Friends

By Churniekova

120K 7.6K 835

Ini tentang 2 murid laki-laki yang berteman dan merasakan sesuatu yang aneh diantara keduanya TANPA mereka sa... More

Foreword
Part 1: First Day
Part 2: Friend!
Part 3: My Friend's Boyfriend
Part 4: Extracurricular
Part 5: Basketball
Part 6: Change
Part 7: Night Club and Drunk
Part 8: Heartbeat
Part 9: First Match
Part 10: Lotte World!
Part 11: Adventure
Part 12: Rival
Part 13: Captains
Part 14: First Kiss
Part 15: Boyfriend
Part 16: Misunderstand
Part 17: Sorry (1)
Part 18: Sorry (2)
Part 19: Summer Sunshine
Part 20: Jeju Love Land
Part 21: Romance
Part 22: True Love
Part 23: Confrontation
Part 24: Confession
Part 25: Christmas
Part 26: Broken Vow
Part 27: Fast Forward
Part 28: Meet Again
Part 29: Wedding
Part 31: Negotiation & Deal
Part 32: Moms Say No
Part 33: Decision
Part 34: Separation
Epilog
Extra Ch. 1: A Year Of Beginning
Extra Ch. 2: Wedding Ceremony
Extra Ch. 3: Family Blessing
Extra Ch. 4: The Best Birthday Ever
Extra Ch. 5: Road To CEO!
Extra Ch. 6: Game Over
Extra Ch. 7: Down The Isle

Part 30: Sweet Dreams

3.1K 192 16
By Churniekova

Pic: Outdoor/garden party, pool party dan gereja pernikahan Zhoumi - Jia di Jeju.

PS: aku tidak tahu kenapa reader Indonesia selalu komen soal 'ending', kadang baru chapter 1 bahkan yg dikomen soal ending.. haha.. Why don't you just enjoy the story written on each chaps and comment about the chap? Nikmatin aja tiap chapternya.

I enjoy making those chaps so I hope you enjoyed it too. ^~^

___________________________

~Sungmin~

Aku bahagia sahabatku akan menikah, sungguh aku turut bahagia, tapi aku merasa kebahagiaan ini tidak lengkap karena Kyuhyun tidak bisa ikut menghadirinya, Jia masih marah pada Kyuhyun karena aku, demi aku.

"kenapa kau cemberut begitu~ malam ini kita berangkat untuk menghadiri pernikahan sahabat kita~ aku senang sekali bisa pergi ke Jeju untuk pernikahan Jia, apa kau pernah memikirkan konsep pernikahanmu Minnie? apa kau ingin menikah di Jeju juga?" Sunkyu bicara panjang lebar saat kami masih duduk menunggu pesawat di gate keberangkatan.

"aku tidak pernah memikirkan pernikahan Sunkyu, kau tahu aku tidak akan pernah menikah kan?"

"kenapa kau bicara begitu~ kau lihat.." Sunkyu lirik kanan kiri lalu mendekat berbisik "Sutradara Kim Jo Gwangsoo juga menikahi laki-laki pasangannya, kenapa kau tidak? Pernikahan sejenis itu sudah tidak mustahil lagi Minnie.. kau hanya perlu mencari pasangan yang tepat yang ingin kau bagi hari-harimu untuk seumur hidupmu... kau pasti bisa menikah sayang... kau anak yang baik, kau pasti akan bisa bahagia juga"

"kau bicara seperti kau ini ommaku saja"

"aku adalah wakil ommamu"

"apa kita akan tidur sekamar di Jeju nanti? aku rasa pasti sangat asik kalau kita bisa tidur sekamar" ucap Jimin bergabung.

"mana mungkin.. kalian mungkin iya, tapi aku tidak mau tidur dengan kalian, akan ada banyak tamu nanti mereka pikir aku yang bukan-bukan"

"this is so cool man! aku tidak menyangka Zhoumi gege akan menikah di Jeju.. must be so fun yo!" aku menoleh mendengar suara berisik yang sepertinya aku ingat.

"siapa sih dia, berisik sekali" ucap Sunkyu melihatnya tidak senang, aku menoleh dan ternyata benar, aku kenal suaranya dan orangnya.

"Henry?" ucapku tidak sadar hingga dia menoleh.

"Sungmin? oh my god.. is that you??! Jonghyun-ah itu Sungmin.. hi my man!" dia mendekat masih berisik, aku berdiri dan menjabat tangannya tapi dia menarikku dan memelukku dengan menepuk punggungku keras-keras hingga aku batuk.

"hai.. apa kabar?" aku melihat Jonghyun mendekat "hai Jonghyun.."

"sudah lama kita tidak berjumpa" iya, karena aku sudah tidak pacaran dengan Kyuhyun jadi setelah putus pun aku tidak pernah bertemu mereka.

"kau kenal mereka?" Jimin mendekat.

"oh.. siapa wanita cantik ini?" aku melirik Jonghyun, tidak biasanya aku lihat dia merayu seseorang saat dulu kami liburan bersama.

"dia temanku Oh Jimin, Lee Sunkyu dan mereka teman Zhoumi Henry Lau dan Lee Jonghyun" aku perkenalkan mereka pada temanku dan temanku pada mereka.

"oh.. dia chinese? kenapa dia bicaranya aneh sekali, seperti orang asing saja"

"aku keturunan Taiwan-Hongkong Nona, bukan Caina (china)" aku tersenyum mendengarnya, Henry memang begitu.

"dia sekolah di International High School (weigukin godeunghakyo) jadi dia terbiasa bicara dengan bahasa Inggris, tapi aku tidak tahu setelah lulus dia melanjutkan kemana" ucapku menoleh pada Henry.

"aku pindah ke Kanada karena orang tuaku pindah kerja kesana"

"Kanada?" aku dan Sunkyu berucap bersamaan membuatku menoleh pada Sunkyu, "itu keren.. cuma mau bilang itu" ucap Sunkyu sambil berpaling, oh.. apa dia merona?

"apa kau di Kanada sempat bertemu Kyuhyun?"

"tidak, dia di Vancouver dan aku di Toronto, itu sangat jauh Sungmin.. seperti dia di ujung Barat dan aku di ujung Timur, lagipula aku pindah di tahun kedua"

"oh... " aku hanya mengangguk, mungkin karena itu bicaranya makin aneh "oh ya, aku belum perkenalkan Jonghyun, dia putra Hakim Lee di pengadilan tinggi, kalian sebenarnya sudah pernah bertemu kan, dulu waktu kami masih kelas 1 godeunghakyo Jia mengajak kami bertemu Zhoumi di apartmennya, saat kau, Henry dan Kyuhyun ada disana, tapi mungkin kau sudah lupa"

"oh... ya, aku lupa.. itu sudah sangat lama dan mereka saat itu masih murid sekolah.. tapi sekarang.. mereka tampak cantik, sangat anggun" aku lihat Jimin dan Sunkyu tersenyum, ohoho.. jadi kalian suka dipuji-puji huh? Kalian lebih suka yang bermulut manis tapi palsu? haha...

"hey guys.. aku tahu kalian masih ingin bicara tapi pramugari menyuruh kita masuk"

"oh! ayo kita masuk..".

Kami berempat berangkat bersama, Zhoumi dan Jia sudah lebih dulu di Jeju untuk persiapan. Selama penerbangan yang hanya 45 menit Jonghyun mendekati Jimin dan mengajaknya mengobrol, terlalu cepat untuk menggodanya Jonghyun.

Kami langsung menuju hotel dijemput pihak penyelenggara atau WO (wedding organizer) dan sesampainya di hotel kami langsung diantar ke kamar masing-masing. Aku tidur sendiri tentu saja. Aku langsung mandi karena aku tadi belum sempat mandi, pulang dari kantor aku langsung berkemas dan berangkat ke bandara. WO mengatakan saat mengantar ke kamarku agar aku langsung turun untuk makan malam dulu karena katering sudah menyiapkan makan malam tapi aku malas untuk pergi, aku ingin istirahat. Jadi aku bisa berendam yang lama.

Kurang lebih 1 jam aku berendam dan aku keluar dari kamar mandi sudah lewat jam makan malam, aku pakai bathrobe hotel dan mengambil piyamaku di tas, hanya berupa celana panjang dan kaos polos tapi saat aku masih menata baju kembali pintu kamarku diketuk, apa mereka mengantarkan makan malamku ke kamar? Tapi mereka kan tidak mungkin tahu aku makan atau tidak.

