Sweet Enemy - Grey Morning [...

By SanthyAgatha

871K 30.8K 1.1K

Colorful Of Love Enjoy The Series! Colorful of love adalah seri bertema romantis dengan kisah percintaan empa... More

Sweet Enemy Novel Edition PROLOG Part 1,2
Sweet Enemy Novel Edition Part 3, Part 4
Sweet Enemy Novel Edition Part 7, Part 8
Sweet Enemy Novel Edition Part 9, Part 10
Sweet Enemy Novel Edition Part 11 , Part 12
Sweet Enemy Novel Edition Part 13 & EPILOG

Sweet Enemy Novel Edition Part 5, Part 6

81.6K 4K 93
By SanthyAgatha

by Santhy Agatha

twitter : @santhy_Agustina

email : demondevile@gmail.com

blog : www.anakcantikspot.blogspot.com

Fanpage Facebook : santhy agatha

5

 “Tak kusangka seorang Davin Jonathan bisa sakit juga.” Jason tersenyum sambil melipat lengannya, dia menatap Davin dan tersenyum lucu, “Kupikir kau bukan manusia. Ternyata kau manusia biasa.”

“Kau datang kesini hanya untuk mengejekku?” Davin menatap tajam, terbatuk-batuk sebentar.

Jason terkekeh dan mengangsurkan segelas air kepada Davin untuk meredakan batuknya, “Wah, aku datang untuk menjagamu, kebetulan tadi siang aku mampir dan begitu masuk, Keyna datang dengan cemas mengatakan kalau kau sakit.”

“Keyna mencemaskanku?” Davin bergumam, membayangkan Keyna. Tatapan lembut Davin itu tidak lepas dari pengamatan Jason yang tajam.

“Yah siapapun juga akan cemas kalau mendengar suara batukmu yang keras dan kering itu.”

“Aku tertular salah satu staffku mungkin.” Davin mengerang, “Sial, mungkin aku lelah dan daya tahanku turun.”

“Yang penting kau minum obatmu. Sakitmu akan sembuh kalau kau banyak istirahat.”

♠♠♠

“Aku memasak sup.” Keyna mengintip di pintu, sambil membawa nampan.

Davin melirik Keyna dan mendengus. “Aku tidak mau sup-mu, rasanya pasti tidak enak.”

Keyna berdiri mematung sambil membawa nampan dengan bingung. Lelaki ini memang sangat ketus, tetapi ketika dia sakit, sikap ketusnya berubah menjadi menjengkelkan, Keyna menghela napas panjang, dia harus sabar menghadapi Davin, lelaki ini sedang sakit.

Keyna memasak sup jagung, sosis dan ayam. Kuah kaldunya menguarkan aroma harus ke seluruh penjuru ruangan, membuat Davin merasakan perutnya keroncongan, tetapi dia memalingkan mukanya, berpura-pura bersikap dingin.

Jason yang melihat pemandangan itu tersenyum geli, dia berdiri dari kursinya dan menghampiri Keyna, mengambil nampan itu darinya.

“Tidak apa-apa Keyna, aroma supmu sangat harum, aku jadi lapar.”

Keyna menatap Jason dengan menyesal, “Eh… Tapi aku hanya membuat satu mangkuk.” Dia membuat sup itu khusus untuk Davin. Dia tidak berpikiran kalau Jason juga ingin karena di ruang makan, koki telah menyiapkan makan malam untuk Jason. Oh astaga dia sungguh tidak sopan kepada Jason…

Jason terkekeh melihat penyesalan di mata Keyna, dia meletakkan nampan itu di meja, “Tidak apa-apa. Toh Davin  tidak menginginkannya, jadi aku pasti boleh mencicipinya. Benar kan Davin?” Jason melirik ke arah Davin yang tetap diam.

Dengan gaya ala pencicip makanan, Jason menghirup aroma sup itu, “Hmm harum sekali, rasanya pasti seenak aromanya,” diraihnya sendok hendak mencicipi.

“Jangan!” Davin berseru tiba-tiba, membuat gerakan Jason terhenti.

“Ada apa Davin?” Jason terlihat geli, Keyna bisa melihat itu di matanya.

“Aku harus minum obat, jadi kupikir aku akan memakan sup itu.”

Kali ini Jason benar-benar tampak menahan tawa, “Kau mau disuapi siapa? Aku atau Keyna?”

