"APA?!"
"HAHAHAHAHAHA"
----------------------------
#Ryriskia's POV
APA?! kenapa aku harus sekamar dengannya?!
Aku tercengang melihatnya, dan ia malah tertawa puas
"Ck! Apa maksudmu, aku tak ingin sekamar denganmu!" Ucapku kesal padanya sambil memukulnya dengan bantal yang ada di kasur
Ia seperti tak merasakan apa-apa saat kupukul, bahkan ia tertawa hingga memegangi perutnya. Ck. Menyebalkan
Aku memukulnya berkali-kali, tapi ia tak juga berhenti tertawa, hingga tiba-tiba saja bantal yang kupegang hilang dari tanganku dan tawanya lenyap seketika
Tiba-tiba kurasa kasur yang kududuki terasa berguncang, saat kudongakkan kepalaku, ia sudah ada tepat didepanku. Aku terlonjak kaget dan mundur ke belakang, tapi kurasa punggungku sudah menyentuh tembok, aku diam kaku melihat ia yang semakin dekat denganku.
Ia mencondongkan tubuhnya kearahku dan mendekatkan wajahnya denganku
Wajahnya sangat dekat, ingat? SANGAT DEKAT, hingga hidung kami saling bersentuhan, dan aku bisa merasakan nafasnya yang hangat
'Deg Deg Deg'
Kidengar jantungku sudah berdebar sangat cepat hingga serasa jantungku bisa meledak kapan saja
Apa yang ingin ia lakukan?! Oh jantungku ingin meledak!
"Kau sangat menggmaskan sweetheart" ucapnya dan mengecup bibirku singkat lalu menjauhkan wajahnya dan duduk bersila di kasur tepat di depanku
Aku membeku ditempatku. Kulihat ia terkekeh, namun semakin lama kekehannya menjadi tawa yang menggelegar, dan aku? Aku masih tetap membeku ditempatku
ITU FIRST KISS KU!
DIA MENGAMBIL FIRST KISS KU!
Tak lama tawa Xander semakin reda dan hilang digantikan nafasnya yang teratur
Ia memandangku yang masih diam membeku di tempatku tampa melakukan apapun dengan masang xpresi terkejut
"Kenapa kau menjadi diam begitu?" Ucapnya disertai kekehan pelan
Aku tersadar dari diamku dan memandangnya tidak percaya
"Kau mengambil first kiss ku! FIRST KISS KU!" ucapku dengan kesal lalu memukul lengannya dengan tanganku yang kuyakin ia tak akan merasakan pengaruh apapun
"Benarkah? Wow, kalau begitu aku yang pertama" ucapnya dengan bangga. Sudah kuduga, ia tak terpengaruh sama sekali dengan pukulanku
Aku berhenti memukulnya karna pukulan itu tak berguna sama sekali untuknya, dan kualihkan pandanganku darinya, lalu mendengus kesal
"Baiklah. Sekarang katakan, kenapa kau tidak ingin sekamar denganku sweetheart?" Ucapnya lembut padaku
"Bagaimana jika kau melakukan hal yang aneh padaku? Mengulitiku mungkin?" Ucapku menjawab pertanyannya masih dengan nada yang sedikit malas dan tidak memandangnya, karna aku masih kesal padanya
Ia tertawa lagi. Ck. Apa yang lucu? Mungkin saja hal itu akan terjadi bukan?
"Hahaha, untuk apa aku melakukannya?" Ucapnya setelah tawanya reda
"Hey, itu bisa saja terjadi! Bagaimana kalau hal aneh lainnya! Misalkan saja kau akan menyuntikanku obat bius lalu kau akan membelah perutku lalu memgablil organ dalamku lalu kau menjualnya. Atau kau akan mencongkel mataku dan menggantinya dengan mata boneka. Itu bisa saja terjadi kan?" Kali ini aku mengalihkan pandanganku menjadi menatap wajahnya, memberitahukan kemungkinan-kemungkinan yang mungkin saja akan terjadi jika aku sekamar dengannya
Kulihat ia melihatku dengan tatapan geli dan menahan tawa
Ck. Hey, ia sudah tertawa dari tadi! Apakah sekarang masih ingin tertawa?!
"Apakah masih ada hal aneh yang mungkin akan terjadi lagi nona?" Tanyanya dengan disertai kekehan di ujung kalimatnya dan tatapan gelinya padaku
"Masih banyak kemungkinan! Apalagi jika kita satu ranjang, mengingat hanya ada 1 ranjang di kamar ini" ucapku
Rasanya, semua omonganku panjang semua ya? Ya kan?
Kulihat ia menyeringai. Apa yang membuatnya menyeringai?
"Jadi kau sudah setuju kalau kita satu ranjang. Ah, aku bahkan belum menanyakannya, tapi kau sudah menyetujuinya" ucapnya dengan disertai senyuman yang mengembang di bibirnya
Apa? Apa maksudnya, hey aku tak pernah setuju tentang itu
"Aku tak pernah menyutujui itu. Aku hanya mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi jika kita sekamar, apalagi kalau sampai seranjang" ucapku padanya dengan nada yang, yahh kalo didengar, mungkin ada nada kesal di suaraku
"Kalau begitu, kira-kira apa yang akan terjadi?" Tanyanya dengan menaik turunkan alisnya
Aku berfikir sebentar
"Bagaimana kalau kau akan...." aku langsung menghentikan ucapanku saat sebuah gambaran melintas di otakku
Gambaran saat aku yang berbaring di kasur dan ia berada di atasku dengan tubuh yang polos tampa busana, dan kami melakukan...
Melakukan...
