𝙴𝚝𝚑𝚎𝚛𝚎𝚊𝚕

By KimikoCtz17

1.2K 130 36

『 Uchiha x Reader 』 ❝Prioritasku sekarang adalah bekerja! Ya, bekerja, bukan mereka.❞ [Nama] be... More

Impression

Prolog

782 80 21
By KimikoCtz17

"Arrgghhh... Kenapa mencari pekerjaan itu susah sih?!" Seorang gadis berambut [warna] mengerang kesal dengan kedua tangan yang berada di samping kepalanya.

Sedangkan gadis berambut merah muda yang berada di sampingnya hanya memutar bola mata, bosan mendengar kalimat tersebut berulang kali keluar dari mulut sahabatnya. "Memangnya siapa yang bilang mudah?"

[Nama] hanya mengerut keningnya mendengar pertanyaan Sakura yang terkesan mengejek dirinya. "Tidak ada! Tapi tidak sesusah ini juga.."

Sakura hanya mendengus walau di dalam hati ia merasa iba dengan nasib sahabatnya. [Nama] meraih gelasnya yang berisi coklat panas dan meminumnya. "Makanya, kamu itu harus memikirkan masa depanmu dari kemarin-kemarin. Lihat! Sekarang siapa yang susah.." Seperti biasa, sesi [Nama] yang mengeluh soal dirinya yang menganggur akan berakhir dengan ceramahnya Sakura.

"Yayaya, Terserah apa katamu Sakura." Maaf Sakura, tapi [Nama] juga bosan mendengar ceramahmu sekarang.

"Lalu sekarang bagaimana?" Tanya Sakura. [Nama] pun menghela nafas dan mengangkat bahunya.

"Entahlah, nanti kupikirkan. Sekarang ini aku ingin makan, tidur, dan mengecek drama Korea terbaru di televisi." [Nama] mulai beranjak dari kursi, namun seketika dirinya duduk kembali setelah ditarik oleh Sakura.

"Astaga [Nama], kalau begini kapan majunya? Kamu itu harus serius memikirkan masalah ini." Ujar Sakura sambil menatap [Nama] dengan tajam.

"Nanti saja Sakura, aku sedang tak ingin memikirkannya sekarang." Mendorong kursinya pelan ke belakang, [Nama] berdiri dan berjalan menuju sofa. Televisi yang berada di depannya menyala setelah gadis itu meraih remotnya.

Sakura menghela nafas lelah melihat [Nama] yang malas tahu dengan hidupnya. Namun ia tidak mengatakan apa-apa lagi dan hanya mengikuti [Nama] untuk duduk di sebelahnya sambil membawa kedua gelas mereka.

Kini mereka berdua hanya duduk menonton berita yang sedang ditayangkan di televisi dengan sesekali meminum susu coklat mereka. Akan tetapi suasana tenang itu harus pecah ketika sebuah perusahaan familiar muncul dalam berita tersebut.

'Sebuah kejadian tak terduga terjadi pada perusahaan otomotif terbesar di Jepang, Uchiha Corp. Salah satu manager dalam divisi keuangan bersama dengan beberapa rekannya diketahui berhasil membawa lari uang sebesar-'

"Aha!" Suara Sakura yang tiba-tiba muncul mengejutkan [Nama] yang tengah fokus dengan berita di televisi. Gadis itu melirik ke arah Sakura dengan kesal sebelum kembali menonton berita di depannya.

"Aku baru ingat. Bagaimana jika kamu melamar pekerjaan di Uchiha Corp?" Seringai Sakura muncul karena ide yang dianggapnya cukup cemerlang.

Kening [Nama] berkerut, ragu dengan ide Sakura. "Memangnya bisa? Bukannya perusahaan mereka tengah bermasalah?"

"Kata rekanku, direktur sudah tahu siapa pelakunya sejak awal, dan sengaja ditangkap sekarang tepat sebelum mereka melarikan diri agar mendapatkan bukti yang cukup." Sakura tampak bangga menceritakan perusahaan Uchiha itu kepada [Nama], membuat gadis itu tersenyum geli.

"Kamu bercerita seakan kamu bekerja di sana." Canda [Nama], menunggu Sakura untuk tertawa. Tetapi melihat Sakura yang terdiam dengan alis terangkat untuk beberapa detik membuat senyum [Nama] menghilang.

"Apa?" Tanya [Nama] setelah terdiam beberapa saat.

"Jangan.. Jangan bilang kamu tidak tahu aku bekerja dimana?" Pertanyaan tiba-tiba dari Sakura terkesan biasa, tapi bagi [Nama], gadis itu seakan bertanya soal hidup dan mati.

"[Nama]! Wah, aku tidak percaya kamu tidak tahu perusahaan tempatku bekerja! Betulan ini? Kita sudah berteman beberapa tahun dan kamu tidak tahu?!" Tatapan tak percaya dilontarkan ke [Nama], membuat gadis itu tak bisa berkata apa-apa untuk beberapa saat.

