Friends

By Churniekova

121K 7.6K 835

Ini tentang 2 murid laki-laki yang berteman dan merasakan sesuatu yang aneh diantara keduanya TANPA mereka sa... More

Foreword
Part 1: First Day
Part 2: Friend!
Part 4: Extracurricular
Part 5: Basketball
Part 6: Change
Part 7: Night Club and Drunk
Part 8: Heartbeat
Part 9: First Match
Part 10: Lotte World!
Part 11: Adventure
Part 12: Rival
Part 13: Captains
Part 14: First Kiss
Part 15: Boyfriend
Part 16: Misunderstand
Part 17: Sorry (1)
Part 18: Sorry (2)
Part 19: Summer Sunshine
Part 20: Jeju Love Land
Part 21: Romance
Part 22: True Love
Part 23: Confrontation
Part 24: Confession
Part 25: Christmas
Part 26: Broken Vow
Part 27: Fast Forward
Part 28: Meet Again
Part 29: Wedding
Part 30: Sweet Dreams
Part 31: Negotiation & Deal
Part 32: Moms Say No
Part 33: Decision
Part 34: Separation
Epilog
Extra Ch. 1: A Year Of Beginning
Extra Ch. 2: Wedding Ceremony
Extra Ch. 3: Family Blessing
Extra Ch. 4: The Best Birthday Ever
Extra Ch. 5: Road To CEO!
Extra Ch. 6: Game Over
Extra Ch. 7: Down The Isle

Part 3: My Friend's Boyfriend

2.6K 205 9
By Churniekova

Banyak cerita dengan judul Teman tapi selalu akhirnya tidak jadi teman hahaha... Aku rasa tokohku pun berteman hanya diluarnya saja. Tapi hidup ini selalu memberikan jalan yang bahkan tak kita inginkan. Kadang kita harus terpaksa menjalani jalan yang tidak kita inginkan itu.

Well... bagaimana dengan dua tokoh ini?

########

~Kyuhyun~

Aku menoleh dan melihat dia lagi, darimana datangnya dia bisa tiba-tiba ada di rumah Zhoumi? Aku terkejut dan menjatuhkan konsoler game di tanganku. Sebenarnya kenapa dia selalu muncul dimana aku berada? aku mulai mempertanyakan apakah takdir itu benar-benar terjadi? Aku merasa tidak enak hati saat dia melihatku bersama Hyuna di tempat karaoke tadi, aku tidak tahu kenapa aku merasa tidak enak hati, aku sudah biasa kencan dengan banyak perempuan dan semua temanku tahu tapi rasanya aku tidak enak hati dia tahu kebiasaan jelekku, mungkin karena dia anak baik jadi aku merasa segan.

Perempuan-perempuan yang datang bersamanya menoleh padanya dan dia memecah keheningan.

"hai...kita bertemu lagi" aku bisa melihat dia canggung dan suaranya terdengar pecah, itu artinya dia tidak benar-benar ingin bicara.

"kau... bagaimana bisa ada disini?"

"aku... datang bersama Jia" dia menoleh pada temannya yang dirangkul Zhoumi, oh itu pacar Zhoumi.

"jadi temanmu mengenal temanku?" Zhoumi bertanya pada pacarnya.

"ya, kami beberapa kali papasan dan mereka satu sekolah itu yang kutahu"

"aku menawarinya untuk ikut kesini, tapi dia bilang dia akan pergi menginap" aku bangun dan meninggalkan game lalu datang ke dekatnya.

"itu... aku mau menginap di rumah Sunkyu" dia menunjuk seorang perempuan yang pendek pakai jaket pink dan celana jeans pendek.

"oh ya, rencananya kami berempat mau menginap bersama" ucap perempuan bernama Sunkyu itu.

"kalian berempat dengan dia yang hanya seorang laki-laki? permainan apa yang mau kalian lakukan?" Zhoumi panik dan mengerutkan alisnya memandang pacarnya meminta penjelasan, aku juga heran, Sungmin tidur dengan 3 perempuan?

"hey..jangan berpikir negatif, kami adalah sahabat, kamar Sunkyu sangat besar cukup untuk tidur kita semua dan juga kalian, kami berempat sering menginap bersama, Sungmin sahabat kami"

"oh man..kau sangat beruntung" celetuk temanku yang masih memegang konsoler dan aku melotot padanya, entah kenapa aku merasa tidak suka dia menghina Sungmin, aku menoleh dan Sungmin tidak mau melihatku, dia hanya menunduk.