"iya, tunggu sebentar" aku datangi pintu dan kubuka tapi aku melonjak kaget karena bukan WO atau pelayan hotel tapi itu Kyuhyun! Apa dia bisa menghilang atau terbang? Bagaimana bisa dia ada disini?? atau aku mimpi?? Aku usap mataku dan melihatnya terkekeh.

"kau benar-benar ada disini??"

"menurutmu? apa aku hantu? boleh aku masuk?"

"tapi... ah iya, masuklah.." aku menoleh kanan kiri takut Jimin atau Sunkyu melihat, mereka bisa salah paham, "bagaimana bisa kau kesini??"

"naik pesawat?"

"bukan itu~ tapi..."

"ceritanya sangat panjang" dia masuk dan duduk di ranjangku, "aku tidak bisa berangkat denganmu karena aku beli tiket secara mendadak, karena aku berangkat sendiri dan penerbanganku tidak diatur WO, tiket yang tersedia hanya penerbangan pagi"

"pantas saja kau tidak muncul di kantin tadi siang"

"kau rindu padaku?"

"aku bersukur kau tidak menggangguku makan" aku berucap dengan sarkasme tapi dia justru terkekeh, "tapi ceritakan kenapa kau bisa.. maksudku.."

"bisa diundang kesini? Jia menemuiku, dia menelponku dari ponsel Zhoumi dan kami bertemu, dia memarahiku.. tapi dia bilang dia memaafkanku"

"benarkah??" aku tidak percaya Jia bisa melakukan itu.. "apa saja yang dia katakan? Aku harap kau paham kalau dia emosi, apa yang dia katakan bukan berarti karena dia benci padamu"

"aku tidak marah, dia mengatakan hal yang benar, dia memberitahuku hal yang tidak aku tahu.." Kyuhyun memandangku "aku masih berhutang maaf padamu sekali lagi"

"bukankah kita sudah berteman? aku sudah tidak membencimu atas apa yang terjadi"

"aku memutuskan hubungan kita di hari ulang tahunmu, iya kan?" aku terkejut Kyuhyun tahu tentang hal itu, Jia pasti mengatakan padanya "aku benar-benar bodoh Sungmin, aku melakukan hal yang sangat bodoh.."

"tapi kau tidak tahu..jadi.."

"justru karena aku tidak tahu aku merasa sangat bodoh.. harusnya aku tahu hari ulang tahun orang yang aku cintai.."

"tapi aku juga tidak tahu hari ulang tahunmu.. dulu.. jadi itu tidak masalah bagiku.."

"tidak.. apa yang terjadi beda dengan yang kau katakan, kau trauma selama 5 tahun ini kan, kau jadi benci perayaan tahun baru dan kau tidak pernah merayakan ulang tahunmu sejak saat itu, itu semua karena aku, aku tidak tahu bagaimana caranya untuk menebus kesalahanku itu, aku tidak bisa memutar kembali waktu dan aku juga tidak bisa memperbaikinya sekarang, Sungmin katakan padaku bagaimana aku bisa menebus kesalahanku itu.." Kyuhyun menyentuh pipiku.

"aku sudah tidak memikirkannya lagi sekarang, semua sudah baik-baik saja Kyu.. mungkin.. memang masih sedikit teringat hal menyakitkan itu setiap aku lihat kembang api tahun baru tapi... sekarang aku sudah lebih mengerti.."

"aku benar-benar brengsek, aku tidak pantas hidup"

"kau tidak boleh bilang begitu.." aku lepas tangannya dari pipiku dan menatapnya tajam "tidak ada kehidupan yang harus disesali, setiap hal yang terjadi pasti menyimpan makna yang harus kita pahami demi pendewasaan diri"

"aku benar-benar minta maaf"

"Kyuhyun sudahlah.. kita sudah berteman, jangan bahas soal masa lalu kita sebagai kekasih itu akan membuatku canggung" aku bangun dan ambil baju, "aku mau ganti baju dulu, saat aku keluar nanti kau harus lupakan apa yang kita bicarakan tadi" lalu aku pergi ke kamar mandi.

Aku pandang diriku di cermin. Aku tidak memperlihatkan ekspresi wajah yang menyedihkan kan? Aku selalu menangis saat malam tahun baru, aku belum bisa melupakan trauma tahun baru itu tapi sekarang aku sudah paham jadi aku harus mulai melupakannya. Iya.. aku pasti bisa melupakan kejadian itu.

Aku keluar dari kamar mandi dan Kyuhyun berdiri di balkon yang menghadap ke pantai, desiran ombaknya terdengar jelas setelah pintu balkon dibuka, aku jadi teringat saat kami berlibur di Jeju dan bermalam berdua. Haah.. itu hanya masa lalu, aku tidak boleh terus mengingat masa lalu, aku tidak akan pernah move-on dari Kyuhyun. Aku tahu itu.

"kau sudah selesai?" dia menoleh, "kau belum makan malam kan?"

"aku mau tidur saja"

"besok kau akan jadi bestman, kau harus menjaga staminamu Min" Kyuhyun menarikku keluar.

"bagaimana kau tahu aku akan jadi bestman?" dia hanya tersenyum tanpa menjawabku.

Kyuhyun mengajakku makan setelah restoran sepi, hanya beberapa orang yang mungkin memang tamu hotel, aku lihat sekeliling dengan waspada karena aku tidak mau temanku tahu aku masih dekat dengan Kyuhyun, aku seperti seseorang yang masuk lubang buaya atau masuk kandang harimau, orang yang menyerahkan diri pada bahaya karena aku tidak seharusnya dekat dengan Kyuhyun, aku tidak akan bisa move-on kalau seperti ini.

"kau sudah makan?" aku tanya Kyuhyun yang hanya mengambil segelas wine.

"ya, aku makan sore tadi sebelum semua orang datang" dia memilihkan meja lalu menarik kursi agar aku bisa duduk, sangat gentleman.

"bagaimana seleramu bisa berubah? dulu kau suka bir sekarang kau minum wine"

"aku sudah bilang, banyak hal yang telah berubah, salah satunya hobi minumku" ponselku bunyi saat Kyuhyun sedang bicara.

"halo, Jia.. ya.. aku sudah sampai"

"maaf aku sibuk sekali tidak bisa menemuimu~ tapi Jimin dan Sunkyu datang ke kamarku, kenapa kau tidak kesini?"

"maaf..aku baru makan, lagipula aku tidak bisa ikut pesta para gadis kan"

"kenapa tidak~ kau salah satu dari kami kan~ ya sudah kalau begitu istirahatlah, aku tahu kau pasti sedang bersama orang itu" Jia berbisik mengucapkan kalimat terakhir "tapi besok kau harus siap-siap bangun jam 5 pagi untuk make up, kita akan langsung menuju kapel jam 9 pagi"

"jam 5???! ahh.. aku kan bukan perempuan~ aku tidak perlu bangun sepagi itu~ aku bisa siap-siap sendiri Jia~"

"aku tidak mau.. kau harus ikut bersama kami, sampai besok Minnie.. sweet dreams" aku hanya bisa menghela nafas.

"sepertinya kau harus tidur cepat malam ini"

"yah..." padahal aku masih ingin menikmati malam di Jeju bersama Kyuhyun, tapi mungkin kami memang tidak berjodoh lagi.

~Kyuhyun~

Aku mengantar Sungmin kembali ke kamar setelah dia makan malam, dia harus bangun pagi besok jadi aku ingin dia istirahat lebih awal. Aku kembali ke kamarku walaupun aku bisa melihat di matanya dia masih ingin bersamaku, dia pasti mengira aku tidak datang kesini karena dia sangat terkejut ketika melihatku, aku sendiri terkejut saat diberi undangan.

Jia menelponku Seminggu sebelum acaranya berlangsung, aku pikir itu Zhoumi karena dia memakai nomor Zhoumi, saat itu aku masih di rumah dan Jia meminta bertemu denganku untuk membicarakan sesuatu. Kami bertemu di sebuah restoran Chinese dengan private room yang Zhoumi booking.

