3. Beta

By queentales

1.5M 113K 2.1K

Ia melihat seekor serigala yang terluka, Menjadi putri dari dokter di gerombolannya memacu dirinya untuk meny... More

B E T A - 0 0
B E T A - 0 1
B E T A - 0 2
B E T A - 0 4
B E T A - 0 5
B E T A - 0 6
B E T A - 0 7
B E T A - 0 8
Maaf :(
B E T A - 0 9
B E T A - 1 0
B E T A - 1 1
B E T A - 1 2
Yehet
B E T A - 13 pt. 1
B E T A - 13 pt. 2
B E T A - 14
B E T A - 15
B E T A - 16
B E T A - 17
B E T A - 18
B E T A - 19
B E T A - 20
B E T A - 21
B E T A - 22
B E T A - 23
B E T A - 24
B E T A - 25
B E T A - 26
B E T A - 27
B E T A - 28
B E T A - 29
EPILOGUE

B E T A - 0 3

75.4K 5K 48
By queentales

Sorry for the delay update, here, enjoy princesses!

B E T A - 0 3

Aku memandang pria didepan ku, hanya ada kami berdua diruangan ini, aku tidak memandangnya, tetapi ia terus memandangi ku, sehingga jika pandangan bisa membolongkan sesuatu, tentu wajahku sudah berlubang.

"Abrielle, apa kau akan terus menghiraukan ku?" Tanya Charoum, aku menggeleng tanpa menatapnya, "Lalu, tatap aku," katanya, dan dengan perlahan aku menatap mata Violetnya sangat indah, rambut hitam gondrong nya pun jatuh di atas bahu, ia bergaya klasik, aku bahkan dapat melihat masa depan ku dengannya.

Secara tiba tiba ia berada didepanku, ia berlutut dihadapanku, menyamakan posisiku yang sedang duduk, ia menggenggam tanganku, "Aku tahu apa yang kau pikirkan," kata, ia tersenyum sambil menatap wajahku, seakan ia melihat sesuatu yang sangat indah dan ia kagumi.

"Kau tahu, 3 tahun lalu, saat aku pertama kali bertemu dengan seorang gadis yang membawa keranjang berisi bunga, yang mempunyai rambut emas ikal yang sangat indah," katanya sambil memainkan rambutku, "Dan mata yang sangat indah, aku dapat melihat kebahagiaan ku hanya dengan menatap mata itu, aku dapat melihat ia menggendong ataupun mengandung buah cinta kami, aku dapat melihat ia akan menjadi perempuan yang sempurna, bagi ku dan bagi anak anak ku nanti," katanya, perkataannya sangat manis, terlalu manis membuatku takut jika aku mengecewakannya.

"Tetapi, jika aku membawanya kembali bersamaku, aku tahu ia tidak akan mau, jadi aku menunggu, menunggunya untuk siap, dan aku rasa kau sudah siap, Abrielle," kata Charoum.

"Tidak," kata ku sambil menutup mata ku, Charoum menghela napas, aku membuka mataku, "Aku mempunyai mimpi untuk menyelesaikan pendidikan ku, lalu aku akan memulai karir, tetapi sepertinya Dewi Bulan tidak setuju dengan ku," desah ku.

"Tetapi aku tetap ingin melanjutkan pendidikan ku, aku akan ikut dengan mu-" Charoum tersenyum lebar tetapi aku menggelengkan kepalaku, "-dengan syarat, aku dapat melanjutkan pendidikan ku," kata ku dan Charoum tampak berpikir sejenak.

"Baik, kita sudah sepakat, kau ikut dengan ku, dan kau dapat melanjutkan pendidikan mu," perkataannya membuatku mendesah lega dan tersenyum, aku memeluknya, membuatnya terjengkang, tetapi dengan sigap ia tahan dan balas memeluk ku, percikan percikan pun terasa saat kami berpelukan.

Pipiku memanas akan apa yang aku lakukan, aku melepaskan pelukanku, tetapi tidak dengan Charoum, ia mengangkatku, ia duduk disalah satu sofa dan aku duduk di pangkuannya, "Jika hanya dengan menuruti keinginan mu dan mendapatkan ini, aku akan melakukanya," kata Charoum.

