I Love You

By yunxjae

129K 8.5K 570

Di hari itu kau mengatakannya... Kau mengungkapkannya... Isi hatimu selama ini. Akhirnya kau mengakuinya. Jik... More

CHAPTER : 1
CHAPTER : 2
CHAPTER : 4
CHAPTER : 5
CHAPTER : 6
CHAPTER : 7
CHAPTER : 8 [END]

CHAPTER : 3

15K 1K 65
By yunxjae

Read This First!

Maaf karena adegan YunJaenya cuma secuil. Saat ini saya lagi ada dalam keadaan mood yang sangat baik, jadi inspirasinya mengalir haha. Di part ini saya cuma ingin balas dendam sedikit kepada Yunho karena "I Order You" -3-.

Dan selamat menikmati.

_ I Love You Chapter 3_

Yunho tidak mengerti mengapa ia merasa sangat gelisah saat mendapatkan pesan itu dari Jaejoong. Bukankah ia seharusnya senang dengan hal ini? Mengapa ia merasa jika ada bagian dari hatinya yang tidak rela melihat Jaejoong mengatakan hal itu?

Damn!

Hingga akhirnya perasaan gelisahnya itu membuatnya berdiri di depan rumah mewah milik Jaejoong. Belum ada keberanian darinya untuk masuk ke dalamnya. Ia masih berdiam diri di dalam mobilnya, memikirkan bagaimana ia harus menghadapi Jaejoong. Apa yang harus ia katakan? Bagaimana jika Jaejoong bertanya akan kedatangannya? Dan apa yang akan menjadi pertanyaan Jaejoong nanti? Jung Yunho harus menyiapkan semua jawaban-jawaban dari berpuluh-puluh pertanyaan yang ia ciptakan sendiri.

Lagi-lagi ia mengumpat kecil sebelum membuka pintu mobil Audi R8-nya, setidaknya ia masih harus memastikan apakah Jaejoong benar-benar membatalkan pertunagan mereka. Pernyataan yang Jaejoong katanya sudah cukup -sangat- jelas. Tapi entah mengapa ia sama sekali tidak merasa puas dengan pernyataan yang sudah ia nanti-nanti-yang ia harapkan-.

Tanpa keraguan Yunho menekan bel itu dan mendapat sambutan dari seorang pelayan yang pernah ia lihat beberapa kali ketika berkunjung kemari. "Yunho-ssi, apakah ada yang bisa saya bantu?" tanya wanita bermarga Jang itu sopan.

"Aku ingin menemui Jaejoong." balas Yunho tidak sabaran. Wanita itu sedikit terlihat terkejut dan segera menganggukkan kepalanya. "Masuklah, aku akan memanggilkan Hye Rim-ssi." Lanjutnya yang hanya mendapatkan anggukan dari Yunho.

Tunggu, Ia ingin menemui Jaejoong. Bukan Ibu Jaejoong, bathinnya menggerutu.

"Yunho?" mendengar nada panggilan lembut itu Yunho mengangkat kepalanya. Ia mengerutkan keningnya saat melihat penampilan wanita yang biasanya terlihat anggun itu sedikit berantakan. Matanya terlihat memerah dengan bibir dan wajah yang sedikit pucat. "Omoni, apakah kau sakit?" tanya Yunho cemas dan merangkul wanita cantik itu, membawanya duduk di sofa empuk berwarna coklat tua.

Kim Hye Rim menggelengkan kepalanya dan memberikan sebuah senyuman yang terlihat dipaksakan. "Apakah kau kemari untuk menemui Jaejoong?" tanyanya dengan nada yang berubah. Yunho menganggukkan kepalanya.

"Maaf."

Yunho semakin tidak mengerti saat wanita cantik itu tiba-tiba terisak pelan. "Jaejoong hanya meninggalkan surat untuk membatalkan pertunangan kalian."

Otak Yunho berpikir begitu lambat untuk mencerna perkataan Kim Hye Rim, Ibu Jaejoong. "Huh?"

