Between Hate and Love

By katayinablu

120K 7.1K 858

[C O M P L E T E D - S S S] Haruno Sakura. Guru baru yang memiliki pesona luar biasa, tak pernah menyangka ji... More

Chapter 2 ✔
Chapter 3 ✔
Chapter 4 ✔
Chapter 5 ✔
Chapter 6 ✔
Chapter 7 ✔
Chapter 8 ✔
Chapter 9 ✔
Chapter 10 ✔
Chapter 11 ✔
Chapter 12✔
Chapter 13 ✔
Chapter 14 ✔
Chapter 15 ✔
Chapter 16 ✔
Chapter 17 ✔
Chapter 18 [The End] ✔
Bonus Chapter ✔
A Sweet Marriage

Chapter 1 ✔

18.9K 1K 94
By katayinablu


Warning! Walaupun cerita ini sudah tamat, tolong jangan pernah TIDAK tinggalkan jejak jika kalian menyukai cerita ini, hargai author yang sudah selesaikan buku ini selama 10 bulan lamanya :)

[(28-3-2017) A/N = Jika ada chapter yang hilang, itu bukan karena di-private, tetapi chapter tsb sedang dalam proses revisi. Harap maklumi.]

o0o

Terlihat seorang gadis bersurai merah muda sedang duduk di depan meja riasnya, tangannya bergerak dengan lihai memoleskan sedikit bedak padat dan lipstik di bibir sensualnya.
Ia menatap puas hasil karya
nya di pantulan cermin besar di hadapannya.

Hari ini adalah hari pertama bagi gadis pemilik marga Haruno ini untuk mengajar sekolah swasta milik sang ibu tiri - Haruno Tsunade. Wanita yang tadinya bermarga "Senju" ini menikah dengan ayahnya saat ia masih duduk di kelas dua sekolah menengah pertama setelah kematian sang ibunda empat tahun sebelumnya.

Ibu tirinya ini tak seperti ibu tiri yang suka dibicarakan orang lain. Bukan juga seperti yang ada pada cerita dongeng snowwhite atau cinderella yang selalu membuat anak tirinya menderita.

Justru ibu tirinya ini mirip dengan ibu kandungnya.
Ia sangat perhatian dan baik kepada Sakura, sebelum ataupun sesudah menikah dengan sang ayah. Sehingga, mudah bagi Sakura untuk beradaptasi dengannya.

Sebenarnya menjadi guru "Sekolah Menengah Atas" bukanlah cita-cita Sakura. Cita-cita gadis muda ini adalah menjadi seorang dosen di universitas ternama di kota kelahirannya-Universitas tempat ia menimba ilmu pengetahuan hingga mendapatkan ijazah S1 dan mendapatkan gelar Sarjana pendidikan. Namun, sang ibunda menyarankan agar ia bekerja terlebih dahulu sembari melanjutkan kuliahnya ke S2, dengan begitu ia akan terbiasa dengan tingkah laku para mahasiswanya nanti.

"Anggap saja sebagai latihan," ungkap sang ibu waktu itu.

Saat ini, ia sedang berjalan menuju garasi tempat mobil mercy kesayangannya, hadiah dari sang ayah saat hari wisudanya dua minggu yang lalu karena mendapat nilai IP tertinggi di antara para mahasiswa di seluruh antero kampus pada tahun angkatannya.

Ia mengeluarkan mobilnya dari manssion Haruno dan mengemudikannya dengan kecepatan tinggi karena saat ini, keadaan lalu lintas Konoha masih terlihat renggang dan sepi, mengingat waktu masih menunjukan pukul 06.35 pagi.

Ia sengaja datang pagi agar tak terjebak macat yang sudah menjadi budaya dan ciri khas Kota Konoha dan sampai tepat waktu di sekolah milik ibunya yang jaraknya lumayan jauh dari manssion.

Kurang lebih sekitar satu jam-an, sampailah ia di gerbang Konoha International High School, sebuah sekolah swasta yang masih merupakan anak cabang dari Senju Corp-perusahaan besar milik kakek dari ibunya. Sekolah ini diperuntukan bagi siswa kalangan atas, karena masuk ke sini membutuhkan kocek yang cukup besar, belum lagi uang bulanannya yang mengalahkan gaji sebulan pegawai biasa. tak lupa mereka bukan hanya kaya tetapi kecerdasan para siswa- siswinya sudah banyak diakui orang-orang.

