Friends

By Churniekova

120K 7.6K 835

Ini tentang 2 murid laki-laki yang berteman dan merasakan sesuatu yang aneh diantara keduanya TANPA mereka sa... More

Foreword
Part 1: First Day
Part 2: Friend!
Part 3: My Friend's Boyfriend
Part 4: Extracurricular
Part 5: Basketball
Part 6: Change
Part 7: Night Club and Drunk
Part 8: Heartbeat
Part 9: First Match
Part 10: Lotte World!
Part 11: Adventure
Part 12: Rival
Part 13: Captains
Part 14: First Kiss
Part 15: Boyfriend
Part 16: Misunderstand
Part 17: Sorry (1)
Part 18: Sorry (2)
Part 19: Summer Sunshine
Part 20: Jeju Love Land
Part 21: Romance
Part 22: True Love
Part 23: Confrontation
Part 24: Confession
Part 25: Christmas
Part 26: Broken Vow
Part 28: Meet Again
Part 29: Wedding
Part 30: Sweet Dreams
Part 31: Negotiation & Deal
Part 32: Moms Say No
Part 33: Decision
Part 34: Separation
Epilog
Extra Ch. 1: A Year Of Beginning
Extra Ch. 2: Wedding Ceremony
Extra Ch. 3: Family Blessing
Extra Ch. 4: The Best Birthday Ever
Extra Ch. 5: Road To CEO!
Extra Ch. 6: Game Over
Extra Ch. 7: Down The Isle

Part 27: Fast Forward

1.9K 176 22
By Churniekova

5 Tahun Kemudian

~Sungmin~

Aku sudah mendapat pekerjaan padahal aku baru saja selesai pendidikan, mungkin karena nilaiku yang bagus atau karena universitasku yang terkenal atau mungkin juga karena mereka sangat butuh seorang Chemist.

Iya, aku adalah seorang Chemist, ahli kimia, dulu aku ambil jurusan ilmu kimia farmasi karena aku suka mempelajarti ilmu obat-obatan, sekarang aku bekerja di sebuah perusahaan farmasi besar di Seoul, Daesang Group salah satu pharmaceutical company terbesar di Korea yang memiliki 3 cabang besar seperti di Daegu, Gwangju, dan Chuncheon. Aku sangat beruntung diterima di perusahaan ini karena perusahaan ini memiliki prestis yang tinggi, selain karena perusahaannya besar dan termasuk yang terbesar di Korea, bekerja di perusahaan ini dapat meningkatkan value diri kita jika kita bekerja di tempat lain, seperti kita dapat rekomendasi jika kita pernah bekerja di Daesang Group.

Satu hal lagi yang menyenangkan karena aku bekerja tidak sendiri, temanku Shim Changmin, juga diterima di perusahaan yang sama denganku. Shim Changmin juga mengambil jurusan pendidikan yang sama denganku, yang lebih ajaib Shim Changmin juga berasal dari universitas yang sama denganku, iya.. sejak Godeunghakyo sampai universitas dan sekarang bekerja kami selalu bersama-sama. 6 tahun sudah kami saling kenal dan berteman, Changmin sudah menjadi salah satu teman yang sangat dekat bagiku selain ketiga perempuan yang kini beranjak menjadi wanita, teman gengku Sunkyu, Jimin dan Jia.

Sunkyu sudah bekerja di SM Fashion sebagai fashion designer walaupun dia masih punya 1 tahun pendidikan yang belum diselesaikan, dia beruntung karena itu perusahaan keluarganya jadi belum selesai sekolahpun dia sudah bisa bekerja. Jimin sekarang masih menempuh pendidikan kurang 1 tahun lagi, dia mengambil jurusan Hubungan International tapi aku rasa dia masih akan melanjutkan pendidikannya lagi hingga gelar magister karena dia ingin jadi diplomat. Aku terkejut saat mendengar keputusannya tapi itu bagus, dia memang pandai bicara dan tajam pemikirannya. Sedangkan Jia, dia sudah bekerja sebagai perawat disalah satu rumah sakit di Seoul sejak 2 tahun lalu. Hubungannya dengan Zhoumi masih lancar walaupun sering bertengkar karena hal kecil, itu tidak masalah.

Apa kalian ingin tahu bagaimana aku selama 5 tahun ini? Aku hanya sekolah, menjadi murid yang rajin seperti biasa, kutubuku, yah banyak yang bilang jurusan Ilmu Kimia berisi murid kutubuku yang cerdas tapi kurang pergaulan, terserah mereka saja lagipula aku tidak tertarik untuk menjadi teman mereka. Teman, soal teman, seperti yang aku katakan tadi temanku hanya ketiga perempuan berisik itu dan Changmin. Soal pacar, aku tidak pernah punya pacar selama 5 tahun ini karena aku... tidak tertarik pada perempuan, aku gay, aku 100% gay, tapi aku juga tidak terpikir untuk cari laki-laki, aku sibuk dengan sekolahku dan tak punya waktu untuk berkencan, dan mungkin karena trauma, aku tidak lagi percaya dengan cinta, setidaknya cinta antara laki-laki dengan laki-laki, aku percaya dengan cinta yang dimiliki Jia dan Zhoumi, tapi aku tidak percaya ada cinta yang akan kudapatkan suatu saat nanti, aku tak percaya jika ada orang yang akan mencintaiku, yang bisa mencintaiku, bagiku itu semua hanya nafsu, janji kosong, aku tidak percaya.

