Our Little Secret [S.M]

Por redlightss

1.3M 87.6K 9.1K

Namanya Elena, gadis kutu buku, pintar, pendiam dan dingin. Penampilannya yang serba ketinggalan zaman itu ta... Mais

[1] The Madison Sisters
[2] Shawn Peter Raul Mendes
[3] My prince charming
[4] Enemy
[5] A little sacrifice
[6] The Bully
[7] Advances
[8] The Day
[9] Confession Letter
[10] That Smile
[11] A Team
[12] Hatred
[13] YOU??!
[14] Warnings
[15] Decision
[16] Unexpected
[17] You Ruined Everything
[18] The Truth
[19] Beaten
[20] Thanks and I'm sorry
[21] His Efforts (1)
[22] His Efforts (2)
[23] Performing Arts
[24] Disobience
[25] A Million Little Lies
[26] I.S.A.R
[27] The Magcon Spies
[28] Revelations
[29] Double Date
[30] Worry
[31] Weird Feelings
[32] One Chance
[33] Strike!
[34] The Kitten's Guardian
[35] Centre Island Festival
[36] His Secret
[37] Br(ok)en
[38] Holiday
[39] Behind Those Glasses
[40] Truth or Dare
[41] The Kiss
[42] Avoiding
I M P O R T A N T
[43] The Unexpected Meeting
[44] One Stupid Question
[45] Do You Like Her?
[46] Competition
[47] Concern
[48] His Other Side
[49] First Wish
[50] Who Do You Love?
[51] Fight
[52] Plans
[53] Nash's Little Trick
[54] Choices & Far Away
[55] Threads
[56] Anger
[57] Shawn's Birthday
[58] The Painful Truth
[59] Dissaproval
[60] Everybody's Hurting
[61] The Past [1]
[62] The Past [2]
[63] Letting Go
[64] Last
Epilog
Important: Delete soon
Trouvaille
Extra: Rain, Chocolate and You

Prolog

88.2K 3.4K 39
Por redlightss

Malam itu, hujan turun semakin deras, membasahi jalanan kota Ontario. Bulir-bulir air kian berjatuhan membuat tetesan-tetesan itu mengeluarkan ritme yang sama. Suara gemuruh petir kian menggelegar bersamaan dengan kilat yang berkilauan menerangi malam.

Ia berlari dengan langkah gontai. Tubuhnya menggigil kedinginan akibat air hujan yang turun kian menghantam tubuhnya. Namun ia tidak peduli, yang ada dipikirannya saat ini hanyalah ia harus terus berlari dan menambah kecepatannya, tidak ingin lagi menyaksikan pemandangan yang kian menyayat hati. Berharap bulir-bulir air hujan yang kian menerpa tubuhnya dapat membawa pergi rasa sakit dan sesak di dada.

Tidak peduli seberapa keras orang itu menyerukan namanya. Memanggil dan memintanya untuk berhenti. Ia tidak peduli lagi. Ia tidak perlu lagi mendengarkan penjelasan apapun. Baginya semua kejadian yang baru saja terjadi sudah cukup untuk menjelaskan semuanya.

Napasnya sesenggukan, kedua matanya memerah akibat air mata yang kian mengalir bersaman dengan air hujan yang meliuk-liuk di pipi mulusnya.

Ia masih saja berlari, hingga satu genggaman keras mendarat di lengannya, membuatnya harus menghentikan langkah. Genggaman itu menghentakkan tubuhnya untuk berbalik secara paksa.

Ditatapnya lurus-lurus manik mata laki-laki di hadapannya. Laki-laki yang sangat ia sayangi. Namun kini rasa sayang itu telah hancur berkeping-keping, rasa itu telah tandas semenjak ia menyaksikan kejadian yang sedikit demi sedikit telah membunuh hati dan jiwanya. Kini bukan lagi kasih sayang yang terpancar dari kedua iris mata itu. Namun kebencian, kemarahan, jijik dan kecewa.

Dihentakkan lengan itu dengan keras agar genggamannya terlepas. Kemudian ia melangkah mundur.

Selangkah, dua langkah.

Penampilan lelaki itu terlihat kacau. Napasnya memburu seolah beradu dengan derasnya air hujan yang turun, rambut pendeknya turun menutupi setengah dahi karena basah, bulir-bulir air hujan yang mendarat di wajahnya mengalir hingga ke dagu dan menetes-netes. Kedua bola mata itu bergerak gelisah, menatapnya dengan binar penyesalan juga merasa bersalah.

"Kumohon dengarkan penjelasanku dulu, please. Ini tidak seperti yang kau kira--"

PLAK!

Satu tamparan keras mendarat di pipi kanannya, membuat ucapannya terhenti kala itu juga.

Berusaha mengatur napasnya yang tersengal akibat menangis dan menggigil kedinginan, ditatapnya laki-laki itu dengan pandangan tak percaya, lantas menoleh ke arah lain, ke arah perempuan yang berdiri di belakangnya.

Perempuan yang sangat ia percayai, perempuan yang menyandang nama belakang yang sama dengannya.

Perempuan itu menatapnya dengan tatapan datar, seakan tidak memiliki perasaan bersalah sedikitpun di wajahnya.

Lalu kedua matanya beralih memandang lelaki itu lagi. Dengan bibir yang bergetar akibat kedinginan ia berusaha untuk berkata-kata. Ia berusaha untuk berbicara.

"I don't believe this," bisiknya lirih seraya menatap keduanya bergantian. Dihapusnya kasar air mata yang telah bercampur dengan air hujan menggunakan punggung tangan. "Aku tidak percaya, kedua orang yang sangat aku sayang dan kupercayai ternyata mengkhianatiku dengan cara seperti ini."

Dihampirinya perempuan itu dengan langkah gontai dan tubuh yang bergetar karena kedinginan. Lalu di tatapnya manik mata itu lekat-lekat. "Kenapa?" Tanyanya dengan suara yang penuh isak.

Tidak ada jawaban yang terdengar.

"Jawab aku."

Belum juga ada jawaban.

"Kenapa kau melakukan hal ini padaku?"

Continuar a ler

Também vai Gostar

11.6K 1.6K 36
Petrikor. Novel ini berkisah tentang seorang Gadis petualang bernama vega. Petrikor adalah Aroma khas hujan ketika bercumbu mesra dengan tanah kering...
955K 78K 28
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
Mine Por N U N I A

Ficção Adolescente

1.8M 26.8K 5
Ternyata hanya karena obsesi tidak berguna anda itu? Oh! Selamat, anda sudah membuat saya jatuh sejatuh jatuhnya. -Leonna Abela Vataro- Murid trublem...
762K 76.1K 53
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...