Friends

By Churniekova

120K 7.6K 835

Ini tentang 2 murid laki-laki yang berteman dan merasakan sesuatu yang aneh diantara keduanya TANPA mereka sa... More

Foreword
Part 1: First Day
Part 2: Friend!
Part 3: My Friend's Boyfriend
Part 4: Extracurricular
Part 5: Basketball
Part 6: Change
Part 7: Night Club and Drunk
Part 8: Heartbeat
Part 9: First Match
Part 10: Lotte World!
Part 11: Adventure
Part 12: Rival
Part 13: Captains
Part 14: First Kiss
Part 15: Boyfriend
Part 16: Misunderstand
Part 17: Sorry (1)
Part 18: Sorry (2)
Part 19: Summer Sunshine
Part 20: Jeju Love Land
Part 21: Romance
Part 23: Confrontation
Part 24: Confession
Part 25: Christmas
Part 26: Broken Vow
Part 27: Fast Forward
Part 28: Meet Again
Part 29: Wedding
Part 30: Sweet Dreams
Part 31: Negotiation & Deal
Part 32: Moms Say No
Part 33: Decision
Part 34: Separation
Epilog
Extra Ch. 1: A Year Of Beginning
Extra Ch. 2: Wedding Ceremony
Extra Ch. 3: Family Blessing
Extra Ch. 4: The Best Birthday Ever
Extra Ch. 5: Road To CEO!
Extra Ch. 6: Game Over
Extra Ch. 7: Down The Isle

Part 22: True Love

3.6K 158 17
By Churniekova

~Kyuhyun~

Hari ini aku berangkat ke sekolah untuk melakukan latihan basket, karena sudah 2 minggu liburan aku tidak mau fokus kami jadi jelek dan permainan kami menurun, meskipun Seoul-Go sudah berada di puncak klasemen dan pasti menang tapi bukan berarti kami bisa meremehkan pertandingan terakhir ini, sebagai kapten baru aku mau membawa timku pada kemenangan yang berkualitas. Hyung terkejut saat aku bilang aku jadi kapten di tim basket sekolah, dia tidak menyangka aku begitu berubah setelah 6 bulan masuk godeunghakyo, dia bilang dia salut jika ada orang yang sanggup merubahku jadi seperti ini.. heh... Sungmin memang ajaib.

Seminggu aku pergi bersama hyung yang sedang berlibur ke Korea, kami pergi ke Busan dan tinggal di penginapan perkampungan nelayan. Hyung memang aneh, bukannya mengajakku ke pantai menikmati pemandangan gadis-gadis berbikini tapi justru mengajakku berlayar dan memancing bersama beberapa nelayan disana. Jadi aku hanya bisa bawa oleh-oleh cumi-cumi kering untuk imo. Aku tahu Sungmin akan marah karena hyung melarangku membawa gadget, aku tak bisa menghubungi Sungmin, jadi aku lebih dulu menyiapkan kejutan untuknya, karena dia suka pemandangan sungai Han yang dia lihat dari apartmenku dia juga pasti suka pemandangan Some Sevit, karena itu aku memesan salah satu restoran yang ada disana dan benar sekali Sungmin sangat menyukai kejutanku, dia jadi tak lagi marah-marah. Aku merasa sangat rindu padanya saat kami tidak bertemu selama seminggu aku pergi bersama hyung, baru kali ini aku merasakan hal seperti ini, hanya Sungmin. Entah kenapa aku bisa begitu sayang padanya, aku sangat mencintainya.

Aku bangun jam 8 pagi dan mandi untuk siap-siap ke sekolah, ini adalah rutinitasku saat pagi makanya aku selalu datang menjelang bel masuk sekolah, tapi sekarang aku berangkat hanya untuk latihan basket jadi aku santai, latihan dimulai jam 9, Dongsoo saem sudah mengurus ijin dengan sekolah jadi kami bisa memakai gedung basket sampai selesai latihan jam berapapun. Aku bangun awal walaupun latihan masih 1 jam lagi karena aku mau menjemput Sungmin, Hyung sudah kembali ke Kanada kemarin sebelum aku menemui Sungmin, dia hanya seminggu di Korea.

Aku pakai polo shirt dan celana jeans, sementara seragam basket aku letakkan di tas, aku bisa pergi kencan jika aku memakai baju kasual dari rumah, kalau cuma seragam basket nanti aku susah mengajak Sungmin jalan-jalan, aku ambil sneaker di salah satu closet dalam ruang wardrobe lalu aku pakai sebelum aku pergi.

Karena aku hanya mau pergi ke sekolah aku tidak boleh memakai mobil sendiri jadi aku minta driver mengantarku, ahjussi driver ditugaskan mengantarku sekolah sejak aku masih kecil baru sekolah di taman kanak-kanak bersama hyung dulu dan sampai sekarang pun aku masih diantar driver karena aku masih berstatus murid sekolah, aku malas karena masih dianggap anak kecil dan ingin pakai mobil sendiri dengan mobilku sendiri. Tapi percuma juga aku pakai mobil sendiri sekarang, Sungmin selalu protes karena aku belum punya sim jadi Sungmin lebih suka driver yang mengantarku ke sekolah.

Aku masuk ke mobil dan ahjussi membawaku pergi, aku sudah bilang agar ahjussi menjemput Sungmin dulu jadi kami pergi ke Yeoksam-dong dari lampu merah sebelum masuk daerah Seocho. Sungmin minta dijemput di bakery jadi tidak perlu ke rumahnya.

"semangat latihannya Kyuhyun.. terimakasih oleh-olehnya kemarin" imo seperti biasa terlihat ceria dan ramah.

"tidak seberapa imo, kami pergi ke sekolah dulu" aku bungkuk dan imo melambai.

Sungmin memakai tshirt berwarna ungu, dia itu punya koleksi warna kaos yang tidak aku punya, sudah beberapa kali aku lihat dia pakai tshirt warna kuning muda (bright yellow), pink pudar (broken pink), sekarang ungu pudar (broken purple) sementara aku hanya punya kaos warna hitam, putih, nude atau coklat.

"kau sudah sarapan?" Sungmin bertanya padaku.

"belum, orang tuaku tidak tahu kalau aku berangkat ke sekolah, kau?"

"aku sudah sarapan tapi aku bawa bekal, kau mau makan dulu di mobil atau nanti saja?"

"aku makan sedikit saja"

"baiklah" Sungmin ambil kotak makan dari dalam ranselnya juga termos minum khusus air dingin, aku mengambil sepotong cupcake yang dia bawa dan makan dalam mobil, cupcake bakery imo sangat lezat aku bisa menghabiskan semua kue yang Sungmin bawa tapi jika terlalu kenyang aku tak akan bisa bermain dengan bagus, setelah habis aku minum jus yang Sungmin bawa langsung aku tenggak dari termos kecil, aku berikan padanya lagi setelah selesai, bukankah dia pacar yang sempurna? Dia melakukan lebih dari yang bisa perempuan lakukan, dia bahkan lebih perhatian dari perempuan.

Kami sampai di sekolah dan halaman tampak sangat sepi, tentu saja karena yang datang cuma tim basket, kami langsung menuju gedung basket dan aku langsung ganti baju sementara Sungmin langsung pergi ke dalam gedung. Aku bertemu Sunggyu, Minho, Suho, bahkan Siwon datang, serta anggota tim cadangan sudah berganti seragam olahraga.

"hai man... kau senang liburan ke Jeju?" Minho menyapaku, kami hi-five dan saling memukul lengan kami dengan main-main.

"tentu saja, musim panas harus pergi ke pantai"

"mana oleh-olehnya?" Sunggyu langsung merangkulku.

"sudah satu minggu yang lalu, sudah habis dimakan Sungmin"

"kau curang, kenapa kau cuma memberikan pada dia~" Sunggyu protes.

"kau lihat dia? dia sangat baik pada anak cute itu, aku heran, mereka tidak bersaudara dan mereka hanya teman sekelas tapi mereka sangat... apa kalian pacaran?"

"hahaha..." semua tertawa mendengar kata-kata Minho, aku lempar kaos yang aku lepas ke mukanya.

"tapi dia kkotminam kan, bawa dia ke tengah kerumuman pun dia pasti mudah ditemukan, wajah kkotminam seperti dia jarang dimiliki kecuali artis-artis" kata anggota yang lain, aku hanya senyum. Kami pergi ke lapangan setelah waktu latihan tiba, Sungmin duduk di salah satu tangga duduk paling bawah dan aku melambai padanya. Minho berdehem sambil lalu.

Kini tiba hari pertandingan setelah seminggu latihan, hari sabtu, aku dan Sungmin sampai di sekolah saat jam sudah menunjukkan pukul 8.40, cukup waktu untuk berganti pakaian dan melakukan briefing, aku dan Sungmin turun di depan gerbang karena mobil pribadi murid dilarang masuk ke dalam sekolah, kami berdua jalan masuk dan halaman tampak sepi seperti hari saat kami melakukan latihan, aku menoleh kanan kiri tapi tak ada siapapun. Ada bus lawan tanding tapi mereka sudah pergi ke gedung basket bus tampak kosong. Kalau tidak ada supporter rasanya kurang seru.