Davin memandang Jason dan Keyna berganti-ganti dengan muram, lalu mendengus, “Tidak, aku bisa makan sendiri.”

Keyna berusaha menyembunyikan senyum gelinya ketika bertanya, “Apakah kau ingin dibuatkan susu vanila hangat Davin? Itu akan membuat badanmu lebih enak. Aku bisa mencampurkan remahan oreo di dalamnya seperti dulu.”

“Susu dengan remahan oreo?” Jason menyela, tampak tertarik, “Bagaimana bisa?”

“Rasanya enak, aku sering minum setiap pagi di cafe langgananku, milkshake oreo... Kemudian aku mencobanya di rumah dengan susu hangat dan vanila, ternyata enak.” jawab Keyna bersemangat.

Jason tersenyum lembut melihat betapa bersemangatnya Keyna ketika menceritakan minuman favoritnya, “Mungkin kapan-kapan aku harus mencobanya, di mana cafe itu?”

“Namanya Garden Cafe, aku bisa mengantarmu kalau…”

Davin yang dari tadi hanya diam, menatap bergantian antara Keyna dan Jason yang bercakap-cakap dan seolah melupakan kehadirannya di ruangan ini akhirnya memutuskan untuk menyela.

“Kurasa aku mau susu vanila dan oreo itu Keyna.”

“Aku juga mau satu.” Jason bergumam cepat, tidak mempedulikan Davin yang langsung melemparinya dengan tatapan tajam.

“Aku akan membuatkannya.” jawab Keyna senang. Kalau begitu aku keluar dulu, nanti akan kubawa minumannya ke sini kalau sudah jadi.” Keyna tersenyum dan mundur ke pintu.

“Terima kasih Keyna.” gumam Jason pelan. Ketika Keyna melirik Jason, lelaki itu mengedipkan matanya dan tersenyum. Membuat Keyna membalas senyumannya dengan senyuman lebar.

♠♠♠

Malam itu hujan turun dengan begitu derasnya. Dan petir menyambar-nyambar. Sambaran petir diikuti suara gemuruh membuat jendela kaca bergetar dengan begitu kerasnya.

Davin terbangun mendengar suara berisik itu, dan langsung teringat kepada Keyna, dia ingat betapa takutnya Keyna terhadap petir, betapa tubuhnya gemetaran seakan menanggung rasa sakit yang amat sangat.

Dengan panik, Davin mencoba bangun, tetapi kepalanya pening, membuatnya jatuh lagi ke atas ranjang. Dipanggilnya Jason yang tampaknya tertidur di sofa dengan suara keras, Jason mengenakan earphone di telinganya untuk mendengarkan musik, sehingga suara keras itu tidak langsung membuatnya bangun.

“Jason! Jason Bangun!” Davin akhirnya berteriak dengan lebih keras, lengannya menggapai dan berhasil menyentuh Jason, mengguncangnya keras.

Jason menggeliat, setengah terjaga mendengar panggilan Davin, dia melepaskan earphone-nya dan mengerutkan kening bingung, tetapi kemudian langsung terjaga ketika petir menyambar lagi, menimbulkan suara yang luar biasa kerasnya.

Lelaki itu langsung tegak berdiri.

“Jason! Keyna! Keyna takut akan suara petir…”

“Aku tahu.” Jason setengah melompat dan berlari keluar dari kamar Davin.

♠♠♠

Petir datang lagi menyambar-nyambar, menimbulkan bayangan cahaya yang menakutkan di kamar. Keyna bersembunyi di pojok, bersandar di kaki ranjang, kakinya dilipat di atas karpet dan tangannya menutupi kedua telinganya. Seluruh tubuhnya gemetar ketakutan. Keringat dingin membasahi tubuhnya, membuatnya ingin pingsan.

Lalu suara petir menyambar lagi. Dan lagi. Dan lagi

Keyna memekik ketakutan setiap petir itu berbunyi. Dia mulai menangis. Oh ya ampun. Apa yang harus dia lakukan? Petir ini sepertinya tidak akan berhenti menyambar dalam waktu yang lama, karena hujan masih turun dengan derasnya. Kaki Keyna terlalu lemah untuk berdiri, dan dia tidak bisa mengharapkan Davin datang kepadanya, memeluknya seperti malam itu. Petir menyambar lagi. membuat Keyna menjerit kencang.