"kami harus pergi sekarang, ayo Sungmin-ah" seorang perempuan lagi merangkul Sungmin dan mereka beranjak pergi.

"tunggu dulu" aku tidak mau Sungmin salah menilai temanku dan hubungan kami jadi canggung "boleh aku bicara denganmu?" aku tanya Sungmin dan dia mendongak karena aku lebih tinggi darinya, dia mungkin hanya dibawah 170cm sementara aku 180cm. Sungmin mengangguk tapi tidak bicara lalu dia menoleh pada ketiga perempuan itu dan mengangguk.

"nanti aku temui kalian di mobil"

"baiklah.. jangan lama-lama, telpon kalau ada apa-apa"

hah? telpon? kalian pikir aku mau menghajarnya atau bagaimana?

Aku ajak Sungmin keluar setelah Zhoumi memeluk pacarnya dan perempuan-perempuan itu pergi.

"maaf kalau temanku sudah lancang, apa kau tersinggung?" dia tersenyum dan tampak seperti lega, aku bisa dengar dia menghembuskan nafas seolah telah tertahan.

"tidak apa-apa, aku justru takut.. kau.. akan berpikir aku aneh" aku heran mendengar jawabannya, dia memang ajaib, dia selalu memberikan jawaban yang membuatku heran. "karena hal seperti inilah aku tidak pernah punya teman laki-laki"

"oh..." aku mengerti sekarang, maksudnya dia hanya berteman dengan perempuan dan bahkan menginap bersama, laki-laki yang tahu akan berpikir aneh dan mengira dia maniak perempuan. "ya.. jujur saja aku terkejut saat tahu kau menginap dengan ketiga perempuan itu, aku pikir... wow... kau sangat kuat, aku harus belajar darimu"

"aissh.." dia mendesis memukul lenganku tapi lalu tertawa. Aku senang dia baik-baik saja dan tidak sedih lagi seperti tadi, kami baru berteman beberapa hari dan dia teman pertamaku di Godeunghakyo (SMA), aku tidak mau kehilangan teman sekolah satu-satunya, walaupun sebelumnya aku tidak perduli pada siapapun disana tapi setelah aku jadi teman dia satu-satunya, aku harus menjaganya kan. "aku harus pergi, temanku akan cemas kalau aku tidak turun-turun"

"oh..baiklah, sampai jumpa di sekolah"

"bye.." dia melambai dan aku balas lambaiannya, aku masuk kembali ke apartmen Zhoumi. "okay! ayo kita mulai minum!"

~Sungmin~

Aku senang Kyuhyun tidak berpikiran aneh tentangku walaupun dia sempat berpikir aku akan meniduri ketiga perempuan itu, dia teman laki-laki satu-satunya dan aku tidak mau kalau sampai Kyuhyun juga seperti mereka yang pernah membuliku.

Aku sampai di basement dan segera menemui Sunkyu dan yang lain, aku masuk mobil dan minta ahjussi driver jalankan mobil.

"kau baik-baik saja?" tanya mereka bersamaan.

"iya, aku baik-baik saja, tenang saja, aku tidak ditindas atau dipermalukan" ucapku santai.

"oh..baguslah, bisa kulihat dari wajahmu, kau terlihat... senang?" ucap Jia.

"dia teman laki-laki pertama yang aku punya dalam hidupku, aku takut kalau dia membenciku dan berpikir aku aneh karena dia tahu kita sering melakukan apapun bersama-sama, jadi aku senang karena dia mau mengerti dan tetap mau berteman denganku" aku tersenyum lega, sepertinya aku bisa mempercayai Kyuhyun, walaupun... dia mungkin playboy, lain kali aku pastikan untuk bertanya padanya soal perempuan-perempuan itu. Walaupun aku juga sering bersama banyak perempuan tapi gestur Kyuhyun jelas berbeda denganku, aku hanya berteman sedangkan dia tampak berpacaran dengan mereka semua.

"kau punya teman laki-laki dan kau baru beritahu kami?" Sunkyu menarik pundakku dari belakang.

"aww.. Sunkyu hati-hati dengan kuku panjangmu, itu menancap di pundakku"

"oh sorry..." Sunkyu menarik tangannya "kau harus ceritakan nanti"

"okay...okay..."

