Bad Luck

By pototachips

11.1K 693 70

Siapa sih yang bisa membuat seorang Kim Taeyeon memerah seperti kepiting rebus, kewalahan seperti ibu-ibu den... More

chapter 1
chapter 2
chapter 3
chapter 4
chapter 5
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9

Chapter 6

723 70 10
By pototachips

Ia menyerahkanku setumpuk barang belanjaan di lengan mungilku ini, aku hampir saja terjatuh jika tidak menjaga keseimbanganku. Ia memandangiku yang sedang sibuk bergumul dengan barang-barang sialan ini dengan menyeringai puas.

"Kau akan menjadi pembantuku selama sebulan penuh" ujarnya dengan tawa jahatnya.

"Andweeee!!!"

.
.
.

Kriiiiingggg

Kriiiingggg

Aku membuka mataku dengan cepat dengan nafas terengah-engah, jantungku berdetak kencang dan keringat dingin membanjiri tubuhku. Aku melihat sekelilingku, lalu mengebuskann nafas lega.

"Mimpi buruk" gumamku menutup mata berusaha menenangkan jantungku dan menyesuaikan tempo nafasku seperti semula.

Aku melihat sekelilingku dan mendapatkan baju seragam sekolah baruku tergantung manis di gagang pintu lemari kayu ku dan juga tas sekolah berbahan kulit berwarna hitam legam dengan ritsleting berwarna emas, simple dan elegant.

.
.
.

Aku menatap diriku di pantulan cermin, memastikan jika diriku sudah rapi dan bergegas ke sekolah baruku. SM Art Highschool.

Tok

Tok

Tok

"Taengoo?" suara lembut eomma tertangkap ditelingaku.

"Ne?" Jawabku dan mengambil tas hitamku dan mengisi semua barang yang kuperlu.

"Jika sudah siap, temui eomma dibawah" ujar eomma lalu aku mendengar derap langkah kaki yang menjauh.

.
.

Aku bergegas menuruni anak tangga satu persatu dan menemui eomma yang sedang mengolesi selai kacang kesukaanku diatas roti tawar.

"Morning eomma" sapaku sambil mengecup pipi eomma membuatnya tersenyum hangat padaku.

"aigoo Taengo, kau terlihat cantik mengenakan seragam itu" puji eomma membuatku terkekeh. Eomma pun menyerahkan roti padaku,

"Taengo, sebaiknya kau pergi sekarang kau tidak mau telat di hari pertama mu kan?" Ujar eomma masih sibuk berkutat dengan roti-roti itu.

"Ne, annyeong eomma" ujarku dan mencium pipi eomma sekali lagi.

.
.
.

Di sepanjang perjalanan aku terus memikirikan mimpi buruk itu, jujur saja, aku belum siap untuk bertemu rusa liar itu, apalagi untuk memikirkan hal yang akan datang jika aku bertemu dengannya. Pikiran-pikiran itu membuatku bergidik ngeri.

"Tapi aku tidak akan bertemu dengannya lagi, kan?" Gumamku bertanya pada diri sendiri.

"Ekhem" Choi ahjussi berdeham.

"Wae?" Tanyaku polos.

"Kita sudah sampai disini nona Taeyeon"

.
.
.

Akupun berdiri didepan sekolah baruku yang ternyata lebih besar dari apa yang ku bayangkan, dan yang lebih membuatku terkagum-kagum adalah desainnya yang kuno, masih banyak pilar-pilar dan berbagai ukiran-ukiran. Ku pikir aku akan menyukai sekolah ini.

Akupun mulai memasuki gerbang utama sekolahan ini yang sangat besar. Baru saja aku melangkahkan kakiku di koridor, semua orang disini menatapku. Aku pun hanya bisa tertunduk dan mempercepat langkahku ke kantor kepala sekolah.

.
.
.

Aku mengekori Shim saenim dari belakang, nampaknya kelas sudah dimulai karena koridor yang tadi dipenuhi siswa sudah sangat sepi.

Aku menahan nafasku ketika Shim saenim mulai mempersilahkanku masuk. Aku berusaha menjaga ekspresi wajahku tetap datar sampai aku melihatnya, di ujung kelas nampaknya tidak peduli dengan kehadiranku disini. Jika aku tidak mengontrol diriku, mungkin saja aku sudah kelihatan bodoh dengan mata yang membulat dan mulut yang menganga.

"Silahkan perkenalkan dirimu" ujar Shim saenim membuatku mengalihkan pandangan darinya.

"Baiklah, Kim Taeyeon imnida, mohon kerjasamanya" ujarku sambil membungkukan badan.

"Ne, terimakasih Taeyeon, kau boleh duduk disitu" ujar Shim saenin sambil menunjuk salah satu tempat duduk didepannya. Aku pun menyeret kakiku yang terasa berat ini ketempat yang ditunjuk Shim saenim dan berdoa didalam hati agar ia tidak menyadari kehadiranku.

Tapi ternyata aku salah.

Mata rusa tajamnya bertemu dengan milikku membuat lututku melemas, akupun langsung mengalihkan pandanganku ketempat lain selain darinya.

Akupun duduk disana berusaha untuk tidak terlalu memikirkannya dan berusaha memperhatikan pelajaran yang baru saja dimulai. Tapi, seberapa banyak usaha yang aku lakukan, aku tetap saja tidak dapat fokus. Akupun mulai merasakan tatapan matanya membuat lubang dibelakang punggungku.

