Friends

נכתב על ידי Churniekova

120K 7.6K 835

Ini tentang 2 murid laki-laki yang berteman dan merasakan sesuatu yang aneh diantara keduanya TANPA mereka sa... עוד

Foreword
Part 1: First Day
Part 2: Friend!
Part 3: My Friend's Boyfriend
Part 4: Extracurricular
Part 5: Basketball
Part 6: Change
Part 7: Night Club and Drunk
Part 8: Heartbeat
Part 9: First Match
Part 10: Lotte World!
Part 11: Adventure
Part 12: Rival
Part 13: Captains
Part 14: First Kiss
Part 15: Boyfriend
Part 16: Misunderstand
Part 17: Sorry (1)
Part 18: Sorry (2)
Part 19: Summer Sunshine
Part 20: Jeju Love Land
Part 21: Romance
Part 22: True Love
Part 23: Confrontation
Part 24: Confession
Part 25: Christmas
Part 27: Fast Forward
Part 28: Meet Again
Part 29: Wedding
Part 30: Sweet Dreams
Part 31: Negotiation & Deal
Part 32: Moms Say No
Part 33: Decision
Part 34: Separation
Epilog
Extra Ch. 1: A Year Of Beginning
Extra Ch. 2: Wedding Ceremony
Extra Ch. 3: Family Blessing
Extra Ch. 4: The Best Birthday Ever
Extra Ch. 5: Road To CEO!
Extra Ch. 6: Game Over
Extra Ch. 7: Down The Isle

Part 26: Broken Vow

2.5K 155 21
נכתב על ידי Churniekova

Aku suka karakter FF Kyuhyun yg
pervert tapi gentle, seperti dia aslinya *cough*, dia hanya tidak menampakkan kepervertannya seperti Eunhyuk, aku ingat di acara C-radio Kyuhyun ngaku kalau dia pertama kali nonton video Yadong saat usia 14 tahun (13 tahun usia kalender) dirumah temannya haha... dan Kyuhyun juga dengan terus terang menceritakan film2 yg pernah dia tonton, rata2 film dewasa haha... salah satunya The Concubine (bisa dicari di Youtube) itu film Korea paling HOT yg sangat populer, terus waktu ada premier film tahun lalu Kyuhyun juga datang (diundang) dan setelah aku liat judul dan sinopsisnya film itu juga film dewasa XD. Kyuhyun pasti ahli tuh. Ga salah kalo di FF dia selalu digambarkan pervert karena emang nyata, dan dia emang mengakui kalo dia juga super jealous. Sampe-sampe kalo dia pacaran pacarnya tuh harus lapor kemana dia pergi setiap waktu.. hihi...

__________________________________

~Kyuhyun~

"siapa anak laki-laki itu? kenapa dia selalu bersamamu?" omoni menebarkan foto-foto di meja ruang kerja pribadi aboji di lantai 2 apartmen.

Jadi selama ini aku dibuntuti. Aku beruntung sudah menahan diri selama kami berada di tempat umum.

"dia teman sekelasku, aku bermain dengannya sama seperti aku bermain dengan teman sekelasku yang lain, apa aku juga tidak boleh berteman?"

"kau boleh berteman dengan siapa saja, tidak masalah" semua foto yang diambil hanya saat aku berjalan berdua dengannya, makan di cafe atau saat aku ada di bakery membantunya bekerja, "tapi kau sampai membawanya ke rumah haraboji kan? kau tidak pernah membawa temanmu kesana selama ini"

"ini hanya karena dia teman dekatku, sahabatku, apa yang omoni curigai? dia laki-laki" omoni diam sejenak lalu mengangguk.

"baiklah... omoni percaya padamu, kalian memang tidak mungkin melakukan hal yang tidak pantas karena kalian laki-laki"

"jangan membuntutiku omoni, aku butuh ruang pribadi untukku sendiri"

"ini karena kau tidak mau mengakui siapa pacarmu, omoni tidak bisa membiarkanmu begitu saja, apalagi jika pacarmu akan masuk dalam keluarga ini.. dia tidak boleh berasal dari keluarga yang sembarangan"

"aku masih 17 tahun, mana mungkin aku memikirkan untuk menikah"

"saat kau sedang tergila-gila dengan seseorang kau tidak akan bisa menggunakan logikamu, sebelum kau membuat keputusan yang tidak masuk akal omoni harus mencegahnya" aku hanya geleng kepala, "kau bisa kan mengatakan siapa orang yang kau sukai itu uh? omoni bisa mengundangnya dan melihatnya apakah dia cocok denganmu"

"kalau tidak? Aku tidak mau dipaksa putus hanya karena orang tuaku ikut campur urusan pribadiku"

"Cho Kyuhyun"

"aku tidak akan mengatakannya, ini adalah keputusanku" aku tinggalkan ruangan kerja aboji dan pergi keluar, aku bisa stres jika di rumah saja.

Aku pergi memakai motorku dan pergi ke tempat bilyard. Sudah lama aku tidak main bilyard sejak sibuk dengan basket, sejak aku menikmati kebersamaanku dengan Sungmin.

"kau kenapa?" Zhoumi bertanya padaku karena aku duduk di sofa sejak aku datang kesini sementara yang lain asik main bilyard, "aku istirahat dulu, kalian lanjutkan saja" Zhoumi mendekat dan menghentikan pelayan yang lewat "ambilkan bir untuk kami berdua" dia lalu duduk di sebelahku, "sudah lama kau tidak muncul dan sekarang begitu kau muncul kau tampak kacau, apa kau putus dari Sungmin huh?" dia berdecak.

"aku memang hampir putus darinya" Zhoumi menoleh

"ooh... sekarang kau mau mengaku kalau kalian memang berpacaran?"

Aku sandarkan kepala, "hubungan seperti ini sama sekali tidak mudah, aku harus menyembunyikannya, tidak bisa sembarangan bermesraan dan hubungan seperti ini juga tak akan bisa berakhir sempurna"

"lalu kenapa kau memulainya? jika kau tahu itu hanya akan sia-sia?"

"aku tidak bisa melepaskannya, aku tidak bisa melihatnya dengan orang lain"

"tapi pada akhirnya kau harus melihat dia dengan orang lain kan?"

"aarrgghhh... aku pusing" aku pegang kepalaku dan memejamkan mataku, aku tidak bisa membayangkan Sungmin akan bersama orang lain.

"ini minum dulu, dinginkan kepalaku"

"bir?" aku lihat Zhoumi menawariku sekaleng bir "tapi aku bawa motor"

"aku bisa mengantarmu dan mengembalikan motormu nanti" aku ambil bir yang dia tawarkan dan kutenggak habis dalam sekali minum, aku benar-benar ingin melupakan beban ini, "jadi kau mau memutuskan hubunganmu dengan Sungmin?"

"putus.. adalah hal terakhir yang aku pikirkan"

"kau baru mengenalnya tapi kau sudah sedalam ini menyukainya? Kyuhyun yang kukenal adalah seorang laki-laki yang pandai bermain perempuan dan tak mengenal perasaan"

"aku bukan menyukainya, aku mencintainya"

"cinta??? wow man... itu epik, aku tak pernah berharap kau mengatakannya dan terhadap seorang laki-laki?"

"Sungmin itu... berbeda.." aku menyandar lagi, "dia... membuatku berubah, kau tahu seperti murid baik yang merubah murid nakal, angel dan bad boy, dia memberiku arti cinta, hidup dan keluarga"

"dia sangat mengesankan huh?"

"iya.. aku sangat bahagia saat bersamanya, dibanding dengan perempuan yang selama ini bermain denganku"

"lalu apa yang akan kau lakukan?"

"aku ingin mempertahankannya, walaupun ditentang orang tuaku"

"apapun yang terjadi?"

"aku akan melawan mereka"

"tapi kau tahu orang tua punya kartu yang tidak bisa kita lawan, bagaimana kalau kau diusir?"

"diusir?" Bagaimana kalau aku diusir? Aku pandang Zhoumi, aku baru sadar akan hal itu, bagaimana kalau aku diusir?

"ambilkan kami bir lagi"

"baik..." pelayan yang berjalan segera kembali ke konter.

Kyuhyun, apa kau merasa dirimu sudah cukup kuat untuk melawan orang tuamu? Aku bertanya pada diriku sendiri. Aku takut jika aku tidak bisa menepati janjiku pada Sungmin.

Aku pulang dalam keadaan mabuk dan Zhoumi mengantarku dengan mobilnya, dia mungkin akan mengantarkan motorku nanti, aku sudah percaya pada Zhoumi jadi aku tidak perduli, aku mabuk lebih dari biasanya sampai aku jalan terhuyung tak tahu arah, tapi rumahku terlalu besar jadi penghuninya tidak akan dengar kalaupun aku menendang sesuatu sampai jatuh, biasanya aku pandai minum dan tidak mudah mabuk seperti ini, kali ini aku ingin melupakan semua beban pikiran dan tidur nyenyak. Aku tidak tahu masalah apa yang sedang aku hadapi saat ini. Jelas hubungan sesama jenis akan sangat bermasalah bagi keluargaku dan aku tidak mungkin bisa menjalaninya. Tapi apakah aku harus melepaskannya? Aku sudah berjanji aku akan mempertahankannya, aku harus berusaha mempertahankannya, kan?

*

Aku berangkat terlambat dan tidak bisa menjemput Sungmin jadi aku kirim pesan agar dia berangkat sendiri.

"Kyu.. cepat sini! aku ada kabar gembira!" Sungmin melambai dan aku lihat dia duduk di bangkunya, dia tampak ceria seperti biasanya, tidak mungkin aku akan menghianati janjiku padanya, "Sunkyu mengajak kita untuk menginap di ski resort miliknya untuk merayakan tahun baru, kau mau kan?"

"ski resort? dimana?"

"Jisan forest ski resort" Oh... resort yang ada di Haewol-ri, Ichun-si. Tidak jauh dari sini, hanya sekitar 2 jam dari Seoul, masih terletak di Gyeonggi-do.

"dia benar-benar kaya raya huh.." aku duduk di bangkuku.

"sebenarnya milik pamannya Lee Sooman ahjussi, tapi pamannya selalu membebaskan Sunkyu untuk memakainya kapan saja, lagipula tidak dihuni siapapun" aku mengangguk paham, Lee Sooman ini pasti pebisnis fashion yang kaya tapi karena tidak ada hubungannya dengan perusahaan keluargaku jadi aku tidak pernah mengenal Sunkyu sebelumnya.

