Between Me, You, and Him

By CheolHannie

4K 405 123

Dia mencintainya dalam diam... Dia juga memendam semua masalahnya dalam diam.... Sampai sebuah kejadian memut... More

Me, You, and Him / One
Me, You, and Him / Three (END)

Me, You, and Him / Two

1.1K 128 41
By CheolHannie

Cast : All member Seventeen

Pairing : Seungcheol x Jeonghan

Special Performance : Doogy PD

Note : Ini hanya Fanfiction. Segala cerita di dalamnya tidak 100% Nyata. Ini hanya imajinasi Rhe saat melihat foto fansign kemarin. Maaf ya kalau ceritanya kurang menarik atau gimana lah. Rhe Cuma menuangkan apa yang Rhe rasakan saat melihat mereka. Terima kasihh ^_^

Lets Begin....

Prev Part

Setelah dua jam berlatih, vocal team akhirnya kembali ke dorm, sedangkan performance team memutuskan untuk berdiskusi sebentar sebelum pulang. Hiphop team sedang membeli beberapa camilan di mini market.

Jeonghan tampak lelah dan semakin pucat. Ia berjalan gontai. Sedikit lagi...sedikit lagi ia akan sampai di tempat tidurnya. Jeonghan membuka kamarnya namun tubuhnya sudah tidak sanggup lagi untuk menahannya.

'brug'

Part Two

Jeonghan terjatuh di kamarnya dan pingsan. Vocal team dan Wonwoo sedang berada di ruang tengah terkejut dengan suara yang tiba – tiba muncul dari kamar Jeonghan.

"Suara apa itu?" tanya Jihoon yang langsung lari menuju kamarnya.

Itu suara dari kamarnya. Jangan – jangan...Jeonghan...

"Ya Tuhan...Jeonghan hyung...hyung....Seungkwan~ah..Seokmin~ah...Shua hyung...cepatlah kemari...Jeonghan hyung pingsan," teriak Jihoon yang tentu saja membuat team vocal yang lainnya berhamburan.

"Ya Tuhan...Jeonghan hyung kenapa?" Seungkwan mulai panik.

"Badannya panas sekali," Joshua bersuara setelah menempelkan tangannya di kening Jeonghan.

"Bagaimana ini...Seokmin hyung...cepat angkat Jeonghan hyung," ucap Jihoon pada Seokmin. Hanya Seokmin yang memiliki tubuh cukup kuat untuk menggendong Jeonghan saat itu.

"Chakkaman..aku akan menelepon Seungcheol hyung," putus Seungkwan.

Joshua juga memutuskan untuk menelepon Hoshi agar segera pulang. Mereka harus berdiskusi saat ini. Wonwoo belum diperbolehkan untuk mengikuti rangkaian promosi, dan sekarang Jeonghan jatuh pingsan. Ini pasti hal yang tidak mudah bagi mereka.

Vocal team memutuskan untuk menunggu member yang lain datang. Tak lama kemudian Seungcheol datang dengan tergesa – gesa.

"Jeonghan...hahh..hahhh...di mana dia?" Seungcheol tampak terengah – engah karena ia berlari cukup cepat tadi.

"Di kamar hyung. Aku sudah menghubungi Doogi hyung agar membawa dokter segera. Mungkin sebentar lagi mereka datang," ucap Jihoon.

"Tubuhnya sangat panas Coups~ya. Ia memaksakan diri tadi," ucap Joshua.

"Ini salahku. Coba saja tadi aku tidak emosi, aku akan memaksanya untuk istirahat," sesal Seungcheol.

"Hyung..ini...minumlah dulu. Jangan menyalahkan dirimu hyung. Tidak ada yang salah di sini. Hanya kita kurang peka dengan kondisi Jeonghan hyung," Mingyu menyerahkan segelas air putih pada Seungcheol.

Ia tahu bagaimana paniknya Seungcheol tadi. Ia dan Vernon harus berlari cepat agar bisa menyusul Seungcheol.

"Dan jika kau mau sudah merasa tenang, temuilah Jeonghan hyung. Wonwoo sedang menjaganya," ucap Jihoon.

Seungcheol menegak air yang diberikan Mingyu dan mengusap wajahnya. Ia berjalan menuju kamar untuk melihat keadaan Jeonghan. Saat memasuki kamar, ia melihat Wonwoo sedang menjaga Jeonghan sambil membaca buku.

"Wonwoo~ya..Bagaimana Jeonghan?" suara Seungcheol mengejutkan Wonwoo.

"Hmmm... badannya masih panas hyung," jawab Wonwoo singkat.

Wonwoo memang dulu tidak begitu dekat dengan Jeonghan. Dia merasa kurang bisa bergaul dengan Jeonghan. Sedangkan Jeonghan juga tidak bisa dekat jika tidak orang tersebut yang mendekatinya lebih dulu.

