Love By Gun (Selesai) (End)

By ryu_10

17.6K 816 129

Rosediana Krasiva Haura Samuel Akhtar Daiva (Selesai)(completed)(end) More

Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Duabelas
Tigabelas
Empatbelas
Limabelas
Enambelas
Tujuhbelas
Delapanbelas
Sembilanbelas
Duapuluh
Duapuluhsatu
Duapuluhdua
Duapuluhtiga
Duapuluhempat
Duapuluhlima
Duapuluhenam
Duapuluhtujuh

Satu

3.3K 57 8
By ryu_10

In Action!

Happy Reading!

***
Sam tak mengerti apa yang terjadi dengan dirinya. Pertemuannya dengan gadis itu entah kenapa tak bisa hilang dari dirinya. Wajah cantiknya,hidung mancungnya,alis tebalnya,rambut panjang hitam legam,bibir tipisnya,apalagi senyumnya ugh benar benar membuat jantung Sam berjoged disko.

Inikah yang namanya Cinta pada pandangan pertama?

Sam pun tersenyum. Baru kali ini dia merasakannya. Jujur,banyak sekali gadis gadis yang mendekatinya tapi Sam tak pedulikan.

Seseorang pun menepuk pundaknya.

"Ngelamunin apa sih sampai senyum senyum sendiri?"

"Eh ah Ammar ga nglamunin apa apa kok" jawab Sam gugup.

"Aku juga liat loh Sam dari tadi kamu senyum senyum sendiri" kata Ranty.

"Eh..kalian apa apaan sih beneran deh ga ada apa apa!"

Tiba tiba datang Jendral komisaris mereka, Pak Aji beserta seseorang disampingnya. Sam,Ammar dan Ranty langsung berdiri dan memberi hormat.

"Siang Sam,Ammar dan Ranty" sapa Pak Aji.

"Siang pak!" jawab Sam,Ammar dan Ranty serentak.

"Mulai hari ini dalam divisi kalian akan bertambah satu anggota,perkenalkan ini Rose,salah satu Anggota terbaik yang kita punya dan dia dipindah tugaskan kesini" jelas Pak Aji.

Sam membeku melihat gadis di samping sang Jendral.

"Halo Rose,aku Ranty selamat bergabung dalam divisi kami" ucap Ranty sambil berjabat tangan.

"Halo Ranty" jawab Rose

"Perkenalkan aku Ammar" giliran Ammar berjabat tangan dengan Rose.

"Hai Ammar" jawab Rose

Semua pandangan mengarah pada Sam,karena Sam belum.juga memperkenalkan diri. Ammar yang sadar dengan tingkah laku Sam menyenggol lengannya.

"Eh,iya..Aku Sam,selamat datang Rose" Sam bersalaman dengan Rose. Seakan tersihir Sam menatap Rose. Tangannya belum terlepas. Gadis ini gadis yang bertemu dengannya tadi pagi. Jantung Sam berdetak lebih cepat. Darahnya berdesir ketika bersentuhan dengan Rose.

"Kamu laki laki yang bertemu denganku tadi pagi kan!" tanya Rose.

Sam masih terdiam. Lidahnya benar benar kelu sekarang.

Seakan tersadar dengan tingkah Sam. Pak Aji berdehem keras. Sam tersentak,Sam melepas jabat tangannya dengan Rose. Seketika hati Sam mencelos. Sentuhan tangan Rose tadi begitu menghangatkan,saat terlepas Sam langsung merasa dingin.

"Eh..maaf"

"Jadi kalian sudah saling kenal." tanya pak Aji

Sam dan Rose saling memandang. Pak Aji,Ammar dan Ranty jadi curiga.

"Belum pak,kebetulan tadi pagi kita bertemu saat Sam membantu saya untuk mengamankan seorang pencuri yang dikeroyok masa." jawab Rose.

Hati Sam menghangat lagi. Sam senang Rose mengingatnya.

