Hujan & Semesta [completed]

By serpihankata

211K 13.3K 412

Rahasia terbesar yang terungkap melalui hujan dan semesta. Karena hujan dan semesta yang mengetahui rahasia... More

P R O L O G
1
2
3
4
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Epilog
Isi Supus
Extrachap 1
Extrachap 2
Announcement
Announcement

5

7K 494 9
By serpihankata

Siapa yang menabur senyum,
Dialah yang menuai cinta.

- Senyum by Andrea Hirata -

Gadis cantik itu menyusuri perpustakaan sekolahnya. Matanya menelusuri berbagai buku yang tertata rapih di rak-rak yang telah disediakan. Sesekali, jarinya ikut mengabsen satu persatu buku yang berjajar itu.

"Ra, udah nemu belom?" Suara Milea memecahkan keheningan yang ada. Membuat Kara menengok ke arahnya dan mengendikkan bahu sebagai jawaban.

"Belom, Le. Gue bingung buku astronomi yang dimaksud bu Rahmi yang kayak gimana." Kara berujar seraya menghela nafasnya.

Bahunya meringsut begitu saja karena lelah. "Udah, Ra. Pilih aja buku astronomi yang paling lengkap disini." Katanya memberi saran.

"Tapi yang mana?"

"Nih," Milea menunjukkan buku tebal yang bertuliskan 'ASTRONOMI' di bagian sampul bukunya. "Gue tadi nemu di ujung sana."

Kara tersenyum sumringah, "Ah, thanks Lea!" Seru Kara.

"Udah ah, Ra. Ke kantin buru! Gue laper!"

"Iya iyaa."

》》》

Kara Pov

Suara ramainya orang memesan, suara dentingan sendok serta suara murid-murid bergosip ria, sudah menjadi hal yang lazim di kantin sekolahan. Seperti pada siang hari ini.

Bel istirahat baru berdentang sekitar lima menit yang lalu. Tetapi, kantin sekolah telah dipadati murid-murid yang kelaparan. Beruntung, Revan telah menyiapkan tempat duduk untukku dan Milea di kantin.

Alah apa banget sih bahasa gue.

Aku melambaikan tangan setelah mendapati Revan yang tengah mengangkat tangannya di ujung sana. "Kesana Le!" Ajakku yang langsung menarik pergelangan tangan Milea.

Baru saja melangkahkan kaki, aku langsung memberhentikan langkah kakiku. Mendecak pelan setelah melihat beberapa 'cewek alay' mendatangi Revan, Gibran, Ardian dan Arkan.

Keempat primadona sekolah itu sedang dibanjiri para fans-nya. Apalagi, si Revan. Kadang, dalam setengah hari, lokernya nyaris penuh karena cokelat atau surat cinta dari adek kelas, temen seangkatan bahkan kakak kelas. Dan tentunya, yang dapet bagian makan cokelat itu adalah aku. Yes i'm so happy!

Ah iya, Ardian dan Arkan! Anak sebelas IIS 3. Cogan-cogan sedeng kalo kata Milea. Tapi lebih sedeng Gibran daripada mereka berdua.

Yang paling kalem ya si Ardian. Cool abis anaknya. Anak geografi banget deh. Kalo yang cuek ya si Revan. Sebelas dua belas sama kelakuan bapaknya dulu, om Axel. Yang agak cuek tapi perhatian abis. Si Revan ini juga mirip-mirip sama my babeh a.k.a pak Nathan.

Gue curiga ini si Revan anak om Axel apa bokap gue?

Kalo si Arkan nih, ganteng sih ganteng tapi kelakuannya itu idiot abis. Gak jelas tujuan hidupnya apaan. Punya alusan dimana-mana. Tapi perasaan dia cuma buat Milea seorang. Kalo yang kelakuannya gabisa ditoleransi ya si Gibran. Gibran ini naksir juga sama Milea.

Ya kadang Arkan sama Gibran suka berantem gak jelas ngerebutin Milea. Sampe mereka pernah taruhan tapi kegep sama Milea akhirnya Milea puasa ngomong sampe sebulan sama mereka berdua.

Ya tapi kesamaan diantara mereka berempat ini adalah mereka sama-sama ganteng.

Ngomong-ngomong, percuma kalo gue bacot begini kapan gue makannya?