Semua mata tertuju padanya ketika melihat mercy merahnya memasuki gerbang KIHS. Blush putih serta Rok span hitam selutut dengan high heels setinggi 15 cm melekat indah di tubuh proporsionalnya.

Sakura melepaskan kacamata hitam yang ia gunakan sejak di mobil agar terhindar dari sinar matahari yang terlalu mencolok, lalu ia tersenyum pada para siswa-siiswi yang tengah melongo menatapnya. Terdengar bisikan-bisikan kecil dari mereka yang melihatnya.

"Siapa dia?"

"Aku tak tau, mungkin sensei baru."

"Benarkah? Mana mungkin, ia terlihat seumuran dengan kita, bahkan terlihat lebih muda,kok?"

Sakura memutar bola matanya bosan ketika mendengar pernyataan bahwa ia lebih muda dari mereka diumurnya yang telah menginjak 22 tahun ini.

"Benar juga sih, tapi kenapa ia tak memakai seragam sekolah di sekolahnya yang dulu dan justru memakai pakaian seperti yang dipakai para sensei yang lain, dan masa iya? Dia sekolah memakai heels?"

"Iya, ya. Ah, entahlah, yang jelas aku sangat ingin berteman dengannya."

"Aku juga. Dia terlihat begitu menarik."

Bukan hanya bisikan, bahkan ada juga yang terang-terangan meminta berkenalan dengannya. Mereka adalah sekolompok gadis cantik yang kini sudah berjejer di hadapannya.

"Hai," sapa gadis berambut blonde panjang diikuti teman-temannya yang lain.

"Oh, halo,"

"Watashi wa namae Yamanaka Ino desu, ini Hyuga Hinata, itu Sabaku Temari, dan dia Tenten. Kau?" Ino mengulurkan tangannya setelah memberitahu satu persatu nama teman yang ia bawa.

"Sakura. Haruno Sakura," jawabnya singkat, lalu menjabat uluran tangan Nona Yamanaka itu.

"Ow, jadi Haruno Sakura, sepertinya aku pernah mendengar seseorang yang bermarga Haruno, tapi siapa yah? Ah yasudahlah, aku pelupa. By the way, kau murid pindahan, ya? Kau masuk dikelas mana?" tnyanya Antusias.

"Aku juga tak tahu, aku akan ke ruang kepala sekolah dahulu," bohong Sakura, agar mereka terkejut saat tahu dia adalah guru baru mereka, dan soal marga Haruno yang Ino katakan, itu adalah Haruno Tsunade- ibunya sekaligus kepala sekolah di sini. Astaga, gadis itu memang pelupa akut.

**

Saat ini, ia sedang berjalan di lorong sekolah menuju kelas pertama yang akan ia ajar-Kelas XII.1 namanya, di sana ia akan mengajar mata pelajaran fisika, pelajaran kesukaannya saat masih di JHS.

Bruk

"Aw, kalau jalan lihat-lihat, dong!" bentak Sakura kesal.
Pemuda itu hanya menatap datar dirinya yang sedang membereskan buku-buku yang jatuh berserakan di lantai, tanpa ada niat untuk membantunya.

Lebih menyebalkannya lagi, pemuda itu langsung berlari meninggalkannya bahkan tanpa ada kata maaf.

"Pantat ayam sialan!" teriaknya kesal pada pemuda yang kini sudah hilang dibalik lorong-lorong.

**

"Ah, itu dia! Haruno-san, silahkan masuk," panggil guru yang akan ia gantikan tugasnya selama beberapa bulan selama guru itu cuti menikah.

"Arigatou, Hatake-san," ucap Sakura dengan sedikit membungkuk pada guru yang nemakai masker dengan rambut silvernya yang nyentrik itu.

Setelah mengangguk, guru pemilik marga "Hatake" itu pergi begitu saja tanpa pamit pada dirinya maupun pada siswa-siswinya.

"Hai, semua. Nama saya Haruno Sakura. Kalian bisa panggil saya Sakura-sensei, saya wali kelas kalian yang baru dan akan mengajarkan mata pelajaran fisika. Sampai di sini, apa ada yang ingin bertanya?" tanya Sakura seraya mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kelas. Dilihatnya ke empat sekawan yang mengajaknya berkenalan tadi pagi menatapnya tak percaya.

"Matilah kita Tenten!"

"Sudah kubilang dia itu bukan siswi baru, kau saja yang tak percaya."

Sakura dibuat terkekeh geli melihat ekspresi Nona Yamanaka yang terlihat ketakutan itu, lalu kembali memandang yang lainnya, dan pandangannya terhenti ketika terdapat siswanya yang sedang tertidur di kelas.