Bekerja di Daesang Group sangat memuaskan, tidak hanya gaji tapi juga karena aku melakukan hal yang aku inginkan sejak dulu, aku memang menyukai ilmu sains terutama kimia, di perusahaan farmasi ini aku bekerja sebagai ahli kimia untuk membuat obat-obatan. Perusahaan ini sendiri bekerja sama dengan beberapa rumah sakit besar di Korea sebagai penyuplai obat-obatan mereka dan produknya juga diedarkan di berbagai rumah sakit kecil lainnya meski tidak secara langsung tanda tangan kontrak. (anggap saja spt Kimia Farma :D)

Bisa dibayangkan bagaimana besarnya perusahaan ini, Daesang Group hampir menguasai instansi pengobatan seluruh Korea. Perusahaan ini tidak akan mengalami kebangkrutan karena memiliki begitu banyak klien konsumen tapi beban yang dimiliki juga besar, obat yang dibuat tidak boleh salah sedikitpun dan itu adalah tugas kami para ahli Kimia, dalam arti lain kamilah peran penting bagi kesehatan seluruh warga Korea. Apa itu berlebihan?

Aku tidak nerves bekerja untuk pertama kalinya karena aku bersama Changmin, jika ada hal yang kurang aku mengerti aku bisa berdiskusi dengan Changmin, dia benar-benar teman yang baik.

Aku masuk ruang loker kerjaku dan meletakkan sepatuku berganti dengan sepatu khusus perusahaan, karena kami bekerja di perusahaan produksi jadi semua perlengkapan memakai standar produksi ISO, seperti sepatu, jas, peralatan bekerja semua sudah distandarkan. Kami tidak boleh memakai barang dari luar, semua barang disimpan dalam loker kecuali tas bisa bawa ke kantor, kami diberikan kantor untuk tempat beristirahat tapi selebihnya waktu kami akan dihabiskan untuk bekerja di lab. Saat memasuki ruang kantor ruangannya tampak normal seperti gambaran kantor lainnya, meja kursi dengan komputer. Tapi saat kami dibawa berkeliling melihat tempat kerja atau lab kami, aku takjub melihatnya, ini lab raksasa, lab yang sangat luas mungkin melebihi luas lab universitasku, ini seperti lab impian bagi para chemist, dan disinilah aku akan bekerja, hanya akan berada di lab, berkutat dengan lab dan sepanjang hari di lab. Wah... Ada banyak sekali para chemist yang bekerja disini, mereka menangani bagian obat yang berbeda dengan memakai jas putih layaknya ilmuwan kimia, seperti juga yang kupakai sekarang.

"mulai senin depan kalian sudah bisa mulai bekerja, tapi terlalu dini bagi kalian untuk melakukan itu" supervisor menunjuk lab, "yang harus kalian lakukan adalah mempelajari obat-obatan yang diproduksi di perusahaan ini" supervisor mengangguk pada anak buahnya dan mereka memberi kami satu buku yang cukup tebal, "kalian harus pelajari itu dan jika tiba giliran kalian membuat obat itu kalian sudah tidak perlu buku itu lagi". Menghafal? Lagi? Ah.. aku sudah selesai pendidikan selama 3 tahun dan disini aku juga masih harus belajar?? Boleh kan kalau kutubuku juga merasa bosan belajar?

"baik, kami mengerti" kami hanya bisa menjawab.

Kami para chemist baru ada 5 orang, setelah diperlihatkan lab kami kembali ke loker dan pergi ke ruangan training. Kami belum boleh turun ke ruang produksi selagi masa training. Di training room inilah kami akan menghabiskan waktu selama seminggu berkutat dengan buku. Training roomnya luas seperti hall kampus, ada podium untuk seminar diatas panggung dan tempat duduk berbentuk tangga naik keatas, speaker di beberapa bagian ruangan dan tentu full ac.

Aku duduk di salah satu kursi di antara ratusan kursi yang ada, di ruangan sebesar ini kami hanya berlima, orang yang tidak saling kenal kecuali aku dan Changmin dan Changmin memilih duduk di sampingku. Aku bersyukur aku tidak merasa terasing.

"apa kau masih ingin belajar lagi disini setelah kau menghabiskan waktumu di universitas untuk belajar?" aku tanya Changmin sambil duduk dengan malas.

"tidak seburuk itu kan, kita hanya perlu mengulang apa yang kita baca saat di universitas dan kita beruntung kita baru saja lulus"

"tapi ini... ah..."

"ayo semangat.. kau ingin bekerja disini sejak kau pertama kali masuk universitas kan?"

"tidak seantusias itu.. aku hanya memilih tempat kerja mana yang terbaik"

Mau tidak mau aku harus belajar. haah...

