang tangan Sarah, sedangkan Sarah sudah tertawa geli dengan sepupunya itu.

Dering ponsel mengalihkan perhatian Prilly dan Sarah. Prilly segera membuka ponselnya dan langsung bisa ditebak siapa yang menghubunginya. Ali.

"Asek, udah ditelpon tuh, buru angkat!" goda Sarah saat menatap nama yang tertera.

"Siapa, siapa?" tanya sepupu Prilly yang lain saat melihat keseruan obrolan Sarah dan Prilly.

"Ih, bukan siapa-siapa, udah gue mau pergi," ucap Prilly berlalu meninggalkan sepupunya.

"Bilang aja, mau cari tempat sepi, Pril," teriak Sarah yang mendapat pelototan dari Prilly yang langsung dibalas dengan kerlingan nakalnya. Prilly segera mengangkat ponselnya sebelum deringan itu mati.

"Halo."

"Halo, Pril."

"Kamu udah di rumah oma?"

"Udah, Li, kamu?"

"Aku udah di tempat omaku juga, tapi habis itu aku mau foto studio gitu."

"Wah, seruuu!"

"Apanya yang seru, ribet nih, hari ini aku jadinya pake jas, gerah!"

"Haha, rapi Li, kapan lagi, mumpung lebaran nih."

"Iya."

"O,iya, mohon maaf lahir dan batin ya, Pril, sorry kalau aku misalnya ada salah."

"Bukannya tadi udah ucapin ya di chat?"

"Ya, sekarang yang suara, Pril."

"Nanti kalau ketemu lagi juga ucapin lagi pasti."

"Cie, ketahuan, emangnya aku mau ketemu sama kamu?"

Pipi Prilly merona menahan malu.

"Ali, kamu mah, selalu gitu!"

"Cie, pasti merah tuh pipinya udah kayak tomat."

"Ali, kamu mah, baru aja minta maaf tadi."

"Haha, iya-iya nona manis, princessnya papa Rizal otw jadi princessnya Ali."

Pipi Prilly makin merona mendengar ucapan Ali, ia menangkup kedua pipinya, sedangkan Ali tertawa dengan kencangnya yang masih bisa didengar Prilly walau tadi ia sempat menjauhkan ponselnya.

"Alii, ih, aku tutup nih."

"Ngambek, apa-apa ngambek."

"Kamu sih habisnya!"

"Ya, udah, selamat lebaran ya, aku mau berangkat dulu nih."

"Oke, hati-hati ya."

"Bye Ma Bro."

Ali tertawa, kemudian segera membalas ucapan Prilly. "Bye, Princess badut!"

Ali tertawa kembali. Prilly pasti sedang memanyunkan bibirnya mendengar ucapan terakhir Ali sebelum mengakhiri telepon tadi. Ali suka memanggil Prilly badut yang tidak disukai Prilly. Tapi entah mengapa Ali sangat menyukai menyebut Prilly badut, menurutnya Prilly bisa menghibur siapapun layaknya badut yang bisa menghibur siapa saja.

"Ali, ayo berangkat, nak."

"Iya, ma, siap!"

"Ayo, dek!"

"Mentang-mentang ada adiknya, kakaknya dicuekin ma," ucap Kaia bergelayut manja pada Mamanya.

"Cup-cup, cembokur banget sih jadi kakak, sini-sini abang peluk," ucap Ali.

"Ih, najis lo!" teriak Kaia mendorong tangan Ali yang ingin memeluknya kemudian berlindung dibelakang mamanya.

"Udah, udah, kalian itu, ini udah mau berangkat nih!"

"Tunggu, aku juga mau peluk mama, masa Kaia aja," ucap Ali memeluk Mamanya juga dengan erat. Sedangkan Gisel adiknya Ali memperhatikan keluarga kecil itu hanya satu kata yang ada dibenaknya yaitu bahagia. Ali yang melihat Gisel langsung menarik Gisel untuk mendekat dan memeluknya juga.

"Ali sayang kalian semua."

Ali tersenyum dalam pelukannya bisa kembali merayakan Hari Lebaran yang sudah ia lewati 20 kali dan kali ini lebih menyenangkan karena keluarganya berkumpul walau tak ada sosok seorang Ayah sekarang. Ia berharap ia mampu membahagiakan dan membanggakan Mamanya, Kakaknya, Adiknya, Keluarga bahkan sahabatnya.

"Udah, jangan pelukan lagi, ayo naik mobil," ucap Ali melepas pelukannya dengan senyum yang tak pernah lepas dari bibirnya.

****

Ali tersenyum di depan cermin, ia kembali menata rambutnya yang menurutnya masih belum terlihat bagus di matanya. Sesekali ia tersenyum karena akan bertemu dengan gadis yang selalu memenuhi pikirannya. Prilly, siapa lagi kalau bukan gadis cantik tersebut.

