I love you because I believe

By RatnaRaid

65.7K 3.4K 32

Bukan karena mata ini aku mencintaimu tapi karena hati ini.....! (Aliando syarif) Aku mencintaimu karena aku... More

I love you because I believe 1
I love you because I believe 2
I love you because I believe 3
I love you because I believe 4
I love you because I believe 5
I love you because I believe 6
I love you because I believe 7
I love you because I believe 9
I love you because I believe 10
I love you because I believe 11
I love you because I believe 12
I love you because I believe 13
info

I love you because I believe 8

3K 220 1
By RatnaRaid

Aku seperti seorang turis ketika aku kembali menginjakkan kaki ku di desa ku. Semuanya tampak berubah. Semakin terlihat modern. Aku semakin tidak sabar untuk melihat bagaimana rumah ku sekarang. Aku menaiki taxi untuk mengantarku dari stasiun kereta menuju ke rumahku. Dalam perjalanan tak henti-hentinya aku tersenyum. Mama... I'm back...

Apakah ini rumahku? Tidak salah kah? Mengapa luarnya tampak berbeda? Well, bentuknya masih sama. Kecil, mungil, namun terlihat begitu nyaman tapi... sejak kapan ada kandang kucing di halaman rumah? Dan bukankah warna cat rumahku biru? Mengapa sekarang menjadi warna hijau muda? Oke, aku harap aku tidak salah rumah.

Kemudian aku mengetuk pintu rumah yang tampak lenggang itu. Menunggu beberapa detik sebelum akhirnya pintu tersebut terbuka.

"Mama!" seruku bahagia dan langsung saja aku memeluk mama dengan erat.

"Prilly? Ya tuhan? Ini kau sayang?" tanyanya seraya memelukku kembali.

Aku menganggukan kepalaku yang berada dalam pelukannya

"Oh sayang. Betapa mama merindukanmu."

"Aku juga sangat merindukanmu mama."

Mama kemudian melepaskan pelukannya. Ia menatapku lama. "Ayo, masuklah. MaMa sedang membuat makan siang. Kau belum makan kan?"

"Sebenarnya aku sudah makan, tapi... aku pasti akan sangat terhormat mencicipi masakan buatanmu mama." Ucapku dengan seringaian lebar.

Aku memasuki rumahku dengan perasaan takjub. Mungkin tampak luarnya berubah, tapi tampak dalamnya masih terlihat sama. Sama seperti aku mengingatnya dulu. Tidak berubah sama sekali.

"Masih seperti dulu bukan?" tanya mama membuyarkan lamunanku.

Aku tersenyum. "Yeah, masih sama seperti aku mengingatnya dulu."

"Mama memang sengaja tidak merubah dekorasi dalam rumah agar ketika kau pulang nanti kau masih merasa pulang ke rumah."

"Oh... mama... aku sangat mencintaimu." Aku memeluk mamaku lagi.

"Mama juga sayang. Ayo, cepat letakkan barang-barangmu di kamar dan kita makan siang bersama."

"Ayayayay kapten." Setelah menghormat pada sang kapten aku kemudian membawa barang-barangku masuk ke dalam kamar.

***********

"Bagaimana kuliahmu?"

"Baik." Jawabku seraya memasukkan satu biskuit coklat buatan mama ke dalam mulutku. Mama memang senang membuat biskuit coklat, dan aku akan senang memakannya bersama dengan susu coklat hangat.

"Nayla?"

"Dia juga baik. Beberapa waktu yang lalu Galang baru saja lulus dari kuliahnya dan sudah di terima bekerja."

"Ya, mama juga mendengar hal itu."

Aku kemudian meneguk susu coklat ku yang masih penuh. Rasanya begitu nikmat sekali.

"Kau masih bekerja paruh waktu di butik itu?"

Aku mengangguk. "Semakin hari semakin menyenangkan. Aku mencintai pekerjaanku mama, dan mama tidak perlu khawatir itu akan mempengaruhi kuliahku, buktinya selama ini nilai ku baik-baik saja bukan?"

Mama mengangguk, kemudian ia terdiam cukup lama. "Tidak ada kah yang ingin kau ceritakan pada mama?"