Saat jam istirahat makan siang intercome di seluruh perusahaan berbunyi menandakan waktunya makan siang. Aku bawa tasku dan kumasukan buku obat-obatan yang kupegang lalu turun untuk keluar, sebelumnya aku pergi ke loker meletakkan jasku. Kami pergi ke kantin yang letaknya ada di lantai atas perusahaan, kantinnya sangat luas, semua pegawai produksi makan dan istirahat sama-sama, ada banyak stan makanan berjajar dan antrian pun penuh. Apa aku harus buat makan siang sendiri? Aku malas kalau sudah lelah bekerja harus mengantri sepanjang ini.

Tapi tidak begitu bermasalah karena ada 10 stan makanan, aku pilih saja stan yang sepi atau kurang antriannya. Aku jalan membawa tray dan memilih tempat duduk, aku tunggu Changmin untuk makan sama-sama. Bunyi berisik orang bicara bisa terdengar di seluruh ruangan, para pegawai produksi yang berseragam dan pegawai kantor yang berjas sementara aku berkemeja putih biasa. Aku masih belum terbiasa dengan suasana pekerjaan jadi aku merasa agak terasing.

*

Setidaknya seminggu berlalu tanpa masalah, aku sudah menghafal jenis obat-obatan yang diproduksi di perusahaan tempatku bekerja seperti misalnya ibuprofen, ketoprofen, kolkisin, meloksikam, parasetamol, pethidin, antasida, bisakodil, cimetidin, dimenhidrinat, domperidon, lansoprazol. Apa masih perlu kusebutkan lagi? Aku yakin kalian pasti pusing mendengarnya.

Hari ini kami berlima para chemist baru dikumpulkan dan diberitahukan bagian pekerjaan kami, obat apa yang perlu kami buat, di antara kelima dari kami hanya aku yang ditempatkan di QC (quality control) produk, yang benar saja! Aku datang kesini untuk bekerja sebagai ahli kimia farmasi kenapa aku harus berada di QC?? Keterlaluan sekali. Aku tidak bekerja di lab raksasa ini tapi aku harus bekerja di ruangan kecil di bagian produksi?? Aissh.. kenapa aku sial sekali.

Aku pulang melemparkan tasku ke sofa di ruang depan apartmenku, aku tinggal sendiri sejak mulai masuk universitas, omma sudah tidak begitu mencemaskanku karena tahu aku sudah besar, omma hanya khawatir karena aku sendirian tapi aku yakinkan omma aku pasti baik-baik saja karena aku masih ada di Seoul! Bisakah orang tua tidak terlalu berlebihan?? Aku bukannya tinggal di Afrika kan?

Aku buat kopi di dapurku, dapur kecil tempatku meluangkan waktu jika tidak belajar. Aku masukkan bubuk kopi di mesin press lalu kutuang air mendidih kemudian kutekan kopinya hingga air kopinya keluar, aku tambahkan krim dan marshmellow karena aku tidak suka gula hmm... kopi buatanku sendiri, sesuai keinginanku sendiri. Ini bisa merilekskanku sejenak dan tidak kesal lagi, walaupun besok mungkin aku akan kesal lagi.

Aku cek ponselku dan kulihat beberapa pesan chat dari Sunkyu, dia bertanya apa pekerjaanku menyenangkan dan aku jawab sama sekali tidak. Kemudian kedua temanku yang lain langsung mengirim pesan di grup chat kami karena cemas Sunkyu mengatakan pada mereka kalau aku tidak suka pekerjaanku.

Minnie: aku baik-baik saja, aku hanya tidak menyangka mereka akan menempatkanku di luar lab, lab itu sangat besar dan aku sangat ingin bekerja di lab itu~
Minnie: *grumpy*
Jia: oh..memangnya kau di tempatkan dimana?
Minnie: quality control
Minnie: apa yang dilakukan seorang chemist di ruang pengecekan produk?? mereka benar-benar meremehkanku..
Jimin: iya benar sekali, itu namanya membuang-buang bakatmu saja
Jia: oh ya aku dengar putra CEO Daesang Group itu bertunangan dengan anak presdir rumah sakit tempatku bekerja, tapi aku tidak tahu siapa dia
Minnie: anak-anak orang kaya, pasti begitu, apa mereka tidak bisa membagi kekayaan mereka pada orang lain? tidak bisakah mereka menikah dengan orang di luar kasta mereka? Kalau bisa kan putra CEO itu denganku saja *kiss*
Sunny: penggoda..penggoda
Sunny: kalau kau ingin sekali punya pacar ayo aku kenalkan dengan salah satu modelku
Minnie: aku bercanda..
Minnie: kalian kan tahu aku tidak berpikir untuk punya ikatan
Sunny: kenapa tidak? di Korea tidak cuma kau saja kan
Minnie: memang banyak, tapi tidak ada dari mereka yang berani berdiri tegak di depan orang-orang, kalau dipikir-pikir Kim Jungmo lumayan terbuka, dia tidak segan-segan mengungkapkan perasaan padaku 5 tahun yang lalu
Jimin: berhenti bicarakan penjahat itu, kalau ingat dia pernah menyakitimu rasanya aku ingin membunuhnya.
Sunny: iya, jangan berkata yang tidak-tidak Minnie, nanti kau benar-benar bertemu dengannya lagi
Jia: apa kau lupa apa yang dia lakukan padamu?
Minnie: iya, iya.. aku tahu, aku hanya bercanda, dia sadist mana mungkin aku mau, aku tidak mau terlibat BDSM meskipun laki-laki itu setampan dan seseksi Christian Grey

Aku pernah menceritakan pada mereka tragedi yang terjadi 5 tahun yang lalu itu dan mereka sangat marah tapi sekarang aku sudah move-on dari kejadian itu jadi aku tidak lagi trauma.

