How do You so I

By AGreatSafir

97 2 0

Bagaimana jika suatu hari kamu jadi aku? Bagaimana jika suatu saat nanti kamu yang mengejar aku sedangkan aku... More

introducing
CHAPTER 1

CHAPTER 2

26 1 0
By AGreatSafir

Pagi-pagi sekali aku memasakkan sarapan untuk Isky. Mengingat semalam Papah menelponku dan berkata tak sempat pulang dan keluar kota untuk beberapa hari.

Jam menunjukan pukul enam. Namun Isky belum juga turun untuk sarapan.

'Kekamarnya aja deh' fikirku. Saat hendak kekamar Isky langkahku terhenti karna orang yang ingin ku hampiri sudah lebih dulu menampakan senyum ceria nya pagi ini.

"Loha kak.. Morning good" katanya berteriak memecahkan keheningan dipagi ini. Aku hanya tersenyum lebar.

"Loh Papa mana, Kak?" tanyanya sambil menarik kursi.

"Keluar kota dari semalem" kataku wajah cerianya berubah sedih. "Ngga papa kan ada Kaka. Nih nasgornya" lanjutku. Isky tersenyum dan menyantap nasi goreng yang kubuat.

"Nanti kaka jemput jam setengah sepuluh di sekolah ya" kataku

Dia mengangguk dan menghabiskan nasi goreng dipiringnya.

Tak berapa lama Isky membanting pelan sendoknya. Kebiasaan jika selesai makan.

"Selesaaaaaii" katanya mengelus perutnya. Walaupun berkali-kali dimarahin Papa jika membanting sendok setelah makan namun Isky tetap mengulanginya. Dan pasti sangaaaat lucu.

"Kak lu bengong mulu" cibirnya.

"Ahiya?emang lo ngomong apa?" tanyaku. Dia mendengus

"Uh sebel! Nanti jemputnya jangan telat" kata Isky setengah teriak.

"Oh iya iya hahaha"

"Dah gue berangkat" kata Isky menghilang dibalik pintu.
Fyi, Isky kalo pagi-pagi itu sukanya naik kendaraan umum. Kopaja misal.

Aku merapikan piring bekas sarapan tadi dan langsung mencucinya. Setelah mencuci piring, aku kembali masuk kekamarku dan mengambil handphone lalu turun keruang tv. Tergulang-guling malas sambil menonton acara tv yang itu-itu saja. Menunggu sampai jam setengah sepuluh rasanya lama sekali. Aku sangat bosan. Kulirik jam besar yang tergantung di dinding.

'Ck! Baru juga jam delapan' batinku. Aku memutuskan untuk memasang alarm tepat jam sembilan, karna sisanya aku pakai untuk siap-siap. Selesai memasang alarm aku pun memejamkan mata dan segera kembali terlelap. Namun beberapa saat sebelum sampai kealam mimpi sebuah suara mengagetkanku.

Drrrrttt drrrrttt..

"Hah hah sudah jam sembilan?cepat sekali" kataku panik. Saat melihat handphone, rupanya suara handphone itu bukan menandakan bunyi alarm melainkan bunyi ada yang menelpon.

Nover?

"Iya hallo? Sorry lama"

"Lo udah siap belom? Gue jemput ya?"

Aku yang mendengar perkataan Nover sontak melihat kearah layar dan melihat hari apa sekarang.

"Lo sakit jiwa ya Ver? Sekarang hari rabu. Mana ada jam kita!" kataku kesal. Suruh siapa mengagetkan orang.

"Lo bangun tidur ya?"

"Hemm"

"Sekarang kita ada tugas kelompok. Lo pikun?"

"Ah astagah gua lupa tugas Pak Doni. Oke gue siap-siap dulu"

"Dasar nenek-nenek haha"

Aku mendengar kekehan dari seberang sana.

"Gue bisa denger, NOVER!" kataku

Klik

Kumatikan pembicaraan tak jelas tadi secara sepihak. Dan bergegas bersiap-siap. Namun baru saja bangkit berdiri handphone ku kembali berbunyi.