"aku ingin bicara berdua saja dengannya bisa kan?" Jia berhenti sebelum masuk dan meninggalkan Zhoumi di luar.
"aku senang sekali kau mau bertemu denganku.."
"oh hentikan omong kosongmu Kyuhyun aku tidak bermaksud bicara baik-baik" Aku tidak pernah bersikap baik pada perempuan, tidak pada teman kencanku dulu atau tunanganku yang tidak kusukai, tapi aku mencoba untuk bicara baik-baik pada Jia karena dia teman Sungmin, tapi ini yang kudapatkan darinya, memang sudah seharusnya aku tidak perlu bersikap manis pada perempuan, lagipula aku tidak bermaksud untuk merayu dia, "aku datang kesini untuk mengundangmu ke pernikahan kami".
Aku tidak percaya mendengarnya.
"kulakukan itu demi Sungmin, kau mengerti? Karena dia pasti berpikir kau harusnya datang di pesta pernikahan temanmu, Zhou ge, dan dengan ini aku juga ingin mengatakan padamu agar kau jauhi Sungmin.." apa? aku memandangnya heran seperti dia itu orang gila yang mengoceh "jika kau tidak bisa melepas kekayaanmu jauhi saja Sungmin, jangan beri dia harapan palsu, dia sudah sangat terluka saat kau meninggalkannya, kau tidak melihat bagaimana dia menangis sepanjang malam saat itu, itu adalah hari ulang tahunnya tapi kau memberikannya kenangan yang sangat pahit, dia trauma, dia tidak mau lagi merayakan hari ulang tahunnya dan tidak mau lagi diajak merayakan tahun baru sejak saat itu, kau sudah merubah hari bahagianya menjadi hari duka baginya, kau tidak pernah tahu itu kan?" Aku mati rasa ketika mendengar penjelasan Jia, aku sudah benar-benar menjadi pria paling brengsek di dunia ini. "kami orang-orang yang sangat menyayangi Sungmin tidak ingin dia mengalami hal yang menyakitkan seperti itu lagi, meskipun dia pasti masih mencintaimu dan bahagia melihatmu kembali demi dirinya sebaiknya kau jangan dekati dia lagi, jangan beri dia harapan palsu, kau sudah bertunangan Kyuhyun.. itu hanya akan menyiksanya tiap kali kau berada di dekatnya. Lepaskan Sungmin dan menikahlah, biarkan Sungmin juga bahagia, jika kau terus membayanginya dia tidak akan bisa move-on" Jia memberikanku undangan, "setelah ini aku tidak ingin melihatmu bersama Sungmin jika aku masih mendengar kau bertunangan dengan putri Presdir Kang".

Apa benar aku hanya membayanginya jika aku terus mendekatinya? Sungmin tahu aku sudah bertunangan dan aku tahu dia memang terluka dengan berita itu, dia jelas-jelas membuat dinding pemisah di antara kami karena berita pertunanganku, apakah aku terlalu egois jika aku ingin terus di dekatnya? Aku tidak ingin menghambat kebagiaannya tapi apa dia bisa bahagia dengan orang lain? Atau aku terlalu sombong hingga berpikir hanya aku yang bisa membuatnya bahagia?

***

Aku bangun dan melihat matahari masih belum naik, ini masih pagi tapi aku harus langsung mandi karena nanti aku harus bersiap-siap ke tempat acara, aku bawa jasku sendiri dan semalam aku sudah minta pelayan menyeterikanya, aku akan jadi bestman, ya.. Zhoumi memintaku jadi bestman itulah kenapa aku tahu kalau Sungmin akan jadi bestman. Aku baru kali ini menghadiri acara pernikahan dan menjadi bestman aku merasa gugup karena Sungmin juga akan jadi bestman, aku ingin sekali melihatnya berjalan di altar. Huff.. aku harus meredam kegugupanku.

Aku datang ke tempat acara 30 menit sebelum acara dimulai, acaranya diadakan di belakang hotel, dekat tebing dengan pemandangan latar belakang laut Jeju, disini ada sebuah kapel (gereja kecil) yang memang sering dipakai untuk acara pernikahan. Pestanya sendiri akan diadakan dua kali, satu kali setelah pemberkatan dengan tema garden party pesta terbuka di halaman samping kapel sambil menikmati pemandangan laut Jeju dan pesta kedua malam hari diadakan di halaman kolam renang hotel dengan tema pool party, acara kedua lebih kepada perayaan sementara acara pertama lebih kepada sakralnya.

Aku masuk ke dalam kapel bersamaan para tamu yang mulai masuk ke kapel, aku siapkan cincin pernikahan dan harus memastikan cincin itu tidak boleh hilang atau jatuh, semuanya harus sempurna. Tapi aku sangat gugup, ini di dalam gereja dan acara pernikahan dan ditambah lagi ada Sungmin, aku tidak tahu dia berdandan seperti apa dan bagaimana dia akan masuk ke kapel ini, kenapa aku seperti seorang pengantin saja? Yang menikah kan bukan aku.

Musik dibunyikan seorang pianis yang ada di pojok kapel, itu tandanya pengantin perempuan sudah datang, musiknya sangat khas hingga semua orang pasti sudah hafal, aku bersikap tenang karena tidak boleh buru-buru menoleh, ya bukan untuk melihat pengantin perempuannya sih, setelah Zhoumi menoleh baru aku bisa menoleh, orang akan mengira aku melihat mempelai perempuannya padahal... Oh Jesus... Sungmin memakai suit warna hitam dengan bunga mawar merah di saku jasnya dan jalan di tengah dengan Jimin dan Sunkyu mengapitnya, dia menatapku seperti aku menatapnya, aku tahu dia terkejut tapi kemudian dia tersenyum, aku bisa melihat rona di pipinya seperti dia tersipu tapi mungkin orang lain tidak bisa melihat rona di pipinya itu.

Dia sangat indah, sangat mengagumkan. Aku tidak sedikitpun memalingkan pandanganku darinya sampai dia menyingkir dan berdiri di samping kanan pengantin perempuan. Aku baru sadar kalau Jia sudah berdiri di samping Zhoumi dan aku harus menghadap ke depan untuk mendengarkan janji suci pernikahan mereka.

Janji suci diucapkan oleh Zhoumi dan Jia, ketika saatnya pengantin bertukar cincin aku maju ke samping Zhoumi dan bersamaan itu Sungmin maju ke samping Jia, kami berpandangan dan aku benar-benar tidak bisa memalingkan mataku darinya, Zhoumi berdehem lirih baru aku kembali ke alam sadar lalu membuka kotak cincin yang kupegang, aku lihat Jia mengangkat alisnya seolah bertanya "ada apa?" Dia licik, aku tahu semua perempuan memang licik seperti penyihir.

Cincin sudah dipakaikan dan akhirnya janji suci disegel dengan sebuah ciuman atau yah.. begitulah orang menyebutnya, aku tidak perduli aku tidak mau melihatnya. Aku justru memandang Sungmin yang masih berdiri di depanku dan bertepuk tangan, aku ikut bertepuk tangan walaupun suara tepukan seisi hadirin serasa tidak terdengar di telingaku dan yang terdengar hanya suara Sungmin.

"selamat ya.." selamat? Dia memeluk Jia dan Zhoumi memandangku dengan alis terangkat heran.

"oh bro.. kau bahkan tidak mau mengucapkan selamat padaku?"

"sorry.. selamat bro" aku peluk dan tepuk punggung Zhoumi.

"ya..ya.. aku tahu kau terlalu sibuk memandang seseorang", aku hanya berdehem mengalihkan rasa maluku.

Zhoumi dan Jia berjalan menuju keluar kapel, Jimin dan Jia di belakang mereka jadi aku dan Sungmin di belakang berjalan berdampingan, aku meliriknya dan dia menyeka hidungnya seperti menyembunyikan rona di pipinya. Kami jalan berdua seolah tidak ada lagi orang di depan kami, ini akan jadi pernikahan yang mengagumkan jika kami berdua mempelainya. Mimpi yang indah(sweet dreams).

