Nico menggenggam tangan mungil Fefe.
Fefe yang sedang melumat lolipop sangat senang tangan-nya digenggam oleh handsome uncle.
Mommy-nya pernah berkata,bahwa tangan Nico Uncle sungguh nyaman.
Fefe memang pernah mendengar cerita tentang Nico uncle. Namun dia sama sekali belum pernah melihat seperti apa Nico Uncle itu.
Kini dia sudah membuktikan bahwa genggaman tangan Nico Uncle sungguh nyaman seperti apa yang dikatakan mommy-nya.
"Aura aunty,Acel Uncle tadi Fefe makan bersama Nico uncle. Aku sangat bahagia,dan ini lolipop kesukaan aku Nico Uncle membelikkannya."
Aura teriri mendengar itu. Lalu didekatinya Fefe dan didudukan dipangkuan Aura.
"Fefe nyaman bersama Nico uncle?" Tanya Aura perlahan.
Dan kini semua yang ada disana menanti jawaban dari Fefe.
Sesekali mamah Nico mengusap air mata yang selalu mendesak keluar. Ia sangat menyesal telah mengusir wanita yang disayangi anaknya begitu saja.
"Fefe,suka bersama Nico Uncle?" Kini Marcel yang bertanya.
Nico menatap Fefe dengan tatapan berharap agar Fefe dapat tinggal bersamanya.
"Iya,Fefe senang dan nyaman bersama Nico Uncle." Suara imut Fefe membuat semuanya menatap Fefe gemas.
"Mau tinggal bersama Nico Uncle?" Tanya Nico pada Fefe.
Fefe nengangguk perlahan.
Nico menggendong tinggi tinggi Fefe. Membuat Fefe tertawa cekikikan.
'Seperti ayah dan anak yang sudah mengenal lama. Aku tunggu kau berubah,nak.' Batin papa Nico.
Semua tertawa bahagia.
Kini Nico telah tiba di apartemennya yang mewah.
Sebenarnya apartement ini tidak pantas digunakan ayah dan anak. Kesan maskulin sangat mendominasi,designnya sangat seperti design apartemen untuk lelaki bujang yang suka one night stand.
Namun itu tetap benar ada-nya. Karena sebelum mengetahui keberadaan Ferina dia selalu menghabiskan malamnya dengan bergonta ganti pasangan.
Dari yang model Indonesia hingga model salah satu brand pakaian dalam.
Menurut Fefe apartement ini sangat nenyeramkan.
Temboknya berwarna gelap tidak seperti rumah mommy-nya yang selalu bertembok warna cerah.
Fefe mengekori Nico yang berjalan menuju sebuah kamar.
Ketika lampu dinyalakan "nah,ini kamar Fefe. Kamar Uncle ada disebelah itu." Nico menunjuk sebuah kamar berpintu warna hitam yang berbeda dangan kamar-nya.
Fefe menatap kamar-nya yang berwarna cream ini. Fefe rasa kamar ini terlalu luas untuk dirinya.
Fefe membuka mulutnya sambil berkeliling kamar baru-nya.
Kamar yang indah dan dia suka kamarnya. Walaupun tidak ada sticker hello kitty dan temboknya tidak berwarnya pink.
"Disini ada bibi,jika Fefe membutuhkan apapun Fefe bisa minta dengan bibi. Mungkin bibi sedang tidur di kamar belakang. Nanti barang barang Fefe,uncle akan menyuruh orang untuk membawa-nya kemari. Fefe mengerti?." Tanya Nico. Fefe mengangguk tanda mengerti.
Ini memang sudah pukul 10.00pm. Sebenarnya Fefe sudah sangat mengantuk.
Fefe telah memakai baju tidur berwarna biru bergambar hello kitty. Tokoh kartun kesukaannya.
Dia sendiri dikamar ini. Nico uncle telah pergi ke kamarnya.
Dia menaiki tempat tidur ukuran queen size barunya. Dia memasang selimut lalu perlahan memejamkan matanya. Dia rindu mommy-nya yang akan memeluknya ketika tidur. Air matanya sedikit jatuh.
Dikamar sebelah Nico sedang duduk dikursi balkon kamarnya. Dia menatap kota Jakarta dari atas sana sambil menyesap wine
Chateu Cheval Blan
Yang memiliki harga fantatis.
Kini dia adalah seorang ayah yang akan membesarkan anak perempuannya. Sudah tidak ada lagi bermain dibar hingga pagi. Tidak ada one night stand.
Sejujurnya dia sedikit canggung kepada fefe. Dia tau ini sangat aneh,dia bahkan sudah biasa mengencani banyak wanita yang dia inginkan. Namun akan tinggal bersama gadis kecil adalah hal yang aneh.
"Ferina,terimakasih telah memberikanku kesempatakan membesarkan anak kita. Maaf jika kamu harus berjuang sendiri." Nico menghapus air mata-nya.
Pagi tiba dan Fefe telah duduk diranjangnya. Dia bingung kira kira apa yang akan dia lakukan sekarang.
Fefe keluar dari kamarnya menuju dapur. Disana ada bibi yang sedang menyiapkan sarapan.
