Friends

Par Churniekova

120K 7.6K 835

Ini tentang 2 murid laki-laki yang berteman dan merasakan sesuatu yang aneh diantara keduanya TANPA mereka sa... Plus

Foreword
Part 1: First Day
Part 2: Friend!
Part 3: My Friend's Boyfriend
Part 4: Extracurricular
Part 5: Basketball
Part 6: Change
Part 7: Night Club and Drunk
Part 8: Heartbeat
Part 9: First Match
Part 10: Lotte World!
Part 11: Adventure
Part 12: Rival
Part 13: Captains
Part 14: First Kiss
Part 15: Boyfriend
Part 16: Misunderstand
Part 17: Sorry (1)
Part 18: Sorry (2)
Part 19: Summer Sunshine
Part 20: Jeju Love Land
Part 21: Romance
Part 22: True Love
Part 23: Confrontation
Part 24: Confession
Part 26: Broken Vow
Part 27: Fast Forward
Part 28: Meet Again
Part 29: Wedding
Part 30: Sweet Dreams
Part 31: Negotiation & Deal
Part 32: Moms Say No
Part 33: Decision
Part 34: Separation
Epilog
Extra Ch. 1: A Year Of Beginning
Extra Ch. 2: Wedding Ceremony
Extra Ch. 3: Family Blessing
Extra Ch. 4: The Best Birthday Ever
Extra Ch. 5: Road To CEO!
Extra Ch. 6: Game Over
Extra Ch. 7: Down The Isle

Part 25: Christmas

2.4K 140 12
Par Churniekova

~Kyuhyun~

Sungmin bilang teman-temannya sudah tahu hubungan kami, dia itu.. benar-benar payah, tak bisa menyimpan rahasia, mungkin karena dia tak pernah berbohong dan sangat lugu. Tapi semua masih berjalan lancar, Sungmin baik-baik saja. Yang aku takutkan hanya jika Sungmin tersakiti, dia adalah orang paling baik dan paling innocent yang pernah aku temui, hatinya sangat lembut dan pemikirannya sensitif, dia seperti selembar kertas putih yang bisa robek hanya karena air, aku tak ingin dia terluka sedikitpun.

Karena itu aku harus lebih berhati-hati berhubungan dengannya agar tidak menimbulkan masalah baginya terutama karena orang tuaku sudah tahu aku punya pacar dan bukan tidak mungkin jika dia mencari tahu siapa pacarku, karena itu aku selalu mengantarnya pulang hanya dengan jalan kaki naik bus dan kereta, jika aku terlalu sering mengantarnya dengan ahjussi driver orang tuaku akan mencurigai Sungmin. Aku juga menahan diri untuk tidak skinship dengan Sungmin saat di jalan atau tempat umum dan aku sengaja memintanya mengajak teman-temannya saat kami berkencan karena untuk menghindarkan kecurigaan orang tuaku jika aku pergi berdua saja dengan Sungmin.

Bukan hal yang sengaja juga jika waktu itu aku memintanya melakukan sex di toilet umum, aku tak bisa menginap di rumahnya atau pergi ke love hotel saat sekarang orang tuaku sedang mencari tahu siapa pacarku, aku ingin sebisa mungkin menghindarkan Sungmin dari mereka jadi saat aku berada ke tempat karaoke dengan teman-teman Sungmin sebagai alibi aku langsung terpikir untuk memanfaatkan momen itu. Walaupun aku akui melakukannya di tempat umum terasa sangat liar.

Menjelang natal identik dengan keromantisan tak heran jika Sungmin ingin merayakannya denganku, aku mencoba untuk lebih peka agar aku bisa membahagiakannya karena aku tidak tahu sampai kapan aku bisa bersamanya, bukan karena aku mau mati seperti di cerita angst lain, tapi karena mungkin hubungan kami tidak akan bertahan selamanya. Jadi aku setuju untuk merayakan natal dengan Sungmin, biasanya aku merayakannya dengan kakek dan nenek, Hyung yang mengajakku pergi kesana tiap tahun karena di rumah kami dingin sedingin salju di luar rumah.

Kakek suka musik sama seperti hyung, mungkin dia mewarisinya dari kakek seperti aku juga yang suka melukis dan menggambar, kami berdua memiliki darah seni tapi tidak bisa mengembangkannya. Kakek sendiri melepas kecintaannya pada seni demi merintis bisnis, setelah perusahaan dilimpahkan pada Aboji sekarang kakek bebas berekspresi, dia sering membuat acara karaoke saat natal, makanya Hyung suka menghabiskan waktu natal di rumah kakek dan karena dia hyung yang baik dia tidak pernah meninggalkanku jadi aku selalu diajak. Jika hyung rela melepas kecintaannya pada musik mungkin dia juga akan bisa menikmatinya saat tua nanti sama seperti kakek. Masih lebih baik hyung bisa menikmati kecintaannya saat pensiun nanti, sementara aku? Mana mungkin aku biarkan Sungmin menungguku sampai tua.

"ahjussi.. apa omoni menanyai ahjussi tentang pacarku?" aku pandang ahjussi dari review mirror dalam mobil.

"iya tuan" ahjussi sekilas balas menatapku.

"apa yang ahjussi jawab?"

"saya tidak tahu pacar tuan muda, setiap hari tuan muda hanya pergi ke sekolah dan mengantar teman sekolah pulang jika perlu dan keluar dengan teman sekolah tuan muda" itu bagus... berarti sejauh ini Sungmin hanya tampak sebagai teman sekolahku.

Hanya di rumah sebentar aku sudah tidak betah. Aku ambil jacket woolku kemudian turun, aku ingin bertemu Sungmin, dia pasti sedang ada di bakery, menjelang akhir sekolah kegiatan klub sudah berhenti jadi dia juga tidak ada kegiatan klub. Lagipula hari ini hari terakhir sekolah, besok aku tidak bertemu dengannya, aku mau mengajaknya kencan besok.

Aku naik motor dan sampai di bakery lebih cepat dibanding saat aku naik mobil.

"terimakasih, silakan datang kembali" suaranya sudah terdengar walau aku belum turun, dia melirikku tapi masih sibuk melayani pelanggan, menjelang natal bakery tampak ramai pengunjung.

"ada yang bisa saya bantu? mari silakan pilih" si pendek teman Sungmin menyapa pembeli, si rambut panjang juga ada disini, mereka masih pakai baju seragam? Apa sepulang sekolah mereka semua kesini? Sungmin juga masih pakai seragam, hanya dilepas blazer dan dasinya dan dia pakai apron, terlihat sangat cute. Aku jalan masuk dan pembeli yang ramai semua jadi diam melirikku, aku tidak tampak seperti Si F4 itu kan? Tidak perlu diam dan memandangiku begitu.

"tuan muda Gu Junpyo, ada yang bisa saya bantu?" ucap Sungmin tersenyum palsu. Aku tunjuk dahinya dan kusentil, "aww.. kau ini.." aku jalan menuju meja kasir karena disana ada kursi, si kasir yang berdiri heran melihatku duduk. Tapi aku cuek dan aku memutar kursi bersantai melihat kesibukan bakery.

"dia datang begitu saja, membuat pembeli jadi tersihir" ucap si pendek, dalam sekejap para pembeli kembali melakukan kegiatan mereka.

"kalau datang kesini tidak mau membantu lebih baik tidak usah datang" si rambut panjang bertolak pinggang.

Aku berdiri di samping si penjaga kasir, "biar aku gantikan" Sungmin menganga dan kedua temannya saling menoleh, "mari silakan, ada yang mau bayar?" aku tersenyum, seperti teknik yang Sungmin pakai. Para pembeli dari yang ibu-ibu, remaja dan noona-noona merona, mereka segera berebut antrian kasir. Aku lirik Sungmin hanya geleng kepala, "terimakasih silakan datang lagi" pergi yang satu ganti yang lain.

