Daddy's Enemy 2

By vifelzgint

58.3K 4.3K 648

Fabian Jeremy Peterson - Si playboy macho yang terkenal dengan bakat mengintimidasinya dan juga sifat posesif... More

I Wanna Ask Your Permission
Gambling
Selalu Saja Sial
Jere VS Calon Kakak Ipar
Heartbeat
OH Crap! It's Trap!
You Need a Hug
Kelam
Pacarku Sayang, Pacarku Malang
Siapa Bilang Aku Takut?
Bermesraan Di Depan Papa
Jatuh Bersama
Hampir Pergi, Kemudian Pulang
Pasangan Aneh
Daddy's Enemy
Sebuah Pengakuan

Trouble Maker

6.8K 377 32
By vifelzgint

Hai! Siapa yang lagi nungguin cerita ini?! Btw, sorry saya nggak bisa janji cepat-cepat update yah ;)
Thank you..
NB : Yang dimulmed fotonya Jere! Gimana? Dapet nggak kesan badboy-badboy nya? Castnya : Marlon Teixeira. Itu menurut saya ajasik.. Kalau kalian mau bayangin yang lain pun ga papa ;)

With♥, AL.

~•~•~•~

"FABIAN JEREMY PETERSON!! APA SEBENARNYA YANG KAU INGINKAN HUUUHH??!!!" Teriakan dari suara berat itu menggelegar di seantero kediaman Mr dan Mrs Peterson. Tuan Bernard peterson sudah sangat geram sekali rupanya dengan kelakuan gila yang kesekian, yang dilakukan oleh anak semata wayangnya itu.

Mereka langsung pamit dari acara penggalangan dana tadi, sesaat setelah Darys menarik paksa Jere yang hampir saja terkena 'santapan malam' oleh Nicholas Sean Ferraro. Sebelum undur diri, Bernard Peterson benar-benar membungkuk dan meminta maaf yang sedalam-dalamnya kepada keluarga besar Ferraro dan Alexander atas kelancangan putranya.

Sementara semua orang yang berada dirumah itu kelihatan diam dan tunduk karena takut akan kemurkaan Mr Peterson, Jere, yang notabenenya adalah anak dari Mr Peterson tampak sangat tenang sembari mendengus sinis dan membuang mukanya kearah lain.

'Waktu! Yang ku BUTUHkan hanya waktumu!' Teriakan Jere hanya sampai diujung tenggoroknya. Anak itu lebih memilih diam dan tak menghiraukan kemarahan ayahnya.

"Tatap aku anak muda!! APA KAU TAK PUAS MEMBUAT AYAHMU INI MALU UNTUK KESEKIAN KALINYAAA?!!" Bernard tampak terengah-engah akibat emosinya yang meluap-luap. Sementara Angeline, istrinya, hanya mampu diam sembari mengelus sabar punggung suaminya.

"KAU SELALU MEMBUAT KU MALUUUU! APA MAU MU SEBENARNYA FABIAN?! KATAKAN!"

That's it! Teriakan terakhir dari Bernard Peterson, mampu membuat Jere memalingkan wajahnya kearah sang ayah. Matanya menatap ayahnya dengan penuh  kobaran api yang terpancar didalamnya. Ada berbagai rasa yang hanya dapat dipendamnya seorang diri. Kerinduan, kekecewaan, kebencian, kemarahan, semuanya bercampur menjadi satu paduan yang sempurna. Jere mendengus sinis sekali lagi, kali ini lebih kepada ia yang sedang menertawakan kesialannya.

"Fine! Maafin Jere ayah" Ucap anak muda itu dengan wajah yang terlihat tanpa penyesalan sama sekali. Ia malah sudah tampak anteng duduk di sofa panjang yang berada di ruang tengah rumahnya itu, sembari cengengesan dan mengunyah-ngunyah kacang telur yang ada di toples diatas meja kaca dihadapannya.

