The Red Affair 「END」

By andhyrama

1M 61.5K 16.2K

[15+] Jatuh ke cinta yang lain ketika sudah ada cincin yang melingkar di jari manis, Damian dihadapkan pada p... More

PREVIEW
THE ODD NUMBER
CHARACTERS
PROLOG
TRA-01
TRA-02
TRA-03
TRA-04
TRA-05
TRA-06
TRA-07
TRA-08
TRA-09
TRA-10
TRA-11
TRA-12
TRA-13
TRA-14
TRA-15
TRA-16
TRA-17
TRA-18
TRA-19
TRA-20
TRA-21
TRA-22
TRA-23
TRA-24
TRA-25
TRA-26
TRA-27
TRA-28
TRA-29
TRA-30
TRA-31
TRA-32
TRA-33
TRA-34
TRA-36
TRA-37
TRA-38
TRA-39
TRA-40
BOOK VERSION
VOTE COVER
OPEN PO TRA!
DI SHOPEE!

TRA-35

12.7K 934 250
By andhyrama

The Red Affair

(The Kingston City Series #1)

a novel by Andhyrama

www.andhyrama.com// IG: @andhyrama// Twitter: @andhyrama//FB: Andhyrama// Ask.fm: @andhyrama

***

Damian sampai di Rosemary, namun sebelum ia masuk ke rumah pamannya, ia terlebih dahulu menelepon Derek. Sembari menunggu jawaban Derek, Damian memerhatikan Bobby yang tertidur di jok sebelahnya. Tidak lama kemudian, Derek menerima panggilannya dan jawaban sepupunya itu mengejutkannya.

Sepupunya ternyata tengah berada di Morning Abby, seharusnya dia menelepon dulu sebelum menuju Rosemary. Sudah terlanjur ia sampai di depan rumah, namun ia tak ingin membuang waktu. Lagi pula niatnya untuk memberitahukan ibunya mengenani kehamilan Firanda bisa dilakukan kapan saja. Akhirnya Damian memilih memutar mobilnya untuk menuju Morning Abby.

Saat ia mengingat Morning Abby, ia akan mengingat segala memorinya. Kesenangan, segala gelak tawa, hingga tangis dan kesedihan. Damian juga mengingat kejadian beberapa minggu yang lalu. Ia mengunjungi Morning Abby bersama Alena, belum ada masalah saat itu terjadi, keduanya hanya mencoba bernostalgia hingga berujung pada sebuah janji yang yang harus ditepati.

Ia sampai di depan rumahnya yang dulu, ia memarkirkan mobilnya di dekat mobil Derek yang berwarna hitam. Dengan lembut ia membangunkan anaknya. Bobby membuka matanya perlahan dan mengucek-uceknya dengan lucu. Damian membopong anaknya keluar mobil. Ia berdiri memandang rumah pertamanya dengan perasaan yang bercampur aduk.

Sebuah rumah yang cukup besar dengan dominasi warna putih yang kusam berada di hadapannya. Di depan rumah itu ada meja dan kursi-kursi kayu. Di bagian lain depan rumah juga terdapat beberapa pot bunga dengan tanaman menjalar bebas tidak terurus. Sebuah pohon besar berada di samping rumah, di atas sana ada rumah pohon yang masih terlihat kokoh walau pun sudah banyak tanaman merambat di kayu-kayunya.

Damian berjalan perlahan ke depan rumahnya. Ada getaran yang tiba-tiba datang. Ia mengingat waktu itu, saat ia berlari ke rumahnya. Ia terus melangkah memandang sebuah kursi di depan rumah, ia membayangkan seorang pria duduk di sana. Ayahnya duduk di sana, tanpa gerakan, terduduk kaku tanpa embusan napas.

Pria 29 tahun itu merinding, matanya melebar dan mulai basah. Ia mengingat teriakannya, sebuah panggilan untuk ayahnya dengan suara parau. Ia berlari dan menghampiri ayahnya yang duduk terdiam, menyentuh tubuhnya dan menggerak-gerakannya. Ia mengingat saat ia begitu panik, begitu takut dan begitu sedih saat mengetahui ayahnya sudah tidak bernapas.

"Papa, kenapa menangis?" tanya Bobby.

Damian sadar dan segera mengelap tangisnya. Ia kemudian tersenyum pada Bobby. Seorang pria dengan kaus hitam keluar dari pintu. Damian menoleh saat sepupunya itu memanggilnya.

"Dam! Bobby!" teriak Derek.

"Paman!" teriak Bobby menyahut.

Damian menurunkan Bobby yang segera berlari ke arah Derek. Damian mengikuti di belakangnya. Ia masih teringat masa lalunya. Hari itu masih terlintas jelas di pikirannya. Akan tetapi ia harus sadar akan tujuannya bertemu Derek, dengan segera ia menampilkan senyum dan melangkah lebih cepat.

