Be Nerd or Super Idol??

By AuroraElie

155K 9K 361

Rahasiaku sebagai super idol terancam sejak iblis itu pindah ke kampusku. Dan masalah mulai berdatangan saat... More

bagian 1
bagian 2
bagian 3
bagian4
bagian 5
bagian 7
bagian 8
bagian 9
bagian 10
bagian 11
bagian 12
bagian 13
bagian 14
bagian 15
bagian 16
bagian 17
bagian 18
bagian 19
bagian 20
bagian 21
bagian 22 ~ end
ekstra part 1
last part

bagian6

7.4K 406 9
By AuroraElie

Yang di mulmed itu Rey.
Klo ada yg kurang sreg silakan pake imaginasi kalian sendiri key?...
Gak pake lama2...
Cekidot...

.....

Kita sama-sama punya masa lalu, entah itu menyenangkan atau menyedihkan...
Masa laluku tak bisa kuubah dan akan menjadi kenangan yang kusimpan dalam hatiku...
Dan masa depan adalah impianku, yang ingin kuwujudkan bersamamu...

.....

"Hai cantik!"

Reyna hanya menatap datar orang yang menyapanya di depan kelas dan terus berjalan ke kursinya di pojok belakang. Tangan kirinya meletakkan tas ranselnya di meja sedang tangan kanan masih memegang ponsel, menelepon Fallen.

"Iya, nggak papa. Ntar kalian duluan aja, ntar gue bisa naik taksi kok ... ok, bye...." Reyna mendaratkan bokongnya di kursi kebesarannya setelah menaruh ponselnya di saku jeansnya.

"Reyna, jangan cuekin gue," kata Demon yang sudah duduk manis di depan meja Reyna dan menghadap ke belakang dengan menyandarkan kepalanya di tangan kanan.

"Lo nggak ada kerjaan ya, Mon? Nggak ada job hari ini?" tanya Reyna kesal.

"Setelah Film yang kemaren gue emang nggak ambil job gede dulu kali, capek," balas Demon terpotong karena ada teman sekelas mereka yang mendekat.

"Eh, Na, boleh pinjem tugas lo nggak, anak-anak pada belom tuh..." tanya Dion sambil menunjuk beberapa orang  lain di belakangnya yang menunggu contekan dari Reyna.

"Oh ya, Yon, nih ... jangan dibuat lecek ya, tugas gue." Reyna menyerahkan buku soalnya pada Dion.

Teman-teman sekelas Reyna langsung berkoor berterima kasih pada Reyna yang dibalas dengan sekali anggukan.

Sejak insiden Reyna melempar buku ke wajah Demon tempo hari, teman-teman  mereka sudah biasa melihat Demon mendekati Reyna. Mungkin Demon dan Reyna sudah berbaikan dan berteman, pikir mereka.

Demon tahu, tanpa Reyna sadari sebagian banyak cowok di kelasnya memandang kagum padanya. Cewek itu benar-benar tidak peka atau bagaimana? Pesona kecantikannya tak bisa ditutupi kacamata dan penampilan nerdnya, apalagi plus otak pintar dan mau berbagi contekan. Tak jarang Reyna mau mengajari teman-temannya disela mereka mencontek tugasnya agar mereka semakin mengerti, tidak hanya mengandalkan Reyna saja. Karena itu sebelum ada yang menarik perhatian Reyna, sebisa mungkin Demon selalu menempeli Reyna. Membuat para cowok berpikir ulang jika ingin mendekati Reyna.

"Lo nggak ikutan?" tanya Reyna pada makhluk di depannya.

"Apaan? Nyontek maksud lo? Sorry gue buat tugas gue sendiri," balas Demon sambil menegakkan kerah kemeja biru lengan pendeknya.

"Oh? Tapi kayaknya dulu ada cowok tengil yang mau bayar gue buat ngerjain tugasnya deh, gue lupa siapa namanya," kata Reyna sambil menerawang.

"Ah, gue nggak tau lo ngomongin apaan?" balas Demon pura-pura lupa.

"Huh!" Reyna mendengus.

.....

"Bang soto ayam dobel, suwiran ayamnya yang banyak, bawang gorengnya yang banyak terus kuahnya juga yang banyak trus nggak usah pake seledri sama sambel ya, Bang!" teriak Reyna.

"Gue bakso jumbo nggak pake mie soun, nggak seledri, nggak pake vetsin, kuah sama kecapnya yang banyak ya, Bang. Satu lagi porsi biasa!" disusul teriakan Rey.

Abang pemilik kantin langsung tertawa dan mengacungkan dua  jempolnya untuk si kembar.