"nona kita sudah sampai"

"baiklah ayo turun, kalian langsung naik ke atas dan ke kamarku, orang tuaku di Gangnam jadi rumah ini sepi, hanya ada ahjuma-ahjuma dan anjingku".

Aku turun dan kami masuk rumah Sunkyu, masih sama seperti setahun yang lalu saat kami kesini pertama kali, setelah ujian kenaikan kelas 3, kami berpesta, makan pizza dan cola, Sunkyu cukup gila saat itu dan pesan banyak Soju walaupun dia masih 15 tahun.

Sunkyu kembali ke kamar setelah delivery datang, pizza dengan loyang paling besar jadi satu saja cukup untuk 10 orang, sementara kami cuma berempat, Sunkyu membawa soju dan bir kaleng dingin yang dia ambil di dapurnya sekalian dibantu ahjuma, kami masih dibawah umur tidak ada bedanya dengan tahun lalu, kami masih 17 tahun, Sunkyu memang gila.

"bagaimana kalau kita nonton sekarang? Sunkyu cepat aktifkan home theaternya" Jimin menyuruh sambil mengambil potongan pizza.

"iya..iya"

"kita mau nonton apa?" aku berucap sambil makan french fries.

"bagaimana kalau film yadong?" ieeuhh...

"menjijikan... kalian ini masih belum cukup umur" aku lempar bantal kecil yg ada di lantai tempat kami duduk dengan lapisan karpet bulu yang halus dan empuk.

"aigoo.. Sungmin-ah... apa kau takut kalau kau nanti... bernafsu pada kami?"

"dasar perempuan murahan, kalian menjijikan" Aku lempar bantal lagi ke muka Jimin dan dia hanya tertawa. "aku tidak akan bernafsu pada kalian, kalian bukan tipeku"

"hahaha..." mereka bertiga tertawa.

"oh ya..Sungmin-ah ayo ceritakan bagaimana kau bisa dapat teman laki-laki di sekolahmu dan ternyata itu teman Zhou-ge"

"Kyuhyun? dia satu kelas denganku, saat pertama kali mengenalnya dia sama saja dengan murid yang lain, dia kasar dan gampang marah"

"eh? kau tidak diancam untuk berteman kan?" ucap Sunkyu sambil buru-buru mendekat setelah selesai mengatur home theaternya.

"tidak, ternyata dia orang yang baik, dia tidak berpikir aku aneh dan mau berteman denganku, aku juga tidak menyangka, apalagi tadi di apartmen pacarmu saat temannya berkomentar seperti itu, dia tidak memandangku negatif dan masih mau berteman, aku senang sekali, akhirnya aku punya teman laki-laki, tidak cuma kalian" aku tersenyum aegyo merasa bangga.

"aww..kau akan melupakan kami setelah dapat teman baru" Jimin memukulkan bantal padaku.

"tapi tetap saja aku tidak akan biarkan dia dekat denganmu begitu saja, aku akan awasi dia, kalau dia macam-macam dia harus berurusan dengan kita" ucap Sunkyu seperti biasa, bersemangat untuk melindungiku.

"iya, omma~" aku mengejeknya dan yang lain tertawa.

"tapi akhir pekan yang lalu kita bertemu dia juga kan, dan dia sepertinya punya banyak pacar" kata Jia.

"aku tidak tahu hal itu, aku baru mengenalnya, mungkin dia playboy" aku angkat alis.

"hati-hati, jangan sampai dia mengajarimu yang bukan-bukan" kata Sunkyu lagi sambil memilih film "kalian mau nonton apa?"

"full house saja" ucap Jimin.

"ya ampun Jimin... sudah berapa kali drama itu re-run ditv, kau masih tidak bosan juga?" aku bertanya memincingkan mataku.

"kau juga masih menontonnya walaupun re-run kan?"

"iya sih..."

"haha..ya sudah, kita nonton full house saja"

"endless love saja" kataku sambil maju memilih CD.

"tidak mau! film sedih begitu, tidak cocok untuk suasana malam liburan" protes Jimin "cari full house saja"

"cih..memangnya kau tidak menangis menonton full house? ingat waktu Han Ji Eun diceraikan Lee Yong Jae, kau menangis sesenggukan"

"itu kan memang adegan klimaks drama itu yang emosional"

"yah..yah..terserahlah.."

Kami tiduran di karpet dan menonton drama dg layar tv sebesar 50inch dan sound system yang booming untuk tontonan drama.

