The Red Affair 「END」

By andhyrama

1M 61.5K 16.2K

[15+] Jatuh ke cinta yang lain ketika sudah ada cincin yang melingkar di jari manis, Damian dihadapkan pada p... More

PREVIEW
THE ODD NUMBER
CHARACTERS
PROLOG
TRA-01
TRA-02
TRA-03
TRA-04
TRA-05
TRA-06
TRA-07
TRA-08
TRA-09
TRA-10
TRA-11
TRA-13
TRA-14
TRA-15
TRA-16
TRA-17
TRA-18
TRA-19
TRA-20
TRA-21
TRA-22
TRA-23
TRA-24
TRA-25
TRA-26
TRA-27
TRA-28
TRA-29
TRA-30
TRA-31
TRA-32
TRA-33
TRA-34
TRA-35
TRA-36
TRA-37
TRA-38
TRA-39
TRA-40
BOOK VERSION
VOTE COVER
OPEN PO TRA!
DI SHOPEE!

TRA-12

20.1K 1.5K 517
By andhyrama

The Red Affair

(The Kingston City Series #1)

a novel by Andhyrama

www.andhyrama.com// IG: @andhyrama// Twitter: @andhyrama//FB: Andhyrama// Ask.fm: @andhyrama

***

Damian pulang ke rumahnya dalam keadaan mabuk. Dia mendenger suara-suara teriakan dan sesuatu yang dilempar, pecah, jatuh dan runtuh. Pria itu tak bisa membuka matanya lebar-lebar, ia terlalu mabuk dan mengantuk. Ia memasukkan kunci dengan beberapa kali kegagalan. Damian dapat masuk ke dalam rumahnya dengan langkah sempoyongan.

"Kau bajingan! Kau biadab!" teriakan itu terdengar begitu keras di ruang tengah.

Damian melihatnya. Firanda meronta-ronta melemparkan segala barang yang ada di dekatnya. Semantara Bobby menangis dalam pelukan Lusi di ujung ruangan. Damian tak mampu membuka matanya lebih lebar, walau sudah ia lihat Firanda menatapnya dengan amarah yang meluap-luap.

"Kau tidak tahu betapa aku mencintaimu? Betapa aku menjaga hubungan kita? Betapa aku ingin bahagia bersamamu dan Bobby? Kau tidak tahu!" teriak Firanda berjalan pelan dengan penampilan berantakan menuju ke arah Damian.

"Apa yang kau lakukan? Mencumbu wanita jalang yang kau anggab bidadari itu? Lalu memeluknya, kau tidur bersamanya juga, bukan? Aku melihatmu seperti aku melihat binatang! Kau benar-benar menjijikkan!" ucap Firanda kemudian meludah dengan jijik.

"Aku bisa menjelaskannya, Firanda!" Damian mencoba membela dengan memegang kedua lengan Firanda.

"Lepaskan tangan kotormu ini!" Firanda berontak melepaskan tangan Damian dari lengannya.

"Kau mabuk!" Firanda mendengus jijik. "Aku bodoh! Bodoh! Bodoh! Aku menikahi bajingan!" teriak Firanda langsung beralih ke barang-barang yang ada di dekatnya.

Ia kembali melempar barang-barang, mencopoti pigura-pigura kaca besar di dinding dan menginjak-injaknya hingga kacanya pecah dan darah bercucuran di kakinya. Damian terdiam lemas, takut dan bingung. Sementara Bobby terus menangis memanggil ibunya di pelukan Lusi.

"Lebih baik aku mati, dari pada harus mengakui suamiku tidur dengan wanita lain. Orang yang paling aku cintai sudah mengkhianatiku begitu sakitnya!" gumam Firanda tertawa getir menatap Damian.

Ia mengambil salah satu pecahan kaca di bawahnya dan digoreskannya ke nadi di tangannya. Darah bercucuran begitu deras. Firanda tersenyum pada Damian. Senyuman keputusasaan. Firanda menatap Damian. Tatapan kekecewaan terbesar yang pernah didapatnya.

***

"Firanda!" teriak Damian bangun dari tidurnya.