"Yaelah, mau sampe lebaran monyet kayaknya tuh rambut gitu-gitu aja, Li," suara Baja merusak mood Ali seketika.

"Berisik lo!" seru Ali menatap Baja kesal.

"Becanda kali abang, yuk, yuk, ke mobil," bujuk Baja. Gisel datang dari arah dapur, ikut menyauti sang kakak. "Bang, butek banget muka lo!"

"Ini nih, ini orang gangguin kebahagian gue mulu," ucap Ali segit.

"Idiih, haters kali gangguin kebahagian lo, gue mah bahagiain lo," ucap Baja sambil terbahak.

"Idiih, gue sehat dan masih suka sama princess gue, gue tahu, Ja, lo jones tapi jangan sampe berubah haluan gitu," ucap Ali sambil tertawa membalas Baja.

"Suek lo!"

"Udah ah! Kita ke mobil katanya mau ke tempat Kak Prilly, Gisel mau kenalan sama kakak cantik," ucap Gisel sambil menarik-narik Ali menuju mobil.

***

Ali sudah sampai di depan rumah Prilly, ia datang dengan keluarga Om Wawan, ia sengaja datang bersama Maliq, Prilly yang menyuruhnya datang membawa Maliq karena Prilly sudah sangat merindukan anak imut itu. Ia menunggu seseorang membukakan pintu untuk mereka.

"Maliq, siap ketemu Umi," tanya Ali sambil mengendong Maliq ke dalam dekapannya.

"Siap Abi!" balas Maliq tersenyum menunjukkan deretan giginya yang bolong karena pergantian gigi. Pintu terbuka menunjukkan Mama Prilly yang menyambut Ali dan lainnya.

"Eh, mantu, kirain siapa yang datang, aduh, ini juga ada Maliq."

Ali tersenyum langsung mencium tangan Mama Prilly. "Mohon maaf lahir dan batin, Ma."

"Iya sayang, ya, ayo masuk, ga enak berdiri di luar gini," ucap Mama Prilly mengarahkan mereka untuk masuk ke ruang tamu.

"O,iya, ini adik Ali lagi liburan di Jakarta, Ma," ucap Ali mengenalkan adiknya Gisel.

"Ya, ampun cantiknya," ucap Mama Prillly ramah. "Ayo duduk-duduk, Mama ambilin minum dulu ya."

"Ga usah repot-repot, Ully," ucap Mama Ali,

"Ga apa-apa," Mama Prilly segera masuk ke dalam menyiapkan minum.

"Giliran ada adiknya yang di sayang-sayang adiknya terus," ucap Kaia jutek.

"Aduh jangan iri donk," goda Ali.

"Ih, gue? Iri sama lo? Mimpi, Li!" ucap Kaia menjulurkan lidahnya pada Ali.

"Udah berantem mulu, rumah orang ini," lerai Mama Ali pada kedua anaknya tersebut. Gisel tertawa melihat kakak beradik tersebut beradu mulut.

"Kak, jangan marah sini, kalau ga ada abang yang sayang, aku aja ya," ucap Gisel sambil memeluk Kaia erat, Kaia tertawa, ia memang suka bercanda dengan Ali seperti itu yang sepertinya ditanggapi Gisel serius.

"Mama," teriak seorang gadis yang sangat Ali kenal suara orang tersebut. Iya, itu Prilly. Prilly belum mengetahui Ali dan keluarga sampai di rumahnya dengan santai Prilly berteriak di dalam rumahnya.

"Kenapa sayang teriak-teriak gitu," ucap Mama Prilly yang keluar membawa gelas-gelas.

"Itu tuh, Raja, gangguin mulu," adu Prilly. Prilly memperhatikan bawaan sang mama. "Buat siapa, Ma, banyak banget?" tanya Prilly bingung.

"Tuh lihat aja," ucap Mama Prilly menatap ke arah Ali dan keluarganya.

Prilly terdiam. Ia melihat ada Ali di sana mengendong Maliq dan juga keluarga Ali yang lain.

"Mama kok ga bilang sih," bisik Prilly malu, ia masih memakai baju rumah.

"Udah, Pril, ga usah malu, orang Ali aja santai gitu," goda Om Wawan.

Mama Prilly menghampiri sambil menaruh gelas dan duduk sambil berbincang dengan Mama Ali. Prilly tersenyum kikuk kemudian mendekati Om Wawan dan istrinya, Mama Prilly, Kaia, Baja, beberapa sepupu Ali yang ikut untuk menyalami sekaligus meminta maaf jika ada salah. Dan tidak lupa Prilly berkenalan dengan Gisel, ia sangat menyambut Gisel, menurutnya Gisel anak yang manis.