"Oke-oke, Mas ganteng sama Neng cantik duduk dulu aja, nanti dianterin pesenannya. Minumnya es teh manis esnya dikit kan?" tanya si abang kantin.

"Iya, Bang!" balas Rey dan Reyna kompak yang langsung disambut gelak tawa si Abang kantin lagi, senang melihat kekompakkan si kembar. Mulai dari penampilan yang sama-sama culun, tingkah laku dan porsi makannya yang jumbo.

Reyna dan sang Kakak berbalik menghampiri Fallen yang sudah menunggu di pojok kantin tapi pandangan Reyna langsung menyipit saat bertatapan dengan sosok pria yang duduk di depan meja Fallen.

Rey yang langsung mengambil tempat duduk di samping Fallen mendapat pelototan dari Reyna, baru saja dia ingin mendudukinya tapi kalah cepat dengan sang Kakak. Kini mau tak mau dia duduk di samping Demon karena kursi lainnya sudah penuh. Maklum, ini sudah masuk jam makan siang.

"Lo udah pesan makanan, Mon?" tanya Rey.

"Udah," balas Demon singkat.

Tak lama pesanan keempatnya datang. Dan Demon langsung takjub melihat pesanan si kembar.

"Porsi kuli nih," sindirnya merujuk ke Reyna karena kalau cowok seperti Rey makan banyak sih, udah biasa. Lah ini, Reyna yang imut kok makannya porsi tiga orang.

"Brisik lo!" balas Reyna sinis. "kalo lo eneg liat gue makan kaya kuli pergi aja sono! Nggak ada yang maksa lo duduk sini juga," tambahnya kesal.

"Gue suka liat lo makan banyak gini kali," kata Demon sambil menopang dagu dengan tangan kanannya.

Reyna langsung menoleh dan mengerjapkan matanya beberapa kali yang disambut kikikan geli Demon.

"Lo unik, nggak kaya cewek-cewek  lain yang pada hobi diet ama makan salad doang," tambah Demon nyengir.

Entah kenapa Reyna terpesona dengan cengiran Demon. Buru-buru  dia kembali ke mangkuk sotonya untuk menyembunyikan rona pink di pipinya.

Rey dan Fallen yang jadi penonton cuma tersenyum geli melihat Reyna merona, kalah dengan rayuan gombal Demon.

Mendadak kantin jadi hening digantikan bisik-bisik tak jelas membuat Rey menoleh kebelakang karena mendengar suara langkah kaki mendekati mejanya. Sedikit terkejut melihat siapa, tapi buru-buru Rey memanggil Demon.

Dua orang wanita dan dua orang pria berpakaian hitam, yang mungkin adalah seorang bodyguard berdiri di depan meja Demon.

"Hai Baby, seneng banget ketemu kamu di kampus baru aku. Tapi, aku nggak nyangka sekarang kamu temenan sama nerd model begini," kata Moza tersenyum manis, terbalik dengan kata-katanya yang sangat menusuk.

Tak sedikit mahasiswa yang mendekat untuk mengambil foto model terkenal itu. Juga ingin membuktikan gosip putusnya Demon dengan Moza beberapa waktu lalu itu benar atau tidak, karena dari pihak Demon atau Moza sama sekali tak mau memberikan konfirmasi ataupun alasan putusnya mereka berdua.

Demon memandang tanpa minat, ia tahu seorang Moza pasti dapat dengan mudah menemukan kampus barunya hanya semudah membalikkan telapak tangan.

Ke kampus pake acara bawa babysiter (asisten) sama pengawal?
Bener-bener gak berubah.... Pikir Demon.

"Jangan ganggu gue, Za. Pergi!" usir Demon dengan aura iblisnya hingga membuat beberapa orang di sekitarnya bergidik merasakan aura dingin dan mengintimidasi yang begitu kuat dari Demon.

Reyna entah kenapa sama sekali tak peduli dengan drama yang berlangsung di depannya. Dengan santai ia tetap menyuapkan soto yang masih mengepul ke dalam mulutnya dan mengunyahnya seakan akan itu masakan terlezat di dunia. Sebenarnya jika sebagai Starlet, dia cukup kenal dengan Moza. Tapi saat ini pilihan terbaik adalah makan.

Begitu pula dengan sang kakak yang masih sibuk memasukkan bakso yang sudah dipotongnya kecil-kecil kedalam mulut sambil sesekali menonton Demon dan Moza.

Drama kacangan macam ini memang sudah biasa dikalangan artis untuk meningkatkan pamor atau popularitas tapi seru juga kalo nonton live, begitu pikir Rey.

Fallen hanya mehembuskan napas kasar, tak habis pikir bagaimana bisa dua anak kembar ini masih bisa makan dengan khusyuk di tengah keadaan yang menegangkan begini.