"apa benar si ketua kelas itu sudah mengumumkan di website sekolah?"

"iya, aku baca sendiri di email yang kuterima, kau tidak membukanya?"

"aku lihat notifikasinya tapi aku tidak membukanya, mungkin murid-murid juga sepertiku? Mereka malas untuk membukanya dan tidak tahu kalau hari ini ada pertandingan sekolah kita"

"kau ini ya... bagaimana kalau yang diumumkan hal yang penting huh? kau bisa ketinggalan semua informasi sekolah kalau seperti itu" semua murid memang wajib menjadi anggota di website sekolah sejak pendaftaran masuk sekolah karena mereka hanya mengumumkan berbagai pengumuman lewat website, seperti kelulusan ujian masuk atau hari masuk sekolah atau pengumuman tentang event sekolah, murid ujian yang gagal masuk akan tersaring oleh anggota komite atau pengurus sekolah.

Kami jalan masuk gedung dan gedung utama pun tampak sepi, saat kami menuju gedung basket di samping gedung utama bagian belakang baru terlihat beberapa orang, itupun hanya pemain lawan dan si ketua kelas Changmin.

"Sungmin-ah!"

"hai..." Sungmin melambai lalu menoleh padaku "aku pergi ke dalam dulu, kau mau ganti baju kan?" aku melotot padanya "aku tidak akan duduk di tribun penonton, tenang saja~ sudah sana ganti baju, jangan buat timmu menunggu" dia mendorongku lalu pergi mendatangi Changmin, aku tidak suka tapi aku tidak bisa melakukan apa-apa saat ini.

Aku masuk ruang ganti dan teman timku sudah menunggu beserta pelatih dan Choi Siwon.

"baiklah, Cho Kyuhyun sudah datang kita lakukan briefing sekarang" pelatih mulai melakukan briefing dengan menyusun strategi yang akan dipakai hari ini, setelah itu baru aku ganti baju.

"semangat kapten" Siwon menepuk punggungku sambil lalu.

"tunggu" aku cegah tangan Siwon "apa tidak ada murid yang datang mendukung?"

"makanya datang lebih awal, mereka semua sudah masuk ke gedung"

"benarkah??" aku tidak percaya, aku tidak dengar sorak sorai apapun tadi, mungkin cuma teman sekelasku yang datang karena paksaan ketua kelas Shim itu.

Aku keluar dari ruang ganti dan pergi menuju lapangan, saat aku masuk baru terdengar riuh suara orang mengobrol, aku menoleh keatas dan semua tempat duduk penuh, aku heran tapi kemudian aku ingat gedung olahraga ini memiliki peredam suara agar tidak mengganggu murid saat ada pertandingan di jam pelajaran.

"aku bodoh sekali..." aku jalan ke tepi lapangan menuju timku dan Sungmin sudah duduk bersama anggota klub yang lain, aku jadi tenang sekarang.

***

Sekolah sudah masuk kembali, tim basket mendapat penghargaan atas kemenangan di liga basket seoul kemarin, aku naik ke podium untuk menerima kalung yang diberikan walikota distrik Seoul, aku mengepalkan tangan dan mengangkat ke udara diiringi sorakan teman-teman tim.

Di kantin saat jam istirahat sekolah aku duduk bersama Sungmin seperti biasa, tak ada yang berubah, tapi kini semua murid mulai menyapaku tidak hanya teman satu timku.

"wah..sekarang aku jadi pahlawan sekolah, kalau begini aku tidak perlu belajar pun aku bisa naik kelas dengan rekomendasi prestasi olahraga" aku tersenyum bangga.

"mana bisa seperti itu? belajar tetap saja belajar, tidak ada hubungannya dengan kenaikan kelas, apa kau mau menghabiskan waktu selama 3 tahun tanpa ilmu apapun?"

"kalau boleh aku tidak sekolah juga tidak apa-apa"

"Kyuhyun jangan bilang begitu.."

"Sungmin.. aku tidak mau bertengkar karena hal sepele seperti itu"

Sungmin mulai sikap tidak masuk akalnya lagi, kami bertengkar karena soal 'belajar' lagi dan kali ini dia merajuk sepanjang sisa pelajaran, aku hanya bisa geleng-geleng kepala melihat sikap kekanak-kanakannya.

"kau mau kuantar pulang atau masih mau merajuk dan pulang dengan naik bus sendiri?" aku bertanya dengan lembut seperti menghadapi seorang anak-anak, dia diam saja tapi dia naik ke dalam mobil juga, aku hanya tersenyum, dia pasti memikirkan kalau pulang naik kereta akan penuh sesak jadi lebih baik naik mobil denganku, iya kan? Dia tidak akan bertahan merajuk lebih lama lagi, lihat saja.

Kami sudah sampai di perempatan saat tiba-tiba Sungmin berkata "ahjussi, bisa tolong pergi ke Dongjak-gu? Tolong pergi ke alamat ini" dia menyerahkan secarik kertas yang dia robek dari kumpulan kertas memo.

"baik tuan Lee"

"kita mau kemana?" aku bertanya tapi dia diam saja, jadi aku diam dan melihat apa yang akan dia lakukan.

Kami sampai di sebuah bangunan, Sungmin turun lalu memutar dan membuka pintuku.

"ayo turun.." aku masih bingung jadi aku putuskan untuk tidak beranjak sebelum dia menjelaskan apa maunya sebenarnya. Tapi dia menarik tanganku dan aku jadi terpaksa ikut turun. Dia menarikku masuk ke dalam bangunan yang aku tidak tahu.

Saat masuk ke dalam aku lihat ada banyak anak yang bermain ditemani pengasuh, Sungmin membungkuk pada mereka dan terus menarikku masuk, lalu dia membuka pintu dan aku lihat ke dalam ruangan yang dia buka, ada banyak anak dengan kebutuhan khusus, down syndrome dan disabilitas yang memakai kursi roda atau berlatih jalan.

"sekali lagi bilang kalau kau tidak butuh sekolah?" aku menoleh saat dia tiba-tiba bicara soal pertengkaran sepele kami tadi siang "kau bilang itu soal sepele? bagaimana masa depan mereka yang tak bisa bersekolah? kau akan bilang sepele juga? mereka yang ada disini sangat berharap bisa melakukan aktivitas yang normal seperti yang kau lakukan, mereka yang disini berharap agar bisa bersekolah sepertimu tapi apa yang kau bilang? Kau tidak perlu sekolah? Kau tidak butuh ilmu? Kau tahu? Kau itu sangat egois" aku terkejut dengan ucapan Sungmin dan apa yang aku saksikan di depanku, Sungmin memandangku dengan mata berkaca seperti menahan tangis, dia benar-benar marah "dan aku ini bukan merajuk seperti anak kecil, asal kau tahu!" dia melepas pegangan tanganku dan berbalik pergi, walaupun nadanya lirih tapi aku bisa merasakan amarahnya.

"Sungmin.." akupun tidak berani berucap keras, aku tutup pintu ruangan dan buru-buru menyusul Sungmin, dia membungkuk dan jalan keluar dengan cepat, aku harus menyusulnya dengan setengah berlari sambil membungkuk pada para pengasuh. Sampai di luar Sungmin jalan pergi melewati mobilku "Sungmin!" aku berlari lebih kencang menyusulnya dan aku raih tangannya.

"lepaskan aku.. aku mau pulang! aku bisa pulang sendiri"

"aku tahu, aku tahu.. maafkan aku.. dengarkan aku dulu.." aku memegang kedua tangannya, aku menoleh ke tempat tadi yang aku masuki dan ternyata itu adalah sebuah panti asuhan Seoul Oryu Orphanage, aku kembali menoleh memandang Sungmin tapi dia berpaling, "maafkan aku..." aku melangkah memeluknya "maafkan aku... aku mohon".

Sungmin diam berdiri sambil tangannya di pinggangku berusaha mendorongku, aku tahu ini di tepi jalan jadi akupun tak berbuat lebih.

"aku sudah paham maksudmu, jadi aku mohon maafkan aku.. jangan pergi sendiri"

Sungmin diam beberapa saat sampai dia berucap "aku tahu kau orang baik Kyu.." suaranya tertahan di lehernya "jadi aku tidak ingin melihatmu bersikap seperti itu, jangan menyepelekan kehidupanmu karena ada mereka yang sangat membutuhkan kehidupan yang kau miliki".

"aku tahu aku salah.. aku tidak akan bersikap egois seperti itu lagi, maafkan aku.."

"kau tidak perlu minta maaf padaku, mungkin kau harus minta maaf pada mereka"

"aku tahu... aku tidak akan bersikap bodoh lagi, bisa kita kembali ke mobil?" dia mengangguk, aku merangkul pundaknya agar tidak terlihat terlalu mesra di depan umum, aku bukakan pintu lalu Sungmin masuk baru kemudian aku masuk lewat pintu sebelah, "ahjussi kita pulang sekarang"

"baik tuan"

Aku menoleh pada pacarku yang masih berwajah sedih tapi dia tidak menangis, kalau dipikir-pikir Sungmin memang sering merajuk tapi dia tak pernah menangis, dia sama sekali tidak kekanak-kanakan, dia hanya menangis saat ketakutan diculik Si Jungmo brengsek itu, dia selama ini hidup hanya bersama ibunya, itu pasti membuatnya tumbuh jadi anak yang kuat.