Aku pergi ke kamar setelah minum kopi, aku mau mandi dan tidur.

*

Aku berangkat kerja tidak lagi dengan semangat yang sama, aku bertemu Changmin di loker tapi kami menuju tempat kerja yang berbeda walaupun aku masih memakai ruangan kantor yang sama dengan chemist yang lainnya. Aku pergi menuju lantai satu bagian produksi dan menemui supervisor produksi untuk mengantarku ke ruang QC, aku berjalan di dalam ruangan penuh mesin dan pegawai lalu aku sampai di sebuah ruangan yang cukup luas untuk aku seorang diri disini, tidak ada orang lain, sepi. Seorang QC senior datang untuk mengajariku tentang standar obat-obatan yang harus aku cek, ada banyak zat kimia untuk mengecek berbagai macam obat yang berbeda. Aku pakai masker jadi aku tak akan mabuk dengan bau obat-obatan disini, baunya lebih buruk dari rumah sakit. Perlengkapan dan keamanannya memadai, selain pakai masker aku pakai glove latex dan google. Aku terlihat seperti astronot tanpa tabung oksigen. QC senior masih menemaniku karena aku masih baru.

Saat aku istirahat bekerja aku menemui manager HR yang mewawancaraiku untuk bekerja di perusahaan ini.

"Bujang-nim, saya ingin protes kenapa saya ditempatkan di bagian produksi?" (Bujang: Manager)

"oh ya? aku tidak tahu soal itu terus terang saja, mereka mungkin hanya menyesuaikan kebutuhan tenaga yang ada"

"tapi anda tahu gelar saya tidak pantas untuk berada disana"

"aku yakin suatu saat pasti kau akan merasakan manfaatnya, kau tidak mungkin selamanya disana, anggap saja ini sebagai latihan, uh? bersabarlah" Aku tak bisa protes apa-apa lagi.

Aku keluar dengan langkah berat, tapi benar kata Manager HR, aku juga ingat kata-kata omma, lebih baik aku bekerja dengan sepenuh hati karena tak ada gunanya aku bekerja kalau tidak sungguh-sungguh, suatu saat mungkin aku akan merasakan manfaatnya dengan bekerja di bagian ini.

Dan benar kata manager, tidak lama setelah aku mengadu kemarin akhirnya aku merasakan manfaatnya, hari ini aku menguasai ruangan ini sendiri, QC senior dipindah ke tempat lain, bagus sekali, aku akan melakukan pekerjaan sendiri dan aku belum tahu apa-apa! Aissh.. bisakah aku lebih sial dari ini?

"Lee Sungmin-ssi" aku menoleh dan supervisor produksi menemuiku "sebentar lagi Manager Produksi akan melakukan inspeksi, pastikan kau melakukan pekerjaan dengan baik dan menjaga kualitas produk dengan baik, jangan ada kesalahan" sial, kenapa doa yang jelek selalu terkabul, aku sial, benar-benar sial.

Apa yang harus kulakukan? Apa manager itu akan memecatku kalau aku tidak becus bekerja? Aku mohon.. pleasee... jangan terjadi apa-apa. Aku tidak mau dipecat di hari pertama aku bekerja...

"QC-nim, ini sampel phenileftrin yang mau masuk packing, silakan dicek" seorang perempuan masuk lalu keluar lagi, aku tak bisa melihat wajahnya karena dia pakai masker.

"iya, baiklah" tarik nafas Sungmin, huff... tenanglah...

Aku mulai melakukan pengecekan kualitas phenileftrin sesuai kadar yang ditentukan dan apakah ada zat berbahaya lain yang tercampur. Saat mengecek dengan mencairkan pil dalam larutan kimia aku dengar suara supervisor Kim menjelaskan pada seseorang, mungkin itu manager, semoga saja tempatku tidak di inspeksi. Aku mendengarkan dengan seksama sepertinya suara supervisor Kim makin menjauh, aku menarik nafas lega. Aku bisa konsentrasi lagi dengan pengecekanku, baiklah hasilnya negatif, phenileftrin aman, aku catat di kartu QC dengan tanggal, jam dan tempat produksi. Jika perempuan itu datang lagi dia bisa mengambilnya. Pada akhirnya QC adalah pengontrol kualitas obat di lapangan, itu artinya kesehatan warga seluruh Korea berada di tanganku. Wah... kalau dipikir keren juga.