"tampannya... aku beruntung datang kesini hari ini" aku dengar pengunjung pergi sambil berbisik pada temannya.

"cupcake 5000 won 6 biji, total 30.000 won kembaliannya 20.000 won silakan, terimakasih"

"mana kasir tampan itu? katanya ada kasir tampan?? oh itu dia! aku mau beli roti dan kuenya ya" aku lihat ada dua orang perempuan memaksa Sungmin mengambilkan kue-kue yang mereka beli dadakan.

20 menit kemudian, "maaf, kami sudah mau tutup, silakan datang lagi besok pagi, terimakasih" Sungmin bungkuk dan pembeli yang mau masuk mengeluh sambil pergi, "Jimin bantu aku tutup gerainya", mereka menarik gerai di bagian samping dan setelah pembeli terakhir pergi gerai ditutup sepenuhnya.

"oh...aku lelah sekali" aku duduk di kursi lagi.

"aigoo... kasir tampan ini kelelahan, Sungmin bantu dia"

"Kyuhyun sudah banyak membantu, karena ketampanan Kyuhyun memikat banyak pembeli" ucap imo.

"tidak imo, itu biasa saja"

"oh biasa katamu? kau menikmati sekali kan kalau semua pengunjung menyukaimu?" aku terkekeh tanpa suara, dia mendekat lalu duduk di sebelahku, di bagian kasir memang ada beberapa kursi, si penjaga kasir sedang beres-beres etalase bersama Sunkyu dan Jimin "kenapa kau tiba-tiba kesini? apa kau menelponku tadi?" Sungmin mengecek ponselnya, "tidak ada telpon atau pesan"

"aku sengaja kesini, hanya ingin kesini saja"

"kau rindu seseorang?" ledek teman Sungmin yang bernama Jimin, aku tidak malu pada mereka walaupun mereka sudah tahu hubunganku dengan Sungmin.

"iya, tentu saja aku rindu seseorang, kalau tidak aku tidak akan datang kesini" ucapanku membuat Sungmin tersenyum.

"sudah bicara nanti saja, bersihkan lantainya" Sungmin bangun dan pergi membantu yang lainnya.

Setelah beres-beres dan semua rapih mereka bersiap pulang "terimakasih pekerja paruh waktu yang sudah mendadak dipanggil Sungmin, ini bayaran kalian hari ini" imo memberikan amplop kecil.

"lain kali panggil saja kami kalau butuh bantuan imo"

"kau sengaja meminta mereka membantumu? kenapa kau tidak memintaku?" aku tunjuk Sungmin.

"memangnya kau mau? kau kan datang tidak sengaja"

"aku bisa membantumu dan tentu saja aku mau"

"ya sudah besok datang saja lagi, jadi mereka tidak usah datang"

"besok? ah... tapi besok aku mau mengajakmu kencan" Sungmin melotot, aku tidak perduli, lagipula yang ada disini semua sudah tahu hubungan kami.

"saya mau pulang, permisi" si penjaga kasir mengambil tasnya lalu pergi.

"kau ini..." Sungmin mendekat dan memukul lenganku.

"aww.. imo, aku dianiaya pacarku.."

"Kyuhyun.. kau ini kenapa sih?" Sungmin merona dan berpaling.

"aissh.. bisa tunggu sampai kami pergi kan? kalian ini.."

"bukan aku.. dia kan" Sungmin menunjukku, aku pegang jarinya dan kucium punggung tangannya, Sungmin hanya menganga.

"aahh.. aku tidak mau lagi, imo kami pulang dulu, ayo Jimin kita pergi" haha.. aku tertawa puas.

"cara yang ampuh untuk mengusir mereka"

"Kyuhyun.. kau ini nakal" imo mengambil tas "ayo kita pulang, chef Shindong juga sudah pulang"

"kau mau ikut pulang? kami mau makan malam"

"imo.. bisa aku bawa Sungmin makan di luar?" Sungmin menoleh pada imo.

"iya, tentu saja, kalau begitu omma pulang dulu, ini Kyuhyun.." imo mau memberikan bayaranku.

"imo..tidak perlu"

"dia sudah kaya omma, tidak diusah dibayar" aku melotot pada Sungmin.

"tidak.. aku hanya iseng datang kesini jadi tidak apa-apa"

"baiklah, terimakasih atas bantuannya, Sungmin nanti kunci gerainya jangan lupa"

"iya omma.."

"bye sayang.." imo mengecup pipi Sungmin lalu keluar dari pintu samping seperti yang lainnya.

Setelah imo pergi kini kami tinggal berdua, aku berdiri dan duduk menyandar meja kasir, aku tarik Sungmin mendekat dan berdiri disela pahaku.

"aku mau minta bayaran padamu"

"aku? hmm.. kalau aku yang harus membayar, aku bayar dengan apa?".

Aku mendekatkan wajahku ke samping wajahnya lalu kukecup lehernya, "kiss" aku lihat wajahnya merona.

"kau sengaja" aku tersenyum padanya.

Di dalam sini aman, jadi aku bisa bebas melakukan apapun. Aku terpejam menunggu ciuman Sungmin. Sungmin menempelkan bibirnya dan bergerak perlahan, aku suka saat bibir kecilnya bergerak membelai bibirku dengan malu-malu, aku balas dengan ciuman pelan dan Sungmin mulai memegang leherku dan kutarik badannya mendekat padaku lalu kupegangi pinggangnya, tubuhnya kecil, dia tidak gemuk, dia hanya chubby pipinya.

Aku buka mataku saat Sungmin melepas ciumannya, "cukup?" dia bertanya padaku.

"iya, itu cukup untuk bayaranku, sekarang giliranku.. menciummu" aku angkat bokong Sungmin dan kududukkan di meja kasir sementara gantian aku yang berdiri, kurentangkan kakinya dan aku masuk di sela pahanya, aku langsung menciumnya dan memakan bibirnya yang kecil dan lembut. Ciumanku berbeda dengan ciumannya. Lidahku menyapanya dan dia membuka bibirnya dengan patuh, lidahku segera masuk dan menjilat seisi mulutnya. Nafas Sungmin sudah tersengal dan kudengar desahan lirihnya. Kulepas ciumanku untuk memberikannya nafas.

Dia merona, mungkin karena cuaca dingin atau karena kehabisan nafas.

"mau makan sekarang?"

"mmm..." dia mengangguk.

Aku ajak Sungmin keluar setelah dia mengunci semuanya, aku bawa Sungmin naik motor dan kami pergi makan ke rumah makan yang tak jauh dari bakery imo. bukan restoran, hanya rumah makan.

"aku pesan samgyupsal, kau mau apa?" aku tanya padanya.

"tidak usah, itu saja sudah cukup"

"baiklah, aku mau bir, kau mau?" dia langsung geleng kepala dan aku tersenyum, "berikan jus untuknya"

"baiklah, silakan tunggu sebentar"

"bicara soal christmas, kau mau hadiah apa Kyu?" eh? aku menoleh padanya, "hadiah, kau pernah dapat kado natal kan?"

"oh... kado natal, tidak masalah, itu tidak penting buatku"

"tapi..." aku menoleh lagi padanya, "ah... ya.. kita kan laki-laki, kau benar... itu tidak penting" dia tersenyum lebar dan aku berdecak. Senyumnya. Lagi-lagi seperti itu. Ada apa lagi sekarang?

"kenapa?" dia menoleh dengan menggeleng, "tapi kau tersenyum seperti itu lagi"

"aku tersenyum, memangnya kenapa?" dia tersenyum tapi kali ini beda dari yang tadi, "hah.. aku sudah lapar.. mana dagingnya~ dingin begini enak makan daging panggang kan, sebenarnya kalau minum soju pasti lebih nikmat~ tapi aku takut mabuk"

"kalau kau mabuk, aku akan menggendongmu"

"aku tidak mau.. tubuhku berat"

Makanan terhidang dan Sungmin terlihat senang, menu tambahannya ada kimchi, japcae dan rumput laut. Dia makan dengan lahap.

~Sungmin~

"Minnie.. kalung pesananmu sudah datang" Sunkyu mengajakku keluar saat makan siang di hari Minggu, aku sedang bekerja di bakery tapi aku ijin, dia memberikan satu kotak berisi sebuah kalung silver yang sebelumnya aku pesan dari butiknya, selain pakaian SM fashion juga menjual perhiasan dan aksesoris, kalung silver ini mahal karena produk SM Fashion memang mahal, aku harus kerja paruh waktu dari awal bulan Desember hingga sekarang ini demi kalung ini. Aku senang saat melihat kalung yang berkilauan ini, bentuknya maskulin, karena aku sengaja pesan ini untuk seorang laki-laki. "kau mau berikan pada Kyuhyun?" dia tersenyum dan aku juga cuma tersenyum.

Tapi Kyuhyun bilang kado natal tak penting baginya, jadi harus kuapakan kalung ini? Disimpan untuk hadiah ulang tahun? Kapan ulang tahun Kyuhyun?

"kau tidak boleh bilang padanya, kau tahu kan?" Kyuhyun tidak boleh tahu kalau aku sudah memesankan kado natal untuknya, aku akan tampak sangat bodoh kalau Kyuhyun sampai tahu.

"iya, tentu saja, surprise kan" aku hanya mengangguk. Sunkyu tidak perlu tahu kalau aku mungkin tidak akan memberikannya untuk natal ini. Kyuhyun benar, kami sama-sama laki-laki, untuk apa tukar kado? Kami bukannya pasangan remaja yang bisa pergi berdoa bersama di bawah pohon natal atau di gereja.

Pelanggan datang membuyarkan lamunanku, aku lihat ada couple baru datang duduk di samping meja kami, mereka pakai kaos couple dan mereka bicara soal kado natal. Pasti senang rasanya kalau bisa pacaran seperti itu.

"Minnie..." aku terkejut dan menoleh, "kau kenapa?"

"ah... tidak.. tiba2 aku ingin ice cream." aku cari alasan.

"musim dingin begini?"

"eh? aah... musim dingin... ya pasti penjual ice scream juga kedinginan ya?" aku hanya bisa tersenyum lebar, sepertinya aku memang punya kebiasaan tersenyum begini saat berbohong, "ini uangnya, jangan sampai aku lupa" aku ambil uang dan kuberikan sesuai perjanjianku dengan Sunny, nama panggilan Sunkyu dari pamannya, tidak mungkin aku kembalikan barang pesananku kan.

Aku pulang setelah makan siang dengan Sunkyu, sepanjang jalan aku sibuk berpikir mau kuapakan kado ini? Kalau kupakai sendiri aku tidak begitu suka rantai yang ukuran besar seperti ini, tidak terlalu besar mungkin ukuran sedang tapi aku lebih suka kalung yang kecil yang lebih manis.

Sampai rumah aku simpan kalung dalam lemari, mungkin aku simpan saja sampai hari ulang tahun Kyuhyun nanti.

Aku keluar lagi dan pergi menuju bakery untuk membantu omma, sekarang bakery sedang sangat sibuk karena banyak pesanan untuk natal dan para pembeli juga ramai. Tapi belum sampai butuh bantuan Sunkyu dan Jimin jadi hanya aku yang membantu, aku larang Kyuhyun datang karena kalau dia datang pembeli jadi terlalu ramai dan kami kerepotan, dia memang tampak mencolok, dia tinggi, tampan dan berkelas.

"Jessica biar aku yang jaga kasir" aku bertukar tempat dengan pegawai bakery.

Selesai bekerja badan rasanya sangat lelah, aku duduk di kursi kasir, aku ingin mandi air hangat nanti kalau pulang.

"Kyuhyun tidak datang?" tanya omma saat selesai beres-beres.

"aku melarangnya datang, karena pembeli terlalu heboh"

"itu karena dia tampan"

"aku juga kan tampan omma~ tapi pembeli biasa saja"

"kau manis sayang.. tapi Kyuhyun itu tampan.." aku manyun mendengar omma lebih memuji Kyuhyun.

"omma.. natal tinggal seminggu lagi, omma beri kado apa untukku?"

"hm... rahasia" aku hanya tersenyum, aku mau berikan voucher spa untuk hadiah natal, omma pasti sangat lelah karena sibuk. Makan malam sekarang aku yang memasak agar omma tidak repot lagi dan bisa langsung istirahat.

Di sekolah teman-teman ramai membahas perayaan natal dan rencana kencan mereka saat malam natal, juga kado apa yang mereka mau berikan pada pacar mereka. Kalau seandainya aku perempuan apa Kyuhyun juga akan memikirkan kado untukku? Atau memang Kyuhyun seperti itu meski pada perempuan?

Tapi aku juga bukan perempuan, aku tidak perlu menginginkan kado natal dari pacarku kan, aku tidak akan menyalahkan Kyuhyun jika dia berbeda dari laki-laki lainnya, dia mungkin memang tidak tercipta untuk berlaku manis dan berkata manis, aku menerima dia apa adanya, jadi itu tidak masalah.

Haaah... menunggu sampai libur minggu depan terasa sangat lama. Hari-hari terasa lamban dan membosankan.

Bel berbunyi dan aku kemas-kemas buku dari laci, lalu aku pergi menyusul Kyuhyun yang sudah di depan, dia bertemu teman-teman basketnya yang berjalan keluar tapi Kyuhyun tidak ikut mereka jalan, dia baru jalan saat aku sudah mendekat.

"kau mau ke bakery?" Kyuhyun bertanya padaku dan aku hanya mengangguk, aku menghela nafas lelah memikirkan pekerjaan di bakery, "kau kenapa? tidak biasa kau tidak semangat begitu"

"hmm.. aku hanya ingin cepat-cepat natal dan liburan, agar bakery juga bisa tutup dan aku istirahat"

"bukannya kau bilang ingin pergi kencan denganku? kau mau kencan kemana untuk natal nanti?" aku menoleh pada Kyuhyun, "kau ingin merayakan natal berdua denganku kan?"

"hmm.. entahlah, mungkin nonton atau makan? Sepertinya memang natal tak ada bedanya dengan hari-hari kencan biasanya" semakin dipikir memang benar kata Kyuhyun, ini hanya soal perayaan, yang kami lakukan hal yang biasa kami lakukan saat kencan seperti biasa dan kado juga tidak penting karena kami juga sudah besar, aku harus berpikir lebih dewasa lagi seperti Kyuhyun.

"tapi kau sendiri kan yang ingin merayakannya denganku kan? kau pasti merasa kencan malam natal itu istimewa" apa itu terlalu bodoh? Kyuhyun pasti berpikir aku kekanak-kanakan karena berpikir seperti itu.

"kalau dipikir-pikir lagi aku seperti perempuan saja, padahal itu hal yang biasa kan, aku sudah tidak begitu memikirkannya sekarang, kalau kau mau merayakannya dengan keluarga besarmu tidak masalah Kyu.. masih ada waktu untuk merencanakan keberangkatanmu" aku tersenyum pada Kyuhyun, senyum yang tulus, bukan senyum palsu, merayakan dengan keluarga pasti akan terasa lebih khidmat, aku tidak mau merampas natal keluarga Kyuhyun.

"kenapa kau berubah pikiran?"

"tidak apa-apa"

"jadi kau tidak ada rencana khusus untuk malam natal kita?"

"maaf.. aku tidak tahu apa yang harus kurencanakan, kita batalkan saja ya"

"ya sudah, kalau begitu aku akan buat rencana sendiri" aku mengangguk dengan tersenyum, dia pasti akan pergi ke rumah kakeknya, disana dia bisa bersenang-senang, dia kan tidak setiap hari bertemu kakeknya, merampasnya hanya untuk diriku sendiri rasanya sangat jahat. Untung saja masih ada waktu untuk membatalkan kencan kami. Aku senang bisa membuat keputusan yang tepat. Aku merasa lebih ringan sekarang. Tidak masalah merayakan natal dengan omma saja, karena tiap orang berhak merayakan natal dengan keluarga mereka begitu juga Kyuhyun. Sebagai pacar aku tidak boleh egois.

Hari-hari berlalu dengan gembira, aku sudah tidak merasa sedih lagi, aku tidak sedih karena tidak akan merayakan natal dengan Kyuhyun dan aku juga tidak sedih karena tidak bisa memberikan kado yang sudah kusiapkan, aku bisa memberikannya saat Kyuhyun ulang tahun.

"terimakasih sampai jumpa, selamat natal..." aku bungkuk pada pembeli yang pergi, ini hari Jumat dan besok Xmas eve (malam natal) jadi bakery akan tutup dan semua orang juga berlibur. Aku menoleh dan tersenyum melihat Kyuhyun sibuk menjaga kasir, dia bilang dia mau bersamaku seharian karena besok sekolah juga libur, memang hari sabtu libur dan kebetulan natal jatuh pada hari minggu.

Bakery tutup jam 8 malam, selama menjelang natal kami tutup lebih lama karena pembeli ramai. Setelah tutup dan berkemas-kemas Omma mengumpulkan semua pekerja, ada Chef Shindong dan 2 orang asisten chef, ada penjaga kasir Jessica, aku dan Kyuhyun.

"ini hadiah natal dariku seperti biasa, mohon diterima" omma memberikan amplop hadiah natal untuk pegawai.

"terimakasih.." mereka menerima amplop natal dari omma, mungkin isinya tunjangan hari raya, "kami permisi pulang, selamat natal boss, selamat natal Sungminnie.."

"selamat natal semuanya... bye..." aku melambai setelah membalas membungkuk.

"Kyuhyun.. apa yang harus bibi berikan padamu? kau sudah sering membantu bibi tanpa imbalan apa-apa"

"imo jangan pikirkan itu..." Kyuhyun hanya tersenyum, "hmm... tapi ada sesuatu yang ingin aku minta pada imo" eh? Tidak biasanya dia minta sesuatu pada omma.

"hm? apa itu? katakan saja? bibi akan sangat senang kalau bisa mengabulkannya"

"aku ingin mengajak Sungmin pergi besok sampai hari natal" eh?? Dia mau mengajakku pergi? "aku minta maaf kalau aku akan mengambil Sungmin dari imo saat malam natal, tapi aku mohon agar imo mengijinkanku" Kyuhyun membungkuk dalam-dalam dan itu membuatku terkejut, dia sangat serius meminta ijin dari omma. Aku menoleh pada omma dan omma tersenyum.

"kau sudah meminta ijin dengan sangat sopan, mana mungkin bibi menolaknya" Kyuhyun mendongak mendengar kata-kata omma, "kalian boleh pergi merayakan natal bersama kemanapun kau mau mengajak Sungminnie"

"terimakasih imo" Kyuhyun membungkuk lagi.

"iya..." Omma mengangkat lengan Kyuhyun agar berdiri tegak lagi.

"tapi omma akan sendirian" aku jadi merasa tidak tega meninggalkan omma.

"tidak apa-apa sayang, kau sudah besar, pasti akan ada waktunya kau pergi keluar dari rumah, bukan berarti kau meninggalkan omma, kalian bersenang-senang saja uh.." mata omma berkaca tapi dia tersenyum, aku peluk omma.

"terimakasih omma.." aku sangat beruntung memiliki omma yang begitu mendukungku.

"kalian mau pulang sekarang atau mau makan di luar?"

"aku akan berikan waktu malam ini untuk Sungmin bersama imo karena besok aku akan membawanya pergi" aku tersenyum mendengar gurauannya.

"kau mau mengajakku kemana?"

"kau siapkan saja baju untuk dua hari, kita akan pulang Minggu sore, sekarang aku pulang dulu"

"baiklah bye..." Kyuhyun keluar dari bakery dan tinggal aku dengan omma.

"dia pacar yang baik" omma menyenggol lenganku.

"omma.. jangan meledekku~" aku peluk lengan omma lalu berjalan keluar.

Kejutan apa yang akan Kyuhyun berikan kali ini? Aku tidak menyangka Kyuhyun membuat rencana untuk merayakan natal kami berdua.

*

Semua sudah kusiapkan, dua kaos dan celana, tentu juga 2 piece boxer, aku sempat bingung mau bawa kalung itu atau tidak karena Kyuhyun mungkin tidak tertarik, tapi akhirnya aku bawa. Aku tunggu Kyuhyun di depan rumah cuma dengan menggendong ransel karena hanya 2 hari menginap jadi pasti tidak terlalu jauh. Sebuah mobil datang mendekat dan aku tahu itu Kyuhyun, dia memakai mobil sport miliknya, apa dia berani membawa mobil tanpa surat ijin mengemudi? Aku langsung naik ke mobil tanpa Kyuhyun perlu turun membukakan pintu.

"kau pakai mobil sendiri lagi, berbahaya kalau ketahuan polisi Kyu.."

"aku tidak akan melanggar peraturan lalu lintas jadi tenang saja" Kyuhyun mengendarai mobil melaju meninggalkan rumahku.

"sebenarnya kita mau kemana?"

"aku ingin mengajakmu pergi ke rumah Haraboji" ke rumah kakeknya??

"kau.. kau bercanda kan?"

"perjalanannya jauh dan memakan waktu lama sekitar 5 jam, jadi kau boleh tidur" dia menoleh padaku.

"kau serius?"

"aku tetap bisa merayakan natal dengan kakek dan juga denganmu itu hebat kan? walaupun kau harus berpisah dari imo"

"Kyuuu.. katakan padaku ini bukan bercanda dan kau serius??"

"haha... tentu saja aku serius"

"apa yang harus kulakukan saat disana?? Kau... kau tidak akan mengatakan aku ini pacarmu kan?"

"sayangnya memang aku tak bermaksud mengumumkannya pada mereka"

"baguslah.. aku tenang kalau begitu"

"kenapa kau sangat cemas? mereka baik, haraboji, halmoni, samchon, imo, setidaknya mereka bukan hedonis seperti orang tuaku, karena mereka tinggal di gunung"

"gunung?? memangnya dimana rumah kakekmu?"

"Seorak-san, Injegun, Gangwon-do"

"Kyuu itu jauh sekali.."

"sudah kubilang kan, makanya tidur saja"

"aku baru bangun mana mungkin bisa tidur" aku peluk ranselku, "bagaimana kalau kau cerita tentang mereka? kenapa kehidupan orang tuamu sangat berbeda dengan mereka? orang tuamu di kota dan mereka di.. gunung?"

"mereka juga dulu tinggal di kota, baru kemudian setelah tidak lagi bekerja haraboji memutuskan untuk tinggal di gunung agar lebih dekat dengan alam, kakek berjiwa seni tinggi jadi suka kealamian, karena itu haraboji mengajak imo sebagai putri bungsunya untuk tinggal disana"

"kau punya sepupu?"

"mereka ada di Seoul karena tidak mau ikut pergi ke gunung, mereka tinggal di rumah sendiri".

"oh.. jadi hanya paman dan bibi yang mengurus kakek dan nenek? mereka baik sekali kan, mau ikut tinggal di gunung walaupun sudah nyaman hidup di kota"

"hahaha... siapa bilang, haraboji mengancam mereka tidak akan memberikan warisan jika mereka tidak mau ikut, kau harus melihat wajah samchon saat dulu diancam haraboji"

"aigoo... aku rasa kau meniru sifat nakalmu dari kakekmu"

"aku bangga karena itu"

"dasar kau ini..."