Aku sudah bersikap brengsek pada Sungmin dengan meremehkan hal yang sangat Sungmin perdulikan, dan aku sangat menyesal, aku genggam tangan Sungmin dengan erat dan dia menoleh, dia menatapku, aku ingin mengatakan sesuatu tapi aku tak bisa mengatakannya di depan ahjussi, dia menggangguk seolah paham dengan apa yang ingin aku ucapkan.

"aku tahu.." ucap Sungmin, dia benar-benar tahu apa yang ingin kukatakan hanya dari mataku, aku ingin mengatakan maaf, dia benar-benar tahu perasaanku dan diapun membalas genggaman tanganku.

Sampai di rumah Sungmin aku ikut turun "kau tidak marah padaku lagi kan?" dia mengangguk lalu tersenyum, kami berdiri di depan pintu dan ahjussi ada di luar pagar masih di dalam mobil jadi tak akan melihatku, aku peluk Sungmin "aku janji aku tak akan mengulanginya lagi"

"hm.. aku tahu"

"i love you..." aku cium kepalanya "mau keluar weekend nanti?"

"kemana?"

"kita beli akuarium yang kau mau, kau ingat kan?"

"oh... hmm..." dia mengangguk.

"baiklah, aku jemput sabtu pagi" aku lepas pelukanku dan mencium dahinya dengan meraih kepala Sungmin, "sampai nanti" dia melambai saat aku jalan menuju pintu pagar.

Hal yang terjadi hari ini memberiku pukulan kejutan yang benar-benar membuatku tersadar akan sesuatu, Sungmin menyukaiku bukan cuma fisik dan materi yang kupunya, tapi terlebih lagi dia percaya padaku, percaya pada kemampuanku bahkan meski sudah terbukti otakku tak berjalan dengan baik dia tetap percaya padaku. Aku baru melihat jika Sungmin benar-benar sayang dan cinta padaku.

Akhir hari sekolah tiba seolah waktu berlalu begitu singkat, selama seminggu ini aku bersekolah aku berusaha mengkonsentrasikan pikiranku saat pelajaran, aku melihat apa yang tertulis di papan dan apa yang ada di buku, ini perlu dicatat dalam sejarah hidupku bahwa ini pertama kalinya aku sungguh-sungguh mengikuti pelajaran, semasa Junghakyo aku selalu menjawab pertanyaan sonsaengnim dengan jawaban kilat 'aku tidak tahu' kemudian aku akan diabaikan begitu saja dan bagiku itu lebih baik aku jadi terhindar dari hal yang merepotkan. Tapi saat ujian masuk godeunghakyo aku memang berusaha menjawab pertanyaan, aku ikut bimbingan belajar khusus ujian masuk bukan belajar semua mata pelajaran seperti hari-hari biasa seperti ini.

Untuk pelajaran ilmiah dan sosial mungkin aku bisa menikmatinya, soal bahasa dan sastra juga hanya tinggal mengikuti tapi yang sulit bagiku adalah menghitung, aku tidak tahu rumus mana yang harus dipakai saat soal mana harus dikerjakan, dan aku juga tidak bisa pelajaran sejarah karena aku tak bisa menghafal nama pahlawan, jangankan menghafal nama orang yang sudah lama wafat untuk menghafal nama teman Sungmin saja aku kesulitan, bahkan aku tak bisa mengingat nama mereka sampai sekarang kecuali pacar Zhoumi, mungkin karena aku orang yang sangat acuh jadi tidak perduli orang yang tidak aku perlu perdulikan.

Aku duduk di kursi taman dengan membuka buku matematika dan Sungmin di sampingku sedang mengerjakan salah satu soal.

"aku tidak tahu bagaimana cara menghitungnya"

"aku kan sudah beritahu, ayo berusaha lagi, kalau kau bisa aku akan menciummu" aku menoleh padanya.

"serius? ah... tapi itu tidak mungkin~ kau tahu aku tak bisa mengerjakannya"

"sini aku ulangi, angka di depan dikali sin 30 lalu dikuadratkan, berapa sin 30? coba lihat daftarnya" Sungmin membuka buku bagian belakang dan ada kotak-kotak bertuliskan sin, cos dan tan, 30, 45, 1/2, 1/3, oh ya ampun.. kepalaku pusing.

"bagaimana aku bisa menghafal ini semua??! aissh..."

"ayo berusahalah"

Aku ketukan kepalaku ke meja "aku lebih suka pendidikan sex kau tahu??"

"aissh... kau bahkan tak akan bisa melakukannya kalau kau masih tidak bisa mengerjakan soal ini"

"yang benar saja~" aku bangun "aku bisa meledak kalau begitu Sungmin~"

"haha..kau ini" dia justru tertawa dengan mudahnya.

Hari sabtu pagi aku menjemput Sungmin untuk pergi membeli akuarium, kami tiba di toko dan Sungmin minta akuarium ukuran kecil, aku beritahu dia cara merawat akuarium dan apa saja yang diperlukan dalam akuarium, dia gembira melihat macam-macam ikan dipajang di akuarium toko, dia memilih ikan sekaligus hiasan akuariumnya.

"ikan ini membutuhkan air khusus, dia hanya bisa hidup di air laut, kami menyediakan air laut juga, bisa dibeli tapi untuk pertama kali kami beri cuma-cuma"

"oh...ya baiklah" Sungmin mengangguk, "jadi berapa semuanya?" apa dia sudah selesai? Aku ambil dompet lalu aku pilih kartu untuk membayar.

"45.000 won"

"uwah..." aku berikan kartu saat dia ambil dompetnya dalam tas "tunggu.. kau mau bayar itu semua?"

"iya, tentu saja, aku kan yang mengajakmu"

"tapi aku kan yang ingin beli akuarium"

"sudah..tidak apa-apa, ganti lain kali"

"baiklah, makan siang nanti aku yang traktir" aku hanya terkekeh sementara penjual sedang mengurus kartuku.

"kau tahu kau bisa membayarnya dengan yang lain kan" aku ambil kartu yang diberikan penjual, aku lihat wajah Sungmin memerah "aku mau pergi ke tempat lain, kau temani aku dulu"

"baiklah.."

Aku minta ahjussi pergi ke Oryu Orphanage yang pernah aku datangi dengan Sungmin.

"kenapa kita pergi kesini?" Sungmin bertanya saat kami sudah sampai ditempat lalu kami turun.

"aku mau minta maaf, kau bilang kan kalau aku harus minta maaf pada mereka bukan padamu"

"tapi.." aku gandeng dia masuk.

"permisi, boleh aku bertemu pimpinan panti disini?"

"kita mau apa?" Sungmin berbisik saat petugas menjawabku "orang bebas datang kesini untuk membantu bekerja sukarela tapi kalau mau bekerja kau bilang saja sama petugas tidak perlu langsung bertemu pimpinan kan"

"iya, aku tahu" kami diantar menuju ruangan kepala panti "permisi" aku bungkuk melepas genggaman tanganku lalu kami dipersilakan duduk "kami datang kesini untuk menyampaikan sumbangan, silakan diterima"

"oh... ya" kepala panti berdiri mengambil cek yang aku berikan "terimakasih banyak" ibu kepala panti membungkuk, aku dan Sungmin pun bangun dan membungkuk.

"silakan digunakan untuk keperluan anak-anak disini"

"terimakasih, senang sekali ada anak muda yang mau perduli, aku sering melihat Sungmin datang kesini membantu bekerja saat liburan, itu saja kami sudah sangat senang, terimakasih sekali lagi"

"baiklah kami permisi" aku membungkuk sekali lagi begitu juga Sungmin lalu kami keluar.

"kau melakukan itu tiba-tiba, aku sampai terkejut, apa itu uang balapan? kau masih ikut balapan?"

"tidak.. itu uangku sendiri, aku sudah tidak ikut balapan sayang.." aku bungkuk pada petugas yang aku pikir pengasuh anak-anak di tempat penitipan anak, "sekarang ayo kita makan siang, kau mau kemana?"

"hm.... kau mau makan samgyupsal?"

"aku? tentu.."

"aku sudah bilang aku yang traktir kan, ahjussi kita pergi ke rumah makan samgyupsal, apa ahjussi tahu tempat yang enak?"

"hmm.. aku rasa lebih baik di Gangnam, dekat dengan rumah tuan Lee juga, jika tuan Lee tidak ingin pergi ke tempat lain"

"ya baiklah, kita kesana" Sungmin menoleh padaku dan tersenyum.

Kami masuk restoran samgyupsal, karena sudah waktu makan siang aku ajak ahjussi sekalian.

"ahjussi juga ikut masuk kita akan ditraktir Sungmin" aku lirik Sungmin dan dia langsung pucat menoleh padaku, dia sendiri yang memilih untuk makan samgyupsal kan kkkk... samgyupsal termasuk makanan tipe mahal seperti hotpot di China.

Aku ajak ahjussi duduk bersama, tapi Sungmin masih berwajah cemas.

"ahjussi makan saja yang banyak, jarang-jarang kita dapat traktiran kan"

"iya, terimakasih tuan Lee"

"ah...hehe.. iya" Sungmin melirikku sementara aku terkekeh, makanya jangan sok mau mentraktirku.

"tenang saja, aku yang bayar" aku bisik ke telinga Sungmin.

"tapi..." Sungmin melirik ahjussi "ya baiklah.. hehe.. terimakasih" dia kembali ceria dan pesan makanan, kami makan daging panggang bertiga bersama ahjussi.

Sungmin seperti biasa mulai dengan kecerewetannya dia menanyai ahjussi tentang pekerjaannya, berapa lama dia sudah bekerja padaku dan keluarganya, dia tampak begitu akrab dengan ahjussi padahal biasanya dia takut jika dengan laki-laki yang asing, ahjussi kan termasuk asing karena tak pernah mengobrol dengannya.

Setelah makan aku antar Sungmin pulang untuk menata akuarium yang sudah dia beli, aku minta ahjussi pergi dan tidak menungguku karena mungkin aku akan lama untuk menemani Sungmin sampai imo pulang.

Aku bantu Sungmin memasang akuarium di samping tv di ruang depan sekaligus agar bisa dipasangkan lampu di saklar tv, setelah siap baru dituang air lautnya dan lampu yang menyala warna-warni serta kipas air berputar pelan, ikan dimasukkan, dua ekor berwarna merah.

"Kyu.. kau mau minum? aku mau buatkan minuman kau tunggu di kamar"

"baiklah" aku pergi ke dalam bersama Sungmin, sementara dia belok ke dapur aku lurus ke belakang menuju kamarnya, aku tutup pintu lalu merebahkan diri di ranjang single bed Sungmin yang ditutup sprei putih dengan motif polkadot warna magenta (ungu-pink). Kamar ini memiliki rasa yang berbeda, aku merasa damai, tenang dan santai saat disini.

"jangan tidur dulu~" aku langsung buka mata dan lihat Sungmin membawakan dua gelas jus, aku tidak sadar aku hampir terlelap.

"boleh kan kalau aku tidur sebentar" aku pejamkan mata lagi.

"eeeh.... enak saja kau tidur di ranjangku" aku merasakan matras tenggelam di samping kiriku, Sungmin pasti duduk di sampingku.

"kau juga pernah tidur di ranjangku" aku tarik tangannya dan wajahnya tepat diatas wajahku, saat kubuka mata dan melihat wajahnya, dia tampak 'cantik', aku tahu dia laki-laki tapi aku tak bisa menahan diri merasa dirinya cantik, mungkin aku sudah gila, gila karena cinta.

Sungmin hanya tersenyum, senyumnya manis, aku jadi makin tak tahan untuk merasakan manis bibirnya, aku tarik dia ke ranjang dan berbalik kini aku diatasnya, tanpa memberi kesempatan padanya untuk bertanya aku langsung menutup mulutnya dengan mulutku dan dia langsung merespon, kemampuan ciumannya makin bertambah, dia tak lagi diam dan hanya menerima ciuman tapi kini sudah mulai bisa membalas ciuman dan oh man... lidahnya keluar menggodaku, aku buka mulutku mengijinkan lidahnya masuk, biasanya aku yang melakukannya tapi kini gantian dia yang memimpin, dia mencoba menguasai lidahku tapi tak ada yang bisa mengalahkan lidahku, walaupun sudah kuberi kesempatan tapi tetap saja aku bisa mengalahkannya dengan mudah, lidahnya kudorong kembali ke dalam mulutnya, dia melawan dengan mendorong dadaku tapi aku tahan tangannya dan kugenggam agar dia tak melawan, aku genggam silang tangannya dan dia menyerah membiarkan lidahku masuk menguasai mulutnya.

Bibirnya menakjubkan aku bisa menciumnya sepanjang hari, aku lepas ciumanku dan air liur meleber di bibirnya, aku segera melap bibirnya dengan jariku, dia hanya menundukkan matanya malu.

"aku harap aku bisa melakukannya padamu disini sekarang juga tapi aku tidak bawa lotion atau kond*m dan ini adalah kamarmu"

"memangnya kenapa kalau ini kamarku?"

"aku hanya tidak mau kalau saat kita sedang asik tiba-tiba ibumu datang dan melihat kita, bagaimana?"

"menyeramkan"

"haha... iya... bagiku akan sangat menyeramkan, dia bisa mengulitiku hidup-hidup"

"ya..tapi omma tak bisa melakukan itu karena aku akan membela pacarku mati-matian"

"haha... pacarku sangat baik" aku kecup lehernya.

"euung~ jangan di leher Kyu~"

"mmm? kenapa?" aku mengendus lehernya dan kucium lehernya berkali-kali dengan kecupan kecil

"nanti omma lihat kissmark-ku bisa gawat" aku terkekeh.

"lalu apa yang harus kulakukan?" dia tampak berpikir lalu pipinya memerah seperti dia terpikirkan sesuatu yang mesum "apa? apa yang ada dipikiranmu"

"tidak... kita bisa tidur sebentar disini sambil berpelukan"

"hanya itu?" aku berdiri untuk mengunci pintu, walaupun aku tak berniat melakukan yang lebih tapi tetap saja dua laki-laki tidur berpelukan akan terlihat aneh bagi orang tua kan.

Aku kembali ke ranjang lalu berbaring dengan satu bantal Sungmin baru kemudian Sungmin berbantalkan lenganku dan aku memeluknya dengan terpejam, kaos dan celana jeansku memang mengganggu tapi tak mungkin aku tidur telanjang disini.

~Sungmin~

Aku bangun dalam dekapan Kyuhyun, kali ini kami tidak melakukan apa-apa hanya tidur berpelukan, rasanya benar-benar santai, tidak selalu hubungan harus terus panas kan, sesekali harus santai agar terasa manis. Aku lihat jam dinding sudah menunjuk pukul 6 lebih, aku bangun dan lihat keluar jendela yang ada tepat di samping tempat tidurku, hari sudah senja, sebentar lagi omma pulang.

"Kyuhyun bangun... ini sudah hampir malam.." dia menggeliat lalu buka mata.

"apa?" suaranya parau karena baru bangun.

"sudah hampir malam sebentar lagi omma pulang" Kyuhyun dan kini kami duduk bersebelahan, dia menurunkan kakinya jadi aku bisa turun, aku buka kunci pintu dan keluar ke kamar mandi, aku cuci muka sambil melihat wajahku di cermin, sembab khas orang bangun tidur.

"kau mau mandi?" aku kaget menoleh dan Kyuhyun sudah berdiri di pintu.

"mandi.. tentu saja, tapi nanti, kau mau mandi?" dia mengangguk "mau pakai bajuku" dia langsung geleng kepala "kenapa?"

"bajumu kecil" dia cuma beralasan kan? Aku kan juga punya polo shirt yang muat di badannya. Dia masuk dan langsung buka baju.

"aku ambilkan handuk dulu" aku buru-buru keluar sebelum dia buka celana. Aku berikan handuk tanpa masuk ke dalam jadi hanya tanganku yang kusodorkan ke dalam.

Sambil menunggu Kyuhyun mandi aku pergi ke belakang dan menyiram mini kebunku, tanaman yang ada lebih banyak tanaman sayuran karena tanaman hias ditanam di depan setelah menyiram aku pergi ke depan untuk menonton tv tapi Kyuhyun sudah duduk menonton.

"kau darimana saja? ayo sini duduk" dia menepuk sofa di sampingnya.

"aku menyiram tanaman di belakang" aku duduk di dekat Kyuhyun dan dia langsung memeluk pundakku.

Tak lama kemudian omma pulang, "Kyuhyun masih disini kan? kita makan malam sama-sama ya, omma masak dulu" omma langsung pergi ke dapur sementara Kyuhyun ikut membantu bawa barang bawaan omma. Kami semua pindah ke dapur setelah aku mematikan tv, aku duduk di kursi makan di depan dapur sementara Kyuhyun membantu omma meletakkan barang di dapur.

"kenapa Sungmin tidak pandai memasak? padahal imo ahli dalam memasak" kenapa dia jadi menyinggung soal aku sih?

"mungkin Sungminnie tidak berbakat"

"padahal kalau kau pandai memasak pasti keren, sekarang banyak chef pria kan, kalau kau bisa memasak aku bisa memintamu memasak untukku, jadi aku bisa makan sepuasku" dia ingin aku memasak untuknya? dia ingin makan masakanku?

"apa kau suka perempuan yang suka memasak?" omma tanya pada Kyuhyun.

"tentu saja, karena omoni tidak bisa memasak" oh.. jadi dia suka orang yang pandai memasak.

"kalau begitu.. pacaran saja dengan chef, chef Shindong haha..."