Pintu dibuka tanpa suara, mungkin perempuan tadi mau mengambil sampel phenileftrin.

"sampel yang tadi aku letakkan dime.." suaraku terhenti ketika aku menoleh dan tube lepas dari tanganku.

Prank!!

Bukan karena aku ceroboh dan tube lepas dari pegangan tapi aku terkejut melihat orang yang masuk bukan perempuan tapi laki-laki, dan aku mengenalnya, dia hanya memandangku skeptis tanpa ekspresi.

"hati-hati bekerja, disini berisi bahan-bahan kimia yang bisa meledak kalau tidak hati-hati" mendengar suaranya membuat jantungku berdetak kencang dan nafasku jadi sesak.

Aku berpaling agar tidak lagi melihat wajahnya, dia bicara seolah tak pernah terjadi apa-apa. Setelah 5 tahun tidak bertemu dia tidak mengenaliku? Aku tarik nafasku yang berat, "hey..kau tidak apa-apa?" Aku pegang dadaku karena jantungku berdebar tapi aku sadar aku pakai glove berarti aku masih memakai masker dan google, dia pasti tidak mengenaliku karena peralatan kerjaku, baguslah.

Tapi.. kenapa dia ada disini??

"bujang-nim, mari silakan masuk, disini adalah ruangan pengecekan qualitas barang produksi kita"

"bisa tolong panggilkan cleaning service, ada tube yang pecah" suaranya masih sama seperti yang dulu, membuat dadaku sesak tapi tube yang pecah? Oh tidak.. itu karena aku menjatuhkannya.

"biar saya bersihkan, maafkan saya" aku membungkuk dan menunduk.

"jangan, itu berbahaya" tanganku seketika berhenti, "lebih baik panggil cleaning service Gwajang-nim" (gwajang: supervisor)

"baik Bujangnim" Manager pergi dan aku hanya menunduk, "Lee Sungmin, apa yang kau lakukan.." Supervisor Kim berbisik.

"maafkan saya" aku hanya bisa membungkuk, "biar saya bersihkan.."

"tidak perlu, Bujangnim menyuruh cleaning service jadi biar aku panggilkan, jika tidak nanti aku yang kena masalah" Supervisor Kim juga pergi.

Ya ampun.. aku lemas, rasanya aku mau jatuh, aku lepas maskerku dan menarik nafas dengan lega agar dadaku tidak sesak lagi.

Kenapa dia disini?? Siapa dia disini? Kami tidak seharusnya bertemu lagi, aku tidak mau traumaku terulang.

Selama jam istirahat aku takut untuk keluar, aku tidak mau bertemu dengannya lagi. Tapi aku lapar, aku lihat keadaan dari pintu kaca ruangan kerjaku, semua sepi, mungkin aku bisa menyelinap tanpa bertemu dengannya.

Diantara seluruh daerah yang ada di Korea kenapa dia ada disini??

"kau kenapa?" Changmin tahu aku bertingkah aneh tidak seperti biasa, tentu saja, aku duduk sambil menunduk menoleh kanan kiri seperti buronan.

"aku baik-baik saja"

"kau bercanda? jelas itu tidak mungkin"

Aku hanya bisa menarik nafas kesal "aku mau tanya, apa kau tahu siapa Manager Produksi disini?"

"Manager Produksi? bagaimana aku tahu, aku bekerja di lab Minnie"

"oh ya.. harusnya aku juga ada di lab" kesialanku disini tidak juga berhenti, aku justru makin sial, aku jadi tidak nafsu makan. Aku tidak bisa ceritakan ini pada temanku karena mereka pasti akan menyuruhku keluar dari sini, sementara aku butuh surat rekomendasi kerja dari Daesang Group.

Saat waktu kerja aku sangat waspada untuk tidak membuka maskerku, tiap kali ada orang yang masuk aku selalu was-was takut kalau dia kembali lagi. Ternyata hal yang terjadi 5 tahun yang lalu masih belum terlupakan dari ingatanku.

~Kyuhyun~

Aku berjalan menuju sebuah ruangan, aku memakai jas dan dasi, sekarang aku adalah seorang pekerja kantoran. Aku berhenti di depan sebuah pintu yang bertuliskan 'CEO', aku masuk tanpa mengetuk pintu memang aku masih kurang ajar seperti yang dulu. Dia menoleh karena terkejut tapi tetap melanjutkan pembicaraannya ditelpon.

"baiklah, terimakasih, sampai jumpa lagi" dia menutup telpon kabel dan meletakkannya di mejanya yang terdapat papan kaca bertuliskan CEO, "bisakah kau mengetuk pintu? Kalau aku sedang ada tamu penting itu akan sangat mengganggu Kyuhyun"

"hyung, katakan apa sebenarnya ini??" aku meletakkan sebuah papan kayu hitam bertuliskan Manager Produksi, "aku kembali dari Kanada bukan untuk bekerja sebagai pegawai, aku seharusnya menempati jabatan Managing Director"

"itu karena kau belum berpengalaman.."

