She is Soulmate the Alpha
03 - Apa itu?
○●○
Prang!
Suara pecahan itu terdengar hingga ke penjuru rumah.
Suaranya sungguh menykitkan telinga bagi siapa yang mendengarnya.
Termasuk juga gadis yang saat ini meringis mendengar saat benda yang sudah tak berbentuk lagi berserakan menggenaskan di lantai.
'Sungguh kasihan, maaf kan aku'
Batin gadis itu
Deruh langkah kaki terdengar tak lama setelah suara pecahan itu berbunyi.
"Apa yang kau lakukan?!"
suara bentakan itu terdengar begitu memekakan telinga.
Lagi-lagi gadis itu meringis mendengar suara yang menusuk telinga bahkan ini lebih parah menurutnya
"Maaf, aku tidak sengaja menyengolnya" ucap gadis itu dengan pelan.
"Tak sengaja? Tidak sengaja katamu?! Jangan kau buat alasan nona Ryriska Anggel!"
Ryris menundukkan kepalanya, melihat kearah pecahan keramik yang bertaburan dilantai.
"Aku tak sengaja menyenggolnya saat sedang menyapu tadi, aku tak melihat kalau-"
"Sudah kubilang tidak usah kau buat alasan! Aku tidak menerima alasan atas tindakan yang kau sengaja itu!" Aryn memotong ucapan Ryris dengan bentakannya.
○●○
Aryn lah yang sendari tadi mengomeliku yang tak bersalah ini.
Hey! Aku bukan membela diriku sendiri, ini benar benar kecelakaan. Aku benar benar tidak bersalah.
Memang nasibku tak beruntung .
Coba saja Aryn melihat dari awal, saat aku tak sengaja menyenggolnya , yahh, walaupun ia melihat begitu, ia akan tetap menyalahkanku. Tapi, mungkin saja tidak akan serumit ini kan? Benar kan?
Hahhh, lupakan saja.
Tunggu dulu.
Aryn sudah pulang, ia berdiri di depanku sekarang, sedang mengomeliku.
Kalau begitu,
Mereka pasti juga sudah pulang!
Ohhy ya Tuhan! Matilah aku!
Bagaimana ini, ini akan semakin rumit.
"Ada apa kau teriak teriak begitu Aryn?"
Ohhh! Matilah aku! Itu suara Rody.
"Kenapa kau teriak teriak begitu Aryn. Ada ap- ohh! Yaa ampun! Apa lagi yang kau lakukan bocah!"
Ohh! Tidak! Itu suara Miya. Hukuman apa lagi yang akan kau dapat hari ini Ryris.
"Lihat lah bu, wanita sialan ini sengaja menjatuh kan keramik itu agar ia mendapat perhatian!" Ucap Aryn pada Miya.
Apa! Hey! Itu tidak benar!
"Tidak, aku tak bermaksud begitu aku hanya tak sengaja-"
"Jangan buat alasan kau bocah sialan! Apa ini balasanmu? Hah! Apa ini balasanmu atas apa yang kami berikan untuk hidupmu yang tidak berguna itu?! Kau, Dasar tak tau diri! Tak sadarkah kau posisimu di rumah ini? Hah! Sadarlah bahwa kau hanyalah sampah!" Ucapanku terpotong oleh kata-kata kasar dari Miya. Kata yang begitu menyakitkan untuk telingaku.
Sampah
Sebegitu buruk dan tak berguna kah aku
Untuk apa aku hidup kalau hanya menjadi sampah?
Untuk apa aku dilahirkan didunia kalau dunia saja tak menginginkanku?
"Kami memberimu makan! Memberimu tempat tinggal. Dan kau? kau membalasnya dengan menghancurkan barang-barang yang ada di rumah ini!" Lagi lagi Miya berteriak dengan jari telunjuk yang mengarah ke pada wajahku.
Memang ini bukan yang pertama kalinya aku mecahkan barang-barang di rumah ini. Tapi tak ada unsur kesengajaan didalamnya.