Di luar kapel Jia mengumumkan pada para perempuan untuk pelemparan bunga, aku menyingkir bersama Zhoumi, Henry dan Jonghyun. Kulihat Sungmin juga berjalan di belakangku, kami berdiri di belakang para perempuan yang percaya mitos antusias menunggu lemparan bunga. Tepat ketika Jia melempar bunga Zhoumi mendorong Sungmin ke arah para perempuan itu hingga membuatnya menabrak beberapa perempuan di depannya dan perempuan itu menabrak di depannya hingga perempuan yang sudah hampir memegang bunga jadi terdorong dan bunganya terlempar ke belakang dan tanpa disangka bunga itu jatuh ke tangan Sungmin dengan sendirinya, aku hanya memandang Zhoumi dengan heran dan dia tersenyum mengangkat bahu.

"Minnie! kau dapat bunga!" Sunkyu berteriak mendekatinya, "kau adalah pengantin berikutnya!"

"selamat Minnie..." Jimin ikut-ikutan memeluk Sungmin.

"aku laki-laki okay? aku tidak termasuk dalam mitos ini" oh ternyata dia juga menganggap itu hanya mitos, "siapa yang mendorongku tadi??" Sungmin menoleh pada kami dan dia menatapku dengan tajam.

"hey.. bukan aku!" aku berucap sungguh-sungguh.

"itu aku... kau tidak boleh marah padaku kan? Aku mempelai pria"

"oh ya? awas kau ya.." dia mendatangi Zhoumi tapi Zhoumi segera lari ke arah meja-meja di tengah halaman yang sudah terhias bunga. Mereka itu seperti anak-anak saja.

Garden party selesai sekitar menjelang jam makan siang, acaranya bercengkerama saja dengan keluarga Chinese mereka, hanya kami teman-teman Korea mereka dan Henry bisa dibilang mix, beberapa ucapan doa dari orang-orang yang dituakan diberikan pada mereka, juga ada sesi foto bersama pengantin, aku sempat minta foto dengan Sungmin tapi dia menolak.

Kulihat Sungmin berjalan di depanku bersama teman-temannya, dia membawa buket bungat yang dia dapat, dia melambai sambil dia masuk kamarnya dan dia melihatku saat dia menutup pintu. Aku tersenyum tipis padanya sambil terus berjalan menuju kamarku.

Aaahhh... aku rebahkan tubuh dan buka kancing jasku, pesta nanti malam lebih bersifat kasual jadi aku hanya perlu pakai kaos dan jeans, ponselku berbunyi dan aku merasakan getaran di dadaku karena memang kuletakkan ponsel di saku jas dalam.

"yaah.." aku jawab dengan malas.

"kenapa kau jawab seperti itu? apa kau malas menerima telpon dariku?" aku langsung terbangun.

"Sungmin? ada apa? aku tidak tahu kalau kau menelponku kita kan baru saja.."

"aku cuma mau minta maaf soal sesi foto tadi, apa kau marah padaku?"

"oh... aku pikir ada apa, tidak.. aku tidak marah" aku merebah lagi, kenapa dia sampai menelponku hanya karena itu? Apa dia cemas kalau aku marah padanya?

"baguslah kalau begitu.."

"besok kau terbang jam berapa?"

"besok?" aku dengar dia seperti mencari-cari sesuatu, "hmm.. di tiket penerbangan pesawatnya siang"

"oh.. kalau begitu aku bisa mengantarmu"

"kau tidak terbang bersamaku?"

"aku beli tiket sendiri kan, aku hanya dapat penerbangan pulang malam"

"oh..." dia diam dan membuat pembicaraan kami terhenti.

"istirahatlah, nanti malam mungkin kita tidak akan tidur karena akan berpesta semalaman"

"ya.. kau juga istirahatlah, bye" aku jawab dengan menggumam lalu menutup telpon.

Apa benar aku sudah memberikan harapan kosong pada Sungmin? Apa aku tidak boleh terlalu perhatian padanya? Hubungan gay sangat sulit.

***

Aku mendengar pintu diketuk dan aku terlonjak kaget, ternyata aku tertidur.

"Kyuhyun ayo kita turun sekarang" sekarang? aku lihat jam tanganku, sial.. ini sudah jam 7 malam! Apa aku selelah itu? Kenapa aku bisa tidur selama itu? Aku buka pintu kamar dan melihat Jonghyun sudah tampak stylist.

"sorry bro.. aku baru bangun tidur, aku menyusul nanti, aku akan cepat mandi"

"baiklah.. temui kami di bagian barbekyu.. aku sudah lapar"

"okay.."

Aku segera tutup pintu begitu Jonghyun pergi dan kubuka jas untuk siap-siap mandi.

Aku turun saat semua tamu sudah berdatangan, sepertinya sambutan sedang diberikan, yah aku telat, aku lihat Sungmin melirikku dengan cemas, aku harus mengatakan padanya kalau aku hanya ketiduran. Aku ambil champagne di meja panjang yang tersedia lalu mendekat ke arah Sungmin yang berdiri menyaksikan MC dan pengisi acara lainnya.

"maaf, aku ketiduran" aku berucap di telinganya lalu dia menoleh.

"seharusnya aku mendatangimu untuk mengajakmu turun"

"oh tidak masalah, Jonghyun tadi ke kamarku jadi aku terbangun, kalau dia tidak mendatangiku mungkin aku akan telat sampai malam nanti".

"maaf Kyu, bukannya aku tidak perduli padamu tapi.."

"aku tahu, tidak masalah.." aku tersenyum mengusap kepala Sungmin tanpa aku sadari, "maaf.. aku merusak rambutmu" dia hanya tersenyum dengan menggeleng lalu kembali memandang ke depan.

Aku tahu dia tidak mengajakku turun karena dia pikir kami bukan kekasih lagi jadi dia tidak perlu memberiku perhatian lebih, itu bedanya Sungmin denganku, dia bisa bersikap pura-pura tidak perduli padaku sementara aku tidak, aku tidak bisa menahan diri dan pura-pura tidak perduli padanya. Berat rasanya jika aku harus menjauhinya, aku tidak bisa melakukan seperti apa yang Jia minta.

Party di kolam renang hotel berjalan sangat seru dan ramai, banyak tamu hotel lain bahkan orang asing juga ikut serta menikmati party tapi aku tidak sedikitpun mengalihkan perhatianku dari Sungmin, karena aku tidak mau dia mabuk. Aku tahu benar dia tidak kuat alkohol. Saat ini dia hanya minum jus tapi siapa tahu nanti ada orang yang memaksanya minum.

Para tamu yang ingin berkaraoke menyumbangkan lagu untuk pernikahan siapapun boleh maju dan menyanyi, ada DJ yang membantu memainkan musik.

Hari sudah mulai menjelang tengah malam, minuman Sungmin habis lalu dia pergi mengambil minuman, aku pastikan dia mengambil sendiri minumannya karena aku percaya dia tidak akan berani minum alkohol di saat orang banyak begini.

Acara dilanjut dengan atraksi sulap di depan, Jimin dan Sunkyu ikut bermain sulap ke depan. Sungmin sudah kembali ke sampingku dan minum jus yang dia ambil sambil menikmati pertunjukkan sulap temannya.

Saat menikmati aksi pesulap kulihat Sungmin memegangi kepalanya "ada apa?" aku sentuh pundaknya.

"oh.. tiba-tiba saja kepalaku pusing, hei.. kenapa kepalamu ada dua Kyu? Kau punya dua kepala?? hah..! jangan-jangan kepalamu terbelah??" bicaranya sangat kacau, aku ambil gelas di tangannya dan kuhirup aroma jus miliknya, sial.. ini campuran koktail, ada bau alkohol dalamnya, alkohol yang berat semacam Brandy atau Whiski, apa dia mengambil di area minuman yang salah? Karena memang tadi ada beberapa area, area champagne, area jus dan area koktail.

"ayo kita kembali ke kamar"

"kenapaaa~ aku masih mau main sulaap~~" beberapa orang di dekat kami menoleh.

"kita main di kamarmu okay?" kutarik pundaknya sambil berjalan pergi.

"benarkah?? kau mau main denganku??" dia kembali ke usia 10 tahun sekarang, dulu saat mabuk kelas 1 di Seoul High School dia kembali ke usia 7 tahun.

Kami jalan masuk ke lift dan aku harus menopang tubuhnya. Dia menyandar padaku karena pusing, karena lama jika harus jalan ke kamarnya akhirnya aku bopong dia seperti perempuan, dia memandangku tapi tidak sadar dengan kondisinya sekarang, dia berpegangan leherku, lebih tepatnya memelukku. Dia diam memandangiku saat aku membawanya ke kamarnya, sejujurnya aku merasa gugup dia memandangiku seperti ini, aku tidak pernah gugup jika ada perempuan yang suka padaku, melihatku atau memperhatikanku, tapi tidak dengan Sungmin.