"tapi hyung langsung menempati posisi CEO begitu hyung kembali dari Kanada"

"itu karena aboji sedang sakit" dia selalu menjawab dengan nada tenangnya dan kedewasaannya, "kau masih perlu belajar mempelajari perusahaan ini, jadi pelajarilah dari bawah"

"apa yang akan dikatakan orang-orang nanti? Dan aku tidak mau diperintah orang diatas jabatanku"

"bukankah kau biasa melakukan itu? Kalau ada yang macam-macam denganmu, kau libas dia"

"oh ya.. dengan 40% saham aku bisa memecat siapapun yang macam-macam denganku, tapi bukan itu maksudku.. aku tidak suka posisiku ada di'bawah', itu sangat aneh" hyung terkekeh.

"kau laki-laki, posisimu pasti di'atas'"

"dan bukan hal 'itu' yang kumaksud"

"sudah kembali ke bagian produksi sana"

"harusnya omoni memberikan 10% saham miliknya agar aku bisa menyamai saham milik hyung dan akan membawa masalah ini ke meja dewan komisaris, ini sangat tidak adil.." hyung hanya tertawa.

"jangan kekanak-kanakan, sudah sana pergi".

Aku keluar tanpa mendapat hasil apa-apa. Aku turun dengan memakai lift, bagian kantor CEO ini ada di lantai teratas yang terpisah dari bagian produksi perusahaan ini. Aku keluar dari lobi kantor dan jalan di halaman luas yang berisi mobil di parkiran depan perusahaan, setidaknya aku masih bisa memarkir Audi R8 V10 plus milikku disini, melewati bagian depan gedung aku pergi menuju bagian belakang gedung yang merupakan gedung produksi, aku mendongak dan mataku silau jadi aku pakai sunglass yang kusimpan di saku dada kemejaku yang tertutup jas, kulihat dinding gedung kantor diatasku bertuliskan huruf kapital dengan ukuran besar nama perusahaan ini Daesang Group.

Tiba di kantor baruku aku duduk di balik meja dan meletakkan papan kayu yang kubawa, bertuliskan Manager Produksi. Apa yang harus kulakukan sekarang? Aku tidak punya sekretaris atau private assistant, aku hanya Manager Produksi. Menyebalkan.

"Bujangnim, ini laporan produksi bulan kemarin, GM (general manager) meminta laporan ini untuk diserahkan" seseorang memberikan sebuah file, aku hanya mengangguk.

"maaf, apa posisimu disini?" aku bisa bicara dengan sopan, ya, aku belajar dari seseorang.

"saya supervisor produksi bagian antidot dan anti disinfektan" oh.. aku mengangguk saja, jadi dia lebih rendah dari posisiku, baiklah.. setidaknya aku punya anak buah.

"Bujangnim.. saya sudah mempersiapkan kunjungan anda untuk inspeksi di bagian anastetik" seseorang datang lagi.

"kunjungan? inspeksi?"

"iya, jadwal inspeksi yang sudah biasa dilakukan" oh.. aku mengangguk lagi, jadi pekerjaanku hanya menerima laporan dan melakukan pemeriksaan.

"baiklah, setelah aku memberikan laporan ini pada GM, kau tunggu disini dan kau Gwajangnim antidot silakan kembali, terimakasih laporannya" aku pasti bisa melakukan ini.

Aku pergi ke ruang GM dan aku harus berhenti untuk mengetuk pintu.

"masuk" begitu aku masuk GM langsung berdiri dan membungkuk padaku, well yeah.. walaupun jabatanku rendah tetap saja aku pemilik saham perusahaan ini.

"aku mau memberikan laporan produksi bulan lalu yang anda minta" aku letakkan di meja tanpa membungkuk, tingkat kesopananku hanya sampai pada 'mengetuk pintu' saja.

"ah terimakasih banyak" dia mengambil file dengan bungkuk dan aku langsung berbalik pergi.

Aku langsung menemui Gwajang anastetik yang masih menunggu di kantorku dan pergi bersamanya berkeliling bagian produksi obat-obatan, aku tahu apa yang harus kuperiksa, cara kerja pegawai dan ketangkasannya, mesin dan kebersihannya, kerusakan atau kondisi mesin, semua aman. Gwajang menjelaskan sambil aku berjalan melihat-lihat. Aku menoleh dan ada sebuah pintu kaca steril room, aku lihat ada seseorang sedang bekerja memakai jas putih, wajah tertutup masker dan google. Jas putih itu mengingatkanku pada Sungmin saat dia mengikuti kegiatan di lab kimia. Aku tidak tahu apa yang dia lakukan saat ini. Dadaku sakit tiap kali aku merindukannya saat aku teringat tentang dia. Aku pergi melanjutkan inspeksi.

"anda dengar?" eh? sepertinya aku melamun tadi.

"maaf bisa kau ulangi? bunyi mesin sepertinya agak mengganggu" aku mencari alasan saja.