"Pantat ayam?" guman Sakura, sambil menatap lekat sosok atau lebih pemilik rambut aneh itu lekat-lekat, siswa-siswi yang masih mendengar gumaman sensei baru mereka ikut mengedarkan pandangannya ke bocah yang dipanggil "Pantat ayam" itu.

"Ekhem ... Di sini siapa ketua kelasnya?" tanyanya tanpa melepaskan pandangannya pada pemuda yang tengah tertidur pulas itu.

"Apa apa, sensei?" jawab pemuda berambut nanas itu malas.

"Ah, iya, kau err ...,"

"Shikamaru."

"Ya, Shikamaru! Bangunkan pemuda itu," perintahnya sambil menunjuk pemuda yang telah membuatnya kesal dua kali.

"Kau sajalah, sensei, aku tak mau mendapat kata-kata mutiara darinya," akunya.

Sakura tahu benar arti kata "Mutiara" yang dimaksud Shikamaru adalah umpatan. Astaga, bocah tengik itu sudah tak sopan, kurang ajar, ngeselin lagi. "Baiklah-baiklah." Sakura akhirnya pasrah berjalan menuju pemuda itu, membuat semua murid menjadi waspada dan cemas, bahkan ada dari mereka yang sudah menutup telinga mereka dengan telapak tangannya masing-masing, berjaga-jaga jika pemuda itu akan mengeluarkan sumpah serapahnya.

"Ekhem!" Sakura berdehem bermaksud untuk membangunkan pemuda itu, namun hasilnya nihil, pemuda itu bahkan tak bergeming dari tidurnya. Pipinya tertutup oleh rambut ravennya.

"Siapa namanya?" tanya Sakura pada Ino yang duduk di depan pemuda itu.

"Uchiha Sasuke, sensei,"

"Uchiha ya?! Pantas saja, dasar sok berkuasa," gerutu Sakura dalam hati.

"Sensei, biarkan saja Sasuke-teme itu tidur. Jangan biarkan hari pertamamu bekerja hancur berantakan hanya karena membangunkannya," nasihat pemuda blonde itu yang terlihat khawatir padanya.

"Tenanglah, aku tak akan kenapa-napa. Ia tak akan bisa melakukan sesuatu padaku," jawab Sakura seraya tersenyum tulus, lalu kembali ke tujuan awalnya.

"Uchiha-san, bangun!"

"Hei! Uchiha-san!" Masih tak bergerak sekalipun, habislah kesabaran seorang Haruno Sakura.

"HEI, UCHIHA!" teriak Sakura tepat di telinga pemuda itu, membuat pemuda yang bernama Sasuke itu sedikit melompat dari tidurnya, sungguh tak elit, bahkan teman-temannya pada menahan tawa mereka.

"Hah?! Ada apa?" tanya pemuda itu kaget, lalu menatap teman-temannya bingung atau lebih tepatnya linglung. Merasa pertanyaannya tak digubris oleh yang lain, mata onyx-nya beralih ke pada gadis merah muda yang tepat berada sejajar di depannya. Ya, sejajar, karena Sakura memakai high heels yang cukup tinggi.

"Masih bertanya?! Kau tidur pada saat kelasku Bodoh!" bentak Sakura kesal.

"Memangnya kau itu siapa?" Balas Sasuke tak kalah sinis, ia menatap Sakura dari atas hingga bawah.

"Aku Haruno Sakura! Sensei baru mu!"

"Lalu, apa hakmu membangunkanku?!"

"Kau tuli, ya?! Sudah kubilang, aku ini gurumu!"

"Selama ini tak ada sensei yang berani mengganggu waktu tidurku. Dasar serangga pengganggu!"

"APA KAU BILANG?! SERANGGA PENGANGGU?! SHANNARO!"

PLAK

BUGH

Hancurlah sudah wajah dan harga diri seorang Uchiha Sasuke.

"Keluar kau dari kelas ku!" perintah Sakura sambil menunjuk pintu keluar.

"Cih, aku juga tak mau masuk kelasmu!" jawab Sasuke tak acuh, lalu meninggalkan kelasnya dengan kesal.

**

"Sial! Ternyata dia bukan hanya serangga pengganggu, tapi juga monster gulali! Arghh," ringisnya kesakitan. Tenaga wanita itu cukup besar hingga darah menetes di sudut bibirnya.

"Liat saja kau monster gulali, kau akan tau akibatnya!" Sasuke menyeringai sambil mengelap sudut bibirnya dengan sapu tangan.