"wajahmu sangat tampan" uhuk! Aku terbatuk dalam hayalanku, jika ada batu di koridor aku pasti jatuh tersandung, kenapa dia tiba-tiba bicara begitu? Oh ya.. dia sedang mabuk, "kau.. sebenarnya sadar kan kalau kau itu tampan?" ya ampun.. wajahku panas dan aku benar-benar malu dia memujiku, aku paling tidak bisa jika Sungmin memujiku, aku berpaling darinya sambil terus jalan membopongnya "aku tahu banyak perempuan yang suka padamu dan aku.. juga seperti mereka" apa maksudnya itu... dia menyukaiku?

Aku menoleh padanya, wajahnya dekat di depanku

"saat pertama kali melihatmu aku merasa kau sangat tampan..." aku tahu aku tampan Sungmin... aku tidak bisa menahan senyumku walau aku tahu dia mabuk dan tidak tahu apa yang sedang dia katakan. Tapi tunggu dulu, saat pertama kali melihatku? Aku memandang Sungmin dengan lebih serius, "tapi kau sangat kasar dan aku tidak suka laki-laki kasar" oh.. jadi memorinya sedang kembali ke masa saat kami sekolah, "tapi kemudian kau jadi sangat baik padaku".

Aku sudah sampai di kamar Sungmin lalu aku turunkan dia, "nanti kita lanjut tapi sekarang berikan kunci kamarmu dulu" dia menoleh kanan kiri dan meraba semua kantongnya, baru kemudian dia menemukan kunci di kantong celananya. Dia memberikan kunci lalu aku membukanya. Aku pegang pundaknya dan kuajak masuk langsung kududukkan di ranjangnya tapi dia menarik tanganku.

"aku suka padamu Kyuhyun.. tapi aku laki-laki kenapa aku bisa suka padamu? katakan Kyuhyun kenapa?" aku pandang wajahnya dekat di depanku, dia mendongak memandangku dengan matanya yang sayu karena mabuk.

"cinta adalah cinta. Cinta bisa dirasakan siapa saja dan pada siapa saja. Tidak perduli laki-laki pada laki-laki, si kaya pada si miskin, jika kau merasa cinta ya cintai saja"

"apa kau juga menyukaiku?"

"aku suka padamu, aku cinta padamu dan kau tahu itu sejak bertahun-tahun yang lalu" dia jatuh terbaring di ranjang.

"Kyuhyun juga suka padaku! iya, dia suka padaku, aku.. sangat bahagia bersamanya, dia sangat memanjakanku, memberikan apapun yang kuinginkan, untung saja dia kaya, berani sekali dia menghabiskan uangnya untukku" aku terkekeh melihatnya mengoceh tentang masa lalu kami, ya.. kebahagiaan kami hanya ada di masa lalu, tapi aku ingin sekali memberikannya kebahagiaan di masa depan. "Jeju.. sekarang aku ada di Jeju kan? oh.. aku ingat sesuatu.. aku jadi teringat malam pertamaku disini, aku sudah tidak perawan lagi.." dia menutup dadanya, "tapi tidak apa-apa, karena aku memberikan keperawananku pada Kyuhyun" dia memakai kata 'perawan' seperti dia perempuan saja, aku tersenyum lalu merangkak diatasnya.

"berhenti bicara, kau cerewet sekali" aku cium bibirnya.

"hmmm... aku suka ciuman Kyuhyun" dia tersenyum membuatku hilang akal.

"kalau begitu nikmati ciumanku" aku menciumnya lagi, lidahnya menjulur menggodaku membuat lidahku keluar menyambutnya.

Tapi aku harus ingat Sungmin sedang mabuk, jika dia sadar dia tidak akan mungkin melakukan ini di saat status kami tidak seperti yang dulu, aku tidak boleh memanfaatkan keadaan. Aku lepas ciumanku sebelum Sungmin berhasrat dan sebelum aku juga berhasrat.

"kenapa.. kau berhenti menciumku?"

"tidurlah.. ini sudah malam" aku kecup dahinya.

"kau mau pergi kemana?? kenapa kau tidak tidur denganku??" dia menahan tanganku, ingatannya saat ini tertahan di masa ketika kami bersama di Jeju.

"aku tidak akan kemana-mana, aku cuma mau lepas sepatuku, okay?" aku berdiri dan melepas sepatuku, Sungmin juga bangun dan melihat dirinya sendiri, dia menendang lepas sepatunya lalu dia lepas jaketnya dan lempar begitu saja saat aku sedang membuka kaitan resleting jeansku. Dia lalu merebah dengan bebas, aku lepas pengait celana jeansnya agar nafasnya longgar. Aku berbaring di sampingnya dan dia langsung memelukku. Akupun memeluk dia di dadaku dan kami tidur. Hanya tidur. Tidak melakukan apa-apa. Karena aku tidak mau dia menyesal keesokkan harinya saat dia sadar.

Dalam tidurku aku merasa sangat tenang, aku berjalan diatas pasir dengan kaki telanjang, tanganku menggenggam tangan seseorang dan kulihat dia tersenyum padaku, Sungmin sangat cantik saat dia tersenyum, jika laki-laki bisa dibilang cantik. Dia berjalan di sampingku sambil kami menyusuri pantai Jeju dengan pasir putih yang indah ini.

"apa kau ingin suatu saat tinggal disini?" aku bertanya padanya.

"maksudmu.. punya rumah disini? di Jeju?"

"ya.." aku tersenyum padanya.

"kalau aku ingin apa kau akan membelikan rumah untukku di Jeju? kau selalu begitu kan"

"kau sangat mengerti aku uh?" aku terkekeh.

"tidak, aku tidak mau tinggal di Jeju"

"oh..." aku tahu itu pasti karena bibi, dia tidak mungkin meninggalkan bibi, satu-satunya orang yang dia miliki.

"tapi aku ingin pergi lebih jauh lagi.." eh? aku menoleh padanya, "aku ingin pergi bersamamu ke tempat yang sangat jauh Kyu" jadi dia bersedia pergi denganku?

"kemana? sejauh mana?"

"kemana saja kau bisa membawaku, asalkan itu jauh... jauh dari orang-orang yang mungkin mengenal kita, jauh dari sini.. seperti surga mungkin?"

"kau bercanda? kau ingin aku membawamu pergi ke surga?"

"tapi untuk itu kita harus mati dulu" dia terkekeh.

"aku akan selalu ikut bersamamu meski ke surga"

"jangan lepaskan tanganku, kau janji?" dia menoleh sambil mengeratkan genggamannya.

"iya, kita akan selalu bersama meski ke surga sekalipun".

Aku terbangun dengan Sungmin tidur tenang di pelukanku dan aku menggenggam tangannya di dadaku, mimpi yang indah, aku lihat jam tanganku masih menunjukkan pukul 4 pagi. Aku harus pergi karena ini hampir pagi, aku tidak mau Sungmin bangun lalu dia sadar dari mabuknya dan salah paham padaku. Aku letakkan dia di bantalnya perlahan lalu aku bangun dan memakai sepatuku, aku benahi celanaku baru kemudian keluar.

~Sungmin~

Aku bangun dengan rasa pusing menyerangku, sial.. aku mabuk semalam, padahal aku pikir aku ambil jus ternyata itu koktail, aku melihat sekelilingku dan aku bangun, ah.. ini sudah jam berapa? Aku raih ponselku di meja samping ranjang dan melihat jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi, tidak apa-apa, aku akan terbang jam 1 siang. Lebih baik aku mandi.

Aku turun dan ambil handukku, tunggu dulu! Siapa yang mengantarku kembali ke kamar? Aku ingat aku mabuk saat masih di tempat pesta dan aku berdiri bersama Kyuhyun.. sial.. apa yang sudah kulakukan semalam?? Apa aku bicara dan bertingkah aneh lagi?? aku ambil poselku lagi di ranjang dan kutelpon seseorang. Aku harus memastikan kalau aku tidak berbuat yang tidak-tidak. Dan semoga bukan Kyuhyun yang mengantarku.

