Lonely Hours

By rayurara

35.6K 2.3K 250

Jika kalian mengenal Nauval, maka kalian mengenal Pras. Jika kalian tau Nauval dengan Andini, maka disini kal... More

-1- Langit Bogor-Jakarta
-2- Si Pemberontak yang Jatuh Cinta
-3- Mama Minta Pulang
-4- Memimpikan Dirimu
-6- Kakak Minta Pulang
-7- Kamar nomor 1252
-8- Satu jam sama kamu
-9- Aku awan kau Langit

-5- Minggat ke Bandung

3.3K 228 19
By rayurara

Saldama Dwiwarna Syach

-

-

-

-
Bandung. Kota kembang. Kota wisata. Kota kuliner. Entah mengapa, Wiwa selalu memilih kota ini sebagai kota persembunyian nya. Di balik kemudi ia kembali merenggangkan otot-otot nya yang kembali kaku. Sudah 4 jam ia terjebak macet, ia mengerti dengan keadaan kota Bandung sekarang, macet bukan main. Serupa dengan kemacetan yang terjadi di Jakarta.

'Hari Sabtu'

Dan ya, dia baru ingat bahwa hari ini adalah hari sabtu, hari dimana beribu-ribu manusia dari jakartaㅡtermasuk dirinya, berbondong-bondong datang kemari untuk menikmati weekend mereka. Lalu sekarang ia memukul kemudi dan merampas handphone nya. Membuka aplikasi GoogleMaps dan menghubungkan nya dengan satelit. Jalanan masih panjang, dan ia baru sampai di seperempat Bandung. Sungguh malang dan sial nasip nya ini  .

Sebenarnya jadwal cuti Wiwa adalah diakhir desember sampai awal januari. Namun, ada beberapa staff yang memaksa menukar jadwal Wiwa dengan alasan ingin meluangkan waktu dengan keluarga, jadi karena Wiwa juga belum berkeluarga ia pun dengan cuma-cuma memberikan jadwal cuti nya dan mengambil jadwal cuti mereka. Wiwa tak masalah, lagipula pekerjaan nya sama seperti ketika ia cuti. Pergi ke beberapa daerah di Indonesia, mengabadikan beberapa gambar dengan kamera nya lalu saat berada di kantor yang ia lakukan adalah membuat narasi dan mengedit beberapa tulisan staff lain nya. Dia sudah sangat bersyukur, pekerjaan ini adalah mau nya.

Alunan denting piano terdengar jelas di Handphone nya. Wiwa pun mengambil handphone tersebut, nama Kenyaㅡ sahabatnya, tertulis jelas disana.

"Hallo.."

"Wiwa lu dimana????"

"Dikandang buaya!!"

"Apaaa?????? Seriosly?? Beneran lu dikandang buaya?? Dimana?? Lu gak takut?? Pawang nya ada gak?? Bahaya tu Wa!! Hati..." koar Kenya di seberang sana. Ck! Memang mulut emak-emak, ucap Wiwa dalam hati

"Eeh busyet!!! Lebay banget deh... ana lagi terjebak macet cyiinn.. lu kenapa sih tinggal diBandung?? Udahlah macet, badan gue pegel. Besok-besok lu pindah di Ambon aja!"  Interupsi Wiwa memotong pembicaran Kenya. Demi dewa matahari dari Jepang! Wiwa betul-betul menyesal dengan keadaan yang dialami nya sekarang.

"Oh.. gue kira elu beneran di kandang buaya di Ragunan. Eh.. Wa!! Kok lama!! Makanan gue dingin nantiii!" Teriak Kenya kembali

"Sabar bawel!! Gur kejebak macet!! Ini juga gue udah kelaparan banget!!"

"Yaudah cepetan!!!!" Balas Kenya dan setelah itu langsung mematikan sambungan telfon nya secara sepihak. Karena kesal, Wiwa pun melempar Handphone nya di sembarang tempat lalu mengklakson sebuah mobil yang berusaha menyalipnya. Hey! Ini sudah macet! Kenapa main nyalip-nyalip seenak jidat jendol lu!!

"Huoooo.... susiisss... wo.. wo.. wo susis! Suami sien isteri...."