"Aku cuma ngasih tau kamu, mulai besok aku kuliah di sini dan sekelas sama kamu. Bye, Beib...." Moza langsung pergi meninggalkan kantin diikuti asisten dan bodyguardnya setelah memberi kiss bye pada Demon yang langsung membuatnya mengacak rambutnya frustrasi.

.....

"Lama banget, sih!" Reyna berdecak kesal, sudah hampir lima belas menit ia menunggu taksi di halte bus depan kampus tapi tak ada satupun yang lewat. Padahal hari ini ia dan Rey ada jadwal jumpa fans di salah satu hotel ternama di Jakarta.

Rey dan Fallen sudah ada di lokasi karena jam kuliah mereka selesai lebih awal. Tadinya mereka berdua berniat menunggu Reyna untuk berangkat bersama tapi gadis itu menolak dan menyuruh mereka berangkat duluan.

"Bisa telat ini...." keluh Reyna.

"Reyna... ayo gue anterin," kata Demon yang tiba-tiba sudah berada tepat di depan Reyna dan menarik tangannya menuju mobilnya yang terparkir tak jauh dari halte tempat Reyna berdiri.

"Eh, nggak usah. Gue mau naik taksi, Mon," balas Reyna melepaskan tangannya dari Demon karena malu dilihat orang-orang  tapi Demon malah menggenggam tangan mungil itu lebih erat.

"Udah deh, ikut gue aja. Gue juga jadi bintang tamu di D'Queen hotel," bisik Demon.

Reyna sudah tahu kalo Demon juga ada di acara itu makanya ia tak mau datang bersama Demon. Kalau ketahun wartawan gosip ia datang  bersama Demon, mereka bisa jadi hot news besok pagi.

Tapi cengkraman tangan cowok itu menguat, seolah tak membiarkannya kabur, jadi Reyna pasrah mengikutinya.

"Heh! Lo pikir gue supir lo? Duduk depan sini!" omel Demon setelah duduk di kursi kemudi, karena tiba-tiba  Reyna langsung masuk ke kursi belakang.

Sedang orang yang dimaksud tetap duduk santai setelah melepas kacamata besarnya dan melemparkan senyum malaikat ke arah sang supir.

"Gue harus dandan dikit, di sini boleh ya? Malu gue kalo dandan di depan, ntar diliatin sama orang-orang lagi," kilah Reyna tetap memamerkan senyum mautnya sampai otak Demon ikutan blank dan cuma bisa ngangguk-anggukan kepalanya seperti orang bodoh.

Mereka berdua sama sekali tak menyadari mobil sedan hitam yang terus mengekor di belakang mobil Demon.

.....
( disini kita panggil Rey; Sky dan Reyna; Starlet yah)

Sky merangkul Starlet yang baru saja tiba di lobi hotel. Terlihat Demon mengikuti di belakang Starlet.

"Penampilan lo biasa banget, Dek?" tanya Sky heran, Starlet masih memakai pakaian yang sama saat kuliah tadi, berbeda dengan Sky yang terlihat mempesona dengan balutan kaos abu-abu di balik jas hitam dan celana jeans hitam.
Wajahnya sudah selesai di make up malah kelihatan cantik daripada tampan apalagi eyelinernya sedikit lebih tebal dari biasanya semakin memperkuat kesan cutenya.

Starlet menggaruk tengkuknya yang sama sekali tak gatal dan berbisik pada sang Kakak,

"Tadi, gue bareng Demon Kak ... nggak sempet ganti baju."

Entah kenapa Sky seperti melihat semburat merah di kedua pipi adiknya. Belum sempat Sky menanyakannya, Vio sudah menarik Starlet untuk ganti baju dan make up karena acara akan dimulai setengah jam lagi.

"Lo apain Adek gue, Mon?" tanya Sky to the point setelah duduk disamping Demon yang masih dimake up oleh asistennya, selama ini artis ganteng itu memang tidak mau pakai jasa make up artis. Dia menjadikan Anti asisten merangkap make up artisnya, kerena hasil riasannya cukup bagus dan natural.

"Hah? Gue nggak ngapa-ngapain Adek lo kali, Rey," balas Demon.

Masih jelas kejadian dalam di mobil tadi. Sepanjang perjalanan ke hotel tadi setiap ada kesempatan Demon pasti melirik Starlet dari spion depan. Merekam setiap gerak gerik Starlet dalam otaknya.

Mulai saat membuka kacamata dan ikat rambutnya, menyisir rambut hitan kecokelatan itu dengan jari-jari  tangan yang lentik dan terakhir saat Starlet memoles bibirnya dengan lipsglos pink cerry. Benar benar membuat Demon terpesona.
Sebuah keajaiban mereka berdua bisa sampai ke sini dengan selamat karena sang supir --Demon-- sama sekali gagal fokus dengan jalan dan malah memperhatikan gadis yang duduk di kursi belakang.