"Jimin... kau sudah bangun?"

"oh.. belum.. ada apa?" suaranya terdengar serak, dia pasti masih tidur.

"maaf kalau aku mengganggumu, aku mau tanya, apa kau semalam mengantarku ke kamar?"

"oh... itu" apa Jimin yang mengantarku? "kenapa memangnya"

"aku hanya bingung karena tiba-tiba aku bangun sudah dalam kamarku, kau.. yang mengantarkanku kan?"

"saat itu aku dan Sunkyu sedang ikut permainan sulap, aku lihat Cho Kyuhyun mengajakmu pergi" matilah aku, "jadi semalam itu kau mabuk?"

"iya, dan aku yakin aku pasti sudah berbuat hal yang aneh saat aku mabuk, apa kau yakin dia yang mengantarku?"

"iya.. memang dia, apa dia melakukan sesuatu padamu?"

"tidak, aku masih berpakaian" aku lihat kancing jeansku terbuka tapi resletingku masih tertutup, "aku baik-baik saja, itulah makanya aku tanya jika mungkin kau yang mengantarku, karena aku masih dalam keadaan utuh kalau Kyuhyun yang mengantarku aku tidak yakin dia akan membiarkanku utuh seperti ini"

"haha.. jadi maksudmu Kyuhyun itu predator yang pasti akan memangsamu jika kau tak berdaya? jadi waktu kalian pacaran dia itu sangat ganas uh?"

"tidak.. ya.. dia.. maksudku.. tidak seperti itu... tapi... sudahlah aku mau menemuinya dulu sebelum nanti kita pulang, aku mau memastikan kalau dia tidak macam-macam" aku tutup telpon sebelum Jimin melarangku.

Aku benahi jeansku lalu aku pakai sepatuku dan keluar, tapi dimana kamar Kyuhyun? Aku mau telpon Zhoumi tapi dia pasti sedang istirahat, jadi aku tanya WO yang mengatur para tamu saja. Aku hubungi mereka dan staff WO memberitahuku kamar Kyuhyun.

Aku ketuk pintu kamar Kyuhyun tapi dia tidak membukanya, aku tidak sabar untuk tahu apa saja yang terjadi semalam. Aku harap tidak terjadi hal yang memalukan. Pintu dibuka setelah aku ketuk berkali-kali, dia tampak kesal tapi wajahnya langsung berubah ketika dia melihatku.

"oh.. ternyata kau, ada apa?"

"boleh aku masuk?"

"tentu saja" dia menyingkir dan membukakan pintu lebih lebar, "apa yang membawamu datang kesini?"

"semalam.. kau yang mengantarku kan?" dia mengangguk mengalihkan pandangannya dariku, "apa aku melakukan sesuatu yang memalukan?" aku tahu dulu aku mabuk dan bicara soal pororo, aku tidak akan malu lagi jika yang kubicarakan itu pororo, tapi kalau yang kubicarakan hal lain bagaimana?

"tidak.. kau tidak melakukan hal yang memalukan" dia menjawab dengan santai tapi pipinya blushing, Kyuhyun tidak pernah blushing kecuali saat aku memujinya (Floating Island moment)

"kalau begitu... aku pasti sudah mengatakan sesuatu hal yang memalukan, iya kan?" dia menggeleng tapi dengan pelan seolah dia ragu untuk menjawabnya, "katakan padaku, apa saja yang sudah kukatakan semalam?"

"tidak banyak.. kau hanya bicara soal masa lalu, aku rasa itu tidak penting" tapi rona di pipinya tidak juga hilang, aku pasti sudah mengatakan hal yang tidak-tidak.

"kau.. kau tidak bohong padaku kan?"

"tidak.. tentu saja tidak" dia menggeleng dengan yakin, "kau hanya bercerita tentang masa lalu kita, semua hal yang aku sudah tahu jadi aku rasa itu bukan hal yang penting, kau tidak perlu khawatir, tidak ada rahasia yang terbongkar" dia tersenyum tapi aku masih memandangnya dengan curiga, "aku sungguh-sungguh, untuk apa aku bohong"

"baiklah.." aku masih tidak mengalihkan pandanganku darinya, "apa.. kau tidak melakukan sesuatu padaku? Itu sangat.. tidak biasa Kyuhyun"

"eh? kau pikir aku tipe orang seperti itu? aku akan 'memakan'mu saat kau tidak sadar?"

"tidak, maksudku..."

"aku agresif?" aku memandangnya lalu mengangguk perlahan, "ya.. aku akui itu, tapi kau tidak sadar, apapun yang kau katakan atau lakukan saat itu aku tahu dengan benar kalau kau sedang dibawah pengaruh alkohol, aku tidak mungkin mencari kesempatan dalam kesempitan apalagi kita tidak punya ikatan" oh begitu? Aku lega.. iya, aku lega.

"baguslah.. kalau begitu aku pergi" aku beranjak ke pintu dan buka pintu tapi dia menahan pundakku dan mendekatkan bibirnya di telingaku dari belakang.

"kau semalam bilang, sejak dulu kau suka ciumanku" aku bilang seperti itu??? Benar-benar memalukan! Aku keluar dan lari secepatnya, dia pasti bohong. Ya ampun.... bagaimana bisa aku mengatakan itu?? Tunggu dulu.. kalau aku mengatakan itu, hal apa lagi yang kukatakan sampai pipinya merona seperti itu??

*

Aku diantar staff WO menuju bandara bersama Jimin, Sunkyu, Henry dan Jonghyun, keluarga Zhoumi dan Jia yang menghadiri pesta juga terbang bersama kami kembali ke Gimpo, tapi keluarga yang lain terbang dengan penerbangan internasional ke China. Kyuhyun ikut mengantar kami dengan alasan ingin mengantar kedua temannya Henry dan Jonghyun, aku tahu maksudnya sebenarnya, dia bahkan memilih duduk di sampingku di dalam mobil Van, aku benci sekali padanya. Aku benci tiap kali melihat senyum di wajah bodohnya itu.

"kau baik-baik saja? sudah tidak mabuk?"

"tidak" aku jawab dengan acuh tanpa menoleh padanya.

"semalam.. aku senang seka.."

"aku sedang mabuk apapun yang aku katakan itu tidak berdasar..."

"kau bilang aku sangat tampan" aku menganga sementara dia tersenyum gembira, dasar licik. Kami bicara dengan berbisik jadi yang lain tidak dengar.

"kau bilang aku hanya mengatakan hal tentang masa lalu, jadi yang dimaksud itu pasti saat kita berpacaran sementara sekarang kau adalah mantan..pacar.." aku balas dia dengan senyum kemenangan.

"kau bahagia karena melepas 'keperawananmu' padaku" aku menganga untuk yang kedua kalinya, berapa banyak hal yang sudah kukatakan tadi malam?? "aku harap kau terbang dengan nyaman dan selamat, sampai jumpa lagi di kantor besok" aku menoleh dan ternyata kami sudah sampai di JIA (Jeju International Airport).

Bagaimana bisa aku terbang dengan nyaman kalau dia sengaja mengatakan itu padaku. Aku turun dan jalan tanpa menoleh ke belakang, kalau tetap berada bersamanya dia hanya akan mengejekku.

"hey.. sebenarnya apa yang terjadi semalam? kau sudah tahu semua dari Kyuhyun?" Jimin bertanya padaku saat kami memasuki pesawat, aku letakkan ranselku di kabin dan duduk.

"aku benci dia" aku pasang seatbelt dan kulipat tanganku dengan kesal, aku yakin bibirku sekarang manyun.

"oh ya?" kudengar Jimin tertawa tanpa gelak, hanya menghembuskan nafas, dia mengejekku?? Aku menoleh padanya, "kau lebih tampak seperti seorang kekasih yang merajuk dibanding benci, dia kembali menguasaimu hanya dengan sekali buaian" Jimin duduk dan memakai seat beltnya.

Aku diam, aku tidak setuju kata-kata Jimin, aku tidak merasa terkuasai, apa aku tampak seperti aku dikuasai?

"kau masih mencintainya Minnie, aku tahu itu, kami semua tahu itu"

"tapi dia sudah.."