Sayup-sayup lagu Susis milik Sule terasa betul di telinga nya.. Wiwa tersenyum, ini lagu kesukaan abang nya... ia ingat dulu lagu itu adalah lagu Soundtrack untuk kisah hidup ayahnya yang takut dengan ibunya. Bapakㅡsebutan Wiwa untuk seorang ayah, selalu memanjakan Wiwa. Kadang Bapak selalu memberikan Wiwa uang yang berlebihan dan Mamaㅡsebutan Wiwa untuk ibunya, tidak suka itu. Dan jika ketahuan Bapak akan dimarahi Mama, lalu Wiwa dan abangnya mulai menyanyikan lagu itu.

Beberpa jam berlalu dan tepat pada jam 3 Sore akhirnya Wiwa sampai di pekarangan rumah Kenya. Badan nya ingin rontok, tulang berulangnya serasa ingin copot. Pagar rumah Kenya telah terbuka lebar dan ia langsung memarkirkan nya di halaman rumah Kenya. Setelah itu ia turun dari mobilnya dengan lesu.

"Wiwaaa tayaaangggg" teriak Kenya di depan pintu sambil merentangkan tangan nya..

"Hmm" jawab Wiwa sekena nya

"Huu... tatiaaannn.. cini aku peyuk" ucap Kenya lalu langsung memeluk Wiwa. Wiwa yang benar-benar kecapekan menaruh kepalanya di pundak Kenya tanpa membalas senyum nya. Setelah itu ia digiring Kenya masuk ke dalam.

"Baju kamu mana?" Tanya kenya

"Dimobil" jawab Wiwa sambil menggaruk rambut nya yang sedang gatal. Duh ini rambut sialan kenapa gatel banget!! Kutuan kali..

"Maka..."

Belum sempat Kenya menyambungkan kalimat nya Wiwa telah berdiri dan menganggakat tangan nya tinggi-tinggi seraya berteriak "Ayoo kita makan!!!!"

Lalu setelah itu ia langsung ngacir ke dalam ruang makan. Si pemilik rumah cuma bisa menggeleng dan tersenyum, sudah biasa dengan kelakukan sahabat nya itu. Wiwa itu hiperaktif, tapi hanya dengan orang-orang terdekatnya saja. Namun jika bersama dengan orang baru, Wiwa akan berperilaku kalem dan tenang seperti air di danau, padahal aslinya Wiwa adalah ombak di pantai yang tak bisa diam.

Kenya pun pergi menghampiri Wiwa yang dengan maruk nya memakan makanan, kaki nya diangkat satu lalu ia memakan memakai tangan. Kenya mengambil toples kerupuk dan memberikan nya pada Wiwa. Seperti manusia yang belum makan seabad, Wiwa langsung merampas toples itu lalu mengambil kerupuk nya dan melahapnya.

"Makan yang bener" ucap Kenya namun Wiwa seperti tuli, ia tidak mengganggap adanya Kenya

"Udah cuci tangan belum?" Sambung kenya lagi dengan pertanyaan. Wiwa langsung menggangkat wajah nya dan tersenyum. Ia tau apa jawaban Wiwa, 'Pandai perut yang ngaturnya'  itu adalah kalimat yang sering di ucapkan Wiwa, entah saat dia lupa mencuci tangan, atau saat dia sedang makan makanan yang sudah jatuh sebelum lima detik.

"Enak banget masakan lu" puji Wiwa pada Kenya

"Iyadong... gue kan perempuan. Gak kayak elu" jawab Kenya

"Lu kira gue apaan? Banci kaleng? Transgender Thailand? Gue kencing jongkok keles!! Kalo lagi mandi di shower baru kencing berdiri, gue juga menstruasi" protes Wiwa sambil makan yang mengakibatkan nasi dari mulutnya terhambur di wajah Kenya

"Ih!! Dasar jurig! Gak jijik ya ngomong kayak begitu?"