"OH TUHANKU! Aku telah gagal mendidik anakku!" Geram Bernard sembari memejamkan matanya erat-erat serta mengusap wajahnya dengan gusar. Sementara Angeline senantiasa mencoba mengingatkan suaminya itu agar tetap sabar dalam menghadapi anak mereka. Wanita itu tidak membela siapapun dan lebih memilih menjadi penengah dalam situasi seperti ini.

"Maaf juga untuk yang satu itu" Balas Jere dengan santainya, masih sembari mengunyah kacang telurnya. Bernard yang tadinya sedang menatap Jere, hanya bisa menghela napasnya dengan berat sembari menggeleng frustasi.

"Masuklah ke kamarmu sekarang, sebelum ayah mulai menghajarmu Fabian!" Geram Bernard dengan gigi yang bergemeletuk menahan emosinya yang hendak keluar dan memaki-maki anak lelakinya itu.

"Pas banget! kebetulan Jere juga sudah sangat lelah dan mengantuk. So.. Thank you ayah atas pengertiannya!" Balas Jere dengan nada suara mengejek, lalu mulai beranjak dari sofa nyamannya tadi menuju ke kamarnya yang jauh seribu kali lebih nyaman.

Bernard Peterson kembali menghela napasnya dengan berat sembari memperhatikan anak tunggalnya itu terus berjalan, menaiki tangga, hingga akhirnya membanting pintu kamarnya dengan sekuat tenaga.

"Dia berubah dan aku benar-benar sudah tidak mengenali anakku lagi" Ucap Bernard dengan nada suara yang lemah kepada istri yang senantiasa duduk disebelahnya dan mengusap punggungnya dengan sabar.

"Dia membutuhkanmu untuk membimbingnya. Fabian marah karena kau terlalu sibuk dengan bisnismu dan menganggap bahwa kau tidak memperdulikannya lagi. Kenakalannya adalah salah satu cara untuk menarik perhatianmu" Jelas Angeline kepada suaminya yang kini telah menyandarkan kepalanya di ceruk leher Angeline.

~•~•~•~

Seperti tidak jera dengan semua tindakan frontal serta aksi kontroversial yang dilakukannya, pagi ini, Fabian Jeremy Peterson kembali dengan segala tingkah gilanya yang sukses besar membuat satu kampusnya geger dan gempar. Jere sukses menyebarkan informasi dari mulut ke mulut bahwa The Famous and The Very Difficult One, Zefanya Alexandria Ferraro berhasil dijadikannya teman 'jalannya' yang kesekian.

Tak hanya itu, lelaki sinting itu juga menambahkan bumbu penyedap dalam informasi yang disebarkannya bahwa, keluarga besar Zefanya yang terkenal sangat overprotective kepada gadis itu sudah merestui bahkan sangat mendukung hubungan yang sedang mereka jalani sekarang.
Jere hanya mampu tertawa-tawa saja ketika banyak yang menanyainya tentang bagaimana caranya ia dapat berhasil meluluhkan hati para lelaki di keluarga Zefanya yang terkenal mengerikan itu.

'Berhasil selangkanganmu! Kaga tau aja mereka gue baru lolos dari maut kemarin malam!' Batin Jere sembari nyengir-nyengir gaje, setiap ada yang menanyakan atau bahkan memujinya tentang keberhasilannya yang menakjubkan itu.

Dilain tempat, Zefanya yang tidak tahu apa-apa, langsung di berondong oleh beribu pertanyaan dari sahabatnya. Lulu. Dan Zefanya hanya mampu terpelongo bego saat mendengar informasi gila itu dari mulut sahabatnya.

"Lu! Dia siapa sih emangnya?" Tanya Zefanya yang masih terlihat shock akan kabar gila yang melibatkan dirinya itu. Kini gantian, malah Lulu yang terpelongo bego begitu mendengar pertanyaan dari Zefanya.

"Zeeee! Seriously?! Lo emang nggak kenal Jere atau lo mau nutup-nutupin hubungan lo sama dia?!" Bukannya menjawab, lulu malah balik bertanya.