"kapan rencana kalian mau kesana?"

"jumat sepulang sekolah, Sunkyu akan menjemput kita dengan Van miliknya"

"jadi aku tidak perlu memakai mobil?" Sungmin mengangguk cepat.

"lebih aman karena ada ahjussi driver, kau kan tidak punya sim" aku terkekeh.

"kau masih saja khawatir soal itu"

"tentu saja, aku tidak mau kita berurusan dengan polisi kan"

"baiklah, nanti aku datang ke rumahmu untuk berkumpul"

"hm.. ke bakery saja, kami akan kumpul di bakery"

"okay.."

"oh ya.. Zhoumi juga akan ikut karena Jia mengajaknya"

"oh ya? hmm" aku mengangguk lagi, pasti karena malam tahun baru jadi mereka akan bawa pacar masing-masing.

Sore sepulang sekolah anak-anak klub mengajak main basket karena sudah tidak ada lagi turnamen jadi kami jarang latihan, aku setuju untuk main dan kutawari Sungmin untuk ikut tapi dia bilang bakery sedang sibuk jadi harus pulang membantu bibi, akhirnya aku sendiri pergi ke gedung basket untuk menemui anak-anak klub, aku lepas blazer dan kukeluarkan kemeja yang terlipat rapi di dalam celana, dulu aku berpakaian sesukaku tapi sejak aku berpacaran dengan Sungmin aku jadi terpengaruh caranya yang berpakaian dengan rapih. Aku ambil bola dari dalam keranjang, dan kulihat cincin di jariku, cincin couple yang kupesan dan kubeli dari uang tabunganku sendiri bukan dari kartu kredit yang diberikan orang tuaku. Aku lepas cincin itu dari jariku lalu kulepas kaitan kalung di leherku, aku masukkan cincin ke dalam kalung dan kukaitkan lagi, agar cincinku tidak jatuh saat aku sedang asik main bola jadi kupakai sebagai bandul kalung.

"tidak biasanya kau pakai aksesoris?" Minho bertanya sambil mengambil bola yang ada dalam keranjang di depanku.

"kado natal" aku jawab singkat sambil melihat kalung di dadaku dan tersenyum bangga, kalung itu berkilauan tersorot lampu gedung yang sudah dinyalakan karena hari mulai petang.

"heh.. dari pacar tercinta uh?" aku hanya mengangguk bangga lalu kami terkekeh.

Selesai main basket kami bersepuluh dengan anak-anak klub lainnya pulang, berjalan keluar melewati halaman, aku berjalan lebih dulu karena aku ingin menelpon seseorang, sekarang sudah jam 7.30 semestinya dia sudah selesai kerja.

"halo Kyu? ada apa?" aku dengar bunyi berisik pelanggan berbicara.

"kau masih bekerja?"

"selama natal dan tahun baru bakery ramai jadi kami harus tutup lebih lama, seperti kemarin"

"oh.. jadi kau belum makan?"

"belum, kenapa? kau mau ajak aku makan?" nadanya terdengar ceria, aku terkekeh.

"iya..iya.." aku tak pernah bisa menolaknya.

"hmm.. asik ya berpacaran, kami repot melayani pelanggan, kau asik berpacaran" aku dengar suara Jimin di belakang suara Sungmin.

"tidak~ aku baru saja mau tutup telponnya"

"hey..kalau kau mau kencan datang kesini dan bantu kamu" suara Jimin menggantikan suara Sungmin.

"siro... aku datang nanti hanya untuk mengajak Sungmin makan" aku tutup telpon tanpa basa basi, aku masih tetap brengsek seperti yang dulu, cuma dengan Sungmin saja aku mengalah. Tapi aku tahu mereka pasti mengerti aku cuma bercanda dan tidak benar-benar bersikap begini karena benci pada mereka.

Sampai di luar aku lihat ahjussi driver yang sudah menunggu sejak tadi sore, aku sudah menelponnya aku akan main bola tapi dia masih tetap menungguku, dia benar-benar driver yang setia.

"ahjussi, maaf tapi aku akan pergi ke rumah teman, ahjussi boleh pulang sekarang"

"baiklah" dan seperti biasa tanpa bertanya atau membantah ahjussi akan menuruti semua perintahku. Karena memang tugasnya hanya mengantar dan menjemputku sekolah atau kemana saja, jika aku tidak butuh tumpangan ya berarti dia bebas tugas, bukankah aku lebih memudahkan pekerjaannya?

Aku naik bus menuju subway dan bersiap melewati kesibukan transportasi Seoul. Aku harus membayar dengan uang kecil untuk membayar bus karena aku tak punya kartu bus dan itu masalahnya karena aku tidak pernah punya uang kecil, aku hanya memakai kartu kredit dan uang pecahan besar jika aku ambil dari ATM tapi aku ingat Sungmin selalu mengembalikan uang pecahan yang dia dapat jika membayar di kantin dengan uang pecahan besar milikku, aku cari-cari dalam tas karena aku selalu memasukkannya dengan asal dan tidak pernah menyimpannya, akhirnya aku dapatkan beberapa lembaran uang 1000 won dan begitu bus datang aku sudah siap membayar, aku bangga bisa membayar uang tiket bus sendiri, biasanya Sungmin selalu membayariku dan itu sangat memalukan, ternyata hal sekecil ini bisa terasa sangat berarti, mulai sekarang aku harus lebih menghargai uang pecahan kecil, di dalam bus aku pilih kursi paling belakang dan aku periksa tasku untuk mengumpulkan uang pecahan kecil yang selama ini Sungmin kembalikan setiap kali aku berikan uang pecahan besar untuknya, aku tumpuk dan ternyata lumayan banyak, aku senyum bangga karena dengan ini aku akan tiba di rumah Sungmin dengan selamat, aku ambil beberapa recehan yang ada, tapi... rasanya agak sedikit aneh aku memegang uang recehan begini, bunyi gemerincingnya membuat orang menoleh, hm! Aku lirik sekelilingku dan mereka melihatku, mereka pasti berpikir aku pengamen atau semacamnya, ha! Biarkan saja. Aku tidak perduli.

Begitu sampai di Subway station aku harus mengantri tiket manual dan membayarnya dengan uang pecahan kecil di mesin tiket, ini jadi lebih lama karena Sungmin biasanya hanya memakai kartu tiket keretanya dan kami bisa langsung masuk. Benar-benar susah kalau jadi orang kaya yang selalu diantar jemput mobil. Serius, nanti aku akan minta ahjussi untuk membuatkan kartu bus dan kereta.

Aku sampai di halte dekat bakery, lebih lama dari biasanya dan Sungmin sudah berdiri menungguku di depan bakery yang sudah tutup. Dia menutup kedua pipinya karena dingin, sial.. aku membuatnya kedinginan, aku berlari agar lebih cepat sampai padanya.

"Sungmina mian.. kau kedinginan?" aku pegang kedua tangan di pipinya dan dia tersenyum, bagaimana dia masih bisa tersenyum meskipun aku sudah membuatnya menunggu di tengah kedinginan.

"ayo kita makan" asap dingin keluar dari mulutnya saat bicara, ya ampun apa yang sudah kulakukan padanya, aku mengangguk dan kugenggam tangannya untuk kugandeng agar dia merasa hangat, beberapa toko sudah tutup dan trotoar mulai sepi karena cuaca dingin.

"kau mau makan apa?"

"hmm.. sup yang hangat"

"sundubu?" dia mengangguk dengan tersenyum, aku ingin sekali menciumnya, aku yakin bibirnya butuh kehangatan tapi kami ada di jalan dan aku harus menahan diri.

Sungmin makan dengan lahap, dia pasti sudah kelaparan karena bekerja seharian, sup yang panas seperti tak terasa karena dinginnya udara yang kami rasakan di luar.

"hmmm.. hangatnya, enak sekali.. sekarang rasanya seluruh tubuhku jadi hangat!"

Aku hanya terkekeh, "aku bisa menghangatkan tubuhmu lebih dari sup itu, kau tahu kan?" Sungmin langsung merona dan aku tertawa hampir tersedak sup yang kuminum. "kau pasti membayangkannya iya kan? pipimu merah seperti kepiting rebus yang kau makan" selain sup tahu dia juga memesan sup seafood.

"tidak... aku tidak membayangkannya"

"sudah tiga hari kan.. hmm... rasanya sudah sangat lama"

"Ky..Kyu.. jangan bicara begitu, kita sedang makan" dia memukul tanganku. Aku terkekeh melihatnya blushing tak terkendali tiap kali aku menggodanya, dia sangat lucu.

"aku masih belum mau pulang, kita nonton dulu hm?"

"eh? nonton?" dia berhenti bicara sejenak "tapi kita nonton di atrium saja, jangan di bioskop pribadi"

"kenapa? kau takut kalau kau terlambat bangun besok?"

"Kyuuu~" dia memukul tanganku tapi aku menghindar dan tangannya mengenai meja "aww..." aku menertawakan dia tapi aku merasakan tendangan di kakiku.

"oww... kau curang" aku pegang kakiku dengan meringis. Dia tersenyum manis, senyum palsu yang sebenarnya tidak dia inginkan, "awas nanti kau ya..".

"eh? aku baru lihat, cincinmu digantung di kalung?" dia menunjuk ke dadaku.

"oh ya.." aku pegang kalungku, kalung pemberian Sungmin, "karena aku takut cincin ini hilang saat aku main basket jadi aku gantung saja"

"oh.." dia mengangguk-angguk.

"kau sendiri? mana cincinmu, kau tidak boleh melepasnya" dia mengangkat tangan kirinya dan aku lihat cincin masih terlingkar manis di jari lentiknya, "bagus" dia tertawa dan aku juga ikut tertawa.

Kami pergi ke CGV dengan naik bus dan kali ini aku tidak biarkan Sungmin membayariku.

"aku ada uang kecil" aku berikan uang pada driver dan dia mengeluarkan tiket lalu diberikan pada kami.

Kami pergi ke belakang dan duduk. Sampai di CGV kami turun dan langsung menuju mesin tiket. Aku mau iseng membeli tiket Conjuring tapi Sungmin pasti marah nanti jadi aku pilih film lain, film Korea yang ada di daftar, film yang agak dewasa tidak apa-apa kan.. kkkkk

"kau mau pilih film apa?" sebelum aku sempat memencet di monitor Sungmin menggangguku.