"Bukan begitu! Semenjak kita lulus dari kuliah, yang aku pikirkan hanyalah tidak menganggur. Kamu tahukan bagaimana aku beberapa bulan ini? Jadi maaf jika aku tidak tahu!" Sahut [Nama] mencoba meluruskan. Ia hanya bisa menahan nafas, menunggu reaksi Sakura.

Akhirnya penantian [Nama] berakhir dengan aman setelah Sakura menganggukkan kepalanya dengan pelan. [Nama] membuang nafas yang ditahannya dengan lega, ia berhasil terbebas dari murka Sakura.

"Ingatlah sampai seterusnya [Nama], jika tidak aku akan mencekikmu." Ancaman itu sudah cukup untuk [Nama] menganggukkan kepalanya. Sakura yang tampak biasa itu mempunyai kekuatan yang luar biasa. [Nama] heran dimana sahabatnya menyembunyikan semua ototnya.

"Jadi dimana?"

"Perusahaan yang sedang kita bahas sedari tadi." Seringai Sakura kembali.

[Nama] terdiam, ia pun menatap televisi yang kini tengah menampilkan berita lain kemudian kembali menatap Sakura, dan tak lama kemudian tawanya pecah.

"Seharusnya aku tahu reaksimu akan seperti ini." Ujar Sakura tidak terkesan, ia menunggu tawa [Nama] mereda sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Hah.. Serius? Uchiha Corp.?" Tanya [Nama] sambil mengusap air mata di sudut matanya. Jika saja Sakura baru berteman dengan gadis itu, dirinya sudah merasa marah diremehkan.

"Dua rius." Jawab Sakura serius.

"Kenapa aku tidak tahu kalau kamu masuk disana?" Tanya [Nama] bingung.

Sakura mendengus kesal dan memukul pelan kepala [Nama]. "Makanya jangan terlalu sering menonton drama Koreamu."

[Nama] yang tidak ingin mencari masalah lagi hanya menyengir sambil mengelus kepalanya. "Ow, oke lupakan hal itu, sekarang kita kembali ke masalah awal. Apa benar aku bisa melamar disana? Bagaimana caranya?"

"Kamu berpikir seakan Uchiha Corp. ini adalah sebuah penjara. Perusahaan ini sama seperti yang lainnya, membuka lowongan untuk mencari pekerja baru." Jelas Sakura. [Nama] menganggukkan kepala, memilih diam dan mendengarkan perkataan Sakura dengan fokus.

"Seperti yang kamu tahu, Uchiha Corp. sedang bermasalah."

[Nama] kembali menganggukkan kepala, dan kemudian teringat sesuatu. "Pantas saja kamu libur seminggu."

"Yes, jadi para pelaku itu merupakan pegawai di perusahaan sama sepertiku. Dan.. karena mereka melakukan korupsi maka mereka ditangkap. Otomatis mereka dikeluarkan atau dipecat." Sakura berhenti sejenak, memastikan [Nama] masih mendengarkan.

"Terus?"

Mata Sakura terlihat berbinar. "Itu berarti posisi mereka sekarang kosong! Dan kemungkinan akan ada lowongan kerja untuk mengisi posisi mereka!" Lanjut Sakura dengan semangat.

"Tapi, bukankah Uchiha Corp. sedang memiliki masalah? Apa itu merupakan keputusan bagus membuka lowongan pekerjaan?"

Sakura mengangkat bahunya. "Walaupun terjadi masalah, mereka tidak memiliki pilihan lain selain melanjutkan pekerjaan. Lagian kita sudah mendapat libur seminggu, aku yakin mereka sudah memikirkannya matang-matang."

Sambil meminum coklat panasnya sampai habis, [Nama] memikirkan sejenak percakapannya dengan Sakura. Ini merupakan peluang besar, [Nama] tak bisa melewatkannya.

Angin yang bertiup cukup kuat melewati jendela apartemen [Nama], menyebabkannya berbunyi pelan dan menyadarkan [Nama] dari pikirannya.

"Jika kamu berusaha, aku yakin kamu bisa mendapatkan pekerjaan ini, [Nama]." Ujar Sakura sambil menghabiskan minumannya, ia berusaha memotivasi sahabatnya untuk memikirkan tawaran yang bagus ini.

[Nama] pun menghela nafas, beranjak berdiri menuju wastafel di dapur setelah mengambil gelas miliknya dan Sakura yang sudah kosong. Ia hanya meletakkan dua gelas itu disana dengan niat akan mencucinya nanti-setelah Sakura pulang.

Sakura sendiri berdiri dan memakai mantel tebalnya, memutuskan untuk pulang setelah melihat langit yang mulai gelap. Sekarang ini sedang pergantian musim, dari musim gugur ke musim dingin jadi suhu di luar terasa semakin menurun.

[Nama] mengikuti langkah Sakura menuju pintu depan. Sebelum keluar dari pintu, Sakura memutar badannya dan memegang kedua bahu [Nama].