Pada saat itulah pintu terhempas dengan kasar, Jason berdiri di sana, terengah-engah karena setengah berlari. Dan mereka berdua bertatapan.

♠♠♠

Kaki Keyna terlalu lemas untuk berdiri menghampiri Jason, dia tetap menutup kedua telinganya ketika petir itu menyambar lagi dan lagi, menimbulkan suara keras yang memekakkan telinganya.

Jason melangkah pelan, dan berjongkok lembut di sebelah Keyna.

“Hei… Jangan takut, ada aku di sini.”

Seluruh tubuh Keyna gemetaran dan berkeringat dingin, Keyna menangis dan Jason mengusap air matanya dengan lembut. Ketika petir menyambar lagi, Keyna memekik dan menenggelamkan wajahnya di dada Jason. Lelaki itu langsung memeluknya erat, mengusap punggungnya, mencoba menenangkannya.

Jason mengecup puncak kepala Keyna lembut, lalu melepas earphone yang masih tergantung di lehernya. Dipakaikannya earphone itu ke kedua telinga Keyna.

Suara musik yang familiar mengalun di telinganya. Nadanya… Ini nada yang dinyanyikan anak kecil itu di mimpinya… Ini… Ini adalah rekaman permainan biola Jason. Keyna merasakan aroma yang familiar itu melingkupinya. Dia mendongak dan menatap Jason dengan bingung.

Jason tersenyum kepada Keyna. Lalu memeluk Keyna erat-erat.

“Sekarang petir tidak akan menakutimu lagi,” dipeluknya Keyna dan dibuainya dalam pelukannya sampai Keyna tertidur lelap

♠♠♠

Ketika bangun keesokan harinya, Keyna sendirian. Dia tertidur di karpet, tetapi selimut menyelubungi tubuhnya dan membuatnya hangat.Di telinganya masih mengalun earphone yang mengalunkan lagu itu dari pemutar musik warna hitam yang tergeletak di lantai. Keyna tercenung. Lagu ini. Dia tidak mungkin salah, ini adalah lagu yang selalu muncul di dalam mimpi-mimpinya.

Apakah Jason anak lelaki kecil di mimpinya itu?

Tetapi kenapa? Bagaimana bisa?

Seorang anak adalah kumpulan butiran kasih sayang, dia hanya bisa membenci ketika dia tidak punya pilihan lain.

 

6

Keyna menatap earphone di tangannya dengan ragu. Diputarnya ipod mini itu, pemutar musiknya masih memainkan lagu yang sama, permainan biola yang pastinya dimainkan oleh Jason, ini adalah lagu yang dinyanyikan anak kecil itu dalam mimpi-mimpi yang sering sekali muncul akhir-akhir ini. Apakah ini ada hubungannya ataukah hanya kebetulan semata?

Keyna beranjak dari lantai dan melangkah duduk ke atas ranjang, dilipatnya selimutnya dan diletakkannya di dekatnya.

Semalam sangat mirip dengan mimpinya… Petir yang sama… Pelukan yang sama… Tetapi bagaimanapun Keyna mencoba, dia tidak bisa mengingat siapa anak laki-laki itu dan kenapa dia memimpikan kejadian itu.

Keyna melangkah ke kamar mandi, dan mandi. Dia melirik ke arah jam dinding. Ini waktunya Davin sarapan, dia harus ke dapur mengambil makanan untuk Davin…dan semoga dia bisa berbicara dengan Jason, menanyakan kebingungannya, semoga Jason punya jawaban untuknya…

♠♠♠

Keyna membawa nampan berisi mangkuk sup  daging dan telur serta kentang panggang. Lalu mengetuk pintu kamar Davin sambil berusaha menyeimbangkan mangkuk itu di tangannya.

Davin sendiri yang membukakan pintu kamarnya, lelaki itu tampak pucat, tetapi kondisinya sudah membaik. Davin mengangkat alisnya melihat Keyna, lalu meraih nampan makanan itu dari tangan Keyna.

 “Biarkan aku saja yang membawanya.” lelaki itu masih memakai piyama, dia melangkah masuk ke kamarnya dan meletakkan nampan itu di meja.

Keyna mengikuti masuk, lalu berdiri canggung di tengah ruangan kamar. Tidak ada orang lain di kamar itu, hanya ada Davin.

“Kemana Jason?”

“Sudah pulang.” Davin duduk di kursi, “Duduklah Keyna, kau sudah makan?”