Selama 5 jam perjalanan kami beberapa kali mengobrol lalu aku tidur kemudian aku bangun karena lapar dan kami berhenti untuk makan siang, setelah melanjutkan perjalanan akhirnya kami sampai di sebuah kota kecil di bagian ujung utara Gangwon-do, mobil Kyuhyun tampak terlalu mewah untuk ukuran kota kecil seperti ini, jadi orang-orang memperhatikan mobilnya sepanjang jalan.

Dari kota mobil terus jalan hingga masuk sebuah jalan tanah diperbukitan terbuka, rumah-rumah sudah mulai jarang, seperti daerah terisolir tapi suasananya sangat alami, kami sudah berada di kaki gunung Seorak-san. Sampai di depan sebuah pintu tinggi Kyuhyun berhenti, pintunya terbuat dari kayu bercat merah dengan tembok yang tinggi, kalian bayangkan saja istana dalam film kolosal Korea seperti itulah gerbang rumahnya. Kyuhyun turun lalu menelpon dan aku ikut turun.

"haraboji buka pintunya.." Kyuhyun terlihat akrab jika di dengar dari nada bicaranya pada kakeknya, beda jika dia bicara tentang orang tuanya.

Tak lama kemudian gerbang dibuka dan... Wuaah... halamannya sangat luas, seluruh halaman tertutup rumput hijau. Bangunan rumahnya masih asli seperti benar-benar istana dalam drama kolosal.

"Kyu.. apa kau ada keturunan bangsawan kerajaan??"

"hahaha... aku? maksudmu aku ini Kyu Wangja?"

"jangan meledekku.. tapi rumah ini sangat besar"

"aku bawa mobilku masuk dulu" Kyuhyun kembali naik mobil dan aku jalan memasuki gerbang.

Ada banyak tanaman bonsai, bambu jepang dan cherry plum (sakura korea), suasananya benar-benar hijau, alami. Kyuhyun memarkir mobilnya lalu turun dan mendekatiku, dia mengajakku masuk ke rumah kayu yang sangat eksotik.

"Haraboji!" Kyuhyun berteriak lalu merentangkan tangan.

"oh.. cucuku.." mereka berpelukan, aku senang melihatnya, Kyuhyun selalu kulihat enggan membicarakan keluarga, "akhirnya kau datang, mana Yesung?"

"dia tidak pulang lagi liburan musim ini, kemarin dia pulang waktu liburan musim panas"

"aigoo.. anak itu sepertinya sudah tidak mau perduli dengan orang tua ini huh, oh.. siapa dia?"

"dia Lee Sungmin, temanku, aku ajak dia agar tidak bosan disini"

"annyonghaseyo..." aku bungkuk pada kakek dan semua yang ada.

"dia manis sekali.. kupikir tadi dia pacarmu karena wajahnya sekilas cantik seperti perempuan" seorang perempuan paruh baya berkomentar.

"jadi aku cocok dengannya?" Kyuhyun merangkulku dan aku hanya bisa menahan rona di pipiku agar tidak muncul.

"jangan main-main.. mana mungkin kau pacaran dengan laki-laki, sekarang banyak hal aneh seperti itu terjadi, kau tidak boleh ikut-ikutan seperti itu, kau jangan bicara sembarangan" aku melepaskan diri dari rangkulan Kyuhyun.

"maaf.." bibi membungkuk pada nenek.

"tenang saja halmoni, aku cuma teman sekelas Kyuhyun" aku tersenyum lebar.

"ayo kalian masuk, kalian pasti lelah sudah melewati perjalanan jauh" kakek memberi gestur pada pelayan untuk membawakan tas kami.

"oh tidak usah, ini tidak berat" aku menolak dengan sopan.

Dari ruang depan kami keluar ke pintu samping dan halaman tengah yang luas pun menjadi pemandangan utama, rumah ini benar-benar seperti istana. Kami berjalan di lorong lalu sampai di ujung bagian samping rumah ada beberapa ruang dan halaman kecil lagi.

"itu kamar mandi" bibi menunjuk ruangan di tengah halaman, "itu kamarmu" lalu menunjuk ruangan di depanku dan aku membungkuk terimakasih, "Kyuhyun kau tidur di kamarmu seperti biasa, kau tidak lupa kan?" kamar Kyuhyun? dimana?

"iya" Kyuhyun lalu pergi berjalan di lorong menuju arah semula, berseberangan denganku jauh di ujung sana Kyuhyun masuk sebuah ruangan dan menghilang. Liburan natal berdua apanya, kami tidur terpisah sangat jauh.

"silakan istirahat, nanti waktu makan malam bibi panggil"

"terimakasih imo.." aku bungkuk dan sekarang aku sendirian. Seorang laki-laki paruh baya yang dari tadi diam juga pergi mengikuti bibi, dia pasti paman Kyuhyun yang tidak suka dipaksa tinggal di gunung.

Aku masuk kamar melalui pintu geser, untung saja mereka sudah memakai ranjang modern jadi aku tidak tidur di lantai seperti yang ada dalam drama, sekarang musim dingin jadi akan sangat menyiksa kalau tidur di lantai, selain ranjang yang modern semua masih tampak tradisional, lantai kayu dan lemari kayu coklat alami, ada meja dan kursi jadi aku letakkan tasku di meja dan aku duduk di ranjang. Apa aku bisa tidur disini sendirian? Ah... aku ingin tidur dengan Kyuhyun~

Aku keluar dari kamar dan kembali ke lorong utama, rumahnya sangat besar.. dimana kamar Kyuhyun? Aku lihat Kyuhyun berjalan keluar dari ruangan di seberang tempatku berada tapi kemudian bibinya menarik dia masuk ke ruangan lain. Bagaimana bisa kami menikmati natal berdua kalau seperti ini...

Aku jalan dan kembali ke ruang depan tempat kami berada, aku lihat beberapa pelayan berkeliling sibuk, ruangan utama ini sudah didekor dengan ornamen natal, aku lihat-lihat seisi ruangan dan keluar dari pintu samping satunya lagi, ada kolam ikan yang sangat besar dengan bebatuan dan air terjun kecil buatan yang mengaliri kolam seperti sebuah sungai alami, indahnya, kakek benar-benar berjiwa seni tinggi.

"kau suka?" aku melonjak saat suara Kyuhyun terdengar di dekat telingaku.

"jangan mengagetkanku~" aku pukul lengannya dan dia terkekeh.

"aku tahu kau akan suka disini karena pemandangan disini semua indah.. iya kan?" aku mengangguk dengan tersenyum.

"tapi aku heran.. orang macam apa yang bisa membeli rumah seluas ini dan mendesign dengan seindah ini, kau bohong waktu bilang orang tuamu penjual obat-obatan kan? Katakan padaku sebenarnya keluargamu adalah keturunan raja iya kan?"

"raja? raja yang mana? raja Sejong? raja Goryeong?" dia mulai mempermainkanku.

"aku serius Kyu.. jawab dengan sungguh-sungguh"

"aku bukan pangeran Sungmin.. aku bukan keturunan raja~ haraboji hanya tertarik membeli bangunan ini kemudian mendesign tamannya dan menjadikannya hunian yang layak, itu saja"

"keluargamu sangat kaya kalau begitu, bisnis?"

"bisnis.. berjualan obat"

"Kyuuu.. kau sengaja meledekku karena aku lugu dan percaya semua omonganmu, iya kan?"

"tidak, aku tidak bohong.. mereka mempunyai bisnis berjualan obat, aku tidak bohong" berjualan obat seperti apa sampai sekaya ini. Hah! Jangan-jangan..

"obat-obatan terlarang?"

"hahahaha...." Kyuhyun justru terpingkal, "sudah ayo istirahat, kenapa malah jalan-jalan, sebentar lagi waktu makan malam, dan kau akan sibuk" Kyuhyun mendorongku kembali ke ruang utama lalu ke samping dan mengantarku ke kamarku.