Astaga! Apa yang aku pikirkan?!! Ada apa dengan otakku?!!
Kurasa pipiku, oh tidak tidak, seluruh wajahku panas saat gambaran itu melintas di otakku
Kenapa aku bisa berfikir kalau kami akan melakukan hal 'itu'?!!
Dan kurasa seluruh wajahku semakin panas saat aku menyadari tentang 'itu' dan kuyakin pasti wajahku sudah memerah seperti api yang menyala-nyala
"Akan apa? Dan, kenapa wajahmu memerah seperti itu?" Tanyanya sambil memegang pipi kiriku dan keningku "Panas" ucanya lagi
"Apa kau sakit? Katakan padaku mana yang sakit?" Ucapnya dengan sedikit panik
Aku tidak sakit!
Teriakku di dalam hati
Aku hanya menjawab pertanyaannya dengan gelengan kepala. Ow, kenapa gambaran 'itu' terus berputar di otakku, dan malah makin menjadi-jadi
Oh wajahku, kumohon jangan memerah lagi
"Wajahmu semakin merah, apa kau baik-baik saja?" Tanya Xander yang benar-benar panik kali ini
Sungguhh! Aku baik-baik saja!
Teriakku lagi di dalam hati
Lagi-lagi aku mengangukkan kepalaku sebagai jawaban bahwa aku baik-baik saja
Aku menundukkan kepalaku dan memegang kedua pipiku dan, waw! Rasanya panas
Aku terus megang kedua pipiku sambil menundukkan kepala lalu menggelengkan kepalaku berapa kali. Tampa kulihat, kuyakin Xander pasti melihatku dengan pandangan aneh
Cukup lama aku melakukan aksi anehku hingga kurasa pipiku mulai kembali seperti semula
Kuberanikan diriku untuk melihat wajah Xander. Kunaikka wajahku dengan perlahan dan menurunkan tanganku dari kedua pipiku
Mataku tepat memandang matanya yang ternyata juga memandangku. Aku melihat dengan jelas raut bingung dan khawatir yang tergambar di wajahnya
"Kau baik-baik saja?" Tanyanya dengan khawatir sambil memegang pipi kiriku
"A-aku baik-baik saja" ow, kenapa aku mengucapkannya dengan gugup, dan kurasa pipiku memanas lagi
Ada apa denganku?!
"Tadi kenapa wajahmu memerah?" Tanyanya sambil menurunkan tangannya dari pipiku
Apa yang harus kukatakan?
"Bu-bukan sesuatu yang penting" ucapku lagi dan disambut tatapan tanya yang besar dari wajahnya
"Sungguh? Tapi tadi wajahmu memerah" ucapnya lagi
Semerah itu kah?
"Sungguh, sungguh aku baik-baik saja" ucapku sambil menganggukkan kepala
"tadi hanya ada gambaran yang melintas di kepalaku tentang kita berdua yang sedang melakukan 'itu' di ranjang ini" ucapku tampa sadar denga suara yang kecil, bisa dibilang hanya sebuah bisikan sambil mengalihkan pandanganku ke kepalan kedua tanganku yang ada di pangkuanku
Apakah aku melupakan sesuatu. Oh ya! Xander adalah Werewolf, salah satu kelebihan Werewolf adalah memiliki pendengaran yang tajam bahkan dari jarak yang jauh, telinga Werewolf masih bisa mendengar suara dengan sangat jelas, bahkan suara yang kecil seperti bisikan saja masih dapat ditangkap telinga Werewolf
Jadi menurutku, apa yang kuucapkan tadi dapat didengar dengan jelas oleh Xander
Hmm.. benar sekali
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
APA?!
ja-jadi, Xander dapat mendengar yang tadi?!
Kudongakkan kepalaku melihat Xander, ia sedang membeku dengan tampang kaget didepanku
Astaga! Apa yang harus kulakukan?! Ini memalukan! Semoga ia tak mendengarnya, kumohan semoga ia tak mendengar yang tadi!
Aku masih memandang Xander dengan tanpang kaget karena ucapanku sendiri, berharap agar Xander tadi kehilangan kemampuan Werewolf nya, dan tidak mendengar ucapanku tadi
Kuperhatikan wajah Xander yang mulai merileks dan digantikan seringaian nakal di wajahnya
Apa?! Tunggu! Seringaian?! Seringaian!
Aku membeku seketika dengan muka pucat. Berbeda dengan tadi. Jika tadi aku merah seperti api yang menyala-nyala, maka sekarang aku membeku seperti bongkahan es berwujud manusia
Kurasa harapanku tidak terkabul sama sekali. Tolong hilangkan saja aku. Aku sangat malu!
"Kurasa, kemungkinan yang satu itu boleh dicoba. Benarkan sweetheart?" Tanyanya masih dengan seringaian nakalnya
Tolong hilangkan aku sekarang juga!
-----------------------------
Halo hay!
Sorry lama. Sebenarnya UAS-nya udah lama (gak terlalu lama sih) selesainya. Cuma lagi malas nulis jak, hehehe
Sorry pendek juga. Yang gak pa apa deh
Sorry kalo kurang nyambung. Yahh semoga nyambung-nyambung aja yah
Sorry for typo (gitu yah nulisnya? Maklum sok ingris akunya hehe)
Oh ya! Makasi makasi and makasi banyak sebanyak banyaknya (cek'ile, ribet amat yah) buat yang uda baca, vote, and comen cerita ini
Dukung kalian sangat berharga
Dukung terus yah. Vote and comen kalos sempat, dan semoga selalu sempat hehe
Oke. Sanpai jumpa di next part
Ja na!