"Oke kalo begitu,Rose selamat bergabung dan selamat bertugas" ucap Pak Aji,setelah berpamitan pak Aji pun pergi.

Sam,Ammar,Ranty dan juga Rose berada dalam satu ruangan. Mereka mengobrol. Sam hanya diam. Rose hanya menjawab singkat jika ditanya oleh Ammar maupun Ranty. Seketika ada panggilan darurat. Ada laporan jika ada perampokan di bank. Mereka pun segera berangkat.

Ya,mereka berada di divisi tindak kejahatan. Jadi segala tindak kejahatan/kriminal akan masuk pada divisi mereka.

Sam,Ammar,Ranty dan juga Rose sudah di TKP. Setelah menanyakan pada rekan tim yang sudah ada disana mereka segera bergerak.

Drrrrtt drrtt drrtt

Rose mendapat sebuah pesan,setelah membacanya dia pun tersenyum.

"Ikut aku Sam,aku sudah tau situasinya" ucap Rose

"Heh,apaa! Apa maksud kAmu Rose?" Sam tidak mengerti ucapan Rose. Ammar dan Ranty pun juga sama.

"Mereka hanya penjahat amatir" Rose berkata dengan percaya diri.

"Rose! Kamu jangan main main!" kata Ranty dengan khawatir.

"Heyy,come on coba lihat cctv yang memperlihatkan para perampok itu,lihat senjatanya itu hanya mainan,,dan lihat mereka walaupun memakai topeng tapi bahasa tubuh mereka gemetar"

Sam,Ammar dan Ranty pun langsung melihat rekaman pada cctv.

"Waw kau jenius Rose kau bisa melihat sampai sedetil itu,dari tadi polisi yang berada disini hanya menunggu kemauan mereka karena mereka menyandera direktur banknya,,apa yang akan kau lakukan,aku bisa melihatnya dari wajah cantikmu itu" goda Ammar.

Rose tersenyum datar.

"Oke sekarang kita bergerak,aku dengan Rose,kau Ammar dan Ranty berjaga diluar,dan pantau terus cctv ini" Suara Sam memecah keheningan. Lalu mereka pun mengangguk setuju.

Sam dan Rose masuk langsung lewat depan.

"Sam apa yang kalian lakukan tidakkah ini berbahaya" tanya salah satu petugas polisi yang mengenal Sam.

"Percaya pada kami,tugas kalian memback up kami saja"

Semuanya setuju. Beberapa petugas mengikuti Sam dan Rose dari belakang.

"Sudah cukup main mainnya,menyerahlah kalian!" Rose berucap dengan lantang. Sontak para perampok itu terkejut.

"Hey kau bodoh!Kau mau direktur bank ini mati yah! Biarkan kami pergi!" ucap salah satu perampok dengan suara tak kalah lantang.

"Kalian pikir kami yang bodoh,huh! Kalian yang bodoh dasar perampok amatir,kami tau senjata itu hanya senjata mainan!" Kali ini Suara Sam tak kalah lantang.

Seketika para perampok itu menegang. Mereka ketahuan.

Dengan mengambil kesempatan yang ada Rose bergerak cepat. Dia menerjang salah satu perampok yang menyandera direktur bank.

"Tetap back up kami,biar aku dan Rose yang melawan para perampok amatir ini" kata Sam pada anak buahnya.

"Baik pak!" jawab para anak buah Sam serempak.

Sam pun membantu Rose melawan para perampok itu. Cukup melelahkan tapi pada akhirnya Rose dan Sam mampu mengalahkan para perampok yang berjumlah delapan orang itu. Para perampok itu pun ditangkap.

"Whooaa..itu tadi hebat Rose" Ranty berucap dengan gembira.

"Baru kali ini satu kasus selesai dengan cepat dan itu berkat kau Rose" Ammar juga tak kalah gembira.

"Jangan berkata seolah aku saja yang melakukannya tapi kita semua ,divisi kita kan!" Rose tersenyum.