Nover (0812xxxxxxxx)

Ue otewe yak, nek!

Akupun mengabaikan sms Nover dan segera meluncur kekamar mandi.

15menit kemudian..

Tinn tinn..

"Tunggu wooooii" kataku sambil memakai sepatu dan langsung mengunci pintu rumah. Berlari kecil menuju mobil yang mulai menciptakan polusi suara. Kubuka pintu sebelah pengemudi. Didalamnya sudah ada makhluk astral dengan tatapan jahil.

Pletakkk plokk

Kudaratkan pukulan khasku ke dahi dan lengan kirinya.

"Aduh" Nover mengaduh kesakitan.

"Makanya nih kalo gue bilang tunggu bentar ya lo jangan berisik!" kataku sambil memasang saftybelt.

"Gue suka liat muka panik lo" katanya lagi.

"Buruan ah! Udah ditunggu yang lain" kataku.

Sesampainya ditempat yang sudah dijanjikan untuk tempat mengerjakan tugas kelompok, kami langsung terfokus pada tugas. Sesekali Nover meminjam handphoneku untuk berselfie ria.

Tiba-tiba Nover memanggilku.

"Ett Le ada yang-" kata Nover terhenti.

"Apaan?" tanyaku yang masih fokus pada tugas.

"Eh ngga cuma alarm doang" kata nya santai. Mataku membulat sempurna. Astagah Isky..

"Eh kenapa lo?" tanya Nover.

"Eh gue pinjem mobil lo dong Ver" kataku.

"Mau kemana Le?" tanya Filla teman sekelompokku.

"Jemput adek gue" kataku. "Ver buruan pinjem!" kataku sambil melirik arlogi. 'Hah jam sembilan lewat sepuluh menit?' batinku panik.

"Nanti lo balik lagi?" tanya Adel teman ku yang lain.

"Iya lah.. Ayo kek pinjem. Motor lo deh Del" kataku.

"Ya udah.. Ni-" saat Adel hendak menyerahkan kunci motor tiba-tiba tangan Nover menolak.

"Biar gue aja yang jemput" kata Nover dingin kemudian berlalu.

Nover'POV

Dari pada Lea yang pergi untuk menjemput adiknya yang mengganggu itu lebih baik aku saja. Kasian Lea jika harus bolak-balik kesekolah adiknya. Sekolah adiknya? Sekolah? S e k o l a h ?
Duh bodoh. Sekolahnya pun aku tak tau dimana.

Klik

"Hmm"

"Sekolah adek lu dimana? Ko gue sotoy ya"

"Lagian main kabur aja! Yaudah ntar gua line alamatnya. Eh buruan ntar doi ngambek!!"

Klik

Sial diputus telponnya.

Setelah mendapat alamat sekolahnya akupun langsung bergegas. Hanya butuh waktu dua puluh menit aku sampai disekolahan adiknya Lea. Tampak abg-abg labil berseragam putih abu-abu berhamburan meninggalkan sekolah. Beberapa mobil juga motor-motor keren ala motor di sinetron anak j*lanan berhamburan. Seorang gadis yang ada di pos satpam menyita perhatianku. Kini tampak seorang laki-laki dengan motor berwarna hitam memarkirkan motor dekat mereka dan mereka mengobrol asik sekali.

"Itu si?? Adiknya Lea kan?" tanyaku dalam mobil.

Laki-laki itu tampaknya sudah hampir pergi. Nah benar saja.

Abg-abg labil juga sudah tinggal beberapa saja yang berlalulalang. Yang sekarang jadi fikiranku siapa nama adik nya Lea? 'Kalo gue nanya ke Lea, ntar Lea kira gue belum nemuin adeknya' batinku.

Isky'POV

Akhirnya Ujian hari ini berakhir juga, walaupun setiap hari hanya satu mata pelajaran tapi pelajaran yang di UN-kan saja, namun lelahnya otakku tak bisa dipungkiri.

'Pokoknya abis ini gue mau tidur!' batinku.