"Biasa aja tuh" jawab Wiwa kemudian kembali menikmati acara makan nya

Setelah makan dengan maruknya Wiwa pun duduk di ruang tivi sambil mengelus perutnya. Delapan centong nasi, dua potong ayam goreng, satu ekor ikan goreng, semangkok sayur asem, dua tahu kecap, empat sendok urap, dua kerupuk dan segelas besar air es telah tertampung di dalam perutnya. Wiwa tersenyum bangga karena dia bisa memakan, makanan sebanyak itu. Disaat para wanita berbondong ingin kurus seperti lidi, disini Wiwa tidak perduli dengan berat badan nya. Badan Wiwa tidak gendut juga tidak kurus. Tinggi badan nya sekitar 160 lalu berat nya 60 kilo. Ia tidak perduli, dan tidak takut jika tak laku. Padahal dulu Wiwa memiliki badan yang proposional, namun sekarang pretprotsional. Sebodoh teiung! Yang penting Wiwa memiliki orang-orang yang memperdulikan nya. Dia tidak butuh lelaki

"Wa.. kalo mau tidur dikamar aja" tawar Kenya

"Gak ah... aku mau nonton Berita dulu" tolak Wiwa. Kenya pun mendengus lalu masuk ke dalam kamar, mengambilkan bantal dan melemparnya ke perut Wiwa

"Makasih Kenken" cengir Wiwa. Setelah itu ia menaruh bantal dikepala nya, menaikan baju sampai ke atas perut lalu mengelus-ngelus nya.

"Lu kenapa sih suka banget minggat kerumah gue?" Protes Kenya sambil duduk di samping Wiwa

"Karena tempat gratis yang bisa gue tujuin cuma disini" jawab Wiwa enteng

"Kenapa gak mau pulang? Udah 4 tahun lama nya lho" ucap Kenya

"Gue males Ken"

"Lho.. males kenapa? Lagian take off  dari cengkareng ke Makassar cuma sekali kan? Gak pake nyinggah lagi? Disana juga elu gak di jadiin babu.. hell, bapak lu penanam saham di semen Bosowa*. Temen nya Jusuf Kala, Sahabat Abraham Samad. Gak bakalan jatuh miskin" ucap Kenya panjang lebar

"Terus? Yang kaya orang tua gue Ken, gue cuma punya satu unit apartemen sederhanan, satu mobil dan beberapa uang ditabungan.." jawab Wiwa

"Nah.. maka dari itu. Elu kan masih melarat, kesana aja. Minta uang.."

"Lu gila?? Kerja mati-matian terus minta uang ke ortu.. jangan sampe lah..."

"Lha.. terus kenapa lu takut pulang? Takut ketemu si Mihun? Eh Mingguk? Duh Shaleh? Eh... siapa sih nama nya??"

"Syahrul"

"Nah itu dia! Kenapa? Lu gal bisa move on ya dari dia?" Tanya Kenya sambil menaikkan kedua alisnya

"Hah... move kepalamu"


"Ya terus apa?"

'Aku takut ketemu keluarganya' jawab Wiwa dalam hati. Ada sebersit luka yang pernah ia rasakan. Luka batin, hati, dan perasaan. Luka yang tak tampak, namun masih membekas. Luka yang benar-benar ia tutupi, yang ia simpan sendirian. Ada berjuta-juta perasaan marah, kecewa dan sedih yang akan ia rasakan jika ia kembali ke tanah kelahiran nya itu.

"Wa....wii....waaa"

"Wiwaaa... eloo kenapa?? Waa??" Ucap Kenya seraya melambai-lambaikan kedua tangan nya di hadapan Wiwa. Setelah itu Wiwa tersadar dan tersenyum sambil menggeleng.

"Jangan disambung lagi Ken.. gue males" ucapnya setelah itu meninggalkan Kenya sendirian diruang tivi


***

Tepat 2 hari sudah Wiwa menginap di rumah Kenya. Dihari minggu kemarin Wiwa benar-benar dikerjai Kenya. Kenya membawa nya ke pasar tradisional lalu menyuruh nya menawar berbagai macam jenis ikan dan sayuran. Wiwa yang memang tidak tau cara menawar pun menawar harga sesuka hatinya bahkan sampai membuat seorang pedangang ikan kembung mengamuk padanya.

"Eneng kalo nawar segitu mana bisa dapet atuh?"

"Lho.. kok gak dapet? Sekilo delapan ribu lah.. masa ikan melek kayak begini mahal amat?"