Nyes entah kenapa senyum Rose membuat hati Sam menghangat. Damn! Sepertinya Sam benar benar jatuh cinta dengan gadis yang sedang duduk dihadapanya ini.

Tak lama pesanan makanan mereka datang. Saat ini mereka sedang makan siang di kantin kantor kepolisian.

Setelah selesai mereka pun kembali ke ruangan. Khusus hari ini Ranty diberi tugas untuk menjelaskan tentang tugas Rose dan menemaninya berkeliling kantor.

Ranty dan Rose cepat akrab. Ranty yang cerewet sedangkan Rose hanya menjawab singkat dan mengangguk mendengar penjelasan Ranty. Sam dan Ammar berada di ruangan sambil menulis beberapa laporan serta menunggu jika ada laporan tindak kriminal.

Puas berkeliling Ranty dan Rose kembali ke ruangan.

"Huahh capek sekali." gerutu Ranty yang langsung meminum habis air minum di mejanya.

"Yaelah ty kayak habis dikejar sama hantu aja kamu" celetuk Ammar.

"Haisss kamu nih!"

"Btw thanks ya ty udah mau nemenin aku dan menjelaskan semuanya" ucap Rose.

"Sama sama Rose,aku senang kok ada kAmu disini,setidaknya aku ada teman cewek disini,bosen kan kalo tiap hari cuma liat dua lelaki ini." Ranty melirik Sam dan Ammar.

Sam sedari tadi diam saja. Sesekali mencuri pandang pada Rose.

Ammar menjitak kepala Ranty.

"Aw..Ammar apaan sih sakit tau." protes Ranty sembari mengusap kepalanya.

"Em..Jadi gitu dah bosen sama kita,kita pergi aja yuk Sam!" Ammar memasang muka sedih.

"Ammar ihh gitu aja ngambek kan cuma bercanda,sorry." Ranty nyengir sembari mengangkat dua jarinya membentuk huruf V.

"Kalian apa apaan sih,kayak anak kecil banget,malu tuh dilihat sama Rose." Sambar Sam.

"Maafkan atas kelakuan mereka ya Rose!" lanjut Sam.

Ammar dan Ranty langsung memandang Rose. Keduanya terkekeh dan Rose pun hanya tersenyum.

"Its ok Sam,kalian udah lama bergabung di sini." tanya Rose tiba tiba.

"Aku sama Ammar,kita sudah sahabatan dari kecil,kebetulan orang tua kami juga bekerja di kepolisian sekarang sudah pensiun sih,dan kebetulan aku dan Ammar punya cita cita yang sama,jadi polisi." jawab Ranty.

"Kamu Sam." Rose beralih pada Sam.

"Aku sudah dua tahun ini disini,kamu sendiri Rose!" Sam balik tanya.

Sesaat wajah Rose menegang. Lalu kembali seperti biasa.

"Aku,tidak banyak cerita tentang aku dan itu tidak penting!"

"Maaf ya aku ke toilet dulu!" lanjut Rose dan diapun langsung berlari ke toilet.

Sam,Ammar dan Ranty saling berpandangan.

"Rose kenapa ya?" tanya Ranty.

"Iya,dia seperti menghindar." kata Ammar.

"Ada yang dia sembunyikan,sudahlah Ranty Ammar itu privacy dia untuk cerita atau nggak,jangan dibahas lagi,nanti dia ga betah kerja disini" Sebenarnya Sam curiga,Sam melihat raut muka Rose berubah tadi. Ada kilatan kesedihan di matanya. Dan Sam akan mencari tau.

Rose membasuh wajahnya dengan air. Ia mengusap kasar. Beginilah Rose sensitif jika berhubungan tentang hidupnya. Rose selalu menyembunyikanya. Ia tak ingin kelihatan lemah di hadapan orang orang.

Rose kembali ke ruanganya. Seakan mengerti akan suasana hati Rose,ketiga temanya itu tak membahas lagi tentang dirinya. Dan Rose merasa nyaman.

Waktunya pulang,Sam,Ammar,Ranty dan Rose pun saling berpamitan.