"Aku tidak tahu jika selama ini Jaejoong merasa tertekan dengan semua pilihan kami."

What? Yunho semakin tidak mengerti dengan arah pembicaraan ini. "Di mana Jaejoong, omoni?" tanya Yunho langsung pada intinya dan ia hanya mendapatkan gelengan dari wanita cantik itu.

"Dia pergi, kami tidak berhasil menemukannya."

Yunho membulatkan matanya saat merasaan detak jantungnya terasa menusuknya. Jaejoong pergi?

"A-apa?" tanya Yunho terbata. "Dia pergi, apa kau puas?" Yunho menolehkan kepalanya dan melihat Kim Junsu -dengan penampilan yang tidak jauh berbeda dengan ibunya yang berantakan- menatapnya dengan tatapan membubuh.

"Kau berhasil membuat kakakku bukan hanya meninggalkanmu, tapi kami!" pekik Junsu meluapkan semua emosinya. Ia sunguh-sungguh membenci lelaki yang ada di hadapannya ini. Lelaki yang mengambil hati kakaknya sampai membuat lelaki cantik bernama Kim Jaejoong itu buta akan cintanya terhadap Yunho.

Yunho masih memasang wajah bingung dengan semua ini. Jaejoong pergi? Dia menghilang? Pikirnya kacau.

Mengapa?

"Maafkan aku hm. Aku harap kau akan mendapatkan tunangan yang sempurna Yunho. Aku benar-benar mengharapkan jika kau menjadi menantuku suatu hari nanti." Lirih wanita cantik itu menatap Yunho lembut.

Junsu yang melihat itu ingin sekali berteriak jika lelaki inilah yang menyebabkan kakaknya menghilang. Tapi ia mengurungkan niatnya, ia tidak ingin ibunya mendapatkan beban pikiran lain selain menghilangnya Jaejoong yang hanya meninggalkan sepucuk surat.

"Aku tidak mengerti." Celetuk Yunho dengan tatapan dan ekspresi datar.

Maaf. Aku hanya meninggalkan surat ini.

Aku tidak bisa melanjutkan pertunanganku dengan Yunho. Aku tahu jika aku akan mengecewakan kalian. Tapi, aku tidak ingin Yunho menderita karenaku. Dia tidak akan bahagia bersamaku.

Jadi kumohon, aku ingin membatalkan pertunangan kami.

Dan aku pergi...

Kepergianku sama sekali tidak ada hubungannya dengan kalian atau pun Yunho.

Aku akan kembali.

Aku pasti kembali. Aku hanya perlu waktu untuk menenangkan diriku. Aku akan baik-baik saja. Aku bisa menjaga diriku.

Aku akan menghubungi kalian di waktu yang tepat. Karena itu, berikan aku waktu untuk sendiri saat ini. Aku menyayangi kalian.

_Kim Jae Joong_

Yunho menatap nanar sambil memegangi surat tulisan tangan dari Jaejoong.

Ini semua salahnya. Tanpa ia sadari ia memaksa Jaejoong yang tidak mempunyai kesalahan apapun untuk pergi. Tidak. Kesalahan Jaejoong hanya satu, ia jatuh cinta dengan orang brengsek macam dirinya.

Ia menyesali itu sekarang. "Omoni, aku... aku minta maaf. Aku benar-benar minta maaf. " Lirih Yunho pelan seraya meremas kertas putih lusuh saat merasakan rasa nyeri dan sesak di dadanya.

~~)*(~~

_Lima tahun kemudian...

Yunho menghela nafasnya keras seraya melempar berkas-berkas membosankan ke depan mejanya. Ia menyenderkan tubuhnya pada kursi empuk saat merasakan tubuhnya terasa remuk setelah duduk seharian memeriksa dokumen-dokumen yang cukup penting.