"Kenapa kau ada di sini?" tanya Damian pada Derek.

"Aku ingin tinggal di sini," jawab Derek.

"Paman aku ingin menaiki rumah pohon itu," pinta Bobby.

"Bantu dia naik," ucap Damian tersenyum pada sepupunya.

Derek kemudian membawa Bobby ke rumah pohon sedangkan Damian memilih duduk di kursi itu. Dengan memandang ke sekelilingnya, Damian merasa kembali ke masa lalu. Ia mengingat masa-masa tinggal di rumah itu. Bermain di halaman, melakukan kesehariannya bersama keluarganya.

Kenangan masa kecilnyanya kemudian dilanjutkan pada masa sekolahnya. Ia atas nasihat ibunya menjalani masa sekolah menengahnya di Mulholand. Ia harus bolak-balik setiap hari dalam jarak yang cukup jauh menggunakan kereta lalu setelah lulus, ibunya memutuskan untuk pindah ke Rosemary.

Kehidupan cintanya dengan Alena dinilainya hanyalah cinta monyet, namun berlangsung cukup lama. Selama Damian di Rosemary, ia menjalin hubungan jarak jauh dengan Alena, setelah dua tahun lamanya dia memutuskan berpisah dengan gadis itu.

Keputusan berpisah berasal dari berbagai pertimbangan. Pertama, Damian merasa Alena terlalu muda untuknya. Kedua, ia memikirkan kata-kata ayahnya dulu agar jangan dekat-dekat dengan Alena. Selain kedua alasan itu, ia juga sudah menemukan wanita lain. Firanda begitu menarik hatinya, membuatnya menggilai gadis itu sampai melupakan yang lain.

Ia kemudian mengingat percintaannya dengan Firanda. Damian sengaja mengejar Firanda, mengikuti gadis itu ke mana pun ia pergi. Ia tidak pernah mengurusi gadis-gadis lain yang selalu mengirimnya surat cinta karena demikan kuatnya keinginannya untuk mendapatkan Firanda. Ia masuk ke universitas yang sama dengan Firanda di Kingston, di sana ia menyatakan cintanya hingga berakhir pada pernikahan seusai lulus dan mendapatkan pekerjaan.

Duduk di depan rumah sembari bernostalgia mengingatkan umurnya yang sudah hampir kepala tiga. Ternyata sudah cukup lama ia hidup, namun apa yang sudah ia lakukan? Apakah ia sudah menjadi pria yang baik? Suami yang baik bagi Firanda dan ayah yang baik bagi Bobby? Ia tidak bisa menjawab pertanyaanya sendiri.

Derek datang membiarkan Bobby di rumah pohon sendirian. Ia sudah mengatakan pada keponakannya untuk tidak turun sendiri. Dengan wajah semringah Derek duduk berhadapan dengan sepupunya.

"Kau tidak bilang ingin bertemu denganku sebelumnya, ada apa sebenarnya Dam?" tanya Derek.

"Aku ingin bercerita tentang masalahku," kata Damian. "Aku benar-benar bingung akhir-akhir ini,"

"Apa yang membuatku gelisah seperti itu?" tanya Derek dengan wajah penasaran.

"Kautahu? Aku telah berselingkuh dan istriku telah mengetahuinya," ujar Damian tanpa ragu membeberkan masalahnya.

Derek terdiam seakan meminta sepupunya untuk melanjutkan ceritanya. Damian akhirnya mengatakan segalanya. Semuanya dari awal hingga akhir, walau ada beberapa yang memang tidak ia ceritakan.

"Semuanya tampak aneh dan membingungkan, terlalu banyak kasus dan misteri yang aku tidak tahu jawabannya, aku merasa baik Firanda dan Alena telah merencanakan sesuatu terhadapku," tambah Damian setelah cerita panjangnya itu.

"Aku tidak tahu kenapa kehidupanmu bisa menjadi serunyam itu, Dam," ungkap Derek dengan nada peduli. "Aku rasa kau tetap harus percaya istrimu. Ugh... Alena gadis yang kau ceritakan dulu itu 'kan? Aku rasa dia bukan gadis yang baik, apalagi kau mengatakan kehidupan masa kuliahnya tampak buruk, aku menyebutnya gadis metropolitan," kata Derek. "Gadis kota yang punya penampilan menarik, namun rata-rata itu hanya di luarnya saja."

