Koibito

By ndeigetsu

12.3K 770 571

[ Sorry buat yang requestnya gak terpenuhi, Koibito Close Request karna Authornya minta ditabok:( ] Tak ada... More

Truth Behind the Truth
Love is Blind, you know?
Melukis Cinta
My Beautiful Mistake
Hey People
Till Death do Us Apart
Beautiful Felon
Hikari to Yami
Heart and Soul
My Dear
Heart Promise
Unforgotten Love
Through the Memory
Unpredictable

Earth and Sky

2.6K 119 34
By ndeigetsu

Pagi yang cerah dikediaman keluarga Uchiha. Hampir semua anggota keluarga tampak duduk tenang dimeja makan, kecuali sang ibu. Wanita bernama Mikoto itu tampak mondar-mandir dengan ekspresi wajah sebal, sambil berkacak pinggang sesekali dia menghela napas berat.

"Sasuke, kau yakin dia sudah bangun?" tanya Mikoto pada anak bungsunya.

"Iya Kaa-san, sudah. Aku yang membangunkannya tadi," jawab Sasuke yang setelahnya menyantap selembar roti dengan selai cokelat diatasnya.

"Biarkan saja, mungkin Itachi lelah setelah mengerjakan tugas kuliahnya," kini sang kepala keluarga, Uchiha Fugaku yang angkat bicara.

Ucapan itu dibalas oleh sebuah tatapan sebal sang istri.

"Alah, semalaman anak itu bermain game online," gerutunya.

"ITACHI!!!" Teriak Mikoto yang telah sampai pada batas kesabarannya, sementara si bungsu dan ayahnya hanya saling melempar tatapan -ah-ini-terjadi-lagi-   sambil menutup kedua telinga mereka masing masing karena sepertinya perang dunia akan terjadi lagi.

"Apa sih Kaa-san? aku sudah bangun, Lihat? " Seorang pemuda tampan berusia dua puluh empat tahun itu berjalan memasuki ruang makan dengan penampilan khas orang yang baru saja bangun tidur.

"Ya Tuhan, Itachi kau lihat ini sudah jam berapa?" tegur Mikoto sambil beracak pinggang. Tak habis fikir dia, mengapa anak sulungnya ini benar-benar timpang dengan sang adik?

Pada awalnya, ibu dua anak ini berharap Itachi dapat menjadi panutan untuk Sasuke, namun pada nyatanya sama sekali jauh dari harapan.

"Kemarin aku tidur larut sekali," ucap pemuda itu santai.

"Ya jelas, kau main game tak penting itu," jawab sang ibu sebal.

"Kaa-san, siapa bilang game online tak penting? disana aku mendapatkan banyak teman," ucap Itachi membela diri.

"Kau ini sebentar lagi lulus nak, berhentilah bersikap seperti anak SMU" ucap sang ibu yang mulai melunak.

"Aku memang masih muda," ucap Itachi sambil berlalu. Pemuda itupun menduduki sebuah kursi kosong disamping Sasuke.

Sebuah perempatan muncul didahi ibu dua anak itu.

"Sudah sayang, jangan bertengkar ini masih pagi." Fugaku berdiri dan mencengkram bahu sang istri lembut untuk menenangkannya.

Itachi dan Sasuke seperti langit dan bumi.

Uchiha Itachi adalah seorang pemuda yang kasar , berandal dan bertingkah semaunya sendiri, sementara Sasuke sang adik adalah pemuda yang tenang, bijaksana, dan patuh kepada orang tua.

Namun meskipun begitu, mereka adalah saudara yang kompak. Itachi sangat menyayangi Sasuke, begitu pula sebaliknya. 

"Nii-san, kekampus nanti berangkat bersama ya?" tanya Sasuke. 

Itachi mengangguk. Setelah dia menghabiskan sarapannya, dia pun kembali keatas untuk bersiap, sementara Sasuke akan menunggu diruang tamu.

Uchiha tetaplah Uchiha, meski Itachi adalah seorang yang bisa dikata 'nakal' namun cara berpakaiannya tidak buruk. Itachi memiliki selera berpakaian cukup yang baik. Sehari-hari dia mengenakan kemeja yang tangannya ia gulung sampai sikut, memakai celana jeans hitam serta sepatu kats untuk alas kakinya.

.

.

"Ohayo Itachi-senpai," sapa seorang gadis manis berperawakan mungil bernama Hinata. Pipi gadis itu sedikit merona merah ketika melihat Itachi berjalan mendekat.  Namun Itachi tak membalas sapaan pagi Hinata dan hanya berjalan angkuh melewatinya.