Ia menengadahkan kepalanya dan menatap langit-langit di dalam ruangannya. Lima tahun berlalu semenjak kepergian Jaejoong. Lima tahun terakhir ia merasa hidupnya sangat kacau. Dan semua adalah kesalahan dari Kim Jaejoong. Tidak ada kabar sedikit pun mengenai keberadaan lelaki cantik-mantan tunangannya-itu. Hampir setiap minggu ia menyempatkan diri untuk mampir ke rumah Jaejoong, sekedar untuk mencari informasi mengenai lelaki cantin itu dan ia harus menerima kenyataan yang tidak menyenangkan, kedatangannya ke rumah lelaki cantik itu sama sekali tidak membuahkan hasil.

Yunho memejamkan matanya. Sekarang ia sudah bisa dengan sangat jelas menyadari mengapa Jaejoong memberikan efek yang sangat besar di kehidupannya. Ia sudah tahu mengenai perasaan aneh yang menyerangnya saat Jaejoong menciumnya dulu.

Ia mulai menyukai lelaki cantik itu. Hingga perasaannya berubah perlahan menjadi cinta sampai sekarang. Yunho masih mengingat dengan jelas ciuman lembut yang Jaejoong berikan sebelum dia mengilang. Ia masih bisa merasakannya. Kenyalnya bibir cherry Jaejoong, aroma vanillanya yang cukup unik, dan debaran jantung Jaejoong yang seakan menembus dadanya yang akhirnya menularkannya.

Semuanya masih terekam sangat jelas. Berulang kali ia mencoba untuk menguji perasaannya. Berpacaran dengan wanita dan juga beberapa lelaki cantik. Tapi, tidak ada satupun dari mereka yang membuat hatinya bergetar. Bahkan dengan Ahra, gadis yang kini sudah resmi menjadi mantan kekasih Yunho tepat setelah satu minggu hilangnya Jaejoong, lima tahun silam.

Ia mulai mendecak sebal, frustasi dengan pencariannya akan Jaejoong selama lima tahun ini. Lelaki cantik itu seperti hilang di telan bumi. Mungkinkah dia berada di planet lain?

"Jung Yunho-ssi, Junsu-ssi sudah menunggu anda di rang rapat." Yunho menghela nafas malas saat sekretarisnya, Song Ji Min sudah berada di ruangannya-tanpa ia sadari kedatangannya-memberitahukan jika lelaki paling menyebalkan di dunia itu datang menggantikan ayahnya di rapat kali ini.

Ia sangat malas berurusan dengan Kim Junsu, adik bungsu Jaejoong. Ya, hingga saat ini lelaki yang memiliki suara unik seperti lumba-lumba itu masih sangat membenciny­a.

___ ^*^___

"Kau terlambat. Apa kau pikir waktuku hanya untuk datang meladeni perusahaanmu?" perkataan tajam itu menjadi kalimat sambutan pertama yang di dengar Yunho saat memasuki ruangan rapat. Membuat orang-orang yang hadir mulai berbisik-bisik. Mereka tidak heran, hal seperti ini sudah biasa terjadi saat Yunho dan Junsu bertemu.

"Maaf." Balas Yunho pelan.

Junsu mendecak sambil melirik sekilas ke arah Yunho dengan ekor matanya. Lelaki itu terlihat semakin kacau setiap kali mereka bertemu. Rambutnya di cat dark brown dan dipotong sedikit pendek itu terlihat sedikit berantakan. Dan ia terlihat sedikit kurus dari terakhir Junsu melihatnya di rumah beberapa minggu lalu.

"Apa Yoochun sudah menguhungimu?" kata Yunho berbasa-basi. Ia tidak menyukai suasana tegang yang terjadi setiap mereka bertemu. "Huh? Untuk apa dia menghubungiku?" tanya Junsu dengan nada yang sedikit memekik terkejut.

Yunho sedikit menyunggingkan senyumannya. "Apa kau tidak tahu jika dia tertarik denganmu?"

Junsu bisa melihat sekarang Yunho menatapnya dengan tajam dan mengejek. Menyebalkan.

