Cemburu

17.8K 122 12
                                    

Lima

Aku cemburu!! Itulah yang aku rasakan. Melihat suamiku yang baru saja mengambil kesucianku, saat ini sedang duduk dengan manis bersama seorang wanita. Aku adalah Natha. Tidak seharusnya aku cemburu. Bagiku cemburu adalah hal yang tidak penting! Tapi hatiku tidak bisa aku bohongi. Jika memang keadaannya seperti ini, aku hanya akan memakai otakku tanpa hatiku. Akan aku buat suamiku Harry yang begitu menggairahkan selalu bertekuk lutut kepadaku.

Apa aku kejam? Tentu! Demi kelangsungan hidupku yang sebatang kara, aku telah terbiasa mempertahankan apapun yang telah menjadi milikku.

Tanpa di aba-aba oleh siapapun, aku berjalan mendekat kearah suamiku yang masih sibuk itu dengan keanggunan yang biasa aku gunakan untuk membuat semua orang merasa rendah diri terhadapku. Aku tahu jika wanita yang berada di seberang suamiku telah melihat dan menatapku dengan pandangan menilai, dia menyadari kehadiranku tapi aku tak menggubrisnya. Mataku tetap fokus memandang suamiku dengan tatapan penuh cinta. Jika cinta memang harus memakai otak, maka akan dengan senang hati menggunakan otakku. Aku Natha.

"Sayaaaang...." kataku langsung duduk dipangkuannya dan melingkarkan kedua tanganku ke leher suamiku. Aku tidak memperdulikan orang lain menatapku dengan cara mereka masing-masing. Terserah.

"Apa yang kamu lakukan? Hmm?" tanya suamiku. Aku pikir dia akan menyuruhku turun tapi yang terjadi adalah sebaliknya. Suamiku yang bernama Harry ini justru semakin memeluk erat pinggangku dan menempelkan tubuhku ke tubuhnya sendiri.

"Siapa dia?" tanyaku pura-pura tak suka tanpa memperhatikan wajah wanita itu dan malah memberikan ciuman-ciuman ringan di wajah suamiku.

"Hanya teman sayang..." kata suamiku dengan nada yang cukup tenang.

"Mau berkenalan?" tanya suamiku lagi.

"Haruskah?" tanyaku dengan nada suara yang tidak menampakkan rasa tertarik sedikitpun kepada wanita itu.

"Terserah kamu sayang.." kata suamiku dengan senyuman yang sungguh mati begitu memabukkan jiwa. Di tambah perlakuan kecilnya seperti merapikan rambutku, mengusap lenganku, menyentuh pipiku dengan tangannya yang hangat. Bolehkah aku membawamu kembali ke kamar sayang? Sekarang!!!

"Ayo.. Keliling London.." kataku dengan nada merajuk. Sangat merendahkan harga diri. Sedangkan suamiku hanya tersenyum melihat tingkahku. Dan demi ranjang panas semalam, senyumannya begitu manis. Sampai-sampai aku ingin merasakan bibir itu ketika digunakannya untuk tersenyum seperti itu.

"Baiklah.. Tapi kamu harus memberiku hadiah yang cukup setimpal.. Deal?" tanyanya dengan nada yang menggoda dan mengambil kecupan singkat dari bibirku. Panas sekali rasanya wajahku. Ughh.. Nath.. Kontrol dirimu..

"Cassandra.. Aku rasa aku harus pergi.." kata suamiku setelah membantuku berdiri di kedua kakiku sendiri.

"Tentu.. Aku sudah mendengarnya.." jawabnya dengan nada setenang sungai. Bagaimanapun tenangnya air sungai, pasti ada riaknya juga bukan? Dan aku rasa di dalam hatinya juga sedang beriak cukup kencang sekarang.

"Aku rasa jika aku berjalan dengan suamiku sendiri tidak masalah kan?" kataku dengan nada super lembut, tapi tatapanku aku gunakan untuk menyampaikan sebuah kalimat -jangan pernah mendekati suamiku lagi-.

"Tentu.." jawab wanita itu. Entah untuk menjawab perkataanku melalui bibirku atau tatapanku.

Sudah sekitar 20 menit aku bersama suamiku berjalan di sekitar hotel dengan bergandeng tangan dengan sangat mesra, errrnm setidaknya itu adalah anggapanku.

"Yakin tidak mau berbelanja?" tanya Suamiku ketika melewati beberapa brand ternama yang berjejer begitu rapi.

"Iya.. Aku rasa setiap bulan tanpa berbelanjapun, lemariku sudah penuh. Benarkan?" tanyaku tanpa mengalihkan pandanganku dari berbagai objek yang indah di pandang mata.

My Hottest Love is YOUWhere stories live. Discover now