Geandert [Completed]

By kainansetra

127K 7K 592

[PART 27-28 DI PRIVATE] "Seharusnya cukup pertemanan tanpa harus melibatkan perasaan." - Aileen. "Gue akan me... More

Prolog
2. Aileen Saralee Adinata
3. Masa Lalu
4. Cinta Begini
5. Who's that?
6. All I ask
7. Pupus
8. Cinta Kau dan Dia
9. Teror
10. Terjebak
11. Senja dan Malam
12. Anonymous
13. Setitik Rasa
14. Cheese cake
15. Kehangatan
16. Egois
17. Hari ini datang
18. Berubah
19. Surat Kaleng
20. Pengakuan
21. Rival
22. 20-22/11/2015.
23. Sebuah Jebakan
24. Tolong
25. Kaisan Arsya Percival
26. Arsya dan Rival
Announcement
27. Love you, Goodbye
28. Let Me Love You [END]
EXTRA PART
EXTRA PART [ii]: SURPRISE!

1. Elyshia Nesya Percival

11.4K 442 26
By kainansetra

Namaku Nesya. Elyshia Nesya Percival lebih tepatnya.

Tidak ada yang spesial dari diriku. Aku hanyalah gadis SMA yang kini tengah duduk di kursi kelas sebelas. Aku bersekolah di East Hampton Senior High School. Sekolah Internasional di daerah Jakarta. Sekolah yang bisa dibilang sekolah elit. Tapi, aku tidak terlalu membanggakan ke-elitan sekolahku yang katanya WOW itu. Aku bangga sekolah di EHSH sebab rata-rata alumni disini akan mendapatkan beasiswa ke luar negeri. Semoga tahun depan aku akan menyusul alumni EHSH kesana, Aamiin.

Aku memiliki empat sahabat perempuan. Ada Aileen, Fara, Alyssa, dan Alana. Kami bersahabat sejak awal Masa Orientasi Siswa. Belum lama memang, baru sekitar dua tahun yang lalu. Tapi persahabatan tidak mesti dihitung dari seberapa lama kita mengenal orang tersebut bukan?

Kudapati diriku tengah duduk sembari bersandar di tempat tidurku. Sedari tadi Muchtar mengajakku bicara. Namun aku tidak menghiraukan ucapannya. Kalau kalian mau tau Muchtar itu siapa, dia itu temanku.

Teman beda alam maksudnya, hihi.

Drrt..drrtt..

Ponselku bergetar. Menandakan ada pesan yang masuk. Kulirik malas layar ponselku seraya mengambilnya.

Rayap: gue otw. gece siap2

Mataku membulat sempurna membaca pesan yang baru saja masuk. Pesan itu dari Rayap alias Raymond.

Dia bukan kekasihku, tapi dia sahabatku.

Rayap suka bertindak menjengkelkan. Contohnya seperti saat ini.

Seharusnya sekarang aku sudah berada di tengah-tengah temanku yang lain, mengikuti rapat panitia yang sudah diagendakan dari dua hari yang lalu.

Tadi malam, aku sudah mencari tumpangan kesana kemari. Namun mereka semua menjawab tidak bisa. Termasuk Ray. Sialnya, sopir pribadiku sedang mengambil cuti. Semalam aku benar-benar bingung harus pergi dengan siapa.

Dan saat ini, dengan santainya Rayap berkata bahwa dia sudah dijalan. Sementara aku? Mandi saja belum! Aku melirik jam dinding yang bertengger di kamarku. Tinggal sepuluh menit lagi rapat akan dimulai!

Me: Nesya belum mandi, Ray.

Rayap: yodah mandi gece! 5 menit lg gue sampe.

Aku mendengus kesal, lalu melempar asal ponselku ke atas kasur. Kemudian aku bergegas mengambil handukku yang tergantung di balik pintu kamar mandi. Benar-benar hari sial. Disaat-saat seperti ini kamar mandi di kamarku tengah di renovasi, dan belum bisa di pakai.