"Kurasa aku datang kemari bukan untuk membicarakan masalah pribadi, Direktur Jung Yunho." sinis Junsu mengalihkan pembicaraan. Yunho hanya mengindikkan bahunya. Walau Junsu membencinya, Ia sangat senang menggoda mantan calon adik iparnya itu.

"Well, just saying."

Junsu menggelengkan kepalanya dan mulai menyerahkan beberapa berkas project yang akan bekerja sama dengan perusahan milik keluarga Yunho. "Kau hanya perlu memeriksa kontrak ini. Katakan jika ada penambahan atau pengurangan pada sekretarisku. Aku akan mepertimbangkannya." Kata Junsu.

Yunho mengangguk-anggukkan kepalanya sambil membaca dengan teliti kertas yang cukup tebal ditangannya. "Bisakah kita mengganti nama taman hiburan ini nanti?" tanya Yunho.

Junsu mengerutkan keningnnya. "Bukankah kau dan ayahku setuju dengan nama itu?"

Yunho menggelengkan kepalanya. " Saat itu aku sedang tidak berkonsentrasi dan nama Dolpin Park itu terdengar sangat err aneh." Junsu menatap Yunho tajam. "Aku tidak yakin jika Aboji yang memilih nama ini." lanjutnya sambil melirik Junsu yang nampak kesal. Ia tahu jika nama taman hiburan yang akan mereka bangun nanti adalah pilihan Junsu.

Well, terlihat sangat jelas jika lelaki tampan itu sangat senang menggoda Junsu bukan?

"Tidak! Kau sudah menyetuinya!" balas Junsu tidak mau kalah.

Rapat pun berjalan dengan sedikit kacau Junsu dan Yunho untuk memilih nama taman hiburan itu yang masih dalam proses pengerjaan itu. Yunho tidak tahu jika godaannya terhadap Junsu kali ini akan membuat perdebatan yang cukup hebat, cukup untuk menguras tenaganya.

"Baiklah! BigEast Park. Aku tidak peduli jika kau setuju atau tidak." kata Yunho akhirnya. Kepalanya sudah berdengung mendengar teriakan-teriakan melengking dari Junsu.

Lelaki bersuara nyaring itu masih menatap Yunho dengan tatapan kesalnya. "Terserah," balasnya menyerah.

Ia sudah lelah berdebat dengan Yunho yang membuat beberapa orang yang ada di ruangan tersebut menelan ludah mereka, antara takut, canggung dan menahan tawa. Perdebatan antara Yunho dan Junsu memang terlihat kekanakan, seperti dua anak lelaki yang sedang berebut mainan.

"Rapat aku tutup." Kata Yunho akhirnya sambil melonggarkan dasi bercorak polkadot dengan warna dasar coklat tua itu. Orang-orang sudah bergegas untuk pergi mengingat rapat -perdebatan-tadi memakan waktu makan siang mereka.

Yunho melirik sekilas kearah Junsu yang masih berkutat dengan kertas yang ada di hadapannya. Ia terlihat begitu serius jika beurusan dengan pekerjaannya. "Apa kau tidak lapar?"

"Tentu, kau pikir aku robot?!" balasnya tanpa melihat ke arah Yunho.

Yunho mendecak. "Makan sianglah bersamaku. Aku akan menraktirmu."

"Tidak. Melihat wajahmu membuatku kehilangan selera makan."

"Kim Junsu! Aku calon kakak iparmu." Kata Yunho meninggikan nada bicaranya.

Junsu memiringkan kepalanya sambil terkekeh kecil. "Apa aku tidak salah dengar? Kau harus menambahkan kata 'dulu' Jung. Sekarang kau tidak lagi."

Yunho bungkam dibuatnya. "Jika kau menolak, aku akan membatalkan kotrak ini." sahut Yunho yang meninggalkan ruangan rapat terlebih dahulu tanpa mendengar raungan tidak setuju dari Junsu yang nampak murka.