Tunggu, apa tadi aku tak salah dengar. Kalian memang memberiku makan dan tempat tinggal.
tapi aku tak pernah meminta untuk tinggal di sini. kalian lah yang mengambilku dan membawaku masuk ke dalam kehidupan kalian.
bukannya aku tak bersyukur, tapi apakah kalian benar benar memberiku tempat tinggal dan makanan?
kalian bahkan memperlakukanku seperti pembantu. oh bukan-bukan! kalian memang memperlakukanku seperti pembatu.
kalian hanya memanfaatkannku disini. karena menggaji pembantu itu mahal, ya kan?
dengan tinggalnya aku disini, kalian tak perlu lagi menyewa pembantu karena akulah yang akan kalian jadikan pembantu, dengan gratis.
dan makan? apakah kalian benar benar memberiku makan? kalian akan memberiku makan 2 kali sehari dan itupun makanan bekas.
hahhh sudahlah. yang harus aku pikirkan sekarang adalah, bagaimana caranya agar aku bisa lolos dari masalah ini. hahhh aku pasti tidak akan dapat jatah makan yang kedua, atau bahkan sampai besok?!
"kenapa?! apa kau sudah kena telak hingga tak bisa berbicara dan mengeluarkan alasan lagi?!"
kali ini Rody yang bicara setelah sekian lama ia hanya diam.
dan perkataannya sangat sangatlah bodoh!
setiap aku bicara, pasti kalian akan memotong perkataanku dan menyuruhku diam. bagaiman aku akan bicara kalau kalian tak membiarkanku bicara.
huh! benar benar bodoh!
"huhh jadi benar kau sengaja memecahkannya? kau tak akan mendapat jatah makan sampai besok. itu hukumanmu akan kesalahanmu hari ini!" ucap Miya.
kesalahan dengkulmu!
aku ingin sekali mengatakannya, tapi aku hanya diam saat ini dan menganggukkan kepala sebagai jawaban kalau aku mengerti perkataannya Miya.
mereka berlalu pergi ke lantai atas, berjalan melewatiku, dan saat Aryn melewatiku, ia mendorongku kuat dan aku jatuh ke lantai dengan posisi tiarap.
"Ah! Maaf. Tanganku bergerak sendiri tadi" ucapnya disertai tawa menggelegar lalu melanjutkan jalannya menuju lantai atas.
aku hanya diam memendam sakit hatiku dengan tangan yang terkepal kuat di lantai.
aku bisa apa kalau sudah begini. tidak ada. tidak ada yang bisa kau lakukan.
aku berdiri dari jatuhku dan pergi ke ruanganku dengan sedikit berlari. setelah sampai aku masuk dan menutup pintu. lalu aku bersandar pada pintu sambil menangis.
menangis, hanya itu lah yang bisa kulakukan. hanya itu.
aku menangis dan terus menangis sepuasku. tak lama tangisku reda dan aku hanya menatap lurus ke depan. dengan tatapan kosong. aku memikirkan hidupku, hidup yang kosong tanpa warna ini.
"apa yang bisa kulakukan di hidup yang kosong ini?"
"apa yang bisa kulihat dari hidup yang tanpa warna ini?"
"apa yang bisa kurasakan di hidup yang hambar ini?"
"apa yang bisa kulakukan?"
"adakah jalan untukku agar bisa membuat hidupku penuh oleh kenangan dan kejadian yang indah?"
"adakah jalan untukku agar bisa memberi warna-warna yang indah pada hidupku?"
"adakah jalan untukku agar bisa menambah berbagai rasa di dalam hidupku?"
"adakah?"
"kalau ada, tolong tunjukanlah secepatnya"
"kalau tidak ada, tolong berikanlah semua itu agar ada di dalam hidupku"
kuucapkan semua itu entah dengan siapa dengan suara yang lirih dan pelan.
Kian lama mataku mulai lelah, aku memejamkan mataku, membiarlan kesadaranku tenggelam dalam kegelapan.
namun sebelum aku benar benar tenggelam dalam kegelapan, aku mendengar suara yang benar benar lembut khas suara bass seorang pria.
"itu semua akan dan sudah datang kepadamu sweetheart, mulai saat ini semua itu akan terkabul untukmu, semua itu akan datang dan menetap padamu sweetheart. i'm promise" disertai sebuah usapan yang sangat lembut di kepalaku lalu, sebuah kecupan lembut di keningku.
dan semuanya gelap.
apa
itu?
○●○
Hai
Vote
Komen
See you