part four

44.2K 2.3K 16
                                    

"Uncle... uncle...." ucap Nico menggantung.

"Uncle? Kata bibi Minah daddy itu yang biasa dengan mommy ya? Tapi,kenapa daddy Fefe gak pernah bersama mommy?."

"Karena daddy Fefe akan bersama mommy saat fefe tak melihatnya."

"Tapi,mommy selalu bersama Fefe. Dulu Fefe dan mommy selalu bersama uncle. Tapi,fefe gak tau daddy."

Menurut Nico ini bukan waktu yang tepat untuk seorang gadis kecil seumuran fefe memahami masalahnya dengan Ferina dulu.

Kesalahan terindah yang pernah ia buat bersama Ferina.

"Fefe boleh panggil Uncle Nico daddy." Fefe menatap mata Nico yang sangat mirip dengan matanya.

"Serius uncle?." Nico mengangguk mantap.

"Yeaah,makanya mulai sekarang panggil uncle Daddy." Ucap Nico pada gadis kecilnya.

"Daddy,dulu mommy adalah orang yang sangat hebat. Daddy tau,dulu aku pernah jatuh dari salah satu playground dan kakiku terluka dan mengeluarkan banyak darah,aku sangat takut waktu itu. Tapi,mommy selalu bilang jika aku tak perlu takut,mommy akan menjaga dan melindungi aku. Mommy selalu memeluk aku waktu aku sakit. Pada malam harinya waktu mommy menemani aku tidur,mommy menangis aku ikut sedih tapi aku tetap saja pura pura jika aku tidur. Aku masih ingat mommy berkata "co,maaf ya aku gak bisa jaga fefe baik baik." Mommy menangis. Aku baru melihat mommy menangis malam itu. Tapi semenjak itu mommy gak pernah nangis lagi." Fefe bercerita sambil mengingat wajah Ferina.

Wajah mommy yang cantik,lembut,selalu tersenyum. Dan kehangatan mommy-nya tak pernah ia dapatkan dari siapapun.

Nico terdiam. Bibirnya kelu untuk menanggapi cerita Fefe. Tenggorokannya tercekat,hatinya teriris.

"Fefe,kangen banget sama mommy,dad. Fefe kangen dipeluk mommy,fefe kangen mommy buatin fefe waffle,fefe kangen mommy dad." Kini air mata fefe hampir keluar.

"Daddy juga kangen mommy fefe." Nico mengelus puncak rambut Fefe.

Disaat dia bersenang senang dengan banyak wanita jalang diluar sana. Wanita dan putrinya justru malah menderita. Dia merasa bahwa dia adalah orang yang paling bodoh.

+-+-+-+-+-+-+-+

Fefe memakan dengan lahap makanan yang disajikan oleh bibi Minah. Dia benar benar sudah lapar. Waktu tak terasa saat dia dan "daddy baru" nya menonton kartun Disney.

"Besok kita pergi jalan jalan ya,kita beli perlengkapan fefe sekolah." Ucap Nico sambil meminum gelas air putihnya.

"Oke,daddy." Ucap Fefe sambil mengangkat ke udara ibu jarinya.

"Kayaknya cuacanya agak mendung ini. Dari tadi kilat kilat terus." Bibi Minah yang bercerita sambil membereskan piring piring yang sudah kosong dihadapan Nico dan Fefe.

"Iya,bi. Kayaknya mau ujan deres banget." Nico menatap kearah atap kaca yang dia minta kepada bagian apartement.

Fefe terdiam. Dia takut petir dan hujan. Biasanya ketika hujan lebat maka Mommy akan memeluknya.

-+-+-+-+-

Benar,apa yang Fefe takutkan terjadi.
Hujan deras disertai angin kencang dan petir menyambar dengan kerasnya. Dia sangat takut untuk memejamkan mata.

"Mommy,where are you? I miss you so bad. I need you mom." Air mata Fefe jatuh.
Dia sangat takut. Dia memeluk boneka teddy bear ungu yang dibawa oleh uncle uncle suruhan daddynya untuk membawa barangnya.

*dueeeeeerrrr*

"Aaaaaaaa.... Mommy aku takut." Tangisan Fefe semakin kencang.

Dengan keberanian penuh dia berlari ke arah pintu dan berniat lari ke kamar Nico.

Handsome DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang