My Hottest Love is YOU

By loveydanbo

110K 852 101

Aku Natha.. Aku adalah seorang wanita berusia 23 tahun dan hidup di dunia ini sebatang kara. Sejak bayi, aku... More

My Hottest Love is YOU
I'm Natha
Pertemuanku Denganmu
Kejutan Manis
Perjalanan
Penyerahan
Cemburu

Pergi

13.2K 229 60
By loveydanbo

Enam

Dengan langkah berat, Natha memasuki kediaman keluarga Marazello dimana tempatnya tinggal bersama sang suami. Kenapa berat? Karena Natha baru saja mendapat sedikit penjelasan mengenai hal-hal yang bersangkutan dengan suaminya yang selama ini belum bisa di ketahuinya. Di rumah ini memang memiliki tempat khusus yang sangat luas untuk memarkir banyak mobil. Dari sekian banyak mobil yang ada, matanya menatap sebuah mobil berwarna merah muda. Mobil ini belum pernah dilihatnya sebelumnya karena kebanyakan mobil yang terparkir disini adalah mobil hitam, putih, silver, merah atau kuning yang notabene merupakan warna-warna maskulin. Tapi ini, mobil merah muda? Mobil seorang wanita?

"Itu mobil milik Nona Chresia.." celetuk Raya di belakang Natha. Raya seolah-olah mengerti raut wajah Natha yang menatap mobil itu dengan kebingungan. Tanpa menggubris apapun lagi, Natha segera melangkahkan kakinya untuk segera masuk kedalam rumah. Entah perasaan aneh apa yang ada di dalam hati dan pikiran apa yang sedang bergelayut manja di dalam otaknya. Ketika kakinya telah memasuki rumah dan sampai di ruang tamu, Natha mendengar suara beberapa orang yang tengah bercakap-cakap dan sesekali di penuhi dengan gelak tawa. Hal ini jarang-jarang terjadi, siapa mereka? Pikir Natha.

"Natha.. Kau sudah kembali?" sapaan basa-basi dari Mama Harry. Mama Harry lah yang pertama kali menyadari kedatangannya.

"Iya Ma.." jawab Natha sedikit canggung. Namun dengan langkah anggun yang biasanya, dia berjalan mendekat kearah kumpulan orang-orang itu.

"Lalu dimana Harry?" tanya Mama Harry lagi kepada Natha.

"Harry sedang di Canada" jawab Natha seadanya. Mama Harry hanya mengernyit bingung.

"Untuk apa di Canada?" kali ini Papa Harry yang bertanya.

"Bisnis.." Natha hanya menjawab singkat dan Papa Harry hanya mengangguk mengerti. Setelah mengedarkan pandangannya, Natha melihat 2 orang asing yang belum pernah di lihatnya. Seorang wanita hamil yang begitu cantik lengkap dengan barang-barang mewah yang melekat di tubuhnya dan seorang wanita yang cenderung biasa-biasa saja.

"Pasti sangat menyebalkan sekali bukan di saat yang seharusnya dilakukan untuk bulan madu malah ditinggal sendirian.." kata wanita hamil itu kepada Natha dengan nada yang tidak enak didengar oleh telinga. Well, berani sekali dia berkata seperti itu, kepadaku pula..pikir Natha dalam hati.

"Apa kau pernah mengalaminya?" tanya Natha dengan nada suara yang tetap anggun namun sarat dengan rasa tidak suka.

"Hahha.. Jangan bercanda.. Aku lebih dulu hidup bersama Harry daripada kamu.." kata wanita hamil itu sombong.

"Ohh.. Kau Chresia, mantan istri Harry?" tanya Natha dengan nada yang pura-pura terkejut. Raya sudah menceritakan sedikit tentang masalah ini ketika berada di dalam pesawat. Bukan Natha yang terkejut, tapi Chresia sendirilah yang tidak menyangka jika Natha telah mengetahui hal itu lebih dari yang dia sendiri bayangkan. Sejauh apa hubungan mereka berdua? Batin Chresia dalam hati.

"Kau tahu?" tanya Chresia tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya.

"Apa itu masalah? Bukankah aku istri sah Harry, benar kan Pa Ma?" tanya Natha mendadak kepada kedua orang tua Harry dan hal tersebut membuat kedua orang tua Harry menjadi salah tingkah. Jika menertawakan orang tua tidaklah dosa, pasti Natha sudah melakukannya. Dilihat dari sisi manapun, kedua orang tua Harry lebih menyukai Chresia daripada Natha, tapi itu tidaklah masalah untuk Natha karena Natha adalah Natha.