Mengingat gadis itu saja sudah membuat darah Demon berdesir halus dan berkumpul di wajahnya, membuat wajah sampai telinganya berwarna semerah tomat matang.

Rey yang tidak mengerti hanya bisa mengangkat bahu saat Vio sang manajer menanyakan apa yang terjadi. Tapi dalam hati ia sangat mengerti apa yang tengah terjadi pada Demon.

Sementara di ruang ganti Starlet masih diintrogasi oleh Fallen sahabat, manajer sekaligus calon Kakak Iparnya.

"Gue nggak ada apa-apa sama Demon. Suer deh, Len...." balas Starlet setelah keluar dari ruang ganti memakai dress hitam selutut tanpa lengan dengan pita-pita putih di sepanjang pinggang dan dada.
Rambutnya yang panjang sudah digerai dan dicatok agar tambah lurus, ditambah make up natural dan eyeliner sedikit tebal. Inilah Starlet gotic mode.

"Gue kan nanya kenapa bisa barena Demon, bukan kalian ada hubungan apa?" Fallen tersenyum puas. Starlet memakan umpannya.

Jlleebb!

Starlet merutuki kebodohannya.

"Ya, sebelum lo tanya gue konfirmasi dulu lah biar ntar nggak ada gosip," kilah Starlet seraya menyisir poninya dengan gugup.

Starlet tahu di mobil tadi Demon terus memperhatikan dirinya dan entah kenapa dia tak bisa mengeluarkan sepatah katapun. Entahlah, tatapan Demon agak berbeda dari biasanya.

"Ada hubungan juga nggak ada yang larang kali, Let," terang Fallen.
Belum sempat Starlet membalas manajer hotel datang dan memberitahu kalau acara akan segera dimulai.

"Yuk, Dek!" Sky datang dan menggandeng Starlet menuju panggung kecil di tengah hall utama, TwinsMaker didaulat menjadi pembuka acara dengan menampilkan single mereka yang bertajuk 'twinsmaker' yang langsung disambut meriah oleh para penonton.

"Come in... Let's play..."

Musik mulai mengalun keras menambah semangat para penonton. 'Twinsmaker' menceritakan sepasang anak kembar yang selalu menbuat onar entah di sekolah atau di rumah. Intinya menikmati masa muda dengan hal-hal positif tentunya.

Perpaduan suara bass Sky dan Starlet yang bersemangat membuat para penonton ikut menyanyi dan loncat-loncat. Apalagi saat Sky mulai nge-rapp cewek-cewek dibarisan depan penonton langsung berteriak histeris memanggil namanya.

" We are Twins... Maker! Uooo!!"

"Yeah!! We are twins... maker! Forever... Oh... uooo!!"

Diruang ganti Demon masih memperhatikan duo yang masih bernyanyi dari TV di depannya. Starlet dan Sky terlihat sangat bersemangat.

"Cara natap lo ke Starlet sekarang beda, Mon?" tanya Vio yang berdiri di belakang Demon ikut memperhatikan TM di balik layar TV.

"Beda gimana?" tanya Demon tak mengalihkan matanya dari TV di depannya.

"Tatapan lo itu penuh ... err cinta?" kata Vio ragu.

Bukan kaget atau apa Demon justru tertawa sampai kedua matanya berair, membuat Vio bingung sendiri.

Stress kali ni anak, padahal job kerjanya udah gue kurangin 50% kan?
Ko masih kayak orang depresi gini?
Batin Vio bingung.

Demon sama sekali tak membalas pertanyaan Vio, hanya senyum simpul yang terlihat dibibirnya.

.....

"Cari tau cewek itu, juga orang-orang yang dekat sama dia. Semuanya harus  ada di tanganku dalam tiga hari."

"Baik tuan."

.....

Nah, sampai disini dulu...
Terima kasih sudah membaca sampai sini...
Keep votement readers...  (*^_^*)

Tbc.

Elie

Continue Reading

You'll Also Like

947K 91.9K 51
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
1.3M 35.4K 8
Di balik dunia yang serba normal, ada hal-hal yang tidak bisa disangkut pautkan dengan kelogisan. Tak selamanya dunia ini masuk akal. Pasti, ada saat...
6.2M 481K 57
Menceritakan tentang gadis SMA yang dijodohkan dengan CEO muda, dia adalah Queenza Xiarra Narvadez dan Erlan Davilan Lergan. Bagaimana jadinya jika...
1.4M 62.9K 42
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...