"Hm, benar?" Tanya ku dan ia tampak tertegun, "Tidak jika hal hal yang tidak aku suka," kata Charoum, "Yaitu?" Tanya ku, "Kita lihat nanti," katanya dan aku mengangguk, aku bangun dari pangkuannya dan menguap.

"Sampai jumpa," kata ku dan Charoum menggeram, "Apa maksudmu?" Tanyanya, "Aku baru saja menyelesaikan hari pertama ujian akhir ku dan aku ingin istirahat, jadi, sampai jumpa," kata ku dan berjalan, tetapi aku tahu pasti, ia mengikutiku dari belakang.

"Kau akan mengikuti ku sampai kapan?" Tanya ku tanpa menoleh kearahnya, aku menghirup udara disekitarku, keuntungan tinggal ditengah hutan adalah kau akan disuguhi oleh udara yang segar setiap waktunya, matahari berada dipuncaknya tetapi tidak dapat menghangatkan tubuhku.

"Sampai kau berhenti berjalan," katanya dan aku berhenti dan memutar tubuh menghadapnya, memutarkan bola mataku dan akupun berjalan kembali, sampai didepan pintu rumah, "Aku sudah sampai, jadi kau bisa kembali,"'kata ku, Charoum menaikan satu alisnya, ia menyilangkan tanganya didepan dadanya membuat ototnya terlihat, aku menelan ludah ku, hmm yummy kata Jasmine didalam pikiranku.

"Jika kau pikir aku akan kembali, kau salah," katanya, ia menggenggam pergelangan tanganku dan menarikku masuk kedalam rumah ku, aku mengerutkan alisku, untung saja Ayah dan Bunda tidak ada dirumah, begitupun dengan Johan.

Ia membawa ku kearah kamarku, aku tidak heran jika ia mengetahui dimana kamarku, ia membuka pintu kamarku dan menariku bersamanya, ia memandangi kamar ini dan tersenyum, "Aku kira akan ada banyak warna merah muda atau ungu ataupun warna perempuan lainnya," katanya membuatku mendengus, aku menutup pintu kamarku dan berjalan kearah lemari ku, aku mengambil kaos oblong dan celana legging pendek dan memasuki kamar mandi.

Saat aku menghadap di kaca, aku melihat gadis berusia 18 tahun yang terlihat utuh, seperti sesuatu sudah mengisi bagian yang kosong, percaya atau tidak, aku tidak pernah mempunyai mantan kekasih dan itu menakuti ku, Charoum adalah pria yang akan kuhabiskan sisa hidupku nanti, aku tahu pasanganmu terlebih jodohmu tidak akan menyakitimu, tetapi keadaan tidak ada yang mengetahuinya.

"Belle, kau baik baik saja?" Tanya Charoum dari balik pintu, aku menggelengkan kepalaku, "Ya, aku baik baik saja," balas ku, akupun bergegas mengganti pakaian ku, setelah selesai aku membuka pintu kamar mandiku dan terkejut saat menemui Charoum yang berdiri didepan pintu dengan tatapan khawatir, ia memeluku, "Syukur kau tak apa," katanya.

Aku melepaskan pelukanya dan berjalan kearah kasur dan berbaring diatasnya, aku menarik selimut sehingga menutup leherku, aku memejamkan mataku dan merasakan sisi tempat tidurku bertukik, aku terkejut dan membelakakan mataku saat sebuah tangan memeluk pinggangku dan menarik ku ke dada yang kokoh dan hangat.

Ia menaruh wajahnya tengkuk leherku dan mengusalkan hidungnya, "Hmm, aku suka ini," gumamnya, "Apa yang kau lalukan? Lepas dan jangan mengusalkan hidung mu!" Protesku tetapi ia tidak bergerak, "Shh, tidurlah," kata Charoum, aku tetap melawan hingga ia menggigit tengkuk ku, "Ah! Apa yang kau lakukan?!" Protesky, tetapi ia hanya terkekeh, terlalu lelah akupun membiarkannya dan menghela napas, dan tersenyum.

"Tidak, aku tidak akan ada disana selama 3 hari ini, Alpha sudah mengetahui ini dan mengizinkannya, jadi kau tanyakan saja pada Trez apa yang harus kau lakukan," kata sebuah suara yang sangat familiar, aku membuka mataku mendapati aku memeluk tubuhnya, tanganya memeluk ku dan satunya lagi memegang telepon, aku menyadari posisiku sekarang, aku memeluknya, dan kakiku memeluk salah satu kakinya.