Aku mengernyit. "Cerita apa?"

"Soal kekasih mu misalnya."

Aku yang sedang meneguk susu coklat ku langsung tersedak. Sial! Mengapa jadi topic ini yang di bahas?

"Kemarin nayla menelpon mama dan mengatakan kalau kau mempunyai seorang kekasih di jakarta, benarkah?"

Nayla dan mulut besarnya. Ingatkan aku untuk memukul kepalanya ketika aku kembali ke jakarta.

"Emm... Yeah... seperti itulah." Ucap ku gugup. Jujur saja aku belum berani membicarakan Ali pada mama. Ini masih terlalu cepat.

"Siapa laki-laki beruntung itu?" tanya mama memajukan badannya, tampak antusias

"Yeah... dia tampan, tinggi, manly, hidungnya mancung, dan matanya indah."

"Matanya indah?" tanya mama memastikan

Aku mengangguk. "Yeah. Matanya indah. Kalau di tanya bagian mana yang aku suka darinya adalah matanya."Begitupun dia,dia sgt menyukai mataku

Mama tersenyum lembut. "Matamu juga indah sayang."Mata itu milik seorang gadis yg sangat baik hati dan belum saatnya kamu tau sayang,ucapnya dalam hati

"Aku terkejut. Benarkah? Mengapa aku tidak tahu? Aku harus berkaca setelah ini dan melihat apakah benar mataku indah atau tidak".

"Siapa laki-laki itu?" tanya mama kembali.

"Emmm.... Namanya...."

Aku terselamatkan oleh bunyi bel rumah. Tuhan, terima kasih karena kau menyelamatkan ku kali ini.

Mama segera beranjak dari dapur dan membuka pintu. Siapa pun yang bertamu aku sangat berhutang budi padamu.

"Prilly!" seru om andi ketika ia melihatku di dapur.

"Om andi!" seru ku tak kalah gembira. Aku langsung berlari dan memeluk tubuh besar om andi.

"Keponakanku yang nakal. Apa kabarmu? Kapan kau datang?" tanya nya setelah menguap kepalaku.

"Aku baik. Aku baru tiba tadi siang, dan tolong jangan panggil aku keponakan yang nakal, itu tidak enak di dengar."

"Oke, bagaimana kalau keponakanku yang bandel?" ujarnya seraya tersenyum menggoda. Aku hanya memutar mataku. Apa bedanya nakal dan bandel?

"Untuk apa om datang kemari?" tanyaku setelah kami duduk di kursi di dapur. Tak lama kemudian mama datang dan duduk di antara aku dan om andi.

"Well, seperti biasa, menagih makan siang." Kemudian ia tertawa lebar.

"om mu ini selalu kemari setiap hari, hanya untuk menumpang makan." tambah mama seraya melirik tajam om andi.

"Jangan salahkan aku bila masakan mama mu ini begitu enak."

"Itu hanya alasanmu agar bisa menumpang makan lagi kan andi?"

Om andi menaikkan bahunya. "Dan ku harap itu berhasil." Kemudian kami tertawa bersama. Sudah lama aku tidak merasakan kehangatan dari keluarga ku sendiri. Ini membuktikan tanpa kehadiran papa, aku masih bisa bahagia. Aku masih terasa sempurna.

*****

"Mama, kau belum tidur?" tanyaku ketika aku menemukan mama sedang duduk di meja makan memunggungiku. Mama langsung menghapus air matanya. Sepertinya mama habis menagis.

"Mama, kau baik-baik saja?" tanyaku khawatir

"Mama baik-baik saja sayang. Mengapa kau belum tidur? Ini sudah malam dan kau pasti sangat kelelahan."

"Aku ingin tidur bersama mama." Ujarku pelan. Yeah, aku merindukan tidur bersama mama. Bilang aku manja dan aku tidak perduli

"Baiklah bayi besar maa. Mari kita tidur." Mama kemudian beranjak dari kursi. Sambil memeluk bahuku, kami memasuki kamar.

Kemudian aku masuk ke dalam selimut di susul oleh mama. Kemudian mama mematikkan lampu dan kamar menjadi gelap. Aku langsung memeluk pinggang mama dan meletakkan kepalaku senyaman mungkin. Ini seperti Ali yang sedang memelukku ketika kami ingin tidur.