"itulah yang harus kau pelajari, kau mau terus berada di titik ini dan hidup dengan masa lalumu atau kau mau move-on dan mencari masa depanmu"

Aku pikir aku sudah tidak ada lagi perasaan pada Kyuhyun karena dia sudah menyakitiku dan aku membencinya, walaupun hal itu sudah kumaafkan, tapi ternyata kebencian hanya beda segaris tipis dengan cinta, aku tidak bisa melupakannya selama ini karena membencinya dan setelah kumaafkan kesalahannya benci itupun lenyap dan cinta itu kembali timbul, tapi benar kata Jimin dia hanya masa laluku dan dia akan menjadi masa depan seseorang. Meskipun jelas Kyuhyun tidak mencintainya tapi Kyuhyun tidak bisa melawan ketentuan itu, dia ditunangkan lebih dulu dari hyungnya juga karena kesalahanku, karena dia berpacaran denganku yang seorang laki-laki, dia ditunangkan agar dia tidak lagi berhubungan denganku.

"Jimin.. bagaimana kalau kau jadi pacarku?"

"apa??" dia terlalu berlebihan meresponku sehingga orang yang duduk di samping kami menoleh.

"aku cuma iseng bertanya, aku tidak terpikir ingin berpacaran dengan siapapun, aku tidak pernah... merasa jatuh hati setelah itu.." aku menoleh pada Jimin.

"sayangnya aku sudah suka pada orang lain, kalaupun aku belum jatuh hati pada orang lain aku tidak mungkin memacarimu, kau adalah temanku, teman belanja underwear dan kosmetik"

"aissh..." aku jadi tertawa dibuatnya "tapi siapa yang kau sukai?" aku menoleh lagi padanya dan dia merona selarang "Oh Jimin.. kau tidak pernah merona jika membicarakan seorang laki-laki tapi kenapa sekarang kau seperti seorang gadis sekolahan yang jatuh cinta?"

"aku bukan gadis sekolahan okay? apa salahnya merasa jatuh cinta?" dia serius??

"okay, sekarang aku penasaran, siapa dia?"

"seseorang yang baru kukenal" jangan-jangan..

"kau termakan rayuan playboy Lee Jonghyun, iya??"

"bukan rayuan, dia benar-benar gentleman, dia pandai memperlakukan perempuan"

"karena itu dia bisa saja memperlakukan perempuan lain dengan cara yang sama dan mereka juga akan jatuh cinta sepertimu, aku tidak percaya Jimin yang cerdas dan punya pemikiran tajam jatuh cinta pada seorang playboy"

"tapi dia pandai, dia anak seorang hakim, dia punya wawasan hukum yang luas dan aku.. mempelajari hukum internasional, kami cocok Minnie.. kami berjodoh"

"jangan bicara soal jodoh padaku, aku berpikir Kyuhyun adalah jodohku 5 tahun yang lalu, kau jangan ikut tertipu"

"yah setidaknya kami tidak akan terpisah karena masalah restu keluarga"

"kau mengejekku.."

"tidak.. tapi aku hanya mau memberitahumu kalau kami bisa lebih langgeng, kami tidak punya penghalang"

"huh.. kalau begitu selamat" aku berpaling dan merajuk.

"Minnie.. jangan marah~ aku tidak bermaksud ingin berpacaran dengan teman musuhmu"

"siapa musuhku?"

"Kyuhyun? Jonghyun teman Kyuhyun kan?"

"haah.. itu sama sekali tidak ada hubungannya tapi mereka itu sama, playboy, kau tahu sendiri seperti apa Kyuhyun.."

"bagaimana kalau kubuktikan Jonghyun tidak seperti Kyuhyun?"

"kau serius mau berpacaran dengannya??" dia mengangguk cepat dan memasang tampang puppy eyes-nya.

"dia menyatakan perasaannya semalam"

"apa??" sekarang giliranku yang berteriak histeris, "kalian baru kenal sehari, kau gila??".

"ya kalau begitu kami akan saling mengenal lebih dulu, dengan sekali dua kali kencan"

"kau sangat putus asa ingin berpacaran huh? sudah berapa lama kau menahan diri tidak berhubungan sex? aku 5 tahun tidak melakukannya"

"Minnie.. bukan itu.. aku tidak berpikir tentang sex.. aku hanya berpikir kami punya dunia yang sama, kita punya dunia yang sama tapi soal kosmetik, tapi Jonghyun berbeda~" kami bicara dengan saling berbisik agar tidak kedengaran orang lain tentu saja.

"bagaimana dengan Sunkyu? apa dia setuju?"

"well... Sunkyu juga ingin agar dia dan Henry disetujui mungkin.. jadi dia mendukungku"

"Henry??!" wah... apa-apaan ini.. hanya dalam sehari semalam teman-temanku sudah terjebak teman-teman Kyuhyun. "kau pasti bercanda"

"aku serius"

"tapi Sunkyu bilang Henry aneh karena bicaranya yang campuran"

"dia bilang Henry keren karena tinggal di luar negeri"

"ya ampun.. kalian berdua ini kenapa"

"tapi kami belum berpacaran, kami mau tanya pendapatmu dulu"

"aku tidak setuju, jelas kan?"

"kau tidak adil.. dulu kami mendukungmu pacaran dengan Kyuhyun"

"itu dulu dan aku gagal.. tidakkah kalian mengambil hikmah dariku?"

"tapi Jia sampai menikah dengan Zhoumi, jangan sakit hati Minnie tapi cuma Kyuhyun yang brengsek"

"oh.. kita lihat apa mereka bisa langgeng atau bercerai"

"hey! kau tidak boleh bilang begitu~"

"i don't care" aku melipat tangan dan berpaling, aku merajuk, bagaimana bisa kedua temanku tiba-tiba jatuh cinta pada Jonghyun dan Henry?? Lalu bagaimana denganku?? Hanya aku yang nelangsa?

"merajuklah.. tapi aku tahu kau pasti akan setuju"

"hanya dalam mimpimu" aku tetap berpaling.

Karena aku merajuk aku sampai lupa rumahku, aku kembali ke apartmen lama dan aku sudah tidak punya kuncinya lagi, kunci rumah lamaku kusimpan di rumah baruku, maksudku rumah baru Kyuhyun. Aissh.. aku harus naik taxi lagi ke Pavilion.

Aku sampai di rumah baru jam 3 sore, masih punya banyak waktu sampai besok. Aku mau tidurrrrr...

Kudengar suara bel pintu, apa itu bel tetangga? Aku buka mata dan kulihat ponselku di meja jamnya sudah menunjuk angka digital 21.11 sudah jam 9 malam, bel masih saja terdengar dan semakin jelas, seperti bel pintuku? Aku keluar kamar dan suaranya sudah jelas sekarang, memang bel pintuku, aku baru sadar kalau bel pintu tetangga tidak mungkin terdengar dari rumahku karena rumah apartmen ini sangat besar.

"tunggu sebentar!" aku menuju pintu dan buka, "Kyuhyun??" oh ya, memangnya siapa lagi yang tahu rumah ini selain dia.

"apa kau sedang tidur? kau masih pakai baju tadi saat kau berangkat dari bandara"

"dan kenapa kau disini? ini sudah jam 9 malam"

"aku baru sampai dari Jeju" eh? Aku angkat alisku seolah bertanya 'lalu?', "aku rindu padamu, seharian aku sendirian di Jeju dan kau tidak menelponku"

"kenapa aku harus menelponmu?"

"okay, baiklah.. kau memang tidak perlu perduli padaku, aku pulang, bye"

"hey..." dia sengaja merajuk huh? Dia berhenti berjalan dan seolah menungguku untuk menyuruhnya tinggal, "kau bisa minum kopi dulu setelah itu baru pergi" dia berbalik dengan tersenyum.

"terimakasih atas tawarannya" dia masuk melewatiku dan aku hanya memutar bola mataku.

"buat sendiri ya, aku mau mandi"

"apa? aku ini kan tamu, kau harus buatkan minuman untukku"

"sudah kubilang aku mau mandi, setelah minum kau boleh pergi, tidak perlu dikunci" aku tersenyum manis padanya, dia pikir dia bisa memperdayaku huh? Aku tidak akan mudah dikuasai olehnya lagi.

"kau benar-benar..."