"drama" aku jawab singkat.

"oh ya? aku tidak percaya kau mau menonton drama" dia melongok ke monitor dan melihat film yang aku pilih "아가씨? (agashi: lady/maiden) film macam apa itu?" dia mundur dan mendongak ke atas untuk melihat poster dan dia mengerutkan dahi "kenapa semua orangnya tidur bersama seperti itu dan sepertinya mereka tidak berpakaian"

"aissh... itu kan hanya poster promosi"

"tidak mau, itu pasti film dewasa.. bisa kita cari drama yang lain? yang lebih... aman?" aku terkekeh.

"aman kau bilang? kau sendiri sudah tidak virgin" aku berbisik padanya dan dia memukul lenganku "Sungmin.. kau benar-benar punya masalah serius, kau suka sekali menganiaya pacarmu huh?"

"minggir sana, biar aku yang pilih.." dia melihat monitor menekan 'back' agar kembali ke daftar, "ini kelihatannya bagus" aku baca judulnya 삼례? (Samrye: Night song)

"aah... tidak mau, itu terlalu romantis, pasti membosankan"

"tapi kau juga romantis kan.."

"tidak mau, nanti aku ketiduran" Sungmin manyun, "kita pilih yang netral saja, ah ini dia! 봉이 김선달 (Bongi Kim Seondal: The Man Who Sells The River)" aku segera menekannya dan memilih tempat duduk di monitor.

"film apa itu??"

"ini film kolosal (saeguk) aku rasa film ini aman" aku ambil tiket yang keluar lalu mengajaknya pergi.

Film diputar jam 9.45 dan itu sebentar lagi, 5 menit lagi, bahkan mungkin sudah mulai advertising.

Aku duduk di sebelah Sungmin dan baru beberapa menit pemutaran aku merasa menyesal sudah memilih film ini. Sungmin terlihat gembira dan sangat girang melihat film ini karena...

"aku tidak menyangka kalau aktornya Yoo Seung Ho, dia tampan sekali... terimakasih sudah memilih film ini" dia memuji-muji aktornya seperti perempuan.

"kau sedang menonton dengan pacarmu dan kau memuji laki-laki lain?" aku berucap di telinganya, walaupun di sekitar tempat duduk kami sepi karena ini pemutaran menjelang tengah malam tapi aku harus berucap di telinganya karena suara soundsystem yang kencang.

"dia kan aktor dalam film, tidak ada pengaruhnya kan? Kau tidak perlu cemburu dengan seorang aktor yang bahkan tidak ada wujudnya di depanmu"

"tetap saja mendengarmu memuji laki-laki lain di depanku itu menyebalkan"

"kau sendiri kan yang memilih film ini"

"iya, dan aku menyesal" dia tersenyum dan aku mengerutkan alis dengan heran, aku sedang kesal tapi dia tersenyum?

"aku suka saat kau cemburu" oh.. jadi dia menikmati saat aku merasa kesal? "itu memperlihatkan bagaimana besarnya cintamu padaku"

"kau tidak perlu membuatku cemburu untuk mengetahui seberapa besarnya cintaku, aku akan dengan senang hati menunjukkannya padaku" aku pegang pipinya dan langsung kucium bibirnya.

Awalnya dia kaget tapi saat kutarik dagunya agar bibirnya terbuka dia langsung menurut dan tanpa buang waktu aku masukkan lidahku, dia memegang lenganku dan kurasakan tangannya mencengkeram lengan bajuku saat dirinya merasakan gairah karena sentuhan lidahku, dia mengulurkan lidahnya membalas penyeranganku. Aku tidak segan melakukannya karena keadaan dalam atrium gelap sementara soundsystem menggelegar dan deretan kursi tempatku duduk kosong sampai dua kursi kebawah, aku gigit bibir bawahnya dan kutarik dengan lembut.

"aku ingin sekali melakukannya disini dan sekarang juga" wajah kami masih tak berjarak dan nafas kami bersentuhan.

"ti..tidak mungkin kan, ka..kau bercanda?"

"aku ingin sekali bilang aku tidak bercanda, aku benar-benar menginginkanmu sekarang tapi aku tahu itu tidak mungkin"

"Kyuuh.." mendengar bibir mungilnya memanggil nama kecilku dengan suara yang mendesah membuatku benar-benar sulit menahan diri, aku ambil bibirnya lagi dan aku siksa bibir mungilnya dengan ciuman kasarku membuat dia tak bisa membalas ciumanku karena aku tidak memberikan kesempatan padanya bahkan untuk bernafas. Tapi yang dia lakukan berikutnya membuatku terkejut, celanaku yang sudah mengencang karena Big Cho bersemangat saat bibirku merasakan bibir Sungmin mendapatkan belaian lembut yang berasal dari tangan Sungmin.

"errgghhh..." aku tak kuasa menahan erangan nikmat yang keluar dari mulutku, dia makin menyiksaku jika dia terus melakukannya, "hentikan.." aku menghembuskan nafas di depan bibirnya, "aku akan benar-benar melakukannya disini kalau kau tetap melakukan itu" aku lirik dengan sudut mataku dan kulihat tangan Sungmin masih diatas tonjolan celanaku tapi tidak bergerak.

"tapi kau tidak membiarkanku membalas ciumanmu" dia berbisik lirih, kata-katanya benar-benar membangunkan monster dalam diriku.

"ayo kita pergi"

"tapi kita sedang menonton"

"persetan dengan Yoo Se Yoon atau Yoo Shi Jin, aku tidak mau kau melihat dia lagi" aku berdiri dan kutarik tangan Sungmin, aku lepaskan tangannya dengan terpaksa saat kami berjalan menuruni tangga menuju pintu exit, begitu keluar aku kembali ambil tangan Sungmin dan kami berjalan di lorong yang sepi, ada dua lorong bercabang di depan, satu lorong menuju keluar dan satu lorong menuju toilet, aku bawa Sungmin masuk toilet yang tampak sepi karena film baru berjalan sekitar 10 menit atau lebih, aku jalan langsung menuju salah satu closet dan kubawa Sungmin masuk serta kukunci.

"coba lakukan lagi apa yang tadi kau lakukan" aku setengah menantang dan setengah mengancam, aku benar-benar tidak sabar ingin membebaskan Big Cho yang menegang.

Sungmin melirikku dengan diam, apa dia takut? Apa ucapanku terlalu vulgar? Atau mengintimidasinya? Tapi kemudian dia mengangguk dalam diamnya. Oh.. Sungmin Sungmin.. ekspresi wajah lugumu dan gesturmu yang lugu membuatmu tampak makin sexy, dan kau tidak tahu bagaimana itu sangat mempengaruhi Big Cho.

Sungmin melepas ikat pinggangku tanpa gemetar atau gugup, sepertinya dia sudah makin berani, makin mahir, tapi dia bukannya mengambil Big Cho dengan tangannya dia justru berlutut dan memasukkan Big Cho dalam mulutnya.

Fvck... aku tidak akan bisa menahan suaraku jika Sungmin memberiku blowjob. Aku mendongak dan menelan desahanku bersama dengan ludahku, mulut Sungmin terasa sangat mengagumkan saat dia melakukannya padaku, siapapun yang pernah melakukannya padaku mereka kalah dari Sungmin meskipun mereka lebih mahir dan berpengalaman dari Sungmin. Oh.. Shit... lidahnya menyentuh Big Cho dan terasa sangat mengagumkan, aku tidak akan bertahan lebih lama lagi.

"Sungmin lepaskan.." aku berbisik tapi dia menggeleng, apa? "kau mau menelannya?" dia mengangguk. God... apa dia ini jelmaan Aphrodite? Sial! Aku mengeluarkan cairanku dalam mulut Sungmin tapi dia tidak tersedak, mungkin pengalaman beberapa kali menelan cairanku membuatnya makin mahir untuk tidak tersedak.

Dia melepaskan Big Cho dan menjilat bibirnya untuk menelan sisa cairan yang ada di lidahnya. God.. dia sangat sexy. Aku takluk padanya. Lee Sungmin, seorang laki-laki. Seketika aku lemas jadi aku duduk diatas closet yang tertutup.

"itu tadi sangat mengagumkan, kau tahu?" aku bernafas lega, saat aku hendak memakai boxerku lagi aku lihat Sungmin dengan pipi merona bangun dari posisi berlututnya, aku jadi terpikir aku tidak pernah membalas blowjob untuknya, apa yang bisa kulakukan untuknya? "Sungmin.. apa.. kau juga ingin?" dia menoleh padaku.

"tidak" dia menggeleng.

"kenapa? apa kau tidak... tegang?" aku lihat celananya dan dia tampak menonjol, "biar kulakukan sesuatu"

"tidak usah.. sabunnya.. sabunnya ada di luar dan jika orang lihat kalau kau keluar masuk itu akan mencurigakan".

"aku tidak perlu sabun" dia memandangku heran.

Aku bangun dan kududukkan dia di closet bekasku duduk, lalu aku jongkok sambil kubuka ikat pinggangnya dan aku lihat boxernya yang ketat menahan Little Min. Aku pasti bisa melakukannya, karena aku mencintainya. Milik Sungmin lebih kecil dariku pasti tidak akan masalah saat masuk di mulutku.

Begitu aku masukkan miliknya dalam mulutku aku merasakan sesuatu yang lain, bukan rasa jijik seperti yang pernah kubayangkan sebelumnya, aku merasakan gairah.

"Kyuuh.." dia mendesah dengan suara lirih yang coba dia tahan.

Melihatnya menikmati blowjob yang kuberikan membuatku senang dan semakin bersemangat untuk membuatnya puas. Aku tidak pernah melakukan hal sejauh ini meski saat aku melakukannya dengan perempuan sekalipun, aku tak pernah meletakkan lidahku pada bagian kewanitaan mereka karena aku merasa itu kotor dan menjijikan meskipun mereka sering memberiku blowjob, tapi melakukannya pada Sungmin dan bisa membuatnya bergairah aku rasa itu sepadan. Dia sangat berarti bagiku jadi aku mau melakukan apa saja untuknya.