Rose tidak langsung pulang ke apartemenya. Dia mengendarai motor kesayanganya ke tempat sahabatnya. Langit sudah gelap saat Rose sampai di tempat sahabatnya.

"Satriaaa"teriak Rose.

Pria itu pun menoleh ke arah suara yang memanggilnya. Saat dia tau siapa yang datang. Dia menyunggingkan senyumnya.

My purple,batinya

Rose berlari dan langsung menghambur ke pelukan Satria. Satria adalah sahabatnya,satu satunya orang yang ia miliki saat ini. Hampir dua tahun mereka tidak bertemu.

Satria membalas pelukan Rose. Lama mereka berpelukan. Menumpahkan rindu masing masing.

"My purple" sapa Satria dengan memberikan senyum termanisnya.

"My Blue"gantian Rose yang menyapa.

"Kau tidak banyak berubah hem,tetap cantik" goda Satria.

"Kau tampak kurus Satria,kurang makan kah,tidak adakah gadis yang memberimu makan!" ejek Rose.

"Jangan mengejekku,kau tak lihat aku ini pria tertampan sejagat raya,banyak gadis mengantri" ucap Satria dengan narsisnya.

"Haha kau ini,memang pantas kau ini dijuluki Raja narsis."Rose terkekeh geli.

"Thanks sudah membantuku tadi!"

"Anything for you" goda Satria sambil mengedipkan sebelah matanya.

Rose sudah kebal dengan tingkah sahabatnya ini. Dia hafal betul bagaimana sahabatnya ini. Suka sekali menggoda gadis gadis cantik dengan pesonanya. Rose akui sih Satria memang sangat tampan.

Satria mengajak Rose bicara di bar mininya.

"Mau minum apa cantik?"

"No alkohol,orange juice please."

"Okay"

Tak lama Satria datang dengan membawa orange juice. Segera di diserahkannya kepada Rose.

"Kau sudah yakin dengan keputusanmu Rose." Satria bertanya serius.

"Aku sudah lelah bersembunyi Sat,aku akan melawan mereka!"

"Aku mengkhawatirkanmu Rose,bagaimana jika mereka menemukanmu disini."

"Aku akan menjaga diriku Sat,lagipula ini di Indonesia,tak semudah itu mereka bergerak bebas."

"Aku mendukung semua keputusanmu dan sesuai janjimu pada kakekmu aku akan menjagamu,kau lihat peninggalan kakekmu ini sungguh luar biasa,semua yang kau perlukan ada disini."

Rose meminum orange juice nya sampai tandas. Segala pikiran buruk telah ia singkirkan. Rose berharap dirinya akan baik baik saja. Saat ini Rose hanya akan fokus menjalankan tugasnya sebagai polisi. Sesuai keinginan Almarhum ayahnya. Karena dari awal inilah yang diinginkan Rose.

Tapi semua tak sejalan, 6 tahun usia Rose ayahnya meninggal saat bertugas. Saat itulah hidupnya berubah. Rose diasuh oleh kakeknya. Rose dididik kakeknya dengan sangat keras. Cita citanya untuk menjadi polisi terkubur karena kakeknya tidak menyetujuinya. Alhasil Rose dididik menjadi seorang Agent. Tentu saja antara polisi dan agent berbeda. Menjadi seorang agent hidupnya selalu terancam bahaya dan tak banyak orang tau identitasnya.

Kini kakek Rose sudah meninggal. Kantor Agent yang didirikan kakeknya pun bubar setelah adanya penghianatan dari sahabat sahabat kakeknya. Kebanyakan mereka tidak setuju jika Rose yang menggantikan posisi kakeknya.

Bukan karena hal itu saja,sesuatu yang berharga dititipkan kakeknya pada Rose. Dan semua anggota pun berang mereka seperti dikhianati oleh kakek Rose. Dari sinilah Rose harus menyembunyikan dirinya. Hanya Satria sahabat satu Agent nya yang kini setia bersamanya.