"Benar Natha, tapi saat ini Chresia sedang mengandung anak dari Harry. Kehamilannya sudah memasuki bulan kelima" kata Mama Harry dengan pandangan sayang ke arah Chresia. Natha menjadi mual melihat semua adegan ini.

⊙⊙

Flashback

"Raya.. Cepat katakan jangan menggantung kalimat seperti itu..." pinta Natha dengan nada merajuk. Sekarang ini mereka sedang duduk berdua didalam pesawat untuk perjalan kembali ke Indonesia. Tanpa Harry! Karena Harry meninggalkan Natha ke Canada untuk urusan bisnis.

"Baiklah Nona, akan saya katakan apa yang saya tahu" kata Raya yang segera saja dibalas anggukan kepala oleh Natha.

"Tuan Harry sebenarnya sudah menikah 2 tahun yang lalu. Tapi 5 bulan yang lalu baru saja bercerai dengan Nona Chresia" kata Raya menjelaskan apa yang diinginkan oleh Natha.

"Apa?! Menikah?" tanya Natha tanpa bisa menyembunyikan rasa keterkejutannya.

"Tapi mereka sudah resmi bercerai 5 bulan yang lalu Nona.." kata Raya dengan nada tenang. Berniat ingin membuat Natha merasa lebih baik.

"Aku tahu... Tapi itu hal yang luar biasa mengejutkanku" kata Natha dengan suara lemas dan menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi pesawat yang sangat empuk.

"Hanya itu yang bisa saya katakan Nona..." kata Raya dengan nada menyesal dan segera beranjak pergi dari tempatnya duduk bersama Natha menuju ke tempatnya semula. Sebagai orang yang menjaga Natha.

"Aku benar tidak mengenalmu Harry. Tapi aku sudah terjebak bersamamu.." kata Natha tersenyum getir kepada dirinya sendiri. Awan yang dilihatnya dari dalam pesawat terlihat begitu indah. Andaikan bisa keluar menjadi awan pastilah bisa menjadi sosok yang tak perlu memakai hati dan otak. Tak perlu merasa sendiri. Tak perlu merasa ada tekanan yang menuntut untuk menjadi sosok yang kuat yang tak bisa dengan gampangnya di aniaya oleh orang lain.

Flashback Off

⊙⊙

"Yakin itu anak Harry?" tanya Natha dengan nada yang tetap biasa-biasa saja. Jika saat ini Natha tidak memakai otaknya, pastilah dia akan menangis meraung-raung menyalahkan setiap hal akan hidupnya. Tapi itu bukanlah Natha. Sejak di London kemarin, Natha hanya akan menggunakan otaknya tanpa perasaannya jika sudah bersangkutan dengan Harry.

"Ap maksudmu mengatakan itu?" tanya Chresia dengan nada tidak terima.

"Tidak ada maksud apapun.." jawab Natha dengan nada tak acuh. Sejak tadi Natha hanya berdiri dekat dengan mereka tanpa menyentuh sedikitpun sofa empuk untuknya duduk. Karena Natha sama sekali tidak ada niat untuk berdekatan dengan mereka saat ini. Sangat muak melihat wajah-wajah yang penuh kepalsuan dan kebohongan.

"Benarkah? Apa kamu menganggap aku berbohong?" tanya Chresia dengan pandangan penuh ketidak sukaan terhadap Natha.

"Aku tak mengatakan apapun. Ya kan Ma Pa.." lagi-lagi Natha mendadak membuat kata yang disangkutkan dengan kedua orang tua Harry. Dan lagi-lagi hal itu membuat kedua orang tua Harry salah tingkah.

"Arrrrgggghhhh...... Lebih baik kau menyingkir dari hidup Harry, karena aku akan melahirkan anaknya.." kata Chresia penuh emosi.

"Siapa kamu berani mengatakan hal itu? Dimana hakmu untuk melakukannya?" tanya Natha tetap berusaha nada suaranya yang anggun.

"Karena aku akan melahirkan anak Harry yang akan menjadi penerus keluarga Marazello.." kata Chresia penuh percaya diri.

"Yakin itu anak Harry?" tanya Natha sekali lagi mengenai keyakinan hati dari wanita bernama Chresia.

"Ini anak Harry. Anak sah Harry..." teriak Chresia histeris.