"Kyuu..aku sudah tak tahannn.." dia terlalu cepat menyerah pada kemampuan mulutku hm? Dan tanpa persiapan tentang seperti apa rasanya air mani itu tiba-tiba Sungmin mengeluarkan cairannya yang langsung masuk ke tenggorokanku, aku diam berhenti dan kurasakan hal yang sekali lagi sangat asing bagiku, "Kyu.. maaf" aku lepas milik Sungmin dan kupandang dia.

"kenapa kau minta maaf?"

"aku.." dia menutup pahanya untuk menyembunyikan juniornya, "aku mengeluarkannya dalam mulutmu"

"tapi aku juga sering melakukan hal yang sama"

"kau..kau tidak keberatan?"

"mungkin aku sudah membuatmu berpikir kalau aku tidak terlalu mencintaimu karena aku tidak pernah melakukannya, iya kan?" aku bangun dan kupegang kepalanya, "aku tidak keberatan dan aku mau melakukannya lagi lain waktu, kau tahu?" iya, aku mencintainya dan tidak mungkin aku akan melepaskannya meskipun orang tua dan keluargaku tidak menyetujui hubungan ini.

Pipinya merona mendengar ucapanku tapi aku tidak perhatikan lebih lama karena aku cium bibirnya, kujulurkan lidahku agar dia merasakan rasa miliknya sendiri dan dia memeluk leherku membalas memasukkan lidahnya.

"aku ingin terus berciuman denganmu tapi ini sudah hampir jam 11 jadi kita harus pulang sekarang, kau tidak mau lewat tengah malam kan?" dia mengangguk, "ayo kita pulang".

Aku berdiri dan kubuka kunci pintu untuk melihat keadaan, aku harus keluar lebih dulu untuk berjaga-jaga agar jangan sampai orang melihat kami keluar berdua bersamaan. Aku tutup kembali pintu dan kudekati wastafel. Sungmin keluar tidak lama saat aku sedang mengeringkan tanganku.

Aku antar dia pulang sebelum akhirnya aku pulang sendiri dan sampai di rumah sudah hampir jam 12.

***

Lusa akhir pekan dan aku akan berlibur untuk merayakan tahun baru dengan Sungmin, rasanya sudah tidak sabar, aku harap Sunkyu akan cukup cerdas untuk membiarkan aku sekamar dengan Sungmin, sepulang sekolah omoni sudah berdiri di tengah ruang seolah menungguku, wajahnya tampak seram.

"Cho Kyuhyun ikut aku keatas" dia memanggil nama lengkapku itu artinya dia sedang marah padaku. Ada apa lagi? Apa dia masih mau menanyakan siapa pacarku?

Aku masuk ke ruang kerja pribadi aboji dan kulihat aboji berdiri di tengah ruang di dekat meja, kenapa mereka ada di rumah?

"aku sudah bilang padamu untuk mengatakan siapa orang yang sedang kau pacari kan? kau terus bersikeras tidak mau mengatakannya karena ini huh??" omoni menunjuk ke meja, aku mendekat dengan curiga, apalagi yang ingin dia tunjukkan?

Aku terbelalak melihat foto-fotoku sedang mencium Sungmin dalam atrium bioskop kemarin malam.

"aku masih dibuntuti?"

"kalau tidak kulakukan itu sampai kapan hal ini akan terjadi? Kau tidak mungkin boleh berpacaran dengan laki-laki!"

"berhenti untuk mencampuri urusanku! aku bebas menentukan siapa orang ingin kupacari!"

Plakk!! Pipiku memanas dan kulihat aboji mengangkat tangannya, omoni sudah memukulku dan sekarang aboji? Kemarahanku memuncak dan aku tidak perduli pada apapun lagi.

"aku menyukainya! aku mencintai.." Plakk!! Aku merasakan nyeri dan rasa logam di sudut bibirku, bibirku berdarah karena kerasnya pukulan aboji. Aku lihat omoni tampak cemas, huh? sekarang kau mencemaskanku setelah kau juga melakukan hal yang sama sebelumnya?

"berani kau ucapkan itu kau keluar dari rumah ini! kau tak akan kuanggap sebagai anak! Dan jangan pernah kau berharap mendapat uang sepeserpun dariku! KAU DENGAR ITU?!!"

Ucapan Zhoumi benar-benar terjadi, aku benar-benar diusir, tidak hanya diusir dari rumahku tapi juga dari keluargaku.

"Kyuhyun.. kau dengarkan ucapan aboji dan minta maaf lah uh?" nada omoni menurun, "siapapun yang sudah mempengaruhimu untuk melakukan ini tidak akan kami perdulikan lagi asalkan kau bersedia untuk menjauhi anak itu"

"tapi aku mencintainya"

"Kau...." aku terpejam bersiap merasakan pukulan lagi.

"tidak.. dia sudah berdarah" aku lihat omoni memegangi lengan aboji.

"segera urus perpindahan sekolah dia, tidak perlu menunggu lama sampai dia lulus, sekarang juga pindahkan dia ke Kanada"

Kanada? Jadi seperti ini juga mereka menghentikan langkah Yesung hyung meraih mimpinya dan mengirimnya ke Kanada? "aku tidak mau kau menemui anak itu lagi, jika kau menolak kau boleh meninggalkan rumah ini dan kucoret kau dari daftar warisan keluarga" dan dengan ancaman yang sama?

"kau dengar itu kan, tidak ada gunanya kau melawan, kau masih bisa cari pasangan yang lain, yang jauh lebih baik, kau masih muda dan omoni yakin ini hanya karena nafsu sesaat" tapi aku mencintainya.. Mataku memanas dan rasanya aku ingin berteriak, aku genggam tanganku erat-erat menahan geram. Tapi tanpa marga Cho apa yang bisa kulakukan? Keberadaanku akan dihilangkan dari dunia ini dan aku tidak akan punya identitas.

"cabut semua fasilitas yang dia punya, mulai sekarang dia tidak boleh keluar dari rumah ini, tidak ada ponsel, internet, uang, kartu kredit atau kendaraan, jika dia mau setuju untuk pindah baru dia boleh mendapat fasilitas itu kembali" aboji pergi dari ruang kerja dan jantungku seakan jatuh. Aku seolah tidak bisa melakukan apapun. Janjiku pada Sungmin untuk mempertahankan hubungan tidak bisa kutepati.

Aku jatuhkan tas ranselku, di dalamnya ada semua fasilitas yang harus 'disita', aku pergi tanpa berkata apapun. Aku pergi tanpa perlawanan.

~Sungmin~

Kyuhyun tidak berangkat sekolah hari ini, jam pelajaran pertama sudah berlalu dan kursinya kosong. Sampai jam pelajaran berikutnya juga dia tidak datang. Begitu bel istirahat berbunyi aku langsung pergi ke toilet dan kuhubungi ponsel Kyuhyun, dia tidak memberi pesan apapun.

Nomor yang anda tuju tidak menjawab, silakan hubungi beberapa saat lagi atau tinggalkan pesan setelah..

Mail box? Ponselnya tidak aktif.

Sampai pulang sekolah ponsel Kyuhyun tidak juga aktif saat kuhubungi, aku tinggalkan pesan suara hanya untuk bertanya apa dia baik-baik saja.

Mungkin teman Kyuhyun tahu bagaimana keadaan Kyuhyun tapi aku tidak kenal dekat dengan teman-teman Kyuhyun, hanya sewajarnya saja tapi tidak sampai menyimpan nomor telpon mereka. Mungkin aku harus minta bantuan Jia. Tapi Jia hanya bisa memakai ponsel saat weekend.

Hari terakhir sekolah Kyuhyun tidak juga berangkat, semalam aku tidak bisa tidur karena memikirkan dia. Mungkin damimgyosa tahu kenapa Kyuhyun absen.

Aku pergi menuju ruang guru saat jam istirahat dan langsung menemui damimgyosa.

"Lee Sungmin? ada apa?"

"sonsaengnim, kenapa Cho Kyuhyun tidak berangkat sekolah beberapa hari ini? Apa dia sakit?"

"oh.. Cho Kyuhyun, orang tuanya mengajukan ijin sekolah, mungkin sedang ada perlu"

"orang tuanya datang ke sekolah?"

"tidak secara langsung, ada orang suruhannya, kenapa?"

"tidak apa-apa, karena Kyuhyun teman sebelah bangkuku jadi aku bertanya-tanya kenapa dia tidak datang"

"oh.. sepertinya tidak ada hal yang menghawatirkan, karena tidak ada alasan sakit, mungkin hanya keperluan keluarga"

"baiklah, terimakasih sonsaengnim" aku bungkuk dan pergi meninggalkan ruang guru.

Jika dia tidak sakit mungkin memang karena urusan keluarga, mungkin haraboji sakit? atau halmoni? Aku harap dia baik-baik saja. Lalu bagaimana acara tahun baru sore nanti? Mungkin aku bisa tanya Zhoumi nanti saat kami berangkat sama-sama.

Sepulang sekolah aku siap-siap, mandi dan ganti baju, aku sudah menyiapkan baju ganti untuk dua hari ke depan, aku segera keluar tapi aku seperti melupakan sesuatu. Oh ya. Uang. Aku masuk kamar lagi dan ambil uang di laci meja belajarku, biasanya Kyuhyun melarangku bawa uang jadi aku terbiasa tidak bawa uang, semoga Kyuhyun nanti bisa datang.

Begitu sampai di bakery aku lihat belum ada temanku yang datang, tapi tak lama setelah aku duduk ada yang datang ke bakery, aku menoleh dan ternyata pelanggan. Sambil menunggu lebih baik aku bantu melayani pelanggan.

"tidak usah, kau kan mau pergi, nanti capek.." omma melarangku melayani pembeli.

"tidak apa-apa omma.." aku tidak mau diam saja menunggu.

"sudah duduk saja"

Menit berikutnya belum juga ada yang datang, mungkin Sunkyu menjemput Jimin dan Jia juga butuh waktu untuk keluar dari asrama. Sementara Zhoumi agak jauh dari Samcheong-dong. Tapi Kyuhyun? Aku benar-benar cemas menunggu apa dia datang atau tidak.

Pintu bakery dibuka dan bunyi gemerincing lonceng diatas pintu membuatku menoleh, aku sudah berkali-kali menoleh menanti kedatangan temanku dan berharap Kyuhyun juga datang. Dan.. Kyuhyun datang!