Tapi seiring berjalannya waktu, Wonwoo bertekad untuk menjadi lebih dekat dengan Jeonghan. Saat di dorm lama, Wonwoo meminta agar ia juga sekamar dengan Jeonghan. Dan akhirnya mereka berdua menjadi sangat dekat sekarang.

Wonwoo sebenarnya kesal dengan Seungcheol. Katakanlah member lain tidak tahu, tapi Wonwoo tahu betul mengapa Jeonghan menjaga jaraknya dengan Seungcheol. Apa Seungcheol lupa saat mereka melakukan sebuah wawancara. Saat itu ada pertanyaan 'Saat bagaimana Jeonghan akan merasa sedih?'

Harusnya Seungcheol sadar akan hal itu. Tapi Wonwoo tidak mau ikut campur di antara keduanya. Biarkan Seungcheol menyadari sendiri apa yang menyebabkan Jeonghan begitu.

"Biar aku yang menjaganya Wonwoo~ya. Kau istirahatlah," kata Seungcheol.

"Hmm....," Wonwoo kemudian keluar meninggalkan kamar itu.

Seungcheol duduk di samping ranjangnya. Memperhatikan Jeonghan yang kini tengah terpejam di kasurnya. Ia tidak menyangka Jeonghan akan menjadi seperti ini.

"Jeonghan~ah...kau kenapa. Apa aku berbuat salah padamu?" bisiknya pelan.

Seungcheol mengusap – usap jemari Jeonghan. Panas. Itu yang ia rasakan saat memegang jari tersebut. Seungcheol menatap sendu wajah tirus itu. Ia merasa gagal menjadi seorang leader dan sahabat yang paling dekat bagi Jeonghan.

Apa saat ini ia masih bisa dikatakan sahabat yang paling dekat? Entahlah. Jeonghan menghindari dirinya selama beberapa hari ini.

"Seungcheol~ah..biarkan dokter memeriksa Jeonghan dulu," suara Doogi hyung memecah lamunan Seungcheol.

"Ah...ne...," Seungcheol mempersilahkan dokter tersebut memeriksa Jeonghan.

Setelah beberapa lama akhirnya dokter tersebut memberikan resep untuk kesembuhan Jeonghan.

"Apa kalian ada masalah?," tanya Doogi hyung pada Seungcheol.

"Entahlah. Jeonghan menghindariku dan aku tidak tahu mengapa," jawab Seungcheol.

"Sepertinya Jeonghan mengalami stress. Ia terlalu banyak pikiran yang akhirnya berefek pada anemianya. Di tambah daya tahan tubuhnya menurun. Jadi jika nanti Jeonghan sadar, usahakan agar tidak membuat dia stress," begitulah bunyi penjelasan sang dokter.

Seungcheol menuruti perintah dokter dan yang kali ini terjadi adalah ia harus mencari tahu apa yang membuat Jeonghan menjadi stress.

===============================

Keesokan harinya, Jeonghan mulai sadar. Ia mengedarkan pandangannya, ia berada di kamar namun ini bukan ranjangnya. Ia menoleh ke kanan dan mendapati Seungcheol sedang duduk tertidur dengan menelungkupkan wajahnya.

Jeonghan berusaha bangun tapi pergerakannya membuat Seungcheol akhirnya tersadar dari tidurnya.

"Kau sudah sadar Jeonghanie? Jangan...jangan memaksakan diri. Berbaringlah," ucapan pertama Seungcheol saat melihat Jeonghan berusaha bangun dari tidurnya.

"Hmmm...sudah tidak panas. Tunggu sebentar aku akan meminta Jun untuk memasakkan bubur untukmu," kata Seungcheol yang tidak mendapatkan jawaban Jeonghan.

Seungcheol bergegas ke luar dan memberi kabar pada member lainnya bahwa Jeonghan sudah lebih baik dan meminta tolong Jun untuk memasakkan bubur.

Saat Seungcheol kembali ke kamar, ia mendapati Jeonghan sedang berdiri sambil memegang pinggiran kasur. Tubuhnya masih sedikit lemah tapi ia tidak boleh membuat member lainnya khawatir.

"Jeonghan~ahh...sudah kukatakan berbaring saja. Kau masih belum kuat," ucap Seungcheol menghampiri Jeonghan sambil memapahnya.

"Lepas...," tubuh Jeonghan menolak bantuan dari Seungcheol.

Jeonghan kemudian berjalan lagi namun sepertinya dewi fortuna tidak memihak padanya. Kakinya terasa lemas dan ia limbung. Beruntung ada Seungcheol di belakangnya yang sigap menahan tubuh Jeonghan.