_______^^_______

Dan sinilah mereka. Di sebuah restoran terkenal di pusat kota Seoul. Restoran Eropa bergaya klasik yang menjadi pilihan Yunho.

Tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari keduanya sejak mereka sampai lima menit lalu. Mereka hanya memesan makanan dan menikmati anggur yang di sediakan sebagai bonus VIP member yang dimiliki Yunho.

Lelaki tampan itu terdiam karena ia sibuk mencari waktu yang tepat untuk menanyakan satu hal kepada Junsu. Alasan ia mengajak lelaki manis itu untuk makan siang bersamanya. Junsu mengetahui hal itu dan sebisa mungkin ia tidak ingin berdua dengan orang yang sudah membuat kakaknya pergi. Lebih tepatnya ia mengindari lelaki di hadapannya ini. Tapi ia malah terjebak dengannya.

"Apa kau masih tidak mau memberitahuku?" tanya Yunho langsung.

Junsu terdiam sesaat sebelum berkata, "kau tahu apa jawabanku." Balasnya.

"Aku mencintainya." Ujar Yunho yang sedikir membuat Junsu terkejut. Yunho belum pernah mengatakan hal ini sebelumnya. "Kau terlambat." Balasnya.

"Mungkin sekarang Jaejoong hyung sudah mendapatkan penggantimu. Atau mungkin dia sudah menikah tanpa sepengetahuan kami."

Hell No!

Wajah Yunho mengeras mendengar Junsu dengan entengnya mengatakan hal yang tidak mau ia bayangkan. "Aku tidak akan membiarkannya. Aku akan merebut kembali seseorang yang seharusnya menjadi milikku." Sahut Yunho.

Junsu menghela nafas. "Kau tahu keberadaan Jaejoong dan kalian menyembunyikannya dariku. Benar?" tanya Yunho kali ini. Junsu menatap Yunho dan mengangguk. Tidak ada lagi yang harus disembunyikan. Lelaki ini hanya akan membuatnya bingung dengan terus menanyai keberadaan Jaejoong.

"Dia memintanya. Jaejoong hyung tidak ingin kau tahu dimana dia. Karena itu kami tidak memberitahumu. Maaf."

Yunho terkesiap. Ini kali pertama ia melihat Junsu meminta maaf. Untuk apa?

"Sebaiknya kau menyerah. Dia memiliki kekasih dan akan menikah bulan depan." Ujar Junsu sambil menyatap makanannya yang baru saja datang. "A-apa?"

"Hm. Seperti yang kau dengar. Jaejoong hyung akan menikah. Kami belum pernah bertemu tapi Jaejoong hyung pernah memperlihatkan fotonya dan dia wanita yang sangat cantik."

Setelah mengatakan itu Junsu sama sekali tidak mendengar dentingan sendok dan pisau dari arah Yunho. Perlahan ia mengangkat kepalanya dan sedikit terpaku melihat ekspresi wajah Yunho. Apakah ia berkata berlebihan? Pikir Junsu merasa bersalah.

Yunho tidak lagi melanjutkan makanannya. Ia hanya menatap kosong ke arah gelas anggur merah di depannya. Apakah ia sudah-benar-benar- terlambat?

"Kurasa aku harus pergi." ujar Yunho nyaris tak terdengar dengan suara yang terkesan datar. Ia pergi begitu saja meninggalkan Junsu yang terpaku.

Crap. Ia benar-benar berkata berlebihan kali ini. "Oh Tuhan. Maafkan aku Jaejoong hyung." Gumamnya yang kehilangan nafsu makannnya.

London, England.

"Oppa! Bisakah kau mempecepat pekerjaanmu? Kita akan terlambat!" tuntut seorang gadis dengan sweater tebal berwarna pink.

"Pergilah. Aku akan menyusul setelah menyelesaikan pekerjaanku." Balas seorang lelaki cantik. Gadis di hadapannya mendecak. Dan memilih duduk di sofa yang terletak tepat di depan meja lelaki itu.