"Kyu kenapa kamarmu jauh sekali? bagaimana aku bisa tidur sendirian disini? semua ruangan di dekatku kosong, itu menyeramkan Kyu~"

"tenang saja nanti aku temani"

"temani bagaimana? keluargamu jelas tidak suka hubungan.. sejenis" aku berbisik takut kedengaran mereka, "aku tidak mau kita ketahuan dan aku dihukum penggal"

"kau ini bicara seolah-olah kita ada di drama Saeguk" Kyuhyun menutupkan hoodie ke kepalaku.

"aaww.." aku buka lagi hoodie dari kepalaku dan Kyuhyun sudah duduk di ranjangku, ranjang yang akan kutempati.

"kau tidak marah dengan apa yang halmoni katakan?"

"eh? yang mana? oh.. tentang mereka yang tidak mau kau berhubungan dengan laki-laki? tidak.. aku tidak marah" aku duduk di samping Kyuhyun, "karena kau sendiri serius menyukaiku kan? aku satu-satunya orang yang pernah kau ajak kesini kan?"

"bagaimana kau tahu?"

"kalau kau saja tidak pernah mengajak temanmu ke rumah apalagi ke rumah kakekmu, fakta kau mengajakku kesini adalah karena kau serius menyukaiku, itu saja sudah membuatku sangat bahagia" aku menoleh memandang Kyuhyun, "kau pernah bilang semua orang boleh berpendapat apapun, kita berpacaran bukan untuk mereka, jadi aku tak akan lagi memikirkan jika orang lain keberatan dengan hubungan kita ini, yang aku perdulikan adalah aku mencintaimu dan kau juga mencintaiku"

"itu benar" Kyuhyun menciumku dan aku memegang pinggangnya terkejut dengan ciumannya yang mendadak tapi aku langsung membalas ciumannya, aku senang kami bisa berciuman lagi setelah seharian perjalanan jauh. Kami berciuman selama beberapa detik.

"hmmm.." aku dorong sedikit dada Kyuhyun "kau bilang agar aku istirahat, aku tidak bisa istirahat kalau kau menciumku begini"

"kau mau istirahat atau mau berciuman?"

"hmm.. pilihan kedua?" aku tersenyum dengan pipi yang memanas.

"kalau begitu diam dan nikmati saja" Kyuhyun menciumku lagi.

"hmm...." aku mendorongnya lagi, "kalau bibi atau nenek tiba-tiba datang bagaimana?"

"mereka tidak akan berani mengganggu tamu" Kyuhyun pegang leherku dan menciumku lagi, baiklah... kalau begitu aku nikmati saja. Kupejamkan mata dan menikmati ciuman Kyuhyun.

*

Menjelang makan malam aku sudah mandi dan ganti pakaian, kami akan pergi misa ke gereja di dekat desa, Kyuhyun bilang kakek biasanya akan mengundang para penduduk untuk makan bersama di rumahnya yang besar itu. Wah... pasti ramai sekali. Aku harus jaga jarakku dari Kyuhyun sebisa mungkin agar tampak hanya seperti teman.

Dua sepupu Kyuhyun datang untuk mengunjungi orang tua mereka, mereka berdua terlihat seumuran, Kyuhyun bilang namanya Lee Hyukjae dan Lee Donghae, apa mungkin mereka kembar? walaupun tidak mirip tapi ada kan orang kembar yang lahir bersamaan walau beda fisiknya. Kyuhyun terlihat tidak terlalu akrab dengan mereka, mungkin karena mereka jarang bermain bersama.

Di gereja tidak banyak orang yang datang, penduduk desa ini masih sedikit, kami berada di barisan depan, berdoa bersama-sama.

Benar saja, begitu pulang selesai misa para penduduk berdatangan, jadi itu makanya pelayan sibuk tadi? Ruang utama sudah penuh meja bundar dan kursi kayu. Makanan dan minuman disiapkan untuk dinikmati bersama. Benar-benar terasa suka cita natal.

"aku selalu merayakan natal disini karena ramai, dibanding rumahku yang sepi" Kyuhyun berbisik padaku.

"ini benar-benar ramai.."

"bagaimana kabar orang tuamu?" paman bertanya pada Kyuhyun.

"seperti biasa, aku rasa sama saja setiap waktu"

"sudah lama sekali aku tidak pergi ke Seoul, rasanya aku sudah berubah menjadi orang desa"

"ah ayolah Samchon disini jauh lebih menarik, lebih tenang"

"haah.. kalau begitu kau saja yang tinggal disini"

"aku masih sekolah.. maaf..kkkk" Kyuhyun benar-benar suka meledek orang. Nakal sekali.

Para penduduk menikmati hidangan sambil mengobrol, aku melihat para orang tua dan lanjut usia, pria dan wanita usia paruh baya, anak-anak semua menikmati suasana natal. Mungkin disini tidak ada lagu jingle yang selalu diputar setiap saat, mungkin disini tidak ada pohon natal yang dihias mewah tapi suasana kebersamaannya sangat terasa.

Aku bermain bersama anak-anak setelah makan, sementara kakek menyanyi dengan para penduduk.

"apa kau juga dari Seoul seperti Kyuhyun hyung?"

"iya.."

"suatu saat nanti kalau aku besar aku juga ingin pergi ke Seoul"

"kau pasti bisa, belajar yang rajin dan sekolah agar pandai, saat besar nanti kalian bisa pergi kemana saja"

"hyung pernah pergi kemana saja?"

"hmm... aku pernah pergi ke Busan, aku juga pernah pergi ke Jeju"

"Jeju? bukankah itu jauh sekali? lebih jauh dari Seoul?"

"iya, aku harus naik pesawat"

"wah.. pesawat.. aku juga ingin naik pesawat"

"saat kalian besar nanti pasti bisa"

"kau memang pandai menangani anak-anak" Kyuhyun duduk di sampingku, aku hanya tersenyum mendengar ucapannya.

"ini sudah hampir tengah malam, apa kalian tidak mengantuk?"

"kami masih ingin main disini.."

Akhirnya para penduduk pulang setelah waktu sudah menunjukkan dini hari, aku mengantar anak-anak keluar dan melambai pada mereka. Kakek memberikan kado natal untuk Kyuhyun, sebuah boneka kayu yang dibuat sendiri.

"ini sangat bagus tapi haraboji tidak perlu memberiku kado natal, aku sudah besar, aku sudah menjadi murid godeunghakyo"

"haha.. tapi bagi haraboji kau tetap putra kecil keluarga Cho" Kyuhyun hanya tersenyum tipis.

"haraboji kami masuk dulu"

"baiklah.. pergilah istirahat"

"kami juga mau istirahat haraboji" sepupu Kyuhyun juga pamit untuk tidur.

"hmm.. tidurlah".

Kami keluar dari ruang utama, saat Kyuhyun mau mengantarku sepupunya berkata sesuatu.

"kenapa kau pergi kesana? bukankah itu kamar khusus tamu? kamarmu ada disana kan?" aku tidak tahu dia Hyukjae atau Donghae, aku belum berkenalan langsung jadi belum tahu.

"aku mau mengantar tamuku, okay? kalian tidur saja sana" Kyuhyun merangkulku tapi sepupunya kembali bicara.

"sepertinya kebiasaan haraboji dalam memilih cucu kesayangan tidak berubah, kau tetap jadi cucu kesayangan karena kau penerus marga Cho, iya kan?"

"bukan salahku kalau kalian punya marga yang beda kan? Bukan salahku kalau ayah kalian menantu keluarga ini" sepertinya aku sudah terlibat dalam konflik keluarga ini, "kalian mau mempermasalahkan kado natal ini? ck..ayolah kita sudah besar, tidak perlu mempermasalahkan sebuah kado seperti saat kita kecil kan?"

"kau yang selalu mendapat kado, kau yang selalu diperhatikan, kau dan Yesung.. kalian menyebalkan"

"terserah kau saja.. Sungmin ayo tidur"

"kau mau tidur dengannya? apa kalian.. benar-benar cuma teman?" Kyuhyun berhenti lagi lalu berbalik.