Aku langsung berdiri dan mendekatinya, aku ingin sekali memeluknya tapi kami ada di tempat umum, banyak pengunjung yang sedang membeli.

"apa kau sakit?" aku menarik nafas lega saat melihat wajahnya di depanku.

"aku baik-baik saja"

"kenapa kau tidak bisa dihubungi? aku sangat cemas Kyu.."

"maaf.. sepertinya ponselku bermasalah"

"tapi kau bisa mengirim email kan"

"aku tidak memakai komputerku, sudah lama kudiamkan sepertinya komputerku juga rusak"

"ya ampun.. kau membuatku jantungan"

"kau pasti sangat cemas hm?" aku tak bisa menyentuhnya dan aku harus menahan diriku.

"Sungmin.." Jia datang bersama Zhoumi.

"hai bro.." Zhoumi menepuk punggung Kyuhyun sementara Jia berdiri di sampingku.

"bagaimana kalian bisa datang bersama-sama?"

"Zhou ge menungguku di stasiun".

"oh.. romantis sekali"

"tapi kalian berdua kan satu sekolah, bukankah lebih romantis? pulang sama-sama?" aku lirik dan dia berpaling.

"tentu saja tidak, dia kan harus pulang ke rumahnya sendiri"

"Sungmin bawa temanmu masuk untuk duduk" omma menegurku.

"iya omma.. ayo duduk dulu, mungkin Jimin dan Sunkyu datang sebentar lagi"

"apa kita bisa bawa kue dari bakerymu?"

"ha.ha.. lucu sekali, beli sini" aku tadahkan tangannya.

"jangan pelit~"

"baiklah, sana pilih kue yang kau mau, omma potong saja dari gajiku nanti, aku traktir mereka"

"iya..iya.." aku bawa Jia mengambil kue yang dia inginkan, dari sudut mataku kulirik Kyuhyun dan Zhoumi mengajaknya bicara, Kyuhyun tampak beda, dia tidak seperti biasanya.

Setelah Sunkyu datang kami langsung berangkat menuju Jisan, sebuah gunung di daerah Icheon, karena gunungnya tertutup salju setiap musim dingin jadi kawasan Jisan selalu dijadikan tempat wisata ski. Aku duduk dalam Van bagian belakang berdua dengan Kyuhyun sementara Jia dan Zhoumi di tengah sementara Sunkyu dan Jimin di bagian tengah depan kursi terpisah. Kyuhyun diam saja, perasaanku jadi tidak enak, aku pegang tangannya dan dia menoleh tapi hanya tersenyum, aku juga balas tersenyum walau aku merasa sedikit cemas. Kyuhyun membelai jari manisku dan kulihat dia memandangi cincinku, cincin pemberiannya yang kupakai tapi kemudian dia berpaling.

Kami sampai di resort setelah 2 jam perjalanan, ketiga temanku berkaraoke di dalam Van sementara Zhoumi ikut menikmati irama dan Kyuhyun..diam saja. Dia benar-benar aneh.

Kami masuk resort milik keluarga Sunkyu, villa pribadi yang letaknya di kawasan resort di antara banyak villa lain yang disewakan.

"ada banyak kamar, kalian pilih sendiri okay? Minta tolong pada Park ahjussi jika kalian ada perlu atau bisa juga Kang ahjussi" Sunkyu langsung pergi naik tangga.

"apa lebih baik kita sekamar??" Zhoumi berkata pada Jia.

"heyyy..." aku dan Jimin menarik Jia, "masih terlalu cepat, Jia akan sekamar denganku" Jimin menarik Jia pergi.

"Zhou ge..." Jia memasang mimik wajah teraniaya. haha...

"ya sudah aku sendirian saja" Zhoumi pergi pilih kamar di lantai bawah mengikuti Jimin dan Jia.

"apa..kita sekamar?" aku menoleh pada Kyuhyun.

"tentu" Kyuhyun mengangguk, kata pertama yang dia ucapkan sejak dia diam selama 2 jam perjalanan kami dari Seoul ke Icheon. (bukan Incheon loh ya).

Kami pergi ke atas dan Kyuhyun menawariku untuk memilih kamar mana yang aku mau jadi aku masuk salah satu kamar yang menghadap pegunungan Jisan, agar aku bisa melihat orang-orang berseluncur dari balkon, aku lihat ada 2 ranjang dalam kamar yang kami masuki, sepertinya aku salah pilih, harusnya aku pilih yang punya 1 ranjang agar kami bisa tidur seranjang kan. Tapi Kyuhyun tidak protes dan langsung meletakkan ranselnya di ranjang, ya.. aku rasa berpacaran tidak harus selalu tidur bersama, buktinya Jia sekarang sekamar dengan Jimin, kasihan Zhoumi sendirian.

"oh.. Minnie... kau disini? ayo kita makan malam, Park ahjussi sudah memasak untuk kita" Sunkyu yang menempati kamar di lantai atas menjemputku.

"siapa sebenarnya Park ahjussi? apa dia semacam chef keluargamu?"

"bukan, dia penjaga villa ini tapi dia juga pandai memasak jadi dia bisa memasak untuk kita"

"oh.. kalau yang satunya? Kang ahjussi?"

"dia bertugas menjaga keamanan villa, lebih seperti bodyguard, badannya juga besar dan kekar, sangat bisa diandalkan menjaga kita disini"

"oh begitu.." aku keluar dengan Sunkyu dan sepertinya Kyuhyun mengikutiku. Aku mengobrol dengan Sunkyu selagi kami jalan menuruni tangga, lagi-lagi aku terheran dengan sikap tenang Kyuhyun, dia sama sekali tidak cemburu.

Kami makan di ruang makan dengan meja panjang dan banyak kursi, mungkin ada 10 kursi atau lebih, mejanya sangat panjang. Seseorang menyediakan piring untuk kami berenam, para laki-laki duduk berjajar dan di seberang kami para perempuan.

"sepertinya kalian pas berpasangan, menyenangkan jadi remaja kan, bersenang-senang menikmati tahun baru dengan pacar" kata ahjussi yang tersenyum dengan lesung pipinya.

"kami bukan pasangan-pasangan ahjussi, hanya Jia yang punya pacar dan.." Sunkyu terhenti saat dia mau mengucapkan sesuatu, aku bisa menebak apa yang akan dia ucapkan. "cuma Jia yang punya pacar, Zhoumi" Zhoumi angkat tangan dan tersenyum dengan lesung pipinya juga.

"oh..lalu nona dan teman nona? kenapa tidak berpacaran dengan dua pemuda ini, mereka tampan"

"Minnie" dia menunjukku "sama sekali bukan tipeku" dia merong.

"kau juga bukan tipeku" aku balas merong.

"oh baiklah, kalian masih anak-anak, jangan berpacaran, silakan nikmati hidangan buatanku"

"terimakasih ahjussi".

Kami mulai makan dan makanannya sangat lezat, aku sangat lapar hanya dengan mencium aromanya saja. Mungkin aku harus belajar beberapa tips memasak pada Park ahjussi.

Selesai makan dan mengistirahatkan perut sebentar Sunkyu mengajak kami menonton tapi aku lelah dan ingin tidur. Aku ajak Kyuhyun naik keatas, ada sesuatu yang harus kutanyakan padanya dan aku sudah tidak sabar. Aku gandeng tangan Kyuhyun menaiki tangga lalu pergi menuju kamarku. Begitu masuk ke dalam kamar aku langsung mengunci pintu dan kutarik Kyuhyun untuk duduk di ranjangnya.

"katakan padaku, apa yang terjadi sebenarnya? Kenapa kau tampak.. sangat berbeda.. apa kau sakit?"

"aku sudah membuatmu cemas hm?" Kyuhyun tersenyum lemah.

"Kyu.. kau menghilang selama 2 hari tanpa bisa kuhubungi, aku sangat khawatir dan sekarang kau muncul dengan sangat berbeda, kau diam dan tidak bersemangat, apa terjadi sesuatu? dengan Haraboji? Halmoni?"

"mereka baik-baik saja, aku juga baik-baik saja" dia menyentuh pipiku tapi hanya dengan ujung jarinya, seolah dia tertahan ingin menyentuhku.

"baguslah kalau begitu" aku peluk pinggangnya dan menyandarkan kepalaku di pundaknya, "aku rindu sekali padamu"

"maaf..." Kyuhyun menyentuh punggungku tapi tak memelukku.

"apa kau tidak mau menciumku?" aku mendongak memandangnya dengan tersenyum.

"kau tidak tahu bagaimana rasanya aku saat ini, menahan diri.."

"kita sudah di dalam kamar kan, aku sudah mengunci pintu" aku tersenyum sambil membelai pipinya, aku dekatkan wajahku dan kukecup ujung bibirnya.

Saat aku melepas kecupanku Kyuhyun memeluk erat seolah ingin meremukkan tubuhku.

"aku sangat rindu padamu, tapi aku tidak bisa apa-apa"

"aku tahu kita harus menahan diri saat di luar" ucapku berusaha mengerti lalu Kyuhyun makin memelukku dan menarik nafas berat seolah dadanya sesak.

Kyuhyun melepas pelukannya dan memegang kedua pipiku mengecup bibirku dengan menekankan bibirnya tapi saat aku menggerakkan bibir untuk berciuman kemudian dia melepas bibirnya dan menunduk. Kenapa dia seperti ini? Dia menolak ciumanku?

"Kyu... katakan padaku, apa kau selingkuh?" dia langsung memandangku dengan mengerutkan alis, "apa kau tidak berangkat karena kau terbangun di tempat perempuan yang tidak kau kenal lalu kau tidak tahu bagaimana harus menghadapiku?"

"kenapa kau bertanya seperti itu? Bukankah aku sudah berjanji padamu kalau aku tidak akan pernah bermain perempuan lagi?"

"tapi kau sangat aneh, seolah-olah kau merasa bersalah"

"aku memang bersalah padamu tapi tidak akan pernah karena perempuan lain"

"lalu ada salah apa? aku janji aku tidak akan marah kalau kau mengatakannya padaku.. jelaskan padaku" Kyuhyun memejamkan mata, "Kyu... kau selalu memintaku mengandalkanmu, tapi kau juga harus mengandalkanku kan, untuk itulah kita saling melengkapi.." tapi dia menggeleng.