"Ya, aku mengerti. Walaupun dia berasal dari Morning Abby, tetapi dia memang tinggal di Regent City cukup lama. Kata-katamu terlalu berbelit-belit, kau tidak perlu malu mengatakan Alena adalah gadis murahan, tetapi aku yakin dia masih perawan saat aku melakukan itu bersamanya untuk pertama kali di Hotel Ibiza," kata Damian.

"Benarkah kau yakin?" tanya Derek.

"Yakin sekali. Jadi kau tidak bisa mengatakannya murahan, dia hanya pernah melakukannya denganku saja," jawab Damian.

"Aku heran kenapa kau begitu yakin," kata Derek. "Baiklah, walaupun dia tidak murahan, tetapi itu tidak membuktikan bahwa dia adalah gadis baik-baik, bukan?" tambahnya.

"Ok, jadi sekarang apa yang harus aku lakukan?" tanya Damian.

"Aku akan menganggap mereka berdua gadis baik-baik. Jadi Firanda menurutku hanya bersikap untuk melindungi pernikahannya dan Alena memang sangat menginginkanmu, tetapi dari kasusmu aku punya dugaan kuat," kata Derek.

"Apa dugaanmu?" tanya Damian.

"Mereka berdua sama-sama menginginkan uang dan bekerja sama membunuh Tuan Ross," kata Derek.

"Bagaimana mungkin?" tanya Damian yang merasa sepupunya mengada-ada.

"Perhatikan baik-baik, Firanda memecat Lusi pada malam itu, dan kemudian Alena datang untuk menggantikan posisi Lusi. Apakah pergantian posisi itu tidak kaucurigai? Mereka mempermainkanmu, Dam!" kata Derek begitu yakin.

"Bagaimana dengan bukti-bukti?" tanya Damian antusias.

"Itu masalah gampang, lagi pula yang melihat Nyonya Ross membawa pisau untuk membunuh suaminya kaubilang hanya satu orang pembantu, bukan? Kedua wanita itu mudah sekali menyogok satu orang pembantu untuk berkata bohong," kata Derek menggebu-gebu.

"Aku tidak pernah berpikir demikian, tetapi teorimu sulit kuterima. Alena dan Firanda bekerja sama, lalu kemudian melakuakan drama perselingkuhan ini? itu tidak masuk akal!" ungkap Damain menolak teori Derek.

"Intinya kau harus hati-hati saja dengan mereka. Aku yakin pada dasarnya mereka baik, tetapi mereka punya ambisi dan itu yang membuat manusia melupakan sifat kemanusiaannya. Satu fakta lagi wanita suka dengan permainan emosi," ucap Derek memperingatkan.

"Apa maksudmu dengan permainan emosi?" tanya Damian.

"Film romansa, buku percintaan, drama dan sebagainya, wanita suka sekali memainkan emosi mereka sendiri," kata Derek lagi.

"Jadi kaupikir mereka sedang bermain-main denganku? Apa motifnya?" tanya Damian dengan nada meragukan.

"Motifnya adalah sebagai balas dendam karena kau sudah memainkan mereka sebelumnya. Dulu kau sudah punya Alena, tetapi kau memilih mengejar Firanda dan kemudian kau sudah punya Firanda, Alena datang dan kaugoyah. Semuanya karena dirimu sendiri, Dam! Mereka mempermainkanmu karena ulahmu sendiri!" kata Derek menyalahkan Damian.

"Astaga kau semakin membuatku pusing, Derek! Aku tidak bisa mempercayai teori gilamu itu!" ucap Damian agak kesal.

"Santailah, Dam! Jika teoriku benar, kau akan segera mati dengan cara yang tidak kauduga. Mereka licik, pintar dan punya ambisi, itu cukup untuk membunuhmu," ucap Derek kemudian tertawa.

Inilah sifat Asli Derek. Dia tampak pendiam, sopan dan punya kharisma dalam sosoknya yang misterius, namun di otaknya berisi jalan pikiran gila yang menentang batas. Damian sudah tahu, sepupunya bisa saja membuatnya geram dengan teori-teori yang disampaikannya, namun setidaknya ia merasa rahasianya aman.

"Ayoah Derek! Kau harus lebih serius sedikit," ucap Damian agak memohon.

"Aku terlalu tertarik dengan masalahmu sehingga lupa dengan apa yang seharusnya aku lakukan," kata Derek. "Saranku, kau sebaiknya segera selesaikan urusanmu dengan Alena sesuai dengan perintah Firanda, kembalikan dia pada tunangannya lagi lalu kau bisa ambil cuti dan berlibur bersama keluargamu ke tempat yang jauh untuk merelaksasi pikiranmu. Kau butuh istirahat," ucap Derek tersenyum sembari menempelkan tangannya pada pundak Damian.