"Kim Jae Joong, kau membuatku kesal." Gertak gadis berambut hitam legam itu. "Apa kau memanggil nama lengkapku, Kimi Kwon?" balas Jaejoong menatap gadis di depannya.

"Apa aku harus mengulangnya? Kau membuatku kesal Kim Jae Joong!" pekiknya kali ini dengan nada yang lebih keras. Jaejoong menghela nafasnya. Gadis yang usianya 5 tahun di bawahnya ini memang sangat menjengkelkan jika sedang merajuk.

"Kimi, apa yang kau katakan?"

Jaejoong menghela nafas lega saat seseorang bertubuh jangkung masuk ke dalam. "Apa kau tidak mendengarnya? Apa aku harus mengulangnya?!"

"Ninomiya Kou, bisakah kau membawa kekasihmu pergi? Aku akan menyusul setelah aku menyelesaikan pekerjaanku."

Kou tersenyum dan meraih tangan Kimi mengajaknya untuk meninggalkan Jaejoong yang sepertinya tengah sibuk berkutat dengan berkas-berkas di tangannya. "Aku akan membuatmu menyesal! Aku akan merebut Jung Yunho darimu!!" teriak Kimi yang mendapatkan pekikan dari dua lelaki di ruangan itu.

Kimi mendesis. "What?" tantang gadis itu saat Jaejoong berdiri dari tempatnya. Pikirannya kembali buyar saat mendengar nama yang hampir satu tahun terakhir ini tidak pernah muncul di kepalanya. "Bisakah kau tidak menyebutkan nama itu?" tanya Jaejoong yang berubah serius. "Tidak. Karena aku tahu segalanya."

"Kimi, ayo. Sebentar lagi film kita akan mulai. Kau tidak ingin terlambat bukan?" celetuk Kou mengalihkan pembicaraan mereka.

"Besok pulanglah ke Jepang. Aku akan memesan tiket untuk kalian." Sahut Jaejoong akhirnya. Ia tidak ingin berdebat dengan sepupu kesayangannya itu. Keheningan melanda keadaan di sana. Dan Kimi berjalan mendekati Jaejoong.

"Oppa, kau tahu jika aku menyayangimu bukan?" tanyanya menatap Jaejoong dengan mendongakkan kepalanya karena perbedaan tinggi mereka. "Aku tidak ingin melihatmu seperti ini. Jun-chan sudah menceritakan semuanya padaku. Kau bisa mengatakan padaku siapa wanita yang merebutnya darimu, aku bisa memberinya pelajaran."

Jaejoong menyunggingkan senyumannya. Gadis di depannya benar-benar polos. "Sayangnya akulah orang yang merebut dia dari wanita itu, Kimi. Sudahlah. Kau masih terlalu kecil untuk mengerti semua itu. Dan terima kasih." Kata Jaejoong mengelus rambut halus gadis itu.

"Aku akan menenangkan pikiranku. Kalian berkencanlah, ok?" kata Jaejoong pergi.

_ I Love You_

Jaejoong memutuskan untuk berjalan-jalan di pinggir kota London. Nama orang yang diucapkan Kimi tadi masih terngiang dengan sangat jelas di telinganya, Jung Yunho.

Ia memejamkan matanya, berusaha untuk melupakan lagi wajah yang sudah lama sekali ingin ia lupakan. Kepergiannya dari Korea adalah untuk menghindari Yunho. Ia yakin jika ia jauh dari lelaki itu, Ia akan melupakannya. Tapi, sampai saat ini bayangan Yunho masih menghantuinya. Mungkin perasaannya akan lelaki sudah mulai menghilang secara perlahan, tapi ada perasaan aneh di hatinya setiap ia mengingat atau mendengar nama Yunho. Perasaan yang menyadarkannya jika Ia masih belum bisa untuk benar-benar melupakan lelaki bermarga Jung itu

"Kim Jaejoong!" Jaejoong menolehkan kepalanya saat mendengar suara asing yang memanggilnya. Ia mengerutkan keningnya melihat lelaki berkaca mata tengah menatap dengan wajah yang sangat terkejut. Seperti melihat hantu, mungkin?