Pipi ku memanas dan aku bergerak, berusaha keluar dari cengkramanya, ia menoleh kearah ku dan tersenyum, ia mematikan teleponnya dan mengangkatku supaya aku berada diatasnya, aku terpekik, "Bagaimana tidurmu?" Tanyanya sambil membenarkan rambutku, "Lumayan," kataku dan ia menaikan salah satu alisnya, "Untukku itu tidur terbaikku, jadi apa kau yakin itu hanya 'lumayan'?" Tanyanya dan aku mengangguk, ia terkekeh dan ia mengecup kening ku, membuatku tertegun, ia tersenyum melihat reaksiku dan mengecup kedua pipiku.

"Tidak usah terkejut seperti itu, kita akan melakukan lebih dari ini," katanya membuat ku tambah membeku, ia bangun dan menaruhku diatas kaki ku, "Ibu mu menunggu kita dibawah, begitupun dengan Ayahmu," katanya dengan santai, akupun panik, "Astaga, Bunda?! Ayah?! Apa mereka-mereka melihat, uh-" ia tertawa geli, "Tentu saja," katanya percaya diri, aku pun mengerang dan merasakan pipiku yang memanas, aku keluar tanpa menunggunya, "Dan Johan juga," katanya membuat pipiku tambah memanas, Ugh! Dia sangat angkuh! Tetapi kau menyukainya bukan? tanya Jasmine dan aku hanya memutarkan bola mata ku.

"Hai Kak," kata Johan dengan alisnya yang ia naik turunkan, Bunda pun mengikuti tingkah Johan dan Ayah mentertawai tingkah kami, memgapa tidak ada yang membantuiku! Ugh.

"Malam Eric, Ilaya," kata Charoum dan aku buru buru mengambil kursi biasaku, tetapi aku terkejut ada kursi tambahan, seolah mereka sudah mempersiapkannya, alhasil aku duduk di sebelah Johan dan Charoum duduk sejajar dengan Ayah.

"Bagaimana tidurmu, kak?" Pertanyaan Johan sangat menjengkelkan, "Biasa," jawabku membuat Semua tertawa, "Abrielle, benar kamu akan ikut dengan Beta Charoum nanti?" Tanya Ayah, aku melihat kearah Bunda, ia tersenyum bangga tetapi juga sedih, aku mengangguk, "Baik, kamu sudah besar, kamu tahu apa yang terbaik untuk mu, Ayah hanya berharap kau bisa menjaga dirimu, oke?" Kata Ayah dan aku mengangguk, tidak percaya dengan suara ku, kami memakan makanan kami dalam diam.

Setelah semuanya selesai, aku membantu Bunda mebersihikan piring kotor, sedangkan Ayah dan Charoum berbincang dan Johan berada dikamarnya, "Dengar, sayang, kau sudah besar dan kau sudah menemukan pasanganmu, Bunda hanya berpesan, kesampingkan ego mu, menyatukan dua kepala itu tidak mudah, dan rawat pria itu, seperti kau merawat dirimu, jika bisa lebih baik, lakukan itu, coba untuk menerimanya, oke?" Kata Bunda dan aku mengangguk, aku memeluknya.

Memang tidak sekarang aku akan pindah, tetapi aku sebentar lagi akan meninggalkan orang orang yang memenuhi hidupku, dan pergi bersama seseorang yang akan memenuhi masa depan ku, aku hanya belum siap mereka, tetapi ini sebuah keharusan, dan aku bisa melukan itu.

Continue Reading

You'll Also Like

634K 35.1K 58
[FOLLOW terlebih dahulu. Private secara acak!] [Warning! Eps. 2 dan 3 digabungin ke eps. 4] "I Vartan Zsolt Ormos, Alpha of the Redmoon Pack. Reject...
36.6K 5.2K 22
Layaknya duduk diatas Sofa, Renjun terjebak didalam kenyamanan tak berujung.
320K 19.7K 45
Kiara Victora Lacynda, seorang gadis muda berusia 19 tahun yang menjalani kejamnya kehidupan di dalam sebuah panti asuhan sejak ia kecil. Kehidupan m...
624K 7.6K 8
Ini kisah tentang Evelyn Kim apa biasa disapa Eve. Dia tidak seperti para wanita lain pada umumnya yang memiliki sifat lemah lembut atau wanita manja...