"Sungminnie.. jangan begitu" Kyuhyun melotot di belakang omma dan aku cuma angkat bahu. Memasak itu butuh bakat, bukan sekedar belajar memegang spatula dan menyalakan kompor. Kalau aku tidak bisa memasak ya tidak bisa.

"aku bisa saja cari pacar chef yang sexy dan cantik, seperti imo" Kyuhyun merangkul pundak omma. Aku menganga.

"jangan peluk ommaku!" dia justru merong padaku.

"aigoo... kau ini terlalu memuji, bibi kan tidak sexy"

"kalau saja imo punya anak yang pandai memasak, aku mau sekali pacaran dengan anak imo" ucap Kyuhyun dan omma melirik padaku.

"anak bibi cuma Sungmin"

"iya, sayang sekali, dia tidak bisa memasak" Kyuhyun geleng kepala, aku jadi kesal.

"biar saja aku tidak bisa memasak, aku juga tidak mau jadi pacar seorang playboy sepertimu"

"jangan menjelekkanku di depan imo, aku bukan playboy, imo..dia bohong, jangan percaya padanya"

"Sungminnie.. tidak baik menuduh orang"

"kenapa omma membelanya, dia memang playboy, aku sering bertemu dia saat kencan dengan gonta-ganti perempuan"

"itu cuma teman belajarku, kau kan tidak kenal mereka"

"haha... dasar tukang tipu, belajar apanya, nilaimu saja di bawah rata-rata"

"tapi kau tahu kan aku punya kelebihan, aku punya nilai yang tinggi di pelajaran biologi, aku kan sering praktek denganmu dan kau jelas tahu kemampuanku" dia tersenyum lebar sambil menatapku, dasar serigala, curang sekali dia, bicara soal ranjang seolah-olah pembicaraan pelajaran.

"aku rasa itu belum seberapa, aku tidak begitu kagum dengan kemanpuanmu" aku berpaling darinya.

"sungguh?" aku meliriknya dan dia berwajah serius "apa aku seburuk itu??" kenapa dia jadi berubah serius? Dia tidak benar-benar bicara soal biologi kan? Karena yang kutahu kemampuan biologinya sama jeleknya dengan kemampuan fisikanya, tapi jika dia bicara soal biologi yang 'itu' aku akui dia dapat membuatku terbang ke surga tapi aku bercanda saja aku bilang dia tidak mengagumkan. "kalau aku begitu buruk, aku akan lebih belajar lagi, kita lihat nanti apa kau masih belum mengakui kemampuanku" gawat....

"kalian ini, sudah duduk saja disana, biar bibi memasak untuk kalian".

Aku sudah menggali kuburku sendiri. Apa yang akan Kyuhyun lakukan untuk membalasku??

"kau tahu aku hanya bercanda kan? kau tidak seburuk itu"

"tidak, aku ingin kau mengagumi kemampuanku jadi akan kulakukan apapun untuk menunjukkan padamu bagaimana kemampuanku sesungguhnya" Kyuhyun tersenyum tapi aku jadi takut.

Setelah makan malam Kyuhyun berpamitan untuk pulang. Aku membantu omma mencuci peralatan makan.

"kau beli akuarium?"

"Kyuhyun membelikannya untukku"

"dia? wah.. dia sangat baik ya"

"aku rasa dia itu tidak masuk akal omma, dia terlalu memanjakanku, apapun yang aku ingin beli, ingin aku makan, harus dia yang bayar, dia melarangku memakai uangku sendiri, dia pikir cuma dia yang punya uang? aigoo..."

"itu namanya dia perhatian kan, itu pacar yang baik"

"dia memang bermaksud baik tapi kan tidak selalu harus dia yang bayar, seolah-olah dia ingin memegang kendali..." aku segera menoleh pada omma dan aku lihat omma tersenyum "omaigat.. apa aku baru saja mencurahkan isi hatiku? haha.. omma tahu kan itu sebenarnya... aku..."

"jadi Kyuhyun selalu membayarkan semua yang kau ingin beli?"

"itu.." aku menggaruk kepalaku yang tiba-tiba gatal "itu hutang omma..itu hanya hutang"

"kau tidak menyangkal waktu omma bilang dia pacar yang baik"

"aku... aku salah dengar, aku pikir omma bilang anak.. anak yang baik" (pacar=aein,anak=ai)

"tidak usah menutupinya lagi, kau sangat mudah terbaca" aku hanya bisa menunduk, "tunggu dulu... apa anak omma.. masih virgin?" aku mendongak spontan terkejut dengan pertanyaan omma.. bagaimana aku harus menjelaskannya?? ini memalukan sekali. "Sungmin??"

"omma...".

"oh mai gat... anak omma sudah tidak virgin??" aku tak berani bertatap mata, "itu sangat mengejutkan... anak omma sudah berani?"

"eh? apa maksud omma?".

"omma tidak paham bagaimana itu terjadi, omma juga bingung apa omma harus senang atau sedih, senang karena kau tidak mungkin hamil tapi sedih karena kau sangat cepat tumbuh dewasa hingga sekarang sudah berani..." omma tidak marah? "tapi.. kau yang melakukannya pada Kyuhyun atau Kyuhyun yang melakukannya padamu?"

"omma! omma ini bicara apa sih?"

"siapa yang perempuan?"

"omma~ sudah jangan bicara lagi, aku tidak mau bantu omma cuci piring lagi" aku lepas glove dan kuletakkan.

"pasti anak omma kan? iya kan?" omma mengikutiku "tadi kau bilang sendiri kan Kyuhyun ingin memegang kendali apa maksudnya dia ingin jadi sang pria dalam hubungan kalian"

"omma aku tidak mau dengar" aku tutup telinga dan pergi masuk kamar "ya ampun... kenapa aku tak bisa menyembunyikannya~ bagaimana kalau Kyuhyun tahu? Dia pasti akan marah padaku~"

***

Kyuhyun sudah mau mencatat pelajaran dan mau mengerjakan tugas sendiri tanpa mencontek walaupun masih mengikutiku saat mencari bahan ke perpustakaan dan masih sangat membutuhkan bantuanku saat mengerjakan soal hitungan seperti matematika atau fisika.

Kami ada di lapangan sepakbola sepulang sekolah, sambil menunggu waktu latihan klub basket tiba kami duduk-duduk bersantai, Kyuhyun tiduran di rumput dengan berbantalkan pahaku, dia membaca buku Sejarah yang aku berikan padanya, dia bilang ini pertama kali dalam hidupnya dia membaca buku sejarah diluar pelajaran seperti ini. Aku memintanya menghafal nama-nama raja kerajaan terdahulu.

"oh ya, aku sempat dengar, bukankah raja kerajaan kita dulu ada yang gay?" aku tersenyum mendengar pertanyaannya, "itu keren kan, tidak hanya rakyat biasa saja yang bisa merasakan cinta seperti itu"

"tapi mereka berakhir tragis, pada akhirnya Jenderal dan Raja itu mati"

"oh ya?"

"kau tidak menonton filmnya? Lalu bagaimana kau bisa tahu soal kisah itu?"

"aku cuma dengar rumor kontroversinya, aku tidak pernah menonton film saeguk" ucapnya santai sambil membaca.

"aku juga cuma membaca ceritanya, aku belum cukup umur untuk menonton film dewasa, omma selalu mengawasiku"

"makanya tontonanmu cuma drama seperti ketiga teman perempuanmu"

"tapi drama juga bagus.." aku menunduk melihat Kyuhyun di pangkuanku.

"yah.. kalau kau berteman dengan perempuan itulah jadinya" dia menurunkan bukunya lalu mendongak memandangku, "tapi aku suka itu, karena itu membuatmu tetap polos dan suci tak tersentuh, aku juga suka aku yang pertama kali menyentuhmu" dia kembali membaca dengan santai.

"aissh..sudah baca saja buku itu sampai selesai"

"boleh aku tidur saja? membaca membuatku mengantuk"

"itulah kebiasaan orang malas, tidak bisa, kau tidak boleh tidur" Kyuhyun justru menutupkan buku ke mukanya.

Aku buka buku diatas mukanya tapi dia langsung meraih kepalaku dan mencium bibirku. Kami ada di sekolah! Dia melepas bibirku dan melepas pegangannya dari kepalaku.

"bukankah ini lebih keren daripada drama? Berciuman di lapangan sekolah"

"itu namanya bodoh, kau ini... bagaimana kalau ada yang lihat huh?" aku menoleh kanan kiri hingga belakang tapi sepi.

"tidak ada orang kan?" Kyuhyun bangun "ayo kita ke gedung basket, lebih baik aku pegang bola daripada pegang buku"

"kenapa tidak pegang 'bola'ku?" aku hanya bergumam, tentu saja tidak berani bilang padanya. (bola=kelamin cowok)

"huh? kau bilang apa?"

"tidak... aku tidak bilang apa-apa" aku berdiri dan mengikuti di belakangnya "aku sudah jadi mesum karena dia.." aku geleng-geleng kepala.

Tim basket Seoul-Go akan mewakili Seoul di pertandingan basket tingkat nasional, Kyuhyun akan sangat sibuk sampai sebelum kenaikan kelas nanti. Dia akan sering ijin keluar sekolah untuk mengikuti pertandingan di berbagai kota di seluruh Korea, dia akan pergi ke Daegu, Busan, Gangwon, bahkan Jeju, dan aku tak akan bisa ikut karena masih hari aktif sekolah.

Dongsoo saem mengecek performa para pemain dan mengetahui kalau Sunggyu mengalami kelainan pada kakinya, tidak seperti biasanya, baru Sunggyu mengaku dia sempat terjatuh saat main skateboard, memang tidak sampai terkilir tapi itu membuat lompatan Sunggyu tidak maksimal.

"kau harus menjaga kesehatanmu terlebih kesehatan fisikmu jika kau ingin turnamen nasional ini, kau akan diistirahatkan, jika tidak pulih sampai dua minggu ke depan kau akan digantikan pemain cadangan"

"baik pelatih" Sunggyu jadi murung mengetahui dirinya akan digantikan.

"tenang saja, kau pasti akan bisa ikut turnamen, kau hanya perlu istirahat total selama seminggu, jangan lakukan hal-hal bodoh" Kyuhyun menasehati Sunggyu.

"ya, aku mengerti" Sunggyu jalan melewati Kyuhyun dengan menunduk.

"kau cuma nyeri kan, tidak terkilir, kau harus bersukur penyembuhannya tak akan membutuhkan waktu lama" Sunggyu duduk di sebelahku dan minum air mineralnya.

"ini sangat menyebalkan, aku harus ikut turnamen itu"

"kalau begitu kau harus ikuti saran Kyuhyun, kau harus istirahat total, tidak ada gunanya kalau kau memaksakan diri karena itu akan semakin memperparah lukamu"

"iya, dia memang benar, ngomong-ngomong kenapa kau selalu ikut Kyuhyun latihan? kau kan tidak melakukan apapun disini, apa kau tidak bosan hanya menungguinya?"

"itu..karena aku tidak ada kegiatan, daripada aku pulang cepat, hanya untuk menghabiskan waktu saja"

"oh.. apa tidak lebih baik kau pergi kencan?" aku geleng kepala "atau pergi jalan-jalan saja dan cuci mata, disini kan laki-laki semua" aku tersenyum saja dan menggelengkan kepala, "apa kau tidak suka perempuan? kau lebih suka laki-laki?"

"apa??"

"haha..... aku bercanda"

"oh.." aku pikir dia serius.

"pasti aneh kan laki-laki suka laki-laki? apa yang disukai? bentuk tubuh sama, dada rata, pantat rata, berjakun dan suara besar, aku rasa itu tidak masuk akal" aku hanya bisa menarik nafas, semua orang tak berpikiran sama seperti omma kan, yah memang beda kepala beda pula isinya, aku rasa aku tak akan pernah bisa memperlihatkan hubungan kami didepan umum, "hei apa menurutmu Kyuhyun sudah punya pacar? dia tak pernah membicarakan siswi cantik itu, siapa namanya? Ahh aku lupa... aku pikir dia pacar Kyuhyun, kalau Kyuhyun tidak punya pacar kan aku bisa ajak dia untuk menarik perhatian perempuan-perempuan, tapi dia tidak pernah mau kalau aku ajak cuci mata" sepertinya aku sudah memaksa Kyuhyun menghentikan kebiasaannya, dia harus tetap menjadi playboy agar tidak ada orang yang curiga kan dan aku tak bisa melarang Kyuhyun membicarakan perempuan dengan mereka. Aku harus lebih bisa menahan diri agar tidak cemburu.

Selesai latihan Kyuhyun mengajakku pulang bersama, kami berjalan berdua lebih dulu karena Kyuhyun tidak berganti seragam.

"Kyu.. apa kau merasa terpaksa tidak bergaul dengan perempuan-perempuan teman kencanmu lagi?"

"eh?" dia menoleh padaku dan aku memandangnya.

"apa kau ingin cuci mata dan menggoda perempuan lagi?"

"kenapa pertanyaanmu aneh sekali?"

"aku merasa..kalau kau tetap menjadi playboy seperti dulu itu akan lebih baik"

"apa??" dia menoleh dengan memandangku heran seperti aku ini alien.

"ya walaupun pasti aku merasa cemburu, terus terang saja, tapi aku akan berusaha mengendalikan perasaanku, tenang saja.. dengan begitu semua akan tampak wajar, tidak akan ada yang curiga tentang kita, karena tidak semua orang bisa mengerti cinta seperti kita"

"katakan apa ada orang yang bicara sesuatu padamu? apa ada yang mengganggu pikiranmu?"

"tidak... aku berpikir dengan logika saja"

"jika kau memakai logikamu tidak ada cinta namanya, kau mau aku menggoda perempuan? kenapa tidak sekalian saja kau suruh aku tidur dengan perempuan?" aku kesal mendengarnya, aku juga tidak ingin hal itu kan, sepertinya dia memang ingin tidur dengan perempuan seperti dulu lagi.

"bukan maksudku menyuruhmu.."

"aku berhenti bermain perempuan karena aku perduli padamu, karena aku benar-benar cinta padamu, bukan karena terpaksa atau karena suruhanmu" aku menoleh padanya terkejut dengan pengakuannya yang kudengar.

"kau... bilang apa?" aku tak bisa menyembunyikan senyumku.

"dengar.." Kyuhyun berhenti jadi aku ikut berhenti, aku ada di depannya menghadapnya dan dia memegang pundakku "dengarkan aku karena aku hanya akan mengatakannya sekali ini saja, aku benar-benar tulus menyukaimu, cuma kau yang bisa membuatku merasakan cinta seperti ini, aku tidak akan tertarik pada orang lain atau ingin tidur dengan orang lain, kau harus yakin padaku, aku tak perlu mengulangi perkataan ini lagi lain kali, kau dengar?" aku mengangguk dengan senyum lebar di bibirku, "jadi apa kau dengar sesuatu dari orang lain?" dia merangkulku dan kami jalan lagi.

"aku hanya sedang terpikir sendiri, kau selalu menolak ajakan Sunggyu untuk jalan keluar dan lihat-lihat perempuan apa karena kau terpaksa atau memang keinginanmu"

"Sunggyu? jadi dia biang keladinya? dasar sialan, kenapa tadi tidak sekalian saja kupaksa dia latihan agar kakinya patah"

"Kyu...."

"aku sudah menduga, kau pasti tidak akan berkata hal yang aneh-aneh kalau tidak terpengaruh omongan orang, kau itu terlalu polos, sehingga kau menganggap serius semua perkataan orang lain"

"benarkah? apa aku sebodoh itu?"

"bukan bodoh tapi lugu, kau harus melihat-lihat mana omongan yang hanya sekedar bualan dan mana yang benar-benar serius ditujukan padamu"

"oh.. begitu?" kami sudah berjalan mendekati gerbang sekolah, "tapi Sunggyu benar-benar tidak suka dengan ide laki-laki berpacaran dengan laki-laki"

"biarkan saja, kita tidak berpacaran untuk dia kan, dia tak pernah merasakan perasaan seperti kita, jika dia merasakannya dia pasti akan mengerti", iya.. orang mencaci dan menghina hubungan seperti kami karena mereka tidak tahu perasaan seperti kami.

Aku pulang dan segera mandi, sebelum omma pulang aku mau membuatkan makan malam, aku sedang belajar memasak, karena Kyuhyun bilang dia mau aku memasak untuknya kan. Aku sudah cari-cari resep di internet dan aku putuskan untuk memasak makan malam hari ini dengan menu yang sudah aku temukan. Nasi Kari (kare bap). Omma memiliki bumbu masak lengkap karena omma suka memasak, aku pernah makan kari buatan omma jadi aku yakin omma pasti punya semua bahannya.

Aku mulai siapkan bahan-bahan di meja ada daging, kentang, bawang, daun bawang, santan, bubuk kare, dan lainnya. Karena aku tidak bisa memasak jadi aku patuhi semua yang tertulis di resep seperti berapa lama merebus dagingnya lalu kapan memasukkan santannya. Tentu aku cicipi lebih dulu agar terjamin rasanya saat omma makan. Aku juga sudah memasak nasi dengan takaran air yang sesuai semua aku cari di naver search dan hasilnya tak mengecewakan, ternyata memasak itu mudah.

Omma pulang saat aku sudah menyiapkan nasi, hanya tinggal menyiapkan karenya.

"wuah... harumnya... kau memasak?"

"iya, aku mau belajar memasak, ayo omma coba dulu"

"tapi omma belum mandi"

"tidak apa-apa, kita makan dulu" aku tarik omma duduk dan menyiapkan kare dalam mangkuk kecil, aku letakkan di dekat piring nasi omma.

"hm... rasanya pas.." aku senang masakanku berhasil, omma mulai makan dengan dagingnya "aww... sayang dagingnya masih keras" omma mengeluarkannya.

"benarkah?" aku mencoba.