Aku mulai merasa tidak nyaman dan berharap kelas ini akan segera selesai.

.
.
.

Bel pun berbunyi menandakan pergantian pelajaran, menyadarkan lamunanku.

"Ini akan menjadi buruk" gumamku mempercepat langkahku kesalah satu loker untuk mengganti buku pelajaran dan memasukannya kedalam tasku. Akupun kembali membenarkan posisi tasku di punggung.

Kelas akan mulai 5 menit lagi, aku memutuskan untuk pergi ke kamar mandi untuk sekedar merapihkan diriku. Akupun berjalan dikoridor sekolah yang cukup sepi, jarang sekali siswa siswi yang berlalu lalang disini.

BANG!

Sebuah suara keras pun terdengar di telingaku membuatku sedikit terkejut. Akupun melihat sekeliling dan suara keras itu muncul lagi dari arah kamar mandi perempuan.

Dengan rasa penasaran yang besar, aku memberanikan diri untuk melihat apa yang sedang terjadi didalam sana. Sebuah makian perempuan membuatku berhenti memutar knob pintu kamar mandi dan aku mematung disana mendengarkan kata demi kata yang tertangkap jelas di telingaku.

"Jangan pernah kau dekati dia lagi jalang!" Maki seorang perempuan dengan suara yang tinggi. Mendengar itu aku dengan spontan bergegas untuk melerai apapun yang terjadi didalam sana.

Setelahku membuka pintu, aku disambut dengan pemandangan yang tidak begitu hangat.

"Hey, ada apa ini?" Ujarku pada gadis berambut blonde yang menatapku dengan wajah masamnya. Ia melirik ke gadis berambut coklat yang berada dalam genggamannya dan kepadaku secara bergantian.

"Haish" ia menghela nafas dengan kasar sebelum melepaskan genggamannya dari gadis itu lalu merapihkan bajunya sebelum ia pergi.

Ia menatapku dengan tatapan membunuh seolah-olah memperingati untuk tidak ikut campur dalam urusannya sebelum ia dengan sengaja menabrak pundak kananku.

"Urusan kita belum selesai Tifanny Hwang!" Ujarnya sinis, lalu pergi meninggalkan tempat itu.

Pandanganku langsung teralihkan pada gadis berambut coklat yang sedang merapihkan bajunya, tidak lupa dengan wajah kesalnya. Akupun segera mengambil tas berwarna pinknya yang tergeletak di lantai dan menyerahkannya kepada gadis itu.

Ia menatapku bingung dan pada tasnya bergantian. Ia lalu tersenyum sambil mengambil tas pinknya.

"Gomawo, aku Tifanny Hwang, siapa namamu?" Ujarnya sambil menatapku dengan wajah berserinya, akupun terkejut dengan perubahan suasana hatinya yang begitu cepat.

"aku sudah mengetahuinya, namaku Taeyeon, Kim Taeyeon" ujarku dengan tersenyum kecil. Tifanny menatapku bingung.

"Bagaimana kau tahu? Bukankah kita belum pernah bertemu sebelumnya?" Tanyanya dengan wajah yang penuh tanda tanya.

"gadis blonde itu" ujarku mengingat ketika gadis blonde itu mengucapkan namanya, Tifanny mengangguk.

"Omong-omong, apa masalah kalian? Gadis itu telihat marah sekali" tanyaku penasaran. Tifanny membuka mulutnya hendak berbicara sebelum bel pergantian pelajaran berbunyi memotong perkataannya.

"Sepulang sekolah nanti akan ku ceritakan, sebaiknya kita pergi ke kelas sebelum terlambat Taeyeon-ah" ujar Tifanny menarik tanganku keluar dari kamar mandi itu.

"Senang bertemu denganmu Taeyeon-ah!" Ujar Tifanny seiring ia berajak dari tempat itu.

"Sampai bertemu nanti"

.
.
.

Sekolahpun akhirnya selesai dan aku sangat senang karena aku tidak bertemu dengan Luhan lagi selain di kelas pertamaku mungkin ia membolos, molla. plus aku membuat teman baru, dan sekarang aku sedang mencari Tifanny.

Aku berjalan dengan berhati-hati waspada akan Luhan, aku tidak bisa membayangkan apa yang akan ku lakukan jika aku berhadapan dengannya. 'Jangan sampai itu terjadi demi langit dan bumi' pikirku.

"TAEYEON!"

Suara familiar itu? Luhan?

.
.
.

TBC

HEY GUYSSS. Kini author kembali dengan next part setelah sekian lama. #horee. Author berpikir mau membuang karya ini aja, author udh gada inspirasi lagi 😭😭 but here u go. Enjoy!

P.s maaf klo chapter ini membosankan .-.

Continue Reading

You'll Also Like

29.6K 3.2K 14
«Jika dunia tidak menerima kita,mari kita buat dunia kita sendiri,hanya kau dan aku didalam nya» Lalisa Manoban. +++ GIP area! jangan ditiru 🔞
776K 49.5K 95
Cerita sekuel dari 'Katakan: karena sebuah cerita berawal dari sebuah kata Meraih cinta itu mudah, tidak semudah itu memang. Mungkin tampak lebih mud...
65.1K 12.6K 22
Lisa adalah segalanya untuk Jennie, Jennie adalah segalanya untuk Lisa. Kehidupan pernikahan mereka tidak berjalan seperti yang mereka ekspektasikan...
200K 31K 56
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...