"Hubungan apaaa?! Jere itu siapa pulaaa??!! Oh Lu! Lo harus tau gimana rasanya jadi gue yang sedang merasakan Like, 'Helooohh apa cuma gue yang bodoh disini?!'" Ucap Zefanya yang tampak frustasi, sembari merebahkan kepalanya ke meja yang berada dihadapannya.

"Astagaaa! Lo serius?" Tanya Lulu dan diangguki lemah oleh Zefanya.

"Ze! Lo harus tau kalau Jere itu man whorenya kampus kita! Pokoknya lo jangan ambil resiko sama dia! Dia itu BA-HA-YA plus BU-A-YA!! Udah banyak bangeeet korbannya Jere yang setelah bubar dari dia, hidupnya nggak sama lagi! RU-SAK!!" Lulu tampak menjelaskan dengan berapi-api, sementara Ze hanya diam mendengarkan sembari sesekali mengangguk.

"By the way Lu, kok lo bisa tau sebegitu detilnya tentang dia? Emang dia seterkenal itu ya?" Tanya Zefanya setelah sahabatnya itu selesai dengan aksi pidato berapi-apinya.

"Iyaaa EMAAANGG.. Astagaaa Zeee! Udah berapa lama sih lo jadi mahasiswi disini?! Lagi juga si Jere itu sohibnya Andres, jadi sedikit banyaknya gue taulah tentang kelakuan sintingnya!" Jawab Lulu dengan menambahkan fakta bahwa ternyara si Jere sableng ini adalah sohib dari kekasihnya.

"Masa seterkenal itu Lu? Yang mana sih orangnya? Tanya Ze penasaran. Dan ketika sahabatnya itu menunjukkan foto dari orang gila yang dipanggil dengan nama JERE tadi, seketika itu juga Zefanya tersedak ludahnya sendiri kemudian terbatuk-batuk.

'DIA LAGI?!! COWOK ITU BENAR-BENAR CARI MATIII!!'

Ze sampai bergidik ngeri membayangkan nasib si Jere Jere itu apabila berita ini sampai ketelinga para lelaki di keluarganya. Terutama sang papa dan sang abang, Marcello!

~•~•~•~

"Jer! Arah jam duabelas! Tepat disebelah cewek gue!" Ucap Andres tiba-tiba, saat dirinya dan Jere, sang sohib abadi, tengah tertawa-tawa di kantin kampus anak desain sembari menunggu sang kekasih pulang.

Jere seketika melirik arah yang ditunjuk oleh temannya itu, lalu perlahan menampilkan seringai nakalnya.

"Apa lo lihat-lihat begitu! Dan ngapain juga lo ada disini?!" Sentak Lulu yang kini tengah berdiri dihadapan mereka, dengan Zefanya yang berada dibelakangnya. Seolah meminta pertolongan kepada sahabatnya itu.

Jere menaikkan kedua tangannya, seolah menyerah. Tetapi seringai nakalnya masih terpampang nyata dihadapan kekasih sohibnya itu.

"Santai dong Lulu cantiik, gue kesini kan mau jemput pacar baru gue" Ucapnya dengan menambahkan kedipan mata diakhir kalimat. Zefanya yang masih berada dibelakang Lulu, bergidik ngeri melihat tingkah si gila berwajah sangar itu.

"Nyaa.. Pulang yuk!" Ajak Jere dengan lembutnya.

Andres, Lulu, serta Zefanya, serempak mengerutkan alis mereka dalam-dalam, sembari menoleh kebelakang. Mereka bingung! Siapa pula Nya-Nya yang diajak Jere pulang dengan suara lembutnya itu?! Bukannya tadi lelaki sinting itu sedang meluncurkan aksi ingin menggoda Zefanya?! Batin ketiganya bertanya-tanya.

"Nya.. Kok bingung sih?" Zefanya terlonjak kaget saat Jere sudah berdiri dihadapannya. Gadis itu memandang bingung kearah Jere sembari menunjuk dirinya sendiri, seolah bertanya.