Damian menatap sekelilingnya. Sebuah kamar hotel mewah dengan cercah cahaya yang keluar dari jendela. Ia merasakan ada yang bergerak di sampingnya. Sang boneka porselen dengan pakaian tidur tipis ada di sampingnya. Alena menggeliat dan terbangun dengan anggun dan tetap cantik bagaikan seorang model.

"Damian," kata Alena saat melihat wajah pucat Damian yang yang dibubuhi derasnya keringat.

"Aku harus pergi!" ucap Damian bangun dan memunguti kemeja dan celananya yang bertebaran di lantai.

"Kenapa kau terburu-buru?" Alena mengambil ponselnya di meja kecil di dekatnya. " Ini masih jam enam," kata Alena yang menatap jam di ponselnya.

"Kita akan bertemu lagi, Sayang!" kata Damian memakai pakaiannya dan segera beranjak menuju pintu.

Alena tampak cemberut, hanya saja ia tak bisa mencegah Damian. Ia memilih menarik lagi selimutnya dan kembali tidur. Ia bukan lagi tipe wanita yang akan bangun sepagi ini. Sejenak ia mengingat betapa keras hidupnya sebagai pengantar koran dan pengantar susu yang harus bangun begitu pagi. Bagaimanapun juga kesengsaraannya kini sudah berakhir.

***

Arloji di tangan Damian menunjukkan pukul setengah tujuh. Ia segera keluar dari mobilnya yang terparkir di depan rumah. Ia bergegas dengan agak tergesa-gesa menuju ke rumahnya. Damian benar-benar tak karuan, pikirannya campur aduk dan kekhawatirannya memuncak begitu besar saat ia mengetuk pintu dan memanggil nama istrinya, namun istrinya tak datang juga.

"Firanda!" teriak Damian.

Tak lama Damian menunggu dengan bimbang, Lusi datang membukakan pintu. Sontak Damian bertanya di mana istrinya. Lusi segera memberitahukan pada tuannya bahwa Firanda sedang memasak di dapur. Firanda ternyata mendengar suara suaminya dan segera datang, di lorong Firanda bertemu Damian. Dengan wajah begitu lega Firanda memeluk suaminya dengan begitu erat.

"Aku sungguh khawatir padamu, ponselmu mati, kau tidak apa-apa kan?" tanya Firanda memeriksa penampilan suaminya dari atas hingga bawah dengan wajah begitu khawatir.

"Aku tidak apa-apa," ucap Damian.

"Kau ketiduran di kantor yah? Oh, sayangku! Aku mengkhawatirkanmu!" Firanda mencium kedua pipi Damian dan diakhiri dengan ciuman di bibir.

Damian mengangguk dengan tersenyum. Dilihatnya wajah istrinya yang juga tersenyum padanya. Ia begitu takut apa yang tadi ia impikan menjadi nyata. Wajah istrinya sekarang berbeda dengan wajah wanita dalam mimpinya, atau wajah wanita yang menatapnya dari kejauhan di bioskop. Firanda adalah apa yang ia lihat sekarang, bukan yang ia lihat sebelumnya.

"Aku memasak ikan goreng untukmu, Derek kemarin membawakannya untuk kita," ucap Firanda menarik tangan Damian.

"Derek? Dia ke mari?" tanya Damian.

"Yah kemarin malam, dia sedang ada di Kingston di tempat temannya. Dia tampak begitu bingung, pantas saja kerjaannya hanya memancing," ucap Firanda yang segera melangkah diikuti Damian menuju ruang makan.

"Dia akan menjadi dokter, pamanku tengah membangun klinik pribadi untuknya," ujar Damian segera duduk.

"Untung saja kau pulang, Sayang! Habiskan segera sarapanmu, kau harus mandi dan ke kantor. Aku akan menyiapkan air hangat untukmu serta menyiapkan pakaianmu," ucap Firanda menyajikan masakannya ke meja makan.

Damian berdiri dan menuju ke westafel untuk cuci tangan. Sejenak ia memikirkan beberapa hal. Derek ke rumahnya tadi malam, bukan tidak mungkin ia yang mengajak Firanda ke bioskop. Tidak akan jadi masalah jika seperti itu, Damian tidak akan menuduh Derek berselingkuh dengan istrinya. Hanya saja kenapa Firanda tak memberitahunya kalau dia ke bioskop? Apakah bukan Derek yang bersama Firanda? Lalu siapa?