Aku bangun dan dengar ponselku berbunyi, jam berapa ini? Aku menoleh yang lain masih tidur di karpet sementara lampu masih menyala terang, aku merangkak dan ambil ponselku, apa Omma menelpon?

"yoboseyo?" aku jawab dengan suara parau dan kulihat jam di dinding masih menunjukkan jam 4 pagi.

"hai...kau belum tidur?" eh? suara laki-laki? Seingatku Appa sudah meninggal sejak lama. Dan aku tidak pernah menyimpan nomer kontak pria atau teman laki-laki.

"siapa ini?" apa salah sambung? Tapi suara di ujung telpon terkekeh.

"kau tidak mengenal suaraku?" Tunggu... aku tajamkan telingaku "masih tidak tahu?"

"Kyuhyun?" tapi bagaimana bisa dia tahu nomor telponku? "bagaimana.."

"aku tahu kau pasti akan tanyakan itu, aku minta Zhoumi menanyakan pacarnya nomor telponmu dan pacarmu mengirimkan nomormu pada Zhoumi, aku lupa mau minta nomor ponselmu tadi".

"oh..." aku terdiam takjub, aku tidak pernah mengobrol dengan teman laki-laki di telpon, aku merasa seperti manusia purba hidup di jaman modern. Aku bangun takut membangunkan yang lain lalu pergi keluar balkon, angin dingin tapi aku bawa selimut di ranjang Sunkyu yang tidak ditiduri karena kami tidur di lantai.

"hey...kau tidur?" suaranya besar tapi lembut.

"tidak..aku cuma pindah ke balkon karena yang lain masih tidur"

"kau benar-benar tidur dengan mereka? kau ini laki-laki dewasa kau tidak takut terjadi sesuatu?"

"aku sudah bilang kan kami tidak seperti itu~ kami nonton, makan dan minum sampai tertidur di lantai"

"nonton apa? yadong?"

"kau itu...yadong" dia terkekeh "kami nonton full house"

"apa?? full house?? maksudmu full house Song Hye Gyo dan Bi?"

"iya.."

"kau ini hidup di jaman apa, masih nonton drama kuno itu"

"aku suka.."

"hahaha..kau memang ajaib" lagi-lagi dia bilang begitu, "jadi tadi kau sudah tidur?"

"iya, aku pikir Omma yang telpon, karena aku tidak pernah menyimpan nomor kontak laki-laki"

"kalau begitu simpan nomorku, jangan lupa beri nama Kyuhyun yang tampan"

"ah.. Kyuhyun playboy"

"hei..hei..hei, siapa bilang aku playboy..?"

"aku berpapasan denganmu setiap malam weekend dan kau selalu pergi dengan perempuan yang berbeda"

"itu teman kencan, bukan pacar, jadi aku bukan playboy"

"hm..sama saja"

"tentu beda, aku tidak memberikan ikatan hubungan dengan mereka dalam satu waktu jadi aku tidak playboy, itu hanya kencan, jalan-jalan bersama, memangnya kau tidak pernah kencan?"

"e...aku..." aku tidak mau bahas ini aku alihkan saja pembicaraannya "sebentar lagi pagi, kau mau pergi kemana? apa kau masih di rumah pacar Jia?"

"iya, aku menginap disini, bagaimana kalau kita keliling bersama?" eh? dia mengajakku pergi? "aku tidak pernah pergi denganmu sejak kita berteman karena kau kuajak kesini tidak bisa, jadi karena kita sama-sama disini kita pergi sama-sama saja"

"kau tidak pergi dengan temanmu?"

"tidak, Zhoumi akan mengantar pacarmu pulang, kau tanya saja temanmu dia pasti akan pergi lebih dulu"

"oh...baiklah, aku rasa gadis-gadis itu juga hanya akan belanja"

"baguslah, kita bertemu di Jongno-gu, Gwanghwamun"

"iya baiklah..."

"kalau begitu aku tidur sekarang"

"kau belum tidur?!" aku terkejut hingga suaraku terdengar kencang, aku menoleh tapi kaca pintu balkon tebal jadi suaraku tidak membangunkan mereka.

"haha...santai.."

"jadi nanti kita bertemu jam berapa?"

"sekitar jam makan siang"

"oh baiklah, bye..."

"hm..." Kyuhyun menutup saluran. Gwanghwamun?