"aku mencintaimu, hanya itu yang harus kau tahu, kau harus ingat itu", dia menatapku dan aku mengangguk.

"tentu saja, aku juga mencintaimu"

"kau pasti lelah, sekarang istirahat lah" Kyuhyun mengganti topik dan begitu saja mengalihkan pembicaraan. Aku tidak tahu kenapa dia sulit sekali mengatakan masalahnya. Aku juga ingin jadi pacar yang bisa diandalkan.

"boleh aku tidur denganmu? Atau kau tidak mau tidur denganku?"

"eh?" Kyuhyun memandangku heran.

"kau menempati ranjang sendiri tanpa memintaku bergabung, aku tidak mau mengganggumu jika kau memang ingin tidur sendiri"

"maafkan aku.. aku tidak sadar sudah melakukannya, aku hanya ingin segera meletakkan ranselku, kau boleh tidur disini, ayo kita tidur" Kyuhyun menaikkan kakinya lalu masuk ke dalam selimut, melepaskan jaketnya lalu melempar ke ranjangku di sebelah dan berbaring dengan masih memakai kaos dan jeansnya, dia menepuk sisi ranjang di sampingnya akhirnya akupun melepas jaketku dan seperti Kyuhyun aku tetap memakai kaos dan jeans. Aku tidur berbantalkan lengannya dan memeluknya.

"Kyu.. kita kesini mau merayakan tahun baru, aku tidak mau kita ada masalah"

"maafkan aku, ini bukan tentangmu, sungguh Min.. aku janji besok aku akan memperbaiki sikapku.." Kyuhyun mengecup kepalaku. Aku harap dia hanya mengerjaiku dan besok dia akan minta maaf dan bilang kalau ini hanya lelucon tahun baru walaupun masih jauh untuk April fool.

*

Aku merasakan dingin udara di sekitarku, biasanya aku memeluk pororo jika aku kedinginan saat aku kecil, aku tidak suka dingin. Pororo hangat tapi Kyuhyun lebih hangat. Aku memeluk sesuatu yang hangat yang membuatku nyaman. Suara detak jantungnya seperti irama dan hembusan nafasnya menenangkanku, memeluk Kyuhyun memang yang terbaik.

"selamat pagi.." aku dengar suara serak yang berucap di telingaku, suara yang sexy, "aku tahu kau masih ingin memelukku tapi Sunkyu sudah membangunkan kita menyuruh kita sarapan bersama" aku langsung buka mata dan ternyata aku memeluk dada Kyuhyun, aku menjauh dan melihat dia tersenyum, dia tidak lagi muram seperti semalam.

"ini sudah jam berapa?"

"baru jam 8, tapi kita disuruh turun"

"oh.. baiklah.." aku bangun dan pergi ke kamar mandi yang ada dalam kamar, aku malu sekali sudah memeluk Kyuhyun seerat itu, dia tidak berpikir kalau aku tergila-gila padanya kan? Aku lihat diriku dalam cermin oww.. jelek sekali, mata pandaku, aku segera cuci muka.. dingiiiin~~ aku tunda saja rencanaku untuk mandi.

Aku ambil handuk kecil yang disiapkan di tiap kamar mandi dan kulap wajahku. Sebelum keluar aku buang air kecil dulu, aku merinding setelah air hangat itu keluar dari tubuhku dan kini aku merasakan lagi udara dingin di sekitarku. Kyuhyun duduk di ranjang saat aku keluar dan dia berganti masuk kamar mandi setelahku. Sunkyu mengetuk pintu kamarku sepertinya kami sudah ditunggu.

"Minnie.. apa kalian masih tidur?!"

"aku sudah bangun.." aku buka pintu kamar "Kyu! aku keluar dulu nanti kau menyusul kan?"

"ya!" Kyuhyun menjawab dari kamar mandi.

Aku jalan menuruni tangga bersama Sunkyu, "hari ini kita akan main ski atau snowboard terserah kalian saja, malam nanti kita bisa melihat pesta kembang api dari halaman depan villa karena penyelenggara pesta kembang api resort-resort disini akan membuat pesta kembang api yang besar, jadi tidak perlu pergi mendekat dari halaman sudah terlihat".

"oh.. baiklah"

"soal pesta kita sendiri kita bisa rayakan nanti Minggu malamnya, bagaimana? Kita bisa pulang dari sini minggu tengah malam"

"tapi aku mau merayakan dengan omma? lagipula kita sudah harus pulang karena Senin sudah masuk sekolah, kalau pulang tengah malam kalian akan lelah di sekolah"

"hmm.. kalau begitu minggu siang, okay? Aku sudah minta Park ahjussi untuk beli kue ulang tahunmu"

"sebenarnya kau tidak perlu melakukan itu kan"

"ini pertama kalinya kita merayakan tahun baru di villa, aku juga ingin merayakan ulang tahunmu disini"

"kau memang sahabat terbaik.. Sunny" aku peluk Sunkyu.

"hm!" aku menoleh dan Kyuhyun di belakangku jalan menyusul, aku segera melepas pelukanku.

"ayo kita sarapan~" Sunkyu segera duduk dan aku juga duduk di tempat yang sama seperti semalam.

"bangun sepagi ini hanya untuk sarapan, rasanya malas sekali" Zhoumi mengeluh sambil duduk.

"jangan bicara begitu~ kan ada aku disini~" Jia senyum memegang tangan Zhoumi di depannya dan Zhoumi tersenyum meskipun masih setengah terpejam. Zhoumi yang tertua disini, karena dia Daehaksaeng jadi dia jarang bangun pagi, kelasnya mungkin dimulai saat sudah menjelang siang.

"apa yang kalian bicarakan?" Kyuhyun berbisik padaku.

"eh? oh.. Sunkyu? dia bilang nanti malam kita bisa melihat pesta kembang dari halaman depan villa saja, tidak perlu pergi jauh-jauh"

"iya, kita akan buat party barbekyu sendiri!" ucap Sunkyu semangat.

"yeyy!!" Jimin dan Jia berseru dengan girang.

"aku salut padamu dan keluargamu" ucap Kyuhyun pada Sunkyu.

"ah.. biasa saja, aku hanya ingin menyenangkan teman-temanku dan kalian sebagai pacar..." Sunkyu melirik kanan kiri tidak ada pelayan atau ahjussi penjaga villa, baru dia meneruskan "pacar teman-temanku berhak untuk bersenang-senang juga"

"Sunkyu.." aku mengerutkan alis padanya.

"apa? yang ada disini cuma kita kan, kita sudah tahu bagaimana hubunganmu dengan Kyuhyun.." aku remas tangan Sunkyu dan aku lirik Zhoumi, "oh my god.. Zhoumi belum tahu??" dia melotot horor lalu melirik Zhoumi dan dia terkekeh.

"aku sudah tahu" aku menganga, sekarang aku melirik Kyuhyun.

"kenapa? kau memberitahu teman-temanmu jadi aku juga boleh memberitahu temanku kan?"

"itu karena teman-temanku baik dan mengerti keadaan kita"

"hey..aku juga baik..dan aku mengerti keadaan kalian" aku lirik Zhoumi.

"benarkah?"

"pacarku adalah temanmu juga, aku tidak akan bisa menyakiti dia dengan menyakiti temannya kan"

"aww.. Zhouge zen de wo ai ni~" Jia berseru seperti fangirl.

"kalau begitu terimakasih" aku berucap pada Zhoumi.

"itu bukan hal yang penting, aku juga tidak mungkin membiarkan dia menyakitimu, kalau dia tidak suka hubungan kita dan menyakitimu, aku yang akan lebih dulu menendang adik kecilnya itu"

"adik kecil?" aku bertanya dengan heran.

"aissh.. kau ini, pacarmu itu masih polos" Zhoumi menyalahkan Kyuhyun tapi aku tidak paham, Zhoumi punya adik dan Kyuhyun akan menghajarnya kalau Zhoumi kurang ajar padaku?

"sudah ayo kita sarapan, kalau diteruskan pembicaraan kita akan jadi rated dan merusak nafsu makan saja" Sunkyu melerai dan kamipun langsung kembali fokus pada makanan.

Setelah siap-siap kami berangkat menuju arena seluncur, banyak pengunjung sudah mulai berseluncur ria, ada yang memakai snowboard, ada yang memakai papan ski dan ada juga yang pakai motor ski, masing-masing arenanya berbeda agar tidak mengganggu satu sama lain. Untuk profesional ski juga ada sendiri, kita bisa naik kereta gantung lalu turun saat di ketinggian tertentu sesuai keinginan kita dan meluncur dari atas ke bawah.

Aku lihat Kyuhyun sangat pandai bermain snowboard, sepertinya tidak ada olahraga yang tidak bisa dia lakukan, dia sangat sempurna, hanya kemampuan akademisnya saja yang harus ditingkatkan dan jika dia serius belajar dia pasti akan benar-benar 100% sempurna. Tampan, pandai olahraga, pintar dan kaya?

Sementara itu aku hanya main ski dengan Jimin dan Sunkyu, Jia main dengan Zhoumi. Cincinku aman karena aku pakai sarung tangan ski jadi aku tidak perlu khawatir. Kami pakai google dan juga beanie, sebisa mungkin perlengkapan dan keamanan harus dipakai.

Aku bukan pemain ski yang handal, aku cuma bisa meluncur dengan mulus saja, walaupun dengan gerakan pelan. Kenapa aku bisa ski tapi tidak bisa ice skating? Tentu karena ski papannya datar beda dengan ice skating yang memakai blade(pisau) di bawah sepatu skate-nya, mana bisa berdiri diatas sebilah pisau kan.

Setelah berhenti berseluncur aku berdiri menunggu Kyuhyun, aku lepas papan ski-ku dan kutegakkan sambil aku berdiri. Aku lihat jauh diatas dia sedang meluncur, bagaimana aku bisa tahu? Feeling saja, karena aku yakin dia bisa melakukan itu. Orang yang berseluncur semakin turun semakin mendekat, dia meluncur dengan sebuah papan salju dan berhenti. Dia memegang kakinya kemudian menenteng papan salju atau snowboardnya dan berjalan mendekati kami. Dia naikkan google ke atas beanie yang dia pakai dan memang itu Kyuhyun. Jia mendekat dari arah lain bersama Zhoumi.