"Bibi." Panggil Fefe tiba tiba. Sepertinya ini bibi yang Nico uncle maksud.
Bibi Minah yang kaget lalu membalikan tubuhnya. Di liatnya gadis kecil yang masih memakai piayama.
"Hai cantik,kenalkan bibi Minah." Ucap bi Minah pada Fefe.
"Fefe bi." Ucap Fefe kepada bibinya.
Sungguh ini memang putri,tuannya. Mata mereka sangatlah mirip,senyum-nya mirip dengan kekasih yang sangat dicintai tuannya. Dia sangat tau siapa tuannya itu.
"Bibi,aku boleh tidak meminta segelas susu coklat? Ketika bangun aku terbiasa meminum susu coklat." Ucap Fefe pada bi Minah yang berumur 40 tahunan itu.
"Tentu boleh non Fefe,non Fefe tunggu disana bibi akan buatkan." Bibi menunjuk sebuah ruang keluarga. Disana ada TV berukuran besar dan sofa yang nyaman.
Fefe duduk disana menanti susu coklatnya.
Pintu berwarna hitam terbuka. Menampilkan seorang lelaki tampan khas bangun tidur dengan rambut acak acakan,memaki kaos putih dan celana panjang.
"Bibi,susu coklat ya." Fefe menatap Nico uncle yang duduk disebelahnya.
"Nico Uncle juga suka meminum susu coklat saat bangun tidur?" Tanya Fefe pada Nico.
"Tentu,apakah kamu juga suka meminum susu coklat saat bangun tidur?" Tanya Nico balik dan Fefe mengangguk.
Lalu mereka tertawa. Bibi minah yang melihat tuan muda nya tertawa setulus itu ada perasaan bahagia. Karena tuan muda-nya tak pernah tersenyum dan tertawa seikhlas itu.
Bibi minah mengantar susu coklat Nico dan Fefe.
"Ini tuan muda dan nona cantik susu coklat hangat-nya." Kedua mata ayah dan anak itu berbinar.
Diambil susu coklat hangat dan meminunnya.
"Hmmmm susu yang sangat enak." Ucap Fefe sambil melap bibirnya dengan tanganny. Ditaruh gelasnya dimeja.
"Uncle kata mommy aku akan masuk sekolah tahun ini." Ucap Fefe tanpa melepas pandangannya pada kartun spongebob kesukaannya.
Iya benar juga,Aura juga berkata bahwa Fefe akan masuk sekolah tahun ini.
"Oke,nanti uncle daftarkan. Terserah sekolah manapun yang Fefe inginkan. Sekarang uncle mau mandi dan akan berangkat ke kantor." Ucap Nico sambil mengelus rambut Fefe pelan.
"Fefe dirumah dengan bibi ya. Uncle janji akan pulang cepat. Oke? High five." Ferly mengangkat 5 jarinya dan Fefe pun mengangkat 5 jari lalu menempelkan dengan Nico.
Hati Nico hangat saat tangan mungil Fefe menempel pada kulit tangannya.
Fefe kembali menonton kartun kesukaannya dan Nico berlalu lalu masuk ke kamarnya dan bersiap untuk mandi.
Fefe pun mematikan tv lalu juga mandi. Walaupun dia masih berumur 4tahun namun dia sudah cukup mandiri untuk anak seusianya.
Kini Nico telah memakai kemeja berwarna biru laut dan dipasangkan dengan dasi berwarna hitam. Celana kain yang pas ditubuhnya serta rambut yang acak acakan. Terlihat sangat errrr tampan.
"Wooowwww.. Nico uncle ganteng banget." Ucap fefe sambil bertepuk tangan.
"Iya doong. Fefe dirumah dulu ya. Fefe jangan masuk ke ruangan yang disebelah sana,itu ruang kerja uncle. Uncle gak suka ruangan itu kotor,oke?"
"Oke,uncle..."
Nico mencium puncak kepala Fefe. Disedotnya oksigen yang mungkin bukan dari Ferina. Tapi,Fefe dan Ferina sama berartinya.
Mobil mclaren telah berada di antara mobil lainnya. Mobil tersebut paling menonjol karena yang paling mewah dari semuanya.
Seorang lelaki tampan berjalan dengan sunglassesnya menambah kesan +++++ tersendiri.
Tampan memang CEO mereka. Sapaan para karyawan hanya diliat lalu berlalu begitu saja.
"Morning,sir. Bagaimana menjadi daddy baru? Menyenangkan?." Tanya Marcel yang dibalas dengan tawaan kecil.
"Menyenangkan,hangat,dan penuh senyuman." Ucap Nico sambil membayangkan betapa lucunya Fefe.
"NICO....". Seorang gadis cantik dengan tubuh seksinya berlari ke arah Nico dan memeluknya tiba tiba. Membuat Marcel dan Nico kaget lalu terperangah.
Hai hai... maafkan jika masih ada kesalahan dan ketidak cetoan. Kalo votenya sampe 15 aku lanjutin.kalo engga sampe mau aku hapus hehe soalnya kadang bingung lanjutinnya gimana hehehe