"memasak daging harus lama sedikit, kalau tidak coba diiris tipis jadi lebih cepat matangnya dan bumbunya lebih meresap"

"begitu? jadi aku gagal?"

"masak lagi sebentar" omma meletakkan kembali kare ke dalam panci dan dimasak lagi "kau melakukan ini untuk Kyuhyun?"

"eh?" aku menoleh pada omma "tidak, dia tidak datang makan malam disini"

"maksud omma kau belajar memasak karena Kyuhyun suka orang yang pandai memasak, iya kan?"

"tidak omma~~" aku lihat pancinya sudah mendidih tapi omma melarangku mematikannya, omma bilang mendidih belum tentu matang dagingnya, jadi terus dibiarkan sampai kuahnya menyusut dan mengental.

Omma mandi lebih dulu lalu kami makan berdua, kali ini dagingnya sudah lebih empuk.

"nanti kalau ingin dagingnya lebih empuk lagi bisa pakai pemukul daging jadi seratnya akan lebih terurai dan daging lebih cepat empuk"

"baiklah" aku jadi mengerti kalau memasak itu seperti belajar matematika, tidak selalu langsung bisa, harus berulang-ulang baru pandai.

Setelah beberapa kali belajar memasak makanan yang sama sampai omma bosan makan malam dengan kare selama hampir seminggu, akhirnya aku bisa mendapatkan rasa yang sempurna, omma tidak marah karena aku membuat makanan yang sama setiap hari, omma sangat mendukungku agar aku pandai memasak jadi salah satu bentuk dukungannya omma membiarkan aku masak satu menu sampai aku benar-benar berhasil mendapatkan rasa dan tekstur masakan yang tepat. Aku bawa bekal ke sekolah nasi kare yang aku buat sendiri sebelum berangkat sekolah, mangkuknya aku tutup wrapping sebelum aku tutup dengan penutup.

Saat jam istirahat aku bawa bekal ke kantin, Kyuhyun heran tapi hanya mengikutiku duduk.

"tidak biasanya kau bawa makanan"

"aku mencoba memasaknya sendiri, kau mau coba?"

"benarkah?" aku mengangguk sambil membuka wrapping dan memberikan sumpit dengan sendok yang aku bawa sendiri.

"ayo coba"

"baiklah... selamat makan" Kyuhyun mengambil nasi yang dilumuri kuah kental dengan sendok dan memakannya dengan sepotong daging, "hmm.... ini enak sekali" Kyuhyun berucap sambil mengunyah "kau yakin ini bukan masakan imo?"

"kau ini... benar-benar meremehkanku, aku sudah belajar memasak, aku ini berbakat" Kyuhyun makan lagi dan lagi.

"ugh... aku suka ini, apa kau bisa membuatkanku sup ayam ginseng (samgyethang)?"

"aku belum belajar sampai disitu, aku baru belajar satu menu saja"

"satu menu? cuma nasi kare??"

"iya... perlahan-lahan, nanti aku akan coba buatkan sup ayam ginseng" Kyuhyun tersenyum.

"kau benar-benar berusaha untukku huh?" dia menaikkan alisnya dengan arogan.

"siapa bilang, aku cuma ingin menunjukkan kalau aku juga berbakat untuk memasak" Kyuhyun cuma tersenyum.

"kau benar-benar berusaha keras" ucap Kyuhyun tak mau kalah.

"iya, jadi kau harus habiskan"

"kau sendiri? kenapa tidak makan?"

"sudah satu minggu aku makan nasi kare, aku jadi kenyang cuma melihatmu makan saja"

"haha... satu minggu kau belajar satu menu? kau bilang berbakat..."

"jangan mengejekku~"

Seminggu ini ganti menu spaghetti chicken sauce, ayamnya aku beli ayam sudah siap saji, ayam cincang kalengan, tapi tak sampai seminggu dalam 3 hari 3 kali makan malam aku sudah berhasil membuat hidangan yang sempurna, ketepatan memasak spaghettinya yang terpenting, tidak terlalu lembek dan tidak mentah. Untuk sausnya aku hanya perlu memanaskan ayam cincang dengan saus spaghetti setelah matang aku tuang diatas spaghetti. Kyuhyun harus menunggu setidaknya selama seminggu agar bisa menikmati menu baru.

"aku mau mengajakmu menonton"

"hmm..baiklah jam berapa kau menjemputku?" kami jalan menuju keluar gerbang.

"malam ini jam 9"

"bukan malam minggu besok?"

"tidak, kita sudah lama tidak kencan kan karena aku sibuk, jadi aku ingin segera kencan denganmu".

Kyuhyun memang sibuk latihan bahkan saat weekend, weekend ini Kyuhyun punya waktu karena senin besok pertandingan awal kompetisi basket tingkat nasional dimulai jadi para pemain diberi libur latihan untuk persiapan pertandingan.

Kyuhyun menjemputku dengan mobil sport miliknya, aku jadi teringat pertama kali aku naik mobil ini kami melakukan hal yang tak terduga. Aku jadi malu saat naik lagi tapi Kyuhyun terlihat santai. Kyuhyun membawaku ke Apgujeong, kami pergi menonton di CGV dan kencan seperti biasa umumnya orang berkencan.

~Kyuhyun~

Sungmin benar-benar berusaha keras belajar memasak untukku, membuatku semakin gemas padanya dan tak sabar ingin memberinya 'hadiah', dia bilang kemampuan ranjangku tidak mengagumkan kan, akan kuberikan dia 'hadiah' yang mengagumkan. Setelah menonton dan film selesai jam 11.30 aku ajak Sungmin pergi meninggalkan CGV, aku bawa Sungmin menuju sebuah motel. Motel yang berada di antara deretan motel dan hotel lainnya di Apgujeong, motel khusus bagi pasangan yang ingin bercinta, yang biasanya dikenal dengan Love Motel.

Karena kami sudah kembali ke Seoul jadi tak bisa lagi bercinta dengan mudah seperti saat kami di Jeju, karena tak bisa mengandalkan rumah masing-masing jadi aku ajak Sungmin ke love motel.

"Kyu.. kenapa kita datang kesini?" Sungmin menolak untuk masuk dan aku harus menahan tangannya agar dia tidak lari.

"kau tidak mau?" aku lihat wajahnya memerah.

"bukan begitu.."

"tidak mungkin aku melakukannya di mobil lagi kan?" wajah Sungmin makin memerah mendengar soal bercinta dalam mobil, dia pasti teringat karena aku pakai mobil itu lagi.

"tapi.. aku malu, resepsionis pasti akan heran melihat kita karena kita berdua laki-laki".

"aku tak perduli, lagipula mereka tidak mengenal kita kan?" aku tarik tangan Sungmin lagi dan dia mau ikut jalan walaupun masih tersendat mencoba menolak.

Akhirnya kami masuk ke dalam dan penjaga resepsionis yang awalnya tersenyum jadi terdiam heran tapi kemudian dia tersenyum walau dipaksakan. Aku genggam tangan Sungmin erat dan dia berpaling sambil sembunyi di belakangku. Aku berikan kartu kreditku dan resepsionis memberikan kunci kamar.

"silakan, selamat menikmati.. malam anda" ucap pegawai itu dengan ragu.

Aku segera pergi tanpa membalas ucapannya, aku tarik tangan Sungmin yang masih kugenggam, aku naik ke lantai tiga dengan tangga manual lalu sampai di kamar yang kusewa, biaya sewanya termasuk murah karena aku tidak cari tempat yang mahal, 30.000 won saja untuk jam 10 malam sampai 1 malam. Tapi mungkin untuk murid biasa akan terasa mahal.

Aku buka kamar yang kusewa lalu masuk, Sungmin ikut masuk buru-buru karena takut terlihat orang. Setelah itu aku kunci pintunya. Sungmin terlihat diam dan melihat seisi kamar, spreinya putih, di kanan kiri ranjang ada cermin yang menempel pada dinding, di meja samping tempat tidur lengkap ada botol lubricant, sebuah bungkusan kond*m dan lotion, oh love motel memang benar-benar tempat untuk pasangan bercinta. Aku belum pernah datang ke tempat seperti ini, jika dengan perempuan paling aku sewa kamar di penginapan atau hotel dekat club baru kali ini aku terpikir untuk pergi ke tempat seperti ini. Aku tahu Sungmin pasti merasa malu jadi aku biarkan saja dulu sampai dia merasa rileks, sementara aku lepas bajuku satu persatu dan kuletakkan di kursi lalu aku berbaring, aku memakai celana tanpa kaos lagi, Sungmin hanya menoleh melihatku berbaring.

"kau tidak mau duduk?" aku menepuk ranjang di sebelahku, dia terlihat gugup seperti kami baru pertama kali tidur berdua, dia mendekat lalu duduk di ranjang.

"apa.. kau pernah datang ke tempat seperti ini sebelumnya?" aku bangun dan Sungmin terkejut menoleh, dia pasti sangat tegang.

"aku baru kali ini mencoba datang ke love motel, ternyata lumayan juga, tempatnya rapi dan bersih" Sungmin kembali berpaling dan kali ini menunduk.