"Maliq sayang, kangen sama Umi ya," ucap Prilly menciumi Maliq yang berada digendongan Ali. Ali tertawa gemas melihat kegembiraan Maliq dan Prilly ketika bertemu.

"Gendong mau?" tanya Prilly sambil mengarahkan tangannya pada Maliq yang langsung disambut.

"Yey, gemas, gemas," ucap Prilly menciumi Maliq gemas saat sudah berada digendongannya.

"Anak gue! Aduh, jangan siksa anak gue," ucap Om Wawan.

"Siapa suruh anak om imut gini," ucap Prilly asal.

"Makanya sana buat sendiri, jadi lo siksa tuh anak lo sendiri," balas Om Wawan.

"Emangnya roti tinggal buat, pacar aja Prilly belum punya, Om," ucap Prilly lagi yang masih asik dengan Maliq.

"Oh, gitu, jadi ga ada ya, Pril," goda Baja cepat.

"Emang ga ada," balas Prilly cepat. Ali hanya tersenyum mendengar perbincangan tersebut.

"Gimana tuh, Li, lo ga diakuin tuh," ucap Om Wawan mencoba memanasi Ali.

"Ga apa-apa, Om, kita emang sahabatan kan? jodoh ga ada yang tahu, kali aja jodoh Prilly bukan Ali," ucap Ali sambil tertawa, sedangkan Prilly langsung memasang wajah kesal dan langsung pergi meninggalkan Ali dan lainnya.

"Om, ngambek tuh, tanggung jawab," ucap Ali.

"Kok jadi Om sih?"

"Baja lo nih gara-garanya!"

"Lah, jadi gue?" ucap Baja pura-pura tak mengerti.

"Cowo selalu salah ya," desah Ali langsung berjalan mengikuti Prilly, yang lain melihat hanya bisa tertawa melihat kelakuan Ali.

~

Ali datang mendekati Prilly yang bermain dengan Maliq. Ia berdehem dan hanya ditanggapi diam oleh Prilly.

"Pril, sorry!"

Ali mendesah haruskah hari terakhir bertemu dengan gadisnya sebelum ia pergi berlibur harus seperti ini? Hanya karena omongan dia yang kadang yang asal. Bukan maksud Ali mengatakan mereka tidak berjodoh. Ia tidak bisa mengatakan ya, juga tidak mengatakan tidak, ia cukup mengaminkan semua perkataan orang diluar sana yang mengatakan mereka berjodoh. Tidak ada yang tahu takdir hidup mereka akan bersama siapa bukan, ia hanya tidak ingin membuat harapan abu-abu yang tidak tahu akan berakhir bagaimana.

Prilly menurunkan Maliq, anak tersebut sudah mulai meronta ingin bermain ditempat lain dan Prilly memperingatkan Maliq berhati-hati jika ingin masuk ke dalam.

Prilly menoleh melihat Ali. Ia tersenyum melihat lelaki tampan tersebut menekuk mukanya. Ia tak marah, hal itu memang wajar jika Ali mengucapkan hal tersebut, ia saja selalu mengatakan mereka sahabat. Ya, Ali adalah sahabat hidup Prilly. Ia tak tahu bagaimana akhirnya nanti yang pasti sekarang ia menikmati semuanya dan nyaman jika ia bersama Ali. Hanya Ali, Aliando Syarief, Muhammad Ali Syarief, teman, sahabat, soulmate, saudara. Itulah Ali-nya Prilly sekarang.

Prilly mendekati dan menepuk pundak Ali, membuat ia kaget dan segera menoleh cepat. Jarak mereka yang dekat hampir membuat hidung Ali dan Prilly bersentuhan, mereka saling menatap dalam beberapa menit. Jantung mereka berdua seakan berhenti dalam beberapa saat, kemudian keduanya menoleh ke arah lain secara bersamaan.

"Sorry," ucap mereka kompak.

Mereka terdiam beberapa saat. Kemudian saling menatap beberapa kali dan tertawa bersama. Entah apa yang ditertawakan tapi membuat mereka bahagia.

"Ali, gue emang ga bakat marahan sama lo," ucap Prilly.

"Dasar," Ali menarik Prilly dan mengeteki kepalanya dan hampir membuat Prilly kehabisan nafas.

"Ali, bau tahu!" marah Prilly mendorong tubuh Ali setelah ia berhasil lepas walau dalam keadaan berantakan.

Ali terbahak kemudian memeluk gadis tersebut kembali. "Gue bakal kangen sama lo, Pril!"

"Ehm, bohong paling juga bakal sibuk di lokasi syuting sampe lupa sama aku," ucap Prilly.

"Lihat aja ya, siapa yang bakal sering hubungin, pasti aku," ucap Ali.

"Ga ya, pasti aku," ucap Prilly cepat. Prilly menyadari ucapan kemudian merona merah membuat Ali menertawakannya kembali. Ali menjebak Prilly dengan kalimatnya.