Damian merasa cukup dan lega telah menceritakan masalahnya pada Derek. Walaupun teori Derek terus terngiang-ngiang di kepalanya dan baginya itu memang cukup masuk akal, tetapi nasihat Derek yang terakhir pantas untuk dijalankan.

Ia melihat kertas belanjaan yang Firanda titipkan lalu memberikannya pada Bobby. Anak itu yang akan membacanya dan ia sendiri yang akan mencari-cari barang yang diperlukan. Pukul empat sore dia sudah sampai di Kingston. Ia segera menuju ke sebuah supermarket yang paling pertama ia lewati.

Damian memarkirkan mobilnya dan segera masuk ke supermarket. Ia mengambil troli dan memasukan anaknya ke dalamnya.

"Kau sudah siap, Sayang?" tanya Damian.

"Siap! Jangan lupa es klimnya yah, Pa!" ucap Bobby bersemangat.

"Ok," jawab Damian.

Mereka dengan senang mencari-cari barang yang mereka butuhkan, hingga Damian harus mengangkat Bobby dari troli karena belanjaan sudah hampir penuh. Setelah itu, mereka melanjutkan pencarian itu dengan semangat.

Ponsel Damian bergetar membuatnya segera mengangkatnya. Ia menempelkan ponselnya ke telinga kanannya dan mendengar suara Alena. Ia segera berhenti melangkah saat gadis itu mengatakan bahwa ia sudah ada di depan Damian.

"Tante Lena," teriak Bobby.

Damian melihat gadis itu memakai jaket berwarna cokelat. Jarak mereka tidak lebih dari tiga puluh meter dari ujung ke ujung barisan rak barang-barang supermarket.

"Alena aku ingin-" kata-kata Damian terpotong.

"Diamlah di situ, kita bicara lewat telepon saja," kata Alena.

Damian merasa terkejut dan bingung. Ia mengingat teori Derek, Alena tengah bersandiwara. Gadis itu tengah mencoba membuatnya gundah lagi.

"Kau harus segera menemuiku, tetapi bukan sekarang. Aku hanya ingin mengatakan padamu bahwa aku tahu Firanda tidak hamil karena aku sudah mendengar rencana istrimu dan Alice. Mereka merencanakan pembunuhan padamu, mereka ingin kaumati," ucap Alena.

"Bagaimana mungkin? Dia tidak bisa membohongi kehamilannya, itu sangat mudah ketahuan. Kau jangan gila, Alena! Segera kembalilah pada Jimmy!" kata Damian dengan nada membentak.

"Itu memang mudah ketahuan karena itulah sebentar lagi dia akan memalsukan kegugurannya juga," ucap Alena membuat Damian tampak pucat pasi.

"Alena, aku tahu ini rencanamu, yaitu membuatku tidak percaya dengan istriku, tetapi aku tidak akan mempercayaimu!" ungkap Damian dengan nada bergetar.

"Baiklah sampai bertemu, nanti. Aku pinjam dulu anakmu!" kata Alena segera menutup teleponnya.

Damian kaget bukan main saat Bobby ternyata sudah dibopong oleh Alena. Dengan cepat Damian berlari mengejar Alena. Ia mencoba mendapatkan anaknya kembali, namun Alena bisa keluar dengan mudah dan kabur menggunakan taksi yang menunggunya di depan gedung supermarket.

Damian meremas rambutnya dengan wajah begitu panik. Ia tidak menyangka dengan mudah ia lalai. Bobby baru saja diculik oleh Alena dan yang dilakukannya hanya mengumpat kesal. Ia bingung bukan main tentang apa yang akan dikatakan Firanda padanya nanti jika dia tahu Bobby telah diculik.

***

Question Time

1. Apa pendapat kalian tentang part ini?

2. Mana bagian favorit kalian di part ini?

Continue Reading

You'll Also Like

Forever By Nad

Fanfiction

25.4K 2.3K 28
Mereka saling mencintai, tapi sayangnya rasa itu harus dipisahkan oleh jarak dan waktu. Dan beberapa tahun kemudian mereka kembali dipertemukan, tapi...
INTERDROPS By IKA

Mystery / Thriller

6.1K 279 9
[Bukan fanfiction] "Sembilan tahun yang lalu aku membunuh seorang perempuan di bawah hujan."
172K 4.9K 48
[Wajib Follow Sebelum Membaca] The Billionaire Prison [Love is Difficult] Sungai Thames, London. 📌 "Bersihkan semua, jangan sampai ada yang tertingg...
KENZOLIA By Alpanjii

Mystery / Thriller

79.6K 4.4K 13
Iexglez diketuai oleh Kenzo, anggota inti menyamar menjadi siswa di SMA Rajawali untuk suatu misi. Ditengah misi itu ada Lilia, gadis yang Kenzo suka...