“Aku sudah makan di bawah sana.” Keyna berusaha mengatasi kekecewaannya karena Jason sudah pulang, padahal tadi dia sangat berharap bisa mendapatkan keterangan dari Jason. Sekarang dia bahkan tidak bisa menghubungi Jason karena dia tidak punya nomor kontaknya. Yang bisa dia lakukan adalah menunggu Jason menemuinya.

“Bagaimana kondisimu?” Keyna bertanya kepada Davin yang mulai mencicipi supnya.

“Lapar.” Davin mengernyit sambil menatap supnya, “Tetapi tidak bisa menikmati makanan, aku tidak bisa mencium aroma apapun.”

Keyna tertawa, lalu duduk di kursi di depan Davin.

“Tetapi kondisimu sudah jauh lebih baik. Kau sudah bisa berdiri, kemarin jangankan berdiri, bangun dari ranjang saja sepertinya kau kesakitan.”

Davin tersenyum, “Yah… Aku harus mengucapkan terima kasih kepadamu Keyna.”

“Sama-sama.”

Davin agak tercekat, “Maafkan aku, sikapku buruk kalau sedang sakit.”

“Kalau sedang sakit?” Keyna mengangkat alisnya menahan geli, membuat Davin menatapnya dengan kesal.

“Oke sifatku memang buruk, sepanjang waktu. Mau apa lagi? Begitulah aku.”

“Aku tidak protes kok,” Keyna tersenyum.

 “Benarkah?” Davin membalas senyum Keyna ketika perempuan itu mengangguk, “Keyna, malam kemarin ada petir. Aku tahu kau ketakutan. Aku ingin menolong tetapi tidak bisa bangun dari tempat tidur. Aku meminta bantuan Jason, apakah Jason menolongmu?”

“Ya.” Keyna tersenyum. “Dia memasangkan ini ditelingaku.” Keyna menunjukkan earphone dan pemutar musik itu kepada Davin, semula dia ingin mengembalikannya kepada Jason, tetapi karena Jason tidak ada, dia memutuskan untuk menyimpannya dulu sampai nanti dia bisa bertemu Jason lagi.

“Jason tidak kembali ke kamar sampai lama.” pandangan Davin berubah menyelidik, “Apakah dia memelukmu dan tidur di kamarmu?”

Pipi Keyna memerah menerima tatapan menyelidik Davin, “Dia memelukku.” Keyna mengangkat bahunya, “Lalu aku tidak ingat apa-apa lagi, musik di sini memenuhi telingaku, aku tidak mendengar apa-apa lagi, bahkan suara petir sekalipun, dan sepertinya aku langsung jatuh tertidur.”

Davin menarik napas panjang. Menahan dorongan cemburu membayangkan adegan Jason yang memeluk Keyna.

“Kenapa kau begitu takut petir Keyna?”

“Aku tidak tahu.” Keyna tersenyum malu. “Begitu mendengar pertir seakan semua mimpi burukku berkumpul jadi satu, aku mulai gemetaran dan tubuhku kaku tidak bisa bergerak lagi.”

“Mungkin ada trauma di masa kecilmu?”

“Aku tidak ingat.” Keyna mendesah frustrasi, “Seandainya saja aku bisa mengingatnya, mungkin bisa membantuku menyembuhkan ketakutanku.”

♠♠♠

Keyna takut petir. Jason membatin sambil mengelus biolanya dalam kegelapan kamarnya. Sepertinya kenangan malam itu telah membawa trauma buruk bagi Keyna, malam perpisahan itu.

Mereka ada di rumah. Ibunya sedang berteriak-teriak kepada ayah mereka yang telah menghancurkan semua rencana masa depan mereka. Ayahnya telah kehilangan kesempatan menjadi orang terkenal dengan menyelamatkan anak orang kaya dari penculikan. Saraf utama di tangan ayahnya luka permanen, sehingga dia tidak bisa bermain biola lagi.

Jason yang waktu itu masih kecil, mendengarkan percakapan kedua orangtuanya yang penuh pertengkaran dan maki-makian kasar… Well, sebenarnya yang mendominasi makian kasar adalah ibunya. Ibunya menghina ayahnya, mengatakan tidak mau hidup miskin selamanya bersama ayahnya, dia sudah muak dan lelah, dibebani oleh dua orang anak, dan hidup serba pas-pasan. Kesempatan karier ayahnya di luar negeri terlanjur membuatnya senang membayangkan bahwa mereka akan kaya. Tetapi ternyata kesempatan itu hancur begitu saja.