"Ketahuan ya, pasti kangen berat sama aku," ucap Ali sambil mencolek dagu Prilly. Prilly mengosok colekan Ali dengan kesal.

"Tahu ga, belum liburan aja, gosip diluar sana banyak banget, masa belum pergi aja instagram aku udah rame aja!" adu Prilly yang ditanggapi Ali dengan senyum.

"Ih, kok senyum sih!"

"Hati aku jadi melelehkan," ucap Prilly yang membuat Ali gemas mencubit kedua pipi gadis manis tersebut.

"Kamu habis dari pesbukers jadi makin jago gombal ya," ucap Ali mengacak rambut Prilly.

"Iya donk, udah, rambutku jangan diacak-acak terus entar kusut, emang kamu mau sisirin," ucap Prilly kesal.

"Boleh aja, jangankan sisir kamu nyuruh aku kawi-eh-nikahin kamu aku juga mau," ucap Ali jahil.

"Ih, maunya!" ucap Prilly jutek.

"Serius nih, masa aku dibilang mau kabur dari kamu? Lalu ada yang bilang juga aku bakal tunangan diam-diam, what the banget ga tuh?" ucap Prilly sembarangan.

"Udah marah-marah mulu, lagi lebaran baru aja minta maaf udah nambah dosa lagi," ucap Ali.

"Mereka juga gitu, Li," rengek Prilly, Ali semakin gemas mendengar suara Prilly.

"Lalu kamu mau gimana, ikutin mereka juga, ya, ga ada habisnya, Pril," ucap Ali lagi.

"Biarkan mereka mengucapkan apapun yang mereka inginkan, sedangkan kamu bahagia dengan apa yang kamu lakukan."

"Kamu ke Bali juga buat liburankan, kamu have fun dengan liburan kamu dan jangan pikirkan omongan mereka, oke, manis," ucap Ali dengan senyum yang tak pernah hilang dari wajahnya sedari tadi.

"Tapi aku takut, Li, omongan diluar sana semakin menjadi-jadi kalau dibiarkan gitu," ucap Prilly lagi.

"Aku lebih takut kehilangan kamu," ucap Ali dengan senyuman jahilnya.

"Ali, serius, kamu jangan bercanda terus," marah Prilly, ia benar-benar khawatir sekarang.

"Percaya sama aku, cukup nikmati liburan kamu, oke, lupain dan jangan pikirkan apapun, lakuin apa yang kamu mau," Ali menggenggam tangan Prilly erat.

"Aku punya kalimat yang ingin aku ucapkan," tawa Ali geli kemudian berusaha serius pada Prilly yang terlihat penasaran dengan ucapannya.

"Aku tidak sepintar dirimu membuat puisi, juga tidak pandai membuat sajak indah, tapi aku bisa membuat sebuah kisah cinta dan kaulah yang menjadi pemeran utamanya," ucap Ali tak memandang Prilly, ia memandang langit siang yang terlihat sangat bercahaya hari ini. Sedangkan Prilly tersenyum sambil memandang wajah lelaki tampan tersebut dari sisi sampingnya.

"Dan hingga kamu saja yang  menjadi pemeran utama satu-satunya dan tidak akan tergantikan," ucap Ali lagi tenang dan menoleh pada Prilly yang tersenyum penuh arti padanya.

"Seminggu di Bali, jangan sampai melupakan aku," ucap Ali lagi menyentil hidung mancung Prilly.

Prilly terdiam memikirkan kalimat untuk membalas ucapan Ali. "Apakah aku bisa melupakanmu, jika angin saja terus membawa aroma tubuhmu dan suara burung dilangit selalu membisikkan kalimat untuk terus bersamamu," ucap Prilly sambil mengelus wajah Ali yang terlihat lelah.

"Kalau begitu selalu jadi pemeran utama dalam kisah cintaku," ucap Ali kemudian mengecup pipi Prilly dan kening Prilly beberapa saat.

"Yuk, masuk, entar aku ga direstuin sama papa kamu," ucap Ali cepat menarik Prilly masuk sedangkan Prilly tertawa cekikikan. Ia bahagia karena selalu ada Ali yang selalu membuatnya bahagia dan nyaman.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

inilah cerita yang aku paksakan selesai.. #pfft maap ya!

Continuar a ler

Também vai Gostar

275K 21.6K 102
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
1.3M 87.1K 54
I Love You! kak - Prilly I Love You More! - Aly Syarief
278K 12.7K 36
Penasaran kan? baca dan simpan di perpustakaan pribadi ya.. No pembaca gelap disini
6.2K 770 16
"Jangan pernah hina anak ku..! dan mengatakan yg tidak-tidak karena kalian tidak pernah tau apa yg sebenarnya terjadi" (ANDINI...