Saat ia kembali duduk ke kursinya, persoalan lain yang sepertinya ada jawabannya muncul. Cerita Roby tentang siapa yang bertemu dengan Alice di dekat Sungai Ranos. Sungai jelas memberikan petunjuk tersendiri. Ciri-ciri lelaki yang bertemu Alice sama seperti dirinya. Ia mengingat Derek punya tinggi hampir sama sepertinya, dan fisik yang tak jauh beda, dari kejauhan tidak akan terlihat jelas. Ditambah petunjuk tempat di dekat Sungai Ranos. Ada banyak tempat memancing di sana, Derek pasti menyukai tempat itu. Hanya saja untuk apa Alice bertemu Derek? Petanyaan tepatnya yaitu, ada hubungan apa sebenarnya di antara mereka berdua?

Pertanyaan Damian ditutup rapat dalam pikirannya, ia masih ingin mendapat lebih banyak petunjuk. Dua pertanyaan paling mendasar dalam pikirannya hanya apakah Firanda tahu dia selingkuh? Dan apakah Firanda juga tengah berselingkuh? Sejauh ini, tidak ada jawaban pasti dari kedua hal itu. Damian menaruh curiga segaligus menaruh ketakutan serta kekhawatiran mendalam pada diri Firanda.

Firanda sudah merapikan dasi yang dipakai suaminya. Ia melihat suaminya sudah sangat sempurna. Pekerja kantor tampan yang mempesona. Ia tersenyum pada suaminya dengan tatapan yang tidak bisa dibaca oleh Damian. Pria itu hanya membalas tatapan istrinya dengan ekspresi penuh tanya.

"Akhir-akhir ini kau tidak menggodaku, apakah kau masih merasa bersalah karena malam itu?" tanya Firanda ingin tahu.

"Aku hanya ingin membuktikan padamu, aku tidak akan menyentuhnya. Alkohol maupun rokok, aku tak akan menyentuh barang-barang itu lagi!" ucap Damian.

"Apa yang bisa membuatku percaya pada omonganmu itu?" tantang Firanda.

"Karena kau, Firanda! Kau jauh lebih memuatku kecanduan dibanding dua hal itu," ujar Damian dengan senyum gombalnya.

"Kau masih sang raja gombal!" ucap Firanda menarik tubuh Damian untuk diciumnya.

Damian berangkat ke kantornya di saat Firanda melambaikan tangan dari depan rumah. Senyum Firanda dari jauh terus diingatnya, memberikannya sedikit semangat untuk hari ini. Ia ingin tetap menganggap Firanda tidak menyembunyikan apa pun, ingin menganggap bahwa istrinya jujur padanya. Hanya saja ia tak bisa, wajah di ujung ruang tunggu bioskop itu menakutkannya, membuatnya tak berhenti mencurigai istrinya. Ia sendiri selingkuh, tapi ia sama sekali tak ingin Firanda juga melakukannya. Alasannya hanya satu, ia memohon cukup hanya ada satu bajingan dalam keluarganya. Dua? Tidak!

***

Question Time

1. Apa pendapat kalian tentang part ini?

2. #TEAMFIRANDA atau #TEAMALENA?

Continue Reading

You'll Also Like

392K 31.9K 29
- Cerita pertama saya di wattpad - Karin tiba-tiba didatangi oleh Eky cowok paling populer di sekolah yang memintanya untuk jadi pacar. Karin yang se...
334K 23.8K 34
Berisi tentang kekejaman pria bernama Valter D'onofrio, dia dikenal sebagai Senor V. Darah, kasino, dan kegelapan adalah dunianya. Tak ada yang dapat...
9.9K 1.8K 144
23 November 2022 http://www.jjwxc.net/onebook.php?novelid=2482792 半路杀出个侯夫人 Pengarang:女王不在家 . . . Raw MTL Google translate No edit . . . Evaluasi edi...
14.9K 2K 42
|Wanita Karir VS Cold Boss| Bukan Claralivia kalau hidup di suatu tempat tanpa digandrungi banyak pria, parasnya yang mempesona bahkan membuatnya dik...