"ruangan tadi adalah ruangan pengecekan hasil produksi sebelum dipacking dan dikirim ke konsumen, perusahaan ini baru saja menerima beberapa chemist baru jadi saya meminta Manager Produksi sebelumnya untuk mengatakan bagian Manager Laboratorium karena kami kekurangan tenaga ahli disini" oh.. aku hanya mengangguk, pekerjaanku di lapangan cuma mendengarkan penjelasan dan mengangguk. Apa aku juga harus inspeksi tempat itu?

Aku kembali lagi menuju ruang yang tadi sudah kulalui tanpa perduli apa supervisor itu mengikutiku, aku buka pintu tanpa mengetuk.

"sampel yang tadi aku letakkan dime.." dia menoleh dan tube di tangannya jatuh menimbulkan bunyi pecah yang keras.

Prank...! Tapi dia hanya diam memandangku, aku mengerutkan alis heran.

"hati-hati bekerja, disini berisi bahan-bahan kimia yang bisa meledak kalau tidak hati-hati" aku tahu benar pengalaman meledakkan ruangan dengan bahan-bahan kimia di dalamnya, saat aku kelas 1 godeunghakyo melakukan praktek di lab dengan Sungmin sebagai partnerku. Pegawai itu diam saja dan dia justru berpaling menarik nafas berat, apa dia keracunan bahan kimia yang ada disini? "hey..kau tidak apa-apa?"

"bujang-nim, mari silakan masuk, disini adalah ruangan pengecekan qualitas barang produksi kita" supervisor masuk menyusulku setelah terlambat beberapa menit.

"bisa tolong panggilkan cleaning service, ada tube yang pecah" aku bicara tanpa berpaling dan masih memandangnya.

"biar saya bersihkan, maafkan saya" dia membungkuk dan menunduk.

"jangan, itu berbahaya" aku tidak mau dia terluka dan itu tanggung jawabku sebagai atasan "lebih baik panggil cleaning service Gwajang-nim"

"baik Bujangnim" aku pergi meninggalkan ruangan serba putih itu dan kembali menuju kantorku. Aku merasa ada suatu yang aneh dengan pegawai tadi tapi aku tidak tahu apa itu. Apa mungkin karena dia memakai jas putih yang membuatnya tampak seperti Sungmin, atau karena aku terlalu merindukan Sungmin? Aku tak mungkin bisa bertemu lagi dengannya.

5 tahun aku di Kanada, aku jarang pulang atau bahkan tidak pernah pulang, aku hanya pulang saat hyung memberikan kabar kalau aboji sakit keras. Jadi aku sama sekali tidak pernah bertemu Sungmin.

Kehidupanku di Kanada tak ada bedanya dengan saat aku di Korea. Banyak teman yang mengajakku ke party, banyak perempuan yang mendekatiku, walaupun orang Asia dipandang dengan stereotype yang salah tapi perempuan-perempuan itu bilang aku berbeda, aku tidak pendek dan tidak pesek. well okay.. itu stereotype yang sangat salah. Mereka pikir orang Asia spesies apa huh? Orang Asia juga bisa tinggi dan berhidung mancung kan.

Hidupku tidak ada bedanya seperti saat aku di Korea karena banyak perempuan yang menempel padaku dan mau diajak kencan kapanpun aku mau, tapi aku sudah berjanji pada seseorang kalau aku tak akan main perempuan lagi karena aku tahu dia pasti terluka jika melihat aku seperti itu, walaupun saat aku di Kanada dia tidak akan tahu tapi dalam kepalaku terbayang seolah dia menangis tiap kali aku berciuman dengan perempuan-perempuan itu, jadi ya... aku hanya berciuman dengan mereka, berciuman hanya saat aku mabuk dan terbawa suasana, aku tidak benar-benar niat ingin mencium mereka karena suka pada mereka. Dan seperti dulu juga aku tidak mau terikat hubungan hingga banyak dari mereka yang menyangka aku hanya playboy, aku hanya terkekeh teringat saat Sungmin juga mengira aku playboy dan lagi-lagi Sungmin terbawa selama 5 tahun aku di Kanada.

Aku tidak pernah melupakannya. Dia adalah pacar pertamaku dan orang yang pertama kali kucintai dengan sungguh-sungguh. Walaupun aku tidak bisa bersamanya dan memilikinya lagi selamanya.

Di ruanganku yang menyatu dengan ruang produksi yang besar ini aku menghabiskan waktu untuk melakukan pekerjaanku. Sampai waktu istirahat tiba bunyi intercom kencang mengagetkanku. Aissh.. Aku keluar dan memanggil seorang supervisor yang berjalan di depanku.

"gwajang-nim, aku belum terbiasa disini, bisa tunjukan kantin tempat orang makan?"

"iya, silakan" dia mempersilakanku lebih dulu walau aku terlihat lebih muda darinya.

Aku jalan melihat orang-orang membungkuk padaku, karena cuma aku yang pakai jas sementara orang lain memakai seragam pegawai. Aku membalas hormat mereka dengan mengangguk sederhana saja.

Aku masuk ke dalam ruang kantin yang sangat besar, tapi aku tidak heran karena kantin universitasku di Kanada juga hampir sama besarnya.

"anda mau makan disini? tidak makan di restoran?"