Saat tiba digerbang sekolah, aku belum melihat tanda-tanda Kak Lea. 'Jangan bilang dia telat?' batinku. Kuputuskan untuk menunggu Kak Lea dipos satpam.

"Siang Pakde" kataku pada satpam yang biasa dipanggil Pakde. "Isky numpang duduk ya" kataku lagi.

"Iya, Neng. Neng nunggu jemputan?" aku hanya mengangguk. Tak lama duduk tiba-tiba Sion datang memarkirkan motornya dan menghampiriku.

"Hai Sky" sapanya. Aku tersenyum.

"Aku duduk sini bareng ya" katanya lagi. Aku mengangguk.

"Nunggu siapa?" tanya Sion.

"Kakak, Ion. Lo?kok malah nemplok disini?" tanyaku heran.

"Haha ko kamu bahasanya blak-blakkan banget sih? Padahal waktu mos kamu polos banget" kata Sion terkekeh.

"Haha masasih? Wajar kan udah mau kelas 3" kataku.

"Sky mending balik sama aku yuk?" kata Sion.

"Ah ngga gue masih pengen nunggu. Lo duluan gih" usir ku halus. Risih juga kalo lagi pusing gini ada yang ngajak ngobrol.

"Yah yaudah deh aku pulang"

"Lain kali ya Ion. Bye" kataku. Sion menyalakan mesin motornya.

"Duluan Sky" kata Sion berlalu.

Fyuh..

Sendiri lagi.

Jam sepuluh.

Ko Kak Lea belum juga nongol?

Aku beranjak dari pos satpam menuju halte.

'Mengecewakan! Aku naik taxi aja deh' batinku.

"Adeknya Lea.." aku celingak-clinguk. 'Adeknya Lea? Aku bukan sih' batinku.

"Adeknya Lea.." sekarang suaranya kian dekat. Tengok kanan?ngga ada. Tengok belakang?kosong. Disebrang? 'Hah ada orang gilaaaaa' batinku menjerit. Orang gila yang lagi berdadah-dadah ria kearah??? Aku clingak-clinguk lagi. 'Ke aku' umpatku kaget setengah mati. Orang yang ada disebrangku yang tadi menenggerkan sikunya dimobil merah tiba-tiba berlari kearahku. Aku yang panik didekati orang asing hanya bisa berjongkok dan menutupi mukaku. Aku takut! Aku takut! Mau nangis!

Author'POV

Flashback On

Seorang gadis kecil tampak kebingungan ditengah pasar malam yang padat dan ramai, ia sedang mencari Papa dan Kakaknya. Tiba-tiba seseorang menepuk pundak gadis itu, alangkah terkejutnya gadis itu lalu berteriak histeris. Bagaimana tidak? Orang yang ada dibelakang gadis itu adalah orang gila dengan senyum yang menyeramkan. Gadis itu berlari kencang namun orang gila itu kian antusias mengejar. Bahkan orang-orang disekitar malah ikut berlari. Gadis itu tak dapat membendung air matanya. Ia menangis sejadi-jadinya. Berlari berlari dan berlari tanpa tau arah dan tujuannya.

Bruughh

Gadis itu menabrak sesuatu yang keras. Gadis itu mendongak melihat apa yang baru saja ia tabrak.

Deg..

Gadis itu terdiam dan menatap orang itu namun untuk sesaat gadis itu berlalu, berlari kebelakang laki-laki yang ia tabrak tadi sambil menutup mataku dengan kedua tangan.

"Buka mata lo" teriak laki-laki tadi. Sontak orang yang diteriaki membuka matanya. Gadis itu kaget.

"Orang gila tadi mana?" tanya gadis itu polos.

"Mau gue panggilin lagi?" dengan cepat gadis tadi menggeleng.

"Payah lo! Sama orang gila aja takut" kata laki-laki tadi. Yang gadis itu ingat dia memakai celana biru. Pasti seragam sekolah batin gadis tadi.

"Emang lo ngga takut?" tanya gadis itu.