"Mama dan Papa yakin ingin mempunyai menantu yang seperti dia?" tanya Natha dengan wajah penuh kemenangan. Perdebatan sedikit saja seperti ini bisa membuat wanita ini mengeluarkan sifat aslinya.

"Kamu...." jari telunjuk Chresia tepat ditujukan kepada Natha. Tepat didepan wajahnya.

"Cukup Chresia. Lebih baik kamu tes DNA dulu.. Baru kembali lagi kesini.." kali ini Papa Harry lah yang bisa memakai otaknya, karena mendadak bisa berpikir logis dan bersikap dengan tegas.

"Tapi Ma...." ucapan Chresia terpotong oleh Natha, "Natha ke kamar dulu ya Ma Pa...".

"Baiklah sayang..." jawab Mama lembut.

Memang siapa kamu Chresia? Bisa menghancurkan Natha dengan mudah..kamu bukan orang yang tepat untuk bisa menghancurkanku. Aku rasa Harrypun tidak bisa membuatku hancur, kecuali aku sendiri yang mau di hancurkan olehnya.batin Natha dalam hati.

Setelah masuk kedalam kamar, Natha merebahkan dirinya di atas tempat tidur. Berpikir dan merenungkan hal-hal yang terjadi dalam hidupnya belakangan ini. Benar-benar tidak bisa di percaya bagaimana jalan hidupnya saat ini.

Tok..tok..tokk..

"Masuk.." kata Natha setelah mendengar pintu kamarnya di ketuk.

"Maaf Nona, apa ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang wanita yang terlihat lebih tua beberapa tahun dari Natha. Wanita ini bernama Mery. Dia adalah seorang pelayan di rumah ini yang memiliki tugas khusus untuk membantu Natha. Setiap pelayan memakai pakaian khusus.

"Tidak usah Mery.. Terimakasih.." kata Natha masih tetap dalam posisinya memeluk sebuah bantal.

"Baiklah Nona.. Saya permisi dulu..." pamit Mery.

"Tunggu..." cegah Natha ketika Mery akan menutup pintu kamar.

"Ada apa Nona?" tanya Mery ketika telah masuk kedalam kamar lagi.

"Apa wanita itu masih disini?" tanya Natha kepada Mery ketika telah menegakkan kembali tubuhnya untuk menatap wajah sang pelayan itu.

"Maksud Nona, Nona Chresia?" tanya Mery memastikan.

"Iya.." jawab Natha singkat.

"Masih Nona. Sepertinya Nona Chresia membuat kesepakatan dengan Tuan dan Nyonya besar. Mungkin akan tinggal di rumah ini" terang Mery kepada Natha.

"Benarkah?" tanya Natha tidak percaya. Ternyata wanita itu cukup tangguh juga. Atau wanita tidak tahu malu?

"Benar Nona. Apa ada masalah?" tanya Mery dengan penuh sopan santun.

"Pergilah.." kata Natha datar. Tentu saja itu sangat bermasalah, batin Natha dalam hati.

Setelah ditinggalkan sendiri oleh Mery, Natha mengambil tas yang sempat digeletakkannya di atas meja dan segera keluar dari kamarnya. Natha ingin membuat sebuah siasat. Siasat yang pasti akan bisa membuat Harry bertekuk lutut kepadanya sekaligus menyingkirkan wanita itu.

*****

"Maaf Tuan, Nona Chresia kembali lagi.." kata seseorang yang merupakan tangan kanan Harry. Saat ini Harry sedang berada di Canada untuk melihat sebuah perusahaan yang akan dipilihnya untuk mendapatkan investasi darinya.

"Maksudmu apa?" tanya Harry tanpa mengalihkan perhatiannya dari dokumen-dokumen yang sedang diperiksa di tangannya kepada Charles.

"Nona Chresia berada di rumah besar.." kata Charles datar. Harry nampak begitu sangat terkejut, namun beberapa saat wajahnya telah menunjukkan ekspresi yang biasa di pasangnya di wajahnya.

"Apa Natha sudah sampai?" tanya Harry ketika mengingat istrinya yang menolak untuk ikut dengannya ke Canada dalam acara perjalanan bisnis. Apa Harry sudah mencintai Natha? Entahlah.. Mungkin rasa tanggung jawab saja saat ini yang ada.

"Sudah Tuan. Tapi yang saya dengar, Nona Natha tidak ada di rumah besar saat ini" kata Charles menyampaikan informasi yang diperolehnya.