"oh.. aku mau coba kantin perusahaan ini, kalau makanannya tidak enak aku akan ganti semua vendor kateringnya" supervisor itu terkejut dan lalu menunduk.

"oh ya.. silakan dicoba" dia mengantri di belakangku, GM dan MD datang mendekatiku membungkuk padaku, kulihat semua pegawai melihatku, dalam sekejap aku pasti jadi gosip terHot di perusahaan ini.

"kenapa anda makan disini, anda bisa makan di restoran" ucap seseorang yang kutahu sebagai MD, posisi yang seharusnya jadi milikku.

"tidak apa-apa, aku ingin makan disini" aku kembali mengantri kemudian kedua atasanku mengantri di belakangku karena si supervisor mundur memberikan tempatnya.

Aku terpaksa duduk bersama dengan kedua petinggi perusahaan ini dan pegawai lain tidak berani mendekat. Hmm.. makanannya cukup enak, walau masakan Sungmin juga tidak kalah enaknya, aku masih ingat walaupun sudah 5 tahun berlalu.

"makanan disini enak, akan sangat menyusahkan kalau aku harus makan di restoran"

"anda bisa memesan katering dari restoran agar nanti diantar ke ruang kantor anda kalau anda mau" ucap GM, "saya bisa mengatur semuanya"

"aku rasa... aku lebih suka makan disini" aku lihat MD yang duduk di depanku, "aku jadi berpikir.. kalau aku berada di tempat anda, kemana CEO akan memindahkan anda?" dia jadi nerves dan terbatuk lalu minum.

"saya.. saya mungkin akan dipindahkan ke cabang perusahaan"

"oh.. masih dengan jabatan yang sama? baguslah kalau begitu.." dia melap dahinya yang tiba-tiba berkeringat. "nikmati jabatan anda selagi masih ada" aku tersenyum pada keduanya.

"iya.." mereka menjawab dengan sopan.

Aku selesai makan dan membawa tray ke tempatnya lalu berjalan keluar masih diikuti kedua petinggi itu. Aku menoleh kanan kiri saat keluar dan melihat seseorang masuk ke dalam toilet, profil wajahnya dari samping tampak seperti Sungmin, hidung kecilnya yang lancip dan bibir tipisnya. Apa aku mimpi di siang bolong?

"aku mau ke toilet.. kalian tidak perlu mengikutiku ke toilet kan" aku melambai pada kedua petinggi itu dan pergi ke toilet dengan langkah yang cepat, aku tahu aku hanya ingin memastikan kalau aku memang berhayal, aku masuk ke dalam toilet dan kosong, apa itu tadi hantu? Aku dengar bunyi air toilet berarti mungkin orang tadi yang kulihat masuk ke salah satu closet, mungkin hanya mirip tapi aku cuma mau memastikan saja.

Aku tunggu sampai tiap pintu terbuka dan orang yang keluar pegawai biasa berseragam, tapi yang kulihat tadi orang itu memakai kemeja putih bukan seragam pegawai. Mereka bungkuk saat jalan melewatiku yang berdiri di depan wastafel. Pintu closet terakhir akhirnya terbuka dan dia langsung menarik nafas terkejut begitu keluar melihatku. DIA.

Aku tidak berkedip memandangnya, apa yang kulihat tadi bukan mimpi di siang bolong dan bukan juga hantu, bagaimana bisa dia ada disini?? Dia menarik nafas dengan berat seolah dia menahan nafas berjam-jam, dia berjalan dengan cepat melewatiku tapi aku bergerak lebih cepat meraih tangannya dan menghentikannya, getaran itu terasa ketika aku menyentuhnya, dia menoleh padaku, memandangku dengan kedua mata jernihnya, wajahnya sama sekali tidak berubah, kulitnya masih sehalus dan semulus yang dulu.

"Sungmin.." nama itu terucap dari bibirku setelah 5 tahun tersimpan di hatiku.

"aku harus pergi" dia meloloskan diri dan aku yang masih shock tidak bisa meraihnya, dia lepas dan pergi. Aku mengejarnya tapi dia berlari.

"tunggu!" aku berseru di lorong dan bergema, orang yang lalu lalang menoleh padaku. Dia pergi dan menghilang di belokan, aku tidak bisa mendapatkannya.

Ini sangat ajaib. Di antara banyak tempat yang ada di Korea dia ada disini!

Aku harus tahu kenapa dia disini dan apa yang dia lakukan disini.

_____________________

copyrights: churniekova

no plagiarizm.

Continue Reading

You'll Also Like

502K 37.4K 59
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.
163K 6.3K 11
Cinta tak harus tentang Aku dan Kamu, mungkin saja ada Dia. ❌Cerita repost bertema gay ❌Writer : Syailendra Setiawan ❌HOMOPHOBIC DIHARAP MENJAUH!
1.4M 81.6K 31
Penasaran? Baca aja. No angst angst. Author nya gasuka nangis jadi gak bakal ada angst nya. BXB homo m-preg non baku Yaoi 🔞🔞 Homophobic? Nagajusey...
91.4K 9K 25
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...