“Aku akan meninggalkanmu. Aku lelah hidup miskin bersamamu!” begitulah teriakan ibunya waktu itu. Kemudian hujan turun dengan derasnya, diiringi suara guntur yang menakutkan. Jason teringat akan adiknya yang tertidur di kamar. Ditinggalkannya kedua orang tuanya yang masih sibuk berperang mulut, masuk ke kamar mencari adiknya.

Saat itulah dia melihat adiknya sedang duduk gemetaran di lantai, menutup kedua telinganya dan menangis. Suara guntur dan petir telah bercampur dengan jeritan pertengkaran kedua orang tua mereka, membuatnya berpadu menjadi melodi yang mengerikan. Adiknya ketakutan…

Jason langsung memeluknya, membisikkan kata-kata menghibur dan membujuknya agar tidak menangis lagi. Jason sangat mencintai adiknya. Hanya Keyna satu-satunya harta yang dimilikinya. Tetapi bujukannya tidak berhasil, Keyna tetap menangis. Dan kemudian Jason menyanyikan lagu itu, sebuah lagu kanak-kanak yang diajarkan oleh pengasuh mereka. Dan selalu Jason nyanyikan untuk Keyna sebelum Keyna tidur. Keyna selalu mengantuk kalau Jason menyanyikan lagu itu.

Dan rupanya lagu itu berhasil, Keyna mulai mengantuk di dalam pelukannya. Tetapi kemudian pintu itu terbuka dan seluruh mimpi buruk itu terjadi. Ibunya masuk dan merenggut tangan Jason, hendak membawanya pergi.

Keyna terbangun dan menangis lagi. Dia memegang tangan Jason erat-erat, berteriak-teriak memanggil-manggil kakaknya, memohon supaya tidak dipisahkan. Tetapi sayang ibu dengan kasar merenggut pegangan Keyna dan menghempaskan adik kecilnya itu ke lantai, dengan kasar mengatakan bahwa Keyna harus ikut ayahnya, dan Jason ikut dia. Ibunya lalu setengah menyeret Jason pergi, tidak mempedulikan permohonan Jason yang menangis tidak mau pergi. Tidak mempedulikan teriakan-teriakan Keyna kecil di lantai yang mernegek-rengek ingin bersama kakaknya. Mereka dipisahkan dengan begitu kejam, di bawah hujan dan suara petir yang menggelegar.

Tidak heran kalau Keyna takut dengan suara petir. Jason mengernyitkan dahi dengan suara pedih. Hujan yang berpadu dengan petir, penuh dengan kenangan buruk bagi mereka berdua.

Sejak perpisahan itu, Jason tidak pernah mendengar kabar tentang Keyna dan ayahnya. Mereka telah pindah ke luar kota. Sementara itu, ibunya ternyata memilih membawa Jason bukan untuk merawatnya. Jason punya bakat biola sejak kecil, dan sang ibu melihatnya sebagai aset berharga. Ibunya melakukan tindakan keji. Menjualnya kepada keluarga kaya, yang mengetahui bakat bermain biola Jason, dan bersedia memberikan uang pengganti kepada ibunya karena mereka tidak bisa mempunyai anak kandung sendiri. Ibunya menerima uang dalam jumlah yang banyak. Lalu pergi entah kemana, yang pasti sang ibu tidak pernah muncul lagi.

Keluarga angkat Jason memperlakukannya dengan baik. Mereka berasal dari kalangan pemusik handal, dan mereka sangat menyayangi Jason. Apalagi mereka tidak punya anak kandung sendiri. Tetapi Jason tidak pernah memaafkan tindakan ibunya yang begitu keji, memisahkannya dari adik dan ayahnya, untuk kemudian menjualnya hanya demi kekayaan dan segepok uang.

Kebenciannya kepada ibunyalah yang menyebabkan dia begitu benci kepada perempuan. Dia selalu mempermainkan perempuan, terutama yang silau akan hartanya. Kemudian menghancurkannya begitu saja. Dia akan sangat puas ketika para perempuan itu menangis di kakinya, memintanya untuk tidak meninggalkan mereka.