**

Sakura berjalan menuju kantin sendirian karena mayoritas para guru membawa bekal dari rumah mereka masing-masing. tujuannya ke mari tentu saja untuk mengisi perutnya yang keroncongan karena belum terisi sejak pagi. Ia pun berjalan ke salah satu kedai di kantinnya, lalu memesan semangkuk ramen dan jus stroberi.

Tak lebih dari sepuluh menit sesuatu yang dia pesan telah jadi. Ia keluar dari kedai sambil membawa nampan berisi pesanannya, dan mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kantin untuk mencari tempat kosong. Sungguh, di sini sangat ramai dan sesak!

"Hei! Sakura-sensei, Kemarilah!" teriak Ino sambil melambaikan tangannya pada Sakura, gadis blonde itu berada di pojok kantin bersama para temannya, sambil menunjuk-nunjuk kursi kosong di sebelahnya. Sakura tersenyum senang melihatnya, ia tak menyangka di hari pertama bekerja ia sudah mempunyai teman yang lumayan banyak walau diantaranya adalah siswa-siswi yang umurnya terpaut jauh di bawahnya.

Terlalu lama melamun, Sakura tak memyadari sepasang mata onyx kini menyeringai ke arahnya, lalu berjalan mendekatinya dengan tersenyum angkuh.

Bruk!

"Ups, Sorry sensei," kata Sasuke yang habis menabrak Sakura sambil menutup mulutnya menahan tawa.

"Astaga! Bajuku?!" pekiknya kaget saat melihat jus stroberi yang ia beli tumpah di baju putihnya karena kelakuan pemuda pantat ayam itu. Sialan.

"Haha! Rasakan akibatnya!" Pemuda itu tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi kesal Sakura, bibirnya tesenyum penuh kemenangan.

"Dasar pantat ayam sialan! Apa maumu hah?!" bentak Sakura kesal pada pemuda yang bamyak membuat masalah dengannya dalam kurun waktu sehari ini.

"Aku?" tanya pemuda itu sambil menunjuk diri sendiri, bertingkah sok bodoh padahal idiot! cibir Sakura.
"Tentu saja balas dendam karena kau menggangu rutinitas tidurku! Apa lagi kalau bukan itu," jawab Sasuke, lalu berjalan santai meninggalkan Sakura yang sedang berapi-api.

"HEI, UCHIHA-SIALAN! KAU HARUS GANTI RUGI!" teriak Sakura kesal lalu menarik lengan Sasuke keras agar pemuda itu berbalik padanya, Namun itu terlalu keras sehingga membuat sebuah masalah besar baginya.

Srettt

Cup

Benda lembut dan basah milik Sasuke menempel dengan sempurna di bibir mungil Sakura. Saat ini gadis itu masih belum sadar sepenuhnya dari apa yang sedang terjadi, otaknya berubah menjadi lambat secara drastis, sedangkan Sasuke tambah melebarkan seringainya sambil melumat bibir Sakura.

"Cherry," guman Sasuke pelan sesudah puas dengan sesi ciuman mereka, membuat Sakura tersadar dengan apa yang barusan terjadi.

PLAK!

"DASAR, UCHIHA-BRENGSEK!" makinya sambil menatap tajam Sasuke penuh dengan kebencian, ia mengeluarkan sumpah serapahnya pada pemuda itu.

Setelah puas dengan apa yang ia lakukan. Sakura berlari menjauh dari Sasuke dan orang-orang yang melihat kejadian itu dari awal hingga akhir seperti melihat drama Korea.

Semua mata khususnya para gadis-gadis centil yang berada di sana tampak menatap heran Sakura dan tak percaya.
Mengapa ia sampai segitunya karena Sasuke menciumnya? Bahkan seluruh wanita seantero sekolah sangat menantikan untuk dicium oleh pemuda tampan yang merupakan salah satu most wanted di Konoha ini.

**

Sakura menatap jijik pantulan dirinya sendiri di toilet wanita sekolahnya, ia menyentuh sudut bibirnya dengan jari telunjuk, lalu mengelap kasar bekas bibir Sasuke di bibirnya dengan buku jari tangannya.

Hal yang sudah ia jaga selama 22 tahun untuk seseorang yang kelak akan mendampingi dirinya untuk hidup selama-lamanya, lenyap begitu saja karena kebrengsekan pemuda Uchiha itu.