"Siapkan pesawat. Kembali ke Indonesia sekarang juga" kata Harry tenang tapi rahangnya mengatup dengan rapat. Jelas sekali sedang menyimpan amarah yang sangat besar didalam dirinya.

'Untuk apa wanita murahan itu kembali kedalam hidupku?' tanya Harry pada dirinya sendiri dengan frustasi. Dengan gusar Harry meremas-remas rambutnya dengan kasar. Harry sama sekali tidak senang dengan munculnya kembali wanita itu. Wanita yang telah berhasil di lepaskannya 5bulan yang lalu. Wanita yang telah menghancurkan hidupnya berkali-kali kini datang lagi. Apakah hidupku dan Natha akan berantakan karena wanita itu lagi? Tanya Harry dalam hatinya.

Dengan tekad yang kuat, Harry tidak akan pernah membiarkan seorangpun merusak hidupnya dengan Natha. Wanita yang kini telah menjadi miliknya. Wanita yang jauh berbeda dengan Chresia.

Perjalanan dari Canada menuju Indonesia terasa 2x lipat lebih lama daripada biasanya bagi Harry. Harry sudah sangat cemas apa yang terjadi di rumah besar itu. Tidak bisa membayangkan apa yang terjadi antara Natha dan Chresia jika bertemu. Walaupun sedang dilanda kecemasan, Harry tetap memakai setelan wajah datar seperti biasanya. Terkadang hanya Natha yang berhasil membuatnya melepas topengnya, entah dia sendiri sadar atau tidak.

"Dimana Natha?" tanya Harry langsung kepada kepala pelayan yang bekerja di rumah itu ketika telah tiba di rumahnya. Harry sama sekali tidak memberi kesempatan kepala pelayan bernama Liel itu untuk mengucapkan salam selamat datang padanya.

"Nona Natha tidak ada Tuan.." jawab Liel, pria berusia 50tahunan itu takut-takut kepada Harry.

"Bagaimana mungkin kau membiarkan dia pergi?" tanya Harry pada pria paruh baya itu dengan nada suara 1 tingkat lebih tinggi daripada ucapan pertamanya.

"Maafkan saya Tuan.." jawab Liel dengan nada penuh rasa bersalah.

"Kenapa kamu tidak mengusir dia saja dari rumah ini?" tanya Harry pada Liel ketika melihat sosok yang di bencinya berjalan dengan anggun dari atas tangga. Liel sama sekali tidak berani menghadapi Harry yang sedang seperti ini.

"Bukankah bagus dia pergi sayang?" tanya Chresia ketika telah berada di dekat Harry.

"Apa maksudmu?" tanya Harry tanpa perlu melihat wanita itu.

"Seperti yang kau inginkan sayang. Aku dan kamu akan menjadi orang tua bagi anak kita.. Anak yang sedang aku kandung ini.." kata Chresia penuh percaya diri dengan tatapan penuh cinta kepada Harry. Sebelah tangannya sibuk membelai perutnya yang sudah sedikit besar di usia kehamilannya yang ke 5 bulan.

"Cih.. Jangan pernah bermimpi.. Aku tidak tahu laki-laki mana yang berhasil membuatmu hamil seperti itu. Bahkan terakhir kali aku menyentuhmu adalah 3 bulan sebelum kita resmi bercerai. Dan itu berarti 8 bulan yang lalu. Lucu sekali.." Harry mencibir Chresia penuh dengan nada kebencian dan sarat akan amarah.

"Siapkan mobil. Kita kerumah Natha sekarang" tanpa pamit atau membiarkan Chresia menjawab perkataannya, Harry langsung pergi meninggalkan Chresia yang berwajah pucat pasi atas perkataan yang baru saja di lontarkan oleh Harry itu. Chresia merasa sangat takut jika harus membesarkan anak yang dikandungnya seorang diri. Chresia membutuhkan Harry, orang yang memiliki kuasa dan kekayaan yang bisa menjamin hidupnya dan hidup anaknya kelak. Bagaimanapun caranya, Harry harus jadi miliknya kembali. Tekat Chresia dalam hati.

*****

Suara deru mobil mengalihkan perhatian Natha yang kini sedang memilih baju apa yang akan dipakainya saat ini. Natha baru saja menyelesaikan ritual mandinya, selain untuk membersihkan tubuhnya juga untuk membuat otot dan otaknya lebih tenang. Dan hal itu cukup membantu Natha untuk mendapatkan kenyamanan yang dia inginkan.