"Duh... siapa bilang? Ikan saya masih seger ya neng. Kalo ngomong jangan sembarangan. Eneng nawar harga segitu? Bikin warunh sendiri aja!!!" Teriak si penjual ikan

"We... pembeli itu raja!!!" Teriak Wiwa tak mau kalah

"Raja apa??? Raja ngelantur? Eneng mending cuci muka dulu. Sadarin diri dulu. Mana ada ikan harga nya segitu? Eneng manusia jaman kapan? Ini udah 2016!!!!" Jawab si penjual ikan meledek. Wiwa yang terpancing emosi pun ingin bergerak dan memberikan bogeman mentah nya namun langsung di tahan oleh Kenya

Akibat kejadian itu. Kenya selalu menertawakan sahabatnya yanh menawar ikan seperti menagih pajak preman. Walaupun kesal, ia tetap senang karena dengan begitu ia bisa tau apa hal yang tidak dan boleh ia lakukan.

Kehidupan di Jakarta dan di Bandung itu mirip-mirip beda, tapi menurut Wiwa di bandung sini ada sedikit citarasa manis yang terkandung. Karena, di Bandung itu Wiwa di panggil dengan sebutan 'eneng' oleh masyarakat sini. Namun di jakarta dia di panggil 'mbak', dan menurutnya panggilan itu membuatnya merasa sudah tua.
Sebenarnya ia lebih suka tinggal di Bandung, apalagi tinggal di rumah Kenya. Karena ia bisa tinggal gratis, tak perlu repot memasak karena Kenya selalu masak.

Sekarang Wiwa sedang duduk dimobil, menjemput Kenya dari kantormya. Tak lama kemudiann, seoranh wanita dengan pakaian muslimah mengetuk kaca mobilnya, ah itu Kenya. Wiwa pun membukakan pintu untuk Kenya dan Kenya pun segera masuk.

"Laper..." ucap Wiwa

"Ya makan"

"Yuk.. cari tempat makan"

Wiwa pun mulai menstarter mobil kesayangan nya lalu mulai menelurusi kota Bandung untuk mencari tempat makan.

"Nya, gimana calon suami elu?" Tanya Wiwa sambil mengemudikan mobilknya

"Gimana apanya?" Jawab Kenya sambil tersipu malu

"Jangan pura-pura gak tau deh" desak Wiwa

"Em itu, mas Fauzi mau di cepetin tanggal pernikahan nya tapi gue gak mau"


"Loh kok gak mau? Malah bagus dong. Jelas-jelas si Fauzi serius sama elu dengan cara ngecepetin tanggal nikahan kalian?" Jawab Wiwa sambil melirik Kenya sekilas

"Gue ragu Waa.."

"Ragu apanya lagi? Emang dia punya pacar?"

Kenya menggeleng

"Elu istri kedua?"


Bugghh!!


"Adaaauuu sakit tauu!! Jangan main tabok sembarang aja!"


"Ya abis mulut elu nyiyir banget sih" jawab Kenya sambil memanyunkan bibirnya

"Sorry sorry, ya karna apaaaa wahai Kenyaaa??"

" Itu... emm.. aku takut kalo mas Fauzi minta hak nya di malam pertama" jawab Kenya malu malu kucing meong meong meong

Astaaggaaahhhhhhhh..

"Ya Allah. Santai aja kali Nya! Itu kan udah kewajiban elu sebagai seorang istri bilamana sudah bersuami" ucap Wiwa dengan lantang sambil menggerakkan tangan sebelah kiri nya seperti mamah Dedeh.

"Hm iya sih"

"Seharusnya elu itu bersyukur, udah punya calon, ganteng pula, beriman, pengen cepet-cepet nikah lagi. Lah gue? Boro-boro, yang ada di sms operator tiap hari. Ditelpon pak Sanusi, bu Dewi, mama, kaka aku, abang, bapak ku" jelas Wiwa dengan wajah muram bak hidup tampa cinta bagai taman tak berbunga. Ia jomblo, bulukan, tapi bukan buluan.

"Elu terlalu menutup diri lu" sambar Kenya yang membuat Wiwa langsung menerjabkan matanya

"Maksud elu??"