"Ngapain juga takut. Gue udah kelas dua SMP! Masa takut gituan" kata laki-laki tadi.

"Kan gue baru kelas empat!" sahut si gadis tak mau kalah.

"Yaudah nanti kalo lo dikejar orang gila lagi lo bisa pura-pura jongkok dan pegang batu segede mungkin.. Tapi jangan timpuk beneran. Bikin dia kabur aja kaya apa yang gue lakuin tadi. Oke?" tanyanya.

"Oke nanti kalo gue udah kelas dua SMP gue ngga bakal takut sama orang gila lagi" jawab gadis itu.

Flashback Off

Isky'POV

Aku merasakan ada yang menyentuh bahuku dan sebuah suara menyadarkanku.

"Adeknya Lea.. Ini gue temennya Lea. Lo bangun! Jangan takut" katanya penuh kekhawatiran.

Aku membuka mata ku, kulihat orang itu berjongkok sama seperti aku.

"Lo.. Si siapa? O.. Orang gila?" tanyaku yang sesegukan.

Orang didepan ku menaikkan sebelah alisnya dan sedetik kemudian menahan, tawa?

'Apanya yang lucu?' batinku kesal.

"Buahahaha adeknya Lea takut orang gila. Haha" katanya terpingkal-pingkal. Aku yang sebal langsung mendorongnya hingga jatuh dan berhenti tertawa. Aku bangkit berdiri dan duduk di halte.

"Ekhem sorry gu.. Gue ngga bi bi.. Ekhem sorry gue susah tahan tawa. Hahaahaha" kemudian orang itu tertawa lagi.

"Heh! Apanya yang lucu? Lo bener gila!" kataku berlalu. Namun orang tadi menahan lenganku.

"Gue yang jemput lo" katanya dingin. Tadi ngakak-ngakak, sekarang dingin dasar ngga jelas.

Orang tadi sudah dulu berjalan meninggalkanku.

"Lo mau pulang ngga sih?" teriaknya. Aku pun berlari mengikutinya yang sudah ada di bibir jalan ingin menyebrang.

Ku buka pintu belakang bagian penumpang. Tapi baru beberapa detik duduk seseorang sudah memprotes.

"Lo fikir gue sopirnya?" tanya orang tadi dingin. Aku masih belum paham.

"Lo denger kan? Pindah kedepan!" katanya lagi yang nyaris seperti sebuah bentakkan. 'Bahkan ngga ada yang berani bentak gue' batinku seketika aku ingin menangis namun sebisa mungkin aku tahan walau air mata sudah membendung dipelupuk mata.

Saat hendak pindah kedepan, lagi-lagi dia meneriakiku.
"Ngapain lewat sini? Apa gunanya pintu?!" aku kembali diam sesaat kali ini memang aku yang bodoh.
Ingin pindah kebangku depan namun tidak lewat pintu, namun Isky ya tetap Isky yang tak pernah dapat bentakkan dari siapapun.

"Lo ngomong sama orang yang ada di sebelah lo! Bukan orang yang ada disebrang sana!" kataku tak kalah meneriakinya. Kubanting pintu belakang dan membuka pintu depan lalu menutupnya lagi dengan kasar.

"Pake saftybelt!" printahnya dingin. Aku tak bergeming.

"Di pake saftybeltnya! Lo bukan orang tuli yang harus diteriakkinkan?" katanya lagi dengan kasar.

"Gue ogah!" kataku sambil memakai headset dan mendengarkan lagu dengan volume keras. Tiba-tiba orang disebelahku mulai bergerak. Mendekatiku, mendekati wajahku. Semakin dekat. Semakin aku menahan nafas
. AC dimobil ini pun tak ada rasanya untuk saat ini. Orang tadi makin dekat reflek mataku tertutup. Aneh! Aku tak merasakan apa-apa. Dia sedang apa sih? Aku ngga sanggup nahan nafas begini.

Sreeeeegg..
Tlekk..

"Lo berharap apa?hah?" tanyanya dengan wajah datar tapi nada meledek dan masih dingin.