"lalu apa? pacar? ya.. satu lagi keberuntunganku, aku bisa pacaran dengan laki-laki jika aku mau, sementara kalian?" Kyuhyun tersenyum pada mereka entah apa maksudnya.

Kyuhyun masuk ke kamar tempat tidurku "Kyu kau tidak perlu menemaniku tidur, mereka bisa mengatakannya pada kakek dan nenek, aku tidak mau terjadi masalah"

"kau tidak perlu khawatir, mereka tidak akan berani mengadu, karena aku tahu rahasia mereka"

"rahasia? sepertinya kalian terlihat bermusuhan"

"itu pertengkaran sejak kecil, karena mereka masih kekanak-kanakan saja jadi masih membawa-bawa pertengkaran masa kecil"

"pertengkaran apa?"

"soal marga, aku memiliki marga keluarga ini sementara mereka tidak"

"Karena paman menantu keluarga Cho?"

"iya, awalnya aku cuma bercanda, aku tidak bermaksud serius, tapi mereka dendam padaku"

"kau yang memulainya?"

"aku hanya bilang, mereka tidak bermarga Cho jadi haraboji tidak akan menyayangi mereka, itu kan karena aku masih anak-anak, kenapa mereka terus mengingatnya, salah mereka sendiri"

"kau itu ya... dari dulu juga kau sudah nakal seperti itu, jangan bicara seperti itu, ini hari natal, sebarkan kasih natal dan berbaikanlah"

"ck.. bicara itu mudah"

"kau hanya gengsi untuk memulai, ayolah..kau pasti bisa" aku memegangi lengan Kyuhyun, "mau aku temani?" aku senyum padanya. Aku percaya Kyuhyun orang yang baik, dia hanya butuh keberanian untuk mengakuinya dan membiarkan dirinya berbuat baik.

"aissh.. kau ini membuatku tidak bisa berkutik, kau harus beri aku big kiss malam ini karena kau membuatku minta maaf pada mereka" Kyuhyun keluar lagi menuju lorong dan aku mengikutinya.

"sudah sewajarnya dia minta maaf, kenapa aku yang harus beri dia ciuman?".

Kyuhyun memaksa masuk tanpa mengetuk dan aku melihat sesuatu yang tak seharusnya kulihat, dua bersaudara Lee itu tidur berpelukan.

"aissh.. kau selalu begitu, bisa kan kau ketuk pintu dulu, dasar preman" salah satu dari mereka bangun dan marah-marah.

"jangan berisik dan dengarkan baik-baik"

"Kyuhyun.. sesuatu yang baik harus diucapkan dengan baik" aku berucap lirih di sampingnya.

"ini karena kau, kau tahu itu kan" dia balas berbisik lalu memandang mereka lagi "tentang apa yang kuucapkan dulu, aku hanya bercanda dan kalian harus tahu itu, kita masih anak-anak saat itu, aku rasa seharusnya kita lupakan hal yang tidak menyenangkan di masa lalu, haraboji menyayangi semua cucunya, dia pasti akan memberikan kalian hadiah natal besok, mungkin haraboji tidak tahu kalian akan datang kesini karena kalian tidak pernah merayakan natal disini kan"

"itu kan karena kau, kami jadi malas pergi ke rumah haraboji" laki-laki yang duduk di ranjang berkata.

"kalian ingin disayangi haraboji kan? harusnya kalian lebih menunjukkan rasa sayang kalian pada haraboji"

"jadi yang kau katakan dulu itu hanya bercanda?"

"ah.. Lee Hyukjae.. ayolah.. kita cuma murid chodeunghakyo (SD), sekarang kita sudah dewasa, tidak mungkin kau masih mempermasalahkannya kan?"

"kau sungguh-sungguh? haraboji menyayangi kami dan tidak cuma kau dan Yesung?"

"iya.. tidak ada hubungannya dengan marga"

"baiklah.. aku maafkan candaanmu"

"ya sudah kalau begitu selesai, kau puas?" Kyuhyun menoleh padaku dan aku hanya memandangnya dengan mengangkat bahu, Kyuhyun menggandengku pergi dari kamar Lee bersaudara.

"dan ingat lain kali ketuk pintunya brengsek" Lee Hyukjae masih marah-marah tapi Kyuhyun justru terkekeh.

"seperti itulah aku tahu rahasia mereka, aku masuk kamar mereka tanpa pernah mengetuk pintu dan aku melihat hal yang tak terduga"

"rahasia yang kau maksud itu?"

"iya.. mereka sedang berciuman" aku menganga, tapi mereka bersaudara! "iya... incest" Kyuhyun menoleh dan tahu aku shock. Kalau begitu masalah mereka lebih berat dariku dan Kyuhyun.

Kyuhyun ikut masuk ke kamarku dan akhirnya kami bisa beristirahat.

"aku belum mengucapkan selamat natal secara khusus untukmu" Kyuhyun memelukku dari belakang, "merry christmas" Kyuhyun membuka genggaman tangannya di depanku dan ada sesuatu di tangannya, cincin? "aku tidak tahu harus memilih yang seperti apa, jadi aku minta pelayannya memilihkan sesuatu yang simple yang bisa dipakai laki-laki, aku minta dua ukuran karena aku juga beli untukku sendiri" Kyuhyun menunjukkan dengan tangan satunya, "cincin couple" kami bisa memakai benda couple? Kyuhyun memegang tangan kiriku dan memakaikan cincin di jari manisku, lalu dia memakai miliknya sendiri dan menggenggam tanganku, "kau suka?"

"tapi kau bilang kau tidak perduli kado natal?" aku menoleh padanya yang masih berdiri di belakangku.

"kalau untukku sendiri aku memang tidak begitu memikirkan kado natal, tapi ini natal pertama kita sebagai sepasang kekasih, kau pasti ingin sesuatu yang berkesan kan, aku tidak terpaksa dan aku suka melakukannya, aku suka melihatmu gembira" aku berbalik dan memeluk Kyuhyun erat dengan berjinjit karena aku tidak cukup tinggi untuk memeluk lehernya. Aku bahagia sekali. Kyuhyun adalah pacar paling sempurna yang bisa kumiliki, tidak akan ada orang yang bisa melebihinya.

"ini tidak adil.. kenapa selalu kau yang memberiku kejutan, selalu kau yang membuatku merasa bahagia? aku sangat mencintaimu" aku ingin menangis tapi airmataku tidak mudah keluar.

"aku juga mencintaimu" Kyuhyun memeluk pinggangku dengan erat hingga tubuhku seperti terangkat tak menyentuh tanah.

"kalau begitu aku juga ingin memberimu sesuatu" aku melepaskan pelukan Kyuhyun dan turun, "aku tahu kau tidak perlu kado natal tapi aku ingin memberikannya padamu meskipun tidak dipakai" aku ambil kado yang kubawa dalam ransel, aku buka kotaknya dan aku berikan kalung yang kubeli, tapi kurasa lebih mahal punya Kyuhyun, aku cuma silver sementara Kyuhyun membelikan white gold, "ini hanya silver, lain kali aku akan beli yang lebih mahal" Kyuhyun menutup bibirku dengan jarinya.

"kau tidak perlu mengatakan apapun, aku sangat senang menerimanya"

"benarkah?" aku tersenyum lega, Kyuhyun memakai sendiri kalung yang kuberikan, Kyuhyun lalu memelukku sambil mendorongku duduk ke ranjang, dia lalu duduk menarik kepalaku mendekat kemudian mencium bibirku, aku balas mengecupnya sambil memegang pinggangnya. Kyuhyun mencium dengan liar, lidahnya ikut bergerak menyapu bibirku sementara aku hanya bisa membuka bibir dan menerima ciumannya tanpa tahu bagaimana harus membalasnya, Kyuhyun membelai tanganku lalu menarik tanganku dan aku bergerak mengikutinya naik ke pahanya dan duduk di pangkuannya sambil kami masih berciuman. Kyuhyun memegang bokongku dengan kedua tangannya dan aku memeluk lehernya.