Setelah memakai bra berwarna abu-abu yang terbuat dari bahan renda yang sangat halus, juga dengan underpants senada, Natha mengintip siapa yang datang dari balkon yang ada di kamarnya.

Itu Harry. Teriak Natha dalam hati. Ada rasa marah, kecewa, sedih dan senang ketika melihat Harry turun dari mobilnya.

Dengan hanya memakai tambahan celana yang ketat menempel pada bagian bawahnya tanpa memakai baju apapun Natha keluar dari kamarnya dan berpura-pura tidak mengetahui jika Harry berada di rumahnya. Dengan langkah santai dan anggun yang seperti biasanya, Natha berjalan menuju dapur sambil mengeringkan rambut coklatnya yang masih basah. Sudah menjadi kebiasaan Harry, jika berada dirumah ini Harry akan masuk dan duduk di ruang sebelah dapur tepat di sofa di depan televisi. Jika Natha akan ke dapur pastilah melewati ruangan itu.

"Kamu tidak ingin menyambut kedatangan suamimu?" tegur Harry ketika melihat Natha yang setengah telanjang berjalan santai menuju ke dapur. Tapi Natha sama sekali tidak menggubris perkataan Harry itu dan memilih sibuk mengambil selembar roti dan sekotak susu lalu melahapnya hingga habis tak bersisa.

"Ada perlu apa?" tanya Natha dingin dan memilih duduk di sofa yang sangat jauh dari Harry. Mungkin 10menit setelah pertanyaan yang di ajukan Harry, Natha baru menjawab. Natha tidak merasa risih sedikitpun dengan penampilannya saat ini. Dia juga sama sekali tidak menatap Harry dan memilih menekuni hal lain seperti membaca email atau membaca pesanan apa saja yang mampir ke onlineshopnya melalui tabletmya. Jangan lupa, Natha adalah seorang designer pakaian dalam wanita.

"Apa seorang Natha akan berpenampilan seperti itu? Memamerkan tubuhnya pada setiap orang?!" tanya Harry dengan nada tidak suka. Dan membuat Natha mengernyit bingung atas pertanyaan yang diajukan Harry.

"Penampilan seperti?" tanya Natha datar tetap dalam kondisinya semula.

"Hanya memakai pakaian dalam..." jawab Harry tidak kalah datar.

"Tergantung mood. Jika aku ingin kenapa tidak?" tanya Natha balik dengan santai.

"Memang ada masalah apa Tuan Harry datang kemari? Mau cari mati eh?" tanya Natha dengan nada suara yang tidak bersahabat.

"Kau ingin membunuhku karena cemburu?" tanya Harry dengan seulas senyum di bibirnya yang seksi.

"Hahha. Apa? Tidak mungkin itu terjadi.." kata Natha cuek.

"Benarkah?" tanya Harry tidak percaya.

"Baiklah Tuan Harry. Silahkan pergi dari rumah ini dan kembali ke wanita yang akan melahirkan anakmu 4 bulan lagi.." kata Natha lalu bangkit dari posisi duduknya untuk mengangkat telfon yang berdering nyaring di rumahnya.

Setelah menerima telfon dengan senyuman yang merekah, Natha segera berlari kegirangan menuju kamarnya. Natha memang sengaja melakukan itu, untuk membuat Harry takluk padanya. Harry yang melihat tingkah Natha yang berlarian dengan tubuh setengah telanjangnya hanya bisa menelan ludah karena pemandangan indah milik istrinya itu. Sekaligus menelan pil pahit karena melihat istrinya itu seperti orang yang sedang jatuh cinta setelah mendapat telfon tadi.

Sebenarnya siapa yang menelfon Natha? Tanya Harry dalam hati.

Bukan Harry jika tidak bisa mendapatkan semua hal yang menjadi keinginannya.

Natha kau telah membangkitkan keinginanku karena telah berani menunjukkan milikmu, kau tak akan bisa lepas dariku. Geram Harry dalam hati.

Buat semua yang sudah baca, vote, dan comment makasih banyak. Love you

Continue Reading

You'll Also Like

2.6M 124K 55
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _𝐇𝐞𝐥𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐢𝐝𝐞
355K 39.4K 22
Karmina Adhikari, pegawai korporat yang tengah asyik membaca komik kesukaannya, harus mengalami kejadian tragis karena handphonenya dijambret dan ia...
2.4M 172K 32
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...
1.2M 57.3K 67
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...