"Kau Kim Jaejoong bukan?" tanyanya dengan nada melengking membuat Jaejoong menganggukkan kepalanya ragu. "Apa kau mengingatku? Aku Park Yoochun!"

Jaejoong mengerutkan keningnya dan terlihat berpikir keras untuk mengingat siapa lelaki di depannya ini. "Kita sekelas saat SMA dan aku teman Yunho!"

Oh Fuck. Jaejoong mengumpat dalam hatinya. "Begitukah?" tanya ragu dengan senyuman yang dipaksakan. "Shall we get something to eat?"Tanya Jaejoong yang mendapatkan anggukan setuju dari Yoohun, "sure!"

Dan untuk kesekian kalinya Jaejoong meruntuki dirinya karena tanpa sadar mengundang Yoochun. Dan itu artinya ia mengundang masa lalunya untuk datang kembali, "jadi kau pergi ke London," ujar Yoochun sambil menyesap kopinya. Jaejoong hanya memberikan anggukan. "Aku mengurus perusahaan Aboji di sini." jawabnya.

Terjadi keheningan sesaat di antara mereka. Mereka tidak begitu dekat saat SMA dan Yoochun adalah salah satu penyebab Yunho berpacaran dengan Jaejoong yang diakhiri dengan keputusan Yunho untuk melepas lelaki cantik itu. "Maaf."

Lelaki cantik itu menaikkah alisnya mendengar kata maaf dari Yoochun. "Karena aku dan Changmin-"

Jaejoong tahu arah pembicaraan ini. "Tak apa, aku bisa mengerti itu." potong Jaejoong tersenyum. "Itu masa lalu. Dan saat itu adalah masa-masa kita bermain. Aku tidak mempermasalahkan itu, kau tidak perlu meminta maaf." Bohong Jaejoong.

"Yunho mencarimu."

DEG

Jaejoong tertegun. "Aku dengar kau akan menikah bulan dengan. Dan Yunho gila karena itu." Jaejoong membulatkan matanya. "Apa!?" tanyanya dengan nada tinggi.

Ia tidak mendengar Yoochun mengenai keadaan Yunho, ia berteriak karena lelaki chubby itu baru saja mengatakan jika Ia akan menikah?!

"Yunho mengatakannya padaku beberapa minggu lalu. Dia mendengar dari Junsu jika kau akan menikah dengan seorang wanita cantik."

Jaejoong menggaruk kepalanya. Ia ingin membunuh adiknya detik ini juga. "Apa itu benar?"

Belum sempat ia membalas pertanyaan Yoochun, seseorang menyapa lelaki cantik itu. "Jae, what are you doing here baby?" tanya seorang lelaki bersuara berat sambil mendaratkan sebuat ciuman panas ke bibir Jaejoong yang terlihat meresponnya, melupakan Yoochun yang saat ini terngaga melihat pandangan di depannya.

"Ah, maaf." Kata Jaejoong sadar dan melepaskan ciumannya. "Kekasihku bukan seorang wanita. Orang ini adalah kekasihku. Kenalkan, Choi Seung Hyun." Kata Jaejoong

"Dan kami belum berencana untuk menikah." Tekan Jaejoong membuat Yoochun menganggukkan kepalanya. Yoochun tahu siapa lelaki yang ada di samping Jaejoong sekarang, seorang model Korea yang tengah mendapatkan popularitas tinggi di hampir seluruh penjuru dunia fesyen.

"Kurasa perbicangan kita harus berhenti. Aku harus menyelesaikan beberapa urusan." Sahut Yoochun melirik tidak nyaman kearah Seung Hyun yang mengabaikannya. Jaejoong hanya memberikan anggukanya. "Sampai jumpa, Jae." kata Yoochun yang kemudian pergi dari hadapan Jaejoong.