"Ohayo Hinata," sapa Sasuke yang menghentikan langkahnya sejenak untuk menyapa teman satu kelasnya itu.

"Ohayo Sasuke-san,"  jawab Hinata sendu.

"Maafkan sikap kakakku tadi ya," sesal Sasuke. 

 Hinata melempar senyuman pada pemuda dihadapannya, "Tak apa Sasuke-san," ucapnya.

Sasuke dan Hinatapun memutuskan untuk pergi kekelas mereka bersama-sama.

.

"Maaf ibu terlambat, tadi ada sedikit urusan dengan," wanita itu menggantungkan kalimatnya, lalu melihat kearah Sasuke yang sedang menulis.

"Kakakmu," lanjut wanita itu mengakhiri kalimatnya dengan menunjuk Sasuke.

Spontan seisi kelas melihat kearah Sasuke.

"Kakakku?" tanya Sasuke.

"Ya, kakakmu, Uchiha Itachi. Sasuke, kakakmu benar-benar membuatku stress! dia sulit seali diatur dan selalu membuat resah kampus kita ini," keluh wanita itu panjang lebar. Sebut saja dia Kurenai.

Semua orang tampak prihatin pada wanita bernama Kurenai itu. 

Kurenai yang notabene nya adalah seorang dosen paling killer disini dibuat stress hanya oleh seorang mahasiswa. Namun itu tidak berlaku untuk Hinata, gadis itu justru tersenyum sambil menunduk dengan rona merah dipipinya.  Akan selalu seperti itu jika ia mendengar perbincangan tentang Uchiha sulung itu.


Sementara dikelas Itachi, pemuda itu mendatangi meja seorang gadis berambut cokelat gelap yang terurai panjang.

"Hey," sapa Itachi.

Gadis itu mengalihkan pandangannya dari buku. Iris gelap gadis itu menatap Itachi tak suka.

"Mau apa kau?" tanyanya ketus.

"Galak sekali, aku hanya menyapamu. Kau cantik hari ini," puji Itachi sambil menaikkan sebelah alis matanya. Mungkin gadis-gadis disini akan menjerit histeris ketika melihat ekspresi Itachi yang  seperti ini, namun tak berlaku untuk gadis dihadapannya.

"Apa maumu?" Tanya gadis itu sekali lagi. "Kau tak melihat dosen sedang menjelaskan didepan?" lanjutnya.

"Apa yang kumau? menjadi kekasihmu mungkin?" jawab Itachi santai.

"Pak dosen, bisakah anda keluarkan Uchiha Itachi dari kelas ini? dia mengganggu sekali," ucapnya sinis. Itachi memutar badannya menghadap seorang pria yang dipanggil  'dosen' itu. Berjalan santai mendekatinya lalu berkata dengan suara rendanya yang terkesan membunuh, "Kau tahu kan siapa aku? jadi jangan macam-macam.. pak dosen."

Pria bermarga Sarutobi itu hanya bisa mengangguk cepat dengan wajah pucat seraya mempersilakan Itachi kembali duduk ditempatnya. Namun Itachi justru kembali menghampiri gadis galak yang terlihat tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.

"Jadi bagaimana Izumi? kau mau?" Itachi mengulang pertanyaannya.

"Tidak!" ucap gadis itu dengan gelengan kepala.

Seorang Uchiha Itachi baru saja ditolak mentah-mentah oleh seorang gadis.

Itachi terkekeh, sebenarnya terbesit rasa sebal karena cintanya ditolak begitu saja, tapi bagi Itachi gadis ini seolah menantangnya. Itachi suka tantangan dan dia harus memenuhi tantangan itu.

Bagaimanapun, gadis bernama Izumi itu harus bertanggung jawab karena telah mencuri hatinya. Itachi kembali kekursinya dengan seribu satu rencana yang tersusun rapi didalam benaknya.

Dasar Itachi.

.

.

Waktu menunjukkan pukul tiga sore, mata kuliah hari ini telah selesai untuk Itachi, dan tinggal menunggu Sasuke yang masih ada satu mata kuliah lagi.  Sambil menunggu, Itachi menyalakan sebatang rokok dan mendudukkan dirinya diatas sebuah mobil Jeep hitam miliknya.

Tak sedikit pejalan kaki yang menatapnya tak suka, namun banyak pula yang 'Fangirling' melihat Uchiha sulung itu.

Beberapa saat kemudian orang yang Itachi tunggu datang juga, "Nii-san, apa kau menunggu lama?" tanya Sasuke. 