"Le, gue mager kesitu." Kataku ke Milea yang tengah terdiam ngelatin kerumunan abe. Serius, ini abe bukan cabe karena cabe terlalu mainstream.

Ponselku tiba-tiba bergetar. Pertanda bahwa ada sebuah pesan masuk. Yaela kalo bukan bokap nyokap paling si Revan.

Kan bener Revan ngeline.

Revan Hadinata : Sini anjir

Kara Valera : Males anjir

Kara Valera : Rame

Kara Valera : Nanti kalo gue masuk situ trs sesek nafas keabisan oksigen trs mati gmn?

Revan Hadinata : Y peduli amat w

Revan Hadinata : Gue beliin somay deh asal lo pura2 jadi pacar gue

Revan Hadinata : Janji deh. Plis bantu gue ra

Setelah mendapat tatapan mata tajam dari Revan, udah dah gue gak berani buat nantangin adu bacot di line lagi. Akhirnya gue jalan ke arah kerumunan itu.

Mau gak mau. Ini demi siomay gratis. Kalo gaada siomay juga gue mana mau nyamperin dia.

Author Pov

Akhirnya demi siomay gratis yang Revan janjikan, Kara berjalan ke arah kerumunan itu dengan ogah-ogahan. Menatap seluruh siswi genit dengan tatapan matanya yang tajam.

"Misi ya, misi tante." Kara meminta izin untuk melewati mereka dan menyindir mereka secara terang-terangan.

Sungguh, Kara muak dengan penampilan mereka. Memakai make-up tebal di sekolah. Lalu tebar pesona. Cih, andai Kara bisa memusnahkan mereka.

Di ujung sana, Revan tengah tersenyum seraya menatap Kara dengan lekat. Kemudian berjalan menghampiri Kara dan merangkulnya. "Maaf ya, gue udah punya pacar. Kara pacar gue. Jadi, tolong jangan ganjen sama gue. Makasih." Kata Revan diiringi wajah datarnya.

"Sejak kapan kalian pacaran?" Tanya salah satu fans-nya empat primadona sekolah itu.

"Lo gak perlu tau." Jawab Revan. "Sorry."

Terdengar decakan kesal terlontar begitu saja dari mulut mereka. Perlahan, membalikan tubuh dan berjalan menjauhi meja itu.

Terdengar helaan nafas lega dari Revan, Ardian, Gibran dan Arkan. "Njir, lega banget gue. Terbebas dari mereka. Pengap anjir." Keluh Arkan seraya mengipas-ngipaskan bungkusan gorengan di hadapannya.

"Jadi, kemaren lo mau bantuan ke gue itu buat pura-pura jadi pacar lo, Van?" Tanya Kara setengah berbisik.

Revan mengangguk dan tersenyum kikuk. Setelahnya ia melirik jam tangannya dan menepuk keningnya pelan.

"Eh, cepetan ke labas. Kita tanding lawan garuda sekarang!" Seru Revan yang langsung bangkit dari tempat duduknya.

"SOMAY GUE GIMANA EPAN?!" Palak Kara.

Revan meringis, "Abis gue tanding deh. Ya? Dua porsi buat lo." Bujuk Revan.

"Ngga. Maunya satu porsi aja tapi tambah ketoprak ya, Van?"

"Iyadeh. Asal lo harus jadi pendukung gue ya?"

Gadis itu tertawa, "Tiap saat gue jadi pendukung lo, Van. Gue semangatin di pinggir lapangan. Gue duluan booking tempat di labas!" Kata Kara sambil membalikan tubuhnya. Bermaksud untuk meninggalkan kantin.

"Eh, Ra!" Panggil Revan yang membuat Kara kembali membalikkan tubuhnya lagi. "Nih, roti buat lo. Biar lo gak pingsan nanti." Kata Revan diikuti gerakan tangannya yang memberikan sebuah roti.

Kara mengambilnya disertai senyuman manisnya. "Makasih ya, Van." Ucapnya seraya berlalu.

Menuju lapangan basket sekolahnya yang seringkali disebut 'Labas'.

》》》

Suara riuh para penonton menggema di lapangan basket indoor SMA Cendrawasih. Para pendukung dari masing-masing sekolah sudah bersiap di tribun. Menyiapkan berbagai slogan dukungan untuk mendukung sekolah mereka masing-masing.