"Semangat! Semuanya pasti akan baik-baik saja."

Tersenyum lembut ke arah Sakura, [Nama] begitu menghargai usaha sahabatnya yang selama ini mau membantunya. Gadis itu menganggukkan kepala dan menepuk pelan tangan Sakura.

"Ya sudah, aku pulang dulu." Mereka berdua pun saling melambaikan tangan hingga Sakura menghilang dari penglihatannya.


Keesokan harinya, sedikit jauh di arah Selatan dari apartemen [Nama], lebih tepatnya di sebuah rumah besar yang terlihat elegan dan tajir, seorang pria berambut hitam berjalan ke ruang makan.

"Selamat pagi~" Sapa pria itu dengan semangat ke arah beberapa orang yang berada di meja makan.

"..."

Melihat tidak ada yang membalas sapanya, pria itu tidak terkejut. Akan tetapi biarpun begitu ia tetap merasa kesal. Dengan wajah cemberut, pria itu duduk di kursi.

"Susah juga kalau tinggal dengan keluarga suram seperti ini." Komentar lelaki itu blak-blakan. Namun tetap saja perkataannya tidak dihiraukan oleh orang-orang di sekitarnya.

"Pagi." Tak lama muncul seorang pria lagi, kali ini dengan sapaannya yang malas dan terkesan masih mengantuk. Pria itu pun langsung berjalan menuju kursinya di samping pria yang juga baru saja duduk.

Mereka pun memulai sarapan setelah anggota keluarga terakhir yang mereka tunggu sudah duduk. Suasana makan disana cukup sepi dikarenakan sudah menjadi aturan kalau saat makan mereka tidak boleh berbicara.

Pria berambut panjang yang sedikit acakan dan duduk di ujung meja makan merupakan orang pertama yang menyelesaikan sarapannya, setelah itu diikuti oleh yang lainnya. Selama beberapa pelayan mengambil piring kotor mereka, dirinya menatap yang paling bungsu diantara mereka semua.

"Bagaimana dengan kegiatanmu di Osaka, Sasuke?" Pemuda bernama Sasuke hanya menatapnya dengan datar dan menjawab dengan singkat. "Kegiatanku disana baik paman."

"Oh ya, bagaimana dengan perusahaan paman?" Pria berambut lurus panjang yang mirip dengan Sasuke namun lebih tua beberapa tahun darinya bertanya.

"Aku berhasil mengetahui pelakunya Itachi. Dan sesuai rencanaku, sekarang mereka sudah ditangkap." Jelas Madara.

Pria yang awalnya cemberut tadi menganggukkan kepalanya. "'Mereka' itu berarti lebih dari satu. Hmm.. Berani juga."

"Jadi paman akan membuka lowongan kerja lagi?" Shisui-pria yang masih mengantuk itu bertanya, dengan menekankan kata 'lagi'

"Sepertinya begitu."

"Aku pergi dulu, sepertinya Naruto sudah menunggu dari tadi." Pamit Sasuke sebelum berdiri dan berjalan pergi.

"Aku juga harus pergi, banyak pasien sekarang ini yang harus kutangani." Disusul Itachi.

"Shisui-kun, kamu tidak bekerja?" Obito menoleh ke arah Shisui yang ternyata sudah berdiri dari kursinya.

"Tidak, hari ini aku dirumah saja. Aku mau tidur." Shisui pun ikut beranjak, meninggalkan Madara dan Obito.

"Kalau paman?" Perhatian Obito kini mengarah ke arah Madara.

"Kenapa kamu bertanya pertanyaan yang sudah ada jawabannya di depan matamu?" Balas Madara sambil berdiri, menampilkan pakaian formal yang dipakainya.

Setelan itu Madara berjalan pergi, meninggalkan Obito sendirian di ruang makan. "Hah, keluarga macam apa ini! Tidak seru. Lebih baik aku ke apartemen Kakashi saja."



Chapter selanjutnya tentang pertemuan kalian dengan Uchiha-Uchiha. Kalian mau ketemuan sama siapa dulu?

Vote dan komen sangat dihargai disini, Makasih.

Continue Reading

You'll Also Like

YES, DADDY! By

Fanfiction

287K 1.6K 8
Tentang Ola dan Daddy Leon. Tentang hubungan mereka yang di luar batas wajar
129K 9.9K 17
"aku tidak perduli jika Presdir tidak mencintaiku. Tapi, jadikan aku milikmu malam ini" Na Jaemin inspired by : - One of The Girls (song) - The Worl...
78K 8.1K 24
"Tunggu perang selesai, maka semuanya akan kembali ketempat semula". . "Tak akan kubiarkan kalian terluka sekalipun aku harus bermandikan darah, kali...
77.4K 7.5K 31
Supaporn Faye Malisorn adalah CEO dan pendiri dari Malisorn Corporation yang memiliki Istri bernama Yoko Apasra Lertprasert seorang Aktris ternama di...