"Iya Nyaaa.. Kamu! Nama kamu masih Zefanya kan? Anya itu panggilan sayang aku buat kamu" Jelas Jere sembari mengusap lembut puncak kepala Zefanya. Sementara Zefanya dan Lulu hanya bisa terbelalak ngeri dengan aksi tiba-tiba dari lelaki sinting itu.

"Jere! Lo udah keterlaluan! Ze itu bukan mainan lo yaaa!" Omel Lulu sembari menepis tangan Jere yang sudah bertengger manis dibahu sahabatnya. Jere membalas aksi Lulu tadi dengan terkekeh geli, sembari memberi kode kepada Andres untuk membawa kekasihnya itu pergi.

"LO! Gue ingatin lo buat siap-siap aja dapat maut dari keluarga Ze!" Ancam Lulu yang sudah ditarik oleh Andres, sembari berteriak-teriak dan menunjuk-nunjuk Jere. Jere sendiri tampak tak peduli dengan ancaman itu dan malah semakin terkekeh geli.

"Iyaaa Eyaaangg.. Jere nggak nakal lagi!" Sahut Jere dengan nada mengejek. Kemudian, saat Lulu dan Andres sudah mengilang dibalik tembok, Jere kembali memfokuskan dirinya kepada Zefanya yang sedari tadi tampak diam saja dengan berbagai pikiran berkecamuk dalam otaknya.

"Kamu gila ya?!" Tanya Zefanya yang akhirnya mampu mengeluarkan suaranya. Namun, bukannya menjawab Jere malah terkekeh keras sampai-sampai perutnya kram.

"Iya.. Aku gila karena kamu" Jawab Jere sembari menatap mata indah milik Zefanya dalam-dalam. Entah mengapa ia merasa ingin selalu tersenyum apabila dirinya sedang berada didekat Zefanya.

"Euuhh.. Well, Aku harus pulang sekarang. Sorry nggak bisa ngobrol banyak! Byeee!" Ucap Zefanya sedikit gugup, kemudian berlari secepat mungkin dari lelaki gila dihadapannya itu.

Jere santai saja melihat Zefanya yang tengah berlari pontang-panting menjauhinya. Toh kecepatan Zefanya berlari seimbang dengan kecepatan berjalannya. Dengan langkahnya yang besar-besar, sedikit kemungkinan gadis itu dapat bersembunyi darinya.

~•~•~•~

Benar saja dugaan Jere tadi. Buktinya sekarang dirinya dan Zefanya sampai diparkiran secara bersamaan. Dan dengan cepat dicekalnya kemudian dibalikannya tubuh gadis itu kearahnya, sehingga Zefanya yang tak memperkirakan kehadirannya terpekik kuat.

"Lepaaass! Kamu mau apa sih?!" Pekik Zefanya mencoba melepaskan cekalan kuat dari lelaki sinting dihadapannya itu.

"Mau antar kamu pulang Nyaaa.. Kan aku udah bilang tadi?" Jawab Jere dengan lembut sembari sedikit mengendurkan cekalannya.

Kali ini, khusus untuk gadis yang sedang bermain 'playin hard to get' ini, Jere akan menggunakan cara lembutnya. Cara yang tidak akan sudi dilakukannya kepada perempuan manapun selain Zefanya.

"Nggak boleh! Kamu bisa kena racun kalajengking-kalajengking peliharaan papaku kalau ketahuan antar aku pulang tanpa seizinnya!" Jere terbelalak terkejut mendengar pengakuan gadis dihadapannya itu, yang sama sekali tak tampak berbohong.

'Sesinting itukah bokapnya?!' Batinnya bertanya-tanya dalam hati.

"Yaudah nggak apa, aku rela demi kamu!" Balas Jere setelah pulih dari keterkejutannya.

"Kamu ngeyel banget sihh!! Kayanya kamu beneran gila dehh!" Ze tampak mengacak rambut indahnya, Frustasi. Bukannya takut, lelaki sinting dihadapannya itu malah menggombal!