'Sialan gue dikerjain!' batinku. Aku merasa pipiku terasa panas.

"Lo ngarep gue cium?iya?jangan ngimpi deh lo! Orang gue cuma masangin seftybelt" katanya cuek.

"Siapa bilang?!" kataku namun dia tak menghiraukan.

Perjalanan terasa sangat panjang. Jarak sekolah ke rumah juga terasa jauh sekali hari ini. Tunggu! Rumah? Bahkan ini bukan jalan kerumahku.

"Lo mau bawa gue kemana?" tanya ku, orang yang kutanyai masih diam. "Gue bilang-lo-mau-bawa-gue-kemana!!!" kataku kali ini penuh penekanan. Dia hanya menoleh dengan cuek. Aku mulai lelah. Hari ini sungguh neraka!

Suasana mendadak hening.
Tiba-tiba suara ponsel dengan kencang mengalun memecahkan suara.

Kak Lea is calling

"Dek? Udah sejam kok kamu belum dateng-dateng?"

"Dek? Isky? Lo dengerin kaka kan?"
"Ah apa kak? Gue dijalan..lain kali kalo ngga sanggup buat janji ngga usah janji-janji! Kalo ngga jadi jemput bilang! Biar gue
Naik angkot ajah! Dari pada dijemput sama orang ngga jelas!"

Klik

Kumatikan sambungan telpon dengan Kak Lea.

Tiba-tiba suara handphone lain berbunyi. Itu suara handphone orang disebelahku. Dia mengangkat dan menaruh handphonenya di tangan yang memegang kemudi.

"Lo apain adek gue?"

"Apasih Le lo ngga jelas"

"Udah buruan bawa dia balik kerumah!"

"Loh kerja kel-"

Tutttt tutttt

"Sialan" katanya pelan.

Author'POV

Perjalanan dilewati dengan sepi lagi. Nover masih fokus pada jalanan dan Isky masih diam seribu bahasa.

"Gue Nover" kata Nover masih dengan dinginnya. Nover memang begitu dingin pada orang yang baru ia kenal namun Nover sebenarnya laki-laki baik. Dan dia tak pernah suka gadis manja seperti Isky.

Keheningan lagi-lagi mengahantui mereka berdua. Nover sesekali melihat kearah Isky diam-diam.

"Berenti!" kata Isky tiba-tiba. "Berenti!!!" katanya lagi namun Nover tak juga menghiraukan. "Sekarang elo yang budek? Gue bilang berenti ya berenti!" kali ini Nover menghentikan mobilnya.

"Apa?!" tanyanya kemudian.

"Gue turun disini aja! Makasih" kata Isky turun dari mobil.

Buuugh

Nover hanya bisa diam melihat gadis itu berlalu.

Setibanya Nover dirumah Lea, Lea pun langsung menghujani Nover dengan tatapan tajam.

"Adek gue mana?" tanya Lea.

"Gue ngga tau, dijalan dia minta turun" kata Nover.

"Lo bilang ngga tau?! Nover! Itu adek gue! Kalo dia kenapa-kenapa gimana?!" kata Lea berapi-api.

"Ya udah sih dia juga udah gede. Mana mungkin nyasar" kata Nover enteng.

"Mungkin!! Waktu kecil dia sempet nyasar dan lo tau? Itu bikin dia trauma parah sampe harus dibawa ke psikiater! Gue ngga tau apa yang bikin dia nyasar aja bisa sampe setrauma itu. Ngga ada yang tau! Dan setiap ditanya dia bakal nangis histeris! Gue ngga mau dia sampe kenapa-kenapa Nover!! Gue sayang dia!" kata Lea menangis histeris.

"Oke Le tenang! Gue bakal cari dia sampe ketemu. Lo tunggu" kata Nover lembut sambil memeluk dan menenangkan Lea. Tanpa disadari ada sepasang mata yang melihat semua itu. Itu adalah Isky.

Continue Reading

You'll Also Like

MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

573K 26.7K 49
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
340K 4K 19
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
5.8M 246K 56
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
638K 23.3K 50
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...