Aku kembali ke dalam dan lanjutkan tidur diatas ranjang Sunkyu haha...

Seseorang menggoyang tubuhku seperti ada gempa dan aku terkejut bangun, aissh.. Jia.

"ada apa?"

"aku mau pulang, orang tuaku menyuruhku pulang ke rumah Minggu ini, Zhou-ge yang mengantarku"

"ya aku tahu..." aku terpejam lagi

"eh? apa maksudmu?"

"hati-hati di jalan"

"aissh... dasar bokong besar" plak! dia menabok bokongku.

"aww.. dasar kau perempuan..."

"haha...tentu saja aku perempuan" aissh...aku benci perempuan, tidak aku bercanda, aku sayang mereka, teman-temanku, omma.

Saat aku bangun jam 9 aku lihat kamar sudah rapi dan tidak ada siapapun, ini bukan kamar pribadi Sunkyu jadi barang-barang perempuan miliknya tidak begitu banyak, tidak masalah kalau aku yang seorang laki-laki ada disini, Sunkyu masuk memakai bathrobe dengan handuk digulung dikepala.

"sarapan sudah siap tuan muda, sana pergi mandi"

"aissh...iya" aku turun dan keluar, aku pergi mandi di kamar mandi luar walaupun ada kamar mandi di kamar Sunkyu, tidak perlu lama 10 menit aku keluar dan bergabung dengan Jimin yang sudah rapi dan siap-siap makan, Sunkyu datang kemudian.

"oh ya, hari ini aku mau jalan-jalan sendiri, aku tidak ikut kalian shopping" aku gigit sandwich buatan ahjuma "kalau kalian mau shopping"

"kau mau kemana?"

"Kyuhyun mengajakku pergi, aku mau mencoba kan pergi dengan teman laki-laki"

"hati-hati Sungmin, kau belum lama mengenalnya"

"aissh, dia teman pacar Jia, kalau dia macam-macam aku suruh Jia putus dengan pacarnya"

"haha...iya iya, kau sudah besar sudah pantas pergi sendiri dengan teman laki-laki yang kau punya, bersama pengasuh terus membuatmu manja" sindir Jimin.

"kapan aku manja?"

"oh tuan putri, kau baru bangun saat Sunkyu pergi membangunkanmu tadi, begitu bangun langsung menikmati sarapan, tidak membantu memasak" ucap Jimin.

"kau yang buat ini?"

"iya~ kau keterlaluan, kau pikir aku enak-enak menginap disini"

"kkkk...maaf tapi sandwichnya enak, lagipula aku mengantuk karena jam 4 tadi bangun waktu Kyuhyun menelponku"

"kalian sudah saling tukar kontak?" tanya Sunkyu.

"dia minta nomor telponku pada Jia dengan perantara pacar Jia"

"kenapa tidak minta langsung?"

"lupa? aku tidak terpikir juga untuk minta nomor telponnya".

Jimin dan Sunkyu keluar jam 10 jadi aku juga keluar tapi karena belum jam makan siang aku pergi ke Gwanghwamun lebih awal, aku bisa menunggu Kyuhyun sambil jalan-jalan.

Aku naik bus dari Myeong-dong ke Jongno dan sampai di Gwanghwamun City Hall, aku menelusuri jalan menikmati pemandangan bangunan sampai di museum sejarah Gwanghwamun, telpon berbunyi dan aku keluar dari museum.

"Kyuhyun? ada apa?"

"aku sedang menuju Gwanghwamun"

"oh.." aku lihat sudah jam 11.30 tidak terasa "aku sudah disini, aku sedang di museum"

"kenapa kau pergi kesana dulu.." dia memarahiku?

"e..ke..kenapa?" aku tidak sadar jadi tergagap.

"aku mau mengajakmu jalan-jalan kesana apa kau sudah pergi ke tempat lain?"

"aah..aku sampai disini lebih awal satu jam yang lalu karena teman-temanku pergi lebih awal, ya sudah tidak apa-apa, kita bisa pergi ke tempat lain"

"kau tunggu aku disana"

"okay".

Kyuhyun datang tak lama kemudian, kami bertemu di depan museum, aku menawarinya untuk keliling museum lagi tapi dia menolak dan mengajakku ke kafe yang ada dekat sana. Kami pesan dua minuman, dia pesan cafelatte original sementara aku pesan latte art 3D bear. Dia menoleh, oh sial... apa dia pikir aku kekanak-kanakan atau feminim karena memesan latte art kesukaan perempuan-perempuan?