"Sudah ku katakana untuk tetap berbaring. Kau masih belum sembuh benar Jeonghan~ah. Kau boleh marah padaku, menghindariku, bahkan membentakku, tapi tolong...jangan siksa dirimu," ucapan Seungcheol membuat Jeonghan benar – benar tidak bisa menjawab.

Jeonghan tidak menolak bantuan Seungcheol lagi dan kembali berbaring. Seungcheol masih duduk di tempat yang sama tapi Jeonghan tidak menatapnya. Ia membuang pandangannya, asalkan tidak menatap Seungcheol. Begitu pikirnya.

"Hyung...ini buburnya. Kau harus makan sampai habis," Jun tiba – tiba masuk ke kamar dengan membawa semangkuk bubur.

"Gomawo," jawab Jeonghan serak.

"Cepat sembuh hyung. Kami semua mengkhawatirkanmu. Hwaiting...," Jun memberi semangat Jeonghan.

Seungcheol memutuskan untuk menyuapi Jeonghan dan Seungcheol tidak menerima penolakan kali ini. Jeonghan pun tidak melawan. Tubuhnya masih tidak sanggup jika harus berdebat dengan Seungcheol. Dan perhatian Seungcheol saat ini membuat dirinya berdebar dua kali lipat. Padahal seminggu ini ia mati – matian untuk menjauhi Seungcheol.

Sehabis makan, Seungcheol memberi Jeonghan obat. Jeonghan kini sedang tertidur karena efek dari obat – obatan tersebut. Jihoon tiba – tiba saja masuk dan duduk di sebelah Seungcheol.

"Hyung...Shua hyung memanggilmu. Biar aku yang menjaga Jeonghan hyung," Jihoon ternyata menyampaikan pesan dari Joshua.

"Ada apa?" tanya Seungcheol.

"Molla," Jihoon mengendikkan bahunya.

Seungcheol kemudian keluar dan menghampiri Joshua yang sedang berada di kamar sebelah.

"Wae? Ada apa kau memanggilku Shua~ya?" Seungcheol bertanya pada Joshua.

"Tangkap...," Joshua melemparkan ponselnya pada Seungcheol. Untung saja Seungcheol sigap menangkapnya.

"Ini.....," Seungcheol melihat layar ponsel tersebut.

"Aku tidak menyangka candaan kita membuat Jeonghan menjadi stress. Awalnya aku tidak yakin mengapa Jeonghan menghindarimu tapi kemarin Wonwoo menjelaskan padaku awal mula Jeonghan menjadi seperti itu," Jisoo seakan – akan mengerti dengan wajah bingung Seungcheol.

"Haahhhh...jadi ini yang dilihat Jeonghan malam itu. Mengapa ia memendamnya sendiri? Lalu bagaimana Wonwoo bisa tahu?," gumam Seungcheol.

"Jeonghan sering menelepon Wonwoo untuk bercerita. Itu karena Wonwoo yang mengerti bagaimana perasaan Jeonghan padamu. Kemarin ia terlambat karena bertemu dengan Wonwoo. Ia mengatakan cukup tersiksa jika harus menjauhimu," lanjut Joshua.

"Jika keadaannya sudah lebih baik, bicaralah padanya. Katakan bagaimana perasaanmu. Kalian berdua terlalu egois pada diri sendiri. Begini jadinya," tambah Joshua.

Joshua benar, Seungcheol selama ini juga sangat mencintai Jeonghan. Hanya saja ia tidak ingin mengakuinya. Ia tidak yakin dengan perasaan Jeonghan dan juga ia takut..ia takut keadaan akan menjadi buruk jika ia mengakuinya.

Sudah beberapa hari sejak kejadian Jeonghan pingsan. Jeonghan sudah membaik dan terkadang ia ikut latihan tapi tetap saja ia tidak diperbolehkan memaksa tubuhnya. Apa Jeonghan masih menghindari Seungcheol? Ia tidak menghindar tapi tidak mendekati Seungcheol juga. Seungcheol sebenarnya ingin mengajak Jeonghan berbicara tapi selalu gagal.

Malam ini mereka memutuskan untuk berlatih lebih lama. Hoshi meminta Jeonghan untuk pulang terlebih dahulu ke dorm untuk beristirahat. Tapi Jeonghan menolak. Ia bersikeras bahwa dirinya sudah baik – baik saja.

Hoshi tidak bisa melarang Jeonghan lagi. Ia tahu Jeonghan sangat keras kepala. Satu – satunya yang bisa memaksa Jeonghan sebenarnya hanya Seungcheol. Sepertinya ia harus meminta Seungcheol untuk menyuruh Jeonghan beristirahat. Hoshi tidak ingin Jeonghan sakit lagi. Walaupun terkadang sangat usil, member yang lain sangat menyayangi Jeonghan sebagai sosok eomma mereka.