Aku berlari kecil, menuruni undakam tangga. Mataku mendapatkan Kakak Laki-lakiku yang tengah duduk santai sembari menonton televisi,

Namanya, Kaisan Arsya Percival.

Aku biasa memanggilnya Bang Arsya.

"Siang, Bang." sapaku saat melewatinya.

Bang Arsya menoleh sembari tersenyum kearahku, "Siang, Dek," sahutnya, "Hati-hati jangan lari begitu. Ntar kepleset, abis dipel sama Bibi." Lanjutnya.

"Siap captain!"

Bang Arsya adalah satu-satunya saudara kandungku di rumah ini. Kami hanya dua bersaudara. Saat ini dia tengah menggeluti kuliah jurusan bisnis management di semester akhir. Aku tidak begitu tahu apa saja yang dia pelajari pada jurusan itu.

Dengan wajah tampan dan sifat alimnya, hingga sekarang abangku itu tidak memiliki pacar. Dia Jogan, alias Jomblo ganteng. Bang Arsya memiliki satu prinsip di hidupnya. No couple before akad. Sepertinya prinsip hidupnya itu sudah cukup untuk menjelaskan kenapa abangku itu belum punya pacar.

🎭🎭🎭

Sudah hampir dua jam dan sampai sekarang Rayap belum sampai. Hal yang kulakukan sejak tadi hanyalah berjalan kesana kemari sembari mengecek ponselku.

Lagi-lagi aku terkena kebohongan yang Rayap buat. Mana yang katanya lima menit lagi akan tiba? Sabar, Nesya, sabar.

Biip..biip..

Aku berjalan mendekati jendela kamarku, saat itu juga kudapatkan Rayap tengah keluar dari mobilnya.

Sekali lagi aku kembali memeriksa penampilanku di cermin. Outfit Of The Day 'ku kali ini hanyalah dress selutut berwarna peach, sneakers berwarna navy, dan sling bag berwarna navy juga. Rambutku, aku biarkan terurai. Wajahku hanya aku poles dengan bedak tabur bayi dan sedikit liptint di bibirku.

Aku melangkah keluar kamar, terlihat Rayap sedang duduk di sofa sambil memainkan ponselnya. Rayap menoleh ke arahku. Menatapku dari atas hingga ke bawah dengan tatapannya yang dalam.

"Dua jam ya, Ray." Ucapku sarkas.

Rayap mengerjapkan kedua matanya, lalu menggaruk hidung runcingnya canggung, "Minta Tissue, Sya." Jawab Rayap tanpa memedulikan ucapan kesalku.

Aku mendengus pelan lalu berjalan mengambil sekotak tissue, "Banyak banget. Satu aja."

Kuputar malas kedua bola mataku, lalu mendengus kesal, "Banyak mau banget sih!" sengitku.

Rayap tertawa kecil, kemudian lelaki itu melirik jam tangannya, "Gece ayo, udah ngaret banget ini. Lama banget sih lo!"

Kedua mataku membulat sempurna mendengar perkataan Rayap. Bisa-bisanya dia mengatakan hal itu, padahal dirinya sendiri yang membuatnya lama!

Aku menatap malas wajah Rayap yang tengah menahan tawa. Entah apa yang dia tertawakan, aku kesal! "Kok anda ngga ngaca ya? Apa perlu Nesya ambilin kaca?" sungutku kesal, lalu beranjak pergi keluar rumah,

"Bang, Nesya berangkat!" teriakku, agar bang Arsya yang sedang di ruang TV bisa mendengar suaraku.

"Iyaa hati-hati, Dek!"

Aku masuk kedalam mobil hitam metalik milik Rayap, rasa ngantuk menghinggapi diriku. Mungkin karena aku terlalu lama menunggu. Menunggu memang hal yang sangat menyebalkan.

"Hoaaam."

"Ngantuk, Mba?" tanya Rayap sembari mengenakan seatbelt, kemudian menyalakan mesin mobil dan mulai mengendarainya.