"tapi datang ke suatu tempat dan tahu akan melakukan hal 'itu' membuatku merasa semakin malu, bisa kah kita tunda saja?" aku terkekeh.

"tunda? bagaimana rasanya jika kau ingin tapi aku menolaknya?"

"aku kan belum melakukan apa-apa, kau juga masih belum apa-apa"

"masuk ke dalam kamar ini bersamamu saja itu sudah membuatku terangsang" aku mendekat mau mencium pipinya tapi dia menghindar "kenapa?"

"Kyu..aku benar-benar malu"

"kau bersikap seolah-olah kau ini masih virgin" dia manyun membuatku ingin tertawa.

"ini sangat memalukan kau tahu?" dia memukul lenganku dengan wajah memerah, aku melompat menerkamnya hingga dia jatuh ke matras dan aku diatasnya "Kyuhyun.. kau pikir kau ini serigala?" aku mau cium dia tapi dia menghindar dan menoleh ke samping, "eh?" dia lalu menoleh ke samping lagi "kenapa ada dua cermin di samping ranjang?"

Aku menoleh kanan kiri "agar kau dapat melihat apa yang akan kita lakukan"

"ya ampun.. aku tidak menyangka aku datang ke tempat seperti ini"

"sudah diam, ayo lepaskan bajumu, kita kesini bukan untuk menginap" aku raih ujung kaosnya.

"tunggu!" dia menahan tanganku, "aku tidak mau lampunya terang"

"kau ini seperti perempuan haha.. repot sekali" dia manyun lagi jadi aku mengalah, aku bangun untuk mematikan saklar dan otomatis lampu yang menempel di dinding menyala dengan warna merah, dia tampak takjub melihat sekeliling "sekarang lebih baik kan?" dia menoleh tapi diam.

Aku naik merangkak mendekati Sungmin dan dia masih diam, aku tak bisa melihat wajah memerahnya karena lampu kamar juga berwarna merah, aku mencium bibirnya sambil mendorongnya berbaring dan dia memelukku sambil membalas ciumanku, dia sudah pandai membalas ciumanku, tangannya lalu naik memeluk leherku dan tanganku meraba ke dalam kaosnya membuatnya mendesah. Aku naikkan kaosnya dan kulepas sebelum kusambar lagi bibirnya dan kutekan tonjolan celananya dengan lututku, aku belai untuk membuatnya makin terangsang. Tangannya meraba dadaku membuatku makin terangsang. Aku melepas kaitan celananya dan aku lepas turun celananya dengan melepas ciuman sejenak.

Kini dia sudah memakai boxer saja jadi aku lepas celanaku dulu, aku lempar begitu saja tak tahu kemana jatuhnya, lalu aku mengambil botol lotion dimeja samping ranjang, aku melumurkan lotion ke tanganku sambil aku memintanya melepas sisa kain yang menutupi tubuhnya dan dia menurut melepas boxernya, anak yang baik. Aku cium bibirnya lagi sambil kali ini memegang miliknya dan menggosoknya pelan, dia melepas ciuman untuk mendesah. Aku balikkan tubuhnya dan ambil lubricant lalu melumuri jariku dan kutusuk untuk membasahi anusnya. Bokong Sungmin indah, tak kalah dari perempuan, bulat, kenyal dan montok. Aku ambil bungkusan foil dan kurobek lalu kupasang kond*m, karena kond*m ini bukan lube kond*m jadi aku harus membasahinya dulu dengan lubricant, sementara itu Sungmin sudah tidak sabar, makanya aku lebih suka lube kond*m agar bisa langsung penetrasi.

Aku naik lagi ke ranjang dan Sungmin masih telungkup menunggu, aku singkirkan sebelah kakinya saja dan aku masukkan big juniorku sambil aku menggigit telinganya karena dia sangat sempit membuat big junior terjepit, aku mulai menarik ulur sambil meremas kedua tangan Sungmin dan kulihat di cermin apa yang sedang kami lakukan.

"coba lihat dirimu di cermin" Sungmin membuka mata dan kami bertatapan dalam cermin sambil aku terus penetrasi, Sungmin langsung terangsang dan mengeluarkan cairan klimaksnya, sementara aku masih ingin menyiksa bokongnya yang seksi ini.

Aku bangun dan kutarik bokongnya keatas hingga dia menungging, aku penetrasikan lebih cepat dengan memegang pinggangnya hingga aku sudah tak tahan dan keluar. Ini baru 10 menit tapi sudah panas dan me'negang'kan. Aku lepas big Cho dan aku balikkan tubuh Sungmin terlentang, dia lemas dan sexy.

"kau lihat dirimu begitu sexy saat diatas ranjang?" aku berbisik didepan bibirnya dan dia buka mata.

"apa menurutmu aku sexy?"

"sangat sexy dan aku ingin terus me'makan'mu" aku cium lehernya dan dia memeluk kepalaku sambil mendongak memberikan lehernya padaku. Kakinya naik ke pinggangku membuat junior kami bertemu dan fvck... aku terangsang lagi. Aku gigit lehernya dan dia mengerang.

"Kyuuu.. aku mohon lakukan lagi..."

"apa? apa yang lagi?"

"masukkan lagi.."

"dengan senang hati" aku pegang big Cho dan kutembus Sungmin lagi. Kami berpelukan dan Sungmin mendesah lagi dan lagi membuatku makin gila makin kencang penetrasi. Aku peluk pinggangnya dan kuangkat sedikit bokongnya lalu kupenetrasi dengan sangat kencang hingga Sungmin tak bersuara.

"aaah..." saat aku berhenti aku sudah klimaks dan Sungmin sudah mengeluarkannya di perutku. Itu tadi hal terliar yang pernah kulakukan, aku tak pernah melakukannya saat dengan perempuan, ini hanya karena aku sangat.. sangat terangsang. Sungmin pasti merasa sakit.

"kau tidak apa-apa?"

"kau.. hampir membunuhku" aku terkekeh dan kutarik big Cho keluar, karet pelapisnya sudah basah penuh cairan jadi aku lepas.

"itu hadiah untukmu karena kau sudah membuatku merasa senang dengan masakan yang kau buat dan juga.. untuk membuktikan kalau kemampuan biologiku mengagumkan, kau ingat?"

"kau benar-benar dendam karena hal itu?" Sungmin bangun "dasar kau ini.."

"ini masih jam 12, kita masih punya waktu sewa setengah jam lagi"

"tapi kau sudah melepas karet itu"

"kita bisa melakukannya tanpa karet bodoh itu" aku menciumnya dan merebahkan diri di matras dengan Sungmin duduk di perutku "lakukan untukku" aku dorong pinggulku untuk mengangkat bokongnya yang duduk di perutku.

Sungmin lalu meraih botol lube di meja dan melumuri tangannya, dia memegang big Cho di belakangnya dengan tetap duduk menghadapku, setelah dia belai big Cho dia lalu mengarahkan big Cho ke lubang masuknya dan mendudukinya hingga big Cho tenggelam di dalam bokong tebalnya. Aku tarik dia menunduk dan kudorong pinggulku untuk penetrasi. Ini sesi ketiga kami hanya dalam waktu kurang dari 1 jam. Aku tak pernah tergila-gila pada seseorang seperti ini. Kucium bibirnya dan aku keluarkan lidahku membabi buta, dia hanya membuka mulutnya dengan patuh. Dia memegang kepalaku dan menciumku dengan lidahnya menyambut lidahku. Sial, aku tak bisa bertahan lama lagi. Bunyi kecupan bibir dan hentakan kulit bokong Sungmin dengan pahaku menjadi irama yang mengisi ruangan berlampu merah ini. Aku bangun dan merebahkan Sungmin di bawahku karena aku sudah tidak tahan dan ingin kukeluarkan. Setelah kami klimaks lagi yang ketiga kalinya akhirnya kami berhenti.

Libur weekend ini aku manfaatkan sebaik-baiknya karena aku akan pergi tanpa Sungmin di pertandingan pertama awal minggu depan. Hubungan kami bukan hanya kencan semalam saja, tapi sudah dari hati ke hati, jadi aku tenang walaupun aku pergi jauh tanpa membawanya.

Hari senin aku beserta tim basket berangkat menuju Daegu, sehari ini aku tak akan bisa bertemu Sungmin. Dia tidak bisa ikut mendukungku karena sedang hari aktif pelajaran. Aku akan menelponnya selesai pertandingan nanti.

__________________________

cintanya udah makin mendalam, makin serius, walau masih rahasia. Dan Sungmin sekarang pandai memasak!

Aku masih belum tahu gimana selanjutnya walaupun inti cerita udah aku setting bagaimana jalan dan ujung jalan ceritanya. Yah..mengalir aja tiap alurnya.

@churniekova

Continue Reading

You'll Also Like

163K 6.3K 11
Cinta tak harus tentang Aku dan Kamu, mungkin saja ada Dia. ❌Cerita repost bertema gay ❌Writer : Syailendra Setiawan ❌HOMOPHOBIC DIHARAP MENJAUH!
246K 36.8K 68
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
486K 5.1K 87
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
196K 9.6K 31
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...