"Hyung... tolong bujuk Jeonghan hyung agar pulang ke dorm terlebih dahulu. Ia akan jatuh sakit lagi jika memaksakan diri seperti itu. Wajahnya sudah cukup pucat lagi," kata Hoshi menghampiri Seungcheol yang baru saja dari pantry.

"Hmmm...," Seungcheol langsung berlalu menuju tempat di mana Jeonghan sedang duduk.

Jeonghan masih seperti biasa duduk di pojok ruang latihan, menyandarkan tubuhnya sambil memejamkan mata. Dia lelah, apalagi tubuhnya belum benar – benar fit tapi ia tidak boleh menyusahkan member lain.

"Jeonghan~ah, sebaiknya kau pulang dulu. Besok kau bisa ikut latihan lagi," ucapan Seungcheol tidak mendapat tanggapan dari Jeonghan.

"Jeonghan~ah....kau mendengarku?" Jeonghan kemudian membuka matanya menatap Seungcheol sekilas.

"Aku tidak apa – apa," jawabnya singkat.

"Apanya yang tidak apa – apa. Wajahmu sudah mulai pucat. Tolonglah. Aku tahu kau tidak ingin menyusahkan member lain tapi bagaimana dengan kesehatanmu? Jika kau sakit lagi tetap saja akhirnya menyusahkan yang lain," ucapan Seungcheol kali ini cukup menusuk hati Jeonghan.

"Ah...Mianhe jika aku menyusahkan. Tapi aku tidak apa – apa dan aku tidak akan menyusahkan kalian lagi," Jeonghan tersulut emosi.

Member lain menoleh ke arah Seungcheol dan Jeonghan. Mingyu ingin menghampiri tapi lengannya ditahan oleh Wonwoo.

"Jangan. Biarkan mereka yang menyelesaikannya," ucap Wonwoo.

"Tsk...ikut aku," Seungcheol sudah tidak bisa menahan emosinya langsung menarik Jeonghan dengan kasar.

"Lepashhhh," Jeonghan berusaha melepaskan tarikan Seungcheol.

Seungcheol menarik lengan Jeonghan dengan kuat. Jeonghan berusaha melepas cengkraman Seungcheol tapi usahanya sia – sia. Tenaganya belum pulih benar. Seungcheol membawa Jeonghan ke belakang studio.

Seungcheol mengunci Jeonghan dengan kedua lengannya. Nafasnya naik turun karena menahan emosi. Mengapa Jeonghannya masih keras kepala seperti ini.

"Minggir!! Untuk apa kau membawaku kemari?" ucap Jeonghan ketus.

"Kenapa kau keras kepala Jeonghan~ah... Kenapa kau menjadi begini. Apa salahku tolong katakan. Jangan membuat aku menjadi semakin bingung dengan tingkah lakumu yang pemberontak begini,"

Seungcheol tidak mengindahkan perkataan Jeonghan. Ia malah mencengkram pergelangan tangan Jeonghan semakin kencang.

Mata mereka saling beradu namun Jeonghan terlebih dulu membuang mukanya. Ia tak sanggup menatap mata Seungcheol yang penuh kemarahan. Ia sadar betul ini salahnya karena keras kepala tapi Jeonghan tidak ingin mengakuinya.

Seungcheol masih menetralkan nafasnya. Ia benar – benar masih emosi dengan pemberontakan Jeonghan belakangan ini. Tiba – tiba entah setan mana yang mempengaruhi Seungcheol, ia mendekatkan bibirnya pada bibir Jeonghan. Ia mencium Jeonghan dengan kasar. Jeonghan membelalakkan matanya karena perlakuan Seungcheol. Ia berusaha melepas tautan bibir Seungcheol dan memberontak ingin lepas dari kungkungan Seungcheol.

'Plak'

TBC~

Yihaaa...Kemaren Brug Sekarang PLAK... akakaka

Besok Gedombryangg.....

Thx ya Vomentnya...

Mind to Voment this chap??? Thanksss

#Pyong

Continue Reading

You'll Also Like

123K 16.9K 52
Sequel of Arunica [hajeongwoo] "a blank space, a missing part." Apa yang pertama kali muncul di benak setiap orang ketika mendengar long distance rel...
8.6K 1.1K 15
Chanyeol Park benar-benar terkejut saat masuk ke toko City Retro. Pelayan toko merebut dan menyembunyikan ponselnya di saku celananya. Ponsel dilaran...
1.4M 81.6K 31
Penasaran? Baca aja. No angst angst. Author nya gasuka nangis jadi gak bakal ada angst nya. BXB homo m-preg non baku Yaoi 🔞🔞 Homophobic? Nagajusey...
1.2K 90 5
📝CHANBAEK 📝M Start : Rab, 29 Desember 2021