"CENDRAAAA!!" Teriak para murid Cendrawasih yang sudah memadati tribun di pinggir lapangan.

"GARUDAA!!" Balas para murid Garuda yang tak mau kalah.

Di barisan paling depan, terdapat gadis cantik berambut cokelat sebahu yang tengah tersenyum. Melambaikan tangannya ke arah lelaki yang sudah berada di tengah lapangan. Lelaki itu tersenyum kemudian membalas lambaian tangan itu.

"Semangat Epan!!" Suara nyaring milik Kara itu membangkitkan semangat yang ada direlung jiwanya.

Seakan mendapatkan pasokan energi yang banyak, Revan langsung tersenyum sangat lebar.

Pertama kalinya, seorang Revan Hadinata menebar senyumnya di tengah lapangan. Tentunya senyuman itu untuk Kara dan hanya untuk Kara. Bukan yang lainnya. Namun ada saja beberapa murid yang kegeeran karena melihat senyum Revan itu.

"REVANN SEMANGAT!" Teriak Kara yang bersemangat sekali.

Kekuatan batin seakan menyatukan keduanya. Saling memberi dorongan semangat yang kuat. Saling merasakan apa yang tengah dirasakan. Mereka pantas untuk dipertemukan oleh semesta.

Mata Kara berbinar saat melihat Revan menge-shoot bola basketnya ke ring dan bingo! Tepat sasaran. Revan tersenyum tipis saat berhasil mencetak enam angka di awal permainan.

Seketika, Kara tersenyum miris. Setahun lalu, Tuan Penebar Tawa yang berada di posisi Revan. Memasukan bola basket ke dalam ring, hingga mencetak banyak angka. Membawa kemenangan bagi Cendrawasih.

Kini, itu hanyalah kenangan. Kenangan yang terkubur bersamanya di bawah tanah.

"Ra? Kenapa? Keinget lagi?" Tanya Milea yang seakan terbawa juga oleh suasana tahun lalu.

Yang ditanyapun menengok ke arah Milea seraya mengangguk dan memberikan seulas senyuman tipis.

"Kalo kaya gini, gue jadi keinget cerita nyokap pas masa SMAnya deh." Ia mengalihkan topik seraya memberikan kekehan pelan.

Milea tersenyum menatap Kara yang sepertinya, sedang menahan air matanya. "Gue tau, mengikhlaskan itu bukan hal yang mudah, Ra. Tapi, usaha terus ya buat ikhlas. Biarin sang kapten basket kebanggaan kita tenang disana." Nasihat Milea.

Kara mengangguk kemudian kembali memperhatikan pertandingan basket itu.

Selang lima belas menit kemudian, Kara tersenyum bangga. Revan berhasil mencetak banyak angka. Membawa Cendrawasih ke gerbang kemenangan.

Sejurus kemudian, Kara berlari menghampiri Revan yang tengah mengelap keringatnya. Memeluk Revan dengan rasa bangga yang menyeruak di rongga dadanya. Membuat Revan kaget dengan pelukan tiba-tiba ini.

"Selamat Evan!"

Sedetik kemudian, Revan menampakkan senyumnya. Senyum bahagianya. "Ra, peluknya tunda dulu, ya? Gue keringetan. Gak enak dipeluk orang cantik gini." Desis Revan.

Kara semakin tersenyum setelah mendengar perkataan Revan. Sebisa mungkin ia menyembunyikan senyumnya di dada bidang milik Revan.

"No problem." Sahut Kara dengan pelan.

Sejurus kemudian, Revan membalas pelukan Kara dengan tak kalah erat. Seakan meminta semesta agar tak memisahkannya dengan gadis periang ini.

Ibaratnya, Kara adalah oksigen yang Revan miliki.

a.n

Comment bawel ditunggu ya hehe

Continue Reading

You'll Also Like

6.2M 120K 30
"Mau nenen," pinta Atlas manja. "Aku bukan mama kamu!" "Tapi lo budak gue. Sini cepetan!" Tidak akan ada yang pernah menduga ketua geng ZEE, doyan ne...
4.2M 248K 60
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...
3.1M 260K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
4.9M 371K 52
❗Part terbaru akan muncul kalau kalian sudah follow ❗ Hazel Auristela, perempuan cantik yang hobi membuat kue. Dia punya impian ingin memiliki toko k...