"Prilly?"

"Hmmm?" aku mendongakan kepalaku agar bisa melihat wajah mama

"Siapa pun pria itu. Mama hanya minta satu hal." Aku hanya diam. Menunggu mama melanjutkan kata-katanya. "Jadilah wanita yang terhormat. Jangan kau seperti mama."

"Bagiku mama adalah wanita yang terhormat."

Mama tersenyum lembut, kemudian ia mengusap kepalaku dengan lembut. "Mama pernah melakukan kesalahan sewaktu dulu. Mama harap kesalahan itu tidak terjadi kepadamu." Kemudian mama mengetatkan pelukannya. "Kau adalah anugrah terindah yang pernah hadir dalam hidup mama. Mama sangat mencintaimu."

"Aku juga mencintaimu mama.".

"Ma namanya ali,dia sudah mapan dan katanya akan melamarku didepan mama,,,,awalnya dia mau ikut tapi aku melarangnya aku belum berani sebelum mama mengiyakannya..."

"Kamu ini lucuh sayang,mana mungkin mama ngelarang kalian,,,ingat sayang kebahagiaanmu adalah kebahagiaan mama juga,"

",,mama aku senang sekali" kemudian kupelut erat lagi tubuh mamaku.

Kemudian suasana hening menyelimuti kamar, membuat mataku semakin lama semakin berat, tak berapa lama kemudian aku tertidur.

Pagi-pagi sekali handponeku berbunyi.

"Ali sayangQ calling......!!!"

Betapa bahagianya aku pagi-pagi dapat sarapan telfon dari orang yang paling aku sayang,tanpa menunggu lama aku segera segera nengankat telfon dari ali.

"ia sayang,kamu kenapa???kangen ya????."
.jawabku dgn nada tertawa.

"Kamu jangan tertawa donk sayang aku merindukanmu cepatlah pulang,,,,"

"sabar sayang besok aku balik" jawabku lagi...!!!!!

"Oke sayang aku sudah tak sabar ingin melihat wajahmu,memelukmu,dan menatap mata indahmu,aku sayang kamu prillyku. "

"Aku juga sayanv sama kamu sayang,umwahhhh"kiss jauh yg ku berikan buat ali.
*********
Setelah menelfon prilly,tiba2 saja ponselku kembali berdering,dengan nomor yang tidak aku kenal dengan cepat aku mengankatnya bisa saja ini dari prilly,pasti prilly masih kangen sama aku.

"Hallo,kamu masih kangen ya sayang???"

"Maaf pak benar ini dengan bapak aliando syarief," aku tiba-tiba berhenti tertawa karena ternyata bukan prilly yang menelfonku.

"Ia dengan saya sendiri,maaf kalau boleh tau ini dengan siapa ya???"tanyaku penasaran,ini tidaka mungkin rekan bisnisku,karena pasti mereka akan menelfon ke sekretarisku.

"Kami dari pihak rumah sakit pak,bisa kah bapak datang kerumah sakit bakti husada sebentar siang,,,ada sesuatu yang ingin kami sampaikan.bapak bisa mencari dokter digo"

"Baik pak saya akan kerumah sakit secepatnya,",ada apa ini siapa yang sakit,,,????ucapku penasaran..!!!!

Jeng.....jengg.....ditunggu vote dan komennya.......!!!!!!

Continue Reading

You'll Also Like

790K 41.5K 47
Ini adalah sebuah kisah dimana seorang santriwati terkurung dengan seorang santriwan dalam sebuah perpustakaan hingga berakhir dalam ikatan suci. Iqb...
379K 504 4
21+
11.9K 1.3K 12
"Jatuh cinta akan terasa menyenangkan jika bersama orang yang sama, dan gua merasakannya." *** Diratukan oleh ketua geng tidak pernah di dalam benak...
1.2M 99K 107
"You do not speak English?" (Kamu tidak bisa bahasa Inggris?) Tanya pria bule itu. "Ini dia bilang apa lagi??" Batin Ruby. "I...i...i...love you" uca...