"Aku akan tetap menjaga apa yang sudah di amanahkan kakek kepadaku Sat,mereka semua sudah gelap mata makanya kakek menyembunyikanya." Ucap Rose dengan tegasnya.

"Aku tau Rose,aku akan membantumu untuk menjaganya."

"Thanks Sat,oke ini sudah malam,aku pulang dulu ya."

"Hati hati Rose!"

Rose mengendarai motornya pelan. Sesaat ia ingat bahwa persediaan makanan di kulkasnya habis. Rose pun mampir ke supermarket terlebih dahulu.

Setelah memarkirkan motornya. Rose masuk ke supermarket. Rose mengambil keranjang untuk tempat belajarnya. Sayur,daging,buah,beberapa makanan kecil ,kaleng minuman dan tak lupa beberapa bungkus mie instan jika Rose sedang malas memasak. Rose memeriksa belanjaanya. Sudah lengkap semuanya.

"Rose!" Seseorang memanggilnya.

"Eh,,hai Sam!"

Astaga,jantung Sam berdetak dua kali lebih cepat. Tak menyangka jika bertemu Rose.

"Belanja kebutuhan sehari hari?" tanya Sam.

"Ya,kamu?"

"Aku lupa jika beberapa peralatan mandiku habis"

Rose hanya ber 'O'.

Sam dan Rose mengantri di kasir. Setelahnya mereka pun berbarengan keluar.

"Kulihat bajumu masih sama saat di kantor tadi Rose,kau belum pulang ya dari tadi" tanya Sam sembari memperhatikan baju yang dikenakan Rose.

"Aku memang belum pulang dari tadi,aku berkunjung ke rumah sahabatku karena sudah lama tidak bertemu."

"Sampai semalam ini? Sahabat laki laki atau perempuan?" Sam jadi kepo.

Rose mengerutkan keningnya. Sam baru tersadar. Pertanyaan macam apa tadi.

"Eh,,ah..maaf Rose,tidak usah di jawab pertanyaanku aku pulang dulu ya,bye." Sam langsung berlalu pergi. Malu atas pertanyaan tadi. Siapa Sam sampai bertanya seperti itu? Tapi Sam senang bisa berbincang dengan Rose. Hatinya berbunga bunga.

Rose masih bingung dengan sikap Sam. Mengapa jika sahabatnya laki laki? Dan mengapa jika sahabatnya perempuan? Apa urusannya dengan Sam,sebegitu pentingkah? Tapi sebenarnya Rose tak masalah jika Sam ingin tau.

Malam semakin larut. Rose pun segera pulang mengendarai motor kesayangannya. Sesampainya di apartemen Rose menyimpan barang belanjaanya di kulkas. Mandi dan setelah itu makan malam dalam kesendirian. Beginilah hidup Rose. Sudah bertahun tahun dia menjalaninya.

Sam sampai di rumahnya. Pikiranya masih melayang dengan pertemuanya dengan Rose tadi. Walaupun harus malu kerena pertanyaan bodohnya. Sam berharap Rose tak berpikir macam macam.

Sam masuk ke dalam kamarnya. Ia meraih sebuah map yang ia taruh di mejanya. Sam ingat bahwa sedari tadi ia belum membukanya. Dan inilah saat waktu yang tepat. Perlahan Sam membuka map tersebut.

Sam terkejut dengan apa yang dibacanya. Tak banyak data mengenai Rose. Bukan berniat jahat,Sam hanya ingin tau lebih tentang Rose. Tapi ternyata dari data tersebut Sam tak dapat informasi.

Sungguh misterius

Sam menutup kembali map nya. Lalu merebahkan dirinya di tempat tidur. Lama dia memandangi atap atap rumahnya lalu memejamkan mata.

Rose,Rose,Rose

Sam tersentak bangun. Baru saja memejamkan mata. Bayangan wajah Rose selalu hadir dalam pandangannya. Dan Sam sudah bertekad siapapun Rose ,Sam.akan menjadikan Rose miliknya.