Kami duduk diluar kafe karena ingin melihat suasana luar.

"jadi kau memang suka tempat-tempat seperti museum?"

"aku mau menghabiskan waktu saja sambil menunggumu"

"aku sebenarnya bingung mau mengajakmu kemana, tempat seperti apa yang kau suka, aku pilih Gwanghwamun karena disini banyak tempat yang orang normalnya sukai"

"jadi kau pikir akan lebih mudah kalau mengajakku ke tempat yang normal, seperti kebanyakan orang bukan ke tempat yang kau sukai? memangnya kau suka tempat seperti apa?"

"aku bukan orang yang suka pergi saat siang, aku lebih suka pergi saat malam, ke tempat hiburan.." dia tidak menyelesaikan ucapannya. Kenapa?

"dengan perempuan...ya aku tahu"

"tolong jangan sebut aku playboy"

"hey..aku tidak bicara apa-apa"

"kalau saja.."

"iya..baiklah, terserah kau" aku angkat bahu dan pesanan latte artku datang, gambarnya lucu seperti beruang sedang berendam di kolam susu, aku potret dan kukirim di group chatku dengan tiga temanku. Aku menoleh dan Kyuhyun ternyata memperhatikanku "ada apa?" aku tiba-tiba merasa aneh.

"tidak...hanya saja kau sangat berbeda dengan semua teman yang aku punya, aku jadi penasaran dan tertarik untuk lebih mengenalmu".

Pipiku tiba-tiba memanas entah kenapa, aku kipas-kipas wajahku.

"e...apa...teman-temanmu tidak pernah minum di sebuah cafe?"

"tidak, bukan itu, tapi memesan latte art lalu memotretnya dan menikmati keindahan secangkir... kopi, tidak ada satupun dari temanku yang melakukannya"

"jadi kau merasa aku aneh... mmm... unik?"

"haha..mungkin" dia minum kopi original pesanannya "oh ya, sudah berapa lama kau berteman dengan perempuan-perempuan itu?"

"mm... 2 atau 3 tahun, kami kenal di Junghakyo"

"oh..jadi mana yang kau sukai?"

Aku hampir tersedak latte yang kuminum "apa maksudmu?" aku memandangnya seperti dia orang paling aneh didunia ini.

"kau bilang kau tidak mempunyai hubungan dengan mereka atau salah satu dari mereka tapi mungkin saja kau suka cuma tidak bisa mengungkapkannya karena kau merasa tidak enak hati kan?"

Dia benar-benar tidak menyerah dengan pemikirannya itu rupanya "aku tidak pacaran dengan mereka atau salah satu dari mereka dan aku juga tidak menyimpan rasa suka seperti yang kau maksud"

"sungguh?"

"iya... kenapa kau tidak percaya?"

"dengar ya, tidak ada laki-laki yang bisa benar-benar hanya berteman dengan perempuan, itu kenyataan"

"dan aku benar-benar hanya berteman dengan mereka, itu kenyataan"

"sungguh?" dia benar-benar tidak percaya aku cuma menghela nafas dan dia tahu aku bosan dengan pertanyaannya atau keragu-raguannya.

"aku mengerti jika kau berbeda denganku yang bisa kencan dengan beberapa perempuan, mungkin kau tipikal 'cinta sejati' yang hanya suka dengan seseorang tapi kau bisa berteman sedekat itu dengan perempuan dalam waktu yang lama tanpa merasa suka pada salah satunya? itu benar-benar aneh kau tahu, atau jangan-jangan kau gay?" dia tertawa tapi aku hanya memandangnya heran, aku tidak pernah suka pada perempuan sebelumnya karena aku fokus dengan sekolahku, pendidikan di Korea tidak mudah, aku rasa wajar kalau aku belum ada ketertarikan terhadap asmara, aku hanya baru 17 tahun. Dia tahu aku diam dan dia merasa tidak enak hati "maaf... aku hanya bercanda, apa aku menyinggungmu? kau tidak marah kan?"

"oh...tidak, tenang saja" aku menggeleng dan dia menarik nafas lega "aku hanya sedang berpikir"

"berpikir apa?"