Aku mandi sekitar 10-15 menit karena aku ingin menikmati guyuran shower hangat, badanku terasa rileks sekarang, aku pakai bathrobe dan keluar dari kamar, sudah hampir jam 9.30 aku rasa dia pasti bosan menunggu dan pulang.

Tapi ternyata dia masih duduk di kursi dapur.

"kau sudah selesai? sekarang buatkan aku kopi yang kau tawarkan"

"ini sudah malam, apa kau tidak berpikir untuk bangun pagi dan bekerja besok?"

"aku bisa ijin tidak masuk kerja, atau bolos, terserah aku kan"

"bos yang tidak bertanggung jawab" aku mengatainya tapi aku tetap membuatkan kopi untuknya, ini hanya kopi instan tidak masalah, aku tidak perlu repot-repot membuatkannya kopi press, "apa kau dijemput ahjussi?"

"tidak, aku naik taxi" aku aduk dan kuletakkan di meja batu marmer yang ada di depan Kyuhyun, dia mengambil dan meniupnya sebelum diminum.

"kau seharusnya langsung pulang dan istirahat"

"apa kau khawatir padaku?"

"ti..daaak.." aku jawab dengan nada panjang dan dia terkekeh, apa dia sangat menikmati saat mengejekku? Aku duduk di sampingnya agak jauh, "ceritakan tentang tunanganmu" dia menoleh dan memandangku dengan tatapan heran seolah aku ini bertanduk dan berubah jadi incubus, aku menuruti kata-kata Jimin untuk berusaha move-on dari masa lalu, aku akan jadi temannya jadi aku mulai dengan menanyakan tentang tunangannya, "aku berusaha untuk jadi teman okay? Kau tidak mau aku jadi musuhmu kan?"

"tidak" dia menunduk melihat kopinya.

"kalau begitu ceritakan padaku, aku bilang kan kalau kau bisa mengatakan apapun padaku, membagi bebanmu dan menganggapku sebagai temanmu" dia diam saja dan memainkan cangkirnya seperti anak-anak, "katakan padaku, siapa namanya?"

"Kang Seulgi" dia menjawab tanpa memandangku.

"apa...pekerjaannya?"

"dia masih sekolah, jurusan kedokteran"

"oh.. pantas, dia putri presdir rumah sakit kan"

"bisa kita bicarakan hal lain?"

"maksudmu? seperti apa?"

"bagaimana hubunganmu dengan Changmin selama ini?"

"kami hanya berteman, memangnya ada apa?" dia tidak berpikir kalau kami ada apa-apa kan?

"selama 6 tahun? hanya berteman?"

"yaaa... kau pikir Changmin seperti itu?" dia angkat bahu dengan membuat duck lip.

"aku straight dan kita hanya berteman selama 6 bulan tapi aku sudah tergila-gila padamu" aku berpaling mengalihkan pandangan, aku harus menahan rona di pipiku aku tidak mau merona karenanya, "dia pasti merasakan sesuatu tapi tidak berani mengungkapkannya padamu".

"dia tidak, tidak akan seperti itu, bisa kan kau tidak bahas tentang kau dan aku di masa lalu?" dia hanya menarik nafas.

"Jia juga bilang agar aku tidak lagi mendekatimu, agar kau bisa move-on dan jatuh cinta lagi" Jia mengatakan itu? Apakah itu yang dimaksud Kyuhyun Jia memarahinya sebelum dia memaafkannya? "tapi aku tidak bisa, aku ingin selalu di dekatmu, aku merasa lega.. aku merasa aku tak punya masalah apa-apa"

"bagaimana mungkin? sementara masalahmu itu karena aku, bukannya semakin kau menjauh dariku kau akan semakin terhindar dari masalah?"

"apa kau tahu sebenarnya apa masalahku?" dia berdiri dan menekan meja di depannya seperti dia marah.

"karena kau terlibat cinta terlarang dengan laki-laki?" suaraku terkesan seperti aku tidak yakin.

"salah, masalahku adalah aku ingin meninggalkan perusahaan dan keluargaku untuk hidup bersamamu tapi kau menolak dan melarangku melakukannya" aku tidak bisa berkata apa-apa lagi.

Kyuhyun ingin melepas semuanya demi aku? Ingin hidup berdua denganku?

"jika kau biarkan aku melakukannya aku tidak akan punya masalah lagi, aku tidak akan perduli apapun lagi" dia semakin mendekat tanpa kusadari dia sudah di depanku dan kakinya menyentuh lututku yang duduk dan kepalaku mendongak, "aku hanya ingin mencintaimu".

Sepersekian detik kemudian bibir Kyuhyun sudah menutup bibirku dan tangannya memegang tengkuk leherku, dia menciumku dengan menekankan bibirnya lalu dia mulai bergerak dan bibirku mengikuti gerakannya dengan sendirinya, aku membalas ciumannya!

Tanganku perlahan memegang tangannya sambil aku berdiri dan Kyuhyun menuntunku bergerak ke arah meja, bibir kami tidak terlepas sedikitpun. Tangannya turun membelai lenganku lalu ke pinggangku dan ke bokong, dia mengangkat bokongku untuk duduk di meja marmer membuat ciuman kami terlepas sejenak, tapi aku mendekat dan melanjutkan ciuman kami, kakiku terbuka membiarkannya masuk di sela pahaku dan aku memeluk lehernya untuk semakin merasakan kedekatan kami.

Aku tidak ingin memberikan Kyuhyun pada perempuan itu, Kang Seulgi, atau siapapun. Dia masih mencintaiku dan aku juga masih mencintainya. Mungkin kami bisa bersama, jika Kyuhyun rela meninggalkan semuanya aku juga akan rela meninggalkan semuanya.

Omma.

Aku lepas ciuman kami begitu aku teringat omma. Dulu hubungan kami direstui omma jadi aku tidak khawatir karena aku tidak perlu meninggalkannya tapi jika Kyuhyun ingin hidup berdua denganku dengan meninggalkan semuanya dia pasti tidak bermaksud ingin tinggal disini, jadi aku harus bersiap meninggalkan omma?

"ada apa?"

"aku tidak bisa meninggalkan omma"

"aku tahu itu, aku tahu kau pasti akan memikirkan bibi" dia tersenyum lalu mundur menjauh selangkah dariku, "kau boleh memikirkannya lebih dulu, jika kau siap baru kau katakan padaku" dia membelai pipiku, "tapi sebelum itu aku ingin mendengar sesuatu darimu, bisa kau katakan padaku kalau kau masih mencintaiku?" pipiku memanas dan seketika aku seperti kembali ke masa sekolahku, "aku tahu tanpa kau katakan pun aku sudah tahu, tapi aku ingin mendengarnya darimu"

"buang-buang waktu" aku mau turun tapi dia langsung masuk ke sela pahaku lagi mencegahku.

"aku tidak akan membiarkanmu turun kalau kau tidak mau mengatakannya"

"jangan kekanak-kanakan, itu cuma diucapkan anak sekolah"

"tidak, aku juga mengucapkannya, aku mencintaimu, aku mencintaimu, aku mencintaimu" dia sengaja mengatakannya berulang-ulang membuatku tersenyum, dia mengecup bibirku dengan cepat "ayo katakan".

Aku menegakkan punggungku dan meliriknya yang lebih tinggi dariku "aku mencintaimu".

Dia tersenyum lebar lalu menunduk dan menciumku lagi, aku bisa melakukan ini sepanjang malam.

"aku ingin bercinta denganmu malam ini" dia berbisik di telingaku.

____________________

Kalian tidak memberiku 1000 votes hanya kurang 14 votes dari 986 votes, jadi sweet momentnya juga nangguuuuung.... if you made it, you got it...

Anyway..ga cuma KyuMin yang lagi mikir gimana caranya mereka agar bersatu, aku juga lagi mikir gimana caranya mereka agar bisa bersatu, kalauuu bisa bersatu. How about Moms, how about fiancee, how about billion dollar company?? Kalau ga bisa ya jangan dipaksakan :D

okay see you, bye bye...

Continue Reading

You'll Also Like

479K 5.1K 86
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
196K 9.6K 31
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
163K 6.3K 11
Cinta tak harus tentang Aku dan Kamu, mungkin saja ada Dia. ❌Cerita repost bertema gay ❌Writer : Syailendra Setiawan ❌HOMOPHOBIC DIHARAP MENJAUH!
66.2K 6K 48
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...