Sudah seminggu Rose bekerja dan dia mulai dekat dengan partner partnernya. Sam yang pendiam,Ammar dengan tingkah konyolnya dan Ranty dengan kecerewatanya. Rose merasa senang,inilah dunia barunya. Dan kali lihat tingkah laku Ammar dan Ranty.

"Aku duluan ty!"

"Aku duluan tadi yang masuk."

"Aku dulu."

"Aku dulu."

"Aku."

"Aku."

Rose hanya geleng geleng kepala melihat tingkah dua temanya itu. Bagaimana tidak,hampir setiap hari mereka berlaku konyol. Kali ini mereka benar benar seperti anak kecil. Bayangkan! Mereka berdua berebutan masuk kedalam ruangan. Tidak ada yang mau mengalah. Keduanya berhimpitan di pintu ruangan. Kalau seperti ini hanya Sam yang bisa melerai mereka.

"Ehemm,sampai kapan kalian saling berhimpitan seperti itu,tidak malu dilihat orang orang." Suara barito khas Sam menghentikan perdebatan antara Ammar dan Ranty.

"Kalian jangan mesum di kantor dong!" kata Sam dengan tegasnya.

Ammar dan Ranty sama sama membulat besar matanya. Rose hanya terkikik geli.

"Siapa bilang aku berbuat mesum sama dia." Ammar menunjuk Ranty dengan telunjuknya.

"Sudah kecil,pendek,kurus,cerewet pula,mending mesum sama gadis yang lebih sexy." lanjut Ammar.

"Kau menghinaku hah! Lagipula siapa juga yang mau dengan dirimu dasar playboy." Ranty memberengut. Dengan kesal ia hentakan kakinya lalu mendahului memasuki ruangan.

"Kau keterlaluan Mar,wanita akan menjadi sensitif jika disinggung tentang fisiknya." Rose menasehati Ammar lalu bergegas masuk mengikuti Ranty.

Ammar jadi gelagapan. Benarkah perkataannya tadi menyinggung Ranty.

"Apa aku keterlaluan tadi Sam?" tanya Ammar.

Sam hanya mengangkat bahu. Lalu menepuk pelan pundak Ammar. Sam pun masuk ke ruangan. Ammar masih terpaku. Hey perasaan apa ini? Kenapa Ammar jadi khawatir jika Ranty marah padanya?

Dan benar saja seharian ini Ranty benar benar mendiamkan Ammar. Tak ada suara ramai dari mereka berdua. Ammar pun meminta bantuan pada Sam. Sam angkat tangan. Ammar pun beralih pada Rose mungkin sesama cewek bisa saling mengerti.

"Kau harus minta maaf padanya Ammar dan berjanji jangan mengulanginya." Ini kata Rose kepada Ammar.

Ammar pun menyanggupi saat makan siang dia menarik tangan Ranty untuk bicara berdua. Ranty menolak tapi Ammar memaksa. Ammar pun mengajak Ranty ke rooftop gedung kantor. Lama keduanya diam saja. Hanya angin semilir yang menemani keduanya. Ammar mengambil nafas dalam,ia pun mulai berbicara.

"Aku tau aku salah ty,aku minta maaf ya." Pinta Ammar.

"Aku sudah terbiasa dengan sikapmu itu Mar,bukankah sudah tak terhitung sudah berapa kali kita bertengkar?"

"Ya,aku tau aku sadar kata kataku tadi menyakitimu,kamu cantik ty."

Ranty terlihat merona mendengar Ammar berkata seperti itu. Baru kali ini Ranty mendengarnya. Karena selama bersahabat Ammar selalu mengejeknya. Tiba tiba Ammar memeluknya.

"Maafkan aku ya Ranty,seorang Ammar berjanji tidak akan pernah menyakiti Ranty lagi." ucap Ammar dengan tulus.

Jantung Ranty rasanya ingin meledak. Perlakuan manis Ammar benar benar membuat hati Ranty tak karuan. Baru kali ini Ranty merasakanya.