"man.. kau masih memukau perempuan seperti biasanya, salut man" Zhoumi menepuk pundak Kyuhyun, aku baru sadar dan menoleh perempuan-perempuan yang main ski memandangi Kyuhyun.

"harusnya kau berhenti pamer kan, kau itu sudah punya pacar, ingat itu" Jimin mengeraskan volume suaranya hingga orang lain mendengar kalau Kyuhyun sudah punya 'pacar' walaupun tidak menyebutkan 'boyfriend'.

"kau mau belajar main snowboard?" Kyuhyun tidak menghiraukan Jimin dan memberikan snowboard padaku.

"tidak.. aku tidak bisa, tanpa penahan seperti tongkat ski bagaimana aku bisa mengendalikan kecepatannya dan kapan waktu berhentinya? itu berbahaya"

"kau hanya perlu sedikit memutar tubuhmu searah jarum jam untuk bisa berhenti"

"tidak..aku rasa aku tidak berani"

"heh... kau memang berbeda dengan laki-laki pada umumnya ya" ucap Zhoumi.

"maksudmu? aku penakut? seperti perempuan.."

"oww.oww.. jangan marah.. aku tidak bilang begitu okay?" Zhoumi angkat tangan.

"bagaimana kalau kita istirahat? ada cafe di dekat arena seluncur, ayo kesana" Sunkyu mengajak kami istirahat.

Aku berjalan paling belakang sambil membawa dua papan ski dan dua tongkat ski, Kyuhyun lalu mengambil papan ski dariku dan membawanya, bukankah dia pacar yang sangat pengertian? Aku sudah tidak memikirkan lagi soal semalam, Kyuhyun bilang kalau itu bukan karena perempuan lain jadi aku percaya padanya, aku percaya dia tidak akan selingkuh dariku. Jika dia siap untuk mengatakan masalahnya maka aku akan siap mendengarkannya.

"kenapa kau memeluk si pendek itu?" aku menoleh heran, "apa yang dia lakukan sampai kau memeluknya seperti itu?" oh.. jadi dia masih menyimpan cemburu karena tadi pagi? Aku tidak bisa bilang padanya kalau Sunkyu menyiapkan pesta ulang tahun untukku kan, harga diri Kyuhyun akan terluka karena sebagai pacarku dia pasti merasa harus lebih perhatian dari teman-temanku.

"Sunkyu hanya menyuruh Park ahjussi untuk beli.. kue yang aku sukai, itu saja"

"hanya itu?"

"iya.. kau tahu kan aku suka pastry, waktu di Jeju aku juga sangat senang saat kau menyiapkan menu pastry kesukaanku" aku sedikit berbohong tidak apa-apa kan.

Selama ini Kyuhyun tidak tahu hari ulang tahunku dan aku rasa aku tidak perlu mengatakan pada orang-orang tentang ulang tahunku, walaupun aku ingin tahu kapan Kyuhyun ulang tahun.

Kami kembali ke villa saat sore setelah puas bermain salju, Kyuhyun sempat mengajakku naik motor ski dan kami berbalapan dengan Jia dan Zhoumi. Benar-benar seru tapi menegangkan, aku takut kalau aku terlempar dari motor karena trek yang berkelok, jadi aku peluk Kyuhyun dengan erat.

Kami mulai menyiapkan barbekyu di depan halaman villa, Park ahjussi membawakan sayuran dan daging dari dapur sementara Kang ahjussi membawakan alat barbekyu dibantu Zhoumi dan Kyuhyun. Sunkyu membawa cd player bersama Jia dan meletakkannya diatas meja, apa yang mereka lakukan?

"Minnie tolong ambilkan kabel roll di kamarku, Jimin pasangkan steker ke lubang elektriknya sebelum diulur kesini!"

"ya!!" kami menjawab sambil kami jalan masuk.

Sesuai permintaan kami pasang steker lebih dahulu baru diulur keluar, kabelnya sangat panjang, Sunkyu memasangkan kabel cd player ke terminal kabel roll dan mulai mencoba dan berhasil menyalakan cd player yang memutar lagu-lagu beat seperti Dynamic Duo, Leesang, Haha. Oh yeah.. it's time to party for the new year.

Musik diputar dengan volume yang cukup ear-catching, resort atau villa terdekat mungkin bisa mendengar musik kami. Aissh.. Sunkyu kadang gila memang. Sementara para laki-laki menyiapkan panggangan dan memotong daging, para perempuan menyiapkan meja dan snack lainnya, minuman seperti kola dan soju semua dijejer di meja, aku juga ikut menata piring-piring untuk tempat makan daging, apa aku ini termasuk golongan perempuan? Kenapa aku membantu para perempuan? Aku harus pindah ke grup laki-laki. Aku segera minggir dan mendekat ke panggangan dimana Park ahjussi sedang memotong daging. Aku bantu saja Park ahjussi menata selada untuk teman makan daging.

Setelah hari gelap musik terdengar makin kencang, Sunkyu menari-nari dengan Jimin seperti orang gila, Jia bergabung mengajak Zhoumi yang herannya mau diajak menari di halaman.

"ah ayolah Minnie... kau juga harus menari! goyangkan bokong sexy-mu itu" wajahku memanas mendengar ucapan Sunkyu.

Daging barbekyu sudah matang jadi aku punya alasan untuk tidak ikut bergabung dengan kegilaan mereka, aku mendekat ke panggangan dan bersama Kyuhyun mengambil daging yang matang.

"kalian tidak mau makan?!" lagipula ini sudah waktunya makan malam.

Mereka segera mendekat lalu mengelilingi panggangan berebut daging yang matang, kami makan sambil berdiri di dekat panggangan yang hangat, karena udara semakin dingin ketika malam, jangan lupa karena ini puncak musim dingin jadi berada di luar rasanya seperti mau beku. Memakan daging merupakan solusi cerdas karena daging dapat meningkatkan darah sehingga dapat menghangatkan tubuh. Aku harap teoriku tidak salah, lagipula aku tidak berencana menjadi dokter... kkkk

Makan daging memang sangat tepat jika ditemani alkohol, tapi aku pilih soju saja, ada banyak kaleng bir dalam box pendingin yang diambil Kang ahjussi dari dalam. Tapi Kyuhyun minum kola? Apa tidak salah? Biasanya dia suka minum alkohol kan? Kenapa dia tidak minum bir atau soju?

"hei..hentikan, jangan minum soju terlalu banyak" Kyuhyun menghentikanku saat mengangkat botol.

"tapi soju kan bisa menghangatkan badan juga.."

"pipimu sudah memerah, kau pasti mabuk"

"tidak.." aku geleng kepala, aku tidak pusing dan tidak mual, aku belum mabuk.. Lagipula bagaimana dia bisa lihat jika wajahku memerah? disini kan gelap.. aku menoleh dan ternyata ada banyak neon yang dipasang dadakan ditiang-tiang teras villa untuk menerangi kami, jadi sekarang terang seterang siang. "ini pasti karena dingin.. aku belum mabuk, percayalah, kau sendiri? kenapa minum kola? bukannya kau suka bir?"

"aku tidak mau mabuk malam ini"

"wae??"

"ada hal penting yang harus kulakukan dan aku tidak mau alkohol mempengaruhiku" dia mau apa sih?

Musik rap dan hip hop berubah menjadi house music dan EDM, pesta menjadi semakin ramai, Sunkyu pun semakin menggila dia pasti sudah terpengaruh alkohol.

"kita akan segera meninggalkan tahun ini dan berganti tahun yang baru, apa kalian punya doa untuk tahun yang baru? ayo kita ucapkan doa kita" kata Jimin memulai pembicaraan agar party tidak membosankan dengan hanya mendengarkan musik dan menari menggoyangkan bokong seperti kata Sunkyu.

"aku... aku ingin tahun depan aku bisa ikut SM mengadakan fashion show di Paris, Prancis, aku dengar SM mendapat tawaran untuk Paris fashion week dan akan sangat menyebalkan jika waktunya bertepatan dengan ujian kenaikan kelas, Samchon tidak akan mengijinkanku ikut ke Paris jika aku ujian" ucap Sunkyu

"kau sangat beruntung... ah.. sayang aku tidak bisa ikut" ucap Jimin.

"kau sendiri? apa doamu Jimin?" aku tanya Jimin.

"aku? mungkin dapat pacar saja sudah cukup"

"kau pasti sangat berharap kan?" Kyuhyun meledeknya dan Jimin memukul lengan Kyuhyun main-main, oh dia sudah bisa meledek lagi, aku sempat heran karena dia berubah jauh lebih pendiam dan lidah tajamnya tidak bersuara.

"sebenarnya aku sering kencan tapi tiap kali ada waktu berkumpul dengan teman-teman aku lebih memilih teman-temanku"

"karena itulah kau dicampakkan"

"Kyuhyun..." aku melotot padanya.

"tidak apa-apa Minnie, aku sudah mulai terbiasa dengan komentarnya, kau sendiri? apa yang kau harapkan di tahun depan" Jimin bertanya pada Kyuhyun.

"aku sudah tidak punya harapan" eh? aku tidak paham dengan maksudnya.

"maksudku doa.. kau ini bicara apa sih?"

"doa? aku berdoa agar aku masih punya harapan"

"ah.. sudahlah lewatkan dia saja, dia ini mabuk ya? Minnie kau urus dia bisa kan? sepertinya dia mabuk?" Kyuhyun hanya terkekeh dan tidak menyangkalnya, padahal dia hanya minum kola.

"Minnie apa doamu?" tanya Jia padaku.

"aku?" Kyuhyun menoleh padaku, "hmm.. aku ingin dapat naik kelas dengan nilai yang bagus!" aha. Dia pasti menunggu jawabanku kan.

"aissh... itu sangat umum, katakan doa yang lebih khusus" ucap Jia dan aku hanya mengangkat bahu.

Malam semakin beranjak larut dan angin semakin dingin, aku mendekat pada Kyuhyun karena dia sama sekali tidak mendekat, aku harap dia tahu kalau aku kedinginan, dia memang menoleh padaku dan bertanya.

"kau merasa dingin?" aku mengangguk sambil manyun. Dia memegang tanganku tapi hanya sejenak lalu dia ambilkan soju, "kau boleh minum tapi sedikit" aku ambil botol darinya dan langsung kuminum.