"Tidak juga, kau membawa gadis itu?" tanya Itachi yang melihat Hinata berdiri dengan wajah tertunduk dibelakang Sasuke.

"Boleh kita mengantar Hinata dulu?  dia sedang kurang sehat," ucap Sasuke. Itachi menghela napas dan akhirnya memberi mereka lampu hijau. "Masuklah," ucapnya.

Hinata tak bisa berhenti memandangi pemuda yang sedang duduk dikursi kemudi itu. 

'Tampan sekali,'  batinnya. 

Ia benar-benar tak percaya bahwa hari ini Itachi mengantarnya pulang.

Meskipun Sasuke andil besar didalamnya.

Sementara Sasuke menatap keluar jendela dengan segores senyuman yang mendukung wajah tampannya. Hari ini seharian bersama Hinata, gadis yang berhasil membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama. Ya, saat masa orientasi mahasiswa baru, tepatnya saat Itachi akan mengerjai gadis itu.

.

.

Lima bulan yang lalu...

"Nii-san hentikan!" seru Sasuke sembari menghalangi  Hinata yang tertunduk.

"Sasuke?" Itachi menghentikan 'aksinya' yang ingin mengerjai Hinata dengan cicak plastik.

"Apa masalahmu?" tanya Itachi kepada adiknya yang sebenarnya adalah mahasiswa baru juga.

"Sudah Nii-san, kasihan dia jangan dikerjai lagi," ucap Sasuke.

Itachi menghela napas dan membuang benda itu kesembarang arah, "Hah, baiklah. Aku tak mengerti kenapa kau begini, tapi.. ya sudah,"  ucapnya sambil berlalu  meninggalkan mereka tanpa menghiraukan  jerit ketakutan para calon mahasiswi yang lain akibat cicak plastik yang dibuangnya.

Itachi memang random.

.

.

Ya, sepenggal masa lalu yang membuat Hinata dan Sasuke jatuh cinta pada pandangan pertama. 

"Hinata, beristirahatlah yang cukup agar kau tak sakit lagi seperti ini,"  ucap Sasuke seraya memberikan sebotol air mineral pada teman sekelasnya itu.

"Terimakasih Sasuke-san," jawab gadis itu.

Sebenarnya Hinata berharap Itachi lah yang yang akan berkata seperti itu kepadanya, tapi melihat kenyataan yang ada, sepertinya ia harus mengubur dalam-dalam harapannya.

"Nii-san, sebentar lagi kan kau lulus, berarti perusahaan Tou-san  akan kau jalankan?" tanya Sasuke.

"Tidak mau,  kau saja sas, aku tak suka duduk dikantor dan hanya berdiam diri," tolak Itachi cepat.

Pemuda tampan itu lebih suka hidup bebas, tanpa aturan yang mengikat dan kekangan. Menjadi seorang direktur Uchiha corp yang merajai sektor perekonomian Jepang akan membatasi kebebasannya. Itachi benci itu.

"Aku baru saja menjadi seorang  mahasiswa, lagipula kau kan lebih tua?" ucap Sasuke.

"Ah, tak penting siapa yang lebih tua dan muda, kalau kau mampu ya kau saja, aku tak minat," jawab Itachi.

Hinata mendengarkan percakapan kedua Uchiha itu, dan Hinata dapat menarik sebuah kesimpulan bahwa Itachi adalah sosok yang mengagumkan.

Hinata buta karena cinta.

.

.

"Bagaimana kuliahnya?" tanya Mikoto pada kedua putranya. 

"Tadi ada kuis, tapi aku bisa mengerjakannya," ucap Sasuke sopan sebelum kembali meneruskan bacaannya.

"Itachi bagaimana?" tanya Mikoto pada si sulung.

Itachi tak merespon, ia sedang serius dengan ponsel pintarnya. Menggoda Izumi melalui social media.

Itachi : " Hey cantik, sedang apa?"

Pesan itu tak dibalas.

Itachi: " Hey balas dong?"

Izumi: " Bisakah kau berhenti menggangguku?" 

Itachi: "Bisa."

Izumi: " Bagus."

Itachi: " Ya, bisa setelah kau menerima cintaku."

Izumi: " Tak akan pernah!"


"ITACHI!!" bentak Mikoto membuat pemuda yang sedang tersenyum sendiri memandangi layar ponselnya itu terlonjak kaget.

"Apa sih kaa-san?" lagi-lagi itu jawaban Itachi.

"Kau ini, aku kan sedang berbicara padamu," ucap wanita itu kesal.