"Dia terlihat membenciku." Sinis Seung Hyun. "Maaf. Aku tidak bermaksud menyeretmu dalam urusanku." Kata Jaejoong malas sambil melepaskan rangkulan lelaki itu yang membuatnya tidak nyaman.

"Aku sama sekali tidak keberatan dengan itu. Aku bisa menikah denganmu."

Jaejoong membuang wajahnya. Ia melakukan suatu kesalahan besar, sepertinya. "Kau tahu jika aku tidak akan pernah melakukannya." Balas Jaejoong ketus.

Seung Hyun memberikan tawa renyah sambil menyesap kopi milk Jaejoong. "Kau masih memikirkan tunanganmu-ah maaf, maksudku mantan tunanganmu?" tanyanya dengan nada mengejek yang dibenci oleh Jaejoong. Well, ia membenci semua yang ada pada lelaki di depannya, tapi ia sama sekali tidak bisa menolak apa yang Seung Hyun berikan -seperti mencium, bercinta dan hal-hal dewasa lainnya- kepadanya. Ia lelaki dewasa sekarang dan ia membutuhkan semua itu, ok? Dan ia tidak peduli lagi dengan adanya cinta atau perasaan diantara mereka. Seung Hyun merasa puas dan dia cukup menikmatinya.

"Bisakah kau tidak membicarakannya? Aku sangat bosan mendengar orang menyebut dia hari ini." ketus Jaejoong memijit keningnya, berusaha untuk menghapus nama Yunho yang terus berputar-putar di kepalanya. "As you wish baby. So, come to my room tonight-" seringai Seung Hyung, "please?" tambahnya.

"Sure." Balas Jaejoong yang memilih bangkit dan berjalan menuju pintu keluar. Langkahnya terhenti saat tangan Seung Hyun menariknya dan membuat tubuh kurusnya terlempar ke dalam pelukan lelaki berwajah tegas itu. Dengan cepat lengan kekar itu meraih tengkuk leher Jaejoong dan mencium lelaki cantik itu ganas. Membuatnya mendesah dan melemaskan lututnya.

"Fuck! Not here, jerk!" umpat Jaejoong setelah berhasil melepaskan diri dari cengkraman model yang hanya memberikan seringain berarti. "Aku akan kembali ke studio dan aku akan merindukanmu, Jae. Tubuhmu lebih tepatnya." Kikiknya beranjak pergi setelah mendaratkan kecupan singkat di pipi Jaejoong yang tidak ambil pusing dengan itu, kecuali melihat Yoochun yang menatapnya nanar.

Jaejoong membulatkan matanya. Tidak, bukan karena ia terkejut dengan keberadaan Yoochun. Tapi lelaki yang ada bersama Yoochun saat ini. Jung Yunho.

Dan ia tidak tahu lagi, ia merasakan waktu seakan berhenti berasamaan dengan detak jantungnya yang berdetak berkali-kali lipat lebih cepat. Dan Ia bisa melihat keterkejutan Yunho di dalam matanya.

"Jae."

_TBC_

Don't be silent reader ok?

and Don't forget to read, vote or maybe comment :D

See ya!

Continue Reading

You'll Also Like

212K 24.1K 18
YunJae / YAOI / M / DLDR /Mpreg WARNING : CHAPTER TIDAK LENGKAP Kisah Kim Jaejoong, seorang ratu kerajaan korea selatan yang di gulingkan dari singga...
93.4K 9K 16
"SIAPAPUN YANG MASUK KE RUMAH INI, MAKA NASIBNYA AKAN SAMA DENGANKU!" Sepucuk surat yang ditulis oleh Rahmi - seorang kembang desa, sebelum mengakhir...
498K 5.3K 88
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
111K 11.8K 13
Apa jadinya jika seorang idola layaknya dewi Aphrodite bertemu dengan ketua mafia kejam? Kisah cinta, perselingkuhan, dan perjuangan untuk bersama.