Entah setan mana yang membuat Ammar memeluk Ranty. Ammar tak mengerti dengan perasaanya. Selama bersahabat dengan Ranty baru kali ini perasaanya muncul. Entah perasaan apa Ammar tidak tau.

"Aku maafkan kAmu Mar." kata Ranty sembari tersenyum manis.

Heyy Ammar baru menyadari Ranty punya senyum manis seperti itu. Dan senyuman manis itu membuat hati Ammar berbunga bunga. Ammar benar benar tak ingin melihat Ranty bersedih.

Suasana drama tadi sudah mereka lalui. Belum juga ada beberapa menit mereka sudah kembali pada habitatnya. Ammar dengan tingkah konyolnya dan Ranty yang cerewet. Keduanya pun sudah terlihat tertawa bersama.

Ammar dan Ranty pun menuju kantin. Adegan tadi cukup menguras tenaga dan membuat perut mereka keroncongan.

Saat di kantin Ammar dan Ranty melihat Rose makan sendirian. Mereka berdua pun menghampiri Rose.

"Ciee..ciee..yang sudah baikan..so sweet deh kalian sampai pegangan tangan begitu." goda Rose.

Ammar dan Ranty sadar. Sedari turun dari roof top tadi mereka bergandengan tangan. Dengan menahan malu mereka langsung melepas peganganya. Ranty langsung duduk di samping Rose. Ammar duduk di depan Ranty.

"Aku pesenin buat kamu ya ty,kaya biasanya kan." kata Ammar mencoba mengalihkan pembicaraan.

Ranty mengangguk. Ammar pun segera berdiri dan memesan makanan untuk dirinya dan juga Ranty. Selang beberapa menit Ammar kembali.

"Liat Sam ga Rose.!" tanya Ammar.

"Itu." kata Rose dengan telunjuknya.

Ammar dan Ranty melihat ke arah yang ditunjuk Rose. Keduanya mendengus kesal.

"Kalian kenapa? Kok kayaknya ga suka sama cewek itu." tanya Rose penasaran.

"Kamu yang jelaskan deh ty," pinta Ammar sambil memakan makanan pesanannya.

Ranty mengangguk.

"Dia itu ular Rose,ular berbisa yang selalu ngejar ngejar Sam." ucap Ranty dengan kesalnya.

"Ulaarr,tapi dia terlihat seperti manusia ty." ucap Rose dengan muka polosnya.

Ammar dan Ranty tertawa.

"Rose,please,jangan terlalu polos,maksud aku dia memang manusia tapi kelakuannya kayak ular,namanya Riska,anaknya pak Aji,Riska ini getol banget ngejar ngejar Sam,kelakuannya dah kayak jalang gitu deh,selain itu dia anaknya sombong dan semena mena,kalo bukan anaknya pak Aji dah aku tendang dia dari dulu." Ucap Ranty panjang lebar.

Rose hanya ber oh ria. Tiba tiba Sam datang dan duduk di dekat Ammar. Dan say hai dengan ketiga partnernya. Riska pun mengikutinya.

"Hey,kamu pindah dong!" Pinta Riska pada Rose.

"Riska jangan main seenaknya gitu dong,datang datang suruh orang pindah,sini sudah penuh,cari tempat lain gih!" kata Ranty dengan kesal.

"Tunggu dulu,ngomong ngomong kAmu siapa ya,kok.Aku baru liat?" tanya Riska dengan nada tak bersahabat.

"Aku Rose,aku anggota baru disini!" Rose memperkenalkan diri.

"Cukup Riska,pulanglah! Sebentar lagi jam masuk." kata Sam. Sam benar benar risih dengan kedatangan Riska. Bagaimana tidak? Gadis ini selalu menempel pada Sam jika datang ke kantor.

Sam memandang pada Rose,takut jika Rose salah paham tentang hubunganya dengan Riska. Sam takut Rose berpikir macam macam. Tapi ekspresi Rose terlihat biasa.