Kang ahjussi mematikan neon di depan villa hingga keadaan gelap, Park ahjussi mematikan musik. Sunkyu memintanya karena sebentar lagi coutndown dimulai. Gerombolan para wisatawan yang merayakan tahun baru di Jisan forest resort ini terlihat berkumpul di tengah kumpulan resort, Sunkyu mulai menghitung.

"set... dul... hana!" syuuuu.. dhuaarr!!! Aku menirukan suara kembang api di kepalaku, kembang apinya pecah di langit dan mekar seperti bunga raksasa. Suara terompet terdengar dari jauh dari tempat wisatawan berkumpul, Sunkyu, Jimin dan Jia juga membunyikan terompet lalu Zhoumi melepaskan kembang sendiri. Sementara aku dan Kyuhyun hanya menikmati kembang api.

Happy Birthday Sungmin.

Aku mengucapkan pada diriku sendiri, sekarang aku sudah 18 tahun (usia Korea), iya aku berulang tahun saat tanggal 1 januari dan itu berarti setiap tahun baru aku juga merayakan ulang tahunku. Tapi Kyuhyun tidak tahu dan aku juga tidak merasa dia harus tahu untuk mengucapkan selamat padaku atau memberiku hadiah, aku senang dengan Kyuhyun berada di sisiku saja membuat ulang tahunku semakin berarti.

"Happy New Year" ucap Kyuhyun padaku, aku tersenyum padanya dan membalas ucapannya.

"Happy New Year"

"Minnie Happy Bi.." ucapan Sunkyu terpotong saat Kyuhyun menarikku pergi dari tempat kami berkumpul, aku melirik Sunkyu dan hanya mengangkat bahu tidak tahu apa yang mau Kyuhyun lakukan. Ah dia tidak mungkin.. mau melakukannya saat teman-teman sadar kami menghilang di antara mereka kan? Itu akan sangat memalukan. Mereka akan meledekku seumur hidupku... Kyuhyun lebih baik kau jangan macam-macam.

"Kyuhyun kita mau kemana?"

"aku ingin bicara denganmu" bicara? Kyuhyun menggandengku terus jalan hingga sampai di kamar kami dan menutup pintunya.

Dia melepaskan tanganku dan berbalik menghadapku, wajahnya tampak serius dan aku jadi sadar apa yang ingin dia bicarakan, mungkin masalah yang dia pendam yang tidak bisa dia ucapkan kemarin?

"aku tidak bisa melanjutkan hubungan kita"

Apa? Di antara ribuan hal yang kupikir mungkin akan dia katakan, dia mengatakan ini?? Apa itu artinya? Dia mau... putus?

"apa aku tidak salah dengar?"

"aku tidak tahu apa lagi yang harus kulakukan, orang tuaku mengetahui hubungan kita dan mereka tidak menyetujuinya" mereka sudah tahu? Bagaimana? Selama ini kami tidak pernah terlihat berdua di depan mereka. Aku bahkan belum pernah bertemu dengan mereka.

"bukankah.. kau bilang kau akan mempertahanku jika mereka tidak setuju?" kenapa sekarang jadi begini?

"aku pikir aku bisa menentang mereka, tapi kenyataannya mereka, orang tua, selalu punya cara untuk menguasai anak mereka" aku tidak mengerti dengan apa yang dia ucapkan.

"apa maksudmu?"

"mereka mengusirku, mereka mengancamku akan mengusirku dari keluargaku dan menghilangkan namaku, aku tidak bisa melawan itu Min.." jantungku serasa jatuh mendengarnya.

"tapi kau sudah berjanji padaku Kyu.." aku merasakan mataku memanas, "kau tidak bisa memutuskanku seperti ini..."

"aku ingin yang terbaik bagi kita, tanpa keluargaku aku tidak akan jadi apa-apa, aku juga tidak akan bisa membahagiakanmu"

"aku tidak butuh apa-apa, aku hanya butuh kau Kyu... ini sama sekali bukan yang terbaik bagi kita, kau bilang kau akan mempertahankanku kan.. kau melanggar janjimu sendiri Kyu" aku meremas jaketnya.

"kau tidak mengerti Sungmin, inilah yang terjadi pada hyung, mereka memakai alasan ini juga untuk menekan hyung, sekarang aku tahu kenapa hyung tidak bisa melawan mereka, aku juga tidak lebih kuat dari hyung, aku... tidak bisa berbuat apa-apa, mereka menyita semua fasilitas yang kumiliki, itulah kenapa aku tak bisa menghubungimu, mereka melarangku ke sekolah agar tidak bertemu denganmu, bahkan mereka akan mengirimku ke luar negeri agar kita berpisah" mereka melakukan hal sejauh itu? Mereka benar-benar menentang hubungan ini. "mereka sangat kuat Sungmin.. aku minta maaf... aku benar-benar tidak ingin semua terjadi seperti ini, tolong mengerti aku.."

Hanya dalam semalam dan semua menjadi seperti ini?? Apakah aku harus menerima alasannya dan menerima keputusan ini?

"kau benar-benar mau memutuskanku?"

"Sungmin... maafkan aku" Kyuhyun mengulurkan tangan menyentuh pipiku tapi aku hardik tangannya.

"jangan sentuh aku..."

"maaf... aku minta maaf..." iya, dia harus minta maaf dan menyesali ucapannya yang bilang kalau dia mau mempertahanku karena itu semua bohong, pada akhirnya dia menyerah, dia hanya tidak bisa melepaskan kekayaannya demi aku, demi aku yang seorang laki-laki. Aku hanya menunduk melihat lantai dan perlahan kaki Kyuhyun mundur menjauh, "aku akan pergi dan aku tidak tahu kapan kita akan bisa bertemu lagi, aku mungkin tidak akan datang lagi ke sekolah, maafkan aku Sungmin". Aku tidak menoleh, aku juga tidak menangis, aku sudah belajar agar tidak menangis sejak appa meninggal.

Aku dengar suara pintu tertutup dan aku langsung terjatuh berlutut di lantai, aku tutup kedua mukaku dan diam, menangis. Aku menangis hanya saat appa meninggal karena aku tahu dia tidak akan pernah kembali, selain itu hal sesakit apapun aku tidak pernah menangis, walau dibuli seperti apapun aku tak akan menangis, karena tidak ada hal yang lebih menyakitkan dari kehilangan orang yang kau cintai, mereka yang membuliku mungkin tidak pernah merasakan sakitnya ditinggal orang yang mereka cintai atau perasaan mereka terlalu bebal untuk dapat mencintai seseorang, pembuli tidak pernah memiliki cinta.

Sekarang aku menangis karena aku kehilangan Kyuhyun, kehilangan orang yang kucintai, pacar pertamaku dan cinta pertamaku. Orang yang kupercaya akan memberikanku kebahagiaan. Yang ternyata memberikanku luka yang sangat dalam. Aku kehilangan dia mungkin untuk selamanya.

Bodohnya aku sudah percaya akan semua kata-katanya, janji-janjinya, dia bilang dia akan mempertahanku demi cintanya padaku, dia lebih memilih hartanya. Aku sangat bodoh sudah menyerahkan cintaku sepenuhnya padanya, aku sangat bodoh sudah mengambil jalan ini demi dirinya.

Aku hanya bisa menangis, seperti perempuan, ya mungkin benar kata mereka saat mengataiku seperti perempuan, aku memang seperti perempuan, aku hanya bisa menangis, aku tidak bisa menarik kerah bajunya dan menghajarnya hingga dia sadar bagaimana sakitnya aku. Tapi aku hanya bisa membiarkannya pergi dan menangis sendiri.

Akhir dari ulang tahun yang menyedihkan.

Aku dengar suara langkah lari kaki mendekat dan pintu didorong terbuka.

"Minnie!" aku mendongak dan melihat wajah cemas ketiga temanku, "omg Minnie.." Sunkyu langsung mendekat berlutut dan memelukku.

"apa yang terjadi... kami lihat Kyuhyun pergi dan kami langsung kesini..."

"dia memutuskanku, kami putus Jimin.. kami putus.."

"Minnie..." mereka memelukku. Aku dengar suara langkah mendekat dan aku melirik, Zhoumi berdiri pintu memandangku dengan kasihan, dia lalu menunduk menghindari pandanganku. Aku rasa dia sudah tahu apa yang terjadi dan apa alasan Kyuhyun memutuskanku karena dia teman dekat Kyuhyun. Dia tidak bicara apa-apa, dia tahu semua ini akan terjadi, kalau hubungan kami tak akan bertahan selamanya. Ya Tuhan, kau pasti marah padaku makanya kau menghukumku seperti ini.

______________________________

Tidak semua cerita berakhir bahagia. Tadinya aku mau bikin tamat di fase ini kemudian membuat sequelnya, tapi aku rasa sequelnya tidak akan terlalu panjang jadi sekalian saja.

Apa kalian berpikir Kyuhyun terlalu lemah? Memutuskan Sungmin begitu saja? Ingat Kyuhyun masih 17 tahun, psikologisnya belum terlalu matang, dia terbiasa bergelimang harta, walaupun Sungmin tidak tahu, dan dia tak bisa melepaskan itu begitu saja demi hidup menggelandang bersama Sungmin, kan.

well... okay.. aku akan biarkan cerita ini menggantung sebagai salam lebaran. Kelanjutannya nanti setelah lebaran atau setelah syawal atau kapan nanti. Aku tak akan biarkan kalian bahagia begitu saja menikmati lebaran.. hohoho.... *tertawa jahat*

Terimakasih readers, semoga dengan ditutupnya chapter ini bisa mencapai 10.000 views biar aku semangat untuk merubah 'takdir' mereka di chapter2 berikutnya. Ayolah.. ini sudah hampir 8000 views kok...

PS: pic cerita di depan adalah ilustrasi kalung silver dengan cincin putih yang Kyuhyun pakai.

המשך קריאה

You'll Also Like

113K 18.4K 187
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...
449 95 17
Chandra di mata Akasa: "Dia adalah mimpi yang muncul dalam realita. Setiap nafasnya hanyut dalam ketidakpastian. Detik demi detik dilaluinya tanpa re...
163K 6.3K 11
Cinta tak harus tentang Aku dan Kamu, mungkin saja ada Dia. ❌Cerita repost bertema gay ❌Writer : Syailendra Setiawan ❌HOMOPHOBIC DIHARAP MENJAUH!
249K 36.9K 68
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...