"aku tidak memiliki ketertarikan pada mereka karena aku menganggap mereka seperti saudariku, kau mengerti kan, orang yang bisa kau percaya untuk bercerita apa saja"

"okay, baiklah"

"aku hanya baru kelas 1 Godeunghakyo, tidak terlalu mengherankan kalau aku belum punya pacar kan?"

"iya, tentu saja, lalu kalau rasa suka?"

"aku belum pernah memikirkan itu kau tahu..aku sibuk dengan sekolahku"

"kau sangat membosankan, bagaimana kalau kukenalkan dengan perempuan"

"bekasmu? tidak terimakasih"

"haha....tentu saja tidak, kau ini lucu"

"aku mau makan kau tidak pesan makanan?"

"pesan saja, aku sama denganmu"

Aku pergi memesan makanan dan kutinggalkan Kyuhyun, sambil menunggu aku melihat ke luar dan kulihat Kyuhyun menerima telpon, wajahnya tampak kesal dan dia menutup telpon sebelum meletakkannya dan minun kopinya. Aku kembali setelah membayar sambil menunggu pesanan nanti.

"ada apa? kau terlihat berbeda" aku sengaja tidak mengatakan kalau aku melihatnya tampak marah.

"ada seseorang yang menyebalkan menelponku" dia geleng-geleng kepala

"kenapa? apa yang membuatmu kesal?"

"kau ingat waktu kita berpapasan di gedung bioskop di Gangnam?" dia akhirnya memandangku.

"oh ya.." aku mengangguk mengingatnya.

"perempuan yang bersamaku waktu itu, Seo Juhyun, dia minta berpacaran denganku, aku hanya mengajaknya kencan karena dia cantik dan aku butuh teman kencan, aku tidak berminat untuk berpacaran dengannya"

"makanya jangan suka kencan dengan banyak perempuan, kau mempermainkan perasaan mereka"

"hey..sejak awal aku sudah bilang aku hanya mengajak mereka kencan dan bilang agar mereka tidak berharap padaku, tapi mereka masih memintaku jadi pacar, itu bukan salahku"

"lalu apa dia akan menyerah begitu saja?"

"coba saja kalau berani menggangguku lagi, aku akan marahi dia" dia menunjuk ponselnya seolah ponsel itu adalah si perempuan yang dia bicarakan.

"hey..kau tidak boleh seperti itu" aku memegang tangannya secara reflek untuk menghentikan kekesalannya tapi aku merasa ada getaran aneh saat bersentuhan dengannya, aku melepaskan tangannya dan dia terdiam.

"kau baik-baik saja?" aku bertanya padanya.

~Kyuhyun~

Begitu Sungmin pergi untuk memesan makanan ponselku berbunyi, aku lihat IDnya, dia lagi, semalam aku tidak bisa tidur karena dia terus menelponku, dia merengek memintaku agar aku menerima cintanya.

"dengarkan aku Seo Juhyun, aku sudah mengatakan saat pertama kali aku mengajakmu kencan malam itu, aku tidak ingin kau berharap padaku dan itu hanya sekali kencan"

"tapi kita berciuman dan aku merasa ada kemistri diantara kita saat itu, aku merasakan kau berhasrat terhadapku"

"itu hanya nafsu, aku tidak punya perasaan apa-apa padamu"

"kau mungkin hanya belum sadar"

"Juhyun, aku peringatkan kau sekali lagi, jangan ganggu aku lagi... atau aku benar-benar akan marah dan kau akan menyesal jika sampai aku marah"

"aku tidak mau kau marah..aku"

"hentikan dan jangan pernah hubungi aku lagi" aku putus sambungan telpon dan kuletakkan, kalau sampai berbunyi lagi aku lempar ponsel ini dan dia akan tanggung akibatnya.

"ada apa? kau terlihat berbeda" Sungmin datang dan sepertinya dia tahu aura yang tidak menyenangkan diwajahku.

"ada seseorang yang menyebalkan menelponku" aku tidak mau memandangnya dengan mataku saat ini karena aku pasti masih tampak kesal, aku tidak mau melampiaskan kekesalanku padanya seperti biasa aku lampiaskan pada teman-temanku jika aku kesal karena perempuan.

"kenapa? apa yang membuatmu kesal?" tapi dia sangat pandai melihatku, sialan, aku tidak bisa menyembunyikannya.

"kau ingat waktu kita berpapasan di gedung bioskop di Gangnam?" aku bertanya padanya.

"oh ya.." dia mengangguk.