Riska melihat Sam memandang Rose. Dan dia kesal. Pandangan itu adalah pandangan memuja. Pandangan yang tidak pernah ia dapatkan dari Sam. Tidak siapapun tak boleh merebut Sam dari Riska.

"Oke,aku pergi tapi aku akan datang lagi ya Sam sayang." kata Riska dengan nada merayunya.

Riska pun pergi. Tapi dia tidak keluar kantor melainkan ke tempat ruangan ayahnya,Pak Aji.

"Huff,akhirnya pergi juga dia."ucap Ranty dengan penuh kelegaan.

"Sampai kapan kAmu lepas dari ular itu Sam!" kata Ammar

"Aku tak tau Mar,dia anaknya Pak Aji ,aku tidak bisa berbuat banyak." keluh Sam.

"Aku sudah muak dengan sikapnya itu." Ranty masih emosi.

Rose hanya diam menyimak. Tak tau pasti apa permasalahannya. Rose melihat wajah tertekan Sam. Dan Rose merasa simpati dengan Sam.

Tak terasa jam makan siang sudah habis. Mereka berempat pun kembali ke ruanganya.

Setengah jam mereka berkutat dengan laporan dalam seminggu ini,ada laporan masuk dari warga bahwa dia tau sarang sekelompok pengedar narkoba yang sedang diincar polisi. Sam,Ammar,Ranty dan Rose langsung bergerak ke TKP.

Sarang mereka ada di gedung yang sudah usang di pinggiran kota. Sam,Rose beserta beberapa pasukan menyisir ke dalam gedung. Sedangkan Ammar,Ranty dan juga dengan beberapa pasukan menyisir di luar gedung.

Ada dua lorong yang harus di lalui Sam dan Rose. Mereka pun membagi diri. Sam ke kanan,Rose ke kiri. Sam bergerak melangkah menjauhi Rose. Sam menemukan sebuah pintu. Dengan cepat Sam mengkode pasukannya untuk mendekati pintu itu. Sam menempelkan daun telinganya pada pintu itu untuk mengecek ada seseorang atau tidak. Hanya hening yang ditangkap Sam.

Dengan status siaga perlahan pasukan Sam mendobrak pintu itu. Sam langsung mengarahkan pistolnya pada ruangan di pintu itu. Menyisir semua ruangan tapi kosong.

Terdengar bunyi tembakan dari luar. Sam melihat dari jendela. Terlihat pasukan Ammar dan Ranty baku tembak. Sam langsung menghubungi Rose lewat earphone kecil ditelinganya dan meminta Rose segera keluar untuk membantu Ammar dan Ranty. Rose menerimanya.

Saat Rose berbalik ingin memberitau pasukannya,Rose terkejut mereka semua tak sadarkan diri. Rose memeriksanya. Mereka dilumpuhkan dengan standgun
Sejenis alat setrum listrik.

Rose pun berbalik kembali dan dia sudah mendapati sepuluh orang berbadan kekar dan berjas hitam ada di depanya. Terakhir,ada seorang gadis yang keluar dengan seringaian liciknya memandang Rose.

"Halo sahabat lama." sapanya.

Dan Rose tersadar bahwa dia dijebak.


Continue Reading

You'll Also Like

48.4K 1.7K 54
Suatu hari seorang gadis yang sedang tidur pada malam hari , ia bertemu dengan sosok yang ia rindukan muncul dalam mimpi nya. Yaitu ayah nya beliau m...
35.3K 7.5K 27
But, how can someone leave you for no reason? copyright © 2018 by nasikucing
116K 10.4K 172
Versi asli buku ini diterbitkan melalui wattpad dalam Bahasa Inggris oleh @invisiblilly , dengan judul yang sama "Things I Could Never Tell You" pada...
7.1K 814 46
[BOOK 2] White Lie : A harmless or trivial lie, especially one told to avoid hurting someone's feelings. Copyright© 2020 by avocasya