"Loh kok ngeyel?! Apa salahnya sih aku ngantar pacarku pulang dengan selamat?" Goda Jere dengan memunculkan seringai nakalnya kembali. Kali ini dengan berani dipeluknya pinggang Zefanya dengan kedua tangannya, lalu ditundukkannya kepalanya sehingga mencapai radius cium. Zefanya berontak ditempatnya.

"Aku bukan pacar kamu!!" Zefanya berteriak mencoba menarik perhatian orang-orang, namun sepertinya orang-orang tidak ada yang peduli karena merasa hal seperti itu wajar sekali terlihat antara Jere dengan kekasihnya.

"Pacar aku! Nama kamu masih Zefanya Alexandria Ferraro kan?!" Jere menaik turunkan alisnya, kepalanya terus menunduk, bibirnya sudah tak tahan ingin mencari pasangannya. Dan tepat ketika Jere akan mengambil first kiss milik Zefanya, sepasang tangan kokoh memisahkan mereka dengan cepat dan membantingnya dengan kuat sehingga menimbulakan suara BRAAK! yang cukup keras.

Sosok yang membantingnya ketanah tadi dengan cepat berjongkok dihadapannya sembari menampilkan wajah dingin khas dirinya. Dicengkramnya rahang Jere dengan kuat sembari mendesiskan ancaman yang sama sekali tak dianggap oleh Jere.

"Jangan pernah sentuh adikku! Dia bukan pemuas nafsu bejatmu!" Ucap orang itu dengan gigi bergemeltuk. Jere tidak melawannya. Bukan karena orang itu adalah rektornya, hanya saja ia memang sedang tidak ingin melawan siapapun saat ini. Kondisinya sedang tidak memungkinkan untuk itu.

"Zee.. Ayo Tim antar pulang" Ajak orang itu, yang tak lain adalah anak pertama dari ongkel Adrielnya. Tim.

Ze memandang Jere dengan tatapan sendunya, biar bagaimanapun ia masih memiliki rasa kasihan. Jere yang tak suka dikasihani hanya melengos dan memalingkan wajahnya kearah lain.

"Ze! Masuk mobil!" Panggil Tim yang masih terbawa emosi melihat adik sepupunya hampir menjadi korban pelecehan. Tadi, begitu ia mendengar gossip yang mengikut sertakan nama adiknya itu, secepat kilat ia langsung berlari pontang-panting ingin bertemu Ze. Dan begitu sampai! Pemandang kurang ajar dari lelaki gila itu lagi yang terusuguh dihadapannya.

"A-ah? Iya Tiiimm.." Jawab Ze yang dengan segera masuk kedalam mobil kakak sepupunya itu, meninggalkan Jere si lelaki sinting yang masih terduduk diatas tanah akibat dorongan kuat dari Tim.

TBC.

Disini belum saatnya Jere si sinting menghadapi Nick yaa!! Tunggu saja kapan saat itu tibaaa huahaha ×_×

BTW! ADA YANG PUNYA SARAN CAST NYA ZE NGGAK?! COMMENT YA!

CIAOBELLAAA♥










Continue Reading

You'll Also Like

1.9M 10.3K 24
Menceritakan kehidupan seorang lelaki yg bernama Nathan. dia dikenal sebagai anak baik yg tidak pernah neko neko dan sangat sayang pada keluarganya...
1.2M 95.4K 54
Meta memutuskan pulang kampung untuk menemani orang tua ketika mendengar bahwa sang adik harus merantau karena kuliahnya, namun seperti dugaannya, ke...
821K 72.2K 56
Shana begitu ia akrab disapa. Si paling advokasi begitu julukannya. Bagaimana tidak, ini tahun keduanya menjabat sebagai staff bidang Advokasi di Him...
217K 13.6K 74
Ternyata memang benar, garis antara cinta dan benci itu nyaris tak ada. Dari yang bukan siapa-siapa bisa menjadi teman hidup.