Ini adalah hal yang sangat memalukan. Apalagi jika ada yang memfoto adegan itu dan memasukannya ke berita nasional. Apalagi kini, kehidupannya sedang diincar oleh para awak media. Bahkan mereka rela membayar berapapun hanya untuk seogok berita murahan tentang dirinya.

Cih.

Semua orang ingin tahu kehidupan putri tunggal Haruno Kizashi dan Haruno Tsunade, pemilik perusahan besar Haruno Corp dan cucu tunggal pendiri Senju Corp.

Kenapa mereka terlalu ingin tahu dan ikut campur dengan kehidupannya?

Itu karena mereka penasaran dengan kehidupan keluarga Haruno yang terbilang bahagia dan sangat sukses. Kehidupan keluarga Haruno yang terkesan tertutup dari awak media.

Namun semuanya akan berakhir jika ada diantara mereka yang menyebarkan ke orang lain ataupun media sosial, maka tercorenglah nama besar Haruno karena ulahnya-bukan tapi, ulah pemuda brengsek itu, walaupun sebenarnya bukan sepenuhnya kesalahan pemuda itu. Karena jelas semua orang melihatnya bahwa ia yang menarik pemuda itu.

Sebenarnya itu bukanlah masalah besar, ia dan Sasuke tidak sengaja berciuman. Namun, yang Sakura pikirkan adalah berita infotaiment yang selalu melebih-lebihkan berita yang mereka tayangkan!

Bagaimana jika nanti ia akan dikejar-kejar wartawan dan di bully oleh netizen di media sosial?!

Oh, Tuhan ini sangat berat!

**

Sasuke masih berdiri mematung di tempat di mana Sakura menamparnya. Ia memegang pipinya yang terasa panas akibat tamparan gadis itu, ini terasa lebih perih dari tamparan Sakura saat di kelas, apalagi ketika melihat gadis itu berteriak dan menangis karenanya.

Sasuke tak tahu harus bagaimana. Ia ingin meminta maaf, tapi ego dan kegengsiannya membuat ia tak dapat berbuat apapun. Ia hanya bisa menatap kosong jalan yang Sakura lewati saat berlari meninggalkannya.

Ia merasa sangat bersalah.

Tap,

Sasuke menengok ke belakang mencari tahu siapa yang menyentuh pundaknya lalu menatap datar orang itu.

"Kau melakukan kesalahan yang besar, Teme!"
"Kau mempermalukannya dihari pertama ia bekerja!" tambahnya temannya itu lagi.
"Kau membuat putri tunggal Haruno mendapatkan masalah!" ucapnya lebih tajam.

"H-Haruno?" Sasuke bertanya tak percaya, dan sekarang ia tau kenapa Sakura sampai marah seperti itu. Karena gadis itu takut kejadian ini akan membuatnya dan keluarganya sendiri dalam masalah. Sasuke paham hal itu! Karena dia juga sering merasakan itu-selalu diikuti oleh paparazy yang ingin tahu tentang kehidupannya.

Ia sangat menyesal melakukan hal itu! Maybe.

**

Sebuah awal dari kebencian yang mungkin akan berubah menjadi cinta.

Sebuah awal dari kesengsaran yang akan berujung pada kebahagian

Sebuah awal. Ya, ini adalah awal dari segalanya.

Akankah kebencian mereka berubah menjadi cinta? Sebuah cinta sejati?

**

Bersambung

Maaf karena saya publish ulang, karena cerita ini sedang dalam masa revisi. Namun, tidak semua chapter saya unpublish, jadi kalian masih bisa membacanya walau tulisannya kacau.

3 Maret 2017 (Revisi)

Continue Reading

You'll Also Like

57.5K 7.9K 21
Pilih lelaki di dunia nyata namun mengesalkan atau lelaki di dunia maya yang membuat hari-harimu berwarna? _ Disclaimer : ©️ Masashi Kishimoto Real O...
28.7K 2K 13
Tentang sebuah perjuangan, kisah masa lalu, dan rahasia yang perlahan terungkap. .:ItaHina:. slight .:HidanHina:. Alternate Universe (AU)
65.4K 4.5K 21
[SELESAI] Sasuke × Sakura | Fiksi Penggemar "Diam! Biarkan seperti ini!" ujar lelaki dingin itu, Uchiha Sasuke. "Lalu bagaimana jika aku berusaha men...
327K 18.7K 32
SasuSaku fanfiction (END) Kesalahan yang sangat fatal karena telah menaruh hati pada bajingan seperti Sasuke , seperti telah di butakan oleh cinta sa...