Aku mencubit pinggang Rayap kesal. "Adaaaw sakit, Sya, sakiit!" Sungutnya.

"Tadi katanya lima menit lagi sampe! Rayap tau NATO ngga? No Action, Talk Only!" teriakku tepat di telinganya lalu melepas cubitanku. "Kesel gue sama lo, bodo amat!" Lanjutku.

Rayap tertawa kencang, benar-benar tidak merasa bersalah sama sekali.

"Lebay lo, Nyet."

"Bodo!"

Bukannya meminta maaf dia malah semakin menertawaiku. Menjengkelkan sekali bukan? Kalau aku tidak ingat bahwa dia sahabatku, mungkin sudah kumutilasi tubuhnya!

🎭🎭🎭

Tiga puluh menit kemudian, kami tiba di salah satu cafe di daerah Kemang. Ah ya, aku dan Rayap akan mengikuti rapat panitia dengan beberapa temanku juga yang lain. Ada Daffa, Fara, Aileen, Alana, Alyssa dan Agra.

Kami semua adalah panitia kegiatan liburan yang akan diselenggarakan oleh kelasku.

Yap! Hanya sekelas dan kegiatan ini ilegal. Kami mengadakan acara ini tanpa sepengetahuan pihak sekolah. Rencananya pada rapat kali ini, kami akan membahas mengenai konsumsi, lalu kami akan berangkat ke daerah Jakarta Barat untuk melunasi Bus Pariwisata yang akan kami pakai untuk kegiatan tersebut.

Aku dan Rayap berjalan masuk kedalam cafe. Kulihat semua panitia yang lain sudah berkumpul semua. Mungkin, hanya aku dan Rayap yang baru datang. Di meja terlihat piring-piring sudah kosong, dan wajah mereka semua sudah bete. Siap-siap kena semprot, Sya.

Ini bukan kesalahan Nesya kan?

Daffa memandang kami berdua, lelaki itu mengetukkan jari pada jam tangan hitamnya, membuatku merasakan atmosfir yang sangat tidak enak di sekelilingku. "OTW dari mana lo, bangsul!" sungut lelaki itu pada Rayap.

Rayap menyengir kuda sambil menggaruk kepalanya, "Ayo omongin konsumsi. H-2 coy, lusa kita berangkat!" jawabnya, sembari menduduki kursi yang masih kosong.

"Udah dari tadi ya, Far?" bisikku pada Fara sambil menduduki kursi di sebelahnya. Fara membalas pertanyaanku dengan anggukan kepala. Aku menatapnya bersalah. Sumpah Nesya merasa gaenak banget sudah telat dua jam, "Sori ya." lanjutku menggerak-gerakan tangannya.

"Santai aja, Sya. calm. "

Aku tersenyum lega sambil menganggukkan kepalaku, kemudian menoleh ke arah Aileen yang berada tepat di samping kiriku, "Sama Aiden?" tanyaku.

"Iyalah."

"Tumben Aiden bisa." Kataku, tersenyum senang.

"Dia lagi inget punya pacar, Sya." Jawab Aileen melirik Aiden sekilas.

"Hahaha astaga."

"Konsumsi udah gue atur semua. Besok awas aja kalau lo sampe ngaret Ray. Lo inget dong, status lo disini tuh ketua panitia, masa lo dateng paling belakangan?" Daffa memberikan kami selembar kertas yang berisi catatan-catatan yang tadi sudah mereka bicarakan.

"Ini lagi nih si Nesya ngapa ikut-ikutan ngaret!" Lanjutnya melirikku kesal.

"Maaf, tadi Nesya nungguin Rayap dateng dulu."

"Raymond, Mba." bisik Rayap tepat di telingaku.

Aku memelototi kedua matanya, "Bodo."