"perempuan yang bersamaku waktu itu, Seo Juhyun, dia minta berpacaran denganku, aku hanya mengajaknya kencan karena dia cantik dan aku butuh teman kencan, aku tidak berminat untuk berpacaran dengannya" aku ceritakan padanya.

"makanya jangan suka kencan dengan banyak perempuan, kau mempermainkan perasaan mereka"

"hey..sejak awal aku sudah bilang aku hanya mengajak mereka kencan dan bilang agar mereka tidak berharap padaku, tapi mereka masih memintaku jadi pacar, itu bukan salahku" mereka itu benar-benar bersikeras ingin memilikiku, aku tidak suka dimiliki dan dikendalikan orang lain.

"lalu apa dia akan menyerah begitu saja?"

"coba saja kalau berani menggangguku lagi, aku akan marahi dia" aku menunjuk ponselku seolah ponsel itu adalah dia yang baru saja menelponku.

"hey..kau tidak boleh seperti itu" Sungmin memegang tanganku dan aku merasakan tangannya begitu hangat dan lembut saat menyentuh tanganku, tapi dia segera melepaskan tangannya, aku masih merasakan sentuhannya.

"kau baik-baik saja?" dia bertanya padaku.

"ya..." aku memandangnya yang duduk didepanku.

Sejak pertama aku bertemu dengannya aku tidak sadar sampai saat ini bahwa dia memiliki kulit yang sangat halus, wajahnya pun bersih, tidak tanda atau bekas jerawat seperti remaja pada umumnya, bagaimana dia bisa memiliki kulit yang begitu halus? Tapi kalau aku tanyakan itu padanya pasti akan terdengar sangat aneh, pertanyaan itu biasanya hanya diucapkan oleh seorang laki-laki pada perempuan kan.

Aku merasa ingin menyentuh kulit wajahnya, pipinya, untuk merasakan apakah benar kulitnya sehalus yang terlihat tapi aku singkirkan pikiran anehku itu karena yang benar saja, dia itu laki-laki, bukan perempuan. Dan bibirnya tipis dengan aksen pink alami terlihat melengkapi wajahnya yang tampak... cantik?

Hey.. kenapa aku merasa seorang laki-laki terlihat cantik? itu aneh, tapi dia memang terlihat... cantik. Matanya jernih seperti aliran sungai di kaki gunung Soraksan, bibirnya mungil, hidungnya lancip, kulitnya putih, bersih dan mulus.

"kau.... sudah terlalu lama memandangku, apa ada yang aneh diwajahku?" ucapnya membuyarkan pikiran yadongku, hey..tunggu kenapa aku berpikiran yadong terhadap... laki-laki??

"ah tidak... mana makanannya? kenapa masih belum datang?" aku pura-pura mengalihkan perhatiannya dan dia beralih memandang ke dalam. Aku meliriknya dan aku sempat melihat pipinya ada semburat merona, apa dia merona karena aku memandanginya? Ah... aku pasti bermimpi, dia laki-laki, tidak mungkin dia merona karena dipandang laki-laki lain kan.

Tapi laki-laki yang satu ini memang aneh, perasaannya tidak bergeming walaupun dia dekat dengan banyak perempuan, dia tidak memiliki teman laki-laki karena mereka iri dia punya banyak teman perempuan, yang lebih aneh lagi aku merasa tertarik untuk tahu dia lebih banyak karena perbedaanya itu.

Aku pasti hanya merasa dia karakter yang unik. Iya, itu saja.

===============

Continue Reading

You'll Also Like

743K 86.1K 29
Baru ketemu dua kali udah dilamar? Nana baru aja ketemu temennya Kak Yuta, namanya Kak Tayo. Eh, salah. Kak Taeyong. Apakah Nana mau nikah sama Ka...
2.9M 191K 16
"Oh rupanya yang meretas sistem kita adalah bayi mungil ingusan?" "Brengsek. Lepaskan aku!!" "Oh tidak semudah itu babe. Sekarang, mari kita menghuku...
116K 15.3K 10
"Apa ada kesempatan untukku menjadi manusia? Aku ingin belajar mencintainya dengan benar." *Dibuat untuk merayakan ulangtahun Jungkook. #BirthdayJung...
2.5M 278K 103
Farrelino Bramasta sosok lelaki gagah yang merupakan anak keluarga terkaya didaerahnya. Ia bisa berbuat seenaknya karena harta orang tuanya, namun it...