Pertama kali dia melihat Keyna dia tahu. Tetapi dia ragu. Namanya sama. Tetapi mereka sudah lama sekali tidak bertemu. Jason bahkan hanya bisa mengingat samar-samar wajah adiknya karena waktu itu dia sendiri masih kecil. Tetapi kemudian Davin menceritakan hutang budinya kepada Ayah Keyna, kepada ayahnya. Membuat Jason mengetahui semuanya.

Keyna adalah adik kandungnya. Dan Davin adalah anak itu, anak lelaki kaya yang diselamatkan oleh ayahnya, yang bertanggung jawab terhadap hancurnya keluarga mereka.

♠♠♠

“Aku senang akhirnya kau masuk, aku merindukanmu.” Sefrina tersenyum girang ketika melihat Keyna datang.

Keyna tersenyum, “Davin sudah baikan, jadi aku bisa kuliah lagi.”

“Syukurlah.” Sefrina menatap Keyna, “Kau pasti kerepotan merawatnya sendirian.”

“Tidak juga.” Keyna tertawa. “Banyak pelayan yang membantuku, dan ada Jason juga.”

“Jason datang?” Sefrina menatap Keyna penuh arti, “Tampaknya dia sedang berusaha mendekatimu Keyna, kau harus berhati-hati. Jangan-jangan dia sedang mengincarmu sebagai korban berikutnya.”

“Tidak mungkin, aku bukan selera Jason.” Keyna tertawa lagi, “Setahuku deretan mantan kekasih Jason semuanya cantik-cantik.”

“Kau juga cantik Keyna, hanya saja kau tidak menyadarinya.” Sefrina tersenyum lembut, “Menurutmu apakah Jason akan menjemputmu lagi sore ini? Dia bilang dia akan terus menjemputmu sampai kau mau menggunakan jasa sopir pribadi bukan?”

“Aku rasa Jason tidak perlu repot-repot.” Keyna menghela napas, “Aku sudah bilang kepada Davin, seperti usulanmu waktu itu, aku menggunakan jasa supir pribadi.”

Sefrina tertegun, lalu mengangguk-anggukkan kepala setuju, ditepuknya pundak Keyna sambil memuji, “Keputusan bagus. Setidaknya keamananmu terjamin Keyna.”

“Yah, meskipun aku ragu apakah ada orang yang mau menculikku.”

Sefrina tertawa, “Kau akan terkejut Keyna, mungkin banyak orang yang ingin menculikmu, kau adalah orang yang paling dekat dengan keluarga Jonathan.”

“Tetapi aku bukan bagian dari mereka.”

“Tetapi orang-orang jahat itu mungkin berpikir kalau mereka menahanmu, keluarga Jonathan akan menolongku.” Sefrina mengangguk-anggukkan kepalanya, “Dan menurutku, kalau ada yang menculikmu Davin-lah yang pertama kali akan berusaha menyelamatkanmu. Dia tampaknya sangat menyayangimu, kau beruntung Keyna.”

Pipi Keyna memerah mendengar kata-kata Sefrina, “Jangan mengarang. Davin tidak mungkin menyayangiku. Dia hanya merasa bersalah karena telah memperlakukanku buruk dulu.”

Sefrina tertawa, “Tetapi pipimu memerah,” gumamnya menggoda. “Tidak… Pipiku tidak merah.” Keyna membantah, “Ayo masuk, kita sudah terlambat ke kelas.” Merekapun berjalan melalui lorong menuju kelas perkuliahan.

♠♠♠

Sepertinya rencananya harus dimodifikasi. Dia mengamati sore itu. Ketika Keyna sepulang kuliah keluar dari gerbang dan memasuki mobil pribadi yang menjemputnya. Keyna memutuskan memakai mobil dan supir pribadi untuk menjemputnya, itu berarti dia tidak akan bisa melakukan usaha penculikannya dari tempat kuliah Keyna. Dia harus bisa memancing Keyna supaya bisa berada di tempat yang rentan, dan dia bisa dengan leluasa menculik gadis itu…

Continue Reading

You'll Also Like

27K 4.2K 35
Memiliki dua pekerjaan membuat Giyanti Paramita seolah memiliki dua kepribadian. Sebagai Giyanti, seorang artis yang banyak mengundang decak kagum se...
823K 38.7K 66
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...
4.6M 58.1K 40
Cerita Dewasa! Warning 21+ Boy punya misi, setelah bertemu kembali dengan Baby ia berniat untuk membuat wanita itu bertekuk lutut padanya lalu setela...
2.2M 241K 44
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...