"Area elu itu cuma dikantor sama apartemen, kalo keluar itupun cuma ke minimarket. Acara-acara kantorpun gak pernah elu ikuti"

"Itu karna jarak apartemen gue ke hotel nya itu jauh"

"Jauh bogor atau hotel?"

'Skak-mat'

Pertanyaan ah, lebih tepatnya pernyataan Kenya langsung membuat Wiwa terdiam. Wiwa tak bisa berkilah lagi, ya memang kawasan maritim Wiwa cuma di tempat kerja dan apartemen.
Suasana didalam mobil Wiwa akhirnya sunyi

Wiwa lupa, selama ini ia memang sudah banyak berubah. Bahkan ia sendiri tidak pernah menyadari itu
Ia punya aplikasi bbm, facebook, twitter dan lainnya. Tapi entah lah ia masih jauh dari kata bersosialisasi. Area yang Wiwa injak hanya beberapa daerah yang sempat terpikir di dalam otak nya.

Wiwa lupa selama ini ia sudah jarang-tidak pernah menggunakan hati nya. Wiwa terlalu monoton, serius dan stabil. Selama ini ia sudah senang kalau makan seorang diri di restoran mewah bertemankan novel, tapi ia lupa makan di pinggir jalan dengan seseorang yang di kasihi lebih menyenangkan.
Wiwa lupa bahwa mata nya selalu menilai sesuatu dengan objektif, bukan relatif. Dia selalu bilang bahwa bunga yang paling indah adalah bungan teratai yang pucat, tapi saat melihat bungan mawar dan lili yang ditanam di halaman kantor mata nya berbinar. Tapi dia tekankan pada diriku lagi agar tidak terlihat menyukai nya

Wiwa selalu merasa menikah itu adalah borok, ia selalu melihat beberapa pegawai yang sudah menikah namun masih saja bermain dibelakang istri nya. Wiwa takut bila dia menikah nanti suami nya akan melakukan hal yang sama. Tapi dia lupa, tidak semua orang akan seperti itu.

Wiwa terlalu takut, terlalau pesimis, terlalu menutup diri.

Tapi jika tidak? Adakah seseorang yang akan mencintai nya? Akankah ia mencintainya? Umur Wiwa sudah cukup matang untuk menikah. Tapi sayang, itu hanya impian semua dan hayalan. Dulu Wiwa ingin menikah di usia 20 tahun, tapi seperti nya ini sudah jatuh tempo.

Sudah kelewatan 4 tahun.

Wiwa pun menoleh sebentar ke arah Kenya. Kenya itu wanita muslimah, dengan kerudung panjang dan baju longgar. Dengan tas yang isi nya selalu ia simpan Al-Qur'an dan mukenah. Jauh dari diri nya.. memakai jilbab cuma untuk acara tertentu seperti halal bihalal atau pun pengajian kantor. Memakai nya pun bisa dibilang jauh dari kata muslimah. Memakasi celana jeans, blous panjang dan kerudung asalan nya. Bukan seperti Kenya, tapi dia beruntung karena sahabat nya itu tidak pernah menuntuk dia untuk memakai pakaian seperti itu.

Cukup lama mereka terdiam dengan pikiran masing-masing. Mereka di kagetkan dengan deringan nyaring dari handphone Wiwa. Wiwa pun dengan cepat menganggkat handphone nya. Ada nomor tak dikenal yang menghubungi nya. Siapa sih? Sore-sore begini nelpon? Runtuk Wiwa.

"Diangkat neng..." ucap Kenya

"Nomor tak dikenal.."

"Angkat aja.. siapa tau penting"

"Hmmm" jawab Wiwa malas, lalu ia pun mengusap gambar hijau di layar sebelah kiri nya

"Halloo.." ucap Wiwa

"Saya ganggu gak?" Balas suara diseberang sana.

"Maaf.. ini siapa?"


"Ah iya, lupa.. saya Hana"


"Hana siapa ya?"



"Oh.. kamu gak kenal saya yah? Hahaha gak terkenal ya saya.. kamu Saldama Dwiwarna kan? Staff nya Qiuw?" Tanya nya lembut

"Iya betul"



"Berarti saya gak salah sambung dong.. lho, masa kamu gak kenal saya? Wah..gimana dong?" Ucap 'Hana' lagi sambil tertawa. Dan sekarang emosi Wiwa terpancing, manusia ini mau nya apa? Bermaksud mengerjai nya kah?



"Mbak.. kalo gak ada urusan sama saya tolong bisa dimatikan tidak sambungan nya? Saya lagi nyetir" ucap Wiwa tegas.

"Oh.. kamu lagi nyetir ya?? Tepikan dulu kendaraan kamu. Saya mau bicara penting..."



"Tentang pekerjaan kamu" sambung 'Hana' dengan serius dan seketika itu juga Wiwa menjadi kambing conge. Demi tuhan, para nabi, dan malaikat. Bukan kan ini Hana pemilik perusahaan tempat ia bekerja? Dan ada apa gerangan boss nya ini menelpon nya? Apakah ia baru saja membuat sebuah kesalahan?

Wiwa langsung menepikan mobil nya sambil bermuka kecut, ia telah membuat suatu kesalahan dengan bos nya itu. Mati aku!!!

"Maa..."



"Benar kan ini Saldama?" Potong Hana


"I...ya..... m.baakk..." jawab Wiwa gugup


"Hahaha santai aja.. begini langsung to the point. Saya suka kinerja kamu, kamu itu selalu menggambarkan suatu daerah dengan berbeda. Ah iya, tentang pulau Lemukutan itu kamu kan yang buat? Dan karena kamu, pulau itu sekarang mulai rame sama wisatawan. Terus yang Yayasan Harum Bhakti kamu juga kan yang ngeliput? Dan sekarang banyak banget penyumbang nya"




"Dan sekarang. Saya minta kamu ngeliput di Lampung. Pulau pahawang. Bisa?"




"Bisaaa mbak..."




"Sebenarnya sudah terkenal sih, tapi saya mau kamu ke sana. Saya mau lihat seberapa profesional nya kamu"



"Iyaa... mbak"




"Oke. Kapan bisa nya? Besok?"




"Saya lagi di Bandung mbak..."


"Ah... kalau begitu tiga hari lagi kamu kesana... saya bokingkan tiket kamu. Nanti saya kirim kode bokingnya"



"Ii...yaaa mbak"




"Oke. Selamat cuti Saldama.. saya tunggu liputan mu"




Klik




Sambungan pun terputus dan Wiwa langsung menghempaskan kepala nya di kemudi mobil. Rasa penyesalan benar-benar menghantui nya. Tadi itu Hana kan? Pemilik Qiuw Project? Dan... ah, apa-apaan dua hari lagi dia harus pergi ke Lampung?
Kenya pun terheran-heran melihat tingkah Wiwa yang menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Elu kenapa?" Tanya Kenya khawatir



"Tadi gue ditelpon bos besar... disuruh ke Lampung"


"Kapan?"



"Besok lusa"




"Bawain gue keripik pisang yaa..." ucap Kenya dengan girang




"Kamprettt!! Gue males banget tauuu...... ahhhhhhh mana ini di telpon pemilik perusahaan lagi... apessssss"

Ingin rasa nya Wiwa menangis. Baru saja dia menikmati kebersamaan nya dengan sahabat nya ini. Sebenarnya dia senang karena akan pergi ke suatu tempat dengan gratis 'lagi' tapi entah mengapa ada perasaan tak enak saat bos nya mengatakan ke Pahawang tadi. Ia merasakan akam ada hal aneh yang menhantui nya. Dan apa pun itu ia tak tau.







#Tbc

Continue Reading

You'll Also Like

365K 494 4
21+
267K 13.4K 36
"GW TRANSMIGRASI? YANG BENER AJA?" ... "Klo gw transmigrasi,minimal jangan di peran antagonis lah asw,orang mah di figuran gitu,masa iya gw harus mat...
137K 12.5K 97
bertahan walau sekujur tubuh penuh luka. senyum ku, selalu ku persembahkan untuknya. untuk dia yang berjuang untuk diri ku tanpa memperdulikan sebera...
370K 1.2K 9
HI SEMOGA KALIAN KETEMU CERITAKU YAA. KALO KETEMU KOMEN ATO VOTE APAPUN LAH SESUKA KALIAN. YANG JELAS INI CERITA YANG SELALU AKU BAYANGIN DAN SELALU...