Tanpa aku sadari Kyuhyun sudah membaringkanku dan dia menciumku dengan menindihku, perlahan tangannya masuk dalam sweaterku dan meraba dadaku, nafasku jadi makin memburu merasakan sentuhannya.

"apa kita akan melakukannya disini?" aku bertanya dengan nafas tersengal dan mata terpejam.

"kita bisa melakukannya dimanapun" Kyuhyun melepas sweaterku dan aku merasa hawa dingin menusuk tulangku tapi Kyuhyun langsung menggantikannya dengan menciumi leherku, aku mengapit tubuh Kyuhyun agar makin hangat. Dan dia perlahan menggunakan tangannya untuk melepas celanaku, dengan sekaligus boxerku ditarik, aku makin merasa terangsang dan kutarik kaos Kyuhyun naik lalu kubelai punggungnya dan dia mendesah, dia bangun lalu melepas kaos dan ikat pinggangnya, kemudian dia menarik sisa celanaku yang tadi dibuka, dia kembali menempelkan tubuhnya padaku, menciumiku dan aku merasa sangat hangat.

Kyuhyun mencium turun ke dadaku dan menjilat nipple-ku dengan jarinya mulai menusuk anusku. Aku sudah tidak sabar jadi begitu jarinya masuk akupun langsung menelannya.

"kau sangat bersemangat hm?" aku mengangguk dengan hanya terpejam. Dia menambah satu jari lagi dan kutelan lagi, "baiklah.. aku mengerti" Kyuhyun menarik jarinya dan merasa kehilangan, tapi lalu dia menggantikkannya dengan yang lebih besar, dia tidak memakai pelicin hanya mengandalkan air liurnya tapi 'dia' bisa masuk tanpa masalah.

Aku bisa bebas mendesah karena kamarku jauh dari kamar keluarga Kyuhyun.

"bagus sayang.. teruslah mendesah..." Kyuhyun menciumi leherku dengan menggenggam tangan kiriku yang memakai cincin, "kau adalah milikku, cincin ini adalah buktinya"

"aku milikmu, selamanya eungg..." Kyuhyun melepas tubuhku dan bangun, dia memegangi pinggulku lalu bergerak dengan cepat "aah!"

Aku bisa melihat benda miliknya keluar masuk menusukku dan ini sangat hot. Kyuhyun menusukku untuk yang terakhir kalinya dan mengeluarkan isinya didalamku, aku juga klimaks bersamaan dengannya dan mengeluarkannya, aku sangat lega.

Kyuhyun melepaskan diri dariku dan menutupkan selimut lalu memelukku untuk tidur, "merry christmas baby" aku lemas tapi aku dengar ucapannya, aku pegang tangan Kyuhyun yang memelukku, aku sangat bahagia. Malam natalku tidak dingin. Aku terpejam menyandar ke dada Kyuhyun di belakangku.

Saat aku bangun pagi harinya Kyuhyun tak ada di sampingku, apa semalam cuma mimpi? Tapi itu tidak mungkin... aku segera pakai baju dan keluar, sudah jam 8 tapi masih dingin dan berembun, aku jalan di lorong menuju kamar Kyuhyun, semalam dia tidak menunjukkan kamarnya padaku tapi mungkin berdekatan dengan kamar Lee bersaudara, aku mendekati kamar di sebelah kamar mereka, aku ketuk pintunya perlahan. Tak lama kemudian pintu digeser dan memang Kyuhyun di dalamnya.

"ada apa?"

"tidak.. aku cuma mau bertanya, apa semalam kau datang ke kamarku?" Kyuhyun terkekeh seperti aku ini badut atau apa.

"lalu kau pikir apa kau mimpi basah?" aku manyun padanya, Kyuhyun mengambil tanganku lalu memperlihatkan cincin yang kupakai, jadi benar semalam bukan mimpi, "sudah ingat?"

"tapi kenapa waktu aku bangun kau tidak ada? kau kembali kesini saat aku tidur?"

"aku harus kembali kesini kalau tidak haraboji akan tahu aku tidak ada di kamar, aku baru saja kesini beberapa jam yang lalu"

"oh...."

"mau masuk?" eh? aku memandangnya, "kau mau masuk ke kamarku?" Kyuhyun menarikku dan akupun masuk melihat kamar Kyuhyun yang khusus disediakan kakek.

Ranjangnya besar seperti ranjang di rumah Kyuhyun, bedanya semua perabot terbuat dari kayu. Rumah kakek sangat alami, tinggal disini seperti tinggal di rumah-rumah bangsawan pada jaman kerajaan, merasakan hidup seperti pangeran, Kyuhyun adalah pangeran dalam dunia nyata.

"kenapa tersenyum memandangiku?" aku menggeleng saja, "kau mau jalan-jalan? kita berada di kaki gunung jadi kita tidak bisa melihat gunung tapi kita bisa menikmati pemandangan gunung" aku mengangguk dengan semangat.

Kami keluar untuk jalan-jalan, kami bertemu nenek yang bersantai dihalaman depan ditemani bibi. Kyuhyun mengajakku jalan jauh menuju bukit.

"aku sering mendaki gunung saat aku datang kesini, kakek tertarik untuk tinggal disini karena hobi kami mendaki gunung seoraksan sejak dulu, jadi setelah kakek pensiun kakek memilih tinggal disini"

"kakekmu orang yang berjiwa bebas, melakukan apapun yang dia kehendaki sesuai keinginannya"

"itu hanya karena dia sudah mengorbankan segalanya saat dia muda dulu, jadi dia ingin menikmati hari tuanya seperti apa yang dia inginkan"

"berkorban apa?"

"bekerja tidak sesuai dengan apa yang dia cita-citakan, mungkin itu kebiasaan keluargaku, tidak lebih mementingkan mimpi dan cita-cita, hanya uang, aku iri dengan dua sepupuku, mereka melakukan apapun yang mereka mau karena ayah mereka tidak seperti ayahku, ada untungnya mereka tidak dilahirkan sebagai marga Cho, itu seperti kutukan"

"Kyu.. kau tidak boleh bilang begitu"

"kau mau mendaki sampai puncak?"

"tidak.. aku masih lelah" dia tertawa, dia pasti memiliki banyak energi kan huh? Semalam dia sudah seperti itu tapi tetap saja dia masih segar bugar jalan sejauh ini.

Saat pulang kami bertemu anak-anak yang semalam datang ke rumah, mereka memetik semangka di kebun dan memberikan pada kami. Kami kembali ke rumah sambil membawa semangka. Setelah makan pagi bersama Kyuhyun menyuruhku mandi karena kami mau kembali ke Seoul, benar-benar dia punya banyak tenaga? Dia masih mau menyetir selama 5 jam perjalanan pulang? Kalau tenaganya dihabiskan dalam bercinta berapa kali dia kuat melakukannya? rekor yang pernah kami lakukan 3 kali sesi dalam satu ronde. Oh ya ampun.. mengingatnya sekarang jadi terasa memalukan.

_________________________

Duo EunHae muncul sebagai Cameo. Sama sekali tidak terpikir sebelumnya, ide dadakan aja EunHae-nya, couple member yang lain juga mungkin akan muncul sebagai cameo, tergantung ide saja nanti. :p

Happy reading smuty readers... XD

Continuer la Lecture

Vous Aimerez Aussi

85.8K 8.1K 23
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...
29.1K 882 8
Setiap kakak pasti selalu ingin melihat adiknya bahagia, begitupun dengan ardi. Yang sangat ingin memberikan hadiah untuk adik kecilnya Fajar. Namun...
66.4K 6K 48
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
245K 36.7K 67
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...