Rayap kembali duduk tegap, menyeruput minuman yang berada di depannya. Entah minuman punya siapa, dia hanya asal meminumnya, "Iye selow, lusa gue ngga bakal ngaret lagi. Tadi gue ada urusan." kata Rayap meletakkan kembali minuman itu.

"Halah!" cibir Agra.

"Serius nih gue."

"Kaga percaya gue, mitos itu mah. Kibulan lo doang!"

"Udah udah, coba lo liat tuh, Ray, ada yang kurang ngga?" Tanya Daffa.

Di kepanitiaan ini Rayap memang ketua panitianya dan Daffa adalah wakil ketua panitia. Sedangkan Aku bendahara sekaligus sekretaris. Kemudian yang lain adalah anggota panitia yang bertugas mengurusi berbagai macam keperluan pada saat kegiatan berlangsung. Seperti obat-obatan, sound system, dan lain-lain.

"Besok buat makan siangnya, nyokap gue aja yang ngurus. Jadi kita makan di vila buat makan malam sama makan di hari selanjutnya aja, gimana?" tutur Rayap.

Daffa berpikir sejenak, "Boleh tuh. Tapi, kita berangkat lusa, dan kita belum nyiapin bahan-bahan apapun." Jawabnya.

"Selow, masalah ini udah gue pikirin dari jauh-jauh hari. Bahan-bahan udah gue siapin semua. Tinggal dimasak doang. Lo sama Agra nginep kan di rumah gue?" Rayap menoleh ke arah Daffa dan Agra, "Nah lo berdua bantuin nyokap gue masak. Lo juga Sya." Rayap menunjuk wajahku, membuatku segera memundurkan kepalaku kaget.

"Ngapain?" tanyaku bingung.

"Bantuin Ibu gue masak."

"Nesya doang cewenya?" Raymond mengangguk, "Yaa asal ada yang antar jemput Nesya dengan selamat, Nesya mau-mau aja." Lanjutku.

"Tenang aja, ada gue."

"Anjaaay." Cibir teman-temanku kompak, membuatku dan Rayap otomatis memberi jarak diantara kami.

"Yaudah yuk, langsung lunasin bis." Kata Daffa berdiri, dan diikuti oleh kami semua.

Teman-temanku mulai memasuki kendaraan mereka masing-masing. Alana dan Alyssa menaiki mobil Daffa, Fara bersama Agra, Aileen bersama Aiden, dan aku bersama Rayap lagi.

Aku sangat senang saat tadi melihat Aiden hadir di rapat kali ini. Dia memang bukan termasuk ke dalam anggota panitia. Aku senang karena Aiden bisa menyempatkan waktunya untuk menemani Aileen.

Setidaknya Aileen merasakan kembali kehadiran pacarnya.

Yap! Aileen dan Aiden memang berpacaran, dan yang aku lihat, akhir-akhir ini hubungan mereka sedang renggang. Firasatku mengatakan Aiden yang berulah. Entahlah.

🎭🎭🎭

Geandert's Cast

Elyshia Nesya Percival
uname ig: @elyshianesya

Albercio Raymond
uname ig: @albercioraymond

Kaisan Arsya Percival
uname ig: @arsya.percival

Continue Reading

You'll Also Like

NARENDRA By been

Teen Fiction

8.9M 824K 64
[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Menjadi tawanan seorang ketua geng motor karena kesalahan mantan pacarnya? Itu adalah hal yang tidak pernah di bayangka...
ALGRAFI By Liana

Teen Fiction

33.9M 2.7M 72
[SUDAH DI FILMKAN] Berawal dari keinginan bocah laki-laki berusia 7 tahun bernama Algrafi Zayyan Danadyaksa yang merasa harus melindungi sahabat keci...
15.9M 1.5M 93
Book One - Noir [Completed] Book Two - Noir : Tale of Black and White [Completed]
5.3M 293K 36
Di masa lalu, Ashley Carlton menyukai Ethan Bradley, sebagai cinta pertamanya. Ashley merasa bahwa Ethan adalah laki-laki yang sempurna. Sampai suatu...