"Kuliah ku biasa saja," jawab Itachi lalu kembali serius menggoda Izumi melalui ponselnya.

Mikoto hanya bisa menghela napas berat melihat kelakuan anak sulungnya itu, yang benar-benar jauh dari sifat yang mencerminkan seorang Uchiha.

.

.

Tak terasa waktu cepat sekali berlalu, kini sudah hampir satu tahun Sasuke dan Hinata menjadi mahasiswa, serta Itachi yang baru saja menyelsaikan sidang skripsinya.

"Izumi, kau benar-benar tak mau jadi kekasihku?" Ucap Itachi. Selama ini ia telah melancarkan berbagai cara dan rencananya, namun tak ada satupun yang berhasil. Begitu pula cinta Hinata untuk Itachi, tak pernah tersampaikan.

"Hinata, aku mencintaimu," kini Sasuke yang berbicara.  Hinata tampak terkejut mendengarnya. Selama ini ia menganggap Sasuke sebagai sahabat terbaiknya namun siapa sangka bahwa adik dari orang yang ia cintai, justru mencintainya.

Tapi yang lebih mengejutkan untuk Hinata, ternyata Itachi menyukai gadis lain.

Segalanya sia-sia saja..

Hinata mencintai Itachi sepenuh hati namun bertepuk sebelah tangan, dan sekarang Sasuke, orang yang tak ia cintai baru saja menyatakan cinta.

Hati tak dapat berbohong.

"Maaf Sasuke-san, aku... aku ingin serius belajar dan cepat lulus," ucap Hinata berbohong.

"Begitu ya.. baiklah, tak apa selama kita masih bisa berteman," jawab Sasuke berbesar hati. Hinata mengangguk.

Ya, akhirnya Hinata memutuskan untuk tidak memilih siapapun. Dia tak akan menerima cinta Sasuke, dan akan melepaskan cintanya untuk Itachi.

"Itachi-senpai," panggil Hinata. Itachi menoleh.

"Terimakasih," lanjutnya.

"Untuk apa?" jawab Itachi, namun Hinata hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.

"Itachi-kun," kini Izumi yang memanggilnya.

"Ada apa?" respon Itachi cukup dingin.

"Aku tak akan menerimamu sekarang,  aku ingin melihat kau merubah sikapmu dulu," ucap Izumi.

"Ya Izumi, aku berjanji akan merubah semua kelakuan burukku," jawab Itachi.

Hinata tersenyum melihatnya, begitu pula Sasuke.

Ternyata seorang Izumi lah yang dapat membuat Itachi mau untuk berubah menjadi lebih baik.  Setelah hari ini, Itachi semakin jarang berbuat onar,  berhenti merokok dan yang pasti dia menjadi sosok yang lebih baik.

Hinata cukup bahagia, meskipun Itachi bukan miliknya. Hinata berjanji akan melupakan rasa cintanya yang dulu terpendam. Ia juga bangga dengan keputusannya untuk tidak memilih salah satu dari Uchiha bersaudara itu. Jika difikir lagi, Hubungan baik kakak-beradik itu akan retak jika Hinata mempertahankan cintanya untuk Itachi, dan Hinata akan banyak makan hati jika dia memaksakan menerima Sasuke.

Setiap manusia hanya bisa berusaha dan berencana,  tapi tuhanlah yang menentukan segalanya. 

.

.

.

Owari



Note: Yaass, ini dia chapter pertama "Koibito" semoga sukaaa~ maaf dengan segala ke-typo-an dan ketidaksempunaan didalamnyaaa.. Ini dia Jidi-san, request muu, semoga suka yaa~ *ngarep

dan ini pertama kalinya si aku menistakan yangbeb Itachi :"

maafkan daku Itachi-kun xD


Selalu, Tetap setia yaaa~


LopeLope
ndeigetsu 




Continue Reading

You'll Also Like

872K 46K 32
It's the 2nd season of " My Heaven's Flower " The most thrilling love triangle story in which Mohammad Abdullah ( Jeon Jungkook's ) daughter Mishel...
191K 4.4K 52
⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯ જ⁀➴ 𝐅𝐄𝐄𝐋𝐒 𝐋𝐈𝐊𝐄 .ᐟ ❛ & i need you sometimes, we'll be alright. ❜ IN WHICH; kate martin's crush on the basketball photographer is...
424K 12.4K 102
"aren't we just terrified?" 9-1-1 and criminal minds crossover 9-1-1 season 2- criminal minds season 4- evan buckley x fem!oc
299K 6.5K 33
In wich a one night stand turns out to be a lot more than that.